Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEPETUSAAN PENDANAAN dan DANA DAN SUMBER PENGGUNAANYA


Tugas ini di buat untuk nemenuhi tugas dari Mata Kuliah
Manajemen keuangan
DOSEN PEMBIMBING : ANDI NURHASANAH,S.M.AK

Disusun OLEH :

SAPNA
Nim:622012020012

FAKULSITAS EKONOMI

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS ST.FATIMA MAMUJU

Tahun Ajaran 2021/202


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya saya dapat menyelesaikan
Makalah ini. Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai bahan salah satu untuk
melengkapi tugas mata kuliah manajemen keuagan, khususnya mahasiswa Keuangan.
Mudah-mudahan makalah ini dapat membantu para pembaca yang berminat untuk
mengembangkan diri, memperkaya wawasan dan menambah khasanah ilmu pengetahuan

Kami menyadari bahwa penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagi
pihak,dan masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran
A.PENDANAAN
Pendanaan adalah cara memperoleh dana yang diperlukan baik sebagai modal utama
maupun dana tambahan untuk pengerjaan proyek, program, atau portofolio yang
dialokasikan demi berjalannya sebuah perusahaan, organisasi, ataupun proyek.
Perusahaan akan mendapatkan modal dalam bentuk utang atau ekuitas. Jika melalui
utang, berarti perusahaan menjadi pihak peminjam dana. Sedangkan jika pendanaan
berbentuk ekuitas, berarti  perusahaan menerima investasi dari para pemilik dengan
menerbitkan saham atau menahan saldo laba.

Metode Pendanaan Melalui Hutang


Metode pendanaan yang menggunakan hutang, umumnya digunakan antara lain:
Pinjaman dari Lembaga Keuangan
Perusahaan mendapatkan pendanaan dari lembaga keuangan seperti bank komersial
atau lembaga keuangan lainnya. Ketika mengajukan pinjaman, biasanya peminjam harus
memberikan secara terperinci rencana keuangan yang menyebutkan proyeksi
pendapatan dan beban di masa depan. Hal tersebut akan digunakan oleh pihak pemberi
dana pinjaman sebagai penilaian kelayakan, yang biasanya dilihat dari beberapa faktor,
seperti rencana penggunaan dana, kondisi keuangan perusahaan, dan jaminan yang bisa
digunakan untuk mendukung pinjaman. 

Menerbitkan Obligasi
Perusahaan besar bisa memperoleh sumber dana dari menerbitkan obligasi (bonds)
yang dimiliki, yaitu sekuritas utang jangka panjang yang dibeli oleh para investor.
Beberapa perusahaan lebih memilih mencari pinjaman dengan cara ini karena suku
bunganya yang bisa menjadi lebih rendah.

Menerbitkan Surat Berharga


Beberapa perusahaan juga dapat memilih menerbitkan surat berharga (commercial
paper), yaitu sekuritas utang jangka pendek yang biasanya diterbitkan saat kondisi
keuangan perusahaan dalam keadaan baik. Waktu jatuh tempo normal antara tiga dan
enam bulan.

Metode Pendanaan Melalui Ekuitas


Berikut adalah jenis pendanaan yang diberikan lewat ekuitas:
Saldo Laba Ditahan
Perusahaan dapat memperoleh pendanaan melalui ekuitas dengan menahan laba dan
tidak membagikannya atau dibagikan secara dividen ke para pemilik. 

Menerbitkan Saham
Perusahaan juga bisa mendapatkan pendanaan secara ekuitas dengan menerbitkan
saham, baik saham biasa maupun saham preferen.
B.Klasifikasi Biaya Berdasarkan Intensitas Terjadinya
Klasifikasi biaya sendiri terbagi dalam berbagai jenis. Berdasarkan intensitas
terjadinya, jenis jenis biaya meliputi:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)


Jenis biaya pertama yakni biaya tetap atau fixed cost. Pengertian biaya tetap adalah
biaya yang besarnya akan selalu tetap dan tidak berubah karena perubahan volume
dan aktivitas tidak mempengaruhinya.
Oleh sebab itu, biaya tetap per unit berbanding terbalik dengan perubahan kapasitas
suatu kegiatan. Semakin besar suatu aktivitas, maka semakin kecil biaya tetap per
unit.

2. Biaya Variabel (Variable Cost)


Pengertian biaya variabel yakni biaya yang total keseluruhannya akan selalu
berbeda mengikuti perubahan aktivitas. Nilai biaya variabel akan berbanding lurus
dengan pergerakan volume kegiatan. Semakin besar volume aktivitas maka biaya
variabel juga semakin tinggi.
3. Biaya Campuran (Mixed Cost)
Biaya campuran mempunyai aspek biaya tetap dan variabel. Dalam hal ini, biaya
tetap sebagai jumlah biaya minimum dalam menunjang aktivitas, sedangkan biaya
variabel mempengaruhi volume kegiatan.

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Potensinya

Setiap sesuatu memiliki risiko positif atau negatif. Begitu juga dengan biaya. Ditinjau
dari potensinya, berikut klasifikasi biaya adalah di bawah ini.

1. Biaya Peluang (Opportunity Cost)


Biaya peluang merupakan biaya yang mampu menambah keuntungan dengan
berinvestasi, namun tetap memiliki berpotensi merugi. Contohnya, Anda akan
membeli tempat produksi baru. Dalam pembelian properti, pastinya terdapat nilai
investasi di masa mendatang bila aset tersebut dijual.
2. Biaya Hangus (Sunk Cost)
Biaya hangus yakni biaya pengeluaran yang tidak bisa dikembalikan sebagai akibat
dari risiko pengalokasian tersebut. Misalnya, Anda menginvestasikan modal dalam
suatu usaha dan hasilnya rugi sebab bisnis tersebut bangkrut, maka uang Anda akan
hilang.

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Kegiatan Operasional

Setiap kegiatan perusahaan, pastinya membutuhkan dana untuk menunjang


kelancaran aktivitas, yang dikenal dengan istilah biaya operasional. Klasifikasi biaya
berdasarkan kegiatan operasional akan dijelaskan berikut ini.

1. Biaya Produksi
Berdasarkan kegiatan operasional, poin pertama klasifikasi biaya adalah biaya
produksi. Singkatnya, pengertian biaya produksi adalah pengeluaran perusahaan
untuk memproduksi barang/jasa agar bisa dijual dengan harga tertentu.
Dalam operasional perusahaan, biaya produksi merupakan salah satu jenis biaya
dengan nominal terbesar. Terdapat berbagai jenis biaya produksi, misalnya biaya
bahan baku, tenaga kerja, pengemasan, dan sebagainya.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung


Biaya tenaga kerja langsung adalah salah satu jenis biaya produksi yang dibayarkan
pada SDM berkaitan langsung dengan pembuatan barang/jasa. Cara pembayarannya
bisa tetap setiap bulan atau berdasarkan jumlah satuan produksinya. Yang termasuk
dalam tenaga kerja langsung misalnya petugas produksi.
3. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Poin ketiga klasifikasi biaya berdasarkan kegiatan operasional adalah biaya tenaga
kerja tidak langsung, seperti bagian pemasaran, personalia, satpam, dan sebagainya.
Dalam konteks ini, pembayaran biaya adalah sesuatu yang umumnya dilakukan
perusahaan tiap bulan, bukan berdasarkan satuan produksi.
4. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan merupakan biaya yang nilainya semakin berkurang dari waktu ke
waktu karena manfaat atau kualitas aktiva tersebut menurun. Contohnya biaya
mesin-mesin pabrik yang terus digunakan akan menurun kualitasnya, sehingga
periode mendatang harus membeli baru lagi. Kalaupun dijual, harganya di bawah
harga beli.
5. Biaya Perawatan
Biaya perawatan juga penting dalam mendukung aktivitas perusahaan. Jenis biaya
ini dikeluarkan dalam rangka menjaga dan mempertahankan aktiva atau hal
pendukung produktivitas. Misalnya, biaya perawatan mesin-mesin, biaya service,
dan sebagainya.
6. Biaya Investasi
Suatu bisnis juga memerlukan biaya investasi. Biaya ini dilakukan untuk menambah
pemasukan kas dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, Anda menginvestasikan
sebagian modal dalam instrumen investasi atau aset.
7. Biaya Overhead Pabrik
Poin terakhir klasifikasi biaya adalah biaya overhead pabrik. Dari segi operasional,
pengertian biaya overhead yakni pengeluaran di luar jenis biaya produktif dan
berperan penting dalam kelangsungan perusahaan. Contoh biaya ini seperti biaya
tambahan atau biaya yang tidak direncanakan tetapi timbul, seperti denda, ganti
rugi, dan sebagainya.

