(222021110066) - Julita Ignasiyanti Petun - Makalah - (Studi Kelayakan RS)
(222021110066) - Julita Ignasiyanti Petun - Makalah - (Studi Kelayakan RS)
Oleh :
dr. JULITA IGNASIYANTI PETUN
NIM: 222021110066
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI . ii
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 5
B. Rumusan Masalah 6
D. Ruang Lingkup 7
BAB II PEMBAHASAN 8
A. Kesimpulan 22
B. Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 23
ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan dan tuntutan terhadap pelayanan kesehatan yang
optimal cenderung terus meningkat. Fenomena ini menuntut pihak
stakeholder kesehatan untuk terus mengembangkan sarana dan
kualitas pelayanan diantaranya melalui pembangunan RS,
pengembangan sarana prasarana, sistem manajemen, sumber daya
manusia, dan lain-lain.
Studi kelayakan jika ditinjau dari sisi bisnis adalah suatu kajian yang
menilai kegiatan suatu bisnis untuk ditentukan apakah layak atau
tidaknya bisnis tersebut dilaksanakan dengan menempatkan ukuran-
ukuran baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang akhirnya
terangkum dalam sebuah rekomendasi. ( Fahmi, 2014 )
Setiap sektor usaha yang akan dibangun atau dikembangkan akan
diketahui oleh adanya suatu studi kelayakan. Apalagi untuk sektor
kesehatan terutama RS, yang apabila terjadi kekeliruan ataupun
kesalahan dalam menilai kelayakan maka akan membawa dampak
dan resiko yang cukup besar karena bukan hanya berkaitan dengan
nilai komersil tetapi juga dengan nilai sosial. Maka studi kelayakan
5
untuk RS sangat dibutuhkan untuk menilai kekeliruan investasi serta
menghindari terjadinya kesalahan terutama dalam hal pelayanan RS
yang dalam hal ini adalah pelayanan kepada pasien.
Dalam pelaksanaan studi kelayakan akan disesuaikan dengan
maksud dan tujuan dilakukannya studi kelayakan. Apakah untuk
mendirikan RS di dalam suatu wilayah, atau apakah untuk
pengembangan RS termasuk penentuan tipe RS, maupun kelayakan
pengembangan masing-masing jenis pelayanan maupun sarana
prasarana yang ada di RS. Dengan dilakukannya studi kelayakan RS
maka akan terlihat juga resiko-resiko yang akan dihadapi saat suatu
proyek atau pengembangan akan dilakukan di lingkup RS tersebut.
Studi kelayakan yang benar akan menghasilkan suatu laporan yang
komprehensif dan objektif tentang kekuatan dan kelemahan serta
resiko yang akan didapatkan oleh RS sehingga akan menghasilkan
data yang terukur, sistematis, yang sangat dibutuhkan dalam
perencanaan RS.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan pendahuluan diatas maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan Studi Kelayakan ( Feasibility Study )
?
2. Mengapa Studi Kelayakan ( Feasibility Study ) sangat dibutuhkan
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit ?
3. Aspek apa saja yang diperlukan untuk melakukan suatu Studi
Kelayakan ( Feasibility Study ) di Rumah Sakit ?
4. Bagaimana tahapan suatu Studi Kelayakan ( Feasibility Study) di
Rumah Sakit ?
D. RUANG LINGKUP
RS yang dalam proses perencanaannya menerapkan studi
kelayakan maka dapat dipastikan akan dapat menghasilkan produk
yang lebih baik dalam hal kualitas SDM, Sarana Prasarana, maupun
manajemen pengelolaan kedua hal tersebut. dan dalam mendirikan
atau mengembangkan RS dapat memberikan fungsi atau layanan yang
tepat dan terintegrasi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang diinginkan (health needs), kebudayaan daerah
setempat (culture), kondisi alam daerah setempat (climate), lahan
yang tersedia (sites), dan kondisi keuangan manajemen RS (budget).
