Anda di halaman 1dari 29

PENINGGALAN JEPANG DI MUSEUM

BENTENG VREDEBURG

(KARYA TULIS ILMIAH)

Oleh

VANDA KUSUMA

NISN : 0042672100

ILMU PENGETAHUAN SOSIAN (IPS)

SMA N 1 WAY SERDANG

2022

1
PENINGGALAN JEPANG

DIMUSEUM BENTENG VREDERBURG

Oleh

VANDA KUSUMA

Karya Tulis Ilmiah

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Ahir Sekolah

Pada

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

SMAN 1 WAY SERDANG

2022

2
MOTTO

Sebaik-baiknya “Love yourself” adalah menjaga diri dari api neraka, dan sebaik-
baiknya “insecure” adalah merasa bodoh dalam agama.

3
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : PENINGGALAN JEPANG DI MUSEUM BENTENG


VREDERBURG

Oleh : Vanda Kusuma

NISN : 00426721000

Jurusan : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

Menyetujui

Komisi Pembimbing

Rolinda, S.Pd

Kepala SMAN 1 Way Serdang

Ken Wororini, S.Pd

NIP.198312172010012019

4
HALAMAN PENGESAHAN

Tim penguji

Penguji 1 : ………………….(…………….)

Penguji 2 : ………………….(……………..)

Kepala SMAN 1 Way Serdang

Ken Wororini, S.Pd

NIP.198312172010012019

Tanggal Lulus Ujian Karya Tulis Ilmiah :

5
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan kasih-nya sehingga karya tulis ilmiah ini dapat selesai tepat waktu.

Karya tulis ilmiah dengan judul “PENINGGALAN JEPANG DIMUSEUM

BENTENG VREDERBURG” dalam memenuhi salah satu persyaratan umtuk

mengikuti ujian akhir sekolah. Dalam menyusun karya tulis ini banyak

mendapatkan bantuan,bimbingan serta doa dari berbagai pihak. Oleh karna itu

penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Deddy Irawan, S.Pd selaku wali kelas XII IPS 2

2. Rolinda, S.Pd selaku guru pembimbing

3. Bapak dan Ibu tersayang yang telah memberikan dukungan materi dalam

penyelesaian sekolah SMA dan doa untuk penulis sehingga mampu

menghadapi setiap tantangan dalam menempuh pendidikan SMA di

SMAN 1 Way Serdang.

4. Seluruh guru dan staff tata usaha atas ilmu dan dukungannya yang telah

diberikan selama menempuh pendidikan SMA di SMAN 1 Way Serdang.

5. Abang tercinta, yang telah memberikan dukungan semangat dalam

penyelesaian karya ilmiah ini.

6. Untuk diri sendiri terima kasih sudah berjuang hingga tahap ini,terima

kasih sudah kuat dalam menghadapi situasi apapun.

7. Dan untuk Veri dan Anggun terima kasih untuk kontribusinya selama ini.

6
Penulis menyadari bahwa penulisan kerya tulis ini masih ada kekurangan.

Demi menyempurnakan isi karya tulis ini,maka kritik dan saran

diharapkan untuk dapat membangun serta memperbaiki kesalahan-

kesalahan yang mungkin ada dalam penulisan karya tulis ini.

Mesuji, 2022

Penulis

Vanda Kusuma

8.

7
DAFTAR ISI

Halaman judul……………………………………………………………… i

Halaman motto…………………………………………………………….. ii

Halaman pengesahan………………………………………………………. iii

Halaman persetujuan ………………………………………………………. iv

Halaman pengantar………………………………………………………….v

Daftar isi…………………………………………………………….……… vii

Daftar gambar…………………………………………………………….... viii

Abstrak…………………………………………………………………… ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang…………………………………………………………… 1


1.2 rumusan masalah………………………………………………………… 3
1.3 ruang lingkup masalah…………………………………………………… 3
1.4 tujuan penulisan………………………………………………………….. 3
1.5 metode penulisan…………………………………………………………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Museum……………………………………………………… 6


