Anda di halaman 1dari 2

KETAHANAN PANGAN LOKAL MELALUI DIVERSIFIKASI OLAHAN

KENTANG
Adzraa Nahdah, Sofie Wiwit, Tia Awalia
Program Studi Pendidikan Non-Formal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jalan Ciwaru Raya, Cipare, Kec. Serang, Kota Serang, Banten, Indonesia.

PENDAHULUAN
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan produk pertanian Indonesia yang
produksinya cukup banyak. Tanaman ini tumbuh baik pada lingkungan dengan suhu
rendah, yaitu 15 sampai 20 °C dan sinar matahari yang cukup.
Kentang merupakan salah satu komoditas hortikultura dari kelompok sayuran umbi-
umbian yang sangat potensial sebagai sumber karbohidrat dan memiliki arti penting
dalam perekonomian di Indonesia. Pengembangan agribisnis kentang memiliki prospek
yang baik, karena dapat mendukung program diversifikasi pangan, meningkatkan
pendapatan petani, meningkatkan gizi masyarakat, sebagai komoditas ekspor dan bahan
baku industri pangan.
Kentang merupakan jenis sayuran yang diprioritaskan untuk dikembangkan karena
merupakan sumber karbohidrat yang dapat menggantikan bahan pangan lain seperti
beras, jagung dan gandum. Produksi kentang di Indonesia cukup tinggi dan dari tahun
ke tahun cenderung meningkat. Pada tahun 2007 produksi kentang mencapai 1.003.732
ton dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 1.071.543 ton (BPS, 2009).
Dilihat dari nilai gizinya, kentang merupakan salah satu jenis umbi umbian yang dapat
dijadikan sebagai sumber gizi yang potensial. Nutrisi yang terkandung dalam umbi
kentang antara lain karbohidrat, mineral (besi, fosfor magnesium, natrium, kalsium dan
potasium), protein serta vitamin terutama vitamin C dan vitamin B1. Selain itu, kentang
juga mengandung lemak dalam jumlah yang relatif kecil, yaitu sebesar 1,0-1,5 persen
(Smith dan Talburt, 1987). Pada umumnya masyarakat Indonesia mengonsumsi kentang
hanya sebatas sebagai bahan pelengkap makanan dan masih sedikit pemanfaatannya
dalam industri pangan. Pengembangan cara pengolahan kentang yang baru perlu
dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomis dan sebagai salah satu upaya
diversifikasi pangan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Pengumpulan
data dilakukan dengan metode membaca literatur dan observasi.

Anda mungkin juga menyukai