C.RESTRUKTURISASI UTANG
Apabila suatu perusahaan mengalami kegagalan dalam menjalankan kegiatan
usahanya dan mengalami kebangkrutan, pada akhirnya perusahaan tersebut dapat
dinyatakan pailit. Suatu perusahaan yang pailit, bukan saja akan merugikan
masyarakat karena perusahaan tidak lagi berproduksi, melainkan juga karyawan
perusahaan terancam PHK. Selain itu negara juga sangat dirugikan karena tidak
memperoleh pendapatan pajak dari perusahaan yang ditutup tersebut yang akan
menyebabkan roda perekonominan menjadi lumpuh. Untuk mengatasi hal tersebut
banyak perusahaan yang memilih untuk melakukan restrukturisasi utang.
Restrukturisasi utang adalah bentuk restrukturisasi yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dalam rangka memperbaiki kondisi keuangannya dengan cara
mengatur kembali utang-utangnya dengan mengajukan syarat-syarat dan kondisi-
kondisi baru yang disetujui oleh kedua belah pihak. Restrukturisasi utang
perusahaan dapat juga merupakan suatu komposisi atau penjadwalan kembali
utang, seperti yang telah diperjanjikan dalam suatu perjanjian yang telah disepakati
baik oleh debitur dan para krediturnya atau kelompok mayoritas dari kreditur.
Adapun maksud dilaksanakannya restrukturisasi utang adalah untuk memberi
kesempatan kepada debitur yang dinilai memenuhi ketentuan-ketentuan untuk
melaksanakan program
restrukturisasi, agar debitur dapat melunasi utang-utangnya kepada para kreditur,
dengan memberikan syarat-syarat dan kondisi-kondisi baru kepada debitur.
Restrukturisasi utang dapat dilakukan di pengadilan (in court), atau dilakukan di
luar pengadilan (out court), seperti yang dilakukan oleh Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN), INDRA dan Jakarta Inisiatif. Salah satu aspek yang
perlu mendapat perhatian dalam restrukturisasi utang adalah sektor hukum, sebab
dengan peraturan perundang-undangan yang memadai serta penegakan hukum
yang menjamin rasa aman dan kepastian hukum, maka tidak mustahil
perekonomian akan segera pulih. Dimana dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1998
tentang Kepailitan telah diatur tentang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(PKPU) sebagai salah satu cara restrukturisasi utang, namun tidak mengatur secara
detil dan tegas mengenai restrukturisasi utang selain PKPU tersebut. Namun pada
dasarnya dapat disimpulkan bahwa maksud dan tujuan dilaksanakannya
restrukturisasi utang adalah memberi kesempatan kepada debitur yang dinilai
memenuhi ketentuan-ketentuan untuk melaksanakan program restrukturisasi, agar
debitur dapat melunasi utang-utangnya kepada para kreditur, dengan cara
memberikan tenggang waktu pelunasan pembayaran utangnya atau memberikan
syarat-syarat dan kondisikondisi baru kepada debitur.

D. Kombinasi pendanaan.
Dalam memenuhi kebutuhan modal , perusahaan selalu dihadapkan pada beberapa alternatif sumber
pendanaan :

1. Dengan emisi saham baru

2. Mengeluarkan obligasi baru

3. Kombinasi dari keduanya dengan leverage factor tertentu.

Untuk menganalisis tingkat leverage keuangan yang paling optimum,perlu dipahami hubungan antara
EPS dengan EBIT pada berbagai alternatif pendanaan.

E. Analisis tingkat indifference point

Dalam memilih alternatif pendanaan , perlu dilakukan alternatif yang


menghasilkan EBIT yang memperoleh EPS yang sama besarnya. Pada keadaan ini
kombinasi pendanaan dalam tingkat leverage factor berapun akan menghasilkan
EPS yang sama besarnya. Titik ini disebut dengan indifference

point. Dengan mengetahui indifference point,maka dapat diketahui pula

tingkat kombinasi yang paling mentukan .

