Anda di halaman 1dari 24

RINGKASAN BAB II & BAB III

Pancasila dalam konteks historis & Pancasila dalam konteks politik

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


PANCASILA

Dosen Pengampu:
SYAFRIZAL ., DRS.,M.Si.,Ph.D..

DI SUSUN OLEH :
Nama : Fewi Puspita Sari NPM : 2205160409

KELAS : H1 MANAJEMEN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Syafrizal sebagai dosen
pengampu mata kuliah Pancasila yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, 03 October 2022

Fewi Puspita Sari


BAB II
Pancasila Dalam Konteks Historis

1.1 Pendahuluan
Pancasila merupakan pernyataan bersama dari berbagai komponen masyarakat
Indonesia untuk menyemaikan to eransi, akomodasi timbal balik pada pengalaman
akan adanya keblnekaan masyarakat Indonesia. Pancasila tumbuh dari benturan
kepentingan, sumbang Inenyumbang gagasan yang sama, salino mendengar dalam
bersaing. Pancasila mengakui perbedaan manusia dan ketidaksempurnaan.
Realitas kehidupan berbangsa dan bernegara sekarang ini tidak terlepas dari sejarah
masa lalu. Demikian pula teruntuk negara republik Indonnesia dengan pancasila
sebagai dasar negara tidak luput dari proses yang panjang tersebut. Sejarah masa
lalu, kini,dan masa yang akan datang merupakan suatu keterkaitan yang tidak akan
terpisahkan. Realitas kehidupan sekarang merupakan kelanjutan dari sejarah masa lalu
dan kehidupan yang akan datang merupakan kelanjutan dari kehidupan sekarang
Masalalu bangsa Indonesia yang penuh dengan kepahitan, kesusahan,kesengsaraan
dan perjuangan yang disertai pengorbanan harta maupun jiwamerupakan kennyaataan
yang tidak bisa dipungkiri oleh generasi sekarang. Bahkan pengaruhnya masih dapat
dirasakan sampai era reformasi sekarang. Sejarah suram bangsa Indonesia merupakan
pelajaran yang sangat berharga untuk menuju masadepan yang lebih baik serta
mencapai negara Indonesia baru yang dicita-citakan.
Pancasila sebagai dasar negara tercantum dalam Pembukaan sebagai dasar negara
tentunya dan seharusnya menjadi pedoman bagi seluruh warga negara Indonesia
dalam berperilaku di kehidupan sehari- hari, menjadi pedoman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Mengapa Pancasila dapat dijadikan fondasi kokoh untuk
mencapai tujuan sebuah negara Indonesia, karena Pancasila sebagai identitas kultural
dapat ditelusuri kebenarannya secara historis.
Menurut Taufiqurrahman (2018a), formalitas autentik Pancasila sebagai dasar negara
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, Esensi lima nilai Pancasilayaitu ketuhanant
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Seharusnya apabila
dijadikan sebagai pedoman dalam berbangsa dan bernegara, cita-cita mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terwujud.
Namun kenyataannya belum sesuai harapan, schingga tantangan bagi generasi muda
untuk berkontribusi dalam mewujudkan tujuannegara berdasarkan Pancasila. dijadikan
sebagai pedoman dalam berbangsa dan bernegara, cita-cita mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terwujud. Namun kenyataannya belum
sesuai harapan, schingga tantangan bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam
mewujudkan tujuannegara berdasarkan Pancasila.
Menganalisis kembali Pancasila dalam konteks historis meriarik untuk diulas kembali.
konteks historis dapat menjelaskan bagaimana situasi, bagaimana proses menemukan
lima kristal nilai-nilai kemanusiaan yang universal, Pancasila bukan turun dari langit,
bukan hadiah bangsa penjajah, tetapi Pancasila digali oleh para pendiri bangsa.
Menurut Latif (2011) dalam (RI, 2013), bahwa proses menentukan dasar negara
Pancasila, para pendiri bangsa menggali kekayaan kerohanian, kepribadian, dan
wawasan kebangsaan yang ada dalam sejarah yang tidak terungkap, karena adanya
penjajahan selama 250 tahun di Indonesia. Sehingga para pendiri bangsa, tokohtokoh
negarawan bekerja keras untuk menemukan kembali iati diri bangsa yang pernah
berkembang sebelum adanya penjajahan.
Pada bab ini penulis membahas lebih rinci bagaimana Pancasila dalam konteks
historis, kearifan nilai-nilai Pancasila yang universal dan normatif dipandang perlu
dikemukakan kembali, dibahas kembali sebagai wawasan generasi muda dan
enguatkan semangat persatuan. Kesadaran berbangsa dan bernegara yang didasarkan
pada Pancasila agar terwujud perilaku yang merefleksikan Pancasila dalam kehidupan
bersosialisasi sehari hari, sehingga terjaga secara kuat persatuan dan kesatuan dalam
upaya mengantisipasi bahaya radikalisme di era keterbukaan informasi.
Pertanyaan :
 Seperti yang tercantum di materi atas yang saya garis miringkan dan saya ingin
bertanya, Bagaimana cara menelusuri pancasila sebagai identitas kultural ?
 Mengapa Pancasila mengakui perbedaan manusia dan ketidaksempurnaan ?
1.2 Pancasila dalam arus sejarah bangsa
Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi bangsa itu
diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu gerbang
kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana yang
dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai
Modal Rasionalitas Politik,menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam
kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan
kesatuan bangsa.

Pancasila memiliki peran penting dalam eksistensi bangsa Indonesia yang mul
tikulvural, karena mengandung substansi yang kaya dan historis bermakna dalam
kontribusi pembentukan imajinasi bangsa modem. Pancasila merupakan nilai moral dan
basis pendidikan kewarganegaraan. Pada bagian ini akan dibahas arus sejarah bangsa
yang berkaitan dengan sejarah perumusan Pancasila sampai pernyataan resmi
Pancasila sebagai dasar negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Dengan mempelajari kembali arus sejarah bangsa akan menambah wawasan generasi
muda khususnya mahasiswa,sehingga sejarah merupakan sumber kekuatan bangsa
bagaimana proses yang sesungguhnya dari peristiwa tertentu langan melupakan
proses sejarah karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah
bangsa itu sendiri.
Menurut Taufiqurrahman (2018b), bahwa Pancasila sebagai dasar negara merupakan
suasana kebatinan dan cita-cita hukum baik tertulis maupun tidak tertulis sebagai dasar
penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai dasar negara memiliki kekuatan hukum
yang mengikat, sehingga tatanan hidup bernegara tidak boleh bertentangan dengan
Pancasila.
Namun dalam proses perkembangan dan perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sejak
reformasi sampai sekarang membahas Pancasila masih dikaitkan dengan kejayaan
masa orde baru, adanya pandangan tersebut dapat dilogikakan karena Pancasila di era
orde baru dijadikan sebagai legitimasi ideologi dalam rangka mempertahankan
kekuasaan.
Menurut MPR (2012), bahwa bangsa Indonesia memiliki konsepsi bersama yang
berkaitan dengan hal-hal fundamental untuk keberlangsungan, keutuhan, dan kejayaan
hangsa dalam mengisi kemerdekaan. Bapak pendiri bangsa Presiden Soekarno
memperkenalkan Pancasila kepada dunia pada saat pidato tanggal 30 September 1960
di PBB. Pancasila memuat cita-cita bangsa dan mengandung nilainilai yang sesuai
dengan karakteristik bangsa dalam menghadapi tantangan zaman.
Pertanyaan :
 Mengapa Perhimpoenan Indonesia sangat menekankan solidaritas dan
kesatuan bangsa?
 Mengapa Pancasila memiliki peran penting dalam eksistensi bangsa Indonesia ?

1.3 Dinamika dan tantangan pancasila


Penelusuran secara historis tentang upaya pembudayaan nilai-nilai Pancasila
mengalami dinamika yang berbeda dari zaman kc zaman, namun tetap pada amanah
konstitusi mulai awal kemerdekaan sampai saat ini. Pembudayaan nilainilai Pancasila
pada awal kemerdekaan melalui pidato para tokoh-tokoh nasional yang disebar melalui
radio, media massa, pada masa orde lama melalui pendidikan, masa orde baru melalui
Ketetapan MPR/II/1978 tentang P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila), masa reformasi dengan dicabutnya P4, pembudayaan Pancasila melalui
ketetapan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
mengurangi pembudayaan Pancasila melalui pendidikan sampai dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standardisasi Nasional
Pendidikan yang tidak mewajibkan Pancasila dan Bahasa Indonesia sebagai mata
kuliah atau mata pelajaran wajib.
Hal ini menjadikan kekhawatiran sebagian besar masyarakat bagaimana generasi
muda di masa mendatang dan pandangan generasi millenial tentang Pancasila sebagai
dasar negara. Dengan demikian menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dengan
perkembangan zaman yang semakin cepat dalam memperoleh informasi melalui media
sosial, informasi yang tidak disaring dengan dasar yan benar akan menjadikan
perpecahan bangsa yang berbasis ras, agama , suku, bahkan radikalisme.
Pertanyaan :
 Mengapa pendidikan tidak mewajibkan bahasa indonesia dan panacasila
menjadi mata kuliah atau mata pelajaran wajib ?
 Bagaimana Penelusuran secara historis tentang upaya pembudayaan nilai-nilai
Pancasila ?

1.4 Kebenaran sejarah pancasila


Kebenaran sejarah Pancasila, kebenaran akan lima nilai Pancasila yang bukan turun
dari langit, tumbuh dan berkembang secara alami, memang ada, memang nyata.
Sehingga sifatnya tetap, kuat, dan tidak dapat diubah oleh siapa pun. Mengubah
Pancasila berarti mengubah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Menurut (Faculty, no date), bahwa Pancasila yang telah diakui sebagai dasar negara
dalam Pembukaan LJUD 1945 maka konstitusi tersebut merupakan kewajiban positif
kepada Pemerintah sebagai penyelenggara negara untuk tetap konsisten dalam
kekoherensian dalam kehidupan individu, bermasyarakat, berbangsa, dan benegara.
Menurut WR (2012), bahwa tidak ada satu kekuatan mana pun yang mampu
menggantikan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia, karena nilai-nilai yang
terkandung merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa yang telah teruji
kebenaran dan keampuhannya dan Pancasila telah mampu membimbing kehidupan
lahir batin di dalam masyarakat Indonesia dengan baik. Menurut Scharfstein dan Gaurf
(2013), bahwa Pancasila, bukan ciptaan Soekarno, tetapi sebenarnya telah hidup dan
dihidupi oleh masyarakat Indonesia.
Menurut Vatuheru, Lattu dan Tannpake (2020), Pancasila sebagai teks dialog lintas
agama di Indonesia, sebagai negara yang plural secara khusus multi- agama
melahirkan keunikan tersendiri. Namun dapat mel limbulkan konflik keagamaan karvna
sikap eksklusivisme, radikalisme, fundamentalisme agama dan politik identitas
Pancasiia Inenjaga kolektivitas masyarakat untuk tetap hidup bersatu sebagai
Indonesia.
Pertanyaan :
 Bagaimana proses agar masyarakat indonesia meyakini bahwasannya pancasila
nyata tumbuh dan berkembang secara alami?
 Mengapa pancasila diakui sebagai dasar negara ?

1.5 Sumber Historiq Pancasila : Pancasila Ideologi Negara

( https://diskominfo.kaltimprov.go.id/index.php/berita/pancasila-sebagai-ideologi-
bangsa-indonesia )

Pancasila sebagai ideologi negara adalah sarana pemersatu masyarakat dan pengarah
motivasi bangsa untuk mencapai cita-cita.

Dan Pancasila sebagai ideologi negara secara lebih luas adalah visi atau arah
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Visi tersebut adalah terwujudnya
kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan.
Ideologi adalah ajaran, doktrin, teori dan ilmu yang diyakini kebenarannya yang disusun
secara sistemalis dan diberi petunjuk pelaksanaannya dalam menanggapi dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Dalam praktik seseorang menganut dan mempertahankan ideolog karena
memandang ideologi sebagai cita-cita hidup. Pancasila sebagai ideologi nasicnal
sebagai suatu pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita<ita mengenai negara
Indonesia yang bersumber dali kebudayaan Indonesia. Bahkan Pancasila dapat
dikatakan sebagai ideologi perjuangan, karena ideologi yang sarat dengart jiwa dan
semangat perjuanganbangsa untuk mewujudkan negara merdeka, bersatu, berdaulat,
adil, dan makmur.
Menurut Achmad Muchji (2007), bahwa hakikat ideologi adalah paham yang mendasar
dan konseptual mengenai cita-cita hidup manu.sia. Adanya berl»agai macam bangsa,
suku, agama membawa dampak kepada ideologi yang berbeda budava, pada
suatuadatnegara. Ideologi suatu negara disesuaikan dengan pemikiran, istiadat dan
nilai-nilai yang melekat dalam kehidupan masyarakat, Periuangan bangsa Indonesia
yang panjang dalam memperoleli kemerdekaan karena adanya penjajahan, menjadikan
semangat para pendiri bangsa untuk menyusun dasar filsafat negara sebagai simbol
nasionalisme yaitu Pancasila.
Pernyataan :
 Mengapa panacasila dijadikan sarana pemersatu masyarakat ?
 Mengapa pancasila dijadikan ideologi negara ?

1.6 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


(https://sipejar.um.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=227535 )
Dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno memberi judul pidatonya
dengan nama Philosofische Grondslag daripada Indonesia Merdeka. Pancasila sebagai
sistem filsafat merupakan hasil perenungan yang mendalam dari para tokoh
kenegaraan Indonesia. Hasil perenungan itu semula dimaksudkan untuk merumuskan
dasar negara yang akan merdeka.
Selain itu, hasil perenungan tersebut merupakan suatu sistem filsafat karena telah
memenuhi ciri-ciri berpikir kefilsafatan (Bakry, 1994: 13--15).
Fungsi utama Pancasila menjadi dasar negara dan dapat disebut dasar filsafat adalah
dasar filsafat hidup kenegaraan atau ideologi negara.
Pancasila adalah dasar politik yang mengatur dan mengarahkan segala kegiatan yang
berkaitan dengan hidup kenegaraan, seperti perundang-undangan, pemerintahan,
perekonomian nasional, hidup berbangsa, hubungan warga negara dengan negara, dan
hubungan antarsesama warga negara, serta usaha-usaha untuk menciptakan
kesejateraan bersama  (Sastrapratedja, 2001: 1).
Secara filosofis dan objektif, nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila
merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara RI, dan merupakan
kewajiban moral untuk merealisasikan nilai-nilai Pancasila dalarn segala bidang
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai dasar filsafat negara harus
menjadi sumber segala tindakan penyelenggara Negara sehingga dalam menghadapi
tantangan era global, bangsa Indonesia harus tetap memiliki nilai-nilai yang menjiwai
pembangunan nasional di segala bidang.
Pancasila secara filsafati bersifat:
(1) Statis artinya abadi, tetap, tidak terganti, universal,
(2) Dinamis artinya sebagai penggerak, terbuka bagi nilai- nilai asing yang dianggap
cocok dan sesuai dan corak kehidupan untuk memperkaya kehidupan bangsa
Indonesia.
Menurut Sulaiman (2015), bahwa konsekuensi Pancasila secara filosofis adalah setiap
aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila dan
peraturan perundang-undangan lainnya, bahkan dalam era reformasi saat ini, sudah
menjadi kewajiban bahwa Pancasila merupakan segala sumber untuk pelaksanaan
kenegaraan, pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukunv sosiaL budaya, dan
hankam.
Pertanyaan :
 Bagaiman usaha kita untuk menegakkan pancasila sebagai falsafah dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ?
 Mengapa Pancasila sebagai sistem filasafat ?
1.7 Pancasila Sebagai Dasar Negara
( https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13144/Pancasila-Sebagai-
Philosopische-Grondslag-Dan-Kedudukan-Pancasila-Dikaitkan-Dengan-Theorie-Von-
Stafenufbau-Der-Rechtsordnung.html )
Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber dari segala sumber hukum atau
sumber hukum dasar nasional, menjadikan Pancasila sebagai ukuran dalam menilai
hukum yang berlaku di negara Indonesia. Hukum yang dibuat dan berlaku di negara
Indonesia harus mencerminkan kesadaran dan rasa keadilan yang sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila. Hukum di Indonesia harus menjamin dan merupakan perwujudan serta
tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam rumusan Pancasila
sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan interpretasinya dalam tubuh
UUD 1945 tersebut
Implementasi Pancasila dalam sikap dan tindakan ditentukan oleh pengetahuan,
pemahaman, penghayatan kevakinan setiap warga nevara terhadap Pancasila, serta
kesadaran warga negara untuk mengamalkan apa yang telah diketahui dan diyakini.
Hai ini berarti sejauh mana Pancasila menjadi karakter setiap warga negara, terutama
para pemimpin bangsa.
Menurut Soekarno (1960) dalam (RT, 2013), bahwa Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia, dalam menyelenggarakan Indonesia
merdeka dengan dua dasar, yaitu dasar statis yang dapat menempatkan negara untuk
mempersatukan seluruh elemen bangsa, dan dengan dasar dinamis yang dapat
mengikuti perkembangan negara Indonesia. Dengan dasar statis dapat
mengintegrasikan semua elernen, dan dasar dinamis dapat dijadikan arah
perkembangan dan mengcksplorasi sesuai dengan karaktenstik masyarakat Indonesia.
Untuk mengintcgrasikan semua elemen yang tidak sesuai dengan jiwa Indonesia, tidak
mungkin dijadikan dasar untuk menjadi nilai yang tertinggi,
Kaidah pokok yang fundamental itu mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap,
kuat dan tidak berubah bagi negara tersebut. Pancasila tidak dapat diubah dan
ditiadakan, karena Ia merupakan kaidah pokok yang fundamental. Bung Karno
menyebut Pancasila itu sebagai philosofische grondslag (fundamen filsafat), pikiran
sedalam-dalamnya, untuk kemudian di atasnya didirikan bangunan “Indonesia merdeka
yang kekal dan abadi”.
Pertanyaan :
 Mengapa pancasila sebagai sumber hukum ?
 Menapa pancasila menjadi negara hukum ?
1.8 Pancasila Sebagai Etika
( https://bpip.go.id/berita/1035/804/bagaimana-pancasila-menjadi-sistem-etika-simak-
selengkapnya-berikut-ini.html )
Menurut Soeprapto (2013), bahwa Hatta menjelaskan bahwa pokok-pokok pikiran
Pancasila sebagai ideologi negara telah dirumuskan dalam Pembukaan
UndangUndang Dasar Negara tahun 1945. Permasalahan yang perlu dipikirkan adaldh
mezumuskan Pancasila sebagai norma etis kehidupan warga bangsa Indonesia. Norma
etis ini dijadikan dasar membina martabat warga bangsa Indonesia di masa depan.
Etika Pancasiia adalah norma etis sebagai pedoman pelaksanaan Pancasila bagi
negara dan warga negara Indonesia.

