Anda di halaman 1dari 23

D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL

LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN


MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

LAPORAN PRATIKUM ILMU BAHAN


PENGUJIAN TARIK (TENSILE TEST)

Disusun oleh:

Abdullah Waasi’ (0622040079)


Abraham Wahyu Pratama (0622040080)
Achmad Nur Cholis (0622040081)
Achmad Reza Harnanda (0622040082)
Akbar Bintang Berlian (0622040083)
Alan Budi Wardhana (0622040084)

D4 – TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2022

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 1 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum resmi ini disusun sebagai tugas dalam menyelesaikan


praktikum uji bahan merusak dan tidak merusak telah di sahkan dan setujui
pada :
Hari :
Tanggal :
Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Widya Emilia Rizal Indrawan

Ketua kelompok

Achmad Nur Cholis


(0622040081)

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 2 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadira tTuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini. Penyusunan laporan praktikum ini
merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Bahan
Praktek. Selain itu, makalah ini juga bertujuan menambah wawasan mengenai
pengujian bahan merusak dan pengujian bahan tidak merusak.. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Widya Emilia dan Bapak Rizal Indrawan
selaku dosen mata kuliah Ilmu Bahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya laporan praktikum
ini. Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis sangat berharap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan laporan praktikum ini. Penulis juga
berharap semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi penulis atau
orang lain yang telah membacanya.

Surabaya 11, Novemer 2022

Ketua kelompok 1 DM-1D

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 3 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…….......…………….………………………………..…………1
KATA PENGANTAR………………………..……………………………………………....2
DAFTAR ISI…………………………..…………………………………………………......3
DAFTAR GAMBAR……..…………………………......…………………………………....4
DAFTAR TABEL………………..…….………………………………...…………….……..5
BAB III……………..…….………………………….....…………….……....……...….……6
3.1. Sub kompetensi…….…………………………......…………….……....……….……6
2.1.1 Teori Pengujian TENSILE ……………...…………….……....……….…........7
2.1.2 Praktek pengujian tarik atau TENSILE ………….……....……….…................7
3.2. Dasar teori…..….……………………………...…,,,………….……....……….……..7
3.3. Bahan habis ………………..……...…………...…………………...…………….…12
3.4. Peralatan ……..…….………………………......…...…………….……....……...….13
3.5. Langkah kerja ..…….………………………...…......…………….……....……...….14
3.6.Hasil dan analisa ….…………………………...…...…………….……....……......…15
3.7. Kesimpulan ….………………………...…...…………….……....……...…..............21
3.8. Daftar pustaka .………………………...…...…………….……....……...…..............22
LAMPIRAN ………...…...…………….……....……….……...…...…………….……....…23

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 4 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Spesimen uni tarik bentuk pelat berdasarkan ASTM E8 ................................….8

Gambar 2 spesimen uji tarik bentuk round bar berdasarkan ASTm E8................................9

Gambar 3 grafik p.ΔL hasil tensile test................................................................…..........10

Gambar 4 metode offset untuk menentukan titik yield.......................................…...........11

Gambar 5 Spesimen uji tarik pelat (SA-36)…………….……………....….......................12

Gambar 6 spesimen iji tarik round bar (SA-106)...............................................….............13

Gambar 7 spesimen uji tarik beban (KS SNI S10)…...……………...……………....…....13

Gambar 8 Mesin pengujian tarik UTm sliradru...................................................................13

Gambar 9 Kikir kasar...........................................................................................................14

Gambar 10 Jangka Sorong...................................................................................................14

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 5 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Dimensi uji tarik pelat berdasarkan ASTM E8 …………….……….......……..…..8

Tabel 2 Dimensi spesimen uji tarik round bar berdasarkan ASTM E8.................................9

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 6 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