2.2 Pengetian Benteng……………………………………………………….. 7
2.3 Pengertian Peninggalan………………………………………………….. 7
2.4 Pengertian Benteng Vrederburg…………………………………………. 7

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian benteng vrederburg…………………………………………… 9


3.2 Perebutan senjata jepang oleh polisi istimewa……………………………. 9
3.3 Peninggalan jepang dimuseum benteng vrederburg……………………… 11
3.3.1 Senjata samurai……………………………………………………….. 11
3.3.2 Mata uang jepang……………………………………………………... 11
3.4 Fungsi peninggalan jepang dimuseum benteng vrederburg……………… 13
3.4.1 Fungsi senjata samurai………………………………………………... 13

8
3.4.2 Fungsi mata uang jepang……………………………………………… 13

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan………………………………………………………………. 14
4.2 Saran……………………………………………………………………… 14

Daftar Pustaka………………………………………………………………… 15

Lampiran………………………………………………………………………. 16

9
DAFTAR GAMBAR

10
ABSTRAK

PENINGGALAN JEPANG DIMUSEUM BENTENG VREDERBURG

Oleh

Vanda kusuma

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam tentang apa saja

peninggalan jepang di museum benteng vrederburg. Peneliatian ini dilakukan

pada tahun 2022,metode penelitian yang digunakan adalah deskripsi dengan

teknik observasi dan wawancara. Benteng vrederburg akan memberikan

informasi konkret tentang peninggalan-peninggalan jepang yang ada di benteng

vrederburg dan terjadi dimasa lalu saat jepang menjajah Yogyakarta. Dan benteng

vrederburg juga akan memberikan gambaran benteng yang pernah dijadikan

tempat persinggahan bangsa jepang.

11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Museum Benteng Vredeburg merupakan salah satu dari sekian banyak

peninggalan sejarah indonesia pada masa sebelum kemerdekaan, museum ini

dibagun oleh pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1760 dan selesai

sampai dengan dipugar pada tahun 1787 setelah Gubernur Johannes Sioeberg

meminta Kepada Sri Sultan Hamengkubowono I untuk dipugar. Museum

Benteng Vredeburg berlokasi di Jl. Jendral A Yani No.6 Yogyakarta.

Seiring dengan berjalannya waktu, Benteng Vredeburg merekam peristiwa-

peristiwa penting yang terjadi di kota Yogyakarta dan Indonesia pada masa

lampau, termasuk peristiwa pengambil alihan kekuasan oleh jepang pada 5

Maret 1942. Sehingga fungsi benteng inipun berganti, dimana pada masa

hindia belanda berfungsi sebagai tempat istirahat yang damai beralih menjadi

tempat  sebagai tempat tawanan orang Belanda dan orang Indonesia yang

melawan Jepang. Benteng Vredeburg digunakan pula sebagai markas

Kempetei dan juga sebagai gudang senjata serta amunisi tentara Jepang

Terlebih pada masa kependudukan jepang benteng ini berfungsi sebagai

markas tentara jepang tentunya memiliki peninggalan yang tak kalah

banyaknya dibadingkan peninggalan pemerintahan hindia belanda, meski

12
masa kependudukan jepang hanya 5 Maret 1942 sampa dengan 17 Agustus

1945.

Sejak tanggal 16 april 1985 dipugar menjadi museum perjuangan dan dibuka

untuk umum.Seiring bergantinya fungsi benteng menjadi museum membuat

semua peninggalan-peninggalan sejarah pada masa pendudukan belanda

hingga jepang tentunya tersimpan rapi didalam diorama museum. Begitu

banyak peninggalan sejarah yang ada di Benteng Vredebug yang bisa kita

pelajari.

Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul karya ilmiah

“Peninggalan Jepang di Museum Benteng Vredeburg”.