7
BAB. II
PEMBAHASAN
10
proyeksi arus kas 5 ( lima ) sampai 10 ( sepuluh ) tahun terakhir,
dan proyeksi laba atau rugi 5 ( lima ) sampai 10 ( sepuluh )
tahun terakhir.
B. MANFAAT DAN TUJUAN DILAKUKANNYA STUDI KELAYAKAN RS
Hasil dari studi kelayakan bisnis adalah sebuah laporan
tertulis yang berisi suatu rencana bisnis layak direalisasikan.
Kemudian selain manfaat tersebut, laporan studi kelayakan
digunakan dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain sebagai bahan
masukan dan bahan pedoman dalam rangka mengkaji ulang untuk
turut menyetujui atau menolak kelayakan laporan tadi sesuai
dengan kepentingannya. Bisa terjadi juga dengan laporan studi
kelayakan yang layak tetapi tidak dapat direalisasikan dikarenakan
pengambil keputusan akhir yang menolak karena adanya tekanan
pihak lain yang merasa kepentingannya tidak terpenuhi.
Pelaksanaan studi kelayakan yang baik akan memberi arti
penting kepada semua pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan
suatu gagasan di rumah sakit dan menjadi dasar acuan dalam
mewujudkan rencana pembangunan dan pengembangan rumah
sakit agar baik dan benar. Studi kelayakan akan meyakinkan
pemerintah dan masyarakat mengenai dampak sampingan yang
berkaitan dengan akan didirikan atau dikembangkannya rumah
sakit.
Studi kelayakan RS ini diharapkan dapat digunakan sebagai
rujukan oleh pengelola fasilitas pelayanan kesehatan, penyedia jasa
perencanaan, Pemerintah Daerah, dan instansi yang terkait dengan
kegiatan pengaturan dan pengendalian penyelenggaraan
pembangunan bangunan fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga
masing-masing pihak dapat memiliki persepsi yang sama dan guna
menjamin kesehatan penghuni bangunan dan lingkungan terhadap
bahaya penyakit.
C. ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN
11
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan
studi kelayakan yaitu :
Aspek hukum dan legalitas, diantaranya bentuk badan hukum yang
dinilai paling sesuai, jenis usaha yang diperbolehkan ataukah
dilarang, cara yang ditempuh harus legal, dan secara teknis
operasional mendapat izin dari instansi atau departemen terkait.
Rumah sakit sebagai badan usaha membutuhkan keabsahan
legalitas dalam keberlanjutan operasional pelayanan. Contoh
diantaranya : Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB), Ijin Operasional RS,
Ijin Pengolahan Limbah Cair, B3, dan Limbah Infeksius, Surat Ijin
Praktek ( SIP).
Selain aspek hukum, yang berikutnya harus dipertimbangkan juga
adalah aspek ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran,
aspek manajemen, dan aspek keuangan.
Hasil analisis dan penjelasan kelayakan dari segala aspek
inilah yang akan mendasari pendirian atau pengembangan suatu
rumah sakit. Hal ini akan berkaitan erat dengan penentuan Rencana
Kerja Pelayanan Rumah Sakit yang baru akan dilakukan maupun
lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana
pengembangan atau peningkatan kelas dari suatu rumah sakit.
Rencana Kerja Pelayanan atau bisa dikatakan sebagai
Rencana Bisnis / Rencana Strategi, adalah sebuah alat manajemen
yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan
proyeksi kondisi pada masa depan sehingga Rencana Strategis
adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari
kondisi saat ini untuk menuju tahun-tahun tertentu di masa
mendatang. Untuk mencapai strategi ini berbagai teknik analisis
dapat digunakan, termasuk analisi SWOT ( Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats ).
Saat menjalankan kegiatan usaha dan kegiatan studi
kelayakan ini diperlukan aspek moral dan etipka. Aspek etika ini
12
didapat dari perilaku etis dari pelaku bisnis didalamya. Misal hasil
studi kelayakan ini dibuat laporan berdasarkan analisis ilmiah yang
dapat dimanipulasi oleh manajemen, yang suatu saat dapat
berdampak buruk bagi orang-orang yang berada didalamnya,
masyarakat dan ekonomi nasional menjadi lemah. Perilaku etis
mengacu pada norma-norma dan standar-standar moral pribadi
yang berhubungan dengan orang lain didalam melaksanakan usaha
tersebut supaya tidak merugikan berbagai pihak. Etika dalam studi
kelayakan yang dapat dijadikan pedoman antara penilai dan klien
berupa etika pribadi yang bersifat integritas.