BAB 3
PENGUJIAN TARIK
.
3.1. Sub Kompetensi
1.1.1.Teori Pengujian Tarik
 Mendapat materi tentang tujuan pengujian
 Mendapat materi tentang prinsip dasar pengujian tarik
 Mendapat materi tentang prosedur pengujian
 Mendapat tugas laporan pendahuluan tentang pengujian tarik
 Mendapat materi tentang enterpretasi dan kriteria penolakan hasil
pengujian tarik
3.1.2. Praktik Pengujian Tarik
 Mendapat penjelasan persiapan benda uji
 Demonstrasi dan praktik
 Interpretasi dan evaluasi hasil pengujian
 Mendapat tugas penulisan laporan

3.2 Dasar Teori

Uji tarik adalahsuatu metide yang digunakan untuk menguji kekuatan


(Tensile Strenght) suatu material dengan cara memberikan beban (Gaya statis)
yang sesumbu dan diberikan secara lambat / cepat. Didapatkan sifat mekanik
berupa kekuatan dan elastisitas sari material nilainya dapat dilihat dari kurva hasil
uji tarik. Adapun sifat lain yang dapat diketahui antara lain :
1. Kekuatan luluh dari material
2. Keuletan dari material
3. Kelentingan dari suatu material
Berikut beberapa standart yang digunakan dalam pengujian tarik :
1. ASTM (American Society of Testing Material)
2. JIS (Japan Industrial Standart)
3. DIN (Dentches Industrial standart), dan
4. Standart serta kode yang lain
Dalam ASTM E8 (Standart test methode for tension testing of methalic material)
Sebuah spesimen iji tarik harus memiliki spesifikasi tertentu meliputi gage leght
(G), Widht (W), Thickness (T), Radius (R), Overall leght (L), Leght of reduced
(A), Leght ofgrip section (B), dan widht of grip section (C)

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 7 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023


Berikut adalah bentuk dpesimen untuk pengujian tarik

a) Spesimen bentuk pelat (Plate Form)

Gambar 1: Spesimen uni tarik bentuk pelat berdasarkan ASTM E8

Tabel 1: Dimensi uji tarik pelat berdasarkan ASTM E8

Pada tabel 1 dimensi spesimen uji tarik harus memenuhi panjang gage
leght (G) sebesar 2 inch (50,8 mm), dimensi width (W) sebesar 0,5 inch (12,7
mm) dan lebar area cekam sekitar ¾ inch (19,05 mm), pada bagian tengah dari
batang uji (bagian yang paralel) merupakan bagian yang menerima tegangan
yang terbesar, bagian ini disebut panjang ukur (gage legth) yaitu bagian yang
dianggap menerima pembebanan, dan selalu diukur panjangnya selama proses
pengujian.

b) Spesimen bentuk silinder (Round Bas Form)


Berdasarkan ASTM E8 gage legth yamg ditentukan untuk spesimen round
bar adalah 2 inch (50,8 mm) Dengan pembentukan diameter spesimen uji sebesar
0,5 inch (12,7 mm), Radius of fillet 3/8 inch dan legth of reduced section (A)
sebesar 2 ¼ inch.

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 8 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

Gambar 2 : spesimen uji tarik bentuk round bar berdasarkan ASTm E8

tabel 2 : Dimensi spesimen uji tarik round bar berdasarkan ASTM E8

c) Spesimen bentuk besi beton ulir (Deformats bars form)


Batang uji berupa deformad diratakan dulu kedua ujung nya agar pengukuran
panjang lebih presisi, bisda dengan dikikir / dipotong. Kita tidak bisa mengukur
diameter karena bidangnya berbentuk sirip melintang. Penentuan diameer awal
(D0) dan gage legth (L0) dilakukan melalui persamaan 1 dan 2.
Besi beton ulir diukur massanya di timbangan digital, selanjutnya panjang batang
uji diukur dengan jangka sorong Spesimen diberi beban uji aksial yang semakin
besar secara continue, sehingga spesimen mengalami perubahan panjang.
Perubahan beban (p) ddan perubahan ( ΔL) tercetak pada mesin berupa grafik p-
ΔL dan kemudian dijadikan grafik sqese-strain (grafik 6-3)
, diukur pada penampang panjang yang paling rata agar akurat, lalu masukkan
massa jenis dari bahan baja ke persamaan 1 berikut ini. Persamaan tersebut
didasarkan pada pertimbangan massa, massa jenis dan panjang batang uji.
√4m
D0 = 𝜋.𝜌.𝐿
Dengan : D0 = diameter awal besi ulir (mm)
m = massa besi beton ulir (g)
ρ = massa jenis besi beton ukir (7,85 𝑔/𝑐𝑚3 )
L = panjang total besi beton ulir
Setelah diketahui awal, dilanjut menghitung gage legth (Lo) dengan persamaan
berikut:
Lo = 8.D0

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 9 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023


Dengan : Lo = panjang gage legth besi beton ulir (mm)
D0 = diameter awal besi beton ulir (mm)
yang menggambarkan sudut bahan secara umum, seperti pada gambar berikut.

Gambar 3: grafik p.ΔL hasil tensile test

A = titik proposionalitas
B = titik elastis
C = titik yield
D = titik maksimum
E = titik patah
Dari gambar 3 tampak bahwa sampai titik A pepanjangan sebanding dengan
pertambahan beban. Pada daerah ini berlaku hukum Hooke, sedangkan titik C
merupakan batas berlakunya hukum tersebut, oleh karena itu titik A disebut juga
batas proposional, sedikit di atas titik A terdapat titik B yang merupakan batas
elastis dimana bila beban dihilangkan belum terjadi pertambahan panjang
permanen dan spesimen kembali ke panjang semula. Daerah dibawah titik B
disebut daerah elastis, sedangkan di atasnya disebut daerah plastis. Diatas titik B
terdapat titik C yang merupakan titik yield (luluh) yakni dimana logam
mengalami pertambahan panjang tanpa pertambahan beban yang beserta. Dengan
kata lain titik yield merupakan keadaan dimana spesimen terdeformasi dengan
beban minimum. Deformasi yang dimulai dari titik C ini bersifat permanen
sehingga bila beban dihilangkan masih tersisa deformasi yang berupa
pertambahan panjang (Deformasi plastis) karena perbedaan antara ketiga titik
(A,B, dan C) sangat kecil, maka untuk perhitungan teknik seringkali diwakili
dengan titik C saja. Dalam kurva titik yield ditunjukkan pada kurva mendatr 1
beban relatif tetap.
Penampakan titik C tidak sama dengan semua logam, pada material yang ulet
seperti besi murni dan baja karbon rendah. Titik C tampak sangat jelas, namun
pada umumnya penampakan titik C tidak tampak jelas. Untuk kasus seperti ini
cara menentuka titik yield dengan menggunakan metode offset yaitu dengan
menarik garis miring pada daerah proposional dengan jarak 0,2% dari regangan

maksimal. Titi yiel didapat pada perpotongan garis tersebut dengan kurva 6-E,
seperti ditunjukkan pada gambar berikut
Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 10 of 9
D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

Gambar 4: metode offset untuk menentukan titik yield

Sifat mekanik yang dari pengujian tarik


1. σy = py/Ao
dimana: σy = tegangan yield (KN/ 𝑚𝑚2 )
py = beban yield (KN)
2. tegangan tarik maksimum / ultimate (ou)
σu = pu/Ao

dimana: σu = tegangan ultimate (KN/ 𝑚𝑚2 )


pu = beban ultimate (KN)
3. regangan (Ɛ)
Ɛ = (ΔL/Lo) 100%

dimana: Ɛ = regangan (%)


ΔL = pertambahan panjang (mm)
Lo = panjang awal spesimen (mm)
Nilai regangan menunjukkan nilai keuletan suatu material, semakin tinggi
nilainya maka suatu material semakin ulet.
4. Modulus Elastisitas (E)
Nilai ini menunjukkan tingkat kekakuan suatu material, semakain besar nilainya
maka semakin kaku materialnya. Harga (E) dinyatakan dalam satuan Mpa atau
N/ 𝑚𝑚2
E = σ/E

5. Reduksi Penampang / reduction of area (RA)


Digunakan untuk menentukan keuletan material, semakin tinggi nilai RA,
semakin ulet material tersebut

