HIPOGLIKEMIA
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan
Dosen Pengampu :
Oleh :
Ni Kadek Desy Kartika Sari
Hossiana Destri Natalia
Kadek Ary Kusri Winanti
Putu Desy Intan Cahyani
Ni Putu Oktarini Putri
Luh Putu Devita Pramesti Putri
I Gusti Agung Ayu Cahyani Indah Permata Putri
Dinda Pramesti Kartika Wulandari
I Gusti Agung Mas Dhiana Dewi
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada
waktunya yang membahas tentang “Hypoglikemi”.
Makalah ini berisikan tentang definisi, etiologi, patofisiologi, diagnosa, gejala dan
penatalaksanaannya. Harapan kami makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu
pengetahuan bagi para pembaca sehingga pembaca bisa mengenal dan mengetahui bagaimana
penatalaksanaan hipoglikemia ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa meridhai segala
urusan kita. Amin.
BAB I ........................................................................................................................ 3
A. PENDAHULUAN ........................................................................................ 3
A. Latar Belakang .............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................... 4
D. Manfaat ......................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................... 5
II. PEMBAHASAN........................................................................................... 5
A. Definisi .......................................................................................................... 5
B. Etiologi .......................................................................................................... 6
C. Patofisiologi .................................................................................................. 10
D. Diagnosa ....................................................................................................... 10
E. Diagnosa Banding ......................................................................................... 11
F. Gejala Klinis ................................................................................................. 11
G. Penatalaksanaan bagi Bayi ............................................................................ 11
BAB III.
A. Kesimpulan ................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................. 15
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah. Terdapat
teknik baru untuk menguji keadaan hipoglikemi, seperti menggunakan penganalisa
oksidase glukosa atau optical bedside glucose analyzer (mis One Touch). Teknik ini
lebih bermakna untuk tujuan skrining di ruang rawat karena interpretasi warna
terkadang tidak subjektif. Pada praktik klinik, bayi dengan kadar glukosa kurang dari
40 mg/dL memerlukan intervensi. Juga untuk menilai glukosa plasma < 20 hingga 25
mg/dL harus diterapi dengan pemberian glukosa per parenteral tanpa
mempertimbangkan usia atau masa gestasi.
Munculnya gejala dan kadar glukosa sangat bervariasi pada setiap bayi. Gejala
biasanya muncul bila kadar glukosa < 40 mg/dL dan tampak antara 24 dan 72 jam
setelah kelahiran atau dalam 6 jam setelah suatu kelahiran bayi mengalami stress
berat. Saat bayi berusia 72 jam, pencapaian kadar glukosa sebesar 45 mg/dL atau
lebih adalah hasil yang diharapkan tanpa mempertimbangkan berat badan, usia gestasi
atau faktor predisposisi lainnya. Manifestasi klinis sangat beragam yaitu mencakup
gemetar atau kejang, iritabilitas, letargi atau hipotonia, pernapasan tidak teratur,
apnea, sianosis, pucat, menolak untuk mengisap atau kurang minum ASI, menangis
dengan suara melengking atau melemah, hipotermia, diaporesis atau aktivitas kejang
neonatus. Jika bayi hipoglikemia dibiarkan tidak mendapat terapi dapat menyebabkan
kerusakan otak dan retardasi mental.
Terkait dengan hal tersebut, maka penulis menyusun makalah ini guna memberikan
pengetahuan mengenai persoalan hipoglikemia.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Jelaskan definisi dari hipoglikemia!
2. Jelaskan etiologi dari hipoglikemia?
3. Jelaskan patofisiologi dari hipoglikemia!
4. Bagaimana diagnosa dari hipoglikemia?
5. Bagaimana diagnosa banding dari hipoglikemia?
6. Bagaimana gejala dari hipoglikemia?
7. Bagaimana Penatalaksanaan bagi bayi jika terkena hipoglikemia?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui definisi dari hipoglikemia.
3. Untuk mengetahui etiologi dari hipoglikemia.
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari hipoglikemia.