13
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.2.1 Apa Saja Peninggalan Jepang yang ada di Museum Benteng

Vredeburg?

1.2.2 Apa Fungsi Peninggalan Jepang disimpang di Museum Benteng

Vredeburg?

1.3. Ruang Lingkup Masalah

1.3.1. Objek Pengamatan

Peninggalan Jepang yang ada di Museum Benteng Vredeburg.

1.3.2. Subjek Pengamatan

Subjek pada penelitian ini adalah Barang-barang peninggalan jepang.

1.3.3. Tempat Pengamatan

Tempat Pengamatan ini yaitu di Museum Benteng Vredeburg Jl. Margo

Mulyo No.6 Ngapusen, Gondomanan Kota Yogyakarta.

1.3.4. Waktu Pengamatan

Waktu penelitian di laksanakan pada tanggal 07 juni 2022.

1.4. Tujuan Penulisan

1.3.4.1. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti Ujian Sekolah

tahun ajaran 2022/2023.

1.3.4.2.Untuk mengetahui peninggalan jepang yang ada di Museum

Benteng Vredeburg.

14
1.3.4.3.Untuk mengetahui fungsi peninggalan jepang yang ada dalam

Museum Benteng Vredeburg.

1.5. Metode Penulisan

1.5.1 Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan

untuk menggambarkan masalah yang terjadi pada masa sekarang atau

yang sedang berlangsung, bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa

yang terjadi sebagaimana mestinya pada saat penelitian dilakukan.

sehingga dari metode tersebut peneliti dapat menggunakan beberapa

teknik yaitu:

1.5.2 Observasi

“Observasi adalah pengumpulan data yang menggunakan

pengamatan secara langsung” (riyanto 2012:96)

“observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis”

(sugiono 2014 :145)

Observasi ini dilakukan di museum bneteng vredeburg pada

tanggal 7 juni 2022 yang berfokus pada peninggalan jepang di

museum benteng vrederburg

1.5.3 Wawancara

“Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat

15
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”(Sugiono 2017 :

231). Penulis mencari data dengan melakukan wawancara dengan

pemandu museum untuk mencari tahu peninggalan jepang yang

ada di museum Benteng Vrederburg.

16
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Museum

“Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa

museum /mu-seum/ muse’um/ adalah gedung yang digunakan sebagai tempat

untuk pemeran tetap benda-benda yang patut mendapatkan perhatian umum,

seperti peninggalan sejarah, seni dan ilmu; tempat penyimpanan barang kuno”

(KBBI,1990:601)

“Museum adalah suatu lembaga yang permanen,yang melayani kepentingan

masyarakat dan kemajuannya,terbuka untuk umum,tidak mecari keuntungan,

yang memelihara,meneliti,memamerkan, dan mengkomunikasikan benda-

benda pembuktian matrial manusia dalam dalam lingkungan untuk tujuan

studi,pendidikan,dan rekreasi”(amir sutaarga 1982:23)

Sehingga dari dua pengertian museum tersebut dapat disimpulkan bahwa

museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk tetap tentang

benda-benda seperti peninggalan sejarah,seni,dan ilmu. Musem juga bukan

hanya merupakan tempat kesenangan tetapi juga untuk kepentingan studi dan

penelitian.

2.1 Pengertian Benteng

17
“Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) banteng adalah

bangunan tempat berlindung atau bertahan (dari serangan musuh); banteng

sebagai dinding (tembok) untuk menahan serangan; dan dapat pula benteng

diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk memperkuat dan

mempertahankan kedudukan dan posisi”.

2.2 Pengertian Peninggalan

“Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),peninggalan memiliki 2

arti,peninggalan berasal dari kata tinggal. peninggalan adalah sebuah

homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi

maknannya beda.”

“peninggalan memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga

peninggalan dapat dinyatakan nama dari seseorang,tempat atau semua benda

dan segala yang dibendakan”.