D. TAHAPAN STUDI KELAYAKAN
Dalam membuat suatu studi kelayakan, maka tahap awal yang
harus disiapkan adalah sistematika perencanaan yang meliputi
pembentukan tim kerja, pembagian kerja, rencana kerja, dan
penyusunan anggaran serta penentuan jadwal kapan studi
kelayakan akan dibuat.
Rencana kerja studi kelayakan memuat sistematika dari studi
kelayakan tersebut termasuk didalamnya tentang proses
pengumpulan data, pengolahan data, analisa pengolahan data dan
penyusunan laporan. Rencana kerja ini juga tidak lepas dari
namanya pembiayaan. Jadi, anggaran harus disesuaikan dengan
besar kecilnya objek studi kelayakan.
Didalam rencana kerja tersebut ada penjadwalan dimana setiap
kegiatan diberikan skala prioritas dengan masing-masing kegiatan
harus ada penanggung jawab kegiatan. Dan setiap penanggung
jawab kegiatan mempersiapkan besaran biaya dan target setiap
kegiatan yang dilengkapi dengan waktu pelaksanaan dan sejauh
mana realisasi ketika setiap kegiatan sudah berjalan.
Persiapan pada Penyusunan Studi Kelayakan adalah tahapan
melakukan kompilasi data dari seluruh data yang didapat dari hasil
pengumpulan data yang terdiri dari Data Primer dan Data Sekunder.
13
Secara garis besar, data primer adalah data yang terdiri atas
:Kondisi potensi lahan / lokas, dan informasi yang terkait dengan
standar / pedoman dan ketentuan yang berlaku serta sasaran dari
rencana pembangunan / pengembangan RS serta informasi
keinginan yang ada.
Untuk data sekunder, maka data yang dikumpulkan adalah data
dari dalam RS yang ada atau RS di wilayah sekitarnya, yang terdiri
dari :
1. Data kesehatan pada RS yang meliputi angka kesakitan
( morbiditas ), angka kematian ( mortalitas ), angka kelahiran,
angka pasien rujukan, data asal pasien rawat jalan, rawat gawat
darurat dan rawat inap, jumlah pasien rawat jalan, jumlah
pasien rawat inap, jumlah hari rawat, angka rata-rata hari rawat
secara keseluruhan, jumlah dan jenis pelayanan kesehatan,
jumlah dan jenis tenaga kesehatan, jumlah dan jenis layanan
spesialistik RS, jumlah dan jenis layanan penunjang medik RS,
serta struktur organisasi manajemen RS.
2. Data lokasi, yang terdiri dari data kondisi lahan RS yang ada dan
pengembangannya, bentuk dan luas lahan serta lantai
bangunan yang ada serta rencana perluasannya, kondisi
lingkungan menurut ketentuan daerah setempat, batas lokasi
lahan sekelilingnya, jaringan listrik, air minum, telekomunikasi,
air kotor / limbah, pemadam kebakaran, jaringan gas dan
pembuangan sampah, serta data penggunaan dan ketinggian
bangunan serta dokumen perencanaan bangunan yang ada
(arsitektur, struktur, elektrikal, dan mekanikal bangunan).
3. Data finansial / keuangan, yang terdiri atas data tarif perawatan
yang ada di RS, cash flow RS yang ada, dan data kinerja
tahunan RS yang ada.