5. Untuk mengetahui diagnosa dari hipoglikemia.
6. Untuk mengetahui diagnosa banding dari hipoglikemia.
7. Untuk mengetahui gejala dari hipoglikemia
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan bagi bayi jika terkena hipoglikemia
D. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu agar pembaca dapat mengetahui tentang
hipoglikemia yang terjadi pada neonatus, bayi, dan anak, khususnya mengenai
pengertian, frekuensi penderita, etiologi, manifestasi klinik, pengobatan, dan
pragnosis dari hipoglikemia.
BAB II
II. PEMBAHASAN
A. Definisi
Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah atau kondisi
ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah. Keadaan ini dapat didefinisikan
sebagai kadar glukosa di bawah 40 mg/dL setelah kelahiran berlaku untuk seluruh
bayi baru lahir atau pembacaan strip reagen oxidasi glukosa di bawah 45 mg/dL yang
dikonfirmasi dengan uji glukose darah. Kondisi Hipoglikemi ini lebih berbahaya
daripada Hiperglikemi (kebalikan dari Hipo, kadar gula darahnya diatas normal). Saat
Hipoglikemi oksigen yang sampai ke otak bisa sangat kurang. Kekurangan oksigen di
otak, fatalnya, bisa menyebabkan “Koma”. Selain itu keadaan minim oksigen ini
kalau sering terjadi bisa menimbulkan menurunnya daya ingat bahkan menjadi
“Idiot”.
Hipoglikemia adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat
menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksia otak. Bila tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat bahkan sampai
kematian. Dalam keadaan normal, tubuh mempertaankan kadar gula darah antara 70-
110 mg/dL. Pada diabetes, kadar gula darah terlalu tinggi; pada hipoglikemia, kadar
gula darah terlalu rendah. Kadar gula darah yang terlalu rendah memnyebabkan
berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi.
Otak merupakan organ yang sangat peka terhadap kadar gula darah yang
rendah karena glukosa merupakan sumber energi otak yang utama. Otak memberikan
respon terhadap kadar gula darah yang rendah dan melalui sistem saraf, merangsang
kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin). Hal ini akan merangsang hati
untuk melepaskan gula agar kadarnya dalam darah tetap terjaga. Jika kadarnya
menurun, maka akan terjadi gangguan fungsi otak.
Kelompok Umur Glokuse <mg/dl Darah Plasma/serum
Neonatus
* BCB
B. Etiologi
Hipoglikemia biasa terjadi jika seorang bayi pada saat dilahirkan memiliki cadangan
glukosa yang rendah (yang disimpan dalam bentuk glikogen). Penyebab lainnya
adalah Prematuritas, Post-maturitas, dan Kelainan fungsi plasenta (ari-ari) selama
berada didalam kandungan.
Hipoglikemia juga bisa terjadi pada bayi yang memiliki kadar insulin yang
tinggi. Bayi yang ibunya menderita diabetes seringkali memiliki kadar insulin yang
tinggi karena ibunya memiliki kadar gula darah yang tinggi, sejumlah besar darah
gula ini melewati plasenta dan sampai ke janin selama masa kehamilan. Akibatnya,
janin menghasilkan sejumlah besar insulin. Peningkatan kadar insulin juga ditemukan
pada bayi yang menderita penyakit hemolitik berat.
Kadar Insulin yan tinggi menyebabkan kadar gula darah menurun dengan
cepat pada jam-jam pertama kehidupan bayi setelah dilahirkan , dimana aliran gula
dari plasenta secara tiba-tiba terhenti.
