Anda di halaman 1dari 4

TUGAS FINAL

KOMUNIKASI BISNIS LINTAS


BUDAYA C1

“Resume Buku Komunikasi Bisnis Lintas Budaya ”

Ditulis Oleh :

WIRANTO WIRAHADIKUSUMA FATAHUDDIN

06520180020

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
Judul Buku : Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Penulis : Richard D. Lewis

Penerbit : Remaja Rosdakarya

Tahun terbit : 2004

KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA

Dalam buku Komunikasi Bisnis (2003), Djoko Purwanto mengungkapkan bahwa

komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik

komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya di suatu

daerah, wilayah, atau negara. Pengertian lintas budaya dalam hal ini bukanlah semata-mata

budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan berkembang di berbagai

daerah dalam wilayah suatu Negara.

Apabila pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah lain atau Negara lain,

pemahaman budaya di suatu daerah atau negara tersebut menjadi sangat penting artinya,

termasuk bagaimana memahami produk-produk musiman di suatu negara, agar tidak terjadi

kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan kegagalan bisnis.

Dengan semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk ke wilayah suatu

Negara dan didorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan

informasi, maka pada saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya semakin

penting artinya. Setiap Negara tentu memiliki budaya sendiri yang berbeda dengan Negara

lainnya. Pemahaman terhadap budaya dan perbedaannya merupakan sudut pandang yang

sangat berharga ketika menjalin suatu kerja sama seperti bisnis. Budaya dapat didefenisikan

bermacam-macam sesuai dengan pandangan masing-masing orang diantaranya pengertian


budaya menurut para ahli: Menurut Lehan, Himstreet dan Baty. Budaya diartikan sebagai

sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat mereka sendiri, pengalaman

hidup masyarakat tentu saja sangatlah banyak dan variatif, termasuk di dalamnya bagimana

perilaku dan keyakinan atau keprcayaan masyarakat itu sendiri.

1. Konteks Bisnis Domestik

Konteks bisnis antar budaya berhubungan dengan:

Protokol bisnis yaitu sifat dasar, dasar yang membantu untuk memulai hubungan

bisnis antar lain:

a. Appointmen seeking: atau hubungan dapat dilakukan dengan mengirimkan email,

telepon, menulis suart formal, atau menggunakan seorang perantara

b. Greeting Behavior merupakan cara menyapa misalnya di Amerika dilakukan

secara informal dan bersahabat, cina lebih senior terlebih dahulu, india dengan

sapaan Namaste dan tangan diletakan di dada seperti orang berdoa, jepang

tangan.

c. Penampilan pribadi: menggunakan pakaian yang pantas dan sesuai dengan

kegiatan bisnis seperti halnya di asia lebih diutamakan ketika melakukan kegiatan

bisnis itu dengan menggunakan pakian formal dan berbeda dengan Amerika.

d. Pemberian hadiah: bagi pembisnis yang pergi keluar negeri, penting untuk

diketahui tidak hanya pandangan lokal tentang pemberian hadiah, namun juga

hadiah apa yang pantas dalam budaya dan dimana bisnis akan dilakukan dan

kapan diberikan.

2. Manajemen Konflik

2.1.Perspektif Amerika
a. Menghindar, dikenal sebagai penyangkalan atau penarikan diri merupakan

strategi yang berdasarkan asumsi bahwa konflik akan hilang jika diacuhkan.

b. Akomodasi, merupakan slah satu bentuk mengatsi konflik yang erat hubungan

dengan menghindar.

c. Kompetisi digunakan dalam manajeman konflik di amerika serikat

d. Kolaborasi bahwa semua pihak bekerja sama untuk memecakan masalah,

kolaborasi sebagai usaha untuk mempertahankan hubungan produktif yang akan

mengatasi ketidaksetujuan ketika bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2. Perspektif Internasional

Budaya kolektif tidak suka akan konflik yang terbuka dan langsung dianggap

sebagai ancaman dalam keserasian dan stabilitas organisasi dalam hubungan

antara anggota kelompok tersebut.

3. Cara Mengatasi Konflik Bisnis Antar Budaya

a. Jaga pikiran untuk tetap terbuka, ketika terlibat dalam sebuah konflik kita

harus tetap berpikir secara terbuka karena dengan hal tersebut

memudahkan kita dalam menghadapi konflik.

b. Jangan terburu-terburu dalam menyelesaikan masalah ketika beriteraksi

dengan anggota dari budaya kolektif. Kita harus belajar untuk

memperlambat seluruh proses negosiasi ketika timbulnya sebuah konflik.

c. Jagalah konflik agar berpusat pada ide bukan pada orangnya.

d. Mengembangkan teknik untuk menghindari konflik.

Anda mungkin juga menyukai