Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR SUSTAINABILITY YANG BERHUBUNGAN DENGAN IMPLEMENTASI

COMMUNITY MENTAL HEALTH NURSING (CMHN)


(Sustainability Factor Related with the Implementation of Community Mental Health Nursing
(CMHN) in South and West Jakarta)

Neng Esti Winahayu*, Budi Anna Keliat*, Ice Yulia Wardani*


Departemen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia
E-mail: estiwinahayu@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pendahuluan: Tujuan dari penelitianini adalah untuk menentukan faktor
keberlanjutan terkait dengan pelaksanaan Community Mental Health Nursing (CMHN) di
Jakarta Selatan dan Barat. Metode: Metode penelitianini menggunakan metode cross
sectional, instrumen yang digunakan dengan menggunakan kuesioner CMHN dan
analisis data menggunakan korelasi pearson. Wawancara dilakukanpada pemangku
kepentingan untuk mendapatkan persepsi pemangku kepentingan tentang faktor
keberlanjutan CMHN. Kemampuan perawat dalam pelaksanaan CMHN adalah 45,86%.
Persepsi perawat terhadap faktor keberlanjutan CMHN adalah 67,49%. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan hubunganyang signifikan antara faktor keberlanjutan dengan
pelaksanaan CMHN. Hasil wawancara dengan analisis stakeholder tentang 8
faktor keberlanjutan dibagi menjadi beberapa tema: opini positif dari pemangku
kepentingan terhadap CMHN (adanya asuhan keperawatan kepada pasien, mendeteksi
kasus baru, dan mengurangi stigma) dan usaha untuk keberlanjutan dari
CMHN (meningkatkan persepsi, perencanaan anggaran,dan sosialisasi). Diskusi: Hasil
penelitianini direkomendasikan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan komunitas
kesehatanmental di daerah lain.

Kata kunci: perawat CMHN, stakeholder, keberlanjutan, pelaksanaan CMHN

ABSTRACT
The aim of this study was to determine the sustainability factor related with the implementation of CMHN in South and
West Jakarta. The method of the study was cross sectional, data of the nurses was collected by questionnaire of CMHN
and pearson correlation was used to analyzed the data. Interviews conducted on stakeholder to get stakeholder
perceptions about the sustainability factor of CMHN. The ability of nurse in the implementation of CMHN is 45,86%. The
nurse perception toward sustainability factor of CMHN is 67,49%. The result of study shows the significant relationship
between the sustainability factor with the implementation of CMHN. The result of analysis interviews with stakeholder
about 8 sustainability factors is obtained into several themes: the positive opinion of stakeholder toward the CMHN (the
existence of nursing care to the patients, detecting of new case, and reducing stigma) and the effort for the sustainability
of CMHN (increasing the perception, budget planning, and socialization). The result of the study is recomended to
improve the community mental health nursing service in other region.

Keywords: CMHN nurses, stakeholder, sustainability, the implementation of CMHN

PENDAHULUAN tahun 2005 setelah terjadinya


bencana tsunami dan gempa bumi
Pelayanan kesehatan jiwa
di Aceh dan Nias
komunitas sudah diimplementasikan
(Prasetyawan, Viora, Maramis, &
di beberapa negara (Asia
Keliat, 2006). Tingkatan CMHN
Australia Mental Health, 2008).
terdiri dari Basic Course CMHN (BC-
Indonesia merupakan salah satu
CMHN), Intermediate Course CMHN (IC
negara yang sudah mengembangkan
CMHN) dan Advance Course CMHN
pelayanan kesehatan jiwa
(AC CMHN).
komunitas yang dikenal dengan
CMHN (BC CMHN)
Community Mental Health Nursing (CMHN).
sudah diterapkan di DKI
CMHN sudah dijalankan pada
Jakarta sejak tahun 2009, karena DKI

305
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 305–312

Jakarta mempunyai prevalensi BAHAN DAN METODE


gangguan jiwa tertinggi yaitu
Penelitianini menggunakan
2,03%. Jakarta Selatan dan Barat
metode cross sectional dan triangulasi
merupakan wilayah yang sudah
sumber data. Penelitian
melaksanakan CMHN (BC CMHN).
menggunakan kuesioner yang
Prevalensi gangguan jiwa di
diberikan kepada perawat CMHN,
Jakarta Selatan 3,36% dan Jakarta
berupa data demografi, kemampuan
Barat 0,03% (Depkes, 2008).
perawat dalam implementasi CMHN,dan
BC CMHN merupakan
persepsi perawat terhadap
serangkaian kegiatan
faktor sustainability. Persepsi
pembelajaran untuk perawat komunitas
perawat ini akan divalidasi
agar memiliki kompetensi
dengan data triangulasi dari
untuk melaksanakan asuhan keperawatan
stakeholder menggunakan wawancara.
kepada pasien gangguan jiwa yang
Populasi adalah semua perawat
ada di masyarakat (Keliat,
CMHN dan stakeholder di
Akemat, Daulima, &
Jakarta Selatan dan Barat. Populasi
Nurhaeni, 2011). CMHN yang
perawat CMHN berjumlah 138
dilaksanakan di Jakarta Selatan dan
orang. Sampel adalah perawat CMHN yang
Barat adalah BC CMHN yang
memenuhi kriteria inklusi yaitu
dimodifikasi dengan IC CMHN.
perawat yang telah mengikuti
Kegiatan BC CMHN meliputi
pelatihan CMHN,perawat yang
penggunaan konsep dasar keperawatan
masih aktif menjalankan CMHN,
kesehatan jiwa komunitas,
perawat yang bekerja di puskesmas
pelaksanaan asuhan keperawatan,
wilayah Jakarta Selatan dan Barat,
pelaksanaan pencatatan pelaporan
bersedia menjadiresponden
dan monitoring evaluasi.
dibuktikan dengan surat kesediaan
Kegiatan IC CMHN yang
menjadiresponden. Teknik penelitian
diterapkan adalah pemberdayaan
menggunakan total sampling yaitu
kader kesehatan jiwa.
mengambil semua perawat yang
CMHN yang dilaksanakan di
memenuhi kriteria inklusi, berjumlah
Jakarta Selatan dan Barat sudah
85 orang. Pengambilan partisipan
berjalan4 tahun belum pernah
untuk stakeholder dengan purposif the
diteliti hasil implementasinya.
sampling yaitu dipilih dengan
Sehingga peneliti ingin mengetahui
pertimbangan dan tujuan tertentu.
faktor sustainability terhadap
Jumlah stakeholder adalah 8
implementasi CMHN di Jakarta
orang mulai dari Dinas Kesehatan
Selatan dan Barat. Peneliti ingin
Propinsi DKI Jakarta, Suku
melihat faktor sustainability mulai dari
Dinas Kesehatan, dan puskesmas.
dukungan politik, stabilitas
Pengumpulan data perawat
pendanaan, kemitraan, kapasitas
CMHN menggunakan kuesioner
organisasi, evaluasi program,
untuk memperoleh karakteristik
adaptasi program, komunikasi
perawat CMHN,persepsi perawat
dan rencana strategi.
tentang faktor sustainability dan
kemampuan perawat dalam
implementasi CMHN. Kemampuan
perawat meliputi kemampuan