Sebagai sistem etika mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai pancasila,


yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Kelima nilai
tersebut membentuk perilaku manusia indonesia dalam semua aspek kehidupannya.
Meskipun nilai-nilai Pancasila merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam realitas
sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa indonesia, namun sebenarnya
nilai-nilai pancasila juga bersifat universal dapat diterima oleh siapapun dan
kapanpun.
Dalam mengimplementasikan Pancasila, negara harus memberikan jaminan bagi warga
negara dalam menjalankan keyakinan agamanya, memperoleh penghidupan layak dan
hak-hak kemanusiaannya, mendorong terwujudnya persatuan dalam keberagaman,
mengedepankan permusyawaratan dan menjauhkan dari sifat otoritarianisme, serta
mewujudkan keadilan sosial melalui keadilan politik dan ekonomi.
Pertanyaan :
 Mengapa etika pancasila dijadikan pedoman ?
 Mengapa negara harus memberikan jaminan bagi warga dalam menjalankan
keyakinan agamanya ?

1.9 Periodisasi Sejarah Pancasila


Perjalanan dan perkembangan sejarah bangsa Indonesia, harus diakui bahwa yang
menjadi pemersatu kerukunan dari multidimensi bangsa Indonesia adalah nilai-nilai
yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Nilai-nilai kehidupan merupakan kristalisasi dari sila-sila yang terkandung dalarn
Pancasla Pada bagian ini dipaparkan nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang
dalam kehidupan masyarakat berdasarkan periodisasi scjarah perjalanan bangsa
Indonesia.
Pertanyaan :
 Mengapa perjalanan dan perkembangan sejarah indonesia harus diakui ?
 Bagaimana mempersatukan bangsa ?

1.9.1 Era Pra Kemerdekaan


( https://www.kompasiana.com/rafiq06/5d8dd22e0d823059d5552b43/pancasila-di-era-
pra-kemerdekaan-dan-era-kemerdekaan?page=3&page_images=1)
Pada di era Pra Kemerdekaan selepas perumusan dasar negara Indonesia yang
dilaksanakan tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945. Sesudah itu dibentuk panitia kecil
( 9 Orang ) untuk merumuskan gagasan-gagasan tentang dasar-dasar negara yang
dilontarkan oleh 3 pembicara pada persidangan pertama.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 Piagam Jakarta mengesahkan pada sidang PPKI dalam
pembentukkan UUD 1945. Naskah Piagam Jakarta ditulis dengan menggunakan ejaan
Republik dan ditandatangani oleh Ir.Soekarno, Moh Hatta, A.A Maramis, Abdul Kahar,
H.A Salim, Achmad Subadjo, Abikoeno, K.H Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin.
Menurut ((Taufiqurrahman, 2018a), bahwa pada masa pra kernerdekaan telah
terbentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dr.
Radjiman Wediodingrat sebagai ketua BPUPKI, melaksanakan sidang pada tanggal 29
Mei- 1 Juni 1945, untuk menyusun dasar negara Indonesia Merdeka. Para pendiri
bangsa berupaya keras untuk menggali, mengambil nilai-nilai kearifan lokal yang telah
lama ada sebelum penjajahan. Hasil sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei -1 Juni 1945,
beberapa pendiri bangsa secara bergantian mengemukakan usulan tentang dasar
negara, antara iain : (a) Muhammad Yamin, (b) Ir. Soekarno.
Pidato Ir. Soekamo pada tanggal 1 Juni 1945, yang menyatakan secara runtut, logis,
rendah hati bahwa Ir. Soekarno bukan pencipta Pancasila tetapi menggali Pancasila
dari ibu pertiwi menjadi lima mutiara untuk dipersembahkan kepada Indonesia.
Pancasila merupakan khazanah budaya Indonesia, karena iima nilai-nilai mutiara
tersebut hidup dalam sejarah Indonesia yang terdapat pada beberapa kerajaan di
Indonesia ( Sriwijaya, dan Majapahit) yang mengalami masa kejayaan sebelum
penjajahan, terkenal sebagai kerajaan yang berdaulat, bersatu yang memiiiki
wilayah seluruh nusantara, sampai puncaknya pada tanggal 28 Oktober 1928 seluruh
pemuda Indonesia bertekad satu untuk negara Indonesia.
Pertanyaan :
 Bagaimana perjuangan para pendiri bangsa berupaya keras untuk menggali,
mengambil nilai-nilai kearifan lokal yang telah lama ada sebelum penjajahan ?
 Mengapa pancasila merupakan khazanah budaya indonesia ?

