Anda di halaman 1dari 1

Semenjak Covid-19 melanda negeri, mau tak mau sebagai orangtua juga kebagian ikut andil

menemani dan mendampingi anak-anak dalam proses belajar daring dari rumah. Anjuran
belajar dari rumah sesuai aturan pemerintah mulai 16 Maret 2020. Lebih dari satu tahun belajar
daring dirasakan anak-anak termasuk orang tua yang mendampingi akibat Covid-19 melanda
negeri ini.
Mengasuh dan mendampingi anak belajar dari rumah nyatanya tidak mudah. Pasalnya, tidak
semua orangtua punya kemampuan untuk mengajar meski mendidik anak sejatinya juga tugas
orangtua. Ditambah tantangan sinyal internet yang terkadang bermasalah. Di sisi lain orangtua
juga harus meng-upgrade pengetahuannya di semua bidang pelajaran dalam waktu singkat
untuk bisa membantu anak-anak selama proses belajar daring ini. Sementara dari sisi anak-anak
khususnya yang masih duduk di bangku SD, proses belajar daring ini seringkali tidak efektif
khususnya buat anak-anak yang memiliki masalah konsentrasi. Hal ini menjadi PR tambahan
untuk orangtua juga yang masih memiliki anak yang duduk di bangku SD.
Kondisi yang serba mendadak tapi mendesak dalam waktu singkat ini tak ayal membuat
orangtua yang sibuk menjadi semakin sibuk dan menambah kelelahan jiwa dan raga. Hal ini
yang membuat orangtua, khususnya ibu menjadi mudah tersulut emosi dan kehilangan
kesabaran. Tentunya keadaan ini akan berdampak buruk pada kejiwaan anak-anak.
Karena itu peran ayah sangat dibutuhkan dalam hal ini mengingat pendidikan anak-anak
sejatinya adalah tanggung jawab kedua orang tua, ayah dan ibu. Misalnya dengan berbagi mata
pelajaran yang akan diajarkan pada anak-anak sebagai tambahan dari penjelasan guru.
Di sisi lain kondisi ini memiliki sisi positif bagi orangtua. Saat belajar daring ini, mau tak mau
orangtua pun dituntut untuk belajar dan membaca lagi. Dalam proses mendampingi anak-anak,
kedekatan antara anak dan orangtua bertambah. Selama ini orangtua hanya “terima jadi”
dengan pendidikan anak dan menyerahkan semuanya pada guru di sekolah. Selama proses
belajar daring ini, orangtua dituntut untuk menjaga antusiasme anak-anak sekaligus menjawab
semua pertanyaan termasuk keluhan dan kebosanan anak-anak.
Hal ini membuat orangtua harus kreatif dengan berbagai cara, games, permainan atau hadiah.
Sekitar setahun terakhir kegiatan belajar daring perlahan-lahan mulai berkurang dan kegiatan
belajar offline kembali aktif. Keputusan ini tentu saja melegakan tidak hanya untuk orangtua,
tapi juga anak-anak. Namun trend perkembangan kasus Covid-19 yang meningkat akhir-akhir ini
tak urung membuat sebagian besar orangtua khawatir.
Semoga saja keadaan akan semakin membaik dan kegiatan pendidikan dan aktifitas offline
anak-anak tidak terganggu.

Anda mungkin juga menyukai