306
Faktor Sustainability yang Berhubungan dengan Implementasi (Neng Esti
Winahayu, dkk.)

menggunakan konsep dasar keperawatan HASIL


kesehatan jiwa komunitas,
Hasil penelitian ini
melaksanakan asuhan keperawatan,
menunjukkan bahwa kemampuan
melaksanakan pencatatan, pelaporan,
perawat dalam menggunakan konsep
dan monitoring evaluasi, dan
dasar keperawatan adalah 46%,
melaksanakan pemberdayaan kader
kemampuan perawat dalam
kesehatan jiwa. Persepsi
melaksanakan asuhan keperawatan
stakeholder terhadap sustainability
46,25%, kemampuan perawat
CMHN menggunakan pedoman
melaksanakan pencatatan, pelaporan
wawancara. Penelitian ini
dan monitoring evaluasi
dilakukan di Jakarta Selatan dan
adalah 48,62, ratarata kemampuan
Barat.
perawat melaksanakan pemberdayaan
Analisis data menggunakan
kader kesehatan jiwa adalah
univariat dan bivariat.
47,16%, dan kemampuan
Analisis univariat dilakukan
perawat dalam implementasi CMHN
untuk melihat distribusi data pada
adalah 45,86% (tabel
semua variabel. Analisis
1)
bivariat untuk mengetahui apakah ada
Rerata persepsi perawat
hubungan yang signifikan antara
tentang dukungan politik adalah
persepsi perawat terhadap
sebanyak 71 perawat,
faktor sustainability dengan kemampuan
rerata persepsi perawat terhadap
perawat dalam implementasi CMHN.
stabilitas pendanaan 66,8%,
Sedangkan wawancara dengan
rerata persepsi perawat terhadap
stakeholder dilakukan dengan
kemitraan 69,33%, rerata
analisis collaizi.
persepsi perawat terhadap
kapasitas organisasi 69,47%,
rerata persepsi perawat terhadap
evaluasi program adalah 69,4,
rerata persepsi perawat
Tabel 1. Kemampuan perawat dalam implementasi
CMHN (n=85)

1. Konsep Dasar 33,38 32,00 11,677 30,86-35,90


keswa 159,20 168,00 40,963 149,83-168,57
2. Askep 11 17,21 18,00 5,059 16,12-18,30
diagnos kep
3. Pencatatan, pelaporan 9,66 9,00 2,750 69-264 9,66-10,25
dan monev 219,45 225,00 60,364 7-28 206,44-126,50
4. Pemberdayaan KKJ
5. Implementasi 4-16
CMHN 97-364

Tabel 2. Persepsi hadap or ability CMHN


perawat ter fakt sustain (n=85 )
Faktor sustainability Mean Median Standar Deviasi Min max 95% CI

307
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 305–312

14,99–16,30
14,46–
15,59
1. Dukungan politik 15,65
14,78–
2. Stabilitas 15,02 16,00 3,030 5–20
16,02
pendanaan 15,40 15,00 2,623 5–20
14,79–
3. Kemitraan 15,42 15,00 2,854 5–20
16,06
4. Kapasitas organisasi 15,41 15,00 2,945 5–20
14,41–
5. Evaluasi program 14,98 15,00 2,674 5–20
15,54
6. Adaptasi program 14,99 15,00 2,614 5–19
14,41–
7. Komuni- kasi 14,99 15,00 2,911 5–20
15,54
8. Rencana strategi 122, 15,00 2,684 5–20
14,75–
9. Faktor 125,00 19,770 48–58
15,99
sustainability 24
14,41–
126,50
117,97–126,50

Implementasi CMHN Mean Median Standar Deviasi 95% CI

Tabel 3. Hubungan persepsi perawat terhadap faktor sustainability


dengan kemampuan perawat dalam implementasi CMHN (n=85)
Variabel r p value R2
Dukungan politik 0,345 0,001 11,90