RA = [(Ao-A/Ao]100%

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 11 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

Dimana : Ao = Luas penampang sebelum patah (𝑚𝑚2 )


A = Luas penampang setelah patah (𝑚𝑚2 )
6. Grafik tegangan kegangan teknik (σt- Ɛt)
Grafik p- ΔL harus dikonversikan ke grafik tegangan teknik (σt- Ɛt) untuk
mendapatkan kekuatan materialnya
σt = p/Ao
Ɛt = (ΔL/Lo)100%

Dimana: σt = tegangan teknik (KN/𝑚𝑚2 )


P = tegangan teknik (KN)
Ao = luas penampang awal spesimen (𝑚𝑚2 )
Ɛt = regangan teknik (%)
Lo = panjang awal spesimen (mm)
L’ = panjang spesimen setelah patah (mm)

7. Grafik tegangan regangan sebenarnya (σ3- Ɛs)


Grafik ini dibuat dengan kondisi luas penampangnya yang terjadi selama
pengujian. Grafiik ini khususnya pada membentuk dimana deformasi plastis yang
terjadi menjadi perhatian. Untuk proses pembentukan grafik ini didasarkan atas
asumsi bahwa volume benda uji selama pengujian tidak berubah / konstan.
Persamaan: σs = σ+(1+ Ɛt)
Ɛs = Ln (1+ Ɛt)
σs = p/A1
Ɛs = Ln (Ao/A1)

3.3. Bahan Habis

Gambar 5: Spesimen uji tarik pelat (SA-36)

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 12 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

Gambar 6: spesimen iji tarik round bar (SA-106)

Gambar 7: spesimen uji tarik beban (KS SNI S10)

3.4. Peralatan

1. mesin uji tarik

Gambar 8: Mesin pengujian tarik UTm sliradru

Merupakan alat utama untuk melakukan pengujian tarik. Dari mesin ini bisa
didapatkan data kekuatan luluh (yield strength), dan masih banyak lagi.

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 13 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

2. kikir kasar

Gambar 9: Kikir kasar


Berfungsi untuk meratakn dan menghaluskan pemukaan serta membentuk tepi
spesimen sesuai dengan standart.

3. Jangka sorong

Gambar 10: jangka sorong

3.5. Langkah Kerja


1. Persiapkan spesimen, spesimen dikikir untuk menghilangkan sudut yang
tajam / sisa proses permesinan / manik las.
2. Pengukuran dimensi dan pembuatan gage legth (Lo), ketiga spesimen
diukur dimensinya, diantaramya lebar reduced section, tebal, gage legth,
dan diameter untuk round bar
3. Data pengukuran dicatat pada worksheet
4. Spesimen diberi 2 tanda menggunakan gage legth dengan jarak untuk pelat
dan round bar adalah 2 inch, 150 mm, dan untuk besi beton ulir 8x diameter.
5. Pengujian tarik pada mesin uji, spesimen dijepit pada mesin menggunakan
grip yang sesuai dengan penampang batang uji.
6. Handle pengunci grip di kencangkan agar spesimen tidak lepas / atau selip
/ bergeser saat pengujian
7. Spesimen ditarik dengan mesin hingga putus
8. Pengukuran dimensi setelah patah, spesimen dilepas dari grip setelah putus

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 14 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

9. Dimensi akhir seperti gage legth dan luas penampang yang paling kecil
pada area necking diukur
10. Data dimasukkan pada worksheet
11. Kertas grafik diambil dari mesin pegujian tarik

3.6. Hasil dan Analisis


1. Spesimen pelat

Beberapa asifat mekanik yang didapat dari pengujian tarik adalah sebagai
berikut:
a) Tegangan Yield (σs)

σs = py/Ao
= 40,75 KN / 141,66 𝑚𝑚2
= 0,000287 KN/𝑚𝑚2
= 0,287 MPa

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 15 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

b) Tegangan maksimum (σu)

σu = Pu / Ao
= 55,5 KN / 141,66 𝑚𝑚2
= 0,391 MPa

= 0,000391 KN/𝑚𝑚2

c) Regangan Maksimum (Ɛ)

Ɛmax = (ΔL/L1)100%
= (90,2mm – 74,9mm / 74,9mm)100%
= 20,42%
d) Reduksi penampang (Reduction of Area))

RA = (Ao-A1)/Ao x 100%
= (141,66mm – 68,9mm) / 141,66mm x 100%
= 51,36%

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 16 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

2. Spesimen Roundbar

a) Tegangan Yield (σs)

σs = py/Ao
= 37,5 KN / 126,72 𝑚𝑚2
= 0,000295 KN/𝑚𝑚2
= 0,295 MPa
b) Tegangan maksimum (σu)

σu = Pu / Ao
= 51,5 KN / 126,72 𝑚𝑚2
= 0,000406 KN/𝑚𝑚2
= 0,406 MPa

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 17 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

c) Regangan Maksimum (Ɛ)

Ɛmax = (ΔL/L1)100%
= (82mm – 62,5mm / 62,5mm)100%
= 9,47%
e) Reduksi penampang (Reduction of Area))

RA = (Ao-A1)/Ao x 100%
= (126,72mm – 38,5mm) / 126,72mm x 100%
= 69,61%

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 18 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

3. Spesimen Deformat

a) Tegangan Yield (σs)

σs = py/Ao
= 26,25 KN / 70,13 𝑚𝑚2
= 0,000374 KN/𝑚𝑚2
= 0,374 MPa
b) Tegangan maksimum (σu)

σu = Pu / Ao
= 38,5 KN / 70,13 𝑚𝑚2
= 0,000548 KN/𝑚𝑚2
= 0,548MPa

c) Regangan Maksimum (Ɛ)

Ɛmax = (ΔL/L1)100%
= (233,1mm – 200,4mm / 200,4mm)100%
= 23210%

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 19 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

d) Reduksi penampang (Reduction of Area))

RA = (Ao-A1)/Ao x 100%
= (70,13mm – 49,03mm) / 70,13mm x 100%
= 29,7%

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 20 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

3.7. Kesimpulan
Dari hasil penghitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
 Spesimen deformat memiliki nilai tegangan yieldnya sebesar 0,374 MPa
sehingga memiliki kekuatan paling besar.
 Spesimen deformat memiliki tegangan maksimum sebesar 0,548 MPa
sehingga memiliki kekuatan tarik paling besar.
 Spesimen pelat memiliki elongation sebesar 20,42 % sehingga memiliki
keuletan paling tinggi.

Ketidaktepatan hasil percobaan disebabkan oleh kesalahan pemasangan


spesimen pada mesin uji tarik (anvil), pembacaan nilai hasil pengujian yang
kurang tepat, ketidaktelitian pengukuran material yang tidak homogen (luasan
tidak sama), pembulatan bilangan desimal pada perhitungan dan hasil
perhitungan itu sendiri, kesalahan pengambilan titik pada kurva hasil pengujian
serta kesalahan dari praktikan.

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 21 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

3.8. Daftar Pustaka


 Harsono, Dr, Ir & T.Okamura, Dr. 1991. Teknologi Pengelasan Logam, PT.
Pradya Paramita, Jakarta
 Wachid Suherman, Ir. 1987. Diktat Pengetahuan Bahan, Jurusan Teknik Mesin
FTI, ITS
 Dosen Metallurgi. 1986. Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik Mesin FTI,
ITS
 M.M. Munir. 2000. Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik Bangunan
Kapal, PPNS
 Budi Prasojo, ST. 2002. Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik
Permesinan Kapal, PPNS
 ASTM E-8: Tensile Testing of Metals

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 22 of 9


D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL
LAB. UJI BAHAN PRODI TEKNIK DESAIN DAN
MANUFAKTUR

ILMU BAHAN DM42023

Lampiran

Tanggal : Nama Kelompok : Dosen Pembimbing : Revisi ke: Page: 23 of 9

Anda mungkin juga menyukai