Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


(PKL)
DI
PT. DWITAMA MULYA PERSADA

Oleh :
ARI HIDAYAT
NIS 11925537
Kompetensi Teknik Pengelasan

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2


BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan
rahmat dan karunianya kepada saya,sehingga saya dapat menyelesaikan praktik kerja lapangan
(PKL) yang berlangsung selama 6 bulan dengan baik sekaligus saya dapat menyusun laporan ini.

Pada kesempatan ini, tidak lupa saya mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar
besarnya atas bantuan bimbingan dan dorongan dari pihak sekolah maupun pihak industri terkait
yang turut serta berperan dalam partisipasi terselesaikannya praktik kerja lapangan (PKL).

Laporan praktik kerja lapangan (PKL) ini menjelaskan berbagai kegiatan,masalah,faktor


penyebab masalah,maupun upaya penanggulangan masalah yang dialami selama praktik kerja
lapangan (PKL) ini berlangsung.

Praktik kerja lapangan (PKL),Jurnal kegiatan Praktik kerja lapangan (PKL), maupun
penulisan laporan Praktik kerja lapangan (PKL) ini dapat terlaksana dengan baik.

Dengan tersusunnya laporan ini, mudah mudahan dapat bermanfaat bagi semua
pembaca,khususnya bagi saya selaku penyusun laporan dan umumnya bagi bagi semua kalangan
masyarakat. Laporan saya ini mungkin jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan sekali saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan lebih
lanjut laporan saya. Maka dari itu saya ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada ;

1. Allah swt,
2. Orang tua saya,
3. Bapak Hasan Iskandar, M.pd, selaku kepala sekolah SMK Negeri 2 Bandung,
4. Ibu Dra. Ekowati C, M.pd, selaku penanggung jawab PKL,
5. Bapak Zamzam Tri Badruzaman,S.pd, selaku wali kelas XII TPL 1,
6. Bapak Joko Hadi Saputro, selaku Direktur Utama PT. Dwitama Mulya Persada,
7. Bapak Iwan Setiawan, selaku Pembimbing,
8. Seluruh staf dan karyawan PT. Dwitama Mulya Persada,
9. Teman teman satu kelompok PKL di PT. Dwitama Mulya Persada.

Bandung, 31 Agustus 2021

Ari Hidayat

ii
LEMBAR PENGESAHAN

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. ii


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................... v
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
A. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN ....................................................................................... 1
B. LOKASI PERUSAHAAN ........................................................................................................... 2
C. BIDANG USAHA ....................................................................................................................... 2
D. STRUKTUR ORGANISASI ....................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................................................... 4
PROSES DAN HASIL BELAJAR DI INDUSTRI/DUDI ........................................................................ 4
A. KEGIATAN YANG DILAKUKAN DAN KOMPETENSI YANG DIDAPAT ............................ 4
B. MASALAH YANG DIALAMI .................................................................................................. 14
C. FAKTOR PENYEBAB MASALAH .......................................................................................... 14
D. UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH ........................................................................... 14
BAB III ................................................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................................................ 15
A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 15
B. SARAN ..................................................................................................................................... 16

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Pengukuran menggunakan Vernier Caliper .......................................................................... 4


Gambar 1. 2 Bubut Facing........................................................................................................................ 5
Gambar 1. 4 Pengeboran pada mesin bubut ............................................................................................ 6
Gambar 1. 3 Pengeboran angle bar atau besi siku menggunakan mesin frais ........................................... 6
Gambar 1. 6 Pengecatan angle bar atau besi siku .................................................................................... 7
Gambar 1. 7 Pengelasan SMAW pada besi hollow.................................................................................... 8
Gambar 1. 8 Pengelasan SMAW............................................................................................................... 9
Gambar 1. 9 Pengelasan SMAW pada besi hollow.................................................................................... 9
Gambar 1. 10 Las titik ............................................................................................................................ 10
Gambar 1. 11 Pemotongan besi menggunakan mesin gerinda potong ................................................... 10

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

PT Dwitama Mulya Persada awal Namanya CV Dwitama Mulya Persada. CV Dwitama


didirikan oleh dua orang tenaga ahli yaitu Joko Hadi Saputro dan Agus Kurniawan pada tahun
2008. Sebelumnya mereka tergabung dalam dua perusahaan dengan bidang sejenis yang
mereka bentuk bersama dengan beberapa rekan kerja lainnya. Namun, dikarenakan terdapat
perbedaan visi dan kurangnya keterbukaan antar pemilik, kedua perusahaan tersebut akhirnya
dibubarkan. Berawal dari kegagalan kedua perusahaan terdahulu, mereka berdua bertekad
untuk membentuk suatu perusahaan yang tertib dan saling terbuka diantara pemiliknya.

CV Dwitama Mulya Persada didirikan mulai dari kondisi keuangan yang minus, hal itu
dikarenakan perusahaan tersebut masih memiliki tanggungan hutang dari perusahaan yang
mereka bentuk sebelumnya. Dimulai dari memanfaatkan rumah kecil milik orang tuanya dan
dengan peralatan mesin yang minim, CV Dwitama Mulya Persada mulai melakukan kegiatan
usahanya. Pertengahan Mei 2008 workshop pindah ke rumah milik Joko Hadi Saputro yang
bertempat di daerah Sukaluyu Bandung. Dengan keterbatasan lahan, rumah tersebut disulap
menjadi workshop dan kantor untuk kegiatan usahanya. Aktivitas perusahaan semakin hari
semakin berkembang. Dengan mengutamakan mutu produk, perusahaan-perusahaan besar di
Indonesia mulai mempercayakan pekerjaannya kepada CV Dwitama Mulya Persada. Banyak
pekerjaan yang mulai berdatangan. Atas kepercayaan dan omset yang sangat meningkat dari
pelanggan itulah CV Dwitama Mulya Persada dapat membeli sebuah gudang yang cukup besar
di daerah kawasan industri dan pergudangan di daerah Sapan pada tahun 2013. Sejak saat itu
sampai dengan sekarang, kegiatan usaha CV Dwitama Mulya Persada dilakukan. Di workshop
yang baru, diharapkan CV Dwitama Mulya Persada lebih meningkatkan kualitas dan
produksinya.

Dengan dimilikinya tim yang terampil sesuai dengan bidang masing-masing, CV Dwitama
Mulya Persada bertekad untuk terus maju dan terus meningkatkan kualitas produksinya serta
dapat mensejahterakan para karyawan yang memiliki loyalitas tinggi terhadap perusahaan.

1
Pada juni 2016 pemilik perusahaan ini akhirnya memutuskan merubah nama perusahaan
ini yang mulanya CV Dwitama Mulya Persadan merubah namanya menjadi PT Dwitama Mulya
Persada. Dengan semakin berkembangnya dan banyaknya persaingan di dunia industri ini
Dwitama merubah menjad i PT dan dengan menerapkan sistem ISO.

B. LOKASI PERUSAHAAN

Kawasan Industri De Prima Terra Blok D1-07, Jl. Raya Sapan, Tegalluar, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat

C. BIDANG USAHA

PT Dwitama Mulya Persada merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang
turbo machinery dan rotating yang memfokuskan kegiatan bisnisnya dalam menawarkan
berbagai solusi dan penyelesaian masalah yang dihadapi oleh banyak bidang industri. Kegiatan
usaha yang ditawarkan antara lain pembuatan dan perbaikan bearing, perbaikan pompa,
pembuatan komponen diam dan berputar seperti bearing, impeller, carbon ring dan lain-lain .

Kegiatan usaha di PT. Dwitama Mulya Persada mencakup, Pembuatan dan perbaikan
rotaring parts, Pembuatan komponen presisi, Pembuatan dan Perbaikan Babbitt bearing,
Perbaikan unit pompa, dan Perbaikan turbin, Kegiatan usaha yang ditawarkan antara lain
pembuatan dan perbaikan bearing, perbaikan pompa, pembuatan komponen diam dan berputar
seperti bearing, impeller, carbon ring dan lain-lain

2
D. STRUKTUR ORGANISASI

3
BAB II

PROSES DAN HASIL BELAJAR DI INDUSTRI/DUDI

A. KEGIATAN YANG DILAKUKAN DAN KOMPETENSI YANG DIDAPAT

Di PT. Dwitama Mulya Persada, terdapat beberapa bagian , diantaranya :

1. Bagian QC (Quality Control)


Quality Control adalah salah satu bagian dari manajemen produksi yang
mempunyai peran tertentu dalam pengkontrolan dalam proses pengemasan
hingga produk-produk tersebut siap untuk dipasarkan dengan menjamin
kualitas kuantitas produk perusahaan tersebut. Tujuan Quality Control
mencakup pengendalian kualitas dengan cara monitoring dan uji tes.
Kegiatan yang dilakukan ketika saya berada di bagian QC (Quality Control)
diantaranya meliputi :
a) Pengukuran benda kerja menggunakan Micrometer Outside maupun
Inside.
b) Pengukuran benda kerja menggunakan Vernier Calliper.
c) Pengukuran benda kerja menggunakan Digimatic Calliper.
d) Pengukuran tingkat kehalusan benda kerja menggunakan Surface
Rougness Tester,
e) Melakukan pemotretan terhadap benda kerja yang akan dipasarkan.

Gambar 1. 1 Pengukuran menggunakan Vernier Caliper

4
2. Machining
Bagian Machining adalah bagian yang mengoprerasikan mesin produksi
seperti mesin bubut,mesin frais,mesin gergaji,mesin gerinda,dll.Kegiatan saat
di bagian Machining, diantaranya :
a) Pembubutan Facing benda kerja berbentuk sililder bahan stainless
stell.
b) Pengeboran angle bar pada mesin frais.
c) Memotong angle bar pada mesin gerinda potong.
d) Pengeboran angle bar menggunakan Portable Drill.
e) Gerinda angle bar menggunakan Portable Grinder.
f) Mengikir benda kerja bahan Alumunium.
g) Cleaning Mesin bubut dan frais.
h) Memotong besi hollow menggunakan mesin gerinda potong.
i) Menghaluskan sisa pemotongan menggunakan portable grinder atau
gerinda tangan.
j) Pengeboran pada mesin bubut.(socket kupling)
k) Pembubutan rata.
l) Mengasah pahat bubut menggunakan mesin gerinda berdiri.
m) Memotong besi plat tebal menggunakan mesin gergaji.
n) Menghilangkan sudut kasar pada besi plat tebal menggunakan mesin
gerinda berdiri
o) Mengoleskan solar pada bad machine bubut
p) Memotong Plat Tembaga menggunakan gergaji besi.

Gambar 1. 2 Bubut Facing

5
Gambar 1. 3 Pengeboran angle bar atau besi siku menggunakan mesin frais

Gambar 1. 4 Pengeboran pada mesin bubut

6
3. Tollman adalah seseorang yang bekerja di gudang perlengkapan bahan dan
peralatan untuk menyiapkan beberapa peralatan dan bahan yang akan
digunakan oleh karyawan di lingkungan pekerjaan. Kegiatan pada bagian
Tollman meliputi :
a) Mengecek peralatan dan bahan praktik.
b) Mendata peminjaman peralatan praktik.
c) Merapihkan peralatan praktik yang telah dipinjam.
d) Menjaga kebersihan dan kerapihan gudang penyimpanan peralatan dan
bahan.

4. Mechanic
Kegiatan pada bagian Mechanic diantaranya:
a) Membersihkan Shaft menggunakan WD dan Scroth Brite
b) Blending Bearing Case support.
c) Penetrant dan developer benda kerja Bearing Case Support.
d) Penetran Impeller.
e) Menghamplas Pagar.
f) Mengecat Pagar.
g) Membersihkan beberapa produk yang telah berkarat menggunakan
majun dan solar.

Gambar 1. 5 Gambar 1. 6 Pengecatan angle bar atau besi siku

7
5. Machine CNC
Kegiatan pada bagian Machine CNC diantaranya :
a) Mengikir benda kerja saat setelah diproses pada mesin CNC.
b) Cleaning mesin CNC.
c) Membuat Collant untuk mesin CNC..
d) Menghamplas benda kerja saat setelah di proses pada mesin CNC.

6. Welding
Welding adalah salah satu bagian yang sangat penting di PT. Dwitama Mulya
Persada,karena pada bagian ini akan melakukan proses pengelasan. Pada
bagian Welding, kegiatan meliputi :
a) Melakukan Pengelasan Jalur menggunakan Mesin Las SMAW (Shield
Metal Arc Welding).
b) Melakukan Pengelasan penyambungan besi hollow menggunakan
mesin Las SMAW
c) Menghaluskan sisa pengelasan menggunakan Portable grinder atau
gerinda tangan.

Gambar 1. 7 Pengelasan SMAW pada besi hollow

8
Gambar 1. 8 Pengelasan SMAW

Gambar 1. 9 Pengelasan SMAW pada besi hollow

9
Gambar 1. 11 Pemotongan besi menggunakan mesin gerinda potong

Gambar 1. 10 Las titik

10
Diatas adalah kegiatan- kegiatan saya selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
PT. Dwitama Mulya Persada selama 6 bulan . Saya menyebutkan jenis- jenis kegiatan per
bagian-bagian saat bekerja, selebihnya apabila dalam satu bagian tersebut membutuhkan atau
bagian yang saya tempati sedang tidak ada pekerjaan , saya menunggu instruksi karyawan atau
berindisiatif untuk membantu karyawan saat bekerja.

Kompetensi yang didapat selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 6 bulan
di PT. Dwitama Mulya Persada pada bagian mesin produksi dan mekanik adalah saya
mendapatkan ilmu tentang bagaimana mengoperasikan beberapa mesin produksi seperti ; mesin
bubut,pada mesin bubut saya mendapatkan ilmu tentang bagaimana melakukan pembubutan
facing, pembubutan rata,dan pengeboran, serta saya belajar mengetahui berbagai jenis-jenis
perkakas mesin bubut seperti; berbagai macam jenis pahat bubut, cekam, chuck bor dan juga
saya diajarkan untuk mengasah pahat bubut di mesin gerinda berdiri. Pada mesin Frais saya
mendapatkan pengetahuan lebih karena saya sebelumnya belum sama sekali mengetahui tentang
cara mengoperasikan maupun perkakas yang diperlukan saat melakukan berbagai proses pada
mesin frais. Saya belajar bagaimana cara mengoperasikan mesin frais dan melakukan proses
meratakan benda kerja berbahan aluminium dengan menggunakan pisau Face Mill Cutter dan
End Mill Cutter. Serta saya belajar bagaimana cara melakukan proses pengeboran besi siku atau
angle bar menggunakan mata bor.Perkakas yang diperlukan saat mengoperasikan mesin frais
meliputi ; mesin frais, vernier caliper,pahat alas,kuas,dan collant. Pada mesin gerinda
potong,gerinda tangan, saya belajar sekaligus mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana cara
mengoperasikan mesin gerinda potong dan tangan, terlebih saya belum sama sekali
mengoperasikan kedua mesin tersebut. Saya belajar mengetahui tentang beberapa mata gerinda
untuk berbagai proses tertentu misalnya mata gerinda asah (grinding wheel),mata gerinda potong
(Cutting Wheel) dan Amplas gerinda, sekaligus saya belajar bagaimana caranya menggerinda
dengan benar. Pada mesin gergaji, saya belajar cara mengoperasikan khususnya cara
menempatkan benda kerja serta collant atau pelumas yang dibutuhkan saat melakukan proses
pemotongan pada sebuah mesin gergaji.

Perlengkapan alat keselamatan saat mengoperasikan mesin bubut diantaranya :

a) Pakaian kerja,
b) Sepatu (safety Shoes),
c) Kacamata.

Perlengkapan alat keselamatan saat mengoperasikan mesin frais, diantaranya :

a) Pakaian kerja,
b) Sepatu (safety shoes),
c) Kacamata.

11
Perlengkapan alat keselamatan saat mengoperasikan mesin gerinda, diantaranya :

a) Pakaian Kerja,
b) Sarung tangan,
c) Face shield,
d) Sepatu (safety shoes),
e) Earplug (penutup telinga).

Tambahan : di PT. Dwitama Mulya Persada selalu menggunakan helm keselamatan.

Pada bagian Quality Control (QC), saya belajar tentang bagaimana caranya memakai beberapa
alat ukur seperti micrometer outside dan micrometer inside. Micrometer outside adalah sebuah
alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter luar pada sebuah benda kerja. Sementara
micrometer inside adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter dalam pada
sebuah benda kerja. Saya belajar sekaligus mendapatkan pengetahuan cara mengkalibrasi
micrometer yang berfungsi agar hasil pengukurannya tepat dan akurat sesuai dengan yang
sebenarnya. Cara mengkalibrasi sebuah micrometer diantaranya meliputi :

a) Bersihkan anvil dan spindle dengan majun atau kain bersih, sehingga tidak ada kotoran
yang dapat mengganjal atau mempengaruhi hasil pengukuran.
b) Pasangkan alat kalibrasinya, kemudian putar ratchet stopper sampai anvil dan spindle
bersentuhan dengan alat kalibrasi,
c) Putar stopper setidaknya 2-3 kali secara perlahan sampai memperoleh penekanan yang
cukup,
d) Putar lock clamp untuk mengunci,
e) Micrometer yang benar jika titik “0” lurus dengan garis pada outer sleeve.

Selain itu, saya dikenalkan dengan beberapa ukuran Vernier Caliper, Dial Caliper, Digimatic
Caliper. Vernier Caliper adalah salah satu alat ukur teknik yang digunakan untuk mengukur
tinggi,ketebalan,diameter dalam,diameter luar, dan kedalaman sebuah benda kerja. Di PT.
Dwitama Mulya Persada, menggunakan ketelitian 0,05 yang menurut saya ketelian tersebut
sangat mudah untuk membacanya.Sementara Dial Caliper memiliki fungsi yang sama namun
memiliki tingkat ketelitian tinggi, umumnya memiliki ketelitian 0,01. Digimatic caliper atau
biasanya disebut Vernier Caliper digital atau sigmat digital merupakan alat ukur yang memiliki
fungsi yang sama seperti vernier caliper,namun digimatic caliper ini bersifat digital dan langsung
bias melihat hasil pengukuran secara langsung.

Selain itu saya diajarkan untuk membaca sebuah alat ukur yang bernama Dial Indicator atau
dial gauge serta Magnetic stand. Fungsi Magnetic stand adalah sebagai pemegang dial indicator

12
atau dial gauge untuk mengatur tinggi,rendah, serta kemiringan pada sebuah benda yang akan
dilakukan pengukuran. Fungsi dial indicator diantaranya :

a) Mengukur tingkat kerataan pada bidang datar,


b) Mengukur tingkat kerataan dan sisi bulat pada suatu bidang poros.

Pada bagian Welding (pengelasan), saya belajar tentang cara mengoperasikan mesin las SMAW
(Shield Metal Arc Welding). Las SMAW adalah sebuah proses penyambungan logam
menggunakan energi panas untuk mencairkan benda kerja dan elektroda.. Selain itu saya belajar
mengetahui peralatan saat melakukan pengelasan listrik SMAW, diantaranya :

a) Mesin Las SMAW


b) Kabel massa
c) Holder elektroda
d) Elektroda
e) Clem Massa
f) Palu terak.

Selain itu saya belajar mengetahui jenis alat keselamatan atau safety kerja las yang mesti
digunakan, yaitu :

a) Pakaian kerja Las atau Apron


b) Sarung tangan las atau Welding gloves
c) Sepatu atau safety shoes
d) Helm las,
e) Masker las.

Proses pengelasan yang saya pelajari selama saya melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
yaitu saya belajar sekaligus mendapatkan pengetahuan melakukan proses pengelasan jalur,serta
melakukan proses penyambungan besi hollow tipis.

13
B. MASALAH YANG DIALAMI

Masalah yang dialami selama saya melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di PT. Dwitama Mulya Persada selama 6 bulan, yaitu Kurangnya pengetahuan
terhadap mesin- mesin tertentu seperti mesin las SMAW, mesin bubut, mesin gergaji,mesin
gerinda, dan mesin frais. Karena ada hambatan dalam kegiatan praktik produktif di sekolah
karena ada wabah Covid-19 yang menyebabkan tidak ada praktek, terlebih saya harus
melakukan kegiatan praktik dengan mengoprerasikan mesin- mesin yang saya pun belum
pernah mencoba nya, khusus nya dalam jurusan saya yaitu Teknik Pengelasan.

Melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi,
badan yang fit,focus,teliti, dan bertanggung jawab terhadap intruksi dan pekerjaan yang telah
diberikan.

Selain itu banyak resiko pekerjaan saat mengoperasikan mesin-mesin tertrntu seperti;
terkena gram saat melakukan pembubutan, terkena asap las, terkena cahaya las, dll.

C. FAKTOR PENYEBAB MASALAH

Dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini tentu ada beberapa
faktor penyebab masalah yang mempengaruhi kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini
berlangsung.Beberapa factor penyebab masalah diantaranya :

a) Tidak ada kegiatan Praktik di sekolah membuat pengetahuan tentang beberapa mesin
tertentu menjadi sulit, terutama wawasan di dunia industri
b) Belum mengetahui cara mengoperasikan beberapa mesin karena di sekolah belum sempat
diajarkan,
c) Wabah Covid-19 membuat kegiatan Praktik di sekolah menjadi terhambat.
d) Wabah Covid-19 membuat pencarian tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) menjadi
sulit.

D. UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH

Untuk Upaya penanggulangan masalah selama saya melaksanakan Praktik Kerja


Lapangan (PKL) ini diantaranya :
a) Selalu Bertanya kepada karyawan terlebih dahulu sebelum mengoperasikan mesin,
b) Selalu menggunakan Alat keselamatan diri yang baik dan benar,
c) Selalu fokus,berkonsentrasi, tidak ngantuk saat bekerja,
d) Mematuhi setiap Peraturan yang berlaku terutama rambu-rambu yang ada,

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Alhamdulillah saya telah menyelesaikan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dengan
sangat baik walau ada beberapa hambatan seperti hambatan Covid-19, Hambatan
ketidakmampuan mengoperasikan mesin, dll. Saya mendapat banyak ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan kompetensi keahlian saya yaitu Teknik Pengelasan, maupun dalam bidang
keahlian saya yaitu Teknik Mesin. Setelah melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) selama 6 bulan di Industri Manufaktur dimana proses pekerjaan nya meliputi beberapa
mesin produksi, saya mendapat pengetahuan lebih tentang bagaimana cara mengoperasikan
mesin, perkakas yang diperlukan, alat keselamatan diri yang wajib digunakan, dll. Selain
pengetahuan diatas karena di sekolah pun saya baru belajar tentang mesin bubut serta perkakas
dan alat keselamatan diri yang diperlukan dan wajib digunakan, saya mendapat pengetahuan cara
mengukur menggunakan alat ukur yang saya belum pernah mencobanya seperti Micrometer
Outside (Diameter Luar) dan Inside (Diameter dalam), dan diperkenalkan untuk mencoba alat
ukur lain seperti Dial indicator.

Dengan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, saya mendapatkan pelajaran
bagaimana proses pekerjaan di industri dan bersosialisasi dengan karyawan yang membentuk
rasa sopan santun dan kerjasama yang kuat.

Selain itu saya belajar disiplin terhadap waktu dengan masuk pada jam yang tepat dan
mengikuti jadwal coffe break (jadwal istirahat 15 menit pada pukul 10.00 – 10.15 dan pukul
15.30 - 15. 45) dan mengikuti jadwal istirahat 1 jam mulai dari pukul 12.00 – 13.00. Saya belajar
juga bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah diberikan dengan cara bekerja dengan
fokus, tekun dan serius.

Nilai – Nilai yang saya dapat ambil dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah
Bekerja keras terhadap segala sesuatu, disiplin terhadap waktu,taat terhadap Peraturan, dan selalu
bersikap sopan santun terhadap karyawan.

Dari Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini saya dapat menyimpulkan bahwa kegiatan
ini mendapatkan ilmu pengetahuan yang banyak demi terciptanya kesuksesan di masa depan.

15
B. SARAN

Saran saya terhadap kegiatan ini adalah dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL),
peserta Praktik kerja Lapangan (PKL) berhububungan langsung dengan industri dan
membutuhkan wawasan pengetahuan yang tinggi, terlebih apabila kita tidak dapat
mengerjakan atau mengoperasikan sesuatu. Oleh karena itu pentingnya bertanya terhadap
pemberi instruksi atau karyawan terkait cara mengerjakan atau mengoperasikan sesuatu
khususnya mesin-mesin yang kita belum mengerti.Selain itu, pentingnya melaksanakan
praktik di sekolah karena hal ini sangat mempengaruhi saya dalam ruang lingkup wawasan
pembelajaran dan pengetahuan khususnya pelajaran kompetensi keahlian saya, terlebih saat
ini sedang dilanda wabah Covid-19 yang membuat kegiatan pembelajaran di sekolah secara
langsung menjadi terhambat. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini sangat sekali
membutuhkan hal-hal yang telah saya sebutkan diatas.

Saya akan menjabarkan saran terlebih untuk para peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL)
yang akan datang :

a) Memilih dengan cermat tempat kegiatan Praktik kerja Lapangan (PKL),


b) Pentingnya menjaga nama baik sekolah,
c) Selalu bertanggung jawab terhadap pekerjaan,
d) Selalu bekerja keras terhadap segala hal khususnya dalam ruang lingkup pekerjaan,
e) Selalu bersikap baik, jujur dan sopan kepada karyawan,staf,dan pembimbing,
f) Selalu mematuhi peraturan yang ada,
g) Bersungguh sungguh kepada kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) agar mendapat
wawasan teori maupun praktik dengan baik.

16

Anda mungkin juga menyukai