308
Faktor Sustainability yang Berhubungan dengan Implementasi (Neng Esti
Winahayu, dkk.)

Stabilitas pendanaan 0,291 0,007 8,46%


Kemitraan 0,358 0,001 12,81%
Kapasitas organisasi 0,441 0,000 19,44%
Evaluasi program 0,309 0,004 9,54%
Adaptasi program 0,328 0,002 10,75%
Komunikasi 0,385 0,000 14,82%
Rencana strategi 0,340 0,001 11,56%
Faktor sustainability 0,397 0.000 15,76%
Ada hubungan bermakna
antara persepsi terhadap adaptasi program 71,28% ,rata-rata
perawat terhadap faktor sustainability (8 persepsi perawat terhadap
komunikasi adalah faktor) dengan kemampuan perawat dalam
66,6%, rerata persepsi perawat terhadap melaksanakan konsep dasar
keperawatan rencana strategi 65%, rerata persepsi perawat kesehatan jiwa
komunitas (p value< 0,05). terhadap faktor sustainability 67,49%.
Hubungan sedang dan berpola positif (tabel 4).
Terdapat hubungan yang bermakna
Persepsi perawat terhadap
faktor antara persepsi perawat terhadap faktor sustainability (8 faktor)
dengan kemampuan sustainability (8 faktor) dengan kemampuan perawat
melaksanakan asuhan keperawatan perawat dalam implementasi CMHN (p value memiliki
hubungan yang signifikan (p value < 0,05), hubungan sedang dan
arahnya positif
< 0,05). Hubungan sedang dan
berpola positif (tabel 3).
(tabel 5).
Ada hubungan bermakna evaluasi program. Semua
antarafaktor sustainability dengan berpola positif (tabel 6).
kemampuan perawat dalam Terdapat hubungan bermakna
melaksanakan pencatatan, pelaporan, antara persepsi perawat terhadap
dan monitoring evaluasi (p faktor sustainability dengan kemampuan
value < 0,05) kecuali faktor perawat dalam melaksanakan
kapasitas organisasi (p pemberdayaan kader kesehatan jiwa (p
value = 0,066). Semua faktor value < 0,05). Semua
menunjukkan hubungan sedang menunjukkan hubungan sedang, kecuali
kecuali faktor dukungan politik, faktor stabilitas pendanaan. Dan
stabilitas pendanaan, dan semua berpola positif (tabel 7).
Tabel 4. Hubungan persepsi perawat terhadap faktor sustainability
dengan kemampuan perawat dalam menggunakan konsep (n=85)
Variabel r p value R2
Dukungan politik 0,277 0,010 7,67 %
Stabilitas pendanaan 0,265 0,014 6,94 %
Kemitraan 0,330 0,002 10,89 %
Kapasitas organisasi 0,392 0,000 39,20 %
Evaluasi program 0,291 0,007 8,46 %
Adaptasi program 0,322 0,003 10,36 %
Komunikasi 0,376 0,000 14,13 %
Rencana strategi 0,343 0,001 11,76 %
Faktor sustainability 0,368 0.001 13,54 %
Tabel 5. Persepsi perawat terhadap faktor sustainability dengan
kemampuan perawat melaksanakan asuhan keperawatan (n=85)

309
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 305–312

Variabel r p value R2
Dukungan politik 0,357 0,001 12,14 %
Stabilitas pendanaan 0,291 0,007 8,46 %
Kemitraan 0,358 0,001 12,81 %
Kapasitas organisasi 0,444 0,000 19,71 %
Evaluasi program 0,309 0,004 9,54 %
Adaptasi program 0,320 0,003 10,24 %
Komunikasi 0,373 0,000 13,91 %
Rencana strategi 0,327 0,002 10,69 %
Faktor sustainability 0,395 0.000 15,60 %
Tabel 6. Persepsi perawat terhadap faktor sustainability dengan
kemampuan perawat melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan
monitoring evaluasi (n=85)
Variabel r p value R2
Dukungan politik 0,239 0,028 5,71 %
Stabilitas pendanaan 0222 0,041 4,92 %
Kemitraan 0,251 0,020 6,30 %
Kapasitas organisasi 0,325 0,002 10,56 %
Evaluasi program 0,200 0,066 4,00 %
Adaptasi program 0,257 0,018 6,60 %
Komunikasi 0,304 0,005 9,24 %
Rencana strategi 0,273 0,012 7,45 %
Faktor sustainability 0,294 0.006 8,64 %
Tabel 7. Persepsi perawat terhadap faktor sustainability dengan
kemampuan perawat melaksanakan pemberdayaan kader kesehatan
jiwa (n=85)
Variabel r p value R2
Dukungan politik 0,304 0,005 9,24 %
Stabilitas pendanaan 0249 0,022 6,20 %
Kemitraan 0,322 0,003 10,36 %
Kapasitas organisasi 0,387 0,000 14,97 %
Evaluasi program 0,283 0,009 8,00 %
Adaptasi program 0,295 0,006 8,70 %
Komunikasi 0,389 0,000 15,13 %
Rencana strategi 0,346 0,001 11,97 %
Faktor sustainability 0,365 0.001 13,32 %
Hasil wawancara dengan terdeteksinya kasus baru, dan
stakeholder didapatkan adanya mengurangi stigma. Upaya untuk
pandangan positif stakeholder keberlangsungan CMHN yaitu
terhadap CMHN dan upaya dengan peningkatan wawasan,
untuk keberlangsungan CMHN. perencanaan anggaran, dan
Pandangan positif stakeholder sosialisasi CMHN.
terhadap CMHN yaitu adanya
asuhan keperawatan ke pasien,