1.9.2 Era Kemerdekaan


Menurut Taufiqurrahman (2018a), bahwa peristiwa sejarah dunia pada tanggal 6
Agustus dan 7 Agustus 1945, bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki
Oleh Amerika Serikat, berdampak besar pada masa penjajahan Jepang di Indonesia
yaitu adanya kekosongan kekuasaan di Indonesia. Perubahan BPUPKI menjadi PPKI
terus melakukan upaya mencapai tujuan kemerdekaan Indonesia. Golongan muda tua
dan golongan muda bersatu untuk mewujudkan proklamasi kemerdekaan, meskipun
ada perbedaan pendapat, pikiran sampai munculnya peristiwa Rengasdengklok.
Sehingga dapat tersusun teks naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh para
Fxndiri bangsa, yang isinya sesuai dcngan scmangat yang tertuang dalam Pıagarn
Jakarta vaitu anti imperialisnıc, kapitalisme, dan fasisme, dan memuat dasar
pembentukan NKRT yang dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Piagam Jakarta disahkan oleh PPKİ menjadi UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945.
Pada dekade ini Pancasila tidak hanya sekedar kontrak sosial, kompromi tetapi sebuah
filsafat sosial bangsa.
Pancasila di masa kemerdekaan, fakta historis menggambarkan mencalami
perkembangan setelah adanya perubahan peca politik dunia. Adanya peri.süwa bom
yang dijatııhkan oieh Amerika ke Hiroshima dan Nagasaki, pada tanggal 14 Agustus
1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Kekosongan dimanfaalkan oJeh
para tokoh nasional untuk mengambil keputusan politis yanc menyangkut eksistensi
sebagai negara Indonesia Merdeka. Peıjuangan yang saling menyuatkan antara
golongan tua dan gclongan muda, telah melahirkan keputusan beşar dengan
selesainya naskah Proklamasi kemerdekaan yang dibacakan pada Enggal 17 Agustus
1945, Indonesia resmi menjadi negara merdeka, dan secara resmi Pancasila termuat
dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
Pertanyaan :
 Bagaimana Perubahan BPUPKI menjadi PPKI ?
 Mengapa bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki Oleh Amerika
Serikat, berdampak besar pada masa penjajahan Jepang di Indonesia ?

1.9.3 Era orde lama


Pada masa orde lama perkembangan Pancasila sebagai dasar negara, dijadikan
sebagai alat politik untuk kepentingan golongan, sehingga kedudukan Pancasila tidak
sesuai yang diamanahkan sebagai cita-cita bangsa yang terrnuat dalam UIJD 1943.
Munculnya Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 yang berisi pembubaran
konstituante, Undang-Undang dasar 1945 kembali berlaku dan pembentukan majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara, berdampak pada kekuasaan Presiden yang tidak
terbatas dengandiangkatnya Presiden seumur hidup.
Menurut Taufiqurrahman (2018b), bahwa sesudah dikeluarkannya Dekrit Presiden,
terjadi penyelewengan terhadap UUD 1945, antara lain Ir. Soekarno diangkat sebagai
presiden seumur hidup melalui TAP/NomorJ{I/MPRS/1960, dan kekuasaan Presiden
Soekarno merupakan kekuasaan tertinggi memt,awahi ketua MPRS, DPA, dan DPR.
Ditambah dengan situasi politik yang saling berebut pengaruh kepada Presiden sampai
munculnya peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965, yang menginginkan merubah
Pancasila sebagai dasar negara dengan paham komunisme.
Pertanyaan :
 Mengapa Pada masa orde lama perkembangan Pancasila sebagai dasar
negara, dijadikan sebagai alat politik untuk kepentingan golongan ?
 Mengapa pancasila ingin dirubah ?

1.9.4 Era Orde Baru


Pada masa orde baru, setelah Presiden Soekarno turun dari pemerintahan digantikan
Presiden Soeharto sebagai pemimpin yang paling lama (25 tahun). Menurut RI (2013),
bahwa perkembangan Pancasila dijadikan sebagai political forcc dan kekuatan ritual.
Pada masa Presiden Soeharto menentukan kebijakan Pancasila bukan sekedar
semboyan tetapi harus diamalkan dalam kehidupan seharihari,
apabila ada pihak-pihak yang akan mengganti, merubah, dan menyimpang dari
Pancasila akan digagalkan. Munculnya TAP NTR Nomor II/NIPR/1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) yang di
dalamnya termuat 36 butir nilai- nilai Pancasila, yang tahun 1994 oleh Bp-7 Pusat
menjadi 45 butir semakin menguatkan kebijakan tersebut.
P4 merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara bagi setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara
negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan.
Namun pada tahun 1990-an dengan semakin berkembangnya era keterbukaan
informasi dunia, dan pengaruh luar maşuk ke Indonesia, pemerintah orde baru banyak
mendapatkan kritikan dari elemen masyarakat yang berkaitan dengan demokrasi, dan
menganggap pemerintah orde baru tidak transparan, otoriter, represif, korup, dan
manipulasi politik, serta mempertanyakan praktik Pancasila dengan P4. Sehingga pada
tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soehartosecara resmi turun dari pemerintah.
Pertanyaan :
 Mengapa Pada masa orde baru, setelah Presiden Soekarno turun dari
pemerintahan digantikan Presiden Soeharto ?
 Bagaimana berkembangnya era orde baru ?

1.9.4 Era Reformasi


( https://www.imigrasi.go.id/id/profil-sejarah-era-reformasi/ )
Krisis ekonomi 1997 telah mengakhiri periode panjang era Orde Baru dan memasuki
era reformasi. Aspirasi yang hidup dalam masyarakat, menginginkan komitmen yang
kuat terhadap nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM), tegaknya hukum dan keadilan,
pemberantasan KKN, dan demokratisasi, tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance), transparansi, dan akuntabel terus didengungkan, termasuk diantaranya
tuntutan percepatan otonomi daerah.
Pada masa reformasi, sebagai dannpak Pancasila cligunakatñ sebagai legitimasi politik
sampai hancurnya ekonomi nasional dan turunnya kekuasaan orde baru, diganti olch
Presiden Habibie. Menurut RI (2013), Inasa reformasi muncul fobia terhadap Pancasila.
Dasar negara seperti dilupakan karcna selalu identik dengan orde baru yang nilai-nilai
Pancasila selalu ditanam ke pikiran rnasyarakat melalui indoktrinasl. Konsistensi negara
untuk komitmen menjadikan Pancasila sehagai dasar negara tetap terjaga.
Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998 pasal I menjelaskan bahwa Pancasila
sebagaimana tercalltum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara dari NKRI
harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
Namun dalam perkembangannya semakin luntur dan memudarnya nilai nilai Pancasila
sebagai dasar pedoman berbangsa dan bernegara. Fakta-fakta munculnya konflik
horizontal dan vertikal berbasis ras, agama, suku. Hal ini menimbulkan kekhawatiran
berbagai elemen masyarakat yang tetap memeoanot amanah mengimplementasikan
nilai-nilai Pancasila. Muncul gagasan rekonstruksi Pancasila untuk mempertahankan
jati diri bangsa Indonesia.
Menurut MPR (2012),b bahwa dampak negatif dari era globalisasi dan liberalisasi,
apabila tidak ada respons bijak dari para elite politik, akan mengancam makna
kemerdekaan bagi individual di masyarakat.
Melalui Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2 2009 telah merancang dan melaksanakan
agenda pemantapan kehidupan berbangsa dan bernegara melalui Empat Pilar
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945
sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai 3 bentuk negara, dan Bhineka Tunggal Ika
sebagai semboyan negara).
Pertanyaan :
 Mengapa Masyarakat menginginkan komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai Hak
Asasi Manusia (HAM) ?
 Bagaimana bisa memudarnya nilai nilai Pancasila sebagai dasar pedoman
berbangsa dan bernegara ?
BAB III
Pancasila Dalam Konteks Politik

3.1 Pendahuluan
Sebagai bangsa yang merdeka, sudah barang tentu kita membutuhkan fondasi yang
kokoh untuk membangun sebuah sistem politik yang paling ideal, karena pada dasar
nya harnpir setiap kebijakan yang diambil oleh pemcrintah sangat berhubungan erat
dengan kegiatan politik. Sistem politik yang dianut oleh Indonesia harus sesuai dengan
asas-asas Pancasila, maka dari itu dalam menciptakan sistem politik dalam proses
pennbangunannya harus melibatkan warga negara sebagai subjek politik bukan
sebagai objek politik.

Pancasila dijadikan sebagai landasan pembangunan politlk yang paling utama,


sehingga nilai-nilai ketuhanan, kemanusian, persatuan, demokrasi dan keadilan dapat
teraktualisasi dalam substansi, struktur, dan kultur politik yang akan di bangun yang
pada akhirnya diharapkan mampu melahirkan dan menguatkan integrasi bangsa,
kesejahteraan, dan keadilan sosial. Secara garis besar Pancasila sebagai paradigma
pembangunan politik memiliki arti bahwa Pancasila bersifat sosiopolitik bangsa dalam
cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan menggunakan nilai-nilai dalam
Pancasila (Rohani: 2018). Dengan demikian implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
pembangunanpolitik haruslah mampu:

1. Menerapkan dan melaksanakan keadilan sosial mencakup keadilanpolitik, budaya,


agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalam pengambilan


keputusan.

3. Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatanberdasarkan


konsep mempertahankan kesatuan.

4. Menggunakan pendekatan kemanusiaan yang adil dan beradab demi mencapai


tujuan keadilan.
Sebagai dasar suatu filsafat negara maka sila-sila Pancasila mengandung sistem nilai,
artinya sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan yang utuh dan tidak bisa
ditafsirkan secara terpisah, walaupun memang setiap sila mengandung nilai-nilai yang
berbeda satu sama lain.

1. Sila Ketuhanan yang Maha Esa. Nilai-nilai yang terkandung pada sila ketuhanan
yang Maha Esa ini meliputi kcempat sila berikutnya. Artinya nilai sila pertama ini
sebagai penjabaran yang mendetail mengenai manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa, maka dari itu setiap pelaksanaan kenegaraan, moral penyelenggara negara,
hukum dan segala peraturan negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yancy Maha
Esa.

2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, dalam sila ini negara memiliki kewajiban
untuk menjaga harkat derajat dan martabat warga neoaranya scbagai makhluk yang
bcradab.

3. Persatuan Indonesia, nilai yang terkandung dalam sila ketiga ini adalah nilai kodrati
yang dimiliki oleh manusia baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial.

4. Sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan, pada sila keempat ini mengandung nilai yang merujuk
kepada hakikat dari sebuah negara yang merupakan gambaran dari manusia yang
memiliki hak dasar sebagai makhluk individu dan juga makhluk sosial,

5. Terakhir adalah sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang
didasari oleh keempat sila sebelumnya, artinya dalam sila ini mengandung nilai
distributif yang merupakan timbal balik dari nilai distribusi artinya warga negara harus
berlaku adil juga terhadap negara dengan mematuhi aturan-aturan yang sudah
disahkan oleh negara.

Pertanyaan :

 Mengapa Pancasila dijadikan sebagai landasan pembangunan politlk yang


paling utama ?
 Mengapa kebijakan yang diambil oleh pemcrintah sangat berhubungan erat
dengan kegiatan politik ?
3.2 Budaya politik Bangsa
Bangsa Indoncsia memiliki Pancasila sebagai philosophiche grondslug semenjak 1945
yang secara historis dijelaskan bahwa nilai-nilai Yang terkandung dalam Pancasila
merupakan berasal dari saripali kebudayaan bangsa Indonesia itu sendiri. Ini berarti
menegaskan bahwa dalam kehidupan kesehariaanya keseharian masyarakat
Indonesia tak lepas dari Pancasila itu sendiri tełmasuk dalam hal politik. Secara
sederhana kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil cipta karya manusia baik yang
bcrupa scru maupun warisan peninggalan hasil karya orisinal suatu masyarakat. Selain
hal tersebut, kebudayaan juga bisa berupa prinsip-prinsip nilai kehidupan masyarakat.
Selanjutnya secara sistematłs bisa kita pahami berbagai wujud sistem sosial
kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu (1) sistem nilai, (2) sistem sosial, (3)
wujudfisik baik dalamkebudayaan maupun kehidupan masyarakat (Kaelan, 2015).