C. Defisiensi endokrin
1. Kelenjar hipofise
a. Defisiensi hormon pertumbuhan (GH)
b. Defisiensi ACTH
c. Panhipopituitarisme hipoinsulinisme hiperinsulinisme
2. Kelenjar adrenalin
a. Penyakit Addison
b. Hipoplasia adrenal bawaan
c. Hiperplasia adrenal bawaan
d. Defisiensi familial glukokortikoid
e. Adrenal medullary unresponsiveness
3. Defisiensi glukagon
D. Hipoglikemia ketosis
E. Obat dan toksin
1. Etil alkohol
2. Salisilat
3. Sulfonilurea
4. Propanolol
5. Jamaican vomiting sickness
F. Lain-lain
1. Kerusakan hati
a. Reye syndrome
b. Leukemia
2. Malabsorpsi
3. Renal glucosuria
4. Malnutrisi, kwashiorkor, diet rendah fenilalanin
5. Neoplasma di luar pancreas
Hipoglikemia pada neonatus bisa disebabkan oleh penyebab-penyebab di atas, namun
bila hipoglikemia neonatus tadi berulang/menetap, dapat dipikirkan penyebab sebagai
berikut:
A. Hormon Excess-hyperinsulinsm
1. Exomphalos, macroglossia, gigantism syndrome of Beckwith Wiedemann
2. "Infant giants"
3. Kelainan patologik sel beta :
a. Adenoma
b. Nesidioblastosis
c. Hiperplasia
d. Leucine or other amino acid sensitivity
B. Defisiensi hormonal Aplasia atau hipoplasia kelenjar hipofise dengan defisiensi hormon
multipel
C. Defek metabolisme karbohidrat heriditer
1. Glycogen storage disease, Type I
2. Intolerans fruktose
3. Galaktosemia
4. Defisiensi sintetase glikogen
5. Defisiensi fruktose 1 - 6 difosfatase
D. Defek metabolisme asam amino herediter
1. Maple syrup urine disease
2. Asidemia metilmalonik
3. Asidemia propionik
4. Tirosinosis
Hipoglikemia neonatus dapat disebabkan oleh penyakit/kelainan penyerta, seperti:
1. Patologik susunan saraf pusat (defek bawaan, infeksi intra uterin
2. atau perinatal, perdarahan atau kernikterus)
3. Sepsis
4. Hydrops fetalis
5. Kelainan jantung bawaan
6. Asfiksia
7. Anoksia
8. Perdarahan kelenjar adrenalin
9. Hipotiroidismc
10. Kelainan bawaan multipel
11. Tetanus neonatorum
12. Cold injury
13. Pasca transfusi tukar
14. Obat-obat yang diberikan kepada ibu
15. Penghentian tiba-tiba pemberian glukose hipertonik parenteral.
C. Patofisiologi
D. Diagnosa
Anamnesis :
Riwayat bayi menderita asfiksia, hipotermi, hipertermi, gangguan pernapasan
Riwayat bayi premature
Riwayat bayi Besar untuk Masa Kehamilan (BMK)
Riwayat bayi Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)
Riwayat bayi dengan ibu Diabetes Mellitus
Riwayat bayi dengan Penyakit Jantung Bawaan
Bayi yang beresiko terkena hipoglikemia
o Bayi dari ibu diabetes (IDM)
o Bayi yang besar untuk masa kehamilan (LGA)
o Bayi yang kecil untuk masa kehamilan (SGA)
o Bayi prematur dan lewat bulan
o Bayi sakit atau stress (RDS, hipotermia)
o Bayi puasa
o Bayi dengan polisitemia
o Bayi dengan eritroblastosis
o Obat-obat yang dikonsumsi ibu, misalnya sterorid, beta-
simpatomimetik dan beta blocker.
E. Diagnosa Banding
insufisiensi adrenal, kelainan jantung, gagal ginjal, penyakit SSP, sepsis, asfiksia,
abnormalitas metabolik (hipokalsemia, hiponatremia, hipernatremia,
hipomagnesemia, defisiensi piridoksin).
F. Gejala Klinis
Gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah mencapai 50mg/dL.
Gejala nya antara lain:
Jitteriness
Sianosis
Kejang atau tremor
Letargi dan menyusui yang buruk
Apnea
Tangisan yang lemah atau bernada tinggi
Hipotermia
RDS
Periksa glukosa darah pada : 1 jam setelah bolus dan tiap 3 jam
Bila kadar glukosa masih < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala, ulangi seperti
diatas
Bila kadar 25-45 mg/dl, tanpa gejala klinis :
o Infus D10 diteruskan
o Periksa kadar glukosa tiap 3 jam
o ASI diberikan bila bayi dapat minum
Bila kadar glukosa ≥ 45 mg/dl dalam 2 kali pemeriksaan
o Ikuti petunjuk bila kadar glukosa sudah normal
o ASI diberikan bila bayi dapat minum dan jumlah infus diturunkan pelan-pelan
o Jangan menghentikan infus secara tiba-tiba
ASI teruskan
Pantau, bila ada gejala manajemen seperti diatas
Periksa kadar glukosa tiap 3 jam atau sebelum minum, bila :
o Kadar < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala tangani hipoglikemi
o Kadar 25-45 mg/dl naikkan frekwensi minum
o Kadar ≥ 45 mg/dl manajemen sebagai kadar glukosa normal
IV teruskan
Periksa kadar glukosa tiap 12 jam
Bila kadar glukosa turun, atasi seperti diatas
Bila bayi sudah tidak mendapat IV, periksa kadar glukosa tiap 12 jam, bila 2
kali pemeriksaan dalam batas normal, pengukuran dihentikan.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah atau kondisi
ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah. Frekuensi hipoglikemia pada
bayi/anak belum diketahui pasti. Di Amerika dilaporkan sekitar 14000 bayi menderita
hipoglikemia. Gutberlet dan Cornblath melaporkan frekuensi hipoglikemia 4,4 per
1000 kelahiran hidup dan 15,5 per 1000 BBI:R. Hanya 200-240 penderita
hipoglikemia persisten maupun intermitten setiap tahunnya yang masuk rumah sakit.
