Anda di halaman 1dari 71

Gangguan Cemas

dr. Anidiah Novy Hasdi, Sp.KJ

1
PSIKIATRI
■ Psikiatri : merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran
dan dikenal serbagai ilmu kedokteran jiwa.
■ Ilmu Kedokteran Jiwa : merupakan ilmu yang
mempelajari etiologi, patogenesis (perjalanan penyakit),
diagnosis, terapi, rehabilitasi dan pencegahan di bidang
kejiwaan.

2
KESEHATAN JIWA
■ suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual dan emosional
dari seseorang yang berjalan selaras dengan
keadaan orang lain.

3
Gangguan jiwa
■ Bila kepribadian seseorang kurang bisa
beradaptasi atau gagal menjalankan tugasnya,
maka terjadilah gangguan kesehatan jiwa.
■ Gangguan jiwa disini mempunyai variasi yang
luas, mulai dari yang ringan (ex.sulit tidur,cemas)
sampai berat (ex.psikotik).

4
Penyebab / etiologi :

Terdiri atas 3 komponen besar yaitu :


■ Organobiologi
■ Psikologis
■ Sosiobudaya

Ketiga komponen ini saling berinteraksi


sehingga muncul gangguan jiwa

5
ANXIETAS
(kecemasan)

6
Anxietas
Definisi & Gangguan

7
Definisi Anxietas
■ Anxietas merupakan emosi dasar manusia yang
dapat dialami setiap orang setiap waktu.
■ Anxietas umumnya berhubungan dengan situasi
yang mengancam atau membahayakan.
■ Bila anxietas dapat menimbulkan tekanan dan
mengganggu fungsi sehari-hari kemampuan
seseorang dalam hidup normalnya, maka hal ini
disebut sebagai Gangguan Anxietas

8
Gangguan Anxietas
Gangguan anxietas merupakan sekumpulan gejala
yang ditandai dengan:
■ kekhawatiran yang berlebih;
■ ketakutan yang intens;
■ kewaspadaan yang berlebih; dan/atau
■ gejala somatik
padahal tidak dalam keadaan yang berbahaya.

9
Jenis Anxietas Menurut DSM
■ Gangguan Panik, dengan/tanpa agoraphobia.
■ Agoraphobia, tanpa riwayat ganguan panik.
■ Social anxiety disorder (SAD)
■ Fobia spesifik.
■ Obsessive-compulsive disorder (OCD).
■ Post-traumatic stress disorder (PTSD).
■ Gangguan stres akut.
■ Generalized anxiety disorder (GAD)
■ Gangguan anxietas akibat kondisi medis umum.
■ Gangguan anxietas akibat pengaruh zat.
■ Gangguan anxietas yang tidak dijelaskan di atas.

10
Anxietas
Riwayat Penyakit

11
Pengenalan Anxietas
■ Gangguan anxietas merupakan gangguan psikiatri yang paling
sering dijumpai (Robin et al, 1984), dan studi di pelbagai negara
mengindikasikan prevalensi yang tinggi.
■ Phobia merupakan gangguan anxietas yang sering dijumpai,
diikuti dengan depresi, penyalahgunaan zat dan OCD (Karno et
al, 1988).
■ Pengobatan gangguan anxietas telah berkembang pesat oleh
karena dikembangkan secara lebih aman, seperti dengan obat
non-benzodiazepine yaitu khususnya SSRI. Walaupun SSRI
sebelumnya digunakan untuk mengobati depresi, namun
kemudian diketahui dapat menyembuhkan gangguan anxietas
berkat khasiat aktivitas serotonergisnya.

12
Epidemiologi Gangguan Anxietas
■ Prevalensi gangguan anxietas sekitar 9% dari populasi penduduk
AS (Regier et al, 1988) yang diperkirakan terdiri dari 19,5%
perempuan dan 8% laki-laki (Robins, et al 1984).
■ 20%-65% penderita anxietas mengalami depresi.
■ > 95% penderita depresi memiliki sekurang-kurangnya 1 gejala
anxietas:
■ 29% serangan panik
■ 42% anxietas somatik.
■ Gangguan anxietas yang seringkali menyertai depresi (Fawcett &
Kravits, 1993) adalah:
■ Gangguan panik,
■ GAD, dan
■ SAD

13
Epidemiologi Gangguan Anxietas

(Lanjutan)
■ Prevalensi gangguan anxietas orang lanjut usia
(>65 tahun) LEBIH BESAR DARI prevalensi
gangguan anxietas dewasa yang lebih muda
(Krasucki et al, 1998).
■ Di mana prevalensi gangguan panik, OCD dan
fobia jika digabungkan sebesar antara 5.7%-33%
(The National Institute of Mental Health –
Jenike, 1996).

14
Epidemiologi Gangguan Anxietas

(Lanjutan)
■ Faktor yang membuat orang lanjut usia rentan
terhadap anxietas:
■ Kehilangan teman/orang yang dicintai.
■ Kesehatan yang memburuk.
■ Penurunan intelektual.
■ Merasa tidak berdaya dan tidak berharga serta
kehilangan kontrol terhadap lingkungan terdekat.
■ Perubahan neurobiologis seiring dengan
bertambahnya usia.

15
Anxietas
Gejala Utama Anxietas/Cemas

16
Gejala Utamanya Anxietas/Cemas
■ Fobia
■ Kompulsi
■ Obsesi
■ Panik
■ Agorafobia

17
Fobia
■ Ketakutan yang tidak biasa dan tidak rasional
terhadap suatu objek atau situasi, di mana si
penderita anxietas menyadari bahwa hal tersebut
tidaklah berbahaya, namun masih tetap berupaya
menghindar.

18
Kompulsi
■ Impuls, desakan, atau keinginan yang tak
tertahankan untuk melakukan tindakan irasional
yang dapat meredakan anxietas dan terlihat
sebagai egodistonik, seperti contohnya mencuci
tangan berulang-ulang atau menghitung-hitung
langkah kaki.

19
Obsesi
■ Ide, emosi, pikiran, atau impuls yang berulang
dan/atau tidak dikehendaki dan dapat
menimbulkan anxietas seperti contohnya desakan
konstan untuk mencuci tangan atau menghitung
beberapa obyek; di mana penderita anxietas
mungkin akan merasakan tidak nyaman bila
punya pikiran semacam itu namun tidak sampai
melakukan dengan sebenarnya.

20
Panik
■ Anxietas berat yang datang tiba-tiba, yang
menghasilkan ketakutan luar biasa dan perubahan
fisiologis & psikologis.

21
Agorafobia
■ Ketakutan berada di ruang yang berisi banyak
orang, tempat umum, atau tempat-tempat di
mana tidak dapat mencari pertolongan, yang
dapat menyebabkan serangan panik.

22
Anxietas
Jenis menurut PPDGJ-III

23
Jenis Anxietas Menurut PPDGJ-III
■ Gangguan anxietas fobik
■ Gangguan anxietas lainnya
■ Gangguan obsesif-kompulsif
■ Reaksi terhadap stres berat dan gangguan
penyesuaian
■ Gangguan disosiatif
■ Gangguan Somatoform
■ Gangguan neurotik lainnya

24
Gangguan anxietas fobik
■ Agorafobia
■ Tanpa gangguan panik
■ Dengan gangguan panik
■ Fobia sosial
■ Fobia khas (terisolasi)
■ Gangguan anxietas fobik lainnya
■ Gangguan anxietas fobik YTT

25
Gangguan anxietas lainnya
■ Gangguan panik (anxietas paroksimal episodik)
■ Gangguan anxietas menyeluruh
■ Gangguan campuran anxietas dan depresif
■ Gangguan anxietas campuran lainnya
■ Gangguan anxietas lainnya YDT
■ Gangguan anxietas YTT

26
Gangguan obsesif-kompulsif
■ Predominan pikiran obsesional atau pengulangan
■ Predominan tindakan kompulsif (obsesional
ritual)
■ Campuran tindakan dan pikiran obsesional
■ Gangguan obsesif-kompulsif lainnya
■ Gangguan obsesif-kompulsif YTT

27
Reaksi terhadap stres berat dan
gangguan penyesuaian
■ Reaksi stres akut
■ Gangguan stres paska trauma
■ Gangguan penyesuaian
■ Reaksi depresif singkat
■ Reaksi depresif berkepanjangan
■ Reaksi campuran anxietas dan depresif
■ Dengan predominan gangguan emosi lainnya
■ Dengan predominan gangguan tingkah laku
■ Dengan gangguan campuran dari emosi dan tingkah laku
■ Dengan gejala predominan lainnya YDT
■ Reaksi terhadap stres berat lainnya
■ Reaksi terhadap stres berat YTT

28
Gangguan disosiatif (konversi)
■ Amnesia disosiatif
■ Fugue disosiatif
■ Stupor disosiatif
■ Gangguan trance dan kesurupan
■ Gangguan motorik disosiatif
■ Konvulsi disosiatif
■ Anestesia dan kehilangan sensorik disosiatif
■ Gangguan disosiatif (konversi) campuran
■ Gangguan disosiatif (konversi) lainnya
■ Sindrom Ganser
■ Gangguan kepribadian ganda
■ Gangguan disosiatif (konversi) sementara terjadi pada masa kanak dan remaja
■ Gangguan disosiatif (konversi) lainnya YDT
■ Gangguan disosiatif (konversi) YTT

29
Gangguan somatoform
■ Gangguan somatisasi
■ Gangguan somatoform tak terinci
■ Gangguan hipokondrik
■ Disfungsi otonomik somatoform
■ Jantung & sistem kardiovaskuler
■ Saluran pencernaan bagian atas
■ Saluran pencernaan bagian bawah
■ Sistem pernafasan
■ Sistem genitourinaria
■ Sistem/organ lainnya
■ Gangguan nyeri somatoform menetap
■ Gangguan somatoform lainnya
■ Gangguan somatoform YTT

30
Gangguan neurotik lainnya
■ Neurastenia
■ Sindrom depersonalisasi-derealisasi
■ Gangguan neurotik lainnya YDT
■ Gangguan neurotik YTT

31
Anxietas
Kriteria Diagnostik

32
Kriteria Diagnostik – Skala Penilaian
■ Skala yang paling sering digunakan untuk menilai gejala
keparahan penderita anxietas adalah Skala HAM-A
( Hamilton Anxiety Rating).
■ Skala HAM-A terdiri dari 14 item dan diperkenalkan
pertama kali oleh Max Hamilton tahun 1959.
■ Skala HAM-A menilai keparahan gejala seperti: anxietas,
tensi, perasaan depresi, palpitasi, kesulitan bernafas,
gangguan tidur, gelisah, dan gejala fisik lainnya.

33
Skala HAM-A Yang Sering Digunakan
■ Item 6 dari Skala Penilaian HAM-A:
■ Perasaan Depresi
■ Tidak diketahui.
■ 0 = perasaan biasa.
■ 1 = bilamana ragu-ragu apakah pasien lebih kurang bersemangat atau
sedih daripada biasanya, contoh pasien tidak jelas menunjukkan sedang
lebih dalam keadaan tertekan daripada biasanya.
■ 2 = bilamana pasien mengutarakan dengan jelas keluhan yang tidak
mengenakkan, walaupun dia masih putus-asa dan tidak berdaya.
■ 3 = pasien menunjukkan tanda-tanda depresi dan.atau putus asa secara
non-verbal dengan jelas.
■ 4= pasien menunjukkan ketidakberdayaan dan keputus-asaan atau
pasien tidak dapat dialihkan dari tanda-tanda depresi non-verbal yang
tampak kuat pada saat dilakukan wawancara.

34
Perjalanan Penyakit Gangguan Anxietas
■ Perjalanan penyakit gangguan anxietas berbeda-beda di
antara jenis-jenisnya dan di antara penderitanya.
■ Namun, perjalanan penyakitnya biasanya kronis dengan
gejala yang dialami dan gangguan fungsi sosial yang
tmbul setelah beberapa tahun dimulainya penyakit
(Angst & Vollrath, 1991).
■ Penyakit biasanya dimulai pada usia 20-30 tahun, di
mana gangguan anxietas lebih sering terjadi pada
perempuan daripada laki-laki (Angst & Vollrath, 1991).
■ Perbedaan ini diperkirakan karena adanya siklus horman
reproduksi wanita dan resiko kondisi komorbid (Pigott,
2003).

35
Anxietas

36
Jenis-Jenis Anxietas Yang Akan Dibahas

■ Panic Disorder
■ GAD (Generalized Anxiety Disorder)
■ Social Phobia
■ OCD (Obsessive-Compulsive Disorder)
■ PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder)

37
Panic Disorder
■ Panic disorder sering muncul 2%-6% dari populasi (dengan/tanpa
agoraphobia)
■ Bisa menyerang beberapa menit tapi tidak sampai 1 jam.
■ Perjalanan penyakit dan frekuensi serangannya agak bervariasi.
■ Merupakan gangguan jangka panjang yang sering kambuh dan berubah-ubah
dalam symptomatology dan komorbiditas.
■ Gejalanya dapat berupa:
■ Serangan panik
■ Anxietas antisipasi dan umum
■ Penghindaran
■ Keraguan
■ Gejala-gejala somatik
■ Obsesi
■ Depresi & penyalahgunaan alkohol dapat menentukan penggunaan agen
psikofarmakologis tertentu.

38
Panic Disorder
■ Panic disorder umumnya disertai rasa takut:
■ Berkendaraan atau bepergian
■ Pergi ke toko
■ Di kerumunan banyak orang
■ Makan di restoran
■ Menggunakan lift

39
Panic Disorder
■ Kriteria diagnostik: harus terjadi serangan berat anxietas
otonomik dalam periode +/- 1 bulan:
■ Minimal mendapat serangan panik 1 X dalam 1 bulan (Panik
Ringan) atau 3 X serangan dalam 3 minggu (Panik Sedang),
atau 4 X serangan dalam 4 minggu (Panik berat).
■ Serangan panik dengan intensitas cemas yang tinggi
■ Secara obyektif sebenarnya tidak ada bahaya;
■ Situasi tidak terbatas hanya terhadap yang telah diketahui/yang
dapat diduga sebelumnya;
■ Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala anxietas dalam
periode antara serangan-serangan panik (meski lazim pula
terjadi anxietas antisipatorik).

40
Panic Disorder
■ Short-Term, Acute Treatment dengan
Antidepressants:
■ SSRI (e.g. fluoxetine, paroxetine, fluvoxamine,
clomipramine, sertraline), Tricyclics (e.g. imipramine,
desipramine), MAOI (e.g. phenelzine)
■ Trazodone, Nefazodone, Benzodiazepine (e.g.
diazepam, alprazolam)
■ Atypical Neuroleptics (e.g. clozapine),
Anticonvulsants (e.g. carbamazepine, valproic acid)

41
Panic Disorder
■ Short-Term, Acute Treatment dengan
Psikoedukasi dan Psikoterapi Penyerta
■ Harus digunakan bersamaan dengan pengobatan.
■ Pendekatan perilaku kognitif terbukti mengurangi
dan menghindarkan serangan panik secara signifikan

42
Panic Disorder
■ Long-Term Treatment
■ Ujicoba klinis 3-6 atau 6-12 bulan
■ Relapse rate berkisar 20%-80% bergantung dari
pengobatan, perawatan psikologis, lama
penindaklanjutan, dan kriteria perawatan
■ Dengan hanya berobat saja < ½ jumlah pasien remisi
setelah >= 6 berhenti berobat
■ Pasien dengan depresi => hasil yang baik berkat
pengobatan lanjutan yang baik <= pengobatan
lanjutan dihentikan setelah 6-12 bulan.

43
Panic Disorder
■ Refractory Cases
■ Hampir semua panic disorder dapat berhasil dirawat
dengan satu pengobatan, seringkali pada percobaan
yang pertama.
■ Pengobatan gabungan serupa untuk depresi
menghasilkan hasil yang baik, seperti Tricyclic dan
SSRI.
■ Jika pengobatan gabungan di atas gagal, dapat
ditambahkan dengan benzodiazepine atau beberapa
agen lain.

44
GAD (Generalized Anxiety Disorders
= Gangguan Cemas Menyeluruh)

45
GAD
■ GAD sering muncul pada sekurang-kurangnya
2%-3% dari populasi, memiliki gejala kognitif,
perilaku, fisiologis serta kecemasan yang kronis.
■ Perjalanan penyakit bervariasi tetapi cenderung
berfluktuasi dan kronis.
■ Bisa terjadi dengan gangguan kecemasan lainnya
serta juga depresi (di mana bila terjadi panic
disorder dan depresi, maka ini harus diobati
terlebih dahulu setelah itu GADnya).

46
GAD
■ Kriteria diagnostik: harus menunjukkan gejala
primer anxietas yang tidak terlalu berat dan
berlangsung setiap hari selama beberapa minggu,
yang mencakup:
■ Kecemasan masa depan;
■ Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran,
tidak dapat santai); DAN
■ Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan,
berkeringat, takhikardi, takhipne, keluhan epigastrik,
pusing kepala, mulut kering, dsb)

47
GAD
■ Pengobatan:
■ Benzodiazapine
■ Buspirone
■ Imipramine
■ SSRI
■ Venlafaxine
■ Partial benzodiazepine agonist seperti bretazenil dan abecarnil.
■ Perawatan penyerta:
■ Relaksasi, terapi kognitif-perilaku, pelatihan skills, coping, perubahan gaya
hidup => belum terbukti
■ Terapi psikodinamika tradisional => efektif mengurangi gejala anxietas
kronis

48
Social Fobia

49
Social Phobia
■ Social phobia merupakan gangguan anxietas yg sulit dikenali yg
terjadi pada 1%-2% dari populasi.
■ Biasanya pemalu dan penghindar.
■ Mirip dengan panic disorder tapi umumnya ada 5 (lima) rasa takut
seperti:
■ Public speaking
■ Makan bersama
■ Menulis bersama
■ Kencing di WC umum
■ Disorot atau menjadi pusat perhatian
■ Seringkali berakibat anxietas ekstrim, penghindaran, gangguan
kerja dan sosial, depresi, dan penyalahgunaan zat.

50
Social Phobia
■ Kriteria diagnostik:
■ Gejala-gejala psikologis, perilaku atau otonomik
harus merupakan manifestasi primer anxietas bukan
sekunder gejala lain seperti waham atau pikiran
obsesif;
■ Anxietas harus hanya terbatas atau menonjol pada
situasi sosial tertentu saja; dan
■ Penghindaran dari situasi fobik harus merupakan
gambaran yang menonjol.

51
Social Phobia
■ Perawatan farmakologis:
■ Fluoxetine (sangat efektif), sertraline, fluvoxamine, paroxetine (SSRI
pertama yang superior terhadap placebo dan sangat efektif).
■ Benzodiazepine (alprazolam dan clonazepam dapat mengurangi gejala
social phobia).
■ Gabapentin.
■ MAOI (phenelzine dahulu sama-sama superior terhadap atenolol dan
placebo).
■ Reversible MAOI (selektif terhadap isoenzyme) seperti moclobemide
(namun moclobemide sekarang tidak dikembangkan lagi).
■ ß-blocker (propanolol)
■ Buspirone

52
Social Phobia
■ Terapi penyerta:
■ Terapi kognitif-perilaku.
■ Terapi perilaku yang umum adalah terhadap speech
phobia.
■ Namun studi komparatif perlu dilakukan untuk
mengetahui lebih lanjut keuntungan terapi
psikofarmakologis dan terapi psikologis baik secara
sendiri maupun bersamaan.

53
OCD

54
OCD
■ OCD lebih sering terjadi daripada yang diduga sebelumnya
dengan:
■ Prevalensi 6 bulan 1%-2%
■ Prevalensi seumur hidup 2%-3%
■ Ciri utama berupa adanya pikiran obsesif atau tindakan kompulsif
yang berulang.
■ Umumnya berimbang pada laki-laki maupun perempuan.
■ Seringkali dilatarbelakangi ciri kepribadian anakastik yang
menonjol.
■ Merupakan penyakit kronis yang mungkin membutuhkan
pengobatan seumur hidup sebab bila putus obat dapat mungkin
kambuh lagi.
■ Dimulainya biasanya pada masa kanak atau masa remaja.
■ Perjalanan penyakitnya bervariasi dan lebih cenderung menjadi
kronis bila tidak ada gejala depresif yang nyata.

55
OCD
■ Kriteria diagnostik:
■ Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesional
atau tindakan kompulsif, atau kedua-duanya, harus ada hampir
setiap hari selama sedikitnya 2 minggu berturut-turut, dan
merupakan sumber distres atau gangguan aktivitas.
■ Gejala obsesional yang terjadi/berkembang pada skizofrenia,
sindrom Tourette, atau gangguan mental organik, harus
dianggap sebagai bagian dari kondisi diagnosis.
■ Hubungan antara pengulangan obsesional dengan depresi
sangat dekat: suatu diagnosis gangguan obsesif-kompulsif
harus ditegakkan hanya apabila pengulangan terjadi atau
menetap tanpa gangguan depresif.

56
OCD
■ Gejala-gejala obsesional harus berciri:
■ Harus dikenal/disadari sebagai pikiran atau impuls dari diri
individu sendiri;
■ Sedikitnya ada 1 pikiran atau tindakan yang masih tidak
berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan
oleh penderita;
■ Pikiran untuk melaksanakan tindakan tersebut di atas bukan
merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan;
■ Pikiran, bayangan, atau impuls tersebut harus merupakan
pengulangan yang tidak menyenangkan.

57
OCD
■ Perawatan psikofarmakologis:
■ 5 obat yang efektif mengurangi gejala OCD:
clomipramine, fluoxetine, fluvixamine, paroxetine,
dan sertraline.
■ Agen tambahan yang disarankan untuk pengobatan
OCD: buspirone, lithium, atau fenfluramine.

58
OCD
■ Terapi psikologis:
■ Perawatan perilaku lebih menghasilkan hasil jangka
panjang yang LEBIH BAIK daripada perawatan
psikofarmakologis.

59
PTSD

60
PTSD
■ PTSD memiliki prevalensi seumur hidup sekurangnya 1%.
■ PTSD terjadi akibat respon yang berkepanjangan dan/atau
tertunda terhadap kejadian atau situasi yang menimbulkan stres
(singkat/berkepanjangan) dari yang bersifat katastrofik dan
menakutkan, yang cenderung menyebabkan distres pada hampir
setiap orang (misal trauma perang, trauma klinis)
■ Mulainya biasanya setelah terjadi trauma, dengan masa laten yang
berkisar antara beberapa minggu sampai < 6 bulan.
■ Perjalanan keadaan ini berfluktuasi dan pada kebanyakan kasus
dapat diharapkan kesembuhan.
■ Pada sejumlah kecil pasien, perjalanan penyakit dapat menjadi
kronis sampai beberapa tahun dan terjadi transisi menuju
perubahan kepribadian yang berlangsung lama.

61
PTSD
■ Gejala positif PTSD:
■ mengingat kembali kejadian masa lampau dan
gelisah (seperti mimpi buruk, flashback, re
experience)
■ Gejala negatif PTSD:
■ penghindaran dan penarikan diri

62
PTSD
■ Kriteria diagnostik:
■ Terdapat manifestasi klinis khas >= 6 bulan
■ Tidak dapat alternatif lain yang memungkinkan
gangguan ini misal berupa gangguan anxietas/OCD/
episode depresif.
■ Bukti adanya trauma harus selalu ada dalam ingatan
dan berulang-ulang.

63
PTSD
■ Terapi psikofarmakologis dan psikologis:
■ Perawatan psikofarmakologis PTSD masih dalam tahap awal.
■ Respon pasien PTSD akibat trauma perang kurang efektif
dibandingkan dengan respon pasien PTSD akibat trauma
klinis terhadap pengobatan yang diberikan.
■ Obat yang diujikan berupa tricyclic, MAOI, ß-blocker.
■ Intervensi psikologis harus digabungkan dengan terapi
psikofarmakologis, namun hanya beberapa saja yang bisa
digunakan sebagai tuntunan praktis.

64
Dosis SSRI
■ Fluoxetine, 20-60mg/hari
■ Sertraline, 50-150mg/hari

65
Dosis Tricyclics
■ Imipramine, dosis awal 10-50mg/hari, dapat
ditingkatkan sampai 150-300mg/hari.

66
Dosis Benzodiazepine
■ Alprazolam, 0,75-6mg/hari
■ Lorazepam, 0,75-7mg/hari
■ Diazepam, 3-15mg/hari

67
Anxietas
Kesimpulan

68
Kesimpulan
■ Gangguan anxietas dapat dicegah asalkan penyebabnya
dapat dihindari dan dapat ditangani secara efektif
dengan pengobatan dan psikoterapi.
■ Namun beberapa penderita masih mengalami gangguan
walaupun sudah mendapat pengobatan psikofarmaka
dan psikoterapi.

69
Kesimpulan

(Lanjutan)
■ Intervensi yang dapat membantu mencegah
berkembangnya gangguan anxietas:
■ Berolah-raga dengan teratur
■ Melakukan relaksasi atau yoga dan menghadiri kelas mediatasi,
yang dapat membantu kelancaran bernafas.
■ Menyederhanakan tugas harian dan memberikan skala
prioritas untuk masing-masing tugas.
■ Mengambil nafas dalam-dalam jika serangan panik datang.
■ Ikut dalam suatu support group.

70
■ TERIMA KASIH

71

Anda mungkin juga menyukai