Seluruh warga negara Indonesia dalam kehidupannya selalu bersentuhan dengan


poliăk praktis, baik secara langsung maupun tidak langsung (M.Yusuf, 2012) Kehidupan
politik secara sederhana dapat dimaknai dengan interaksi antara warga negara dengan
pernerintah. Selama proses interaksi yang dilakukan telah melahirkan berbagai macam
pandangan serta pengetahuan tentang sistem politik dalam hal ini berkaitan dengan
praktik-praktik politikdan perilaku politik.

Perkembangan budaya politik di Indonesia merupakan bagian dari kebudayaan


masyarakat dengan cifi-ciri yang lebih khas. Berkaitan dengan budaya politik maka erat
kaitannya dengan beberapa hal di antaranya legitimasi, dan pengaturan kekuasaan.
Budaya politik di Indonesla saat ini adalah campuran dari parokial, kauia dan partisipan
(M.Yusuf, 2012). jika dilihat dari perkembangan budaya politik Indonesia maka pada
saat ini budaya politik telah sampai pada era partisipan. Budaya politik partisipan itu
sendiri diawali pasca runtuhnya orde baru yang sudah berkuasa cukup lama di
Indonesia dengan budaya politik yang memiliki kecenderungan demokrasi sulit
terbentuk dan otoritas masih berada ditangan pemerintah.
Di dalam sistem politik Indonesia, sentralisasi kekuasaan menjadi masalah yang utama
di masa lampau yang pada akhimya memancing lahirnya gerakan reformasi politik
dengan mengusulkan institusional design yang ada di lembaga-lembaga politik yang
berkaitan dengan kekuasaan. Artinya lebih berkehendak agar kekuasaan yang ada
tidak mengarah ke otoritarianisme.

Pertanyaan :

 Bagaimana bisa kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil cipta karya manusia ?
 Mengapa Di dalam sistem politik Indonesia, sentralisasi kekuasaan menjadi
masalah yang utama ?

3.3 Nalar Pancasila Dalam Komunikasi Politik


Nalar Pancasila merupakan perwujudan dari nilai-nila Pancasila sebagai landasan
dalam komunikasi politik, ini bertujuan agar komunikasi politik yang dilakukan tidak
hanya semata-mata untuk kepentingan politik saja akan tetapi harus berpcgangan
kepada kepentingan serta cita-cita bangsa dan negara. Scbagai gambaran awal bahwa
nalar politik dalam konteks komunikasi politik haruslah bcrpcgangan pada nilai
kejujuran, keadilan serta kepentingan bersama sebagai bentuk manifestasi dari Sila
pertama yaitu ketuhanan yang maha esa.

Kemudian nalar Pancasila dalam konteks komunikasi politik harus berpedoman pada
prmsip keadilan dan kemanusiaan, komunikasi politik juga harus berpedoman pada
prinsip persatuan artinya komunikasi politik tidak memiliki tendensi untuk memecah
belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia serta tidak menimbulkan disintegrasi
bangsa, nalar Pancasila dalam konteks komunikasi politik harus dilandasi oleh prinsip
kebijaksanaan serta harus menjuryung tinggi nila i-nilai keadilan. Komunikasi politik
pada dasarnya digunakan untuk menyampaikan pesan politik. Komunikasi dalam politik
bagaikan "darah" yang di dalamnya terdapat pesan konstruktif maupun destruktif.
Artinya komunikasi politik dapat digunakan sebagai alat yang digunakan sesuai
keinginan oleh komunikatomya (Jaya, 2019).

Kebebasan berkomunikasi adalah hak warga negara, dalam hal ini warga negara
memiliki hak dasar untuk mengetahui hal-hal yang berada di luar dirinya termasuk untuk
mengetahui bagaimana penyelenggaraan pemerintahan (Kovach & Rosenstiel. 2004).
Secara Umum komunikasi politik erat sekali kaitannya dengan penyampaian pesan
politik untuk memengaruhi warga negara maupun pemerintah dalam sistem politik atau
dengan kata lain komunikasi politik adalah segala pesan yang memiliki muatan politik
dari komunikator terhadap penerima pesan itu sendiri, dalam hal ini adalah rakyat.

Dalam komunikasi politik terdapat komponen yang memiliki perannyamasing-masing, di


antaranya:

1. Komunikator politik
2.Pesan politik
3.Media yang digunakan
4.Penerima
5.Dampak komunikasi politik Nimmo (Susanto, 2013).

Komunikator politik adalah orang yang memiliki peran untuk menyampaikan pesan
politik, posisi seperti ini biasanya berasal dari politikus, komunikasi politik yang
dilakukan biasanya berisi untuk menjaga kredibilitas lembaga tempat komunikator
bernaung. Pada hakikatnya setiap komunikator politik harus memiliki kemampuan
dalam mengkomunikasikan pesan kepada khalayak artinya komunikator politik harus
memiliki kapasitas yang mumpuni untuk menarik kepercayaan masyarakat terhadap
dirinya.

Pertanyaan :

 Mengapa komunikasi politik haruslah bcrpcgangan pada nilai kejujuran ?


 Mengapa Pancasila dalam konteks komunikasi politik harus berpedoman pada
prmsip keadilan dan kemanusiaan ?