310
Faktor Sustainability yang Berhubungan dengan Implementasi (Neng Esti
Winahayu, dkk.)

PEMBAHASAN pendanaan yang stabil dan


diperlukan adanya dukungan
Kemampuan perawat dalam
pendanaan dari stakeholder.
implementasi CMHN adalah kemampuan
Persepsi perawat terhadap
dalam kegiatan BC CMHN
faktor sustainability dengan kemampuan
dengan modifikasi IC CMHN.
perawat dalam implementasi CMHN
Kemampuan tersebut adalah kemampuan
menunjukkan adanya hubungan yang
menggunakan konsep dasar keperawatan
bermakna. Faktor dukungan
kesehatan komunitas, asuhan
politik menunjukkan adanya hubungan
keperawatan, pencatatan pelaporan
yang bermakna dengan
dan monitoring evaluasi, dan
implementasi CMHN.Hal ini
pemberdayaan kader kesehatan jiwa.
sesuai penelitian di Bireun
Kemampuan perawat dalam
bahwa perawat yang merasakan
implementasi CMHN masih rendah. Hal
adanya dukungan dari pimpinan
ini berbeda dengan kemampuan
akan menunjukkan kinerja yang baik
perawat di Aceh (Junardi,
(Sulastri, Keliat, & Eryando,
2014). Kemampuan yang rendah ini
2007). Hal ini juga sesuai
disebabkan karena pelatihan
pernyataan yang menyatakan
hanya dalam waktu singkat, khususnya
bahwa dukungan politik mempunyai
di Jakarta Barat dan tidak
dampak yang besar bagi pelaksanaan
semua materi diberikan, juga tidak
suatu program atau kegiatan
ada monitoring evaluasi
(Washington University, 2012).
terhadap pelaksanaan CMHN
Dukungan politik dapat berasal dari
secara kontinue. Sedangkan di
propinsi, kota, kabupaten,
Aceh pelatihan sampai 10 hari,
kecamatan, kelurahan, RW, RT,
dan dilakukan pendampingan
kader, dan tokoh masyarakat.
dalam pelaksanaannya. Sehingga
Dengan demikian suatu kegiatan
diharapkan CMHN yang sudah
supaya dapat berjalandengan baik
berjalandi Jakarta Selatan dan
harus didukung penuh oleh
Barat lebih ditingkatkan terhadap
pemangku kepentingan yang ada
monitoring evauasi pelaksanaan
di wilayah tersebut.
CMHN dan pelatihan lebih
Berdasarkan penelitian
ditingkatkan.
didapatkan bahwa ada hubungan
Persepsi perawat terhadap
bermakna antara faktor pendanaan
faktor sustainability sudah baik,
dengan kemampuan perawat, tetapi
namun perawat mempunyai persepsi
faktor pendanaan merupakan
bahwa faktor yang paling rendah
faktor yang paling rendah. Berdasarkan
adalah stabilitas pendanaan. Hal
wawancara dengan stakeholder
ini sesuai dengan hasil wawancara
bahwa untuk kegiatan CMHN dana
dengan stakeholder bahwa untuk
terbatas, namun diupayakan tetap
kegiatan CMHN,dana sudah
berjalanseperti kegiatan home visit,
dianggarkan dari anggaran
asuhan keperawatan pada pasien dan
pendapatan belanja daerah (APBD),
keluarga. Dana yang belum
tetapi dana tersebut tidak prioritas
maksimal tidak mengurangi
seperti kegiatankegiatan yang lain.
semangat untuk melakukan
Hal ini juga disebabkan
kegiatan. Hal ini sesuai
karena program kesehatan jiwa
dengan penelitian di Aceh
merupakan program
bahwa pendanaan untuk kegiatan
pengembangan puskesmas. Sehingga
CMHN masih minimal (Junardi,
diharapkan walaupun kesehatan
2014). Sedangkan stabilitas
jiwa merupakan program
pendanaan merupakan faktor
pengembangan, maka tetap memerlukan
penting dalam program komunitas

