Disusun oleh:
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing I Pembimbing II
Ketua kelompok
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadira tTuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini. Penyusunan laporan praktikum ini
merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Bahan
Praktek. Selain itu, makalah ini juga bertujuan menambah wawasan mengenai
pengujian bahan merusak dan pengujian bahan tidak merusak.. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Widya Emilia dan Bapak Rizal Indrawan
selaku dosen mata kuliah Ilmu Bahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya laporan praktikum
ini. Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis sangat berharap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan laporan praktikum ini. Penulis juga
berharap semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi penulis atau
orang lain yang telah membacanya.
LEMBAR PENGESAHAN…….......…………….………………………………..…………1
KATA PENGANTAR………………………..……………………………………………....2
DAFTAR ISI…………………………..…………………………………………………......3
DAFTAR GAMBAR……..…………………………......…………………………………....4
DAFTAR TABEL………………..…….………………………………...…………….……..5
BAB III……………..…….………………………….....…………….……....……...….……6
3.1. Sub kompetensi…….…………………………......…………….……....……….……6
2.1.1 Teori Pengujian TENSILE ……………...…………….……....……….…........7
2.1.2 Praktek pengujian tarik atau TENSILE ………….……....……….…................7
3.2. Dasar teori…..….……………………………...…,,,………….……....……….……..7
3.3. Bahan habis ………………..……...…………...…………………...…………….…12
3.4. Peralatan ……..…….………………………......…...…………….……....……...….13
3.5. Langkah kerja ..…….………………………...…......…………….……....……...….14
3.6.Hasil dan analisa ….…………………………...…...…………….……....……......…15
3.7. Kesimpulan ….………………………...…...…………….……....……...…..............21
3.8. Daftar pustaka .………………………...…...…………….……....……...…..............22
LAMPIRAN ………...…...…………….……....……….……...…...…………….……....…23
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2 spesimen uji tarik bentuk round bar berdasarkan ASTm E8................................9
DAFTAR TABEL
Tabel 2 Dimensi spesimen uji tarik round bar berdasarkan ASTM E8.................................9
BAB 3
PENGUJIAN TARIK
.
3.1. Sub Kompetensi
1.1.1.Teori Pengujian Tarik
Mendapat materi tentang tujuan pengujian
Mendapat materi tentang prinsip dasar pengujian tarik
Mendapat materi tentang prosedur pengujian
Mendapat tugas laporan pendahuluan tentang pengujian tarik
Mendapat materi tentang enterpretasi dan kriteria penolakan hasil
pengujian tarik
3.1.2. Praktik Pengujian Tarik
Mendapat penjelasan persiapan benda uji
Demonstrasi dan praktik
Interpretasi dan evaluasi hasil pengujian
Mendapat tugas penulisan laporan
Pada tabel 1 dimensi spesimen uji tarik harus memenuhi panjang gage
leght (G) sebesar 2 inch (50,8 mm), dimensi width (W) sebesar 0,5 inch (12,7
mm) dan lebar area cekam sekitar ¾ inch (19,05 mm), pada bagian tengah dari
batang uji (bagian yang paralel) merupakan bagian yang menerima tegangan
yang terbesar, bagian ini disebut panjang ukur (gage legth) yaitu bagian yang
dianggap menerima pembebanan, dan selalu diukur panjangnya selama proses
pengujian.
A = titik proposionalitas
B = titik elastis
C = titik yield
D = titik maksimum
E = titik patah
Dari gambar 3 tampak bahwa sampai titik A pepanjangan sebanding dengan
pertambahan beban. Pada daerah ini berlaku hukum Hooke, sedangkan titik C
merupakan batas berlakunya hukum tersebut, oleh karena itu titik A disebut juga
batas proposional, sedikit di atas titik A terdapat titik B yang merupakan batas
elastis dimana bila beban dihilangkan belum terjadi pertambahan panjang
permanen dan spesimen kembali ke panjang semula. Daerah dibawah titik B
disebut daerah elastis, sedangkan di atasnya disebut daerah plastis. Diatas titik B
terdapat titik C yang merupakan titik yield (luluh) yakni dimana logam
mengalami pertambahan panjang tanpa pertambahan beban yang beserta. Dengan
kata lain titik yield merupakan keadaan dimana spesimen terdeformasi dengan
beban minimum. Deformasi yang dimulai dari titik C ini bersifat permanen
sehingga bila beban dihilangkan masih tersisa deformasi yang berupa
pertambahan panjang (Deformasi plastis) karena perbedaan antara ketiga titik
(A,B, dan C) sangat kecil, maka untuk perhitungan teknik seringkali diwakili
dengan titik C saja. Dalam kurva titik yield ditunjukkan pada kurva mendatr 1
beban relatif tetap.