Hipoglikemia dapat disebabkan oleh berbagai kelainan mekanisme kontrol
pada metabolisme glukose, antara lain : inborn erors of metabolism, perubahan
keseimbangan endokrin dan pengaruh obat-obatan maupun toksin. Hipoglikemia
simtomatik pada neonatus cenderung terjadi selama 6-12 jam kehidupan. Sering
menyertai penyakit-penyakit seperti : distress perinatal, terlambat pemberian minum
dan bayi dari ibu DM.
Pada bayi/anak, gejala-gejala hipoglikemia dapat berupa: sakit kepala, nausea,
cemas, lapar, gerakan motorik tidak terkoordinasi, pucat, penglihatan b'erkunang-
kunang, ketidakpedulian, cengeng, ataksia, strabismus, kejang,malas/lemah, tidak ada
perhatian dan gangguan tingkah laku.
Hipoglikemia bisa disertai atau tidak dengan banyak keringat dan
takhikardi.Hipoglikemia asimptomatik yang terjadi pada neonatus, jika pemeriksaan
uji dextrostix menunjukkan kadar gula darah rendah, harus dikuatkan oleh
pemeriksaan laboratorik.
Hipoglikemia simptomatik yang terjadi pada neonatus, bila klinik dan uji
dextrostix menunjukkan hipoglikemia, keadaan ini harus dikuatkan oleh pemeriksaan
laboratorik. Infus glukose harus segera dimulai (glukose peroral bukan merupakan
pengan adekuat untuk hipoglikemia simptomatik). Glukagon bisa diberikan selama
terpasang infus glukose. Sejumlah kasus (1-12%) yang gejala kliniknya
menetap/berulang meskipun sudah diberikan glukose IV 12-16 mg/kgBB/menit, maka
harus dipikirkan penyebab primemya. Diambil darah 5-10 cc sebelum dan sesudah
pemberian glukagon (30 mikrogram/kgBB IV/IM/IC tidak lebih dari .1 mg).
Makan makanan hidrat arang yang sering telang digunakan dengan hasil bervariasi.
Sekarang telang digunakan pengobatan dengan pemberian makanan melalui naso
gastric drips.
Hipoglikemi Akietosis :Pengobatan dasar dan penyakit ini terdiri atas tindakan
sederhana menghindari puasa lebih dari 1 jam dan hindari penyebab-penyebab
muntah.
Dalam keadaan serangan hipoglikemia diberikan segera 1-2 ml glukose 50%/kgBB
IV, dilanjtkan dengan infuse glukose 10%. Diet tinggi protein tinggi hidrat arang
dengan pemberian 4-5 kali/hari. Jika tidak diobati, Hipoglikemia yang berat dan
berkepanjangan dapat menyebabkan kematian pada setiap golongan umur. ada
neonatus prognosis tergantung dari berat, lama, adanya gejala-gejala klinik dan
kelainan patologik yang menyertainya, demikian pula etiologi, diagnosis dini dan
pengobatan yang adekuat.
B. Saran
Diperlukan suatu pemahaman yang baik agar tidak salah dalam memahami tentang
pengertian, frekuensi penderita, etiologi, manifestasi klinik, pengobatan dan pragnosis
dari hipoglikemia.
DAFTAR PUSTAKA