4. Data luar / data eksternal RS dan lingkungan, diantaranya data
kesehatan ( angka morbiditas ), penyakit utama rawat jalan di
14
Puskesmas dan RS, angka kematian ( mortalitas ), penyakit
utama rawat inap di Puskesmas dan RS, jumlah posyandu,
puskesmas pembantu, puskesmas dengan tempat tidur dan
puskesmas keliling, jumlah dan jarak merata puskesmas
pembantu, puskesmas DTP dan puskesmas keliling dengan RS
di wilayah kerja, jumlah RS di wilayah kerja termasuk RS swasta,
jarak antar RS di wilayah kerja, jumlah tempat tidur di RS di
wilayah jangkauan RS, jumlah dan jenis tenaga dokter umum
dan dokter spesialis di wilayah kerja serta jumlah tenaga
kesehatan lainnya di wilayah kerja tersebut. Data berikutnya
adalah data keadaan lingkungan sekitar, yang terdiri atas data
jalan, termasuk pencapaian dan kondisinya serta klasifikasi
jalan lingkungan berupa jalan utama maupun jalan penghubung
lainnya. Utilitas bangunan apakah sudah sesuai termasuk
memiliki jaringan telepon, listrik, air bersih dan saluran
pembuangan serta data kondisinya. Kondisi topografi wilayah
perencanaan, dan rencana peruntukan tanah di sekitar wilayah
perencanaan yang terkait dengan Rencana Tata Ruang Kota
yang ada (RTBL , RUTR, RDTR, RTRW ), serta data tentang iklim
dan cuaca setempat di wilayah ini.
5. Data kesehatan lingkup Kabupaten / Kota, yang terdiri dari data
tarif perawatan di RS lain di sekitar lokasi, sebaran RS sekitar
wilayah tersebut, dan pola penyakit daerah setempat.
6. Data kebijakan, pedoman, dan peraturan pemerintah, berupa
kebijakan dan pedoman terkait layanan kesehatan RS,
peruntukan tanah di wilayah setempat, rencana detail tata
ruang, serta peraturan teknis yang berlaku setempat yaitu
antara lain Garis Sempadan Bangunan (GSB ), jarak bebas
bangunan, Koefisien Lantai Bangunan (KLB), tinggi maksimal
lantai bangunan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien
Daerah Hijau (KDH).
15
7. Data demografi, yang mencakup luas wilayah, jumlah penduduk,
angka kepadatan, dan laju pertumbuhan penduduk.
8. Data Sosial dan Budaya yaitu data tentang agama, peranan
masyarakat, dan suku bangsa.
9. Data ekonomi, termasuk data mata pencarian, tingkat
pendapatan, penghasilan setempat berupa Pendapatan Asli
Daerah (PAD), serta Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB )
daerah setempat.
E. ANALISIS STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT
Setelah proses pengumpulan data dilakukan maka tahapan
selanjutnya adalah melakukan analisa berdasarkan data yang telah
diperoleh. Analisa yang dilakukan dapat mengikuti analisa SWOT
sebagai bentuk kegiatan untuk menganalisa kekuatan / keunggulan
maupun kelemahan dan hambatan.
SWOT adalah akronim dari strengths ( kekuatan ), weaknesses
( kelemahan ), opportunities ( peluang ), dan threats ( ancaman ),
dimana SWOT dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis
suatu organisasi yang berorientasi pada profit dan nonprofit
dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi
tersebut secara lebih komprehensif ( Irham Fahmi, 2015 ).
Dalam proses perumusan strategi yang jitu, maka dilakukan
pengintegrasian kedua analisis yaitu analisis internal perusahaan
dan analisis eksternal perusahaan. Analisis internal digunakan
untuk mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan sedangkan
analisis eksternal digunakan untuk mengidentifikasi peluang dan
ancaman eksternal. Dengan pengintegrasian kedua analisis
tersebut maka diperoleh analisis ULPA yaitu, Keunggulan,
Kelemahan, Peluang, dan Ancaman. Analisis ULPA umumnya
dikenal dengan analisis SWOT. ( Sofjan Assauri, 2013 )
Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi organisasi
atau perusahaan yang menggambarkan secara jelas peluang dan
16
ancaman yang dihadapi organisasi / perusahaan sehingga dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan organisasi /
perusahaan. Matriks ini menghasilkan empat kemungkinan
alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T dan
strategi W-T. ( Freddy Rangkuti, 2015 ).
Untuk data-data primer yang memerlukan perhitungan dan
analisis khusus, dapat digunakan perhitungan menggunakan
Indikator Layanan Rumah Sakit, yaitu indikator atau tolok ukur suatu
pelayanan rumah sakit yang dipakai untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator
tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
BOR ( Bed Occupancy rate ) :prosentase pemakaian tempat tidur
pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur
rumah sakit. Standar BOR rumah sakit yang baik menurut
Depkes RI ( 2005 ) adalah 60 - 85 %.
21
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rumah sakit adalah sebuah bisnis yang bergerak di bidang
jasa yang merupakan investasi jangka panjang dengan struktur
modal yang besar dan kompleksitas tersendiri. Sebagai pemberi
"Health Service" maka sebuah Studi Kelayakan sangat dibutuhkan
untuk melihat prospek kedepan dari pembangunan maupun
pengembangan suatu rumah sakit. Sebuah studi kelayakan yang
baik akan dapat menghasilkan "Strategic Business" yang baik yang
nantinya termuat dalam suatu "Business Plan" dengan prospek
keuangan yang baik. Dengan demikian diharapkan akan menjadi
proyek pelayanan publik yang lebih baik.
B. SARAN
Setelah penarikan kesimpulan di atas, maka diberikan juga
beberapa saran yang ditujukan berkaitan dengan makalah ini, yaitu :
1. Studi kelayakan ( Feasibility Study ) RS sebaiknya dilakukan
oleh semua pemberi pelayanan kesehatan termasuk seluruh RS
sehingga titik awal dari suatu proses perencanaan akan
menghasilkan skema perencanaan yang lebih terarah dan awal
yang baik tersebut akan dapat juga menghasilkan strategi dan
prospek kedepan yang lebih baik. Dengan strategi yang tepat
maka akan dapat meminimalisir segala resiko yang mungkin
terjadi.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap beberapa aspek
yang mempengaruhi studi kelayakan tersebut termasuk adanya
resiko kegagalan pada saat melakukan studi kelayakan rumah
sakit.
23
DAFTAR PUSTAKA
1. dr. Febri Endra Budi Setyawan, M.Kes, Prof. Dr. Stefanus Supriyanto,
dr.. M.S. 2019. Manajemen Rumah Sakit. Zifatama Jawara.
2. Kasmir dan Jakfar, 2012. "Studi Kelayakan Bisnis". Edisi Revisi.
Jakarta. Prenadamedia Group.
3. Nida Tri Putri, Arief Nanda Putra, 2020. " Studi Kelayakan Bisnis
Praktis, Konsep dan Aplikasi.
4. Fahmi Irham, 2014. Studi Kelayakan Bisnis dan Keputusan Investasi
Edisi 1. Mitra Wacana Media. Jakarta Timur.
5. Dadang Husen Subana, M.Ag, 2018. " Studi Kelayakan Bisnis ".
Bandung. Pustaka Setia.
6. Umar, H. 2012. " Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 3. Teknik
Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif.
Jakarta. PT. Gramedia Utama.
7. Menkes RI. Dirjen Bina Pelayanan Penunjang Medik & Sarana
Kesehatan. Direktorat Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI, 2012. " Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan
( Feasibility Study ) Rumah Sakit.
8. Menkes RI. 2021. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 14 Tahun
2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berbasis Resiko Sektor Kesehatan.
9. Menkes RI. 2021. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan.
10. Menkes RI. 2021. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021
tentang Kementerian Kesehatan.
11. Menkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 03 Tahun 2020
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
24
12. Menkes RI. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
13. Rizaldy Taslim, Cecilia Farrona Al Hadri, 2016. Studi Kelayakan
Investasi di RS Untuk Tumbuh dan Berkembang di Era Jaminan
Kesehatan Nasional. Medika Jurnal Kedokteran Indonesia no. 11
tahun XLII, Nov. 2016.
14. Menkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 tahun 2013
tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Nasional.
25
DISKUSI
27