Sehingga dari dua pengertian peniggalan tersebut dapat disimpulkan

bahwa Peninggalan adalah barang yang ditinggalkan atau barang sisa (bekas)

dari zaman dahulu.

2.3 Pengertian Benteng Vrederburg

“Museum Benteng Vredeburg adalah salah satu bangunan yang menjadi

saksi bisu peristiwa-peristiwa sejarah di Yogyakarta semasa pemerintahan

kolonial Belanda masuk diYogyakarta”(Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta

2021).

18
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Benteng Vrederburg

Benteng Vredeburg merupakan salah satu bangunan yang menjadi saksi

bisu peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi di Yogyakarta semenjak

pemerintah kolonial Belanda masuk ke Yogyakarta.

Berdirinya benteng Vredeburg di Yogyakarta tidak lepas dari lahirnya

Kasultanan Yogyakarta. Kraton Kasultanan Yogyakarta pertama dibangun

pada tanggal 9 Oktober 1755. Setelah kraton mulai ditempati kemudian

dibangun bangunan pendukung lainnya seperti Pasar Gedhe, Masjid, alun-alun

dan bangunan pelengkap lainnya. Kemajuan kraton semakin pesat sehingga

hal ini membawa kekhawatiran bagi pihak Belanda. Oleh karena itu, pihak

Belanda  mengusulkan kepada  Sultan agar diizinkan membangun sebuah

benteng di dekat kraton. Pembangunan benteng tersebut dengan dalih agar

Beanda dapat menjaga keamanan katon dan sektarnya, akan tetapi dibalik

dalih  tresebut, Belanda mempunyai maksud tersendiri yaitu untuk

memudahkan Belanda dalam mengontrol segala perkembangan yang terjadi di

dalam kraton. Letak benteng yang hanya satu jarak tembak meriam dari kraton

dan lokasinya yang menghadap ke jalan utama menuju kraton menjadi

indikasi bahwa fungsi benteng dapat dimanfaatkan sebagai benteng strategi,

19
intimidasi, penyerangan dan blokade. Dengan kata lain bahwa berdirinya

benteng tersebut dimaksudkan untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu

Sultan berbalik menyerang Belanda dan berubah memusuhi Belanda.

Pada tahun 1760 mulai dibangun sebuah bangunan yang digunakan sebagai

benteng kompeni. Bagunan benteng ini masih sangat sederhana, dan pada

tahun 1767 oleh gubernur pantai Utaara Jawa di Semarang meminta kepada

Sultan agar benteng tersebut dibangun lebih kuat untuk menjamin keamanan

orang-orang Belanda. Berkat izin Sri Sultan Hamengku Buwono I,

pembangunan benteng selesai pada tahun 1787 dan dibawah pimpinan

Gubernur Johannes Sioeberg diresmikan menjadi benteng kompeni dengan

nama Rustenburgh yang artinya tempat istirahat Benteng

Rustenburgh mengalami perkembangan yang cukup pesat, dan pada tahun

1867 di Yogyakarta mengalami gempa bumi sehingga beneng memerlukan

perbaikan. Setelah pemugaran selesai oleh Daendels nama

benteng Rustenburgh diubah menjadi benteng Vredeburg yang artinya

“perdamaian”.

3.2 Perebutan Senjata Dari Tentara Jepang oleh Polisi Istimewa

Peristiwa ketika rakyat dikawal satuan polisi istomewa bersenjata langkap

berpapasan dengan pasukan kampetai jepang yang bermarkas di

pingit,menyebabkan muncul gagasan jepang untuk melucuti senjata polisi

istimewa. Usaha tersebut didahului dengan maklumat saiko sikikan

tentang larangan memiliki senjata api bagi rakyat. Pada tanggal 23

september 1945,tentara jepang secara diam-diam berhasil melucuti senjata

kesatuan polisi di gayam yang kemudian disimpan di dalam gudang.

20
Selaku komandan kompi polisi istimewa,oni sastroadmodjo melaporkan

kejadian ini kepada komisaris polisi RP.Sudarsono. Untuk selanjutnya

RP.Sudarsono mengadakan perundingan dengan pemimpin tentara jepang.

Tepi karena perundingan gagal maka pada tanggal 23 september 1942

pukul 21.00 wib massa rakyat dan polisi begerak mengepung markas dan

gudang senjata gayam tersebut. Ahirnya senjata-senjata tersebut dapat di

rebut kembali dan dibagi-bagikan pada polisi istimewa untuk untuk

dijadikan sebagai modal perjuangan .

Pelucutan kembali senjata jepang di gayam berjalan damai tanpa

tetesan darah. Tuntutan rakyat dan pemuda yang jumlahnya puluhan ribu

itu ahirnya dikabulkan oleh jepang dan senjata diserahkan kepada polisi

istimewa. Keberhasilannya dalam melucuti senjata jepang di gayam

Yogyakarta itu menjadi pembakar semangat juang pemuda untuk

meningkatkan aksinya dalam pelucutan senjata jepang di tempat lain.

Makin memanasnya suasana dikota Yogyakarta makin membuat

tegangnya hubungan antara jepang dan rakyat Yogyakarta. Sehingga

menimbulkan bentrokan fisik yang berakhir dengan kontak senjata yang

terjadi dikota baru 07 oktober 1945.

3.3 Peninggalan Jepang Di Museum Benteng Vredeburg

Dari hasil pelucutan diatas ditemukannya peninggalan jepang yang hingga

saat ini masi disimpan di museum benteng vrederburg,adapun peninggalan

ang disimpan merupakan sumber sejarah bagi rakyat Indonesia,sebagai

berikut:

21
3.3.1 Senjata Samurai

Senjata samurai dari anggota kesatuan kampetei jepang yang

terkenal kejam dan keras. Senjata ini didapatkan dari pelucutan senjata

yang dilakukan bangsa Indonesia kepada jepang di gayam pada tanggal 23

september 1945. Hal ini menjadi modal tambahan bagi rakyat Indonesia

untuk meperlanjut aksi pelucutan jepang ditempat lain. Senjata ini dipakai

oleh R.Soetajno (anggota polisi) sebagai senjata dalam mempertahankan

kemerdekaan Indonesia tahun 1945.

3.3.2 Mata Uang Jepang

Pada masa penduduk jepang di Indonesia 8 maret 1942, Di masa

pendudukan Jepang, mata uang di Indonesia juga ikut diubah. Pemerintah

Jepang mencetak uang baru namun tetap mempertahankan nilai mata uang

berupa gulden. Jepang mencetak mata uang gulden baru sesuai standard

Jepang sebagai alat pembayaran yang sah selama masa pendudukan

Jepang di Indonesia. Pada masa itu satuan mata uang gulden tetap

dinyatakan sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah Indonesia.

Tujuan Jepang melakukan hal ini agar harga barang-barang tetap stabil. 

Jepang mengeluarkan uang kertas gulden sebagai mata uang yang sah di

Indonesia. Uang kertas gulden ini dicetak di Djakarta Insiatsu Kodjo.

Dalam uang kertas emisi 1942 terdapat tulisan De Japansche Regeering

(Pemerintah Jepang). Nilai yang dikeluarkan adalah 1  sen, 5 sen, 10 sen,

½ gulden, 1 gulden, 5 gulden, dan 10 gulden. Uang kertas emisi 1943

berganti nama menjadi Roepiah dengan nominal yang dikeluarkan yaitu ½

22
roepiah, 1 roepiah, 5 roepiah, 10 roepiah, 100 roepiah. Di tengah uang

kertas tersebut bertuliskan Dai Nippon Teikoku Seihu. Ciri khas dalam

uang gulden pada masa pendudukan Jepang adalah terdapat kode huruf

dalam bagian depan uang. Kode yang ada dalam uang tersebut huruf “S”.

Huruf “S” ini adalah tanda bahwa uang tersebut dikeluarkan pemerintah

Jepang dan berlaku di wilayah Hindia Belanda (Indonesia).

Koleksi beberapa mata uang masa pendudukan Jepang di Indonesia

terdapat di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Koleksi mata uang

masa pendudukan Jepang dipamerkan di Ruang Diorama 2 Museum

Benteng Vredeburg Yogyakarta. Pengunjung dapat melihat bagaimana

tampilan koleksi mata uang tersebut secara langsung

3.4 Fungsi Peninggalan Jepang Dimuseum Benteng Vrederburg

Fungsi peninggalan jepang ini adalah fungsi pada masa sekarang

dimana hal-hal yang disimpan akan sangat berguna bagi keberlangsungan

sejarah Indonesia dari sebelum sampai sesudah merdeka untuk itu fungsi

dari peninggalan jepang dimasa sekarang sebagai berikut:

3.4.1 Fungsi Senjata Samurai

3.4.1.1 Sebagai bukti sejarah bahwa Indonesia pernah melucuti senjata

jepang dalam rangka menjadikan senjata tersebut modal untuk

berperang,sebelum ahirnya digunakan sebagai alat untuk

membunuh kapetai jepang itu sendiri.

3.4.1.2 Sebagai bentuk penghormatan terhadap pejuang indonesia yang

telah mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Yogyakarta.

23
3.4.2 Fungsi Mata Uang

Sebagai pengingat dan bukti sejarah bagi anak cucu bangsa


indonesia bahwa Indonesia (Yogyakarta) pernah dijajah bangsa jepang
yang merubah tatanan resmi dari kusultanan Yogyakarta yaitu dengan
menggunakan mata uang jepang dalam sistem jual beli di Indonesia.

Mata uang ini juga berfungsi sebagai saksi bisu tentang penjajahan
jepang yang terus menjajah Indonesia sampai 21 september 1945 meski
Indonesia telah merdeka.

24
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:

4.1.1 Museum Benteng Vredeburg adalah salah satu bangunan yang

menjadi saksi bisu peristiwa-peristiwa sejarah di Yogyakarta

semasa pemerintahan kolonial Belanda masuk diYogyakarta.

4.1.2 Peninggalan jepang dimuseum Benteng Vrederburg berupa

senjata samurai dan mata uang jepang

4.1.3 Peninggalan jepang berfungsi sebagai pengingat dan bukti

sejarah bagi bangsa Indonesia (Yogyakarta).

4.2 Saran

Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan,maka penulis memberikan

saran sebagai berikut:

4.2.1 Untuk Sekolah

Untuk masa yang akan datang,hendaknya mengadakan

pengamatan lebih lama agar semua kegiatan dapat tercatat

dengan baik.

4.2.2 Untuk Siswa

Jagalah etika ketika berkunjung ke Museum Benteng

Vrederburg. Agar pengunjung yang lain nyaman.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Kebudayaan.kemendikbud.go.id. 2017.perebutan senjata dari jepang oleh


polisi istimewa.
2. Suwantoro. (2004). Dasar-dasar pariwisata. Yogyakarta. Andi
3. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2022).Uniknya Rupiah Pada
Masa Pendudukan Jepang di Indonesia. Penerbit Lakeisha. 
4. Dinas kebudayaan kota Yogyakarta. 2019 . kajian pemutahiran data
bangunan cagar budaya kota Yogyakarta.Yogyakarta:cv.pandhawa jaya
reswara.

26
LAMPIRAN

27
DAFTAR GAMBAR

5.1 BENTENG VREDERBURG

5.2 SAMURAI JEPANG

28
5.3 MATA UANG JEPANG

5.4 DIORAMA PELUCUTAN SENJATA

29

Anda mungkin juga menyukai