Anda di halaman 1dari 2

Hari Janda Internasional: Agar Tak Ada Janda yang Dimarginalkan

MATA INDONESIA, JAKARTA – Janda sering kali menjadi sasaran empuk bagi diskriminasi dan
ketidakadilan, tetapi tahukah kalian tujuan 23 Juni yang diperingati sebagai Hari Janda Internasional?

Hari Janda Internasional diinisiasi oleh The Loomba Foundation, sebuah organisasi dari India untuk
meningkatkan keawasan tentang berbagai isu janda. Tanggal 23 Juni dipilih berdasarkan tanggal Shrimati
Pushpa Wati Loomba, ibu dari pendiri organisasi tersebut, Lord Loomba, menjadi janda pada 23 Juni
1954. Perayaan hari Janda Internasional Pertama berlangsung pada 2005. Pada 2010, mereka mengajukan
hari peringatan ini ke PBB. Mereka mengungkapkan dalam bukunya Invisible, Forgotten Sufferers: The
Plight of Widows Around the World (2010) ada setidaknya 245 juta janda di seluruh dunia, sekitar 115
juta di antaranya berada di garis kemiskinan dan mengalami stigma sosial dan kekurangan uang karena
kehilangan suaminya. Pada 21 Desember 2020, PBB secara resmi mengadopsi 23 Juni sebagai Hari Janda
Internasional. Di 2010, perayaan ke-6 dilakukan di Rwanda, Sri Lanka, Amerika Serikat, Inggris, Nepal,
Suriah, Kenya, India, Bangladesh, dan Afrika Selatan.

Hari Janda Internasional nampak diperingati dengan beragam cara, seperti kampanye anti diskriminasi
terhadap janda. Hal ini bertujuan untuk menyebarkan kesadaran pentingnya memberi perlindungan sosial
terhadap janda yang kerap mendapatkan perlakuan yang cenderung merendahkan. Loomba Foundation
menjadi salah satu yayasan yang paling vokal menyuarakan anti diskriminasi terhadap janda. Selama
lebih dari dua dekade, mereka bertekad untuk membawa perubahan budaya di semua masyarakat, agama,
dan komunitas untuk menghentikan perilaku diskriminatif terhadap para janda. Dengan begitu, para janda
dapat dihormati sebagai anggota masyarakat yang berharga. Tak hanya kampanye, Loomba Foundation
juga fokus melakukan pemberdayaan terhadap para janda miskin. Adapun program pemberdayaan ini
meliputi pelatihan keterampilan, peralatan, dan memberikan dana untuk membantu para janda agar lebih
mandiri. Dengan program tersebut, diharapkan mampu menghindarkan para janda dari praktik prostitusi
dan eksploitasi anak.

Dalam lamannya, PBB mengungkapkan bahwa tujuan diadakannya hari janda adalah untuk memberikan
perhatian pada suara dan pengalaman para janda demi menggalang dukungan unik yang mereka
butuhkan. PBB mengungkapkan harus ada kesempatan untuk bertindak menuju pencapaian hak penuh
dan pengakuan bagi para janda. Kehilangan pasangan untuk selamanya sudah sangat menghancurkan hati,
namun wanita di seluruh dunia, khususnya di negara berkembang masih menghadapi masalah lain yaitu
perjuangan jangka panjang untuk kebutuhan dasar mereka, hak asasi manusia, dan martabat.

Perempuan berstatus janda bukan merupakan pilihan hidup, tapi bisa karena takdir. Hari Janda
Internasional diperingati di seluruh dunia setiap 23 Juni untuk menyebarkan kesadaran tentang masalah
yang dihadapi para janda. Founder Perempuan Berkisah Alimah Fauzan mengatakan tak ada orang yang
berharap hidup dalam kesakitan. Bahkan ketika media kebahagiaannya harus melalui rasa sakit terlebih
dahulu, menurutnya tujuannya tetap sama menuju kebahagiaan yang membebaskan.
Reporter: Fadila Aliah Hakim

Anda mungkin juga menyukai