1 Januari 2021
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Abstrak. Penerimaan Negara Bukan Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan
negara. Dalam upaya pencapaian tujuan nasional sebagaimana dalam Undang-undang Dasar 1945,
pemerintah menyelenggarakan kegiatan pemerintahan dan pembangunan nasional. Penerimaan
Negara Bukan Pajak merupakan salah satu penerimaan negara dengan kontribusi yang cukup
signifikan. Bersama dengan jenis penerimaan negara lainnya, Penerimaan Negara Bukan Pajak ikut
serta menopang keuangan negara. Sayangnya, informasi mengenai Penerimaan Negara Bukan Pajak
masih terbilang terbatas pada data realisasi dan penjelasan pendukung pencapaian realisasi tersebut.
Kondisi ini yang menyebabkan proses edukasi mengenai Penerimaan Negara Bukan Pajak kepada
khalayak menjadi sedikit tersendat. Dengan begitu luasnya cakupan Penerimaan Negara Bukan
Pajak, yang banyak disorot hanya sebatas skor dan proses terjadinya gol saja. Sebagai salah satu
sumber pendapatan negara, Penerimaan Negara Bukan Pajak memiliki peran yang cukup penting
dalam penopang kebutuhan pendanaan anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Kata Kunci : Penerimaan Negara Bukan Pajak, Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
Abstract. Non-tax State Revenue is a source of state revenue. In an effort to achieve national
goals as stipulated in the 1945 Constitution, the government shall carry out government activities
and national development. Non-tax State Revenue is one of the state revenues with a significant
contribution. Together with other types of state revenue, Non-Tax State Revenue participates in
supporting state finances. Unfortunately, the information regarding Non-Tax State Revenues is still
limited to the realization data and the supporting explanations for the realization. This condition
causes. the education process regarding Non-Tax State Revenue to the public to be a little choked
up. With such a wide coverage of Non-Tax State Revenues, what is mostly highlighted is only the
score and the process of the goal. As one of the sources of state revenue, Non-Tax State Revenues
have an important role in supporting budget funding needs in the State Revenue and Expenditure
Budget.
disemua sektor. Dengan adanya program jawab sesuai aturan pokok yang telah
pembangunan ini pemerintah akan banyak ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar.
membutuhkan dana untuk pelaksanannya. Dalam pengelolaan Keuangan Negara perlu
Dalam hal ini, untuk mempercepat proses diterapkan asas- asas antara lain:
pembangunan indonesia sangat memerlukan • akuntabilitas berorientasi pada hasil;
dana yang cukup besar untuk membangun • profesionalitas;
perekonomian yang merata dan sejahtera bagi • proporsionalitas;
rakyatnya. Negara Kesatuan Republik • keterbukaan dalam pengelolaan keuangan
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi Negara;
dan daerah provinsi terdiri atas daerah-daerah • pemeriksaan keuangan oleh badan
kabupaten atau kota. Tiap-tiap daerah tersebut pemeriksa yang bebas dan mandiri.
mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan Anggaran merupakan alat
mengurus sendiri urusan pemerintahannya akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ekonomi. Sebagai instrumen kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan ekonomi, anggaran berfungsi untuk
kepada masyarakat. mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan perekonomian serta pemerataan pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) telah dimulai dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
sejak awal tahun 1950-an. Bentuk APBN Anggaran sektor publik merupakan instrumen
pada saat itu hanya merupakan suatu akuntabilitas atas pengelolaan dana publik
perhitungan sementara sebagai dasar dan pelaksanaan program-program yang
pembuatan APBN yang sehat di tahun-tahun dibiayai dari uang publik. Penganggaran
berikutnya. Volume APBN juga masih sangat sektor publik terkait dalam proses penentuan
terbatas karena kondisi perekonomian sangat jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program
lemah yang menyebabkan potensi penerimaan dan aktivitas dalam satuan moneter. Anggaran
negara juga sangat rendah, sekitar 40 persen adalah suatu paket pertanyaan perkiraan
penerimaan negara bersumber dari hasil penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan
pungutan pajak tidak langsung dari kegiatan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode
perdagangan luar negeri. Peran pajak mendatang.
langsung baru sekitar 20 persen dari Dalam UU Nomor 17 Tahun 2003
penerimaan negara, karena keterbatasan disebutkan bahwa Keuangan Negara adalah
kemampuan administrasi dan basis pajak. semua hak dan kewajiban negara yang dapat
Dalam Undang-Undang Dasar dinilai dengan uang, serta segala sesuatu
Republik Indonesia Tahun 1945 hasil baik berupa uang maupun berupa barang yang
amandemen keempat, mengamanatkan bahwa dapat dijadikan milik negara berhubung
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
sebagai wujud dari pengelolaan keuangan tersebut. Lebih lanjut dikatakan bahwa hak
negara ditetapkan setiap tahun dengan negara untuk memungut pajak, mengeluarkan
Undang-Undang dan dilaksanakan secara dan mengedarkan uang, dan melakukan
terbuka dan bertanggung jawab untuk pinjaman. Kewajiban negara untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dengan menyelenggarakan tugas layanan umum
ditetapkannya Undang-Undang Anggaran pemerintahan negara dan membayar
Pendapatan dan Belanja Negara pada setiap tagihan pajak ketiga. Pendapatan negara
tahun anggaran yang merupakan bagian dari adalah hak pemerintah pusat yang diakui
sistem keuangan negara, hibah tidak termasuk sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
dalam bagian PNBP. Belanja negara adalah kewajiban pemerintah
Dalam rangka mendukung pusat yang diakui sebagai pengurang nilai
terwujudnya good governance dalam kekayaan bersih.
penyelenggaraan Negara, pengelolaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
keuangan Negara perlu diselenggarakan 2003 tentang Keuangan Negara membawa
secara profesional, terbuka dan bertanggung dampak perubahan Penyelenggaraan kegiatan
walaupun sangat rentan terhadap dari hasil pungutan atas pelayanan masyarakat
perkembangan berbagai faktor eksternal. yang dilakukan Kementerian/Lembaga.
Peranan penting dimaksud antara lain : b. Penyetoran PNBP
1. Mengoptimalkan penerimaan yang Tidak hanya pajak sebagai
berasal dari kekayaan Negara bagi penerimaan negara yang wajib disetor ke kas
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat negara, tetapi juga semua penerimaan negara
sesuai dengan isi dan semangat pada bukan pajak. Penyetoran semua penerimaan
pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945; negara bukan pajak wajib dilakukan lngsung
2. Memperkuat basis penerimaan dalam secepatnya ke kas negara. Kas negara yang
negeri; dimaksud dalam Undang-Undang PNBP
3. Meningkatkan disiplin dan tertib adalah rekening tempat penyimpanan uang
anggaran, agar semua PNBP dikelola negara yang dibuka dan ditetapkan oleh
dalam sistim APBN dan harus terlebih menteri keuangan. Rekening itu berfungsi
dahulu disetorkan ke Kas Negara; untuk menampung seluruh penerimaan
4. Meningkatkan peranan PNBP dalam negara, pengeluaran negara dibukukan pada
APBN dengan senantiasa setiap saat daam satu tahun anggaran serta
mempertimbangkan kewajiban dipertanggungjawabkan dalam Anggaran
Pemerintah dalam melaksanakan kegiatan Pendapatan dan Beanja Negara.
pelayanan umum dan penyelenggaraan Penyetoran penerimaan negara bukan
pembangunan. pajak ke kas negara tersebut diaksudkan agar
PNBP dapat dikelompokkan menjadi pengelolaannya tetap dalam Sistem Anggaran
4 jenis PNBP yaitu PNBP Migas, PNBP Non Pendapatan dan Belanja Negara. Sistem
Migas, PNBP dari Bagian Pemerintah atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Laba BUMN dan PNBP Lainnya. PNBP adalah suatu cara untuk mengatur masuk dan
Migas memiliki kontribusi terbesar dalam keluarnya keuangan negara berdasarkan
meningkatkan realisasi PNBP, yaitu prosedur yang telah ditentukan. Sistem ini
menyumbangkan rata-rata sebesar 65% memudahkan pemerintah untuk mengetahui
terhadap total PNBP. PNBP Lainnya yang penggunaan penerimaan negara bukan pajak
merupakan PNBP pada karena pada akhir tahun anggara, wajib
Kementerian/Lembaga merupakan dipertanggungjawabkan kepada Dewan
penyumbang terbesar kedua atau rata-rata Perwakilan Rakyat.
menyumbang sebesar 20% terhadap total c. Pertanggungjawaban PNBP dalam
PNBP. Sementara itu, PNBP dari Bagian APBN
Pemerintah atas Laba BUMN dan PNBP Non Akuntansi yang digunakan dalma
Migas masing-masing menyumbang rata-rata laporan keuangan pemerintah adalah basis kas
sebesar 10% dan 5% terhadap total PNBP. untuk pengakuan pendapatan, belanja dan
PNBP Migas merupakan PNBP yang pembiayaan dan Laporan Realisasi Anggaran
diperoleh dari bagian pemerintah atas usaha dan basis akrual untuk pengakuan aset,
atau kegiatan eksplorasi Minyak Bumi dan kewajiban dan ekuitas dalam neraca. Basis
Gas Alam setelah dikurangkan kewajiban kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti
pemerintah terkait kegiatan usaha hulu migas. bahwa pendapatan diakui pada saat kas
Sedangkan PNBP Non Migas merupakan diterima di rekening kas umum negara
PNBP yang diperoleh dari usaha atau atau oleh entitas pelaporan dan belanja diakui
kegiatan di bidang pertambangan umum, pada saat kas dikeluarkan dari rekening Kas
kehutanan, perikanan dan pertambangan Umum Negara atau entitas pelaporan. Basis
Panas Bumi. PNBP dari Bagian Pemerintah Akrual pada Neraca berarti bahwa aset,
atas Laba BUMN merupakan PNBP yang kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan
dihasilkan dari dividen atas kepemilikan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau
saham pemerintah pada BUMN dan pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
perusahaan perseroan. Sedangkan PNBP berpengaruh pada keuangan pemerintah,
Lainnya merupakan PNBP yang diperoleh tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar. Kebijakan dalam Belanja Negara yang memuat perkiraan-
pertanggungjawaban dan pelaporan PNBP perkiraan tentang jumlah penerimaan negara
adalah: yang akan diterima dalam satu tahun
1. Pendapatan anggaran. Sebagai salah satu sumber
Pendapatan adalah semua penerimaan negara, maka Penerimaan Negara
penerimaan Kas Umum Negara (KUN) Bukan Pajak harus tercantum secara rinci
yang menambah ekuitas dana lancar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
dalam periode tahun yang bersangkutan Negara baik itu mengenai tarif, waktu
yang menjadi hak pemerintah pusat dan pemungutan serta perkiraan jumlah yang
tidak perlu dibayar kembali oleh diterima dalam satu tahun. Dari 4 kelompok
pemerintah pusat. jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yaitu
2. Belanja Penerimaan Negara Bukan Pajak Migas,
Belanja adalah semua pengeluaran Penerimaan Negara Bukan Pajak Non Migas,
kas umum negara yang mengurangi Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Bagian
ekuitas dana lancar dalam periode tahun Pemerintah atas Laba BUMN dan Penerimaan
yang bersangkutan yang tidak akan Negara Bukan Pajak Lainnya, Penerimaan
diperoleh pembayarannya kembali oleh Negara Bukan Pajak Migas memiliki
pemerintah pusat. Belanja diakui pada kontribusi terbesar dalam meningkatkan
saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak.
3. Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi DAFTAR PUSTAKA
yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Agung Dinarjito, “Pengelolaan Penerimaan
Pemerintah sebagai akibat dari peristiwa Negara Bukan Pajak Study Kasus
masa lalu dan dari mana manfaat Kantor Pertanahan Wilayah Provinsi
ekonomi dan/atau sosial dimasa depan Daerah Istimewa Yogyakarta”.
diharapkan dapat diperoleh , baik oleh Jurnal PKN STAN, (Vol.1,2017)
Pemerintah maupun oleh masyarakat, Dina, Eva Santi Silalahi, “Strategi Kebijakan
serta dapat diukur dalam satuan uang. Fiskal Pemerintah Indonesia Dalam
Menghadapi Dampak Pendemi
KESIMPULAN Covid-19”. Jurnal Ekonomi &
Penerimaan Negara Bukan Pajak Ekonomi Syariah, (Vol.3, No.2,
merupakan penerimaan negara yang dikelola 2020)
dalam sistem Anggaran Pendapatan dan Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak-
Belanja Negara serta harus berdasarkan atas Direktorat Jenderal Anggaran,
aturan hukum baik itu Undang-Undang “Tinta Emas Penerimaan Negara
maupun peraturan pemerintah yang mengatur Bukan Pajak dalam Anggaran
penerimaan negara bukan pajak. Penerimaan Pendapatan dan Belanja Negara”.
Negara Bukan Pajak memiliki dua fungsi Catatan Perdana Buku I,
utama dalam sistem pengelolaan keuangan (Kementerian Keuangan Republik
negara: fungsi budgetary dan fungsi Indonesia 2015)
regulatory. Dwi Agustine Kurniasih, “Pembaharuan
Penerimaan Negara Bukan Pajak Pengelolaan Penerimaan Negara
memiliki peranan yang besar dan penting Bukan Pajak”. Jurnal Rechts
sebagai salah satu pilar keuangan negara, Vinding, (Vol.5, No.2, 2016)
dalam hal ini sebagai salah satu penopang Dwi Ari Wibawa, Supriadi, Evi Karmilah,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. “Pelaksanaan Penerimaan Negara
Adapun Kontribusi Penerimaan Negara Bukan Pajak pada
Bukan Pajak terhadap pendapatan negara rata- Kementerian/Lembaga”. Modul
rata sebesar 30% setiap tahun. Pengelolaan Analisis Pelaksanaan Penerimaan
Penerimaan Negara Bukan Pajak harus Negara Bukan Pajak, (Kementerian
berdasarkan sistem Anggaran Pendapatan dan