“DANA DAN SUMBER PENGGUNAANNYA”


A.Dana

alah himpunan dari uang dalam jumlah tertentu dalam bentuk tunai maupun nontunai. Kata
dana biasa digunakan dalam bisnis untuk menyebutkan istilah uang. Dana juga merupakan
komponen utama dari analisis sebuah bisnis. Dalam artian yang lebih luas, dana juga bisa
berarti modal usaha dalam menjalankan bisnis.
Misalnya, dalam sebuah usaha percetakan, yang masuk dalam kelompok dana adalah uang kas,
mesin cetak, mesin sablon, tinta, kertas, dan lem.
Dana Menurut Konsepnya
Bambang Riyanto dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”,
menjelaskan dana berdasarkan tiga konsep.
Konsep Kuantitatif. Konsep yang berdasarkan kuantitatif dana yang tertanam. Dana yang
dimaksud dalam konsep ini adalah modal kerja bruto, yaitu keseluruhan dari pada aktiva lancar.
Konsep Kualitatif. Sebagian dari aktiva lancar yang bisa digunakan untuk membiayai perusahaan
tanpa mengganggu likuiditasnya. Dana yang dimaksud dalam konsep ini adalah modal kerja
netto yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancarnya.
Konsep Fungsional. Konsep ini menyatakan tentang fungsi dari dana sebuah usaha, di mana
dana ini difungsikan untuk menghasilkan keuntungan atau laba.
Pengelolaan Dana
Dalam mengelola dana untuk mendapatkan keuntungan atau laba dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu:
Pengelolaan Dana Jangka Pendek. Pengelolaan dana jangka pendek dimaksudkan untuk
mendapatkan keuntungan atau laba dalam jangka waktu yang singkat. Misalnya, keuntungan
per bulan dari usaha coffee shop.
Pengelolaan Dana Jangka Panjang. Pengelolaan dana jangka panjang berarti untung atau laba
yang akan didapatkan dapat diambil dalam waktu lama. Umumnya, dalam waktu beberapa
tahun. Bentuk aktiva tetap yang bisa digunakan untuk penggunaan dana jangka panjang adalah
tanah, gedung, dan mesin.

B.Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

1. Modal Kerja

Menurut Munawir (2014:114) ada 3 konsep atau definisi modal kerja yang
dipergunakan, yaitu :

a. Konsep Kuantitatif
Konsep ini menitik beratkan kepada kwantum yang diperlukan untuk
mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang
bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana yang bersedia untuk tujuan.
operasi jangka pendek. Dalam konsep ini modal kerja adalah jumlah aktiva
lancar.

b. Konsep Kualitatif

Konsep ini menitik beratkan kepada kwalitas modal kerja, dalam konsep ini
pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang
jangka pendek, yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka
anjang maupun dari para pemilik perusahaan. Definisi ini bersifat kualitatif
karena menunjukkan tersedinya aktiva lancar yang elbih besar daripada
hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka
pendek serta menjamin kelangsungan opreasi di masa mendatang dan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka
pendek dan jaminan aktiva lancarnya.

2. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Analisis terhadap sumber


dan penggunaan modal kerja sangat penting bagi penganalisis intern
maupun ekstern, disamping masalah modal kerja erat hubungannya dengan
operasi perusahaan sehari-hari juga menunjukkan tingkat keamanan bagi
para kreditur. Menurut Riyanto (2010:345) analisis sumber-sumber dan
penggunaan dana dalam artian modal kerja adalah suatu analisis untuk
mengetahui bagaimana kebutuhan dana tersebut dibelanjai atau dengan
kata lain darimana datangnya dana dan untuk apa dana digunakan.

Sedangkan menurut Munawir (2014:37) analisis sumber dan penggunaan


dana dalam artian modal kerja adalah suatu analisis untuk mengetahui
sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau unutk mengetahui
sebab-sebab berubahnya jumlah modal kerja atau untuk mengetahui
sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
Manajemen atau pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat
penting agar kelangsungan usaha sebuah perusahaan dapat dipertahankan
(Sartono, 2010:125). Kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal
kerja akan menyebabkan buruknya kondisi keuangan perusahaan sehingga
kegiatan perusahaan dapat terhambat atau terhenti sama sekali.

C. PENYUSUNAN LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA

Langkah-langakh dalam Penyusunan Laporan Sumber dan Penggunaan

Modal Kerja adalah;

1. Tabulasikan perubahan pos-pos neraca awal


2. Masukkan data laba bersih sebagai sumber dana dan pembayaran
dividen sebagai penggunaan dana.
3. Kelompokkan perubahan-perubahan tersebut.
Berikut contoh penyusunan laporan sumber dan penggunaan laporan kerja.

Anda mungkin juga menyukai