Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengawasan (Controlling) merupakan fungsi manajerial yang keempat setelah


perencanaan (planning), pengorganisasian (organization), penggerakan (actuating).
Perencanaan adalah proses untuk mengamati dan mengevaluasi secara terus –
menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun.
Pengawasan adalah fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu
organisasi dimana peran dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang, dan
menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan agar berjalan sesuai dengan tujuan,
visi, dan misi perusahaan.
Didalam manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini biasanya
dilakukan oleh divisi audit internal. Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan
efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.Pengawasan merupakan salah satu fungsi
dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi
dan mengevaluasi suatu kegiatan.
Suatu organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna
untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan
berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Dengan adanya
pengawasan, maka organisasi akan terus berjalan dan semakin komplek dari waktu
ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas
hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan
semakin penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang baik,
tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasi
itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Pengendalian adalah proses pemantauan, penilaian dan pelaporan rencana atas
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna
penyempurnaan lebih lanjut. Beda pengawasan dengan pengendalian adalah pada
wewenang dari pengembang kedua istilah tersebut. Pengendalian memiliki
wewenang turun tangan yang tidak dimiliki oleh pengawas. Pengawas hanya
sebatas memberi saran, sedangkan tindak lanjutnya dilakukan oleh pengendali.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi, Asas, Jenis, Proses dan Pentingnya fungsi pengendalian
dalam Organisasi?
2. Bagaimana Hubungan Pengendalian dan Perencanaan?
3. Bagaimana Metode Pengawasan yang baik dan benar dalam menjalankan
Operasional Kerja dalam Suatu Organisasi?
4. Apa Saja yang termasuk dalam alat pengendalian dalam Oraganisasi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengendalian Dalam Organisasi

Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu


perusahaan, sehingga pelaksanaan kerja dan rencana kerja yang telah dibuat untuk
mencapai tujuan-tujuan.

Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol intern
didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan
sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai
suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara
untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia
berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan
melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan)
maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).

Pengendalian merupakan salah satu bagian dari manajemen. Pengendalian


dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan
dengan baik sehingga dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai.
Pengendalian memang merupakan salah satu tugas dari manager. Satu hal yang
harus dipahami, bahwa pengendalian dan pengawasan adalah berbeda karena
pengawasan merupakan bagian dari pengendalian. Bila pengendalian dilakkan
dengan disertai pelurusan (tindakan korektif), maka pengawasan adalah
pemeriksaan di lapangan yang dilakukan pada periode tertentu secara berulang kali.

Dan beberapa pengertian pengendalian yang dijelaskan oleh para ahli adalah
sebagai berikut :

 Pengendalian adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui perilaku


yang diharapkan (Mulyadi, 2007)
 Pengendalian merupakan tahap penentu keberhasilan manajemen (Indra
Bastian, 2006)
 Pengendalian merupakan siklus dengan proses yang terpantau (Sanerya
Hendrawan)
 Pengendalian merupakan muka lain dari mata uang perencanaan (Tim
Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI)
 Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh
organisasi untuk menghadapi resiko (Rama & Jones)
 Pengendalian adalah suatu tindakan pengawasan yang disertai tindakan
pelurusan (korektif) (Randy R Wrihatnolo & Riant Nugroho Dwijowijoto, 2006)
 Pengendalian adalah suatu proses penjaminan di mana perusahaan dan
orang - orang yang berada dalam perusahaan tersebut dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Agung Praptapa)
 Pengendalian merupakan mekanismeuntuk mencegah terjadinya
penyimpangan dan mengarahkan orang untuk bertindak menurut norma-
2
norma yang telah melembaga (Contextual Teaching &
Learning)Pengendalian adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu
melalui perilaku yang diharapkan (Mulyadi, 2007)
 Pengendalian merupakan tahap penentu keberhasilan manajemen (Indra
Bastian, 2006)
 Pengendalian merupakan siklus dengan proses yang terpantau (Sanerya
Hendrawan)
 Pengendalian merupakan muka lain dari mata uang perencanaan (Tim
Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI)
 Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh
organisasi untuk menghadapi resiko (Rama & Jones)
 Pengendalian adalah suatu tindakan pengawasan yang disertai tindakan
pelurusan (korektif) (Randy R Wrihatnolo & Riant Nugroho Dwijowijoto,
2006)
 Pengendalian adalah suatu proses penjaminan di mana perusahaan dan
orang - orang yang berada dalam perusahaan tersebut dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Agung Praptapa)
 Pengendalian merupakan mekanismeuntuk mencegah terjadinya
penyimpangan dan mengarahkan orang untuk bertindak menurut norma-
norma yang telah melembaga (Contextual Teaching & Learning)
B. Jenis-Jenis Pengendalian
1. Pengendalian Karyawan
Ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan karyawan.
2. Pengendalian Keuangan
Ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan.
3. Pengendalian Produksi
Ditujukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan,
apakah sesuai dengan standar atau rencananya.
4. Pengendalian Waktu
Ditujukan kepada penggunaan waktu, apakah waktu untuk mengerjakan suatu
pekerjaan sesuai atau tidak.
5. Pengendalian Teknis
Ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan
tindakan dan teknis pelaksanaan.
6. Pengendalian Kebijaksanaan
Ditujukan untuk mengetahui dan menilai, apakah kebijaksanaan organisasi
telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah digariskan.
7. Pengendalian Penjualan
Ditujukan untuk mengetahui, apakah produksi atau jasa yang dihasilkan
terjual sesuai dengan target yang ditetapkan.
8. Pengendalian Inventaris
Ditujukan untuk mengetahui, apakah inventaris perusahaan masih ada
semuanya atau ada yang hilang.

3
9. Pengendalian Pemeliharaan
Ditujukan untuk mengetahui apakah inventaris kantor dipelihara dengan baik
atau tidak, jika rusak apakah masih bisa diperbaiki atau tidak.
10. Internal Control
Pengendalian yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya.
11. External Control
Pengendalian yang dilakukan oleh pihak luar.
12. Formal Control
Pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi atau pejabat resmi dan dapat
dilakukan secara intern maupun ekstern.

13. Informal Control


Penilaian yang dilakukan oleh masyarakat atau konsumen, baik langsung
maupun tidak langsung.
C. PROSES PENGENGENDALIAN DALAM ORGANISASI

Perusahaan (Organisasi) ibarat manusia yang perlu makan, bekerja, dan istirahat
secara teratur dan terkendali. Jika metabolism tubuhnya tidak baik, ia akan
berpotensi menderita berbagai penyakit. Orang yang sukses adalah orang yang
terorganisasi dengan baik, memiliki tujuan hidup, memiliki pengendalian diri, dan
cinta dalam hatinya. Itu juga berlaku untuk perusahaan (organisasi). Untuk mencapai
kinerja optimal, perusahaan (Organisasi) haruslah terorganisasi dengan baik,
memiliki Visi dan Misi, memiliki daya Pengendalian Manajemen, dan mencintai
pengetahuan yang bisa membantu orang untuk menciptakan kondisi yang kondusif
untuk proses pengambilan keputusan yang tepat. Salah satu pengetahuan itu adalah
Sistem Pengendalian Manajemen.

Proses Pengendalian Manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat


pengendalian informal masih banyak terjadi. Pengendalian Manajemen formal
merupakan tahap-tahap yang dsaling berkaitan sat sama lain, terdiri dari proses :

1. Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang
dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan dialokasikan untuk
setiap program yang telah ditentukan.
2. Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini program yang telah direncanakan secara
terperinci dinyatakan dalam satuan moneter untuk suatu periode tertentu,
biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran-
anggaran dari pusat pertanggungjawaban.
3. Operasi dan Akuntansi (Operation and Accounting)
Dalam tahap ini telah dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber
daya yang digunakan dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan. Catatan
dan biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai dengan program yang telah
ditetapkan pusat-pusat tanggung jawabnya. Penggolongan yang sesuai
program dipakai sebagai dasar untuk pemrograman dimasa yang akan

4
datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan pusat tanggung jawab
digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.
4. Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap ini merupakan tahapan yang paling penting, karena menutup suatu
siklus dari proses Pengendalian Manajemen agar data untuk proses
pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan. Analisis laporan
manajemen antara lain dapat berupa :
 Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali
 Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan
program ditahun yang akan datang.
 Dari analisis penyimpangan dapat disimpulkan perlunya diadakan
perubahan anggaran, apabila sudah tidak realitas.
 Dari laporan-laporan dapat diambil kesimpulan perlu adanya perbaikan-
perbaikan untuk masalah yang tidak dapat diantisipasi.

Jadi secara konseptual Sistem Pengendalian Manajemen diartikan sebagai


sebuah sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling berhubungan, yakni
pemrograman, pengenggaran, pelaporan akuntabilitas dan kinerja serta sistem
pendelegasian wewenang untuk membantu manajemen suatu organisasi /
perusahaan untuk mencapai tujuannya melalui strategi tertentu secara efisien dan
efektif.

Langkah-langkah proses pengendalian :


1. Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar
pengendalian.
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standard an menentukan
penyimpangan jika ada.
4. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan
dan tujuan sesuai dengan rencana.
Cara-cara pengendalian :
1. Pengawasan langsung, pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung
oleh seorang manajer.
2. Pengawasa tidak langsung, pengawasan jarak jauh dengan melalui laporan oleh
bawahan baik secara lisan maupun tulisan.
3. Pengawasan berdasarkan kondisi tertentu, pengendalian yang dikhususkan untuk
kesalahan-kesalahan atau kondisi tertentu, dilakukan dengan cara kombinasi
langsung dan tidak langsung.

D. FUNGSI PENGENDALIAN DALAM ORGANISASI

Fungsi perencanaan dan pengendalian mempunyai peranan yang sangat besar


dalam pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karenaitu, manajemen perusahaan
harus benar-benar dapat merencanakan dan mengendalikan aktivitas-aktivitas
perusahaan dengan cara tertentu yang erat kaitannya dengan kelangsungan hidup

5
perusahaan. Pihak manajemen harus menetapkan tujuan-tujuan yang relistis dan
memikirkan strategi-strategi yang efisien guna pencapaian tujuan tersebut.

Dalam kegiatan operasional suatu organisasi terdapat hubungan yang sangat


erat antara fungsi perencanaan dan pengendalian, mengingat antara kedua fungsi ini
mempunyai hubungan yang bersifet kausalitif. Perencanaan merupakan suatu
proses yang terus menerus untuk menentukan kejadian dan kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan oleh
manajemen merupakan suatu kegiatan untuk merancang suatu keadaan dimasa
depan yang dikehendaki dengan cara seefektif mungkin untuk mewujudkannya.
Tujuan utama dari proses perencanaan adalah memberikan arahan atau petunjuk
kepada tiap-tiap pemimpin guna menentukan pengambilan keputusan operasional.

Apabila dikatakan bahwa proses perencanaan pada hakekatnya adalah


merupakan suatu pengambilan keputusan, maka proses pengendalian adalah suatu
proses untuk menjamin teralisasinya tujuan perencanaan. Secar singkat dapat
dikatakan bahwa pengendalian dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang
diperlukan untuk meyakinkan bahwa tujuan-tujuan, rencana-rencana dan standar-
stamdar sedang dicapai.

Sistem perencanaan dan pengendalian yang baik tentu mempunyai beberapa


karakteristik sebagai berikut :

1) Tujuan dan Strategi yang Ditentukan Secara Seksama


Tujuan dan strategi sebaiknya dibuat secara tertulis sehingga dapat diketahui
oleh semua anggota team manajemen. Tujuan tersebut sedapat mungkin
menunjukkan tujuan organisasi sebagai suatu kesatuan dan tujuan setiap unit
organisasi atau pusat-pusat pertanggungjawaban.
2) Struktur Organisasi yang Didasarkan atas Desentralisasi
Struktur organisasi yang baik dapat mencerminkan pendelegasian wewenang
pembuatan keputusan dari manajer atas kemanajer bawahannya dan
sekaligus menentukan tanggungjawab bawahan tersebut. Struktur organisasi
tersebut juga didukung oleh deskripsi dan klasifikasi tugas setiap bagian
dalam organisasi.
3) Karyawan Yang Cukup Cakap, Berpengalaman, dan Terlatih
Kualifikasi karyawan tersebut diperlukan agar dapat mencapai prestasi yang
diharapkan. Program seleksi, evaluasi, pelatihan, dan pendidikan karyawan
yang baik dapat menghasilkan kualifikasi tersebut.
4) Sistem Penyusunan Program Yang Baik
Sistem penyusunan program organisasi memusatkan pada keluarga produk
atau jasa dan program-program lainnya yang akan dilaksanakan dalam
jangka panjang dimasa yang akan datang.
5) Sistem Penyusunan Anggaran Yang Baik
Sistem penyusunan anggaran yang baik dapat menunjukkan kesanggupan
para m,anajer unit-unit organisasi atau pusat-pusat pertanggungjawaban
dalam melaksanakan program atau bagian program. Anggaran tersebut
dipakai sebagai dasar perbandingan dengan realisasinya. Program dan
6
anggaran yang ditentukan harus dapat mencerminkan standar prestasi untuk
menilai pelaksanaan.
6) Penggunaan Teknik-Teknik Untuk Perencanaan dan Pengendalian
Untuk menyusun perencanaan dan pengendalian yang baik dapat digunakan
beberapa tekhnik perencanaan dan pengendalian. Teknik-teknik tersebut
diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan
dengan biayanya.
7) Sistem Akuntansi Yang Baik
Sistem akuntansi yang baik diharapkan dapat menghasilka informasi untuk :
a. Menilai prestasi para manajer dengan cara menunjukkan perbandingan
antara prestasi yang diharapkan dengan prestasi yang dicapai.
b. Berbagai pihak eksternal yang berkepentingan terhadap organisasi.
Informasi yang dihasilkan sistem tersebut memiliki kualitas jika memenuhi
kriteria relevan dan tepat waktu.
8) Memberikan Umpan Balik
Sistem perencanaan dan pengendalian yang baik dapat memberikan umpan
balik yang tepat waktu. Atas dasar umpan balik tersebut, prestasi para
manajer unit organisasi atau pusat pertanggungjawaban dapat di evaluasi
dengan menggunakan kriteria yang sudah ditentukan, sehingga dapat
ditentukan penting tidaknya dilakukan tindakan koreksi dan jenis tindakan
koreksi jika diperlukan.
9) Dirancang Untuk Menjamin Efisiensi, Efektivitas, dan Kehematan
Sistem perencanaan dan pengendalian yang baik dirancang untuk dapat
menilai efisiensi, efektivitas, dan kehematan suatu organisasi sebagai satu
kesatuan maupun untuk unit-unit organisasi atau pusat-pusat
pertanggungjawaban.

Karakteristik tersebut diatas diperlukan agar dapat dicapai pengendalian yang


optimum. Konsep yang digunakan sebagai pedoman adalah pengendalian yang
optimum. Pengendalian yang optimum berhubungan dengan pengendalian unit-unit
organisasi atau pusat-pusat pertanggungjawaban dengan cara yang masuk akal
dengan mendasarkan pada keseimbangan biaya dihubungkan dengan manfaatnya,
dalam arti manfaat pengendalian seharusnya lebih besar dibandingkan dengan
biayanya. Konsep pengendalian maksimum tidak dapat digunakan karena :

a. Tidak memungkinkan untuk dilaksanakan


b. Memerlukan biaya yang mahal, biaya tersebut kemungkinan besar tidak
sesuai dengan manfaatnya.

Selain karakteristik tersebut diatas, dalam perancangan sistem perencanaan


dan pengendalian perlu diperhitungkan pengaruh perilaku manusia pada para
anggota organisasi. Hal ini disebabkan karena sistem perencanaan dan
pengendalian digunakan untuk mempengaruhi atau memotivasi para anggota
organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien, efektif, dan hemat.

7
E. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN

Era globalisasi ekonomi sekarang ini, perusahaan memasuki lingkungan bisnis


yang sangat berbeda dengan lingkungan bisnis sebelumnya. Pasar tidak lagi hanya
dimasuki oleh pesaing-pesaing domestik, namun telah didatangi oleh pesaing-
pesaing mancanegara yang membawa produk dan jasa yang sarat dengan
kandungan persaingan. Selain membawa perubahan yang kita secara nilai secara
postif, globalisasi ekonomi ternyata membawa permasalahan yaitu perusahaan-
perusahaan yang tidak mempunyai struktur sistem pengendalian manajemen yang
baik akan tersisih, banyak sistem manajemen perusahaan yang tidak mampu
beradaptasi dengan arus perubahan dalam globalisasi ekonomi

Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan


oleh manajemen untuk membangun masa depan organisasi. untuk membangun
masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi
akan berusaha. Jabawan atas pertanyaan tersebut merupakan misi organisasi
dengan demikian misi organisasi merupakan the chosen track untuk membawa
organisasi mewujudkan masa depannya. Diharapkan dengan dilaksanakannnya
struktur sistem manajemen akan tercipta visi dan misi organisasi perusahaan
kemudian mengimplementasikannya.

Permasalahan yang timbul dalam implementasi struktur sistem pengendalian


manajemen yang dapat diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada
kelemahan struktur dan kelemahan proses. Sistem pengendalian manajemen tidak
dapat mewujudkan tujuan sistem kemungkinan karena strukturnya tidak pas dengan
lingkungan yang dihadapi perusahaan, dapat juga terjadi tujuan sistem pengendalian
manajemen tidak tercapai karena proses sistem pengendalian manajemennya
lemah.

Dampak yang timbul dikarenakan perusahaan tidak memberlakukan struktur


sistem pengendalian manajemen antara lain organisasi perusahaan akan kesulitan
menghadapi berbagai perubahan tajam radikal, konstan, pesat, serentak sehingga
roda organisasi tidak akan jalan dan tidak dapat membuat berbagai perencanaan,
tidak dapat memprediksi target organisasi ke depannya.

Untuk menghadapinya diperlukan struktur sistem pengendalian manajemen


dimulai dari pengamatan dan pengindetifikasian memacu perubahan (change
drivers) yang berdampak terhadap karakteristik lingkungan yang akan dimasuki
perusahaan.) Struktur sistem merupakan komponen-komponen yang berkaitan erat
satu dengan lainnya yang secara bersama-sama digunakan untuk mewujudkan
tujuan sistem seperti yang dikatakan Mulyadi, Johny (2001 : 8) bahwa struktur
pengendalian manajemen terdiri dari tiga komponen yaitu Struktur organisasi,
Jejaring informasi dan Sistem penghargaan. Rerangka pendesainan struktur sistem
pendesainan pengendalian manajemen mempergunakan pendekatan contigency
approach dan human resource leverage.

8
Permasalahan struktur sistem pengendalian manajemen penting untuk dikaji
karena memberikan harapan yaitu kemampuan bagi manajemen perusahaan untuk
memetakan secara komprehensif lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh
organisasi perusahaan di masa depan, melakukan perubahan dengan cepat peta
perjalanan tersebut sesuai dengan tuntutan perubahan yang diperkirakan akan
terjadi dan melipatgandakan kinerja perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan,
sehingga perusahaan memiliki kemampuan yang luar biasa besarnya untuk
senantiasa melakukan perubahan yang diperlukan.

 Struktur Sistem Pengendalian Manajemen


Struktur sistem pengendalian manajemen merupakan komponen-komponen
yang berkaitan dengan lainnya yang secara bersama-sama membentuk
sistem. Setiap komponen dalam struktur memiliki fungsi tertentu untuk
mencapai tujuan sistem. Struktur yang sehat adalah struktur sistem yang
setiap komponennya didesain sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis yang
akan diterapi sistem tersebut.
Dalam membangun struktur organisasi dibangun berdasarkan fungsi yang
dituntut dari organisasi yang bersangkutan, jika organisasi dibangun untuk
memasuki lingkungan bisnis yang menuntut kecepatan pengambilan
keputusan yang di dalamnya costumer memegang kendali bisnis dan yang
mempekerjakan knowlegde workes, struktur organisasi yang pas dengan
fungsi organisasi tersebut adalah yang memiliki karakteristik, cepat respon,
fleksibel dan inovatif. Struktur sistem pengendalian manajemen diperlukan
oleh organisasi perusahaan karena menuntut semua perusahaan yang
memasukil lingkungan tersebut memiliki kekuatan lebih untuk bersaing. Agar
dapat dipilih oleh costumer, produk dan jasa perusahaan harus memiliki
keunggulan tidak akan bertahan lama, karena pesaing akan mencari berbagai
cara untuk menghasilkan value terbaik bagi costumer. Oleh karena itu, untuk
tetap bertahan dan bertumbuh di lingkungan bisnis yang kompetitif,
perusahaan dituntut untuk secara berkelanjutan menemukan kembali
keunggulan daya saing.

Untuk dapat bertahan dan bertumbuh dalam lingkungan bisnis yang


kompetitif, organisasi perusahaan tidak cukup hanya mampu menjadi pencipta
kekayaan (wealth-creating institution) namun, dituntut untuk memiliki kemampuan
jauh lebih dari itu, perusahaan dituntut untuk menjadi institusi pelipatgandaan
kekayaan (wealth-multiplying institution) untuk membangun kemampuan perusahaan
sebagai pelipat gandaan kekayaan, manajemen perlu memanfaatkan sistem
manajemen yang khusus didesain untuk tujuan pelipatgandaan kekayaan.

Sistem pengendalian yang efektif adalah sistem yang diarahkan kepada dua
penyebab, diperlukannya pengendalian ketidakmampuan personel dalam mencapai
tujuan organisasi melalui perilaku yang diharapkan, ketidak mampuan personel di
dalam mencapai tujuan dapat dtingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan, serta
penyediaan teknologi memadai, ketidak mampuan personel dalam mencapai tujuan
organisasi melalui prilaku yang diharapkan dapat dikurangi atau dihilangkan melalui :

9
1. Perumusan Misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi secara jelas.
2. Pengkomunikasian misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi
kepada personel perusahaan melaluipersonal behaviors para leaders
organisasi dan operational behavior.

Melalui proses internalisasi, misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi
dapat tertanam di dalam diri seluruh personel menjadi shared mission, shared vision,
shared beliefs dan shared values. Shared mission, shared vision, shared belief dan
shared values menjadikan karyawan berdaya untuk mengendalikan perilakunya
sesuai dengan yang diharapkan di dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sistem pengendalian manajemen juga menyediakan berbagai sistem untuk
melaksanakan proses perencanaan dan implementasi rencana. Melalaui sistem
pengendalian manajemen, keseluruhan kegiatan utama untuk menjadikan
perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan dapat dilaksanakan secara
terstruktur, terkoordinasi, terjadwal dan terpadu sehingga menjanjikan tercapainya
tujuan perusahaan-perusahaan bertambahnya kekayaan dalam jumlah yang
memadai

F. PENGAWASAN PADA MANAJEMEN


Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan
tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan
kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process of measuring
performance and taking action to ensure desired results. Pengawasan adalah proses
untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang
telah direncanakan. The process of ensuring that actual activities conform the
planned activities.
Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh
pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil
yang direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta “Pengawasan merupakan
fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang
diinginkan. Sedangkan menurut Komaruddin “Pengawasan adalah berhubungan
dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah
perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti”.
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja
standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk
membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk
10
menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien
mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa
pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan
hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan
maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan
dengan baik.
Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan
tentang pengawasan sebagai : “… the process by which manager determine wether
actual operation are consistent with plans”.
Pengendalian / Pengawasan adalah proses mengarahkan seperangkat variable /
unsure (manusia, peralatan, mesin, organisasi) kearah tercapainya suatu tujuan atau
sasaran manajemen. Pengendalian dan pengawasan diperlukan untuk mengetahui
apakah pelaksanaan suatu kegiatan dalam organisasi sesuai dengan rencana dan
tujuan yang telah digariskan atau ditetapkan. Pengawasan (controlling) merupakan
fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua
fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk
mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di
mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk
mengatasinya. Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses
pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu :
a. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
b. Penetapan standar pelaksanaan
c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;
d. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan
penyimpangan-penyimpangan
e. Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.
Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait
antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan
proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan
proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen.

11
Fungsi Pengawasan : Yaitu suatu proses untuk menetapkan pekerjaan yang
sudah dilakukan, menilai dan mengoreksi agar pelaksanaan pekerjaan itu sesuai
dengan rencana semula.
G. TAHAPAN-TAHAPAN PROSES PENGAWASAN
1) Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan
yangdigunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk
standar yang umumyaitu :
a. Standar phisik
b. Standar moneter
c. Standar waktu
2) Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara
tepat
3) Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas,
pengamatan laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4) Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa
Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan
menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat
pengambilan keputusan bagai manajer.
5) Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada
perbaikan dalam pelaksanaan.
H. BENTUK-BENTUK PENGAWASAN
1) Pengawasan Pendahulu (Feeforward Control, Steering Controls)
Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan
koreksidibuat sebelum kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif
bila manajer dapat menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu
tentang perubahan yang terjadi atau perkembangan tujuan.
2) Pengawasan Concurrent (Concurrent Control)
Yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus
memenuhisyarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin
ketepatanpelaksanaan kegiatan.
12
3) Pengawasan Umpan Balik (Feedback Control, Past-Action Controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna
mengukurpenyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan
standar.
I. METODE-METODE PENGAWASAN
Metode-metode pengawasan bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu :
pengawasan non-kuantitatif dan pengawasan kuantitatif.
a. Pengawasan Non-Kuantitatif
Pengawasan non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat
digunakan untukmengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan. Teknik-
teknik yang seringdigunakan adalah
1. Pengamatan (pengendalian dengan observasi). Pengamatan ditujukan
untukmengendalikan kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.
2. Inspeksi teratur dan langsung. Inspeksi teratur dilakukan secara periodic
denganmengamati kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.
3. Laporan lisan dan tertulis. Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan
informasi yangdibutuhkan dengan cepat disertai dengan feed-back dari
bawahan dengan relatif lebihcepat.
4. Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu
kegiatan. Cara inidapat menjadi alat pengendalian karena masalah yang
mungkin ada dapat didiagnosisdan dipecahkan bersama.
5. Evaluasi pelaksanaan.
6. Management by Exception (MBE). Dilakukan dengan memperhatikan
perbedaan yang signifikan antara rencana dan realisasi. Teknik tersebut
didasarkan pada prinsippengecualian. Prinsip tersebut mengatakan bahwa
bawahan mengerjakan semuakegiatan rutin, sementara manajer hanya
mengerjakan kegiatan tidak rutin.
b. Pengawasan Kuantitatif
Pengawasan kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi.
Beberapateknik yang dapat dipakai dalam pengawasan kuantitatif adalah:
 Anggaran operasi, anggaran pembelanjaan modal, anggaran
penjualan, anggaran kas.

13
1. Anggaran
 Anggaran khusus, seperti planning programming, bud getting system
(PBS), zero-base budgeting ( ZBB ), dan human resource accounting
( HRA ).
2. Audit
 Internal Audit bertujuan : membantu semua anggota manajemen dalam
melaksanakan tanggung jawabmereka dengan cara mengajukan
analisis, penilaian, rekomendasi dan komentarmengenai kegiatan
mereka.
 Ekternal Audit bertujuan : menetukan apakah laporan keuangan
tersebut menyajikan secara wajarkeadaan keuangan dan hasil
perusahaan, pemeriksaan dilakasanakan oleh pihak yangbebas dari
pengaruh manajemen.
3. Analisis Break-Even
Menganalisa dan menggambarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk
menentukanpada volume berapa agar biaya total sehingga tidak
mengalami laba atau rugi.
4. Analisis Rasio
Menyangkut dua jenis perbandingan :
 Membandingkan rasia saat ini dengan rasia-rasia dimasa lalu
 Membandingkan rasia-rasia suatu perusahaan dengan perusahaan lain
yang sejenis
5. Bagian dari Teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan
kegiatan, seperti :
 Bagan Ganti
Bagan yang mempunyai keluaran disatu sumbu dan satuan waktu
disumbu yang lainserta menunjukan kegiatan yang direncanakan dan
kegiatan yang telah diselesaikan dalam hubungan antar setiap kegiatan
dan dalam hubunganya dengan waktu.
 Program Evaluation and Reviw Technique (PERT)
Dirancang untuk melakukan scheduling dan pengawasan proyek –
proyek yangbersifat kompleks dan yang memerlukan kegiatan –
kegiatan tertentu yang harusdijalankan dalam urutan tertentu dan
dibatasi oleh waktu.

14
Syarat-syarat untuk menjalankan pengawasan yang baik, yakni :
1. Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan.
2. Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan
segera.
3. Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan.
4. Pengawasan harus obyektif,teliti,dan sesuai dengan standard yang
digunakan.
5. Pengawasan harus luwes atau fleksibel.
6. Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi.
7. Pengawasan harus ekonomis.
8. Pengawasan harus mudah dimengerti.
9. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi.
Agar pengawasan dapat dilaksanakan dengan baik, maka pengawasan harus:
1. Ekonomis
2. Mudah dimengerti
3. Adanya tindakan koreksi
4. Melaporkan penyimpangan yang mungkin terjadi
Tujuan dilaksanakan pengawasan adalah :
a. untuk menjadikan pelaksanaan dan hasil kegiatan sesuai dengan rencana dan
tujuan.
b. Untuk memecahkan masalah
c. Untuk mengurangui resiko kegagalan suatu rencana
d. Untuk membuat perubahan – perubahan maupun perbaikan – perbaikan.
e. Untuk mengetahui kelemahan – kelemahan pelaksaannya
J. PELAKU ATAU PELAKSANA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
 Pengawasan dan Pengendalian dilakukan oleh :
a. Pihak manajemen pada masing – masing fungsi organisasi.
b. Pihak luar manajemen ( Auditor )
 Jenis-Jenis Pengawasan
Jenis-jenis pengawasan dapat ditinjau dari 3 segi, yaitu :
a. Pengawasan Dari Segi Waktu
Pengawasan dari segi waktu dapat dilakukan secara preventif dan secara
reprensif. Alatyang dipakai dalam pengawasan ialah perencanaan budget,
sedangkan pengawasan secara repensif alat budget dan laporan.

15
b. Pengawasan Dilihat Dari Segi Obyektif
Pengawasan dari segi obyektif ialah pengawasan terhadap produksi dan
sebagainya.Ada juga yang mengatakan karyawan daru segi obyek
merupakan pengawasan secara administratif dan pengawasa operatif.
Contoh pengawasan administratif ialah pengawasan anggaran, inspeksi,
pengawasan order dan pengawasan kebijaksanaan.
c. Pengawasan Dari Segi Subyek
Pengawasan dari segi subyek terdiri dari pengawasan intern dan
pengawasan ekstern.
 Pengawasan Intern : Pengawasan intern dalam perusahaan biasanya
dilakukan oleh bagian pengawasan perusahaan (internal auditor).
Laporan tertulis dari bawahan kepada atasan pada umumnya terdiri
dari :
a. Laporan harian
b. Laporan mingguan
c. Laporan khusus
d. Laporan bulanan
 Pengawasan Ekstern : Pengawasan ekstren dilakukan oleh akuntan
publict (certified public accountant). publikasi laporan neraca dan rugi
laba yang menyebabkan jalannya perusahaan wajibdi periksa oleh
akuntan publik.Adapun pemeriksaan yang umum dilakukan oleh
akuntan publik dapat dibagi jadi 4 golongan
a. Pemeriksaan umum : Pemeriksaan umum atau general audit
adalah pemeriksaan rutin tentang kebenarandata administrasi
perusahaan.
b. Pemeriksaan khusus : Pemeriksaan khusus atau spesical
anfestigation adalah suatu pemeriksaan khusus yang ditugaskan
kepada akuntan public.
c. Pemeriksaan Neraca : Pemeriksaan neraca dikenal juga drngan
balance sheet audit artinya suatu pemeriksaankhusus terhadap
neraca perusahaan.
d. Pemeriksaan sempurna Suatu pemeriksaan semputna (detail
audit) berhubungan eratdengan pemeriksaan khusus.

16
 Perancangan Proses Pengawasan
William H. Newman menetapkan prosedur sistem pengawasan, dimana
dikemukakan lima jenis pendekatan, yaitu :
1. Merumuskan hasil diinginkan, yang dihubungkan dengan individu yang
melaksanakan.
2. Menetapkan petunjuk, dengan tujuan untuk mengatasi dan
memperbaikipenyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan, yaitu dengan :
a. Hasil pada tahap awal
b. Pengukuran input
c. Kondisi perubahan yang diasumsikan
d. Gejala yang dihadapi
3. Menetapkan standar petunjuk dan hasil, dihubungkan dengan kondisi yang
dihadapi.
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik, dimana komunikasi
pengawasandidasarkan pada prinsip manajemen by exception yaitu
atasan diberi informasi bilaterjadi penyimpangan dari standar.
5. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi, bila perlu suatu
tindakan diganti.
K. ALAT PENGENDALIAN DALAM ORGANISASI
a. Budget
Adalah suatu ikhtisar hasil yang akan diharapkan dari pengeluaran yang
disediakan untuk mencapai hasil tersebut. Apabila tidak sesuai dengan
budget, baik pemerimaan maupun pengeluaran maupun hasil yang diperoleh
maka perusahaan itu tidak efektif karena terdapat penyimpangan.
 Tipe-Tipe Budget:
1. Sales budget
2. Production budget
3. Cost production budget
4. Step budget, berhubungan dengan production budget dan
menunjukkan bermacam-macam tingkat tingkat produksi
5. Purchasing budget
6. Cash dan financial budget
7. Personnel budget
8. Master budget (budget keseluruhan)
9.
17
b. Non-Budget
Alat pengenalian non budget:
1. Financial statement, daftar laporan keuangan yang biasanya terdiri dari
Balance sheet dan Income Statement (neraca rugi laba).
2. Statistic, merupakan pengumpulan data, informasi, dan kejadian yang
tealh berlalu.
3. Intenal Audit, pengendalian yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahan
yang meliputi bidang-bidang kegiatan secara menyeluruh yang
menyangkut masalah keuangan.Auditing ini juga menyangkut
pengendalian persediaan yang baik, pembayaran barang yang dibeli, dan
pemeriksaan yang cukup, apakah barang yang telah dibayar benar-benar
telah diterima.
4. Break event point, suatu titik atau keadaan ketika jumlah penjualan
tertentu tidak mendapat laba ataupun rugi.
5. Report, laporan yang dibuat oleh para manajer.
6. Personal observation, pengawasan langsung secara pribadi oleh pimpinan
perusahaan terhadap para bawahan yang sedang bekerja.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengwasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan,merancang system informasi
umpan balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta
mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
Pengawasan penting disebabkan karena Perubahan lingkungan organisasi,
Peningkatan kompleksitas organisasi, Meminimalisasikan tingginya kesalahan-
kesalahan, Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang, Komunikasi dan
Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi.
Perancangan proses pengawasan diantaranya yaitu; Merumuskan hasil yang di
inginkan, Menetapkan penunjuk hasil, Menetapkan standar penunjuk dan hasil,
Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik dan Menilai informasi dan
mengambil tindakan koreksi. Bidang strategik dalam pengawasan ialah Transaksi
Keuangan, Hubungan Manajer dan Bawahan, dan Operasi-operasi Produktif. Alat-
alat pengawasan yang paling umum ialah Manajemen Pengecualian (Management
by Exception), Management Information System (MIS), Analisa Rasio dan
Penganggaran.
B. Saran
Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika
tidak ada pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya
kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun
lingkungan.
Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu
komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta
pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam
merumuskan suatu masalah.
Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi.
Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam
suatu organisasi. Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena dapat
merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi lebih baik lagi.

19
Daftar Pustaka

Artikel Muqodim Hubungan Sistem Pengendalian Manajemen dengan Pelaksanaan


Fungsi Perencanaan dan Pengawasan UNISIA 10.X!.1V.1991

HIJRI - Jurnal Manajemen Pendidikan dan KeislamanVol. 6. No. 1. Januari– Juni


2017.ISSN: 1979-8075.Halaman 28 – 39

ISSN 2303-1174Sitti H. Musa, Evaluasi Sistem Pengendalian ManajemenEVALUASI


SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA
MANAJER PENJUALAN PADA PT. HASJRAT ABADI MANADO

Sentot Harman GlendohStaf Pengajar Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen -


Universitas Kristen PetraFungsi Pengawasan dalam Penyelenggaraan Manajemen
Korporasi (Sentot Harman Glendoh)

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 13(2), 2018, 610-619ANALISIS ATAS


PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMENPEMBERIAN KREDIT PADA
PT. SUZUKI FINANCE INDONESIACABANG MANADO

20

Anda mungkin juga menyukai