311
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 305–312

(Nordqwist, Timpka, & terhadap implementasi CMHN baik


Lindqwist, 2009). Suatu kegiatan dalam penggunaan konsep kesehatan
dapat berjalanbaik perlu didukung jiwa, asuhan keperawatan, pencatatan
dengan pendanaan yang stabil pelaporan dan monitoring
(Washington University, 2012). eavaluasi, serta pemberdayaan
Keberlangsungan suatu program kader. Hal ini sesuai dengan
tergantung pada kelanjutan dan pernyataan bahwa kapasitas
jaminankeuangan yang tersedia organisasi sangat dibutuhkan
(Kelleher, 2007). Dengan demikian untuk berjalannya suatu program
kegiatan CMHN membutuhkan seperti sumber daya manusianya,
pendanaan yang stabil, sehingga pemimpin yang memadai, dan
diharapkan stakeholder memberikan fasilitas yang dibutuhkan untuk
anggaran yang cukup untuk pelaksanaan kegiatan (Washington
kegiatan CMHN. University, 2012; Leffers &
Persepsi perawat terhadap Mitchel, 2011). Hasil wawancara
faktor kemitraan dengan kemampuan dengan stakeholder didapatkan
perawat dalam implementasi bahwa untuk pelaksanaan kegiatan
menunjukkan adanya hubungan membutuhkan sumber daya manusia
bermakna. Hal ini sesuai yang cukup dan apabila tidak
dengan pernyataan bahwa kemitraan cukup tentunya harus dibuat
dapat dimanfaatkan untuk seefektif mungkin, kemudian
melaksanakan suatu kegiatan yang adanya pemimpin yang komit
sedang berlangsung (King, Christo, terhadap pelaksanaan CMHN,serta
Fletcher, Machlin, Nicholas, tersedianya fasilitas untuk kegiatan
& Pirkis, 2013) dan dapat CMHN.Sehingga peningkatan
membantu pelaksanaan kegiatan kapasitas organisasi harus
untuk mencapai tujuan (Plochg, dilakukan dengan meningkatkan
Delnoij,Hoogedoorn, & Klazinga, kemampuan SDM khususnya
2013; Washington University, perawat CMHN seperti kemampuan
2012). Yang mendorong dalam membimbing dan melatih
keberlangsungan program kader yang ada di wilayahnya,
komunitas adalah faktor kemitraan melakukan evaluasi terhadap
(Nordqwist, Timpka, & kinerja kader, sumber-sumber lain yang
Lindqwist, 2009). Sehingga dibutuhkan, kemampuan dalam
kemitraan sangat penting sekali asuhan keperawatan, dan perlu
terhadap pelaksanaan CMHN, adanya evaluasi oleh stakeholder.
karena suatu kegiatan CMHN tidak Persepsi perawat terhadap
dapat dilakukan sendiri, tentunya evaluasi program dengan
harus bermitra dengan yang kemampuan perawat menunjukkan
lainnya. adanya hubungan yang bermakna.
Persepsi perawat terhadap Hal ini sejalan dengan pernyataan
faktor kapasitas organisasi bahwa evaluasi program
dengan kemampuan perawat sangat berpengaruh terhadap
menunjukkan adanya hubungan yang keberlangsungan suatu program
bermakna. Dan kapasitas (Patrick, Capetola, Towsend,
organisasi paling tinggi pengaruhnya & Hanna, 2011). Penelitian di

