Anda di halaman 1dari 51

Tugas Permesinan Bantu(praktek)

Kelas T7D
Angkatan 55
Kelompok 1:
1. ALUSIUS RISKI HERNANDA
2. ANARTA FUADI ARDIANSYAH
3. ANGGARA FEBRANU RIFANI
4. ANNAS IBNU MALIK
5. BONANTA SRI ARYANI
6. DAMAR SRI ARYANI
7. DEFRI RESPATI PRADANA
8. FAJAR NUR FALAH FAHMI
9. JAVIER DELLYTERO F KAYADOE
10. KARAN DWO WIDAGHO
11. M. LUTFI KHAKIM

MOCHRIZAL APRILIANTO
SILABUS XIII

DEMO MESIN PENDINGIN (REFRIGERATING MACHINE) KONSTRUKSI, CARA

PENGOPERASIAN DAN CARA MEMONITORING

A. Pendahuluan

1. Sejarah Mesin Pendingin


Manusia sudah lama berusaha untuk dapat menyimpan bahan makanan untuk dapat
bertahan lama, berbagai cara telah mereka temukan di antaranya dengan cara dikeringkan,
diasinkan, diasapkan, diberi rempah – rempah, didinginkan dll. Diantara cara – cara pengawetan
tersebut dengan cara didinginkan dianggap paling baik karena bahan makan yang telah
didinginkan akan tetap segar dan tidak akan mengalami perubahan rasa, warna, dan, aromanya,
disamping itu segala aktivitas yang menyebabkan pembusukan akan terhenti sehingga bahan
makanan yang didinginkan akan bertahan lama. Cara pendinginan yang dilakukan waktu itu masih
sangat sederhana dan sekitar tahun 1987 seorang berbangsa Amerika yang bernama Yoseph Mc
Creaty membuat instalasi pendinginan pertama kali dan kemudian sampai sekarang penemuan itu
dikembangkan oleh ahli–ahli instalasi pendinginan untuk mencapai kesempurnaannya.

Dalam bidang perikanan sistem pengawetan dengan cara pendinginan ini pun telah berkembang
diantaranya telah kita ketahui bahwa para nelayan telah mengawetkan hasil tangkapan dengan Es,
banyak didirikan tempat – tempat penyimpanan ikan seperti : Cold Room, Cold storage, dll, serta
tidak sedikit kapal kapal perikanan yang dilengkapi dengan intalasi pendingin. Dimana pada
dasarnya proses pendinginan makanan ini akan berlangsung secara baik apabila memenuhi 3 (tiga)
faktor utama yaitu:
a. Bahan alat pendinginan yang digunakan.
b. Ruang pendinginan (tempat menyimpan bahan makanan yang didinginkan).
c. Cara penempatan / pengaturan bahan makanan yang didinginkan.

2. Arti Pendinginan
Pendiginan adalah suatu proses penyerapan panas pada suatu benda dimana setiap benda
akan mempunyai kandungan panas yang besar tergantung dari temperatur benda tersebut.
Benda yang bertemperatur tinggi akan mempunyai kandungan panas lebih banyak dibandingkan
benda yang bertemperatur rendah, dan apabila kandungan panas suatu benda itu diserap maka
benda tersebut akan kehilangan panas akibat temperatur benda akan menjadi dingin.

Penyerapan panas dengan cara apapun juga ini akan terhenti apabila benda yang didinginkan telah
mencapai temperatur -2730C (O0 Kelvin) dan ini merupakan titik terendah dari proses
pendinginan.
Proses pendinginan suatu benda dapat terjadi dengan cara:

a. Alam
Proses ini terjadi karena peristiwa alam sekitar kita misalkannya, di daerah yang mempunyai
iklim dingin didaerah pegunungan, di kutub utara dan selatan.
b. Buatan
Ini dapat terjadi dengan cara:

1) Non mekanik yaitu, mengunakan benda yang lebih dingin untuk mendinginkan benda
lain misalnya, pendinginan ikan dengan Es.
2) Mekanik yaitu, mengunakan mesin untuk pendinginan contohnya, lemari Es, Cold
Room, Cold storage dllnya.
Pendinginan buatan secara mekanik dapat dilakukan dengan 2 (dua) sistem yaitu:
 Sistem Kompresi
 Sistem Absorpsi
a) Mesin Pendingin Kompresor
Cara kerja mesin ini berdasarkan pergantian antara pencairan dan penguapan suatu zat
tertentu yang disebut médium atau refrigerant. Panas penguapan yang diperlukan untuk
penguapan diambil dari ruangan sekeliling yang didinginkan, dan kemudian panas ini dikeluarkan
dalam proses kondensasi.
Mesin pendingin sistem kompresi memerlukan peralatan-peralatan pokok yaitu: kompresor,
kondensor, receiver, katup expansi, dan evaporator.
Cara kerjanya ialah sebagai berikut:
Medium dalam bentuk gas dengan tekanan rendah, dihisap oleh kompresor, kemudian dipadatkan
(kompresi) sampai tekanan ± 10 bar. Gas bertekanan tinggi (juga suhunya tinggi), dialirkan ke
kondensor, dan akibat pendinginan gas tadi akan mencair dengan tekanan tetap. Jadi panas
penguapan médium diambil oleh air pendingin (air laut) didalam kondensor. Sesudah mencair
médium akan mengalir kepengumpul dan katup ekspansi, selama mengalir melalui katup
ekspansi. Selama mengalir melalui katup ini cairan seolah–olah “dicekik” sehingga terjadi
penurunan mendadak, akibatnya sebagian cairan akan menguap, dan menyerap panas dari
sekitarnya dan juga dari sisa cairan yang ada, sehingga menyebabkan suhu cairan turun. Cairan ini
selanjutnya masuk kedalam evaporator ini akan menguapkan médium yang berada didalamnya.
Untuk menguapkan suatu zat selalu diperlukan panas, dan disini panas diambil dari sekililing
evaporator, karena penguapan berjalan terus, maka panas yang diambil dari ruangan sekililing
juga lebih banyak, sehingga suhu ruangan tadi menjadi terus menerus turun juga.

3. Tujuan Pendinginan
Pemakaian mesin pendingin atau sering disebut mesin es, dikapal dimaksudkan untuk:

a) Mendinginkan ruangan–ruangan untuk menyimpan vahan makanan, agar dapat tahan lama.
Ruangan - ruangan tersebut tergantung pada suhu yang diperlukan diesbut kamar beku,
(frezzer room) dengan suhu dibawah 0 0C dan disebut kamar dingin (cool room) apabila
suhunya diatas 00C.
b) Mendinginkan air untuk keperluan domestic atau membuat es.
c) Mendinginkan ruangan muatan
d) Mendinginkan ruangan tempat tinggal misalnya di cabin, salón dan sebagainya.

Ditinjau dari cara penggeraknya kompresor unit dibagi atas:


a) Jenis unit terbuka

Di sini kompresor dan motor penggerak masin–masing berdiri sendiri untuk memutarkan
kompresor dipergunakan ban (belt) motor penggeraknya biasanya adalah motor listrik atau diesel.
b) Semi hermetic unit (unit semi hermetis)

Di sini kompresor dan motor listrik juga berdiri sendiri – sendiri, tetapi dihubungkan sehingga
seolah – olah menjadi satu buah. Untuk memutarkan kompresor, poros motor listrik dihubungkan
dengan poros kompresornya langsung.
c) Hermetic unit (unit hermetis)

Di sini kompresor dan motor listrik benar – benar menjadi satu unit yang tertutup rapat.
Kelemahannya bila terjadi kerusakan pada kompresor atau motor listrik sulit untuk diperbaiki.
Keuntungannya ialah bahwa bentuknya dapat menjadi lebih kecil, tidak memakan tempat,
harganya relatif murah, cocok sekali unit kompresor – kompresor pada domistic refrigerator
(dayanya kecil). Di sini pemindahan daya dari motor listrik kekompresor dapat menjadi lebih
sempurna.

B. HUBUNGAN SUHU DAN TEKANAN

1. Tekanan (Pressure)
Besarnya gaya yang bekerja pada satuan luas bidang disebut tekanan.

Tekanan = gaya tekan satuan = kgf/m2, gf/m2, lb/in2


luas bidang tekan

Satuan tekanan dalam sistem MKS: Paskal dan yang lebih besar kilo Paskal (Kpa).
1 paskal (Pa) = tekanan 1 newton (N) pada luas 1 meterpersegi = 1 N/m2.
Semua benda, padat, cair dan gas mempunyai tekanan.

a) benda padat memberikanan tekanan kepada benda lain yang menunjangnya msalnya kaki
lemari es memberikanan tekanan pada lantai.
b) cairan di dalam bejana memberikan tekanan kepada dinding dan alas bejana itu.
c) gas di dalam tabung memberikanan tekanan kepada tabung, tekanan gas dalam tabung
memberikan tekanan kepada tabung, tekanan gas dalam tabung dipengaruhi oleh suhu
danjumlah gasnya.
Kerja suatu mesin pendingin sebagian besar tergsntung dari perbedaan tekanan di dalam sistem.

Kita harus mengerti arti macam – macam tekanan yang berhubungan refergerasi.

Tekanan Tersebut ada 3 (tiga) macam :

1. tekanan atmosfer
2. tekanan manometer
3. tekanan absolut atau mutlak
a) Tekanan Atmosfer (Atmosfer pressure)
Udara mempunyai berat karena di tarik gaya tarik bumi, berat inii menyebabkan suatu
tekanan yang menuju ke segala arah dan disebut Tekanan atmosfir. Makin tinggi dari
permukaan bumi lapisan udara makin tipis. Hal ini disebabkan karena gaya tarik bumi makin
tinggi makin berkurang.
Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara. Besarnya tekanan udara. Besarnya
tekanan atmosfir dapat diketahui dengan barometer (air raksa). Sebagai setandar tekanan
atmosfir di ambil tekanan pada air laut . 1 atmosfir (atom) pada barometer air raksa tiinggi
760 mmhg = pada 00 c=29,92 inch Hg.
Setiap kenaikan dari 10 m dari permukaan air laut, air raksa dalam tabung barometer akan
turun rata-rata 1 mm. Di atas gunung yang tingginya 3.000 m, barometer akan menunjukan
tekanan 760-300 = 460 mm Hg. Makin kita naik gunung, makin berkurang tekanan atmosfir
yang kita alami, sebaliknya semakin banyak kita menyelam kedalam laut, tekanan yang kita
alami makin besar, karena kita alami tekanan atmosfir di tambah tekanan air.
Tekanan yang kurang dari 1 atsmosfir disebut vakum sebagian, tekanan yang sudah tidak
dapat diturunkan lagi adalah vakum 100%=

- vakum 1 atmosfir

- 0 paskal (Pa)

- 0 mikron
Untuk mengukur satuan vakum, Pascal (Pa) lebih banyak di pakai dari pada kilo paskal (kPa)

b) Tekanan Manometer (Gauge pressure)


Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan uap air dalam ketel uap atau tekanan gas
dalam suatu tabung. Sebagai standar tekanan manometer, tekanan atmosfir pada permukaan
air laut di ambil sebagai 0, dengan satuan kg/cm2 atau PSIg. Jadi peda permukaanair laut,
tekanan atmosfir1,033 kg/cm2 tekanan manometer.
c) Tekanan Absolut (Absoluto Pressure)
Tekanan absolut adalah tekanan yang sesungguhnya jumlah tekanan manometer dan tekanan
atsmosfir pada setiap saat disebut tekenan absolut. Titik 0 pada pada tekanan absolut adalah
vakum 100 % atau tidak ada tekanan sama sekali = 0 paskal = 0 PSI. Umumnya banda-banda
dalam wujud padat, cair maupun gas jika di panasi, gerak molekul-molekulnya menjadi lebih
kuat dan vakumnya mengembang. Jika mengembangnya dibatasi, akan timbul gaya yang
besar dari benda usahanya untuk mengembang. Makin besar panas yang diberikan, makin
besar tekanan yang ditimbulkan. Tekanan tersebut dapat diukur dengan manometer.
Makin rendah tekanan pada permukaan caira, makin rendah titik didik cairan itu. Hal ini pun
berlaku untuk bahan pendinginan di dalam evaporator. Makin rendah tekanan di atas
permukaan bahan pendingin, sehingga suhu evaporator juga menjadi makin rendah.

2. Panas
Panas adalah energi yang diterima oleh benda sehingga temperatur benda atau wujudnya berubah.
Apabila suatu benda ditambah kandungannya panasnya maka temperaturnya akan naik dan sebaliknya
apabila suatu benda melepaskan kandungan panasnya maka temperaturnya akan turun atau menjadi
dingin. Kandungan panas suatu benda dapat dipindahkan tetapi tidak dapat dihilangkan dan besarnya
kandungan panas suatu benda dapat diukur meskipun kita tidak melihatnya.
a) Satuan – Satuan Panas

1. Kilo Kalori (K.Kal)


Besarnya satu kilo kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk merubah temperatur 1 0C
dengan berat 1 Kg.
1 k.kal = 3,97 B.T.U = 4,187 K.J
2. British Termal Unit (B.T.U)
Besarnya satu B.T.U adalah jumlah panas yang diperlukan untuk merubah temperatur air
sebesar 10F dengan berat 1 LBs
1 BTU = 0,252 k.kal =n1,055 k.j
3. Kilo Joule (K.J)
1 K.J = 239 kalori = 0,948 BTU
b) Macam – Macam Panas

1. panas jenis (spesifik heat) panas jenis adalah panas yang diperlukan untuk merubah
temperatur sesuatu benda sebesar 10C dengan berat 1 kg. Satuannya adalah K.kal / kg 0 C.

2. panas sensibel (sensibel heat) panas sensibel adalah yang diperlukan untuk merubah
temperatur suatu benda tanpa merubah wujud benda tersebut. Apabila kandungan panas suatu
benda diserap maka benda tersebut menjadi dingin dan sebaliknya apabila kandungan panas
suatu benda ditambah maka akan menjadi panas (naik temperaturnya).

Panas sensibel dapat dihitung dengan rumus:

Qs = G x Sp x t

Qs: Panas sensible

G: Berat benda

Sp: Panas jenis

T: Selisih temperatur awal dan akhir.


3. panas laten (latent heat) panas laten adalah panas yang diperlukan untuk merubah wujud benda tanpa
merubah temperatur benda tersebut.
Jumlah panas laten suatu benda dapat dihitung dengan rumus:

Ql = G x Pl

Ql: jumlah panas laten

G: berat benda

Pl: panas laten

Macam – macam panas laten

a. panas laten penguapan jumlah panas yang diperlukan untuk merubah wujud benda dari
cair menjadi uap, dalam mesin pendingin akan terjadi dievaporator yaitu pada proses
penguapan bahan pendingin.
b. panas laten pengembunan jumlah panas yang diperlukan untuk merubah wujud benda dari
uap menjadi cairan, dalam mesin pendingin akan terjadi dikondensor yaitu pada proses
pengembunan (kondensor) bahan pendingin.
c. panas laten pencairan (peleburan) jumlah panas yang diperlukan untuk merubah wujud
benda dari padat menjadi cairan. contoh: dari es menjadi cair
d. panas laten pembekuan jumlah panas yang diperlukan untuk merubah wujud benda dari
cair menjadi padat.
Contoh: dari air menjadi es

c) Pemindahan Panas
Panas akan berpindah dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur
yang lebih rendah, jadi pemindahan panas ini akan terjadi apabila ada dua buah benda yang
mempunyai perbedaan temperatur. Sistem pemindahan panas dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu:
1. Sistem radiasi atau pancaran pemindahan panas dengan pancaran ini hanya dapat terjadi
melaluui gas atau benda yang dapat tembus cahaya dan ruang yang hampa udara atau melalui
suatu zat tanpa mempengaruhi temperatur zat tersebut.
Contoh: pemindahan panas dari matahari dengan benda sekitarnya.Pemindahan panas dari
lampu yang menyala dengan benda disekitarnya dll.
Pemindahan panas yang terjadi tidak dapat kita lihat tetapi dapat dirasakan dan diukur
kenaikan temperaturnya, sistem ini tidak dalam proses pendinginan.
2. Sistem konduksi atau hantaran pemindahan panas ini terjadi secara langsung tanpa melalui
perantara benda atau zat lain.
Contoh: pemindahan panas dari benda yang menempel pada es.
Pemindahan panas dari benda yang didinginkan yang menempel dengan evaporator.
Sistem ini sering kita jumpai pada mesin pendingin seperti contack plate frezzer, adapun
benda yang mudah menghantarkan panas disebut dengan konduktor, sedangkan benda yang
tidak mudah menghantarkan panas disebut isolator.
3. Sistem konveksi atau aliran.
Pemindahan panas ini terjadi tidak secara langsung tetapi melalui zat atau benda lain seperti
udara atau air garam.
Pemindahan panas sistem konveksi dengan perantara udara dapat dibedakan menjadi 2
macam:
a) aliran udara secara alamiah (natural)
pemindahan panas terjadi karena perbedaan berat janis udara yang dingin lebih besar
dibandingkan dengan berat jenis udara yang panas maka udara yang dinginkan mengalir
kebawah dan udara yang panas akan mengalir keatas.
Contoh: pemindahan panas dari benda yang didinginkan keevaporator dalam lemari es.
b) aliran udara secara tiupan
pemindahan panas terjadi karena adanya dorongan / tiupan udara sehingga udara dalam
ruang yang didinginkan dapat bersirkulasi.
Contoh: pemindahan panas dalam cool room, ruangan yang ber AC. Untuk
mensirkulasikan udara diperlukan kipas angin atau fan.

C. BAHAN PENDINGIN

1. Sirkulasi Bahan Pendingin


Bahan pendingin atau refrigeran yang dipakai pada mesin refrigerasi bersirkulasi secara
terus – menerus selama kompresor terus bekerja. Refrigeran tersebut mengalami berbagai macam
perubahan wujud, yaitu dari gas menjadi cair dan kemudian berubah karena menguap menjadi gas
kembali dan seterusnya. Secara garis besar proses terjadinya pendinginan adalah sebagai berikut:
Refrigeran dari evaporator yang mempunyai suhu dan tekanan rendah dan dihisap oleh kompresor
untuk dikompresikan, setelah dikompresikan maka refrigeran tersebut akan menjadi bersuhu dan
bertekanan tinggi, dari gas refrigeran mengalir melewati oil saparator untuk dibebaskan dari
kandungan minyak pelumasnya. Gas refrigeran selanjutnya mengalir kekondensor untuk
didinginkan dengan air. Oleh karena pendingin tersebut maka refrigeran mengalami kondensasi
sehingga refrigeran berubah dari gas menjadi cair dengan suhu yang rendah akan tetapi tekanan
tetap tinggi, selanjutnya refrigeran tersebut di alirkan ke katup ekspansi. Pada bagian katup
ekspansi ini refrigeran mengalami jatuh tekan yaitu dari tekanan tinggi ketekanan rendah,
akibatnya refrigeran cair tadi berubah menjadi uap yang bersuhu dan bertekanan rendah yang
kemudian dialirkan kedalam pipa – pipa evaporator yang di pasang pada sebuah mesin refrigerasi.
Temperatur evaporator lebih rendah dari temperatur produk sehingga energi panas yang
dikandung oleh produk dihisap oleh evaporator akibatnya temperatur produk semakin rendah
bahkan bisa menjadi beku. Gas refrigeran di evaporator yang menyerap panas dari produk,
kemudian dihisap kembali oleh kompresor, selanjutnya disirkulasikan lagi keseluruh sistem.

2. Pengertian Bahan Pendingin


Pengertian bahan pendingin (refrigerant) adalah suatu zat yang mempunyai titik didih
yang sangat rendah pada tekanan satu (1) atmosfer, di mana dalam sirkulasinya pada mesin
pendingin refrigerant ini akan selalu berubah bentuknya.yaitu :

 dari cairan menjadi uap yaitu menyerap panas di sekitar evaporator.

 dari uap menjadi cairan yaitu dengan membuang panas kepada zat (udara atau air) yang
mendinginkan kondensor.

Jenis bahan pendingin (refrigerant) banyak sekali macamnya tetapi tidak satupun yang di
pakai untuk semua keperluan, karena temperatur dingin yang di kehendaki selalu berbeda – beda
besarnya maka refrigerant dapat di katakan tepat penggunaannya apabila sesuai dengan yang di
perlukan.

3. Persyaratan yang harus di penuhi oleh bahan pendingin:


1) Mempunyai titik didih yang rendah pada tekanan 1 atm
2) Mempunyai tekanan kondensasi yang rendah
3) Mempunyai panas laten penguapan yang besar (tinggi)
4) Mempunyai nilai dielektrika (tidak menghantarkan arus listrik) Yang kuat.
5) Mempunyai (panas penguapan yang sedikit lebih tinggi dari panas laten.
6) Tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau
7) Tidak mudah terbakar atau meledak
8) Tidak mudah terurai dalam semua keadaan (stabil)
9) Tidak korosif (menimbulkan karat) pada instalasi pendingin
10)Dapat bercampur dengan minyak pelumas tetapi tidak merusak minyak pelumas tersebut.
11) Mudah di ketahui bila ada kebocoran

12)Harganya murah dan mudah di dapat di pasarkan.


4. Bahan Pendingin AMONIA (N H3) / R – 717

1) Banyak di pakai pada unit pendingin yang berkapasitas besar seperti : Cold Storage (gudang
beku), pabrik es.

2) Titik didih pada tekanan 1 Atm = - 340 C ( - 280 F)


3) Tekanan kondensasi normal pada temperatur 300 C s/d 360 C sebesar 11 kg/cm2 s/d 13 kg /cm2 g.

4) Tekanan maksimal kondensasi = 15 kg/cm2 g (225 PSIg)


Kelebihan Amonia:

a. Mudah di ketahui bila ada kebocoran


b. Mempunyai panas laten yang tinggi
c. Harganya murah
Kekurangan Amonia:
a. Beracun sehingga membahayakan lingkungan
b. Mempunyai kekuatan dialektrika yang rendah sehingga tidak dapat di gunakan untuk
kompresor sistem tertutup (hermetik)
c. Tidak larut dalam mimyak pelumas sehingga harus di pasang alat oil separator pada
rangkaian mesin pendingin tersebut
d. Apabila tercampur dengan air akan menimbulkan karat pada instalasi pipa mesin
pendingin yang menggunakan logam kuningan. Tembaga, seng, timah.
e. Mudah terbakar / meledak apabila bercampur dengan udara dalam perbandingan tertentu
(13% - 17%)

5. Freon 12 / R- 12 / C CL F2

1) Banyak di gunakan pada unit refrigerasi yang berkapasitas kecil seperti kulkas/lemari es.
2) Titik didihnya pada tekanan 1 atm – 300 C (- 200 F)

3) Tekanan normal kondensasi pada temperatur 30 – 400 C sebesar 7 s/d 9 kg/cm2(101 s/d
130 PSIg)

4) Tekanan maksimal kondensasi 11 kg/cm2

Kelebihan R – 12:

a. Tidak menimbulkan karat, tidak beracun, tidak terbakar atau meledak.


b. Mempunyai kekuatan dielektrika yang tinggi sehingga dapat di gunakan pada kompresor
hermetik
c. Dapat bercampur dengan minyak pelumas sehingga mesin pandingin tidak memerlukan
oil separator.
d. Tekanan dan temperatur kerja lebih rendah
e. Harganya lebih murah di banding dengan jenis halogen lainnya
f. Melarutkan hodrocarbon, either, sehingga dapat di gunakan sebagai zat pembersih.
Kekurangan R – 12:

a. Merusak packing yang terbuat dari bahan sintetis


b. Sulit di ketahui kalau ada kebocoran
c. Mempunyai panas laten penguapan yang rendah di banding dengan
refrigerant lainya.

6. Freon 22 / R – 22 / Ch Cl F2

1) Banyak di gunakan pada air conditioning, cool room dll


2) Titik didih pada tekanan 1 atm: - 400C (- 400 F)

3) Tekanan normal kondensasi pada temperatur 30 s/d 40 0 C sebesar 11 s/d 13 kg / cm 2(225


PSIg)

Kebaikan R – 22;

a. Tidak beracun, tidak menimbulkan karat pada pipa instalasi mesin pendingin.
b. Di banding R - 12: untuk motor penggeraknya yang sama kapasitas kompresornya dapat
60% lebih besar serta mempunyai tekanan lebih rendah pada tekanan 1 atm

Kekurangan R – 22 :

a. pada temperatur rendah tidak dapat bercampur dengan minyak pelumas sehingga

sehingga mesin pendingin yang menggunakan R – 22 sebaiknya memakai oil separator.

b. Mempunyai tekanan kondensasi yang tinggi


c. Sulit di ketahui bila terjadi kebocoran.

7. Refrigerant R – 502 / C Cl F2–C F3

1) Freon 502 tersusun atas campuran 51,2% Freon 115 dan 48,8% Freon 22
2) Titik didih pada tekanan 1 atm = - 45,40 C (- 49,80 F)

3) Tekanan normal kondensasi pada temperatur 30 s/d 40 0 C sebesar 12 s/d 16 kg/cm2(176


s/d 232 PSIg)

4) Tekanan kondensasi maksimal sebesasr 18 kg/cm2 (260 PSIg)

Kelebihan R – 502:

a. Mempunyai titik didih yang rendah pada tekanan 1 atm


b. Mempunyai tekanan kondensasi yang rendah sehingga kompresor akan tahan lama.

c. Kekentalan minyak pelumas lebih dapat terjamin


d. Tidak beracun dan tidak menimbulkan karat

Kekurangan R – 502 :

a. Pada temperatur rendah tidak larut dengan minyak pelumas sehingga sebaiknya mesin
pendinginnya menggunakan oil separator
b. Harganya lebih mahal di banding refrigerant yang lain.
c. Sulit di ketahui kalau ada kebocoran.
Warna tabung bahan pendingin

1) Freon – 11 Jingga (Orange)

2) Freon 12 Putih

3) Freon 13 Biru muda dengan ban biru tua

4) Freon 22 Hijau

5) Freon 113 Unggu tua (purple)

6) Freon 114 Biru tua

7) Freon 500 Kuning

8) Freon 502 Unggu muda (Orchid)

9) Freon 503 Biru Hijau (Aquamarine)

10) R- 40 Methyl Chloride


11) R- 717 Amonia Perak
12) R- 744 Carbon dioxide
13) R- 764 Sulfur Dioxide Hitam

D. MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN MESIN PENDINGIN

1. Komponen mesin pendingin


Berdasarkan fungsi atau kegunaannya komponen mesin pendingin sistim kompresi dibedakan
menjadi 3 bagian yaitu komponen pokok, komponen bantu, komponen kontrol.
a) Komponen pokok
Yang dimaksud dengan komponen pokok adalah komponen atau alat yang harus ada atau
mutlak digunakan pada mesin pendingin. Komponen pokok tersebut meliputi : kompresor,
kondensor, tangki penampung (receiver), katup ekspansi dan evaporator. Dari kelima komponen
tersebut diantaranya (kecuali tangki penampung / receiver) disebut juga komponen utama.

Adapun jenis – jenis komponen pokok berdasarkan spesifikasinya adalah sebagai berikut:
1) Kompresor
Kompresor adalah digunakan untuk memapatkan uap bahan pendingin Kompresi uap
terdiri atas sebuah torak yang bekerja bolak – balik didalam silinder yang mempunyai katup buang
( suction valve ) sehingga berlangsung proses pemompaan, proses ini yang membuat perbedaan
tekanan, sehingga bahan pendingin dapat mengalir dari satu bagian ke bagian lain.
2) Kondensor
Kondensor adalah alat yang digunakan untuk mengembunkan atau mengubah uap bahan
pendingin bertekanan tinggi menjadi cairan bahan pendingin bertekanan tinggi.
3) Tangki Penampung (receiver)
Receiver adalah suatu alat (tempat) yang berupa sebuah tabung atau silinder yang
digunakan untuk menampung cairan bahan pendingin bertekanan tinggi hasil proses pengembunan
di kondensor. Sesuai dengan fungsinya pada umumnya receiver hanya digunakan pada mesin
pendingin yang berkapasitas besar.
Berdasarkan kedudukan jenis receiver dibedakan menjadikan dua macam yaitu:

1. Receiver yang ditempatkan secara horisontal (datar)


2. Receiver yang ditempatkan secara vertikal (tegak)
Untuk jenis receiver yang besar dilengkapi dengan beberapa perlengkapan seperti: gelas penduga
(sight glass), safety valve (keran pengaman), keran cerat.

4) Katup Ekspansi
Katup ekspansi merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengatur jumlah aliran
refrigerant dan menurunkan tekanan cairan bahan pendingin.
5) Evaporator
Evaporator adalah alat yang digunakan untuk menguapkan atau merubah cairan bahan
pendingin bertekanan rendah menjadi uap bahan pendingin bertekanan rendah.

b) Komponen Bantu
Yang dimaksud dengan komponen pembantu adalah sutau komponen atau alat yang
digunakan untuk membantu kelancaran kerja mesin pendingin, oleh karena itu tidak mutlak harus
ada atau digunakan. Pada mesin pendingin jenis alat bantu yang digunakan tergantung pada
kapasitas mesin pendingin dan jenis bahan pendinginnya. Penggunaan mesin bantu pada mesin
pendingin di pengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini:
 Jenis bahan pendingin yang digunakan

 Temperatur akhir pendinginan yang dikehendaki


Jenis komponen bantu yang digunakan pada mesin pendingin antara lain:
Oil separator, filter / dryer, indicator, heat exchanger, solenoid valve dan accumulator.
1) Oil separator
Yaitu suatu alat yang digunakan untuk memisahkan minyak pelumas yang ikut
termampatkan oleh kompresor dengan uap bahan pendingin bertekanan tinggi.
2) Filter / Dryer
Filter / dryer suatu alat yang digunakan untuk menyaring kotoran dan menyerap
kandungan air yang terbawa oleh bahan pendingin bertekanan tinggi diantara kondensor sampai
katup ekspansi.
3) Indikator
Indikator merupakan suatu alat untuk mendeteksi aliran cairan refrigeran yang
ditempatkan pada saluran cairan tekanan tinggi atau tempatnya setelah penempatan filter / dryer.
Dalam keadaan demikian maka indikator akan berfungsi sebagai alat untuk mendekteksi kerja
atau keadaan filter / dryer.
4) Heat Exchanger
Heat Exchanger merupakan suatu alat penukar panas untuk menambah kapasitas mesin
pendingin dan alat ini merupakan suatu tempat terjadinya perpindahan panas dari cairan bahan
pendingin bertekanan tinggi keuap bahan pendingin yang akan dihisap oleh kompresor. Heat
Exchanger hanyalah merupakan tempat persinggungan saluran bahan pendingin bertekanan tinggi
dari tangki penampung dengan saluran uap bahan pendingin sistem evaporator kering.
5) Solenoid valve
Yaitu jenis kran yang kerjanya dipengaruhi oleh terbentuknya elektro magnetik pada alat tersebut,
oleh sebab itu untuk mengoperasikan diperlukan arus listrik.
6) Akumulator
Yaitu suatu tempat yang digunakan untuk memisahkan uap dan cairan refrigeran bertekanan
rendah. Pada mesin pendingin sistim evaporator basah peranan akumulator sebagai komponen
pokok, namun pada evaporator sistim kering peranan akumulator sebagai komponen bantu.
7) Gas purger
Gas purger merupakan komponen mesin pendingin yang bekerja untuk mengeluarkan udara dari
uap refrigeran didalam sistim. Prinsipnya dengan cara memisahkan udara yang dikandung oleh
gas refrigeran dengan cara mendinginkannya.
c) Komponen Kontrol
komponen kontrol merupakan komponen yang berfungsi sebagai alat kontrol keadaan
pengoperasian mesin pendingin yang pada umumnya berkaitan dengan keadaan tekanan dan
temperatur.
Jenis komponen kontrol dibagi dua, yaitu:
 Komponen kontrol non automatik
Yaitu komponen kontrol yang dapat menunjukan keadaan tekanan dan temperatur pada
bagian mesin pendingin yang di kontrol.
 Komponen kontrol aotumatik
Yaitu komponen yang berupa saklar listrik yang kerjanya dipengaruhi oleh keadaan
tekanan atau temperatur mesin pendingin. Jenis komponen kontrol automatik antara lain:
Hight Pressure Control (HPC), Low Pressure Control (LPC), Pressostat, Oil Pressure
Control (OPS), dan Thermostat.
Komponen-komponen bantu tersebut adalah:
a. Manometer
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan. Pada mesin pendingin biasanya terdapat
beberapa manometer yaitu :
 Manometer tekanan tinggi
 Manometer tekanan rendah
 Manometer tekanan pelumas
b. Thermometer
Alat ini digunakan untuk mengukur temperatur. Pada mesin pendingin biasanya digunakan
untuk mengukur temperatur ruang pendingin, media (air) pendingin kondensor, pengeluaran dan
penghisapan kompresor dan sebagainya.
c. High Pressure Control (HPC)
Pada prinsipnya alat ini merupakan sakelar yang bekerja karena adanya tekanan
pengeluaran kompresor, oleh sebab itu alat ini selalu dihubungkan dengan saluran pengeluaran
kompresor.
d. Low Pressure Control (LPC)
Pada prinsipnya alat ini adalah suatu sakelar yang kerjanya dipengaruhi oleh tekanan
penghisapan kompresor, sehingga selalu dihubungkan dengan saluran penghisapan kompresor.
e. Oil Pressure Control (OPC)
Pada prinsipnya alat ini merupakan sakelar yang kerjanya dipengaruhi oleh keadaan
perbedaan tekanan pelumas dan tekanan penghisapan kompresor, untuk itu maka alat ini selalu di
hubungkan dengan saluran pelumasan dan saluran penghisapan kompresor.
f. Thermostat
Pada prinsipnya alat ini merupakan saklar yang kerjanya dipengaruhi oleh temperatur
dalam ruang pendingin, untuk itu alat ini dilengkapi dengan tabung perasa (Sensor Bulb) yang
digunakan untuk mendekteksi temperatur ruang pendingin.
Gambar 1. Skema penempatan komponen mesin pendingin

E. MINYAK PELUMAS MESIN PENDINGIN (REFRIGERATION OIL)

1. Kegunaan Minyak Pelumas


Minyak pelumas dalam mesin pendingin merupakan bagian yang penting untuk melumasi

atau melindungi bagian – bagian yang bergerak dari kompresor. Kompresor mesin pendingin

harus terus – menerus mendapat pelumasan, jika cara pelumasan kurang sempurna, bagian –

bagian yang bergerakdari kompresor akan cepat menjadi aus atau rusak.

Gunanya minyak pelumas dari sistem pendingin untuk :

1.Mengurangi gesekan dari bagian – bagian yang bergerak

2.Mengurangi terjadinya panas pada bus dan bantalan


3.Membentuk lapisan penyekat (Sealing Agent) antara torak dan dinding silinder.

4.Berfungsi membantu kumparan motor listrik didalam kompresor hermatik.


Didalam kompresor minyak pelumas selalu berhubungan, bahkan bercampur dengan
bahan pendingin dan mengalir bersama – sama kesemua bagian dari sistem ( Kondensor, Pipa
Kapiler, evaporator, akumulator dan saluran isap ). Pada bagian bagian tersebut sebenarnya
minyak pelumas tidak diperlukan, bahkan hanya dapat menimbulkan kerugian dan ganguan saja.
Minyak Pelumas harus tetap stabil pada suhu dan tekanan yang tinggi dari kompresor, juga harus
tetap dapat memberikan pelumasan dan melindungi bagian bagian yang bergerak agar tidak aus
dan rusak. Pada suhu rendah minyak pelumas harus tidak menimbulkan kotoran atau endapan
yang dapat menyebabkan pipa kapiler, kran pada ekspansi atau pipa pada evaporator menjadi
buntu
Minyak pelumas yang ikut terbawah oleh bahan pendingin harus dapat dikembalikan ke
kompresor dengan perencanaan dari sistem, terutama evaporator yang baik.
Minyak pelumas dapat dibagi tiga golongan, yaitu yang berasal dari:

1. Hewan.

2.Tumbuhan – tumbuhan
3.Mineral

Minyak hewan dan minyak tumbuh – tumbuhan adalah minyak yang tetap (Fixed oil),
karena tidak dapat dimurnikan tampa di uraikan. Minyak tersebut tidak stabil, mudah membentuk
asam dan endapan, sehingga tidak dapat dipakai untuk mesin pendingin.

Minyak pelumas untuk mesin pendingin dibuat dari minyak miniral, yang baik dari golongan
Napthen. Minyak mineral harus dibersihkan melalui proses penyulingan minyak, untuk diambil:
lilin, air, belerang, dan lain – lain kotorannya. Umumnya minyak pelumas diberi bahan tambahan
(addtive ) untuk menghidarkan terjadinya endapan busa. Minyak pelumas harus mempunyai pour
point yang rendah, agar pada suhu rendah lilinya tidak memisah lalu membeku. Lilin yang
membeku dapat membuat buntu alat pengatur bahan pendingin seperti Pipa kapiler, kran ekspansi,
dan lain – lain.

2. Syarat – Syarat minyak pelumas untuk mesin pendingin

a) Tidak mengandung air, Tir, lilin, asam, dan lain – lain kotoran
b) mempunyai pour point (suhu terendah, diman minyak masih dapat mengalir) yang rendah – 25
s/d – 40 OF ( -32 s/d -40 oC ). Agar pada sistem untuk suhu rendah,
c) lilinnya tidak memisah dan membeku.
d) mempunyai dielektrik (tidak menghantarkan panas) yang kuat, minimum 25 kilovolt.
e) mempuyai struktur kimia yang stabil, tidak mudah beraksi pada bahan pendingin atau benda lain
yang banyak dipakai pada sistem pendingin tidak merusak tembaga sampai suhu 121 0C.
f) tidak berbusa, karena jika berbusa minyak pelumas dapat terbawah oleh bahan pendingin masuk
ke kompresor, dapat merusak katup kompresor.
g) mempunyai kekentalan (viscosity) pada 100 0F (37,8 0C) antara 150 s/d 300 SUS. Pada suhu
tinggi dan suhu rendah harus tetap dapat memberikan pelumasan yang baik.

3. Kekentalan minyak pelumas atau viskositas (viscosity).


Minyak pelumas biasanya diukur dengan satuan Saybolt Universal Second (SUS) Satuan waktu
dalam detik yang diperlukan untuk mengalirkan minyak dalam waktu tertentu (60 cm 3) dengan
berat sendiri dari tabung melalui lubang pipa kapiler dengan diameter dalam (ID) 0,1765 cm dan
panjang 12,25 mm, pad asuhu udara tertentu 1000F (37,80C).
Misalnya minyak pelumas pada suhu 1000F memerlukan waktu 300 detik untuk melewati pipa
kapiler tersebut, maka dinamakan minyak tersebut mempunyai kekentalan 300 SUS pada 100 0F.
Minyak pelumas dengan 300 SUS lebih kental dari pada minyak pelumas 200 SUS.
Minyak pelumas yang terlalu kental akan membuat tahanan minyak tersebut menjadi besar dan
tenaga yang diperlukan untuk mengerakkan kompresor juga bertambah besar. Minyak yang terlalu
kental tidak dapat menembus lapisan permukaan antara bagian – bagian yang bergerak, apalagi
pada kelonggaran atau celah kebebesan yang sempit, minyak pelumas tidakj dapat menembus ke
celah – celah tersebut yang harus dilumasi, sehingga hasil pelumasan tidak merata dan bagian yang
bergesekan cepat menjadi aus dan rusak.
Sebaiknya minyak pelumas yang terlalu encer, tidak dapat membuat lapisan film dan melumasi
permukaan bagian yang bergerak dengan baik, sehinggah bagian – bagian tersebut cepat menjadi
aus dan rusak. Telah kta ketahui minyak pelumas juga berfungsi sebagai penyekat atau pemisah
antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah dari kompresor. Pada kompresor torak antara
torak dan dinding silinder. Pada kompresor rotari antara daun – daun pisau dan silinder dapat
menjadi bocor, jika minyak pelumas yang dipakai terlalu encer.
Kentalan minyak pelumas akan berubah, jika terjadi perubahan suhu. Kekentalan akan naik, jika
suhuinya turun sebaliknya kekentalan akan turun, jika suhu naik. Misalkan 175 SUS pada 100
0
Fakan naik menjadi 1800 SUS jika suhunya turun sampai 400F (4,40C).
Kekentalan minyak pelumas sangat di pengaruhi oleh jumlah bahan pendingin yang larut di dalam
minyak tersebut. Misalkan minyak pelumas murni mempunyai kekentalan 175 SUS pada 100 0F,
jika ada 15% bahan pendingin R – 12 yang larut didalamnya, pada suhu yang sama kekentalannya
akan turun menjadi 60 SUS.

4. Minyak pelumas yang bercampur dengan bahan pendingin

Bahan pendingin yang dapat diserap atau larut dalam minyak pelumas dapat dibagi menjadi tiga
golongan:
a) Dapat bercampur pada suhu tinggi dan rendah
b) Dapat bercampur pada suhu tinggi, tertapi memisah pada suhu rendah
c) Tidak dapat bercampur pada suhu tinggi maupun rendah.

Pada suhu rendah di evaporator, kemampuan bercampur bahan pendingin dengan minyak pelumas
berkurang, sedangkan pada suhu tinggi kompresor dan kondensor bertambah. Di evaporator
biasanya sebagian minyak pelumas akan memisah dari campuran bahan pendingin dan minyak.
R-12 adalah bahan pendingin yang pada suhu tinggi dan suhu rendah dapat berbercampur dengan
minyak pelumas. Di dalam saluran pipa evaporator yang rendah suhunya, R-12 tetap dapat
bercampur dengan minyak pelumas kekentalan minyak pelumas di evaporator dan saluran isap
tetap rendah (encer), sehinggah minyak pelumas dapat lebih mudah di bawah kembali ke
kompresor. Bahan pendingin R - 22 dan freon 502 pada suhu tunggi mudah bercampur dengan
minyak pelumas tetapi pada suhu rendah minyaknya lalu memisah. Di evaporator sebagian besar
minyak pelumas memisah menjadi lebih kental, maka tidak dapat sama dengan bahan pendingin
kembali ke kompresor. Minyak pelumas yang tertinggi di evaporator akan melapisi bagian dalam
evaporatur, menyebabkan penurunan evesiensi dan menghalagi perpindahan kalor dari evaporator.
Minyak pelumas yang tertinggi di evaporator dapat di kembalikan ke kompresor pad waktu
dipanasi selama terjadi defrost di evaporator.

5. Jumlah minyak pelumas di dalam kompresor


Minyak pelumas yang akan di isikan kedalam kompresor, selain mutunya harus yang baik juga
jumlahnya harus tepat. Kurang minyak pelumas akan bagian-bagian yang bergeark cepat rusak,
menambah gesekan dan menimbulkan suara. Terlalu banyak minyak pelumas akan menyebabkan
kompresor mengisap banyak minyak. Jumlah bahan pendingin yang di hisap berkurang dan
kapasitasnya menurun, juga dapat merusak katup kompresor.
Kompresor hermetik untuk mesin pendingin padah saat ini di rencanakan dengan bentuk yang
kecil dan kecepatan putaran yang tinggi. Tempat penampung minyak pelumas padah bagian
bawah kompresor sangat terbatas. Minyak pelumas yang ikut bersirkulasi harus dapat kembali ke
kompresor lagih, agar jumlah minyak pelumas di dalam tempat penampung minyak dapat terus
tetap tingginya . Minyak pelumas di dalam kompresor hermetik di rencanakan dapat di pakai
sampai bertahun-tahun atau selama sistem masih dapat bekerja dengan baik, maka kita harus
memakai minyak pelumas dengan mutu yang terbaik.
Kompresor unit yang baru telah di isi dengan minyak pelumas oleh pabrik pembuatanya dengan
minyak pelumas yang sesuai dengan jumlah yang tepat . Kompresor unit untuk pabrik yang
merakit lemari es belum di isi engan minak pelumas. Setelah kompresor unit di pasang padah
sistem lemari es dan sistem tersebut di buat vakum, barulah minyak pelumas di isikan ke dalam
kompresor.
6. Pengisian Minyak Pelumas
Minyak pelumas dalam kompresor dapat berkurang jumlahnya, untuk itu perlu diisi atau ditambah
kembali, penambahan atau pengisian minyak pelumas kedalam kompresor dapat dilakukan
dengan 3 sistem:
a) System pengisian langsung ke rumah engkol kompresor .
pengisian minyak pelumas system ini dilakukan pada saat penggantian minyak pelumas
kompresor atau pengisian minyak pelumas setelah selesai pembongkaran kompresor,
sehingga pada saat pengisian minyak pelumas pada system ini kompresor dalam keadaan
mati.
b) System pengisian melalui cairan pengisapan kompresor
pada system ini minyak pelumas dihisap oleh kompresor kemudian dimapatkan ke oil
separator dari oil separator kemudian minyak pelumas masuk kerumah engkol, kompresor
melalui saluran pengembalian minyak pelumas system ini pada umumnya hanya digunakan
pada mesin pendingin yang menggunakan bahan
pendingin jenis halogen.
c) System pengisian melalui saluran pengisian minyak pelumas. System ini digunakan pada
kompresor yang dilengkapi dengan saluran pengisian minyak pelumas, pada umumnya
digunakan oleh mesin pendingin dengan pendingin jenis amoniak.

7. Tekanan pelumasan kompresor (Oil Pressure)


Khusus untuk kompresor yang menggunakan pelumas system tekan (paksa), standar normal.
Minimal : 1,2 kg/cm (17 PSI) + tekanan pengisapan

Maksimal : 3 kg/cm (43 PSI) + tekanan pengisapan


Tekanan terlalu rendah

- jumlah minyak didalam kompresor kurang


- mutu atau kualitas minyak pelumas didalam kompresor telah berkurang (rendah)
- saringan atau filter minyak pelumas kotor
- kerja pompa minyak pelumas kurang / tidak sempurna Tekanan terlalu tinggi

- derajat kekentalan minyak pelumas didalam kompresor bertambah karena kompresor


mengisap cairan refrigerant
- saluran minyak pelumas tekanan tinggi (setelah pompa) kotor atau tersumbat.
- Pengaturan minyak pelumas kurang tepat

Jumlah dan warna minyak pelumas didalam kompresor standar normal

- jumlah minyak pelumas Maksimal : 2/3 tinggi gelas penduga


Minimal : 1/3 tinggi gelas penduga

- warna minyak pelumas Kuning kecoklat – coklatan

Dalam pengisian minyak pelumas, bahwa apabila tekanan turun berarti minyak pelumas kurang
atau sirkulasi minyak pelumas dari oil separator tersumbat, apabila tekanan naik berarti minyak
pelumas kebanyakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini batas minyak
pelumas pada sigh glass yang dipasang pada hand hole cover kompresor.

Kurang Cukup Kebanyakan

Gambar 2. Pengamatan batas minyak pelumas pada gelas penduga

8. Kekentalan minyak pelumas


1) jumlah minyak pelumas didalam kompresor cepat berkurang
 terjadi kebocoran minyak pelumas pada kompresor (terutama pada bagian oil seel)
 tekanan pengisapan kompresor terlalu rendah
 terjadi keausan terutama pada bagian ring pelumas pada torak (oil ring piston)
 saluran pengembalian minyak pelumas dari oil separator ke kompresor tersumbat
2) warna minyak pelumas di dalam kompresor berubah menjadi putih berbuih
 cairan refrigerant terhisap atau masuk kedalam kompresor

9. Pembuangan minyak pelumas dari oil separator


Saat membuang minyak pelumas dari oil separator tidak dapat ditentukan ini tergantung sering
dan tidaknya mengisi dan menambah minyak pelumas kedalam kompresor, semakin sering
pengisian minyaik pelumas kedalam kompresor maka semakin sering pula kita membuang minyak
pelumas dari oil separator.
Pembuangan minyak pelumas dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:

1) system pembuangan langsung pada system ini hanya digunakan pada mesin pendingin yang
oil separatornya tidak dilengkapi dengan tempat pelampung minyak pelumas atau oil drum.
Agar tekanan dalam oil separator tidak tinggi pada saat pembuangan minyak pelumas
dilakukan sebaiknya mesin pendingin atau kompresor dalam keadaan berhenti.
2) system pembuangan melalui oil drum pada system ini oil separator dilengkapi dengan oil
drum sehingga minyak pelumas didalam oil separator dapat dipindahkan terlebih dahulu
kedalam oil drum sebelumnya dibuang keluar, system ini biasa dilakukan pada saat mesin
pendingin beroperasi.

F. PENGHAMPAAN (EVACUTION)

1. Pengertian Penghampaan (Evacution)


Meskipun akhirnya udara dapat dikeluarkan dengan mudah, stela tidak bijaksana bila udara di
biarkan masuk kedalam mesin pendingin dan terperangkap di dalam instalasi mesin pendingin.
Penghampaan (Evacution) adalah mengeluarkan udara yang terdapat di dalam instalasi mesin
pendingin baik dalam keadaan setelah di rakit ataupun pada saat selesai mengadakan perbaikan
stela o mesin pendngin. Penghampaan di anggap sempurna apabila tekanan mencapai 76 cm Hp
vacuum g atau 30 inch Hg vacuum g (tekanan manometer)
Udara asing masuk ke instalasi mesin pendingin pada saat:

1) Pada waktu mesin baru di buka


2) Filter dryer di ganti
3) Kebocoran refrigerant di perbaiki
4) Pada waktu mesin baru di pasang
2. Cara – cara penghampaan
Pengusiran, udara dari mesin pendingin ini di namakan pengahampaan, penghampaan ini dapat di
lakukan dengan beberapa cara antara lain:
1) Menggunakan pompa hampa (vacuum pump)
Cara ini hasilnya lebih sempurna dan mesin pendingin tak perlu di operasikan (dalam keadaan
mati) cara ini memerlukan waktu yang lama oleh karena itu hanya di gunakan untuk
menghampakan mesin pendingin yang berkapasitas sedang dan kecil seperti : unit cool room,
lemari es,dan AC.
2) Menggunakan kompresor pada mesin pendingin
Cara ini lebih cepat selesainya tetapi mesin pendingin terutama kompresor harus di operasikan
karena bagian yang bertekanan tinggi tidak dapat hampa maka sebaiknya melakukan
penghampaan dengan cara ini di lanjutkan dengan menggunakan vacuum di gunakan untuk
mesin pendingin yang berkapasitas besar
3) Dengan memberikan tekanan bahan pendingin kedalam saluran atau bagian mesin pendingin
yang kemasukkan udara.
Cara ini hanya di lakukan untuk mengeluarkan udara yang terdapat pada sebagian saluran
bahan pendingin yang selesai mengalami perbaikan sehingga udara di dalam mesin pendingin
hanya sedikit jumlahnya dan stela sebagian bahan pendingin keluar bersama udara maka
kegiatan ini di akhiri. Cara ini tidak dapat membuat mesin pendingin benar – benar vacum.

a) Teknik penghampaan dengan vacuum pump

evaporator

1
C

Gambar 3. Teknik penghampaan dengan vacuum pump


1) pasang saluran penghampaan dari vacuum pump ke kran penghampaan dari unit mesin
pendingin
2) buka kran yang ada pad amesin pendingin
3) hubungkan aliran listrik ke vacuum pump sesuai yang di kehendaki
4) jalankan pump vacuum dan buka kran penghampaan (C) pada mesin pendingin
5) setelah proses penghampaan dianggap cukup, tutup kran penghampaan (C)
6) matikan vacuum pump dan putuskan hubungan aliran listriknya
7) lepas saluran penghampaan
b) Tehknik penghampaan dengan kompresor mesin pendingin

evaporator

B A

Gambar 4. Teknik penghampaan dengan kompresor mesin pendingin

1) buka kran penghampaan atau saluran manometer pengeluaran kompresor


2) tutup kran pengeluaran kompresor (A)
3) buka semua kran mesin pendingin
4) jalankan kompresor mesin pendingin
5) setelah proses penghampaan dianggap cukup tutup semua kran mesin pendingin
6) matikan kompresor mesin pendingin
7) buka kran pengeluaran kompresor dan tutup kran penghampaan serta pasang manometer
pengeluaran kompresor kembali
c) Cara membuang udara di dalam kondensor
Udara yang ada di dalam mesin pendingin pada akhirnya akan terperangkap di dalam
kondensor karena udara tidak dapat di rubah bentuknya menjadi cairan. Di bawah ini gambar
cara mengeluarkan udara dari kondensor.
Uap bahan pendingin ke Oil Separator

Cairan bahan pendingin yang telah di kondensasi

Gambar 5. Cara membuang udara dari kondensor

Cara – cara yang di lakukan untuk membuang udara yang ada di dalam kondensor:

1) kompresor dalam keadaan mati ± 30 menit


2) biarkan pendinginan di kondensor bersirkulasi
3) tutup kran yang menuju ke kondensor
4) buka kran yang menujun ke receiver
5) yakinkan bahwa uap bahan pendingin telah terkondensasi menjadi cairan bahan pendingin.
6) tutup kran setelah kondensor
7) buka kran cerat pembuangan udara asingdan di hubungkan selang menuju
kedalam ember yang telah terisi minyak/oli.

8) udara asing dan uap refrigerant akan keluar di dalm ember yang telah terisi minyak.
Gejala –gejala adanya udara asing di kondensor dapat di ketahui denganmemperhatikan:

1) tekanan pengeluaran kompresor lebih tinggi dari pada biasanya

2) pipa – pipa saluran air di dalam kondensor kotor


3) aliran air pendingin kurang
4) klep kompresor patah atau kerusakan lain pada kompresor

G. PENGISIAN BAHAN PENDINGIN


1. Macam – Macam Pengisian Bahan Pendingin
Jumlah bahan pendingin yang ada dalam mesin pendingin ditentukan berdasarkan pada tekanan
pengeluaran (Dischangre pressure) kompresor dalam keadaan kerja sesuai dengan jenis bahan
pendingin yang digunakan yakni untuk:

R.12 7 – 9 kg/cm2g (150 – 135 PSIg)


R.22 11-13,5 kg/cm2g (165 – 195 PSIg)
R.502 12-16 kg/cm2g (180 – 240 PSIg)
R.717 11-13 kg/cm2g (165 – 195 PSIg)

Cara pengisaian bahan pendingin kedalam mesin pendingin dapat dilakukan dengan 2 sistim yaitu
1) Sistim Low Side Charging atau pengisian pada bagian mesin pendingin yang bertekanan
rendah
2) Sistim High Side Charging atau pengisian pada bagian mesin pendingin yang bertekanan
tinggi

Tabel 3. Ciri – ciri pengisian bahan pendingin:


NO Uraian Low side charging High side charging
1. Tempat pengisian Evaporator sampai Tangki penampung
kompresor Uap sampai katup ekspansi
2. Bentuk bahan pendingin Berdiri tegak Cairan
3. Posisi botol Sbg evaporator Miring / terbalik
4. Kedudukan botol Sbg tangki penampung

a) Pengisian Bahan Pendingin Sistim Low Side Charging


evaporator

X
C
B A

Botol bahan pendingin

Pengisian bahan pendingin sistem low side charging

Teknik pengisian :
Mesin pendingin dalam keadaan berjalan manual:

1) pasang saluran pengisian bahan pendingin dari botol ke kran pengisian bahan pendingin
2) buang udara didalam saluran pengisian
3) tutup kran pengisian kopmpresor (B)
4) buka kran botol (D) dan kran pengisian (C)
5) setelah pengisian dianggap cukup, tutup kran botol (D) dan kran pengisian (C)
6) buka kran pengisapan kompresor (B) kemudian lepas saluran pengisian
b) Pengisian Bahan Pendingin Sistim High Side Charging
evaporator

B A
X R

Gambar 7. Pengisian bahan pendingin sistem high side charging


Tehknik pengisian:
Mesin pendingin dalam keadaan berjalan normal

1. pasang saluran pengisian bahan pendingin dari botol ke kran pengisian bahan pendingin
2. buang udara di dalam saluran pengisian
3. tutup kran setelah tangki penampung (R)
4. buka kran botol (D) dan kran pengisian (C)
5. setelah pengisian dianggap cukup, tutup kran botol (D) dan kran pengisian (C)
6. buka kran setelah tangki penampung (R) kemudian lepas saluran pengisian

Tugas Permesinan Bantu(praktek)


Kelas T7A
Angkatan 55
Kelompok 1:
1. ALUSIUS RISKI HERNANDA
2. ANARTA FUADI ARDIANSYAH
3. ANGGARA FEBRANU RIFANI
4. ANNAS IBNU MALIK
5. BONANTA SRI ARYANI
6. DAMAR SRI ARYANI
7. DEFRI RESPATI PRADANA
8. FAJAR NUR FALAH FAHMI
9. JAVIER DELLYTERO F KAYADOE
10. KARAN DWO WIDAGHO
11. M. LUTFI KHAKIM
MOCHRIZAL APRILIANTO

SILABUS XIV

DEMO AIR CONDITION (PENYEJUK UDARA DAN PENGHANGAT UDARA) KONSTRUKSI,


CARA PENGOPERASIAN DAN CARA MEMONITORING

A. HVAC (Heating ventilation and Air Conditioning)


Beberapa instrument-instrument dari HVAC diantaranya:

a. Chiller merupakan mesin refrigerasi yang berfungsi untuk menghilangkan panas cairan pada sisi
evaporator-nya yang selanjutnya akan didistribusikan pada mesin penukar kalor FCU (Fan Control
Unit) /AHU (Air Handling
Unit)
b. FCU merupakan perangkat sederhana yang terdiri dari kumparan (coil) dan kipas. FCU digunakan
untuk mengontrol suhu dalam ruangan yang dikendalikan oleh on/off switch atau thermostat.
Karena kesederhanaannya itulah. FCU lebih ekonomis bila dibandingkan dengan AHU.
c. AHU merupakan alat yang digunakan untuk pengkondisian udara dan sirkulasi udara sebagai
bagian dari sistem HVAC. AHU biasanya berupa unit berisi blower. elemen pemanas atau
pendingin. filter. peredam suara.
d. Cooling Tower. merupakan suatu peralatan yanag digunakan untuk menurunkan suhu air dengan
cara mengekstrasi panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfir. Cooling Tower menggunakan
proses penguapan. dimana sebagaian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian
dibuang ke atmosfir.

Prinsip kerja refrigerasi.

Gambar 2.1. Prinsip kerja refrigerasi

Prinsip dasar dari mesin ini adalah proses pemindahan panas dari reservoir yang bertemperatur tinggi ke
reservoir rendah namun membutuhkan kerja yang harus dimasukan dalam sistem.
Gambar 2.2. Sekema perpindahan panas
(Sumber:.. Sistem Refrigrasi dan Saluran Udara –Diktat Program Studi D4 Teknik Permesinan Kapal.)

Proses perpindahan energi panas yang terkandung dalam panas udara dalam ruangan dan juga panas dari
udara dari fresh air pada awalnya terjadi pada unit Air Handling Unit (AHU). Pada unit AHU panas
berpindah menuju fluida air melalui koil AHU. Kemudian air dibawa menuju evaporator untuk proses
perpindahan panas dari air menuju fluida kerja berupa refrigeran. Pada proses kompresi uap fluida
membawa panas untuk dileskan ke lingkungan melalui kondensor yang dibawa melalui air.

Gambar 2.3. Sekema proses perpindahan energi

Klassifikasi HVAC pada Kapal


Sistem pengkondisian udara pada kapal akan dibagi berdasarkan fungsi kapal tersebut yaitu Sistem
Refrigrasi dan Saluran Udara

a) Naval (kapal angkatan laut)


b) Merchant (kapal dagang)

Secara umum HVAC pada 2 jenis kapal tsb digunakan untuk:

1. Menjaga crew/penghuni kapal tetap sehat secara fisik maupun mental


2. Menyediakan temperatur lingkungan yang sesuai dengan kriteria kerja peralatan (equipment)
3. Menyediakan temperatur lingkungan yg sesuai untuk menjaga barang berbahaya seperti
amunisi pada kapal Naval
4. Menjaga (mengawetkan) produk-produk yang mudah busuk untuk kebutuhan Store.supplies
dan cargo.
5. Mencegah kontaminasi dari bahan beracun (noxious) dan mudah meledak Berdasarkan Marine
Engineering Handbook kapasitas pengkondisian udara yang umum digunakan untuk kapal yaitu
antara 5000 cfm sampai 8000 cfm. Dimana kapal Naval ship menggunakan sistem HVAC
terpusat (central station) yg disebut sebagai sistem resirkulasi (recirculation system)

Sistem HVAC pada Merchant Ship (kapal dagang) diklasifikasikan menjadi:

1. Sistem HVAC yg melayani ruangan yang berdimensi volume kecil antara lain passenger
staterooms. crew’quarter. office. shops dll
2. Sistem HVAC yang melayani ruangan yang berdimensi volume besar seperti ruang makan.
lounges. messroom dll
.

Terdapat 4 macam peng-class-an mengenai sistem HVAC:


1. Sistem Pendingin HVAC Class A

Gambar 2.4 Skema Sistem Pendingin class A dengan pengatur Kelembaban


Pada gambar 2.4 merupakan gambaran ilustrasi dari sistem Class A yang dikhususkan
untuk pendinginan yang memerlukan udara sirkulasi dalam jumlah besar. Dimana udara
sirkulasi didapat dari udara segar (fresh air) dan udara resirkulasi dari ruangan yang keduanya
dikondisikan terlebih dahulu meliputi filterisasi dan pengkondisian (antara lain preheating,
cooling, dehumidifying etc) oleh sistem terpusat HVAC

Sistem pendingin Class D


Gambar.2.5 Skema Sistem Pendingin Class D

(Sumber:..Sistem Refrigrasi dan Saluran Udara –Diktat Program Studi D4 Teknik Permesinan Kapal.)

Pada gambar 2.5 Class D (terminal pemanas ulang) AC ruang yang disediakan untuk
mengakomodasi kebutuhan pendinginan dengan beban maksimum. Campuran udara luar dan
udara sirkulasi yang telah difilter dipanaskan. didinginkan dan diatur kelembabannya sesuai
dengan kebutuhan beban. Sistem ini digunakan untuk pelayanan penumpang kapal serta untuk
para crews kapal. Dalam Class D terdapat dua komponen yang berfungsi sebagai pengatur
keluaran dari udara panas maupun udara dingin yang diatur berdasarkan sensor dimana sensor
tersebut bekerja saat siklus pemanas maupun siklus pendingin.

3. Sistem pendingin Class E

Gambar.2.6 Skema Sistem Pendingin Class E


(Sumber:... Sistem Refrigrasi dan Saluran Udara –Diktat Program Studi D4 Teknik Permesinan Kapal)
Untuk gambar diatas merupakan rangkaian sistem yang digunakan untuk ruangan kecil yang
memerlukan pengkondisian udara berkualitas tinggi. Sistem pendinginan udara merupakan sistem
utama pada klas ini. sedangkan sistem pemanas ruangan adalah sistem sekundernya. Baik udara
panas maupun udara dingin. disuplai bedasarkan kebutuhan untuk mendapatkan rasa nyaman
terhadap penghuni yang berada dalam ruangan tersebut.

4. Sistem pendingin Class G

Gambar2.7. Skema Sistem Pendingin Class G

(Sumber:... Sistem Refrigrasi dan Saluran Udara –Diktat Program Studi D4 Teknik Permesinan Kapal)

Sedangkan pada gambar 2.7 merupakan sistem HVAC yang menggunakan sistem saluran ganda
(dual duct). Dimana distribusi udara disupplai oleh Fan pada sistem terpusat yang memiliki tekanan
kerja tinggi sehingga bisa mendistrbusikan udara pada dua saluran udara pada kecepatan yang tinggi
yaitu 5000 fpm. Pada sistem ini akan ada 2 saluran yaitu :

1. Saluran udara panas


2. Saluran udara dingin
Sehingga proses pencampuran yang tepat antara keduanya macam udara tersebut dilakukan
untuk mendapatkan nilai yg sesuai dengan beban ruangan
Tugas Permesinan Bantu(praktek)
Kelas T7D
Angkatan 55
Kelompok 1:
1. ALUSIUS RISKI HERNANDA
2. ANARTA FUADI ARDIANSYAH
3. ANGGARA FEBRANU RIFANI
4. ANNAS IBNU MALIK
5. BONANTA SRI ARYANI
6. DAMAR SRI ARYANI
7. DEFRI RESPATI PRADANA
8. FAJAR NUR FALAH FAHMI
9. JAVIER DELLYTERO F KAYADOE
10. KARAN DWO WIDAGHO
11. M. LUTFI KHAKIM
12. MOCHRIZAL APRILIANTO

SILABUS XV

DEMO PURIFIER (KONSTRUKSI, CARA PENGOPERASIAN DAN CARA MEMONITORING)

A. Pengertian dan Prinsip Kerja Fuel Oil Purifier

1. Pengertian Fuel oil Purifier


Pengertian fuel oil purifier adalah pemisah dua cairan yang berbeda berat jenisnya. Purifier
atau separator merupakan salah satu komponen system bahan bakar atau minyak lumas yang
berfungsi sebagai pembersih bahan bakar dan minyak lumas yang paling efektif jika dibandingkan
dengan komponen lain yang mempunyai fungsi sama antara lain seperti filter dan tangki endap.
Sebagaimana telah diketahui bahwa air dan partikel padat serta minyak yang berbeda berat
jenisnya dapat dipisahkan dengan adanya gaya tarik bumi (gravity) yaitu dengan pengendapan,
namun cara tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pengendapan.

Gambar 2.1. Prinsip Dasar Pengendapan Zat Cair.


Proses lain pemisahan zat cair dapat juga dengan menggunakan peralatan susunan mangkuk
(Bowl) seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.2. Proses Pemisahan Dengan Susunan Bowl.

2. Prinsip Kerja Fuel Oil Purifier


Di kapal, Fo purifier berfungsi untuk membersihkan bahan bakar atau minyak lumas dari
kotoran cair maupun padat ( lumpur ).
Telah dijelaskan di atas bahwa pemisahan secara pengendapan membutuhkan waktu yang lama dalam
pemisahannya, sedangkan proses pemisahan dengan menggunakan susunan bowl jauh lebih efektif dan
efisien. Prinsip kerja dari purifier itu sendiri ialah dengan menggunakan gaya sentrifugal yang dihasilkan
dari putaran tinggi motor untuk memutar bowl, dimana gaya gravitasi digantikan dengan gaya sentrifugal
maka akan menghasilkan gaya pemisah yang ribuan kali lebih besar dan proses pemisahan tidak
memerlukan waktu yang lama. Proses tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.3. Purifikasi Dengan Gaya Sentrifugal


B. Konstruksi Dan Bagian–Bagian Utama Purifier

Ada berbagai macam tipe purifier yang digunakan pada kapal-kapal niaga, gambar dibawah ini
adalah gambar sederhana konstruksi dan bagian utama purifier.

Gambar 2.4. Sketsa kontruksi Fuel Oil Purifier


Gambar 2.5. Sketsa Kontruksi Fuel Oil Purifier

Bagian – bagian utama purifier dan fungsinya

1. Bowl (mangkuk)

Ialah salah satu bagian utama pada purifier berbentuk seperti mangkuk didalamnya
terdiri dari piringan– piringan
(Disc) yang berfungsi sebagai media pemisah caiaran minyak dengan kotoran-kotoran.
Dalam proses ini partikel-partikel berat terdesak keluar sedangkan minyak yang memiliki
partikel ringan terdesak kebagian dalam dan mengalir keluar melalui saluran minyak,
sedangkan lumpur yang berasal dari kotoran-kotoran padat akan terkumpul di dinding dari
bowl (mangkuk) dan sewaktu-waktu dapat dibersihkan.

Gambar 2.6. Penampang Bowl

Keterangan:

1. Dirty Oil inlet


2. Clean oil outlet
3. Water outlet
4. Water pumping disc
5. Dics
6. Top disc
7. Border area between water and oil
8. Bowl periphery
9. Bowl hood
10. Distributor
11. Oil pumping disc
12. Regulating disc
Gambar 2.7. Sistim Aliran Liquid Of Oil

2. Electro Motor

Merubah tenaga listrik ( electric ) menjadi tenaga gerak / putaran yang berfungsi
sebagai tenaga penggerak utama pada purifier yang dihubungkan dengan horizontal shaft dan
Vertikal shaft untuk memutar bowl serta gear pump.

3. Horizontal shaft

Ialah poros yang berfungsi meneruskan tenaga gerak / putaran dari motor yang
dihubungkan dengan gear pump dan vertical shaft.
Gambar 2.8 Horizontal shaft
4. Vertical shaft
Ialah poros yang berfingsi memutar bowl, yang dihubungkan oleh horizontal shaft
melalui spiral gear.

Gambar 2.9 Vertical Shaft

5. Gear pump
Ialah pompa yang digunakan mentransfer minyak kotor ke purifier yang dihubungkan
oleh safety joint dengan horizontal shaft.
Gambar 2.10 Gear pump

6. Friction clutch
Friction clutch atau kopling gesekan digunakan untuk mempengaruhi putaran pada
motor apabila putaran motor melebihi batas putaran yang ditentukan (untuk mencegah motor
dari overload).

Gambar 2.11 Friction Clutch

7. Brake
Berfungsi sebagai rem atau alat untuk menghentikan putaran bowl dalam waktu singkat
apabila dalam proses purifikasi mengalami trouble dan alasan tertentu untuk perawatan,
inspeksi dll.
Gambar 2.12 Brake

C. Pengoperasian Fuel Oil Purifier

1. Petunjuk Keselamatan Kerja


Pada pengoperasian purifier (separator) agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak di
inginkan maka harus memperhatikan peringatan-peringatan / instruksi yang telah ditetapkan dari
pabrik. Adapun hal -hal penting yang harus dilakukan untuk menunjang keselamatan dalam
pengoperasian purifier diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Tidak melepas bagian apapun dari fuel oil purifier atau sambungan masuk dan keluar sebelum
mangkuk benar-benar berhenti.
b. Pemeriksaan mangkuk dengan memutar mangkuk dengan tangan mangkuk harus mudah
berputar.
c. Jadwal pelumas harus diikuti dengan benar.
d. Jangan sekali – kali menggunakan nyala api untuk memanaskan komponen mangkuk atau
sebagainya.
e. Alat pengaman harus diperiksa secara teratur.

2. Menjalankan Fuel Oil Purifier

Sebagai penunjang kerja diatas kapal prosedur mengoperasikan fuel oil purifier yaitu:

a. Menghidupkan sumber tenaga dan papan penghubung utama yang ada dalam Control Room
b. Buka kran atau katup air tawar dari tangki air tawar ke purifier
c. Buka kran bahan bakar masuk dan keluar purifier.
d. Buka kran untuk heater atau pemanas dalam hal ini pemanas uap, untuk mendapatkan pemanasan
yang rata-rata uap yang masuk harus distel dengan penunjukan angka antara 115° C-130° C.
e. Setelah semua kran dalam keadaan terbuka, maka langkah selanjutnya adalah periksa lubricating
oil pada rumah worm gear yang dapat dilihat pada gelas duga, bila kurang segera ditambah.
f. Periksa rem (brake) harus dalam keadaan bebas.
g. Jalankan heater atau pemanas dengan menekan tombol on pada Control Box .
h. Jalankan pompa bahan bakar purifier.
i. Purifier siap untuk diopersaikan, dengan menekan tombol start maka motor dari purifier mulai
berputar, dalam waktu lebih kurang 5 menit putaran dari purifier akan mencapai maksimal yang
dapat dilihat pada penunjukan jarum ampere meter. Pada saat pertama start karena beban untuk
berputar agak berat maka penunjukan jarum ampere meter mencapai 10 ampere, tetapi bila
putaran sudah normal maka penunjukan jarum ampere meter akan bergerak turun hingga
mencapai sekitar 6 ampere.
j. Setelah putaran normal dan maksimum maka dapat dilakukan sludging atau blow up secara
manual dengan menggunakan air tawar 2-3 kali dengan tujuan membuang sisa-sisa kotoran yang
menempel pada bowl disc.
k. Bila system air tawar sudah bekerja dengan baik maka purifier sudah siap untuk
melaksanakan pemisahan bahan bakar dengan air dan kotoran, dengan menekan tombol on pada
panel program kontrol purifier maka purifier akan bekerja secara otomatls untuk melakukan
pemisahan bahan bakar.

3. Menghentikan Fuel Oil Purifier


Prosedur atau langkah–langkah menghentikan fuel oil purifier adalah sebagai berikut:

a. Tutup kran bahan bakar masuk dan keluar purifier


b. Matikan pemanas bahan bakar.
c. Blow up dengan menggunakan air tawar 2-3 kali
d. Tekan tombol off pada Panel Control Program Purifier maka secara otomatis purifier akan
melakukan sludging terlebih dahulu untuk membuang kotoran yang tersisa di dalam bowl
(mangkuk) sebelum purifier tersebut stop.
e. Stop motor purifier Apabila purifier sedang beroperasi ada empat hal yang perlu diperhatikan
yaitu:

1. Temperatur bahan bakar


2. Tekanannya, baik tekanan hisap dan purifier maupun tekanan dan dalam purifier ke tangki
harian bahan bakar.
3. Lubricating Oil (minyak lumas) pada rumah worm gear (roda gigi).
4. Getaran dan suara/bunyi yang mencurigakan pada purifier.

D. Perawatan Fuel Oil Purifier 1. Perawatan Ditinjau dari Segi Manajemen


Berkembangnya suatu perusahaan pelayaran sangat tergantung pada kelancaran dan pengoperasian
kapal-kapalnya. Salah satu tujuan dari perusahaan pelayaran adalah memperoleh keuntungan yang
sebesar besarnya, keuntungan perusahaan akan bertambah bila pendapatan meningkat dan biaya
operasi kapal dapat diminimalkan. Demikian juga yang harus dilakukan pada purifier ini agar system
instalasi bahan bakar pada motor induk tidak terganggu akibat bahan bakar tercampur kotoran dan air
sehingga dapat mengganggu kelancaran operasi kapal yang pada akhirnya akan merugikan
perusahaan maka purifier harus dirawat secara baik dan berencana sesuai dengan metode manajemen
Untung ruginya suatu perusahaan pelayaran sangat dipengaruhi pada perawatan kapal tersebut
sedangkan perawatan ditinjau dari sudut manajemen mencakup :
a. Planning (perencanaan)
b. Organizing (pengorganisasian)
c. Actuating (pelaksanaan)
d. Controlling (pengawasan)

Adapun tugas-tugas dan manajemen perawatan dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Planning (perencanaan)
Sebelum memulai suatu manajemen perawatan dalam hal ini perawatan pada purifier terlebih dahulu
dibuat suatu rencana yang sesuai dengan buku petunjuk yang diberikan oleh pabrik pembuat. Maksud
dari rencana perawatan diatas adalah perawatan yang meliputi pembersihan saringan secara rutin dan
pengeluaran sisa-sisa kotoran setelah proses penyaringan akan mengendap padapiring-piringnya.
Apabila Purifier tersebut telah melampaui batas kerja (3000 jam) sesuai yang disayratkan maka akan
segera diadakan overhould untuk pembersihan Purifier, karena kotoran-kotoran yang menempel
harus dikeluarkan kemudian dibersihkan dengan menggunakan sekrap minyak solar.

b. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah merupakan pembagian tugas yang akan dilaksanakan yaitu menyangkut
perawatan yang telah disusun sehingga rencana perwatan tersebut dapa dilaksanakan dengan
baik dan teratur, Jadi masisnis yang ditunjuk harus menyusun rencana kerja perwatan sesuai dengan
buku petunjuk dan pengadaan suku cadang dari purifier tersebut. Agar rencana kerja perawatan
purifier ini tidak bebenturan dengan perawatan mesin yang lain maka masinis yang ditunjuk harus
berkonsultasi dengan kepala kerja dalam hal ini Masinis I.
c. Actuating (pelaksanaan)
Setelah rencana perawatan telah diorganisasikan atau disusun dengan baik, maka penanggung jawab
pada perawatan purifier dalam hal ini Masinis yang ditunjuk dapat melaksanakan pengorganisasian
rencana perwatan tersebut, termasuk penggantian suku cadang yang aus, robek dan rusak.
d. Contolling (pengawasan)
Pengawasan ini sangat penting pada perawatan dilihat dari segi manajemen, karena dengan
pengawasan dapat dilihat sumber daya manusia yang berkualitas dan loyal terhadap perusahaan.
Pengawasan pada setiap pekerjaan yang telah dilaksanakan, Karena pengawasan ini bukan saja untuk
mencari kesalahan tetapi juga untuk menemukan kesalahan dalam pelaksanaan tugas sehingga dapat
diperbaiki demi kelancaran tugas dimasa yang akan datang.

2. Perawatan Ditinjau dari Segi Pekerjaan


a. Membersihkan Komponen Mangkuk (Bowl)

Pada jangka waktu tertentu komponen mangkuk harus dibersihkan dari endapan lumpur
yang menempel pada permukaan mangkuk. Pembersihan ringan dari komponen mangkuk
tergantung dari kadar kotoran dalam minyak yang diproses. Sebagai tambahan pada pembersihan
penghantar lumpur dan ruangan lumpur, cakera harus dicuci.
langkah-langkah yang dilakukan dalam membersihkan komponen mangkuk adalah sebagai berikut:
1. Hentikan pengoperasian fuel oil purifier.
2. Lepaskan baut pengikat kap dan buka kap tersebut dengan menahan kap tersebut menggunakan
cincin penahan.
3. Untuk melepas putar sekrup pengaman searah putaran jarum jam, lakukan dimangkuk dasar tanpa
paksaan. Salah satu lakukan terdapat dibawah tanda ”O” pada mangkuk atas.

4. Lepaskan cincin pengaman (ulir kiri) dengan cara mengetuk tangkai kunci pas.
5. Angkat mangkuk dan komponen yang lain keatas.
6. Tempatkan mangkuk dan komponen yang lainnya bersama set cakera dalam tempat berisi cairan
pembersih atau solar.
7. Setelah komponen mangkuk dan komponen yang lain, pasang kembali semua komponen fuel oil
purifier dengan mengikuti kebalikan dari langkah pembongkaran.

b. Membongkar Komponen Fuel Oil Purifier

Adapun langkah-langkahnya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:


1. Setelah menghentikan fuel oil purifier, bongkar komponen mangkuk.
2. Buka cincin pengaman dengan kunci siku (ulir kiri) dan lepaskan cincin pengaman.
3. Lepaskan mangkuk atas berikut gasket.
4. Lepaskan penyalur lumpur dan bersihkan.
5. Lepaskan baut pengaman pada mangkuk dasar dengan menggunakan tarikan baut lain.
6. Sesudah melepaskan mangkuk dasar dari kerucut poros ulir, bersihkan seluruh komponen.
7. Gasket yang membesar harus dikeringkan ditempat panas, supaya gasket tersebut mendapatkan
kembali ukurun semula dan dapat dipakai kembali.
8. Yakinkan leher distributor, bersihkan dari kotoran yang terkumpul dengan menggunakan sikat.
9. Sesudah dibersihkan, bagian ulir diberi sedilit gemuk atau special grease yang tercampur pasta
molybdenum disuliphide dan gemuk kualitas tinggi.
10. Periksa kembali semua komponen dan gasket, apabila ditemukan kerusakan segera ganti dengan set
yang baru.
11. Pasang kembali komponen uang telah dibersihkan, merakit komponen mangkuk dengan urutan
sebaliknya dari langkah pembongkaran.

c. Membersihkan Fuel Oil Purifier Untuk Jangka Waktu yang Lama

Pemeliharaan dan pambersihan bagian-bagian fuel oil purifier untuk jangaka waktu yang
lama antara lain:
1. Komponen fuel oil purifier harus dibersihkan seluruhnya. Bagian komponen mangkuk yang sudah
bersih harus dikeringkan serta diberi gemuk untuk mencegah korosi.
2. Komponen mangkuk harus dikunci sesudah dibersihkan dan dipasang kembali, dengan memasang
rem dan kencangkan sekrup pengaman mangkuk untuk mencegah kerusakan pada bantalan yang
mungkin disebabkan oleh getaran kapal.
3. Keluarkan minyak pelumas dan isi minyak pencegah korosi, kedalam ruang roda gigi. Tinggi
permukaan harus rata pada tinggi pertengahan, bahwa semua bagian roda gigi terendam dengan
minyak pencegah korosi.
4. Periksa kebocoran pipa hubungan antara katup, jika perlu lepaskan pipa hubungan antara katup
atau ganti yang baru.
Sebelum menjalankan kembali fuel oil purifier, isi minyak pelumas sesuai dengan spesifikasi.
Tinggi dari permukaan minyak harus sedikit diatas dari tanda tengah dari gelas duga.

E. Permasalahan dan Penanganannya

1. Putaran Mangkuk (Bowl) Tidak Mencapai Kecepatan Maksimal

a. Kemungkinan penyebab dari gangguan tersebut adalah:

1) Rem terpasang.

2) Sekrup penjamin mangkuk masuk.

3) Hubungan listrik motor salah.


4) Bidang gesekan sepatu kopling berminyak.

5) Lapisan sepatu kopling aus.

6) Jumlah sepatu kopling kurang.

7) Cairan terkumpul dibagian atas dari rangka, dan memperlambat putaran mangkuk.

b. Langkah –langkah perbaikanya :

1) Lepaskan tuas rem dengan memutar tangkai searah jarum jam.

2) Lepaskan sekrup penjamin mangkuk.

3) Periksa hubungan kawat listrik.

4) Keringkan bidang gesekan, gunakan bensin atau tricholorethylene atau cairan pelarut lain.

5) Tambahkan sepatu kopling.

6) Periksa pipa buang rangka, cairan harus dapat keluar bebas, bersihkan bagian dalam rangka.

2. Putaran Bowl Melebihi Kecepatan Normal

a. Kemungkinan penyebab dari gangguan tersebut adalah :

1. Kesalahan pada frekuensi power supply (50 Hz atau 60 Hz).


2. Kesalahan pemasangan pada blok penggerak.

b. Langkah –langkah perbaikan :

1. Periksa frekuensi power supply elektro motor.


2. Periksa pemasangan blok penggerak pada purifier.

3. Putaran Bowl Tidak Seimbang

a. Kemungkinan penyebab kerusakan:

1. Kemungkinan penyebab dilihat dari bagian mangkuk :

a. Padatan melekat dalam mangkuk tidak rata.


b. Rakitan mangkuk tidak sempurna atau bagian-bagian dari mangkuk lain ( jika banyak pemisah
terpasang ) tertukar.
c. Tekanan dalam susunan cakera berkurang.
d. Bagian-bagian mangkuk rusak.
e. Tabung karet metal dalam bantulan laher aus.
f. Tekanan dalam bantalan dasar aus.
g. Bantalan aus.

2. Bagian roda gigi dalam kondisi buruk :

a. Aus normal.
b. Aus premature disebabkan oleh:
- Tidak ada minyak pada umumnya bagian dari biru warnanya
- Minyak dengan kekentalan terlalu rendah
- Partikel metal terdapat dalam minyak disebabkan oleh pengantian satu roda gigi seharusnya dua roda
gigi

b. Langkah-langkah perbaikannya:

1) Bagian Mangkuk

a) Berhentikan pemisah,pasang rem, tutup katup minyak kotor masuk bersihkan mangkuk.
b) Rakit mangkuk dengan baik.
c) Periksa apakah cincin pengaman mangkuk terpasang kencang,periksa jumlah cakera,jika perlu
ditambah dengan cadangan atau cakera kompensasi.
d) Kirim mangkuk kepabrik atau bengkel yang diakui, jangan mencoba memperbaiki sendiri. Jangan
dilas atau disolder, mangkuk dibuat dari baja disepuh panas.
e) Ganti tabung karet metal.
2) Bersihkan ruang roda gigi seluruhnya, ganti rakitan roda ulir dan juga poros ulir (jangan ganti
sebagian) ganti minyak jika perlu,gantilah lebih sering.

4’. Pompa Transfer Tidak Menghisap

a. Kemungkinan Penyebab Kerusakan:

1) Pompa rusak
2) Pipa hisap tersumbat atau bocor
3) Saringan awal tersumbat atau bocor
4) Kesalahan pemasangan kabel power supply sehingga terjadi kesalahan perputaran pompa

b. Langkah – langkah perbaikannya:


1. Periksa cincin perapat pada poros pompa
2. Bersihkan atau berikan perapat pada pipa hisap, periksa katup dasar
3. Bersihkan saringan awal, ganti gasket jika diperlukan
4. Periksa arah putaran pompa serta periksa ulang sambungan power supply pada elektromotor

F. Faktor-faktor Penyebab Peluberan Bahan Bakar

Pesawat fo purifier di atas kapal sangat penting sesuai dengan kegunaannya untuk membersihkan
bahan bakar, dengan demikian kerusakan pada mesin akibat penggunaan bahan bakar yang tidak bersih
dapat dikurangi. Faktor yang memungkinkan terjadinya peluberan bahan bakar dari dalam fo purifier
antara lain:

1. Pengaruh Gravity Disc


Kemampuan purifier untuk memisahkan bahan bakar dari air dan kotoran (lumpur) sangat
dipengaruhi oleh ukuran gravity disc.
Dalam purifier minyak yang masuk akan berputar, hal ini bertujuan untuk mengatur cara pelemparan
sehingga zat cair yang mempunyai berat jenis lebih besar akan terlempar jauh, sedangkan berat jenisnya
ringan dekat dengan sumbuh putaran. Jika berat jenis minyak bahan bakar yang masuk ke purifier
berubahubah maka perbandingan garis tengah (diameter) harus diubah. Untuk itu pada satu perangkat
cincin pada setiap sentrifugal yang mana garis tengah luar dari saluran pembuangan air dapat diubah. Dan
cincin tersebut adalah gravity disc, agar cairan minyak dan air tidak bersatu atau bercampur kembali pada
waktu minyak dan air itu keluar.

2. Pemilihan Gravity Disc


Gravity disc yang akan digunakan pada fo purifier teriebih dahulu diadakan pemilihan yang tepat
agar mengurangi terjadinya peluberan bahan bakar.
Hal ini perlu dilakukan karena pengaruh perbedaan berat jenis dari bahan bakar.

Adapun hal yang dilakukan adalah:

a. Persediaan Gravity Disc

Jenis gravity disc ditentukan pada table di bawah ini. Hal ini terlihat perbedaan gravity disc pada
diameternya dari beraiacam-macam gravity disc

Diameter Gravity Disc (mm) 63 64,5 60,5 68 70 73 78 84


Perbandingan (Berat Jenis) 0,900 0,965 0,956 0,930 0,920 0,88 0,870 0,840

b. Petunjuk Umum Pemilihan Gravity Disc

Untuk mendapatkan gravity disc yang cocok pada fo purifier yang dipakai saat sekarang harus rnemenuhi
4 (empat) macam syarat yang diperlukan antara lain:

1). Spesifik Gravity (berat jenis)

2). Viscosity (kekentalan)

3). Tabel seleksi Gravity Disc

4). SuhuPemanasa

3. Putaran Tidak Senter


Gagalnya fo purifier distart kembali setelah terjadi automatic stop disebabkan putarannya imbal
(tidak senter) sehingga tidak mampu melampaui batas kritis. Pertama kali putarannya jalan pelan-pelan
semakin lama putaran semakin cepat, untuk menuju putaran normal biasanya melalui putaran yang diiringi
dengan getaran, getaran inilah yang dinamakan putaran kritis.
Putaran fo purifier yang imbal (tidak senter) sulit bahkan tidak mungkin mencapai putaran normal, apabila
putaran tidak normal, maka daya atau tenaga untuk melempar dalam gaya sentrifugal tidak tercapai
sehingga bahan bakar dan air akan tercampur. Sebab-sebab purifier putarannya tidak senter adalah:

a. Bowl Disc Kotor

Pada dinding bagian dalam bowl banyak kotoran-kotoran yang menempel. Agar bowl disc tidak
kotor seperti yang dianjurkan oleh buku petunjuk purifier dilakukan pembersihan setiap 3000 jam pada
saat pencucian bowl (mangkuk), bowl hood (kap mangkuk), bowl body (badan mangkuk) dan bowl disc
(piringan mangkuk) serta dapat diperiksa bagian-bagian lainnya seperti: O-ring packing atau seal ring.
Bila pada bagian-bagian tersebut rusak harus segera diganti untuk mencegah kebocoran pada purifier
tersebut.

b. Ball Bearing (Bantalan)

Kerusakan pada ball bearing ini disebabkan oleh putaran poros yang tidak rata (senter) atau
pemanasan bahan bakar yang terlalu tinggi, pada saat masuk ke purifier temperatur bahan bakar maksimun
adalah 100°C. Jika ball bearing rusak jalan satu-satunya cara adalah diganti dengan yang baru.

c. Poros Purifier
Poros purifier yang bengkok disebabkan karena terlalu lama dipakai sehingga mengalami
perubahan bentuk, disamping itu ujung poros bagian yang lurus permukaannya tidak rata lagi karena
termakan korosi dan aus karena gesekan. Apabila poros yang sudah bengkok atau sudah aus, jalan terbaik
yaitu harus diganti.
d. Drive Gear
Drive gear akan cepat rusak/aus bila system pelumasan kurang diperhatikan.penggunaan minyak
lumas yang tidak sesuai di Drive gear dapat menyebabkan gear menjadi aus sehingga mempengaruhi
terhadap penyaluran tenaga motor secara maksimun sehingga putaran motor akan berkurang, factor lain
yang menyebabkan drive gear rusak yaitu dalam pemasangan kurang hatihati.

Anda mungkin juga menyukai