Anda di halaman 1dari 1

Definisi Manifestasi klinik

Penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang Etiologi


HIV/AIDS dalam kehamilan adalah Terdapat paling sedikit 2 gejala mayor dan 1 gejala
minor dan tidak ada sebab-sebab a) Layanan ANC untuk ibu Tes Laboraturium serologis Penyebab kelainan imun HIV/AIDS adalah suatu agen viral
salah satu penyakit menular seksual yang disebut HIV dari kelompok virus yang dikenal retrovirus
imunosupresi yang lain seperti kanke, malnutrisi berat, hamil 1. Tes antibody serum
pada ibu hamil. Kehamilan dapat atau pemakaian b) Konseling & Tes HIV
yang disebut Lympadenopathy Associated Virus (LAV) atau
menyebabkan gejala klinis HIV 2. Tes Blot Western Human T-Cell Leukimia Virus (HTL-III yang juga disebut
kortikosteroid yang lain. Gejala mayor tersebut adalah sukarela Human T-Cell Lymphotropic Virus (retrovirus). Retrovirus
meningkat. Sementara wanita hamil penurunan berat badan lebih c) Pemberian ARV
3. Tes Urine
mengubah asam rebonukleatnya (RNA) menjadi asam
mengalami perkembangan gejala HIV dari 10%, diare kronik lebih dari 1 bulan, dan demam d) Konseling pemberian 4. Tes PHS deoksiribunokleat (DNA) setalah masuk kedalam sel pejamu
lebih cepat dari wanita yang tidak lebih dari 1 bulan makan bayi 5. Tes darah (Nurarif, 2016) HIV/AIDS dapat ditularkan melalui cara-cara
(kontinu/intermitten). Sedangkan Gejala minor adalah e) Layanan persalinan yang berikut:
hamil, tidak ada perbedaan dalam 6. Tes ELISA 1. Melakukan hubungan seksual dengan seorang yang
batuk lebih dari 1 bulan, aman
seberapa cepat mereka terkena atau dermatitis prutik umum, herpes zoster recurrens, terinfeksi HIV/AIDS
f) Dukungan psikososial 2. Tranfusi darah yang mengandung virus HIV/AIDS (darah
meninggal karena AIDS (Reeder, kandidiasis oro-faring, dan perawatan penderita HIV/AIDS)
2011) limfadenopati generalisata, dan herpes simpleks
3. Memakai alat suntik, akupuntur, tato, tindik, silet potong
diseminata yang kronik progresif rambut yang sudah dipakai orang yang terinfeksi HIV/AIDS
(Listiana, 2017). (tanpa proses sterilisasi alat)
4. Penularan dari ibu ke anak (hubungan prenatal)
5. Melalui Air Susu Ibu (ASI) (Reeder, 2011)
Patofisiologi
Virus masuk ke dalam tubuh ibu hamil melalui perantara darah, semen, dan
sekret vagina. Sebagian besar (75%) penularan terjadi melalui hubungan
seksual. HIV awalnya dikenal dengan nama Lymphadenopathy associated virus Pengkajian

ASKEP IBU
(LAV) merupakan golongan retrovirus dengan materi genetik ribunucleic acid
(RNA) yang dapat diubah menjadi deoxyribonucleic acid (DNA) untuk Tanyakan gejala yang dialami ibu hamil dengan
diintegrasikan ke dalam sel pejamu dan di program merabentuk gen virus. HIV/AIDS seperti flu, demam, menggigil, BB
Virus ini cenderung menyerang sel jenis tertentu, yaitu sel-sel yang mempunyai
menurun, mual, muntah dan stomatitis (Haryono,

HAMIL DENGAN
antigen permukaan CD4, terutama limfosit T yang memegang peranan penting
dalam mengatur dan mempertahankan sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV
2019 dan Prawirohardjdo, 2009), harapan terhadap
memberikan gambaran klinik yang tidak spesifik dengan spektrum yang lebar, kehamilan, emosional, perilaku pasangan terhadap
mulai dari infeksi tanpa gejala (asimptomatik) pada stadium awal sampai pada kehamilan, support system, budaya, aktivitas
gejala-gejala yang berat pada stadium yang lebih lanjut. Setelah diawali dengan seksual, persiapan persalinan dan parenting

HIV/AIDS
infeksi akut, maka dapat terjadi infeksi kronik asimptomatik selama beberapa (Hutahaean, 2009)
tahun disertai replika virus secara lambat. Kemudian setelah terjadi penurunan
sistem imun yang berat, maka tetriadi berbagai infeksi oportunistik dan dapat
dikatakan klien telah masuk pada keadaan AIDS. Perjalanan penyakit lambat
dan gejala-gejala AIDS rata-rata baru timbul 10 tahun sesudah infeksi pertama,
bahkan bisa lebih lama lagi. Transmisi HIV dari ibu kepada janin dapat terjadi Rencana Askep
pada saat kehamilan mencapai 5-17%, saat persalinan 10-20%, dan saat
pemberian ASI 10-20%. Kelainan yang dapat terjadi adalah rupture membrane
premature, kematian janin, pelahiran premature, dan berat bayi lahir rendah. 1) Kaji adanya riwayat infeksi
replika virus secara lambat. oportunistik
2) Kaji adanya tanda dan gejala infeksi
(mis.,demam, menggigil, dispnea,
Daftar pustaka Evaluasi Implementasi Diagnosa Keperawatan
kelemahan/keletihan, lesi pada mulut,
1.Elisanti, Alinea Dwi (2018). HIV AIDS, Evaluasi keperawatan merupakan Setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya
diare, disuria)
Ibu Hamil dan Pencegahan pada Janin.
kegiatan akhir dari proses diterapkan tindakan yang nyata untuk mencapai Diagnosa yang dapat muncul adalah:
Yogyakarta: CV BUDI UTAMA
keperawatna, dimana perawat menilai hasil yang diharapkan berupa berkurangnya atau 3) Observasi tanda-tanda vital
2.Fatimah & Pratiwi, A.M. (2019). Patologi 1) Ansietas berhubungan dengan
Kehamilan: Memahami Berbagai Penyakit hasil yang diharapkan terhadap
hilangnya masalah ibu. Pada tahap implementasi ini 4) Jelaskan tentang obat, dampak
& Komplikasi Kehamilan. Yogyakarta : terdiri atas beberapa kegiatan, yaitu validasi rencana kurangnya pengetahuan 2) Risiko
PUSTAKA BARU PRESS
perubahan diri ibu dan menilai sejauh keperawatan, menuliskan atau mendokumentasikan HIV/AIDS pada kehamilan dan janin,
mana masalah ibu dapat diatasi. infeksi oportunistik berhubungan
3.Haryono, Rudi dan Maria Putri (2019). rencana keperawatan, serta melanjutkan serta gejala komplikasi/infeksi
Keperawatan Medikal Bedah 2. Yogyakarta: Disamping itu, perawat juga pengumpulan data. Dalam implementasi dengan imunitas dapatan yang tidak
PUSTAKA BARU PRESS keperawatan, tindakan harus cukup mendetail dan oportunistik
4.Nurarif, Amin Huda (2016). Asuhan
memberikakn umpan balik atau adekuat
Keperawatan Berdasarkan Penerapan pengkajian ulang, seandainya tujuan
jelas supaya semua tenaga keperawatan dapat 5) Anjurkan klien untuk melanjutkan
menjalankannya dengan baik dalam waktu yang 3) Intoleransi aktivitas berhubungan
Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam yang ditetapkan belum tercapai, maka telah ditentukan. Perawat dapat melaksanakan
terapi obat antiretrovirus yang
Berbagai Kasus. Yogyakarta: Penerbit
dalam hal ini proses keperawatan dengan kelemahan
Mediaction Jogja langsung atau bekerja sama dengan para tenaga diprogramkan dengan rutin
5.Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. dapat dimodifikasi (Mitayani, 2011) pelaksana lainnya. (Mitayani, 2011) (Hijau & Wilkinson, 2012)
(2016). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Timur Tahun 2016. Surabaya: Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai