Anda di halaman 1dari 31

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY

STUDY) RUMAH SAKIT

Oleh :
dr. JULITA IGNASIYANTI PETUN
NIM: 222021110066

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa,


karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah
tentang “Studi Kelayakan (Feasibility Study ) Rumah Sakit dapat
terselesaikan dengan baik.
Penyusunan makalah ini merupakan bagian dari penugasan oleh
Dosen Mata Kuliah Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, yang bertujuan
untuk mempelajari lebih mendalam dan memperluas pengetahuan tentang
Studi Kelayakan ( Feasibility Study ) Rumah Sakit. Dalam makalah ini
dipaparkan selengkap mungkin tentang beberapa aspek yang kemudian
harus dikaji saat melakukan Studi Kelayakan ( Feasibility Study ) sehingga
dapat memberikan arahan dan panduan dalam pembangunan dan
pengembangan RS ke depannya dapat terlaksana dengan baik.
Akhirnya semoga makalah tentang Studi Kelayakan (Feasibility
Study ) Rumah Sakit ini bisa bermanfaat dalam menambah pengetahuan
kita dalam rangka partisipasi kita mewujudkan pembangunan di bidang
kesehatan dan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rumah
sakit.

Manado, Agustus 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI . ii

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 5

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 6

D. Ruang Lingkup 7

BAB II PEMBAHASAN 8

A. Pengertian Studi Kelayakan ( Feasibility Study ) 8

B. Manfaat dan Tujuan Studi Kelayakan ( Feasibility Study ) 10

C. Aspek-aspek Studi Kelayakan ( Feasibility Study ) 11

D. Tahapan Studi Kelayakan ( Feasibility Study ) 12

E. Anlisis Studi Kelayakan Rumah Sakit 15

F. Kesimpulan dan Rekomendasi Kelayakan 20

BAB III PENUTUP . 22

A. Kesimpulan 22

B. Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 23

ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN

Rumah Sakit adalah suatu bagian yang menyeluruh ( integral ) dari


organisasi sosial dan medis, yang mempunyai fungsi memberikan
pelayanan kesehatan yang paripurna ( komprehensif ) kepada masyarakat
baik kuratif maupun prefentif, dimana pelayanan keluarnya menjangkau
keluarga dan lingkungan rumahnya, rumah sakit juga merupakan pusat
pelatihan tenaga kesehatan dan untuk penelitian bio psiko-sosio-ekonomi-
budaya (menurut WHO).1 RS adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat (UU
No.44 Tahun 2009 tentang RS ). Oleh sebab itu RS sebagai pemberi
pelayanan publik dituntut untuk selalu memperbaiki dan mengembangkan
kualitas pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit
yang profesional dan bertanggung jawab dibutuhkan dalam mendukung
upaya kesehatan dalam rangkaian pembangunan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu.
Ditengah era globalisasi yang begitu pesat dengan sistem
pelayanan kesehatan yang senantiasa mengikuti perkembangan teknologi
serta perkembangan sosial yang begitu pesat, maka rumah sakit harus
berani menjawab tantangan perubahan sistem pelayanan kesehatan
nasional tersebut dengan memberikan pelayanan yang berkualitas, sesuai
standar, aman, dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Rumah sakit dituntut
untuk terus menerus memperbaharui dan meningkatkan layanannya
dengan memberikan produk-produk layanan baru. Sudah saatnya rumah
sakit di Indonesia menggunakan pendekatan evidence based dalam
menentukan kelayakan inovasi produk layanannya. Produk-produk layanan
baru akan menambah kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan. Satu
hal yang perlu dipertanyakan adalah bagaimanakah evaluasi kelayakan
investasi dilakukan untuk produk pelayanan kesehatan yang baru di
1
sebuah rumah sakit?. Pemahaman yang tepat akan cara evaluasi ini akan
menyelamatkan rumah sakit dari investasi yang berlebihan, boros dan
bahkan merugikan.
Rumah sakit merupakan suatu bentuk jasa pelayanan yang selain
mempunyai tujuan menghasilkan laba juga untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, dimana kebutuhan akan pelayanan kesehatan merupakan
kebutuhan primer bagi masyarakat pada umumnya. Dengan demikian,
maka dalam melakukan kajian terhadap rencana pengembangan, selain
kajian terhadap investasi, juga diperlukan kajian terhadap kebutuhan dan
keinginan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang dapat mencakup
seluruh lapisan masyarakat.
Studi kelayakan (Feasibility Study) dilakukan pada saat awal
perizinan usaha untuk pertama kali sebagai persyaratan khusus yang
harus dipenuhi oleh suatu rumah sakit. Studi kelayakan awalnya adalah
merupakan bagian dari konsep usaha atau bisnis yang akan bermuara
pada penyusunan "business plan" dimana suatu usaha atau bisnis akan
dibuat atau dikembangkan jika dianggap layak. Bisnis yang dimaksud
disini adalah :3
 Bisnis ekstraktif, yang adalah jenis bisnis yang bergerak dalam
penggalian barang-barang tambang
 Bisnis agraris, yang adalah bisnis yang bergerak dalam bidang
pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan, dan
sejenisnya.
 Bisnis industri, yang adalah bisnis yang bergerak dalam bidang
pengolahan ( manufaktur ).
 Bisnis jasa, yang adalah bisnis yang bergerak dalam bidang
penyediaan produk yang tidak berwujud seperti jasa dalam bidang
kesehatan, pendidikan, dan sejenisnya.
Rumah sakit merupakan suatu institusi yang menjalankan bisnis
jasa dan Feasibility study / studi kelayakan ini merupakan hasil analisis
dan penjelasan kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari
2
pendirian atau pengembangan suatu rumah sakit. Dari pengertian diatas
maka dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan adalah studi atau
pembelajaran yang dilakukan untuk menilai suatu usaha baru layak atau
tidak layak untuk dijalankan.
Setiap bisnis memerlukan studi kelayakan dengan intensitas yang
berbeda-beda tergantung dari beberapa hal, yaitu besar kecilnya dampak
yang ditimbulkan dari bisnis tersebut, besar kecilnya tingkat kepastian
bisnis, dan banyak sedikitnya investasi yang dibutuhkan untuk
menjalankan sebuah bisnis.
Hasil dari studi kelayakan bisnis diperlukan dalam pengambilan
keputusan investasi dan dapat memberikan informasi serta gambaran
bagaimana prospek dari bisnis yang akan dijalankan. Studi kelayakan
bisnis dilakukan agar mencegah terjadinya penyebab-penyebab
ketidakberhasilan suatu bisnis.
Mengapa studi kelayakan bisnis dibutuhkan ? ( Kasmir dan Jakfar, 2012 )
1. Menghindari resiko kerugian
2. Memudahkan perencanaan
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan, karena tersusun secara
sistematis dan akan dijadikan pedoman bagi pelaku usaha agar tujuan
usaha dapat tercapai.
4. Memudahkan pengawasan, yang diantaranya dilakukan oleh lembaga
akreditasi untuk pengawasan mutu rumah sakit atau yang dilakukan
oleh BPJS Kesehatan sebagai pengawas sistem rujukan dalam sistem
jaminan kesehatan sosial nasional.
Rumah sakit tidak cukup hanya mengandalkan pengalaman dan
intuisi dalam membuat atau mengembangkan unit pelayanan baru.
manajemen RS dituntut untuk melakukan studi kelayakan terhadap ide
bisnis yang akan dijalankan agar tidak terjadi keterlanjuran investasi di
kemudian hari, ketiadaan manfaat bagi pasien, dan resiko finansial
organisasi. Ide bisnis membutuhkan studi kelayakan sebelum dapat
dijalankan.
3
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RS , paling sedikit terdiri atas :
a. pelayanan medik dan penunjang medik
b. pelayanan keperawatan dan /atau kebidanan, dan
c. pelayanan non medik.
Dan setiap RS wajib memiliki izin setelah memenuhi persyaratan.
Persyaratan sebagaimana dimaksud meliputi lokasi, bangunan, sarana
prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Hal
tersebut termuat dalam Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang RS
pasal 7 ayat (1).
Lokasi yang dipersyaratkan harus memenuhi ketentuan mengenai
kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan
hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan RS. Demikian juga
ketentuan mengenai tata ruang dialksanakan sesuai dengan peruntukan
lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten / Kota,
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan. Persyaratan teknis bangunan RS harus sesuai
dengan fungsinya , memenuhi aspek kenyamanan dan kemudahan dalam
pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua
orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang lanjut usia.
Persyaratan untuk memperoleh Izin Mendirikan RS meliputi Dokumen
kajian dan perencanaan bangunan yang terdiri dari :
1. Studi Kelayakan ( Feasibility Study ), Detail Engineering Desain, dan
Master Plan.
2. Pemenuhan pelayanan alat kesehatan.
Rencana membangun atau mengembangkan suatu rumah sakit
akan dilakukan setelah mengetahui Jenis layanan kesehatan rumah sakit
serta kapasitas tempat tidur (TT) yang akan dilakukan dan disediakan
untuk masyarakat sesuai dengan hasil Kajian Studi Kelayakan ( Feasibility
study ). Dalam mendirikan atau mengembangkan rumah sakit diperlukan
suatu proses atau langkah-langkah yang sistematis dengan melakukan
suatu penelitian atau studi yang benar, karena setiap proses saling
4
berkaitan satu sama lainnya dan dilakukan secara bertahap.
Studi Kelayakan ( Feasibility Study ) adalah hasil analisis dan
penjelasan kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari pendirian
atau pengembangan suatu rumah sakit. Berkaitan juga dengan penentuan
Rencana Kerja Pelayanan Kesehatan RS yang baru akan dilakukan maupun
lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana pengembangan
atau peningkatan kelas dari suatu RS.
Studi kelayakan digunakan untuk memberikan penilaian berupa
rekomendasi apakah sebaiknya proyek ( pembangunan atau
pengembangan RS ) layak dikerjakan atau sebaiknya ditunda dulu. Studi
yang dilakukan tentunya meliputi berbagai aspek dan membutuhkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk memutuskannya.

A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan dan tuntutan terhadap pelayanan kesehatan yang
optimal cenderung terus meningkat. Fenomena ini menuntut pihak
stakeholder kesehatan untuk terus mengembangkan sarana dan
kualitas pelayanan diantaranya melalui pembangunan RS,
pengembangan sarana prasarana, sistem manajemen, sumber daya
manusia, dan lain-lain.
Studi kelayakan jika ditinjau dari sisi bisnis adalah suatu kajian yang
menilai kegiatan suatu bisnis untuk ditentukan apakah layak atau
tidaknya bisnis tersebut dilaksanakan dengan menempatkan ukuran-
ukuran baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang akhirnya
terangkum dalam sebuah rekomendasi. ( Fahmi, 2014 )
Setiap sektor usaha yang akan dibangun atau dikembangkan akan
diketahui oleh adanya suatu studi kelayakan. Apalagi untuk sektor
kesehatan terutama RS, yang apabila terjadi kekeliruan ataupun
kesalahan dalam menilai kelayakan maka akan membawa dampak
dan resiko yang cukup besar karena bukan hanya berkaitan dengan
nilai komersil tetapi juga dengan nilai sosial. Maka studi kelayakan
5
untuk RS sangat dibutuhkan untuk menilai kekeliruan investasi serta
menghindari terjadinya kesalahan terutama dalam hal pelayanan RS
yang dalam hal ini adalah pelayanan kepada pasien.
Dalam pelaksanaan studi kelayakan akan disesuaikan dengan
maksud dan tujuan dilakukannya studi kelayakan. Apakah untuk
mendirikan RS di dalam suatu wilayah, atau apakah untuk
pengembangan RS termasuk penentuan tipe RS, maupun kelayakan
pengembangan masing-masing jenis pelayanan maupun sarana
prasarana yang ada di RS. Dengan dilakukannya studi kelayakan RS
maka akan terlihat juga resiko-resiko yang akan dihadapi saat suatu
proyek atau pengembangan akan dilakukan di lingkup RS tersebut.
Studi kelayakan yang benar akan menghasilkan suatu laporan yang
komprehensif dan objektif tentang kekuatan dan kelemahan serta
resiko yang akan didapatkan oleh RS sehingga akan menghasilkan
data yang terukur, sistematis, yang sangat dibutuhkan dalam
perencanaan RS.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan pendahuluan diatas maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan Studi Kelayakan ( Feasibility Study )
?
2. Mengapa Studi Kelayakan ( Feasibility Study ) sangat dibutuhkan
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit ?
3. Aspek apa saja yang diperlukan untuk melakukan suatu Studi
Kelayakan ( Feasibility Study ) di Rumah Sakit ?
4. Bagaimana tahapan suatu Studi Kelayakan ( Feasibility Study) di
Rumah Sakit ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN


Dengan melihat perumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak
6
dicapai adalah :
1. Memberikan pengetahuan dan konsep dasar, teori, dan aplikasi
Studi Kelayakan ( Feasibility Study ).
2. Memberikan pemahaman secara jelas kegunaan dan manfaat
suatu Studi Kelayakan ( Feasibility Study ) untuk perkembangan
pelayanan Rumah Sakit yang lebih baik kedepannya.
3. Memberikan pemahaman tentang aspek-aspek yang dibutuhkan
saat melakukan suatu Studi Kelayakan ( Feasibility Study ) Rumah
Sakit.
4. Memberikan pemahaman tentang teknik penyusunan laporan
sehingga mampu membentuk suatu daya analisis tentang
kelayakan usaha, dalam hal ini Rumah Sakit dengan mencari data
yang dibutuhkan, mengolahnya dan menganalisisnya sehingga
menghasilkan suatu bentuk laporan " Kelayakan RS ".

D. RUANG LINGKUP
RS yang dalam proses perencanaannya menerapkan studi
kelayakan maka dapat dipastikan akan dapat menghasilkan produk
yang lebih baik dalam hal kualitas SDM, Sarana Prasarana, maupun
manajemen pengelolaan kedua hal tersebut. dan dalam mendirikan
atau mengembangkan RS dapat memberikan fungsi atau layanan yang
tepat dan terintegrasi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang diinginkan (health needs), kebudayaan daerah
setempat (culture), kondisi alam daerah setempat (climate), lahan
yang tersedia (sites), dan kondisi keuangan manajemen RS (budget).

7
BAB. II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN


Dalam melakukan suatu bisnis usaha khususnya di bidang
jasa perlu dilakukan penilaian terhadap kelayakan suatu bisnis
untuk kelangsungan dan perkembangan bisnis tersebut.
Kelangsungan dan perkembangan tersebut dapat ditinjau dari
beberapa aspek, yaitu yang pertama aspek pasar yang meliputi
8
aspek pasar konsumen dan produsen , yang kedua yaitu aspek
pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek internal meliputi
aspek SDM, aspek manajemen, dan aspek keuangan, serta yang
ketiga aspek persaingan dan lingkungan eksternal yang meliputi
aspek politik, sosial, ekonomi, lingkungan industri, yuridis, dan
lingkungan hidup. Dari semua aspek tersebut ada keterkaitan untuk
diterapkan yang akan menghasilkan suatu kelayakan atau
ketidaklayakan suatu usaha. Apabila suatu usaha sudah dikatakan
layak maka akan dibuatkan laporan tertulis yang berguna bagi
investor sebagai dasar menentukan arah investasi.
A feasibility study is an analysis of how successfully a
project can be completed, accounting for factors that affect it such
as economic, technological, legal and scheduling factors. Project
managers use feasibility studies to determine potential positive and
negative outcomes of a project before investing a considerable
amount of time and money into it. ( Investopedia, 2017).
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka Kementerian
Kesehatan telah menetapkan Permenkes Permenkes No.14 Tahun
2021:sebagai panduan dalam melakukan studi kelayakan untuk RS.
Yang secara singkat memuat gambaran seperti di bawah ini :
Ruang lingkup studi kelayakan suatu rumah sakit meliputi
pembahasan Analisis lingkungan / Situasi Kecenderungan Aspek
Internal dan Eksternal, Analisis Permintaan terkait Kelayakan dari
aspek-aspek yang dapat mempengaruhinya. Analisis kebutuhan
dan Analisis Keuangan serta Rekomendasi Kelayakan dari Rencana
Pendirian atau Pengembangan RS tersebut.
Rumah sakit harus memenuhi persyaratan studi kelayakan
( feasibility study ) pada saat awal perizinan usaha untuk pertama
kali. Studi kelayakan ini merupakan hasil analisis dan penjelasan
kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari pendirian atau
pengembangan suatu rumah sakit, yang terdiri atas beberapa kajian.
9
7
Adapun kajian kebutuhan pelayanan rumah sakit meliputi :
 Kajian demografi yang mempertimbangkan luas wilayah dan
kepadatan penduduk serta karakteristik penduduk yang terdiri
dari umur, jenis kelamin, dan status perkawinan.
 Kajian sosio-ekonomi yang mempertimbangkan kultur /
kebudayaan, tingkat pendidikan, angkatan kerja, lapangan kerja,
pendapatan rata-rata domestik bruto.
 Kajian morbiditas dan mortalitas, yang mempertimbangkan
sekurang-kurangnya tentang sepuluh penyakit utama, angka
kematian ( GDR, NDR ) dan angka persalinan.
 Kajian kebijakan dan regulasi, yang mempertimbangkan
kebijakan dan regulasi pengembangan wilayah pembangunan
sektor nonkesehatan, kesehatan, dan perumahsakita.
 Kajian aspek internal rumah sakit merupakan rancangan sistem-
sistem yang akan dilaksanakan atau dioperasionalkan, yang
terdiri dari sistem manajemen organisasi, termasuk sistem
manajemen unit-unit pelayanan, sistem unggulan pelayanan, alih
teknologi peralatan, sistem tarif serta rencana kinerja dan
keuangan.
 Kajian kebutuhan lahan, bangunan, prasarana, sumber daya
manusia, dan peralatan sesuai kriteria klasifikasi Rumah sakit,
meliputi rencana cakupan, jenis pelayanan kesehatan, dan
fasilitas lain. Jumlah spesialisasi dan kualifikasi sumber daya
manusia serta jumlah, jenis, dan spesifikasi peralatan.
 Kajian kemampuan pendanaan / pembiayaan yang meliputi
prakiraan jumlah kebutuhan dana investasi dan sumber
pendanaan, prakiraan pendapatan atau proyeksi pendapatan
terhadap prakiraan jumlah kunjungan dan pengisian tempat
tidur. Juga prakiraan biaya atau proyeksi biaya tetap dan biaya
tidak tetap terhadap prakiraan sumber daya manusia. Termasuk

10
proyeksi arus kas 5 ( lima ) sampai 10 ( sepuluh ) tahun terakhir,
dan proyeksi laba atau rugi 5 ( lima ) sampai 10 ( sepuluh )
tahun terakhir.
B. MANFAAT DAN TUJUAN DILAKUKANNYA STUDI KELAYAKAN RS
Hasil dari studi kelayakan bisnis adalah sebuah laporan
tertulis yang berisi suatu rencana bisnis layak direalisasikan.
Kemudian selain manfaat tersebut, laporan studi kelayakan
digunakan dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain sebagai bahan
masukan dan bahan pedoman dalam rangka mengkaji ulang untuk
turut menyetujui atau menolak kelayakan laporan tadi sesuai
dengan kepentingannya. Bisa terjadi juga dengan laporan studi
kelayakan yang layak tetapi tidak dapat direalisasikan dikarenakan
pengambil keputusan akhir yang menolak karena adanya tekanan
pihak lain yang merasa kepentingannya tidak terpenuhi.
Pelaksanaan studi kelayakan yang baik akan memberi arti
penting kepada semua pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan
suatu gagasan di rumah sakit dan menjadi dasar acuan dalam
mewujudkan rencana pembangunan dan pengembangan rumah
sakit agar baik dan benar. Studi kelayakan akan meyakinkan
pemerintah dan masyarakat mengenai dampak sampingan yang
berkaitan dengan akan didirikan atau dikembangkannya rumah
sakit.
Studi kelayakan RS ini diharapkan dapat digunakan sebagai
rujukan oleh pengelola fasilitas pelayanan kesehatan, penyedia jasa
perencanaan, Pemerintah Daerah, dan instansi yang terkait dengan
kegiatan pengaturan dan pengendalian penyelenggaraan
pembangunan bangunan fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga
masing-masing pihak dapat memiliki persepsi yang sama dan guna
menjamin kesehatan penghuni bangunan dan lingkungan terhadap
bahaya penyakit.
C. ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN
11
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan
studi kelayakan yaitu :
Aspek hukum dan legalitas, diantaranya bentuk badan hukum yang
dinilai paling sesuai, jenis usaha yang diperbolehkan ataukah
dilarang, cara yang ditempuh harus legal, dan secara teknis
operasional mendapat izin dari instansi atau departemen terkait.
Rumah sakit sebagai badan usaha membutuhkan keabsahan
legalitas dalam keberlanjutan operasional pelayanan. Contoh
diantaranya : Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB), Ijin Operasional RS,
Ijin Pengolahan Limbah Cair, B3, dan Limbah Infeksius, Surat Ijin
Praktek ( SIP).
Selain aspek hukum, yang berikutnya harus dipertimbangkan juga
adalah aspek ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran,
aspek manajemen, dan aspek keuangan.
Hasil analisis dan penjelasan kelayakan dari segala aspek
inilah yang akan mendasari pendirian atau pengembangan suatu
rumah sakit. Hal ini akan berkaitan erat dengan penentuan Rencana
Kerja Pelayanan Rumah Sakit yang baru akan dilakukan maupun
lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana
pengembangan atau peningkatan kelas dari suatu rumah sakit.
Rencana Kerja Pelayanan atau bisa dikatakan sebagai
Rencana Bisnis / Rencana Strategi, adalah sebuah alat manajemen
yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan
proyeksi kondisi pada masa depan sehingga Rencana Strategis
adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari
kondisi saat ini untuk menuju tahun-tahun tertentu di masa
mendatang. Untuk mencapai strategi ini berbagai teknik analisis
dapat digunakan, termasuk analisi SWOT ( Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats ).
Saat menjalankan kegiatan usaha dan kegiatan studi
kelayakan ini diperlukan aspek moral dan etipka. Aspek etika ini
12
didapat dari perilaku etis dari pelaku bisnis didalamya. Misal hasil
studi kelayakan ini dibuat laporan berdasarkan analisis ilmiah yang
dapat dimanipulasi oleh manajemen, yang suatu saat dapat
berdampak buruk bagi orang-orang yang berada didalamnya,
masyarakat dan ekonomi nasional menjadi lemah. Perilaku etis
mengacu pada norma-norma dan standar-standar moral pribadi
yang berhubungan dengan orang lain didalam melaksanakan usaha
tersebut supaya tidak merugikan berbagai pihak. Etika dalam studi
kelayakan yang dapat dijadikan pedoman antara penilai dan klien
berupa etika pribadi yang bersifat integritas.
D. TAHAPAN STUDI KELAYAKAN
Dalam membuat suatu studi kelayakan, maka tahap awal yang
harus disiapkan adalah sistematika perencanaan yang meliputi
pembentukan tim kerja, pembagian kerja, rencana kerja, dan
penyusunan anggaran serta penentuan jadwal kapan studi
kelayakan akan dibuat.
Rencana kerja studi kelayakan memuat sistematika dari studi
kelayakan tersebut termasuk didalamnya tentang proses
pengumpulan data, pengolahan data, analisa pengolahan data dan
penyusunan laporan. Rencana kerja ini juga tidak lepas dari
namanya pembiayaan. Jadi, anggaran harus disesuaikan dengan
besar kecilnya objek studi kelayakan.
Didalam rencana kerja tersebut ada penjadwalan dimana setiap
kegiatan diberikan skala prioritas dengan masing-masing kegiatan
harus ada penanggung jawab kegiatan. Dan setiap penanggung
jawab kegiatan mempersiapkan besaran biaya dan target setiap
kegiatan yang dilengkapi dengan waktu pelaksanaan dan sejauh
mana realisasi ketika setiap kegiatan sudah berjalan.
Persiapan pada Penyusunan Studi Kelayakan adalah tahapan
melakukan kompilasi data dari seluruh data yang didapat dari hasil
pengumpulan data yang terdiri dari Data Primer dan Data Sekunder.
13
Secara garis besar, data primer adalah data yang terdiri atas
:Kondisi potensi lahan / lokas, dan informasi yang terkait dengan
standar / pedoman dan ketentuan yang berlaku serta sasaran dari
rencana pembangunan / pengembangan RS serta informasi
keinginan yang ada.
Untuk data sekunder, maka data yang dikumpulkan adalah data
dari dalam RS yang ada atau RS di wilayah sekitarnya, yang terdiri
dari :
1. Data kesehatan pada RS yang meliputi angka kesakitan
( morbiditas ), angka kematian ( mortalitas ), angka kelahiran,
angka pasien rujukan, data asal pasien rawat jalan, rawat gawat
darurat dan rawat inap, jumlah pasien rawat jalan, jumlah
pasien rawat inap, jumlah hari rawat, angka rata-rata hari rawat
secara keseluruhan, jumlah dan jenis pelayanan kesehatan,
jumlah dan jenis tenaga kesehatan, jumlah dan jenis layanan
spesialistik RS, jumlah dan jenis layanan penunjang medik RS,
serta struktur organisasi manajemen RS.
2. Data lokasi, yang terdiri dari data kondisi lahan RS yang ada dan
pengembangannya, bentuk dan luas lahan serta lantai
bangunan yang ada serta rencana perluasannya, kondisi
lingkungan menurut ketentuan daerah setempat, batas lokasi
lahan sekelilingnya, jaringan listrik, air minum, telekomunikasi,
air kotor / limbah, pemadam kebakaran, jaringan gas dan
pembuangan sampah, serta data penggunaan dan ketinggian
bangunan serta dokumen perencanaan bangunan yang ada
(arsitektur, struktur, elektrikal, dan mekanikal bangunan).
3. Data finansial / keuangan, yang terdiri atas data tarif perawatan
yang ada di RS, cash flow RS yang ada, dan data kinerja
tahunan RS yang ada.
4. Data luar / data eksternal RS dan lingkungan, diantaranya data
kesehatan ( angka morbiditas ), penyakit utama rawat jalan di
14
Puskesmas dan RS, angka kematian ( mortalitas ), penyakit
utama rawat inap di Puskesmas dan RS, jumlah posyandu,
puskesmas pembantu, puskesmas dengan tempat tidur dan
puskesmas keliling, jumlah dan jarak merata puskesmas
pembantu, puskesmas DTP dan puskesmas keliling dengan RS
di wilayah kerja, jumlah RS di wilayah kerja termasuk RS swasta,
jarak antar RS di wilayah kerja, jumlah tempat tidur di RS di
wilayah jangkauan RS, jumlah dan jenis tenaga dokter umum
dan dokter spesialis di wilayah kerja serta jumlah tenaga
kesehatan lainnya di wilayah kerja tersebut. Data berikutnya
adalah data keadaan lingkungan sekitar, yang terdiri atas data
jalan, termasuk pencapaian dan kondisinya serta klasifikasi
jalan lingkungan berupa jalan utama maupun jalan penghubung
lainnya. Utilitas bangunan apakah sudah sesuai termasuk
memiliki jaringan telepon, listrik, air bersih dan saluran
pembuangan serta data kondisinya. Kondisi topografi wilayah
perencanaan, dan rencana peruntukan tanah di sekitar wilayah
perencanaan yang terkait dengan Rencana Tata Ruang Kota
yang ada (RTBL , RUTR, RDTR, RTRW ), serta data tentang iklim
dan cuaca setempat di wilayah ini.
5. Data kesehatan lingkup Kabupaten / Kota, yang terdiri dari data
tarif perawatan di RS lain di sekitar lokasi, sebaran RS sekitar
wilayah tersebut, dan pola penyakit daerah setempat.
6. Data kebijakan, pedoman, dan peraturan pemerintah, berupa
kebijakan dan pedoman terkait layanan kesehatan RS,
peruntukan tanah di wilayah setempat, rencana detail tata
ruang, serta peraturan teknis yang berlaku setempat yaitu
antara lain Garis Sempadan Bangunan (GSB ), jarak bebas
bangunan, Koefisien Lantai Bangunan (KLB), tinggi maksimal
lantai bangunan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien
Daerah Hijau (KDH).
15
7. Data demografi, yang mencakup luas wilayah, jumlah penduduk,
angka kepadatan, dan laju pertumbuhan penduduk.
8. Data Sosial dan Budaya yaitu data tentang agama, peranan
masyarakat, dan suku bangsa.
9. Data ekonomi, termasuk data mata pencarian, tingkat
pendapatan, penghasilan setempat berupa Pendapatan Asli
Daerah (PAD), serta Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB )
daerah setempat.
E. ANALISIS STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT
Setelah proses pengumpulan data dilakukan maka tahapan
selanjutnya adalah melakukan analisa berdasarkan data yang telah
diperoleh. Analisa yang dilakukan dapat mengikuti analisa SWOT
sebagai bentuk kegiatan untuk menganalisa kekuatan / keunggulan
maupun kelemahan dan hambatan.
SWOT adalah akronim dari strengths ( kekuatan ), weaknesses
( kelemahan ), opportunities ( peluang ), dan threats ( ancaman ),
dimana SWOT dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis
suatu organisasi yang berorientasi pada profit dan nonprofit
dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi
tersebut secara lebih komprehensif ( Irham Fahmi, 2015 ).
Dalam proses perumusan strategi yang jitu, maka dilakukan
pengintegrasian kedua analisis yaitu analisis internal perusahaan
dan analisis eksternal perusahaan. Analisis internal digunakan
untuk mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan sedangkan
analisis eksternal digunakan untuk mengidentifikasi peluang dan
ancaman eksternal. Dengan pengintegrasian kedua analisis
tersebut maka diperoleh analisis ULPA yaitu, Keunggulan,
Kelemahan, Peluang, dan Ancaman. Analisis ULPA umumnya
dikenal dengan analisis SWOT. ( Sofjan Assauri, 2013 )
Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi organisasi
atau perusahaan yang menggambarkan secara jelas peluang dan
16
ancaman yang dihadapi organisasi / perusahaan sehingga dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan organisasi /
perusahaan. Matriks ini menghasilkan empat kemungkinan
alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T dan
strategi W-T. ( Freddy Rangkuti, 2015 ).
Untuk data-data primer yang memerlukan perhitungan dan
analisis khusus, dapat digunakan perhitungan menggunakan
Indikator Layanan Rumah Sakit, yaitu indikator atau tolok ukur suatu
pelayanan rumah sakit yang dipakai untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator
tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
 BOR ( Bed Occupancy rate ) :prosentase pemakaian tempat tidur
pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur
rumah sakit. Standar BOR rumah sakit yang baik menurut
Depkes RI ( 2005 ) adalah 60 - 85 %.

Rumus BOR = Jumlah hari perawatan RS x 100%


Jumlah tempat tidur x Jumlah hari dalam satu
periode
 ALOS ( Average Length of Stay ) : rata-rata lama rawatan
seorang pasien. Indikator ini memberikan gambaran rata-rata
hari pasien dirawat di rumah sakit. Selain memberikan
gambaran singkat tentang tingkat efisiensi, juga dapat
menggambarkan mutu pelayanan. Secara umum nilai ALOS
yang ideal antara 6-9 hari ( Depkes RI, 2005)
Rumus ALOS = Jumlah hari perawatan RS
Jumlah pasien keluar ( hidup + meninggal )
 TOI ( Turn Over Interval ) : rata-rata hari tempat tidur ditempati
dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat
17
tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3
hari ( Depkes RI, 2005 ).
Rumus TOI = ( Jumlah tempat tidur x Periode ) - Hari
perawatan
Jumlah pasien keluar ( hidup + meninggal )
 BTO ( Bed Turn Over ) : frekuensi pemakaian tempat tidur,
berapa kali dalam satu satuan waktu tertentu ( biasanya 1 tahun
) tempat tidur rumah sakit dipakai. Indikator ini
menggambarkan tingkat efisiensi pemakaian tempat tidur dan
idealnya rata-rata 40-50 kali / tempat tidur / tahun.
Rumus BTO = Jumlah pasien keluar ( hidup + meninggal )
Jumlah tempat tidur

Analisa terkait studi kelayakan dapat meliputi pembahasan tentang :


1. Analisis situasi
Analisis ini akan memberikan informasi tentang aspek internal
dan aspek eksternal sebagai suatu kecenderungan rumah sakit.
Aspek eksternal terdiri dari kebijakan, demografi, geografi,
sosial ekonomi dan budaya , SDM kesehatan, derajat kesehatan.
Sedangkan aspek internal terdiri dari sarana kesehatan, pola
penyakit dan epidemiologi, teknologi, SDM kesehatan di RS,
organisasi, kinerja, dan keuangan.
Aspek demografi mempertimbangkan pemenuhan kriteria lokasi
daerah terpencil, daerah perbatasan, daerah kepulauan atau
pulau-pulau kecil terluar, daerah tertinggal, atau daerah yang
belum tersedia rumah sakit atau rumah sakit yang telah ada
sulit dijangkau akibat kondisi geografis, dan kebutuhan tempat
tidur terhadap jumlah penduduk yang akan dilayani serta
ketersediaan tempat tidur.
Analisis juga dilakukan terhadap aspek kebijakan dan regulasi,
yang mempertimbangkan kebijakan dan regulasi
18
pengembangan wilayah pembangunan sektor non kesehatan,
kesehatan, dan perumahsakitan.
Analisis selanjutnya terhadap letak geografis seperti pemilihan
lokasi yang harus bebas dari pencemaran, banjir, longsor, dan
tidak berdekatan atau tidak berdampingan dengan tempat
bongkar muat barang, fasilitas umum, fasilitas pendidikan,
daerah industri, dan areal limbah pabrik.
Dan yang selanjutnya perlu dianalisa adalah aspek internal
rumah sakit yang merupakan rancangan sistem-sistem yang
akan dilaksanakan atau dioperasionalkan, yang terdiri dari
sistem manajemen organisasi termasuk sistem manajemen di
unit-unit pelayanan, sistem unggulan pelayanan, alih teknologi
peralatan, sistem tarif, serta rencana kinerja dan keuangan.
2. Analisis permintaan
Analisis ini menggambarkan posisi kelayakan rumah sakit dari
berbagai aspek berdasarkan analisis aspek eksternal dan aspek
internal yang telah dilakukan pada analisis situasi maka
dilakukan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan
ancaman yang secara sistematis akan menjadi pertimbangan
terhadap kelayakan pembangunan rumah sakit tersebut.
3. Analisis kebutuhan
Analisis ini menggambarkan mengenai kebutuhan yang harus
disediakan oleh rumah sakit secara keseluruhan yang
disesuaikan berdasarkan analisis permintaan yang telah
dilakukan. Analisis kebutuhan ini dapat memberikan gambaran
mengenai rencana pengembangan dari rumah sakit tersebut
dilihat dari aspek kebutuhan lahan, kebutuhan ruang, peralatan
medis dan non medis, SDM, organisasi & uraian tugas yang
disesuaikan dengan bentuk dan klasifikasi rumah sakit.
Bentuk dan klasifikasi rumah sakit mengacu pada Reviu Kelas
19
Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan
pada tahun 2020. Dimana ini merupakan pelaksanaan
monitoring dan evaluasi oleh Menteri dalam rangka kesesuaian
klasifikasi rumah sakit sesuai dengan ketentuan peratuaran
perundang-undangan. Reviu ini dilaksanakan untuk memperoleh
gambaran sebaran pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan dalam penataan sistem rujukan. 9,11, 13
Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam analisis kebutuhan
adalah analisis manajemen dan sumber daya manusia ( SDM ).
Hal ini sering terlewati karena lebih terfokus pada analisis lokasi,
bangunan, saran prasarana, dan hal fisik lainnya. Analisis
manajemen ini antara lain :
 Job analysis
 Job specification, mencakup persyaratan dan kualifikasi
yang diperlukan untuk menduduki suatu jabatan.
 Struktur organisasi, yang mencakup gambaran jenjang
manajemen, kedudukan jabatan, dan struktur
pertanggungjawaban.
 Job description, yang mencakup uraian pekerjaan teknis baik
itu nama jabatan, fungsi jabatan, tugas dan tanggung jawab,
atasan langsung dan bawahan langsung, serta
kewenangannya.
 Desain sistem kompensasi, yaitu struktur penggajian yang
berhubungan nantinya dengan analisis keuangan.
Sistem pengembangan layanan, yang mencakup setiap
pelatihan, workshop, in house training, maupun sertifikasi.
4. Analisis keuangan
Analisis ini memberikan gambaran tentang rencana penggunaan
sumber anggaran yang dimiliki, sehingga dapat diketahui tingkat
pengembalian biaya yang akan diinvestasikan. Dengan demikian
maka pihak pemilik / investor dapat melihat tingkat keuntungan
20
yang mungkin akan diperoleh. Adapun aspek keuangan yang
akan dianalisis terdiri dari :
 Rencana investasi dan sumber dana
 Proyeksi pendapatan dan biaya
 Proyeksi cash flow
 Analisis keuangan berupa Break Event Point ( BEP ), Internal
Rate of Return ( IRR ), dan Net Present Value ( NPV ).
Hasil analisis tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan
untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya
memaksimalkan kekuatan ( strength ) dan memanfaatkan
peluang (opportunity ) serta secara bersamaan berusaha untuk
meminimalkan kelemahan ( weakness ) dan mengatasi
ancaman ( threat ).

F. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KELAYAKAN


Setelah proses analisa dilakukan maka hasil dari analisa
tersebut dituangkan dalam bentuk laporan hasil studi kelayakan
dan catatan rekomendasi yang harus dipenuhi dalam rangka
pembangunan maupun pengembangan rumah sakit.
Secara singkat maka sebuah proses studi kelayakan RS
seperti yang tertera dalam gambar berikut ini :

21
22
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Rumah sakit adalah sebuah bisnis yang bergerak di bidang
jasa yang merupakan investasi jangka panjang dengan struktur
modal yang besar dan kompleksitas tersendiri. Sebagai pemberi
"Health Service" maka sebuah Studi Kelayakan sangat dibutuhkan
untuk melihat prospek kedepan dari pembangunan maupun
pengembangan suatu rumah sakit. Sebuah studi kelayakan yang
baik akan dapat menghasilkan "Strategic Business" yang baik yang
nantinya termuat dalam suatu "Business Plan" dengan prospek
keuangan yang baik. Dengan demikian diharapkan akan menjadi
proyek pelayanan publik yang lebih baik.

B. SARAN
Setelah penarikan kesimpulan di atas, maka diberikan juga
beberapa saran yang ditujukan berkaitan dengan makalah ini, yaitu :
1. Studi kelayakan ( Feasibility Study ) RS sebaiknya dilakukan
oleh semua pemberi pelayanan kesehatan termasuk seluruh RS
sehingga titik awal dari suatu proses perencanaan akan
menghasilkan skema perencanaan yang lebih terarah dan awal
yang baik tersebut akan dapat juga menghasilkan strategi dan
prospek kedepan yang lebih baik. Dengan strategi yang tepat
maka akan dapat meminimalisir segala resiko yang mungkin
terjadi.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap beberapa aspek
yang mempengaruhi studi kelayakan tersebut termasuk adanya
resiko kegagalan pada saat melakukan studi kelayakan rumah
sakit.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. dr. Febri Endra Budi Setyawan, M.Kes, Prof. Dr. Stefanus Supriyanto,
dr.. M.S. 2019. Manajemen Rumah Sakit. Zifatama Jawara.
2. Kasmir dan Jakfar, 2012. "Studi Kelayakan Bisnis". Edisi Revisi.
Jakarta. Prenadamedia Group.
3. Nida Tri Putri, Arief Nanda Putra, 2020. " Studi Kelayakan Bisnis
Praktis, Konsep dan Aplikasi.
4. Fahmi Irham, 2014. Studi Kelayakan Bisnis dan Keputusan Investasi
Edisi 1. Mitra Wacana Media. Jakarta Timur.
5. Dadang Husen Subana, M.Ag, 2018. " Studi Kelayakan Bisnis ".
Bandung. Pustaka Setia.
6. Umar, H. 2012. " Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 3. Teknik
Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif.
Jakarta. PT. Gramedia Utama.
7. Menkes RI. Dirjen Bina Pelayanan Penunjang Medik & Sarana
Kesehatan. Direktorat Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI, 2012. " Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan
( Feasibility Study ) Rumah Sakit.
8. Menkes RI. 2021. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 14 Tahun
2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berbasis Resiko Sektor Kesehatan.
9. Menkes RI. 2021. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan.
10. Menkes RI. 2021. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021
tentang Kementerian Kesehatan.
11. Menkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 03 Tahun 2020
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
24
12. Menkes RI. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
13. Rizaldy Taslim, Cecilia Farrona Al Hadri, 2016. Studi Kelayakan
Investasi di RS Untuk Tumbuh dan Berkembang di Era Jaminan
Kesehatan Nasional. Medika Jurnal Kedokteran Indonesia no. 11
tahun XLII, Nov. 2016.
14. Menkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 tahun 2013
tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Nasional.

25
DISKUSI

Daftar pertanyaan dan jawaban :


1. Apakah semua jenis proyek sebelum diputuskan untuk dijalankan
harus melalui suatu studi kelayakan ?
- Iya, perlu adanya studi kelayakan terlebih dahulu karena studi
kelayakan yang tepat akan membuat suatu proyek berhasil karena
dapat memperkecil resiko kegagalan dan kerugian di masa yang
akan datang.
2. Apakah setelah dilakukan studi kelayakan apakah bisa dipastikan
proyek tersebut tidak akan gagal atau apakah masih terdapat
kemungkinan kegagalan?
- Setelah dilakukan studi kelayakan maka bisa saja masih akan
terdapat potensi kegagalan karena belum tentu semua usaha akan
berhasil secara sempurna, ini dikarenakan ada terdapat faktor
eksternal maupun internal yang mempengaruhi.
3. Apa sebab studi kelayakan yang kita buat mengalami kegagalan ?
- Studi kelayakan akan beresiko gagal jika hanya dilakukan analisis
secara personal, atau bisa juga karena lembaga konsultan akibat
adanya ketidakjujuran dalam memberikan data ( dalam hal ini
sumber data dari klien tidak serius memberikan informasi ).
4. Apa saja dampak yang timbul dari segi sosial dalam kaitannya
dengan studi kelayakan RS?
- Dampak sosial yang bersifat positif yaitu khusus di RS akan ada
jaminan kepuasan konsumen ( pasien ) yang mana memenuhi sifat
26
" willing to pay " dan " ability to pay ", yaitu pasien akan bersedia
membayar karena adanya kebutuhan terhadap produk layanan di
RS.
5. Apa saja syarat untuk melakukan studi kelayakan ?
- Studi kelayakan harus dilakukan dengan dukungan data yang
lengkap, disertai kejujuran hati, dilakukan dengan adil dan tidak
memihak kepentingan tertentu. Studi kelayakan ini harus dapat diuji
ulang jika diperlukan untuk menguji kebenaran hasil studi kelayakan
tersebut.

27

Anda mungkin juga menyukai