312
Faktor Sustainability yang Berhubungan dengan Implementasi (Neng Esti
Winahayu, dkk.)

Aceh juga didapatkan bahwa masyarakat (Washington University,


perawat yang mempunyai persepsi 2012). Komunikasi juga penting bagi
baik terhadap supervsi kader karena kader merupakan
memiliki hubungan dengan perpanjangan tangan dari petugas
kinerja perawat (Sulastri, Keliat, & kesehatan yang mampu memberikan
Eryando, 2007). Namun persepsi informasi tentang perawatan
perawat terhadap sustainability kesehatan jiwa kepada individu,
dengan kemampuan perawat dalam keluarga, dan kelompok
monitoring evaluasi (Syukri,Yani, & Daulima,
menunjukkan hubungan yang tidak 2013). Hal ini juga sejalan
bermakna. Hal ini disebabkan dengan hasil wawancara dengan
tidak adanya evaluasi secara stakeholder bahwa untuk pelaksanaan
kontinue terhadap pelaksanaan CMHN sangat membutuhkan komunikasi,
pencatatan, pelaporan, dan sehingga kegiatan yang
monitoring evaluasi. Dengan dilaksanakan diketahui oleh
adanya evaluasi program pemangku kepentingan dan
maka implementasi CMHN akan masyarakat. Oleh karena itu perlu
berjalansecara continue, sehingga adanya peningkatan terhadap
untuk pelaksanaan CMHN perlu komunikasi agar kegiatan
diadakan evaluasi secara CMHN semakin dikenal.
continue untuk mengetahui Persepsi perawat terhadap
keberhasilan dan hambatannya. rencana strategi dengan kemampuan
Persepsi perawat terhadap perawat menunjukkan adanya hubungan
adaptasi program dengan kemampuan bermakna. Rencana strategi
perawat menunjukkan hubungan memegang peranan penting dalam
bermakna. Hasil penelitian ini sama melaksanakan suatu kegiatan
dengan hasil penelitian di Aceh (Schell, Luke, Herbers, &
(Junardi, 2014). Hasil wawancara Elliot, 2012). Rencana strategis
dengan stakeholder didapatkan diperlukan untuk membuat
bahwa adaptasi program perencanaan ke depannya
sangat diperlukan, karena harus terkait penggunaan konsep dasar
menyesuaikan dengan ilmu-ilmu baru. keperawatan kesehatan jiwa,
Stakeholder juga menyatakan asuhan keperawatan, pencatatan
bahwa perlu adanya peningkatan pelaporan dan monitoring
wawasan kepada petugas yang baru evaluasi, dan pemberdayaan kader
maupunlama. Dengan demikian kesehatan jiwa.
sustainability implementasi CMHN perlu
adanya penyesuaian terhadap
kegiatan yang sedang berjalan, SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
dan perlu dibuat keputusan Kesimpulan dari penelitian
kegiatan mana yang harus ini adalah karakteristik perawat
dilanjutkan dan kegiatan CMHN berusia rata-rata 37,39
mana yang tidak harus dilakukan. tahun, lama bekerja 12,08 tahun.
Persepsi perawat terhadap Lebih banyak: perempuan, pendidikan
faktor komunikasi dengan terakhir D3 Keperawatan, menikah,
implementasi CMHN menunjukkan peran pada program puskesmas
hubungan bermakna. Hal ini sama atau lebih dari 3
sejalan dengan penelitian di program. Karakteristik stakeholder
Aceh (Junardi, 2014). Komunikasi adalah berumur 30–57 tahun,
merupakan sarana untuk semua perempuan, menikah,
menginformasikan kegiatan pendidikan S1 Kesehatan 6
kepada pemangku kepentingan dan orang, dan S2 Kesehatan 2

