Anda di halaman 1dari 1

Sejarah Tari Kecak

Tari kecak bukanlah tarian kuno, tarian ini berawal dari ide seorang penari Bali bernama I
Wayan Limbak, bersama dengan pelukis berkebangsaan Jerman yaitu Walter Spies.
Walter Spies datang ke Bali, tepatnya sekitar tahun 1920-an I Wayan Limbak sudah
berinovasi dalam bidang seni tari. Dia memasukan unsur gerakan tari baris (sebuah tarian
perang) ke dalam tari yang menjadi cikal bakal tari kecak
I Wayan Limbak menciptakan tari kecak karena terinspirasi dari tradisi Sang Hyang. Di
Bedulu, desa dia tinggal, masyarakat sekitar sering menggelar tradisi tersebut apabila ada
salah seorang anggota keluarganya menderita sakit.
I Wayan Limbak dan Walter Spies kemudian berinisiatif mengambil sejumlah komponen
tari Sang Hyang, sekaligus memodifikasinya sebagai sebuah tarian yang ada saat ini.
Keduanya juga menyisipkan cerita populer ramayana, serta membuatnya menjadi seni tari
drama.
Sekitar tahun 1930-an, tari kecak mulai diperkenalkan. Seperti dijelaskan sebelumnya, tari
kecak berasal dari tradisi Sang Hyang. Sebuah bentuk kegiatan adat untuk menolak bala.
Para pelakunya akan menari dalam kondisi tidak sadar, dan mulai melakukan komunikasi
dengan para dewa serta roh leluhur.
Tari kecak dikenal juga dengan nama Fire Dance atau tarian api. Tarian ini menjadi atraksi
yang sangat dinanti oleh para wisatawan yang sedang berkunjung ke Bali. Tari kecak
biasanya dibawakan oleh 50-60 orang penari pria bertelanjang dada. Mereka duduk
melingkar di sebuah arena atau panggung yang di tengahnya terdapat beberapa obor.
Sayangnya, meski tarian kecak kini begitu populer dan sudah terkenal hingga
mancanegara, sosok I Wayan Limbak masih jarang diketahui. Khususnya, masyarakat
luar Bali. Hal ini memang wajar terjadi, karena sumber literatur yang menceritakan tokoh
ini jumlahnya tidak terlalu banyak.
Pak Limbak, sudah menciptakan tarian yang dijuluki “The Monkey Dance”. Terinspirasi
dari tarian “pengusir setan”, Limbak mempopulerkan tari kecak dan membantu
membentuk citra Bali sebagai pulau surga dengan budaya yang eksotis.
Sementara itu, diketahui kalau I Wayan Limbak tinggal di Banjar Marga Bingung, Bali.
Limbak adalah seorang maestro di bidang seni tari, dan salah satu karyanya yakni tari
kecak yang sudah mendunia.
Dalam tari kecak I Wayan Limbak kerap memainkan peran sebagai Kumbakarna, adik
maharaja raksasa Rahwana. Seorang tokoh yang gagah perkasa. Kala itu, Limbak
menjadi idola. Setiap pertunjukannya selalu ramai didatangi penonton.
Tarian kecak kini sudah menjadi daya pikat utama wisatawan yang berlibur ke Bali, dan
ingin merasakan pengalaman melihat atraksi seni budaya di sana. Tarian ini selalu
memukau parap penonton yang menyaksikannya.
I Wayan Limbak lahir pada tahun 1897 dan menghembuskan napas terakhir pada 2003
dalam usia 106 tahun. Dia mewariskan karya spektakuler yang kini menjadi ikon wisata di
Bali dan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai