Pola Ketenagaan Rs 4 PDF Free
Pola Ketenagaan Rs 4 PDF Free
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Perencanaan Sumber Daya Manusia merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengantisipasi permintaan – permintaan bisnis dan lingkungan pada suatu organisasi
di waktu yang akan datang.perencanaan sumber daya manusia juga sering diartikan sebagai
kegiatan penentuan jumlah (kualitas) dan jenis (kualitas) karyawan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan perusahaan secar optimal.
Rumah Sakit sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan
kesehatan juga memerlukan pengelolaan sumber daya manusia yang memadai baik secara
kualitas maupun kuantitas. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit melibatkan seluruh
tenaga yang terlibat dalm pemberian pelayanan baik kepada pasien yaitu tenaga
medis,pramedis,tenaga penunjang medis dan tenaga umum lainnya. Sehingga menuntut
adanya standar ketenagaan yang mencerminkan mutu pelayanan Rumah sakit.
Dalam manajemen Rumah Sakit, sumber daya manuusia (SDM) dibahas juga
mengenai perhitungan dan perencanaan tenaga kerja (SDM), yang mana hal ini merupakan
perencanaan yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan
organisasi dalam mencapai sasaran melalui strategi pengembangan kontribusi karyawan di
masa depan.
II. TUJUAN
Adapun tujuan dari standar penghitungan sumber daya manusia (SDM) Rumah Sakit
Wangaya adalah :
1. Terpenuhinya kecukupan kebutuhan SDM sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan
di tiap-tiap unit kerja Rumah sakit Wangaya.
2. Pelayanan di tiap-tiap unit kerja berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan
harapan dari Rumah sakit Wangaya.
1
III. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam pola ketenagaan ini meliputi :
BAB I Pendahuluan, menguraikan tentang latarbelakang dan tujuan ,BAB II Konsep
teorits, menguraikan tentang hakekat ketenagakerjaan, prinsip-prinsip dalam
ketenagakerjaan, dan cara perhitungan tenaga, BAB III Pola ketenagaan, menguraikan
tentang kebutuhan tenaga, distribusi, kwalifiksi pendidikan dan pelatihan. BAB IV
penutup
2
BAB II
LANDASAN TEORI
I. HAKEKAT KETENAGAKERJAAN
Hakekat ketenagakerjaan pada intinya adalah pengeturan, mobilisasi potensi, proses
motivasi, dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan melalui
karyanya. Hal ini berguna untuk tercapainya tujuan individu, organisasi, ataupun
komunitas dimana ia berkarya.
Keputusan yang diambil tentang ketenagakerjaan sangat dipengaruhi oleh falsaah yang
dianut oleh pimpinan Rumah Sakit tentang pendayagunaan tenaga kerja. Misalnya,
pandangan tentang motivasi kerja dan konsep tentang SDM Rumah Sakit. Dari pandangan
tersebut akan terbentuk pola ketenagakerjaan yang disesuaikan dengan gambaran
pimpinan.
3
2. Pendelegasian Tugas
Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk
bertindak dalam batas-batas tertentu. Dengan pendelegasian, seorang pimpinan dapat
mencapai tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang lain, hal mana merupakan inti
manajemen. Selain itu dengan pendelegasian , seorang pimpinan mempunyai waktu lebih
banyak untuk melakukan hal lain yang lebih penting seperti perencanaan dan evaluasi.
Pendelegasian juga merupakan alat pengembangan dan latihan manajemen yang
bermanfaat. Staf yang memiliki minat terhadap tantangan yang lebih besar akan menjadi
lebih komit dan puas bila diberikan kesempatan untuk memegang tugas atau tantangan
yang penting. Sebaliknya kurangnya pendelegasian akan menghambat inisiatif staf.
Keuntungan bagi staf dengan melakukan pendelegasian adalah mengambangkan rasa
tanggung jawab, meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri, berkualitas, lebih komit
dan puas pada pekerjaan.. Disamping itu mamfaat pendelegasian untuk kepala bidang
keperawatan sendiri adalah mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal-hal lain
seperti perencanaan dan evaluasi, meningkatkan kedewasaan dan rasa percaya diri,
memberikan pengaruh dan power baik intern maupun ekstern, dapat mencapai pelayanan
dan sasaran keperawatan melalui usaha orang lain
Walaupun pendelegasian merupakan alat manajemen yang efektif, banyak pimpinan
yang gagal mengerjakan pendelegasian ini. Beberapa alasan yang menghambat dalam
melakukan pendelegasian :
a. Meyakini pendapat yang salah “Jika kamu ingin hal itu dilaksanakan dengan tepat,
kerjakanlah sendiri”.
b. Kurang percaya diri
c. Takut dianggap malas
d. Takut persaingan
e. Takut kehilangan kendali
f. Merasa tidak pasti tentang apa dan kapan melakukan pendelegasian, mempunyai
definisi kerja yang tidak jelas
g. Takut tidak disukai oleh staf, dianggap melemparkan tugas
h. Menolak untuk mengambil resiko tergantung pada orang lain
i. Kurang kontrol yang memberikan peringatan dini adanya masalah, sehubungan dengan
tugas yang didelegasika
j. Kurang contoh dari pimpinan lain dalam hal mendelegasikan
4
k. Kurang keyakinan dan dan kepercayaan terhadap staf, merasa staf kurang memiliki
ketrampilan atau pengetahuan untuk melakukan tugas tersebut
Dalam pendelegasian wewenang, masalah yang terpenting adalah apa tugas dan
seberapa besar wewenang yang harus dan dapat dilimpahkan kepada staf.
Hal ini tergantung pada :
a. Sifat kegiatan ; untuk kegiatan rutin, delegasi wewenang dapat diberikan lebih besar
kepada staf.
b. Kemampuan staf ; tugas yang didelegasikan jangan terlalu ringan atau terlalu berat.
c. Hasil yang diharapkan ; Applebaum dan Rohrs menyarankan agar pimpinan jangan
mendelegasikan tanggung jawab untuk perencanaan strategik atau mengevaluasi dan
mendisiplin bawahan baru. Mereka juga menyarankan agar mendelegasikan tugas yang
utuh dari pada mendelegasikan sebagian aspek dari suatu kegiatan.
Langkah yang harus ditempuh agar dapat melakukan pendelegasian yang efektif :
a. Tetapkan tugas yang akan didelegasikan
b. Pilihlah orang yang akan diberi delegasi
c. Berikan uraian tugas yang akan didelegasikan dengan jelas
d. Uraikan hasil spesifik yang anda harapkan dan kapan anda harapkan hasil tersebut
5
e. Jelaskan batas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki staf tersebut
f. Minta staf tersebut menyimpulkan pokok tugasnya dan cek penerimaan staf tersebut
atas tugas yang didelegasikan.
g. Tetapkan waktu untuk mengontrol perkembangan
h. Berikan dukungan
i. Evaluasi hasilnya
3. Koordinasi
Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga
yang ada dibangsal. Keselarasan ini dapat terjalin antar perawat dengan anggota tim
kesehatan lain maupun dengan tenaga dari bagian lain.
Manfaat Koordinasi:
a. Menghindari perasaan lepas antar tugas yang ada dibangsal / bagian dan perasaan lebih
penting dari yang lain
b. Menumbuhkan rasa saling membantu
c. Menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf
Cara koordinasi:
Komunikasi terbuka, dialog, pertemuan/rapat, pencatatan dan pelaporan, pembakuan
formulir yang berlaku.
4. Manajemen Waktu
Dalam mengorganisir sumber daya, sering kepala bidang keperawatan mengalami
kesulitan dalam mengatur dan mengendalikan waktu. Banyak waktu pengelola dihabiskan
untuk orang lain. Oleh karena itu perlu pengontrolan waktu sehingga dapat digunakan lebih
efektif.
Untuk mengendalikan waktu agar lebih efektif perlu :
a. Analisa waktu yang dipakai; membuat agenda harian untuk menentukan kategori
kegiatan yang ada
b. Memeriksa kembali masing-masing porsi dari tiap aktifitas
c. Menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, dan perkembangannnya serta
tujuan yang akan dicapai
d. Mendelegasikan
6
Hambatan yang sering terjadi pada pengaturan waktu
a. Terperangkap dalam pekerjaan
b. Menunda karena takut salah
c. Tamu yang tidak terjadwal
d. Telpon
e. Rapat yang tidak produktif
f. Peraturan “open door”
g. Tidak dapat mengatakan “tidak” pada hal-hal yang tidak perlu
Menurut Suyanto (2008), perhitungan tenaga kerja perawat perlu diperhatikan hal-hal,
sebagai berikut :
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan.
1) Faktor klien, meliputi : tingkat kompleksitas perawat, kondisi pasien sesuai
dengan jenis penyakit dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaan
sosial ekonomi dan harapan pasien dan keluarga.
2) Faktor tenaga, meliputi : jumlah dan komposisi tenaga keperawatan, kebijakan
pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personalia, tingkat pendidikan
dan pengalaman kerja, tenaga perawat spesialis dan sikap ethis professional.
3) Faktor lingkungan, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, lay out keperawatan,
fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan medik atau
diagnostik, pelayanan penunjang dari instalasi lain dan macam kegiatan yang
dilaksanakan.
7
4) Faktor organisasi, meliputi : mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan
pembinaan dan pengembangan.
8
c) Kategori III : Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/hari
i) Semua Kebutuhan Klien Dibantu
ii) Perubahan Posisi Setiap 2 Jam Dengan Bantuan
iii) Observasi Tanda-Tanda Vital Setiap 2 Jam
iv) Makan Dan Minum Melalui Selang Lambung
v) Pengobatan Intravena “Perdrip”
vi) Dilakukan Suction
vii) Gelisah / Disorientasi
viii) Perawatan Luka Kompleks
9
Contoh kasus
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan minimal, 8
orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total.
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 0,17 x 3 = 0,51 0.27 x 8 = 2.16 0.36 x 6 = 2.16 4.83 (5) orang
Sore 0.14 x 3 = 0.42 0.15 x 8 = 1.2 0.3 x 6 = 1.8 3.42 (4) orang
Malam 0.07 x 3 = 0.21 0.10 x 8 = 0.8 0.2 x 6 = 1.2 2.21 (2) orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 11 Orang
3) Metode Gillies
Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit
perawatan
adalah sebagai berikut :
10
Jumlah jam keperawatan rata rata jumlah
yang dibutuhkan klien/hari x klien/hari x hari/tahun
Jumlah hari/tahun - hari libur x jmlh jam kerja
Masing2 tiap perawat
Perawat
jumlah keperawatan yang dibutuhkan /tahun
= jumlah jam keperawatan yang di berikan perawat/tahun
= jumlah perawat di satu unit
Prinsip perhitungan rumus Gillies :
Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah :
a. Waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari) dengan spesifikasi
pembagian adalah : keperawatan mandiri (self care) = ¼ x 4 = 1 jam ,
keperawatan partial (partial care ) = ¾ x 4 = 3 jam , keperawatan total (total
care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan keperawatan intensif (intensive care) = 2 x 4 jam
= 8 jam.
b. Waktu keperawatan tidak langsung
Menurut rs detroit (gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari
menurut wolfe & young ( gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari = 1 jam/klien/hari
c. Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien = 0,25
jam/hari/klien
d. Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit berdasarkan
rata- rata biaya atau menurut bed occupancy rate (bor) dengan rumus :
Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 %
Jumlah tempat tidur x 365 hari
11
h. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20%
(untuk antisipasi kekurangan /cadangan ).
i. Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %
Contoh
a. Rata rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/hari
b. Rata rata = 17 klien / hari (3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang
denganketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total)
c. Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu ( 6 hari/minggu ) jadi jumlah jam
kerja perhari 40 jam dibagi 6 = 7 jam /hari
d. Jumlah hari libur : 73 hari ( 52 +8 (cuti) + 13 (libur nasional)
12
4) Metode Swansburg
Contoh:
Pada suatu unit dengan 24 tempat tidur dan 17 klien rata rata perhari .
Jumlah jam kontak langsung perawat – klien = 5 jam /klien/hari.
a) Total jam perawat /hari : 17 x 5 jam = 85 jam jumlah perawat yang dibutuhkan : 85 /
7 = 12,143 ( 12 orang) perawat/hari
b) Total jam kerja /minggu = 40 jam jumlah shift perminggu = 12 x 7 (1 minggu) = 84
shift/minggu jumlah staf yang dibutuhkan perhari = 84/6 = 14 orang (jumlah staf
sama bekerja setiap hari dengan 6 hari kerja perminggu dan 7 jam/shift)
c) Menurut warstler dalam swansburg dan swansburg (1999), merekomendasikan
untuk pembagian proporsi dinas dalam satu hari •¨ pagi : siang : malam = 47 % : 36
% : 17 %. Sehingga jika jumlah total staf keperawatan /hari = 14 orang
- Pagi : 47% x 14 = 6,58 = 7 orang
- Sore : 36% x 14 = 5,04 = 5 orang
- Malam : 17% x 14 = 2,38 = 2 orang
b. Metode dan cara perhitungan tenaga penunjang medis dan Non medis
1) Metode Penghitungan di Instalasi Laboratorium
Metode ilyas:
∑ B.KU.i.j = T.T X V.T.
Keterangan :
B.K.i.j = Beban kerja yang dilakukan setiap harinya
T.T.i.j = Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan
V.T.i.j = Volume transaksi
13
3) Metode Penghitungan di Instalasi Radiologi
Ketersedian SDM : Σ Tenaga per unit pelayanan X Bobot
X 100 %
Σ Tenaga sesuai Standar X Bobot
14
8) Metode Perhitungan Tenaga Administrasi
Dasar Perhitungan
Kode
Faktor Jmlh Hari Kerja/Th Ket
R = A – ( B + C + D) x E
= 293 – ( 12 + 35 + 24 ) x 6,5 Jam
= ( 293 – 271) = 222 x 6,5 Jam
= 1443 Jm / Th x 601 = 8685
15
BAB III
POLA KETENAGAAN
16
6) Jumlah hari efektif per minggu 289 hari : 7 = 41 minggu
7) Antisipasi tenaga yang cuti, sakit, pendidikan, dsb = 25%
17
f. Penghitungan Ketenagaan SDM Rawat Inap Ruang Angsa :
Ruang rawat inap Angsa merupakan ruang perawatan campuran untuk perawatan
dewasa dengan kasus penyakit dalam, medical bedah, pasien gawat, anak dengan kapasitas
29 TT. Kebutuhan tenaga perawat dihitung dengan asumsi BOR : 95% dan tingkat
ketergantungan pasien.
Jadi perawat yang dibutuhkan untuk perawatan rawat campuran di Ruang Angsa :
askep minimal 2 jam/hari, askep sedang 3,08jam/hari, askep agak berat 4,15 jam/hari,
askep maksimal 6,16 jam/hari. Cara penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang
rawat inap Angsa dengan menggunakan Metode tingkat ketergantungan pasien, adalah
sebagai berikut :
Askep minimal = 2 x 2 jam = 4 jam/hari
Askep sedang = 20 x 3,08 jam = 61,6 jam/hari
Askep maksimal = 7 x 6,16 jam = 43,12 jam/hari
Jumlah perawat yang dibutuhkan = 108,72 : 7 =15,53 = 16
Koreksi Lost day : 52 + 12 + 14 x 16 = 4,36 = 4
286
Tugas non keperawatan = 16 + 4 x 25% = 5
Jadi kebutuhan tenaga perawat di ruang angsa ditambah manajer perawat + inventaris =
16+4+5+2 = 27 orang
18
Jumlah perawat yang dibutuhkan = 47,72 : 7 = 7
Koreksi Lost day : 52 + 12 + 14 x 6 = 1,62 = 2
286
Tugas non keperawatan = 6 + 2 x 25% = 2
Jadi kebutuhan tenaga perawat di ruang belibis ditambah manajer perawat + inventaris =
7+2+2+2 = 13 orang
19
jam/hari, askep maksimal 6,16 jam/hari. Cara penghitungan kebutuhan tenaga perawat di
ruang rawat inap Cendrawasih dengan menggunakan Metode tingkat ketergantungan
pasien, adalah sebagai berikut :
Askep minimal = 0
Askep sedang = 20 x 3,08 jam = 61,6 jam/hari
Askep maksimal = 15 x 6,16 jam = 92,4 jam/hari
Jumlah perawat yang dibutuhkan = 154 : 7 = 22
Koreksi Lost day : 52 + 12 + 14 x 22 = 6
286
Tugas non keperawatan = 22 + 6 x 25% = 7
Jadi kebutuhan tenaga perawat di ruang cendrawasih ditambah manajer perawat +
inventaris = 22+6+7+2 = 37 orang
20
18 TT. Kebutuhan tenaga perawat dihitung dengan asumsi BOR : 90% dan tingkat
ketergantungan pasien.
Jadi perawat yang dibutuhkan untuk perawatan Bedah di Ruang Flaminggo : askep
minimal 2 jam/hari, askep sedang 3,08jam/hari, askep agak berat 4,15 jam/hari, askep
maksimal 6,16 jam/hari. Cara penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap
Flaminggo dengan menggunakan Metode tingkat ketergantungan pasien, adalah sebagai
berikut :
Askep minimal = 4 x 2 jam = 8 jam/hari
Askep sedang = 9 x 3,08 jam = 27,72 jam/harri
Askep maksimal = 5 x 6,16 jam = 30,8 jam/hari
Jumlah perawat yang dibutuhkan = 66,52 : 7 = 9,5 = 10
Koreksi Lost day : 52 + 12 + 14 x 10 = 2,72 = 3
286
Tugas non keperawatan = 10 + 3 x 25% = 3,25 = 3
Jadi kebutuhan tenaga perawat di ruang flamingo ditambah manajer perawat + inventaris =
10+3+3+2 = 18 orang
21
Jadi kebutuhan tenaga perawat di ruang kaswari ditambah manajer perawat + inventaris +
tenaga perawat intermediate = 13+4+4+2+4 = 27 orang
24256
= = = 14,79 Perawat
1640
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi (antisipasi
tenaga yang cuti, sakit, pendidikan, dsb = 25%)
Faktor koreksi = 14,79 x 25% = 3,69
=14,79 + 3,69 x 25% = 4,65
Jadi perkiraan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap Praja Lt. 1 &2 adalah
15+4+5 = 24 orang ditambah 1 manajer ruangan dan inventaris jadi jumlah kebutuhan
tenaga di ruang rawat inap praja lt. 1 & 2 adalah 26 orang.
22
Kebutuhan tenaga perawat dihitung dengan asumsi BOR : 90% jam perawatan yang
dibutuhkan untuk perawatan campuran penyakit dalam, medical bedah, gawat, anak dan
kebidanan adalah = 3,5 jam + 4 jam + 10 jam + 4,5 jam +2,5 jam = 24,5 jam : 5 = 4,9 jam
perawatan
Cara penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap Praja Lt. 3 dengan
menggunakan, adalah sebagai berikut :
23
14560
= = 8,87 Bidan
1640
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi (antisipasi
tenaga yang cuti, sakit, pendidikan dsb = 10 %)
Faktor koreksi = 8,87 x 10 % = 0,887
=8,87 + 0 , 887 = 9,75 bidan = 10 Bidan
Jadi perkiraan kebutuhan tenaga bidan di kamar bersalin adalah 10 orang
Kepala ruangan ditambah wakil = 2 orang untuk tenaga di ruang obygyn berdasarkan shift
dengan 3 TT sebanyak 10 orang. Jadi perkiraan keseluruhan di kamar bersalin 10+2+10 =
22 Bidan
24
q. Dasar Penghitungan Ketenagaan Rawat Jalan Adalah Sebagai Berikut :
Kebutuhan Tenaga Perawat di poliklinik berdasarkan pada :
1) Rata-rata jumlah kunjungan pasien / Minggu : 95 orang ( Asumsi )
2) Jam perawatan per pasien / hari 0,5 jam
3) Jumlah hari dalam 1 tahun 365 hari
4) Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun
a) Jumlah hari libur 52 hari
b) Libur nasional 12 hari
c) Cuti tahunan 12 hari
5) Jumlah hari efektif dalam 1 tahun 365 – 76 = 289 hari
6) Jumlah hari efektif per minggu 289 hari : 7 = 41 minggu
7) Antisipasi tenaga yang cuti, sakit, pendidikan, dsb = 25%
= 23,85 = 24 orang
r. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat Kamar Bedah, IGD, Dan ICU RSUD
Wangaya Kota Denpasar 2013
25
1) Kamar Bedah
Jumlah operasi rata-rata 10 ( sepuluh ) orang perhari dengan kategori operasi
sebagai berikut
Rata-rata operasi per hari = 10 pasien
Operasi besar = 8 orang
Operasi sedang = 2 orang
Operasi kecil = 0 orang
Rumus :
[ ( 8 x 5 ) + ( 2 x 2 )x 2
=
7
44 x 2
= = 12,57
7
= 13 + 1 = 14
1,25 x 10
RR = = 1,7 = 2
7
Jumlah perawat = 14 + 2 = 16
Koreksi 10 % = 16 x 25 % = 4
Kebutuhan endoscopy = 3 orang
Kebutuhan CSSD = 4 orang
Kebutuhan RR = 3 orang
Kebutuhan Anastesi = 4 orang
Kebutuhan total = 16 + 4 + 3 + 4 + 3 + 4 +1 supervisi + 1 CI
= 36 orang
26
2) Instalasi Gawat Darurat
TP = D x 365
274 x jam kerja perawat / hari
TP = Tenaga perawat
D = Jam kerja perawatan pasien
Jam kerja perawat / hari = 7 jam
A1 =waktu keperawatan pasien kasus gawat darurat = 87 menit
A2 = waktu keperawatan pasien kasus mendesak = 71 menit
A3 = waktu kepearwatan pasien kasus tidak mendesak = 34 menit
Administrasi time = waktu Administrasi yang dibutuhkan untuk penggantian shift
selama 45 menit
∑pasien = jumlah pasien / hari
Rumus :
D x 365
TP =
274 x jam kerja perawat / hari
= [ ( A1 X ∑ pasien/hari ) – (A2 X ∑ pasien/hari ) + (A3 X ∑ pasien/hari ) -
(3 shift X ADMINISTRASI time ) ]
A1 = 3.240 : 12 bulan
= 270 : 30 hari
= 9 x 87 menit
= 783 menit
A2 = ( 13.649 + 329 ) : 12 bulan
= 13.649 : 12 bulan
= 1.165 : 30 hari
= 38,83 x 71 menit
= 2.757 menit
A3 = ( 19.431 + 329 ) : 12 bulan
= 19.102 : 12 bulan
= 53 x 34 hari
= 1.802 menit
27
ADMINISTRASI time = 3 x 45 menit
= 135 menit
Jadi, TP = 783 – 2.757 + 1.802 – 135
= - 307
60
Faktor koreksi = 25% x TP
= 25 % x ( - 5,12 )
= 19,88 ( 20 )
Mempertimbangkan jumlah hari libur dan pengganti jaga malam = 3 orang
Maka, TP = ( - 5,12 ) + 20 + 3 + 1 supervisi + 1 CI
= 19,88
= 20 orang
3) HCU
Data yang dipakai mei s/d juli 2013
Rumus Gillet ( 1982 )
Critical care Unit / CCU :
A : waktu yang dibutuhkan pasien / hari = 12 jam
B : BOR x jumlah TT
: 80 % x 3 TT
: 2,4
C : jumlah hari tidak kerja perawat / tahun = 91 hari
TP : tenaga perawat
Rumus Gillies :
A x D x 365
TP =
( 361 – 91 ) x jam kerja perawat
12 x 2 x 365
=
( 365 – 91 ) x 7
8760
=
1918
= 4,5
28
Jumlah perawat x jumlah hari tidak masuk kerja perawat / tahun
4,5 x 91
=
274
= 1,4 ( 1 )
Mempertimbangkan jumlah hari libur dan pengganti jaga malam = 4 orang
Total perawat = 4 + 1 + 4 + 1 CI + 1 supervisi
= 11 orang
Penambahan fasilitas baru ( HDU ) sebanyak 4 TT, jadi penambahan tenaga = 4
orang
Total kebutuhan = CCU + HDU
= 11 + 4
= 15 orang
4) ICU
Dasar Perhitungan :
Menggunakan Rumus Dep. Kes :
Rata-rata jumlah per hari x Jumlah perawatan per hari + Loss day + Koreksi 25 %
=
4 X 12 + 2 + Koreksi 25 %
= 7
= 9 orang + Koreksi 25 %
= 9 orang
= Koreksi 25 % = 3 orang
Total = 12 Orang
Mempertimbangkan perawat pengganti = 2 orang
Jadi jumlah kebutuhan tenaga di ruang ICU ditambah perawat manajer +
inventaris = 12+2+2 = 16 orang
29
Dasar Perhitungan :
Menggunakan Rumus Dep. Kes :
Rata-rata jumlah per hari x Jumlah perawatan per hari + Loss day + Koreksi 25 %
= 22 orang + Koreksi 25 %
= 22 orang
= Koreksi 25 % = 5,5 = 6orang
Total = 28 Orang
Mempertimbangkan perawat pengganti = 2 orang
Jadi jumlah kebutuhan tenaga di ruang ICU ditambah perawat manajer +
inventaris = 28+2+2 = 32 orang
30
7. Spesialis Obgyn 8 orang
8. Spesialis Saraf 2 orang
9. Spesialis Jiwa 2 orang
10. Spesialis Paru 2 orang
11. Spesialis Patologi Klinik 2 orang
12. Spesialis Jantung 1 orang
13. Spesialis Rehabilitasi Medik 2 orang
14. Spesialis Anastesi 5 orang
15. Spesialis Urologi 1 orang
16. Spesialis THT 2 orang
17. Spesialis Kulit & Kelamin 3 orang
18. Spesialis Patologi Anatomi 1 orang
19. Spesialis Patologi Forensik 1 orang
20. Spesialis Mikrobiologi Klinik 1 orang
21. Dokter Gigi Spesialis 2 orang
Catatan :
- Kebutuhan dokter spesialis anak terdiri dari dokter spesialis anak 5 orang, dokter
spesialis anak dengan spesifikasi khusus 5 orang seperti spesifikasi dengan
spesifikasi : Hematology, Pulmonology, Neurology, PDGD dan Gastrology
- Kebutuhan dokter spesialis dalam terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam 9
orang dan dokter sub spesialis geriatrik sebanyak 1 orang
- Kebutuhan dokter spesialis bedah sebanyak 6 orang terdiri dari spesifikasi :
Onkology, Urology, Thorax, Bedah Saraf, Digestive dan Bedah Umum
- Dokter gigi spesialis yang dibutuhkan adalah dokter gigi spesialis bedah mulut dan
spesialis orthodontia
31
3. Kebutuhan Tenaga Penunjang Medis Dan Non Medis
a. Kebutuhan tenaga di instalasi Radiologi
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1014/MENKES/SK/XII/2008 Tentang Standar Diagnostik .
Di Sarana Pelayanan Kesehatan maka Rumus Perhitungan Ketenagaan Instalasi
Radiologi RSUD Wangaya disesuaikan dengan standar RS tipe B yaitu :
1) Ketersedian SDM : Σ Tenaga per unit pelayanan X Bobot
X 100 %
Σ Tenaga sesuai Standar X Bobot
Radiodiagnostik :
a) Ketenagaan yang tersedia :
- Dokter Spesialis Radiologi : 1 (satu) orang
- Dokter Umum : 1 (satu) orang
- Radiografer : 7 (tujuh) orang, satu orang sedang
menjalankan tugas belajar, termasuk 1 (satu) orang PPR
- Petugas kamar gelap : 2 (dua) orang
- Petugas Administrasi : 2 (dua) orang
b) Peralatan Radiologi Yang Tersedia dan laik pakai:
- Pesawat fixed x-Ray : 1 unit
- Pesawat mobile x Ray : 1 unit
- Pesawat CT Scan : 1 unit
c) Jumlah Kunjungan Pasien/tindakan:
- Rata-Rata per bulan : 1200 hingga 1500
- Rata-rata per hari : 1350 : 30 = 45 pasien/ hari
- Rata –rata pasien per jam : 45 : 24 = 1,9 pasien / jam
d) Bobot kerja SDM di Instalasi Radiologi :
- Dokter Spesialis : 1 orang radiolog dibagi 2 orang pasien/jam = 0,5
radiolog/ 1 orang pasien per jam
- Radiografer : 7 orang radiographer dibagi 4 unit pesawat x ray = 1,
75 orang radiografer per 1 unit pesawat
- Petugas Kamar gelap : 2 orang petugas kamar gelap dibagi 2 orang
pasien/jam = 1 orang petugas/1 orang pasien per
jam
32
- Administrasi : 2 orang petugas Administrasi dibagi 2 orang
pasien/jam = 1 orang petugas/1 orang pasien per
jam
e) Ketersedian SDM :
1) Dokter Spesialis Radiologi : 1 x 0,5
X 100 % = 50 %
2 x 0,5
2) Radiografer : 7 x 1,75
X 100 % = 87,5 %
8 x 1,75
33
b. Kebutuhan tenaga Instalasi Farmasi
1) Keputusan Menkes Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 Beban kerja untuk
tenaga Apoteker :
- 1 Apoteker = 30 Tempat tidur ( untuk pelayanan kefarmasian rawat inap )
- Perhitungannya = Jumlah tempat tidur RSUD Wangaya tahun 2013
30
= 191
30
= 6,36
- Berdasarkan hasil perhitungan diatas dikaitkan dengan jumlah apoteker di
RSUD Wangaya saat ini yaitu 6 ( enam ) orang maka disaran kan untuk
menambah 1 ( satu ) tenaga apoteker lagi
34
= 3 x 1 jam = 3 jam untuk lembar resep racikan
Total = 11,75 jam
Lembar R/ yang dapat dikerjakan dalam waktu 6,5 jam sesuai respon time
= 6,5 jam x 38 lembar
11,75 jam
= 21 lembar R/
- Kebutuhan Tenaga Asisten Apoteker khusus untuk pelayanan R/
= 613 x1 = 29 tenaga asisten apoteker 21
- Dengan jumlah tenaga diatas,tenaga asisten apoteker Instalasi Farmasi di
RSUD Wangaya untuk sementara dirasa belum cukup bisa menangani
segala kegiatan kefarmasian yang ada.
35
d. Kebutuhan Tenaga di Instalasi Gizi
No Jenis Tenaga Jumlah Kebutuhan Tenaga
1 Ka. Instalasi 1 orang
2 Staf Ahli Gizi 26 orang
3 Pekarya 20 orang
Jumlah 47 orang
36
i. Kebutuhan Tenaga Laboratorium
No Jenis Tenaga Kebutuhan Tenaga
1. Dr. Spesialis PK 2 orang
2. Dr. Umum 1 orang
3. Pranata Lab kes (DIII Analis) 18 orang
4. Administrasi (SMA) 4 orang
total 25 orang
37
b. Kebutuhan SDM Tata Usaha
1 Pemroses 1 orang
2 Pengabministrasian 3 orang
3 Ceraka 1 orang
4 Resepsionis 2 orang
total 7 orang
total 41 orang
38
e. Kebutuhan Tenaga Penunjang Non Medis
1. Administrasi 9 orang
2. Cleaning Servis 34 orang
3. Tukang Kebun 10 orang
4. Sopir 12 orang
5. Satpam 18 orang
6. Teknisi 13 orang
Total 96 orang
39
i. Kebutuhan Tenaga Sekretaris Direksi
40
PMK, SP2KP
41
9. Ka. Ruang D3 Keperawatan Pelatihan Manajemen 1 orang
Hemodialisa Bangsal
Pelatihan tindakan HD
Pelatihan BLS
Pelatihan Dalin
Pelatihan safety
10. Ka. Ruang ICU Sarjana Pelatihan Majamen 1 orang
Keperawatan Bangsal
Pelatihan BLS
Pelatihan Dalin
Pelatihan Askep kritis
Pelatihan Askep
11. Ka. Ruang Bersalin D4 Kebidanan Pelatihan Manajemen 1 orang
Bangsal
Pelatihan BHD
Pelatihan Safety
Pelatihan PONEK
Pelatihan APN
Pelatihan Inisiasi Dini
12. Ka. Perinatologi S1 Keperawatan / Pelatihan Manajemen 1 orang
D4 Kebidanan Bangsal
Pelatihan BHD
Pelatihan Safety
Pelatihan PONEK
Pelatihan APN
Pelatihan Inisiasi Dini
Pelatihan PPI
13. Ka. IGD S1 Keperawatan Pelatihan Manajemen 1 orang
Bangsal
Pelatihan Safety
Pelatihan Emergency Basic
I
Pelatihan PPI
42
14. Pembimbing Klinik Sarjana Pelatihan CI 14 orang
Keperawatan / CI Keperawatan Pelatihan BLS
Pelatihan Evakuasi
Pelatihan PPI
Pelatihan Askep
Pelatihan Safety
15. Perawat Perimer S1 keperawatan Pelatihan BLS 35 orang
Pemula IRNA Pelatihan Evakuasi
Pelatihan PPI
Pelatihan Askep
Pelatihan Safety
16. Perawat Pelaksana Sarjana Pelatihan Resusitasi 16 orang
IRNA Keperawatan D3 Neonatus
Keperawatan Pelatihan Evakuasi
Pelatihan PPI
Pelatihan Askep
Pelatihan Safety
17. Perawat Pelaksana IRJ Sarjana Pelatihan BLS 34 orang
keperawatan Pelatihan Alat Penunjang
D3 Keperawatan Medis
Pelatihan Resusitasi
Neonatus
Pelatihan Evakuasi
Pelatihan PPI
Pelatihan Askep
Pelatihan Safety
18. Perawat Penata Gigi Sekolah Penata Pelatihan Perawat Gigi 4 orang
Gigi / D3 Penata Pelatihan Safety
Gigi Pelatihan PPI
Pelatihan Askep
19. Perawat Pelaksana ICU S1 keperawatan Pelatihan ICU 16 orang
D3 Keperawatan Pelatihan PPI
Pelatihan ASKEP
Pelatihan Safety
43
20. Perawat Pelaksana HD S1 keperawatan Pelatihan Tindakan HD 4 orang
D3 Keperawatan Pelatihan BLS
Pelatihan PPI
Pelatihan Evakuasi
Pelatihan Safety
Pelatuhan Askep
21. Bidan Pelaksana IRNA D4 Kebidanan Pelatihan BLS 12 orang
D3 Kebidanan Pelatihan Evakuasi
Pelatihan PPI
Pelatihan APN
Pelatihan Safety
Pelatihan Askeb
PONEK
Inisiasi Dini
Imunisasi
22. Tenaga Administrasi D3 Komputer dan Pelatihan Komputer 14 orang
IRNA SMU
44
2. Ka. Ruang IRNA Sarjana Pelatihan Manajemen 11 orang
Keperawatan Bangsal
Pelatihan BLS
Pelatihan PPI
Pelatihan Askep
Pelatihan Safety
Pelatihan Evakuasi
3. Waka Ruang IRNA Sarjana Pelatihan Manajemen 11 orang
Keperawatan Bangsal
Pelatihan BLS
Pelatihan PPI
Pelatihan Askep
Pelatihan Safety
4. Perawat Primer Sarjana Pelatihan Manajemen 31 orang
Pemula IRNA Keperawatan /D3 Bangsal
Keperawatan Pelatihan BLS
Pelatihan Evakuasi
Pelatihan PPI
Pelatihan Askep
Pelatihan Safety
45
7. Bidan Pelaksana D4 Kebidanan Pelatihan BLS 12 orang
IRNA D3 Kebidanan Pelatihan Evakuasi
Pelatihan PPI
Pelatihan Askep
Pelatihan Safety
Pelatihan APN
8. Tenaga Administrasi D3 Komputer dan Pelatihan Komputer 14 orang
IRNA SMU
Jumlah 298 orang
46
4. Perawat Penata Gigi Sekolah Penata Gigi Pelatihan Perawat Gigi 4 orang
/ D3 Gigi Pelatihan PPI
Pelatihan Askep
Pelatihan Safety
5. Tenaga SMU/ D3 Pelatihan Administrasi & 5 Orang
Administrasi IRJ Administrasi Komputer
Jumlah 47 orang
2. Distribusi Tenaga ,Kwalifikasi Dan Pendidikan Penunjang Medis Dan Non Medis
a. Distribusi, Kwalifikasi Dan Pendidikan Tenaga Farmasi
Kualifikasi
No Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan Kebutuhan
1. Ka. Instalasi S1 Farmasi Pelatihan Manajemen 1 orang
Farmasi kefarmasian
2. Ka.Unit Farmasi S 1Farmasi Pelatihan Manajemen 3 orang
kefarmasian dan Farmasi Klinik
3. Apoteker S 1 Farmasi Pelatihan Manajemen 17 orang
Pelayanan kefarmasian
4. Administrasi SMF /DIII Pelatihan Manajemen 1 orang
Pelaporan Farmasi kefarmasian
5. Penerima Barang SMF /DIII Pelatihan Manajemen 2 orang
Farmasi kefarmasian
6. Penyimpan Barang SMF /DIII Pelatihan Manajemen 1 orang
Farmasi kefarmasian
7. Koordinator SMF /DIII Pelatihan Manajemen 2 orang
Penyedia Farmasi kefarmasian, Farmasi klinik
Perbekalan
Farmasi
8. Koordinator SMF/DIII Pelatihan Manajemen 2 orang
Pelayanan Farmasi Farmasi kefarmasian, Farmasi klinik
24 Jam
9. Koordinator SMF /DIII Pelatihan Manajemen 2 orang
Pelayanan Farmasi Farmasi kefarmasian
A/B
47
10. Koordinator SMF /DIII Pelatihan Manajemen 1 orang
Pelayanan Farmasi Farmasi kefarmasian
Depo
11. Distribusi Farmasi SMA /DIII Pelatihan Manajemen 1 orang
A/B Farmasi kefarmasian
12. Petugas CPO SMA /DIII Pelatihan Manajemen 1 orang
Farmasi kefarmasian
13. Pelayanan Farmasi D III/SMF/SMA Pelatihan , Farmasi klinik 15 orang
B dan Farmasi 24
Jam
Jumlah 49 orang
48
4. Kamar Gelap SMU Pelatihan pencucian 2 orang
film, dan
pencampuran obat
kontras
5. Perawat DIII Kep Pelatihan tata cara 1 orang
memasukan obat
kontras
6. PPR DIII Radiologi Pelatihan PPR 2 orang
7. Elektromedis DIII Elektro Pelatihan perawatan 1 orang
alat-alat Radiologi
8. Administrasi SMU Pelatihan computer, 2 orang
SIM RS
Jumlah 19 orang
49
5. Unit Pelayanan Gizi S 1, D IV, D III Pelatihan PGRS 20 orang
ruangan Gizi Pelatihan komunikasi
efektif
Pelatihan PKRS
Pelatihan
penatalaksanaan diit
Jumlah 51 orang
50
f. Distribusi , Kwalifikasi Pendidikan Dan Pelatihan Tenaga Laundry
Kualifikasi Kebutuhan
No Nama Jabatan
Pendidikan Pelatihan
1 Ka. Instalasi Laundry S1 Manajemen 1 orang
Laundry
Keperawatan,
S 1 Kesehatan
2 Staf SMA Terlatih Pengelolaan 9 orang
Laundry
Jumlah 10 orang
51
Staf Administrasi Kenaikan SI, DIII, SMU Pelatihan
komputer
Pangkat 1 orang
2
Staf Administrasi Gaji SI, DIII, SMU Pelatihan
komputer
Berkala 1 orang
3
Staf Administrasi absensi SI, DIII, SMU Pelatihan
komputer
Pegawai 2 orang
4
Staf Administrasi Pengolahan SI, DIII, SMU Pelatihan
komputer
data Kepeg 1 orang
5
Staf Rekapitulasi Absensi SI, DIII, SMU Pelatihan
komputer
Pegawai 1 orang
6
Staf Administrasi Billing SI, DIII, SMU Pelatihan
komputer
Sistem ( HRD) 1 orang
7
Staf Administrasi Uang Lauk SI, DIII, SMU Pelatihan
komputer
Pauk Pegawai 1 orang
8
Jumlah 9 orang
52
3. Tukang Kebun SMU Pelatihan 10 orang
Garderner
4. Sopir DIII, SMU Pelatihan 12 orang
Ambulan
5. Satpam DIII, SMU Pelatihan 18 orang
Satpam
6. Teknisi SI, DIII, SMU Pelathan 13 orang
teknis
Jumlah 96 orang
53
4 Staf Bagian Anggaran SI, DIII (Ekonomi, Pelatihan 1 orang
computer
Manajemen RS), SMU
Jumlah 33 orang
54
i. Distribusi,Kwalifikasi Pendididkan Dan Pelatihan Tenaga Bidang Pengembangan
SDM Dan Promosi
Kualifikasi
No Nama Jabatan
Pendidikan Pelatihan
Kebutuhan
1 Staf Diklat SI, DIII, SMU Pelatihan 3 orang
computer,
Pengelolaan
Diklat, kearsipan
55
3. Jam Kerja Pegawai
Jam kerja pegawai Negeri sipil disesuaikan dengan peraturan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil , 37,5 jam per minggu. Untuk Pegawai yang bertugas 3 shif, jam kerja
maximal 42 jam per minggu
4. Libur
Pengaturan libur bagi SDM yang bertugas dalam 3 shif diatur sesuai
kebutuhan yang bersangkutan.Apabila yang bersangkutan bertugas / dinas pada hari
libur besar,maka yang bersangkutan masih memiliki hak libur, dimana untuk
pengambilan hak pengambilan libur tersebut bisa diambil kapan saja sesuai dengan
kebutuhan atas persetujuan atasan langsung.
56
BAB IV
PENUTUP
Pola Ketenagaan Rumah Sakit, merupakan kunci dasar dalam pencapaian tujuan
organisasi. Dengan penetapan Pola Ketenagaan Rumah Sakit dapat menerapkan prinsip –
prinsip efesien, efektif dan menyediakan SDM sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan
Rumah Sakit. Pola ketenagaan juga merupakan dasar dalam menyususn perencaan SDM ,
seperti : perencanaan kebutuhan tenaga, perencanaan, pengembangan SDM dan
perencanaan mutasi dan rotasi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
Penyusunan Pola tenaga Rumah Sakit, melibatkan dari semua unsur pelayanan ,
dengan memperhatikan beberapa factor, seperti : factor klien (jumlah kunjungan, jenis
pasien dan kegawatan pasien ), factor pengembangan pelayanan dan factor lingkungan
Pola ketenagaan Rumah Sakit disususn berdasarakan rumus perhitungan tenaga dan
analisis beban kerja, dan di buat oleh masing masing unit pelayanan. Dimana pola
ketengaan tersebut akan di review secara berkala setiap tahun sesuai dengan
perkembangan pelayanan.
57