313
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 305–312

orang. Kemampuan perawat dalam Menjalin kemitraan yang baik


implementasi CMHN masih rendah untuk implementasi CMHN,menyiapkan
(konsep dasar keperawatan kesehatan sumbersumber untuk mengelola
jiwa; asuhan keperawatan pada 11 pelaksanaan CMHN, baik SDM-nya,
diagnosa keperawatan; pencatatan, pemimpin yang memadai, dan
pelaporan, dan monitoring fasilitas yang tersedia untuk kegiatan
evaluasi; pemberdayaan kader CMHN, melakukan evaluasi
kesehatan jiwa). Persepsi terhadap CMHN yang sudah
perawat terhadap faktor berjalan, sehingga akan
sustainability CMHN yang berhubungan terlihat kegiatan mana yang
dengan implementasi CMHN antara 66,6 sudah berjalandan tidak berjalan,
% dan 71,28 %. Persepsi melakukan adaptasi terhadap
perawat terhadap faktor program dengan menyesuaikan
sustainability CMHN berhubungan dengan ilmu-ilmu baru, sehingga
bermakna (signifikan) dengan CMHN tidak tertinggal dengan
kemampuan perawat dalam program yang lain, adanya
implementasi CMHN.Gambaran komunikasi yang baik dengan
persepsi stakeholder ditemukan berbagai lintas program
tema yaitu pandangan positif maupunlintas sektor, dengan tokoh
stakeholder terhadap CMHN dan masyarakat, maupunkader kesehatan
upaya untuk keberlangsungan jiwa, adanya rencana strategi untuk
CMHN. membuat pelaksanaan CMHN
berjalanlebih baik, sehingga
Saran dengan adanya faktor sustainability
Perawat CMH Ndiharapkan maka pelaksanaan CMHN dapat
dapat meningkatkan kemampuan membudaya.
dalam menggunakan konsep dasar Bagi ilmu keperawatan
keperawatan kesehatan jiwa diharapkan dengan adanya penelitian
komunitas, melaksanakan asuhan ini akan menambah wawasan
keperawatan, pencatatan pelaporan keilmuan sehingga diharapkan
dan monitoring evaluasi, dan faktor sustainability terhadap
pemberdayaan kader kesehatan jiwa pelaksanaan CMHN dapat dimasukkan
dengan pendampingan, supervisi dan dalam proses pembelajaran
reguler meetingsehingga kemampuan Bagi peneliti selanjutnya
perawat dapat optimal. Stakeholder diharapkan kriteria inklusi untuk
mulai dari dinas kesehatan, suku perawat CMHN lebih dipersempit,
dinas kesehatan, dan puskesmas sehingga hasilnya lebih
perlu memberikan dukungan optimal. Menggunakan metode
terhadap pelaksanaan CMHN kualitatif untuk mendapatkan
dengan memberikan persetujuan kedalaman suatu fenomena
terhadap kegiatan-kegiatan tentang persepsi perawat terhadap
CMHN,membuat perencanaan faktor sustainability dalam
keuangan (pendanaan yang implementasi CMHN.
stabil) untuk implementasi CMHN
seperti home visit maupun penyuluhan,
sehingga hasilnya lebih optimal,

314
Faktor Sustainability yang Berhubungan dengan Implementasi (Neng Esti
Winahayu, dkk.)

KEPUSTAKAAN berhubungan dengan kinerja


perawat CMHN di Kabupaten
Keliat, B.A., Akemat, Daulima,
Pidie Aceh. Jurnal Keperawatan
N.H.C, dan Nurhaeni, H.,
Indonesia, 12 (3).
2011. Keperawatan kesehatan jiwa
Syukri, M., Yani, A., Daulima,
komunitas: CMHN (Basic Course).
N.H.C., 2013. Studi fenomenologi:
Jakarta: EGC.
pengalaman kader kesehatan jiwa
Kelleher, K., 2007. Perawatan
dalam menjalankan perannya untuk
kesehatan jiwa komunitas: tinjauan
meningkatkan status kesehatan jiwa
dan evaluasi modul dasar. Brisbane:
masyarakat di kota Bogor.
JTA International.
Depok: FIK UI.
King,K., Christo,J., Fletcher,
Washington University, 2012.
J., Machlin, A., Nicholas.,
Sustainability framework and
dan Pirkis, J., 2013. The
assestment tool. St. Louis: Center for
sustainability of an
Public Health Systems Science,
Australian initiative designed
(Online), (http://cphss.wusti.
to improve
edu)
interdisciplinary collaboration in
mental health care. International
Journal of Mental Health System.
(Online), (http://www.ijmhs.
com., diakses tanggal 1
Februari 2014).
Leffers, J., dan Mitchell, E.,
2010. Conceptual model for
partnership and sustainability
in global health. Public
Health Nursing, 28 (1), 91–
102.
Patrick, R., Capetola, T.,
Towsend, M., dan
Hanna, L., 2011.
Incorporating sustainability into
community based healthcare practice.
EcoHealth, 8, 277–289.
Plochg.,T., