Tugas Bengkel
Tugas Bengkel
Disusun Oleh:
Abdul Azis Maulana (1941220092)
Alvatoni Achmad Yusuf (1941220037)
Mukhamad Alfian Nurdiansyah (1941220041)
Rizal Nur Imam Asrofi (1941220054)
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis
limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari
berbagai aktivitas domestik lainnya.
Limbah Bengkel
Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a) Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Oli bekas adalah limbah yg
mengandung logam berat dari bensin atau mesin bermotor. Apabila logam berat tersebut
masuk kedalam tubuh kita dan terakumulasi, maka akan mengakibatkan kerusakan ginjal,
syaraf, dan penyakit kanker, oli bekas termasuk kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun). Limbah B3 adalah limbah yang sangat berbahaya, karena bersifat korosif, mudah
terbakar, mudah meledak, reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, iritan,
b) Limbah padat biasaynya dikenal sebagai entitas pencemaran tanah. Contoh diantaranya
komponen limbah onderdil, limbah plastik, dll
c) limbah gas dan partikel biasaynya dikenal sebagai entitas pencemaran udara. Misalnya
gas buang dari hasil pembakaran kendaraan bermotor gas Co dan Co2.
Analisis Pengolahan Limbah pada Bengkel
Adapun aturan pemerintah yang mengatur seluruh limbah B3 termasuk oli bekas diperlukan
pembuangan hingga pengolahan yang benar yaitu Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sesuai peraturan
yang berlaku, adapun cara pembuangan oli bekas yang harus diperhatikan:
Apabila terjadi tumpahan oli bekas pada saat proses penampungan hingga pembuangan, cara
yang dapat dilakukan untuk membersihkan yaitu :
a. Bahan wadah yang sesuai sehingga tidak mudah bereaksi dengan kandungan oli bekas
b. Tidak berkarat
c. Tertutup secara rapat sehingga tidak mudah bocor
d. Dalam kondisi yang baik dan tidak rusak
e. Penutup wadah yang kuat
a. Desulfurisasi. Cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan filter basah atau wet
scrubber. Desulfurisasi ini dapat menghilangkan gas sulfur oksida sebagai hasil
pembakaran bahan bakar. Selain sulfur oksida, cara ini juga dapat mengontrol jumlah
gas- gas buang lainnya seperti nitrogen oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon.
b. Menurunkan suhu pembakaran. Cara ini dapat dilakukan dengan cara memasang alat
pengubah katalitik dengan tujuan menyempurnakan pembakaran. Gas – gas buang
yang dapat dikontrol dengan menggunakan alat ini antara lain adalah nitrogen oksida,
karbon monoksida dan hidrokarbon.
c. Menggunakan bahan bakar alternatif. Penggunaan bahan bakar alternatif juga dapat
menjadi cara menangani pencemaran udara oleh adanya limbah gas. Pakailah bahan
bakar yang lebih ramah lingkungan dan tidak banyak mengandung bahan- bahan
kimia yang berbahaya.
d. Metode pembakaran
Metode ini dilakukan dengan cara membakar langsung gas senyawa organik pada
tingkat suhu yang cukup sehingga dapat menghasilkan karbondioksida dan air. Namun
metode ini mempunyai kelemahan, yaitu membutuhkan biaya yang lumayan besar,
sehingga banyak orang menghindari metode ini.