3.4 Etika Politik Indonesia


Jika dilihat dari asal katanya etika berasal dari kata ethos yang berarti watak, artinya
lebih luas lagi etika dapat didefinisikan sebagai kajian tentang baik danburuk atau lebih
tepatnya adalah filsafat moral. Sedangkan politik yang berasal dari kata politic yang
merujuk kepada kata sifat individu atau perilaku. Asal kata tersebut bisa diartikan
sebagai kegiatan menilai dengan bijaksana, Hornby (Nambo & Puluhuluwa, 2005),
politik juga bisa diartikan sebagai usaha Yang dilakukan oleh warga negara untuk
menciptakan kebijakan secara kolektif

Etika politik merupakan bagian dari etika sosial yang kajiannya adalah
membahasnorma moral yang seharusnya menimbulkan sikap dan åndakan antar
manusia, karena pada dasamya manusia sebagai makhluk sosial yang pada praktiknya
saling membutuhkan satu sama Iain. Dalam pernyataan Iainnya etika politik tidak
sekedar tentang perilaku individual saja melainkanjuga terkait tirdakan kolektif, artinya
jika dalam etika individual apabila seseorang memäliki pendapat atau pandangan bisa
langsung dimanifestasikan dalam bentuk tindakan, tetapi berbeda dengan politik untuk
mewujudkannya memerlukan pandangan dan persetujuan dari sebanyak mungkin
masyarakatkarena menyangkut tindakan kolekti€

Maka hubungan antara pandangan hidup secara individu dengan tindakan kolektif
membutuhkan penghubung untuk menghubungkan pandangan individu dengan
tindakan kolektif. Penghubung yang dimaksud bisa berupa simbol-simbol maupun nilai-
nilai demokrasi, keadilan kebebasan dan sebagainya (Ritaudin, 2014).

Pancasila sebagai etika politik adalah etika yang dijiwai oleh falsafah negara yakni
Pancasila . etika politik di Indonesia mengalami perubahan dan perkemlñangan dari
waktu-kc waktu, masyarakat sernakin hari mendapatkan pengctahuan yang luas
mengcnai kondisi politik yang sedang terjadi di Indonesia. Jika kita melihat berbagai
macam berita politik dari media mukan sudah bisa kita menilai bahwa etika politik yang
dilakukan tidak Iagi bcrpedoman kepada asas-asas Pancasila hal itu dikarenakan
adanya pcncmpatan kcpcntingan kelompok di atas kepentingan bangsa dan negara.

Pentingnya Pancasila dijadikan sebagai landasan etik dalam berpolitik discbabk.an oleh
berbagai macam permasalahan yang dihadapi oleh bangsa saat ini, di antaranya
maraknya kasus tindak pidana korupsi yang mampu melemahkan sendi-sendi
kehidupan bangsa, aksi terorismc yang kian bcrmunculan dan mengatas namakan
agalna yang pada akhirnya dapat merusak keutuhan bangsa, masih maraknya masalah
pelanggaran hak asasi manusia, kesenjangan sosial dan ekonomi yang semakin terlihat
nyata, ketidak adilan. Etika Pancasila sangatlah dibutuhkan dan konteks politik dewasa
ini sebab tuntunan, pedoman nilainilai moral.
Pertanyaan :

 Mengapa politik juga bisa diartikan sebagai usaha Yang dilakukan oleh warga
negara untuk menciptakan keb„ikan secara kolektif ?
 Mengapa Pancasila penting dijadikan sebagai landasan etik dalam berpolitik ?

3.5 Partai Politik


Warga negara menjadi kekuatan yang paling utama dalam negara yang demokratis, di
negara yang demokratis warga negara memiliki kebebasan untuk memenuhi kebutuhan
dirinya, di negara demokratis pula warga negara diberikan kebebasan untuk
memperbaiki dan mengembangkan dirinya sesuai dengan keinginannya. Dari berbagai
macam peluang yang ada di dalam kehidupan warga negara, maka negara harus hadir
dan mengambil peran untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki warga
negara.

Untuk melaksanakan demokrasi diperlukan peranan politik untuk membentuk sikap


demokratis warga negara. Dalam kehidupan yang demokratis keberadaan partai politik
adalah sebuah instrumen yang wajib ada hal ini beralasan bahwa partai politik adalah
salah satu aktor utama dalam menjalankan demokrasi. Tidak ada demokrasi tanpa
partai politik di dalamnya(lmam Yudhi, 2011).

Sebelum terlaiu jauh perlu kiranya kita memahami terlebih dahulu naengenai makna
partai politik itu sendiri. Partai politik merupakan suatu instrumen yang tidak bisa
dilepaskan dari sistem demokrasi di seluruh negara, partai politil< merupakan
manifestasi kebebasan masyarakat untuk membentuk kelompok sesuai dengan
kepentingannya (Muhadam & Teguh, 2015).

Partai politik merupakan bagian dari infrastruktur politik, secara umum partai politik
adalah kelompok yang terorganisir yang keseluruhan anggotanya memiliki kesamaan
tujuan, nilai dan cita-cita Tujuan dari kelompok ini adalah untuk mendapatkan
kekuasaan politik atau merebut kekuasaan politik dengan cara konstitusional.
Beberapa ahli menjabarkan tentang partai politik, di antaranya menyebutkan bahwa
partai politik adalah organisasi dari beberapa aktivitas politik yang memiliki tujuan untuk
menguasai kekuasaan pemerintah serta menarik dukungan dari rakyat atas dasar
persaingan dengan golongan lainnya, Neuman (Muhadam & Teguh, 2015).

Peran dan fungsi partai politik dibedakan menjadi dua bagian, yakni sebagai fungsi
internal dan eksternal. Fungsi partai politik secara internal berperan sebagai
pembinaan, pendidikan, pengaderan dan pembekalan pendidikan politik bagi anggota
partai politik tersebut, sedangkan fungsi eksternal partai politik memiliki ruang lingkup
yang lebih luas artinya untuk masyarakat bangsa dan negara, Firmanzah (Muhadam &
Teguh, 2015).

Fungsi utama partai politik adalah melanggengkan kekuasaan untuk melaksanakan


program-program yang sudah disusun berdasarkan ideologi partai tertentu, pemilu
adalah salah satu cara yang dilakukan partai politik untuk mendapatkan kekuasaan.
Partai politik yang dikenal Oleh masyarakat saat ini merupakan lembaga pengendali
konflik kepentingan Yang ada dalam sistern politik nasional. Partai politik adaiah
lembaga yang harus mampu untuk mengartikulasi kepentingan serta mengagregasi
kepentingan yang terjadi di m.asyarakat (Rosana, 2012).

Pertanyaan :

 Bagaimana bisa Warga negara menjadi kekuatan yang paling utama dalam
negara yang demokratis ?
 Mengapa Untuk melaksanakan demokrasi diperlukan peranan politik ?

Anda mungkin juga menyukai