Penampakan titik C tidak sama dengan semua logam, pada material yang ulet
seperti besi murni dan baja karbon rendah. Titik C tampak sangat jelas, namun
pada umumnya penampakan titik C tidak tampak jelas. Untuk kasus seperti ini
cara menentuka titik yield dengan menggunakan metode offset yaitu dengan
menarik garis miring pada daerah proposional dengan jarak 0,2% dari regangan
maksimal. Titi yiel didapat pada perpotongan garis tersebut dengan kurva 6-E,
seperti ditunjukkan pada gambar berikut
Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 10 of 9
D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR
RA = [(Ao-A/Ao]100%
3.4. Peralatan
Merupakan alat utama untuk melakukan pengujian tarik. Dari mesin ini bisa
didapatkan data kekuatan luluh (yield strength), dan masih banyak lagi.
2. kikir kasar
3. Jangka sorong
9. Dimensi akhir seperti gage legth dan luas penampang yang paling kecil
pada area necking diukur
10. Data dimasukkan pada worksheet
11. Kertas grafik diambil dari mesin pegujian tarik
Beberapa asifat mekanik yang didapat dari pengujian tarik adalah sebagai
berikut:
a) Tegangan Yield (σs)
σs = py/Ao
= 40,75 KN / 141,66 𝑚𝑚2
= 0,000287 KN/𝑚𝑚2
= 0,287 MPa
σu = Pu / Ao
= 55,5 KN / 141,66 𝑚𝑚2
= 0,391 MPa
= 0,000391 KN/𝑚𝑚2
Ɛmax = (ΔL/L1)100%
= (90,2mm – 74,9mm / 74,9mm)100%
= 20,42%
d) Reduksi penampang (Reduction of Area))
RA = (Ao-A1)/Ao x 100%
= (141,66mm – 68,9mm) / 141,66mm x 100%
= 51,36%
2. Spesimen Roundbar
σs = py/Ao
= 37,5 KN / 126,72 𝑚𝑚2
= 0,000295 KN/𝑚𝑚2
= 0,295 MPa
b) Tegangan maksimum (σu)
σu = Pu / Ao
= 51,5 KN / 126,72 𝑚𝑚2
= 0,000406 KN/𝑚𝑚2
= 0,406 MPa
Ɛmax = (ΔL/L1)100%
= (82mm – 62,5mm / 62,5mm)100%
= 9,47%
e) Reduksi penampang (Reduction of Area))
RA = (Ao-A1)/Ao x 100%
= (126,72mm – 38,5mm) / 126,72mm x 100%
= 69,61%
3. Spesimen Deformat
σs = py/Ao
= 26,25 KN / 70,13 𝑚𝑚2
= 0,000374 KN/𝑚𝑚2
= 0,374 MPa
b) Tegangan maksimum (σu)
σu = Pu / Ao
= 38,5 KN / 70,13 𝑚𝑚2
= 0,000548 KN/𝑚𝑚2
= 0,548MPa
Ɛmax = (ΔL/L1)100%
= (233,1mm – 200,4mm / 200,4mm)100%
= 23210%
RA = (Ao-A1)/Ao x 100%
= (70,13mm – 49,03mm) / 70,13mm x 100%
= 29,7%
3.7. Kesimpulan
Dari hasil penghitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
Spesimen deformat memiliki nilai tegangan yieldnya sebesar 0,374 MPa
sehingga memiliki kekuatan paling besar.
Spesimen deformat memiliki tegangan maksimum sebesar 0,548 MPa
sehingga memiliki kekuatan tarik paling besar.
Spesimen pelat memiliki elongation sebesar 20,42 % sehingga memiliki
keuletan paling tinggi.
Lampiran