Standart Operating Prosedure Scaffolding PDP - Compress
Standart Operating Prosedure Scaffolding PDP - Compress
Tanda Tangan
DAFTAR ISI
1. RUANG LINGKUP
Prosedur Pemasangan dan Pembongkaran Scaffolding menjelaskan metode kerja dan
persyaratan minimal keselamatan dan kesehatan kerja pada seluruh fasilitas dan lapangan
proyek PT. Columbia Chrome Indonesia diarea PT. Adhi karya Persada Gedung.
2. TUJUAN
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengklarifikasi persyaratan K3L dalam hal administrasi
dan operasional, serta untuk memberi panduan dan instruksi seperti gaimana persyaratan ini
dapat terwujud.
3. TANGGUNG JAWAB
Semua sistem perancah (Scaffolding) harus diperiksa oleh HSE inspektur sebelum digunakan
di tempat kerja untuk memastikan kepatuhan dengan persyaratan keselamatan. Dia harus
melakukan pemeriksaan mingguan di tempat semua perancah, dan ia juga harus mencatat hasil
pemeriksaan, menempatkan label (sistem penandaan) setiap perancah untuk mengidentifikasi
perancah yang aman dan tidak aman.
HSE (Scaffolding) Inspektur harus melaporkan kepada Yard Supervisor / Manager dan
HSE Coordinator mengenai perancah aman.
4. DEFINISI
4.1 Perancah (bahasa Inggris: scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan
untuk menyangga manusia dan material
dalamkonstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya
perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipaatau tabung logam, meskipun juga dapat
menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa negara Asia seperti Tiongkok, Singapura,
danIndonesia, bambu lazim digunakan sebagai perancah. Perancah bambu dipilih bukan hanya
karena biaya murah tetapi juga karena perancah bambu tahan gempa.
4.2 SCAFFOLDING
Secara umum scaffolding atau staging ialah suatu bangunan peralatan (platform) yang dibuat
untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat
pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan
pembongkaran. Scaffolding yang sesuai dan aman harus
disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan aman oleh
seseorang yang berdiri diatas konstruksi yang kuat dan permanen, kecuali apabila pekerjaan
tersebut dapat dilakukan dengan aman dengan mempergunakan tangga.
Scaffolding atau staging memiliki potensi bahaya terhadap pekerja ketika memasuki atau
meninggalkannya. Agar aman, scaffolding harus terbuat dari material khusus yang
PROSEDUR OPERASI BAKU
( STANDARD OPERATING PROCEDURE)
Doc # : SOP/CSE/CCI/001
Rev. :0
Tanggal Effektif : 20 Juli 2018
PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN PERANCAH (Effective Date) (Jul 20, 2018)
(Scaffolding Installation and Dismantling)
Halaman(Page) 4 dari (of) 15
diizinkan. Pencegahan bahaya jatuh harus dilakukan terhadap pekerja diatasnya, termasuk
pencegahan terhadap benda-benda jatuh.
6. PERAWATAN
Perawatan dalam pemasangan perancah / platform yang harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a) Scaffold tidak harus menghalangi jalan keluar, atau passage way yang menghambat
proses evakuasi saat keadaan darurat;
b) Dimana obstruksi peralatan darurat atau melarikan diri rute tidak dapat dihindari,
pengaturan keamanan alternatif harus dilakukan sebelum platform dibangun;
c) Daerah kerja harus cukup lebar (setidaknya 650 mm lebar) untuk memberikan jalan
yang jelas;
d) Sebuah cara yang aman untuk akses dan jalan keluar (biasanya dengan tangga) harus
disediakan;
e) Semua tangga akses harus sesuai dan diikat dengan kuat ke struktur perancah;
f) Karena pertimbangan yang diambil untuk loading dan dekat dengan bahaya seperti
memindahkan mesin, peralatan listrik, dll .
g) Jika memungkinkan personil tidak harus bekerja atau berjalan di bawah perancah;
PROSEDUR OPERASI BAKU
( STANDARD OPERATING PROCEDURE)
Doc # : SOP/CSE/CCI/001
Rev. :0
Tanggal Effektif : 20 Juli 2018
PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN PERANCAH (Effective Date) (Jul 20, 2018)
(Scaffolding Installation and Dismantling)
Halaman(Page) 5 dari (of) 15
h) Di mana ada bahaya personil terhadap benda-benda yang terjatuh, maka penutup
pelindung harus didirikan antara papan kaki dan pertengahan rel;
i) Good housekeeping daerah perancah dan platform harus dipelihara untuk mencegah
tergelincir, tersandung dan jatuh. Semua tumpahan dan puing-puing harus dibersihkan
segera.
7. PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN PERANCAH (SCAFFOLDING)
a) Mendirikan dan pembongkaran scaffolding yang benar harus dilakukan hanya dengan
disetujui scaffolders yang memiliki sertifikat yang sah, dan personil tidak memenuhi
syarattidak boleh mendirikan atau melakukan pembongkaran scaffolding.
b) Semua perancah harus dilengkapi dengan pegangan tangan untuk memastikan
keamanansaat berada di ketinggian untuk mencegah personil jatuh.
Dimana perancah tidak lengkap, tanda peringatan dengan teks “PERANCAH TIDAK
LENGKAP – JANGAN DIGUNAKAN “dipasang untuk memblokir access.
Sistem inspeksi
Setiap perancah harus diperiksa segera setelah didirikan dan sekali setiap 7 hari atau setelah
ada perubahan, modifikasi atau setelah terpapar kondisi cuaca buruk.
Perancah (Scaffolding)
Pemasangan Scaffolding
5) Joint pin.
6) Cross brace (bracing).
Adapun sistem pembebanan pada scaffolding dapat dijelaskan seperti pada gambar di bawah
ini:
Di bawah ini akan menjelaskan dengan singkat bagaimana cara penyetelan perancah dan cara
penyambungannya. Cara penyetelan perancah scaffolding adalah sebagai berikut:
PROSEDUR OPERASI BAKU
( STANDARD OPERATING PROCEDURE)
Doc # : SOP/CSE/CCI/001
Rev. :0
Tanggal Effektif : 20 Juli 2018
PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN PERANCAH (Effective Date) (Jul 20, 2018)
(Scaffolding Installation and Dismantling)
Halaman(Page) 9 dari (of) 15
Menentukan letak dari scaffolding atau mengatur jarak scaffolding misalnya as balok
pada pekerjaan bekisting balok.
Memasang base plat atau jack base di atas landasan yang stabil.
Menyetel kerangka (frame)
Dilanjutkan dengan memasang cross brace pada dua sisi agar elemen perancah dapat
berdiri dengan baik.
Selanjutnya menyusun frame vertikal berikutnya, atau selesai dengan pemasangan
shoring head jika ketinggian perancah dianggap cukup, artinya ketinggian dapat
dilakukan dengan mengatur jack dan u-head.
Kemudian ketinggian perancah diatur sesuai dengan ketinggian bekisting yang telah
direncanakan.
PROSEDUR OPERASI BAKU
( STANDARD OPERATING PROCEDURE)
Doc # : SOP/CSE/CCI/001
Rev. :0
Tanggal Effektif : 20 Juli 2018
PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN PERANCAH (Effective Date) (Jul 20, 2018)
(Scaffolding Installation and Dismantling)
Halaman(Page) 10 dari (of) 15
Penyusunan Scaffolding
Tinggi frame tertentu sesuai dengan jenis produksinya sedangkan ketinggian bekisting atau
dasar beton terhadap tempat berpijak perancah juga tertentu, sesuai dengan desain dan kondisi
setempat.
Untuk memenuhi ketinggian plafon diperlukan, dapat diatur dengan beberapa cara sebagai
berikut :
Menentukan tebal beton screed tempat berpijak jack base.
Mengatur jack base dan u-head jack dengan ulir yang ada.
Menyusun frame vertikal dan atau menambah adjusting frame sesuai dengan
ketinggian yang diperlukan (lihat gambar)
Panjang ulir jack base dan u-head.
Disamping kekuatan beton juga perlu diperhatikan arah dan bagian mana yang lebih dahulu
dibongkar. Langkah pembongkaran perancah (scaffolding) :
Didahului dengan penurunan u-head pada bagian tengah bentangan atau daerah
momen terbesar ke arah tepi, untuk menghindari penurunan mendadak.
Dilanjutkan dengan pembongkaran frame scaffolding.
Jika dibutuhkan sebagai perancah pada saat pembongkaran bekisting cetak maka
frame lapis pertama tidak dibongkar.
Selanjutnya melepas join pin dan cross brace.
PROSEDUR OPERASI BAKU
( STANDARD OPERATING PROCEDURE)
Doc # : SOP/CSE/CCI/001
Rev. :0
Tanggal Effektif : 20 Juli 2018
PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN PERANCAH (Jul 20, 2018)
(Effective Date)
(Scaffolding Installation and Dismantling)
Halaman(Page) 11 dari (of) 15
Sistem Pembongkaran
Kuat
Dengan bobot ringan namun mampu memikul beban yang lenih besar.
Awet
Walaupun pada saat pemasangannya berlangsung kasar namun tetap dapat dipergunakan.
terjadinya melengkung.
PROSEDUR OPERASI BAKU
( STANDARD OPERATING PROCEDURE)
Doc # : SOP/CSE/CCI/001
Rev. :0
Tanggal Effektif : 20 Juli 2018
PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN PERANCAH (Jul 20, 2018)
(Effective Date)
(Scaffolding Installation and Dismantling)
Halaman(Page) 13 dari (of) 15
Pelengkungan Scaffolding
Teratur
Pada saat bekerja dapat dengan mudah dilewati atau adanya jalan lalu lintas di bawah bekisting.
Pemasangan Scafollding
PROSEDUR OPERASI BAKU
( STANDARD OPERATING PROCEDURE)
Doc # : SOP/CSE/CCI/001
Rev. :0
Tanggal Effektif : 20 Juli 2018
PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN PERANCAH (Jul 20, 2018)
(Effective Date)
(Scaffolding Installation and Dismantling)
Halaman(Page) 14 dari (of) 15
10. PERSYARATAN:
a) Semua scaffolding dan penyangganya harus mampu menyangga beban sesuai
rancangannya dengan factor keamanan tidak kurang dari 4.
b) Semua kayu yang digunakan dalam konstruksinya harus lurus dan tidak cacat/rusak.
c) Scaffolding harus terawat dan dalam kondisi aman. Setiap komponen yang patah,
terbakar atau kerusakan lainnya harus diganti.
d) Benda-benda tidak stabil seperti drum, box, kaleng, tidak boleh dipergunakan sebagai
lantai kerja (platform) ataupun penyangga lantai kerja.
e) Scaffolding dalam pemasangan, pemindahan, pembongkaran, perubahan/modifikasi
harus dalam pengawasan personil yang berkompeten.
f) Pengelasan, pemanasan, riveting, atau pekerjaan dengan api terbuka (open flame) tidak
boleh dilakukan diatas staging gantung yang menggunakan fiber rope, dimana wire
rope akan mudah rusak akibat kerja panas.
g) Lifting bridles pada lantai kerja gantung dari crane harus mempunyi 4 kakisehingga
kestabilan lantai kerja terjamin.
h) Jika hook crane memiliki kunci pengaman (safety latch), lifting bridles pada lantai kerja
gantung dari crane harus terikat dengan shackle ke lifting block, dengan kata lain harus
dibuat tindakan pencegahan bahaya lepas dari hook crane.
Jika menggunakan penyangga kaku, taut wire atau fiber rope harus cukup kuat
Jika jarak antara penyangga lebih dari 8 kaki (240 cm), rel harus sebanding
kekuatannya dengan 2 x 4 inch papan
Rel harus kuat dan aman.
Jika terarah dengan kerja panas atau bahan kimia, rel dari fiber rope tidak
digunakan.
Rel yang terbuat dari rantai juga dapat digunakan mengikuti persyaratan yang
berlaku.
Penggunaan rel dapat diabaikan jika struktur kapal menghalangi
pemakaiannya.
Jika tidak menggunakan rel, pekerja yang bekerja diketinggian lebih dari 5
kaki dan diatas permukaan keras, harus menggunakan harness atau lifelines.
Pekerja yang bekerja diatas air harus dilengkapi dengan buoyant work vest
(berupa life jackets atau ring)
Pekerja harus terlindung dari bahaya jatuh kekapal (akibat swinging) ketika
bekerja diatas floating scaffolding.
Untuk mencegah peralatan dan material jatuh menimpa pekerja dibawah,
scaffolding dilengkapi dengan papan kaki (toeboard), berukuran
sekurangnya 1 x 4 inch papan.
b) Akses ke staging
Staging dengan ketinggian lebih dari 5 kaki membutuhkan akses seperti ladder
ramp, stairway.
Ramp dan stairway harus dilengkapi dengan handrail setinggi 36 inch (90
cm) juga midrail.
Tangga harus disediakan sehingga pekerja tidak perlu melangkah lebih dari satu
langkah ke lantai kerja.
Staging yang dibuat dari tangga harus mengikuti persyaratan khusus.
Staging lebih dari 3 kaki dibawah titik akses membutuhkan sifat dapat berpindah-
pindah, langsung atau sejenis Jacob ladder.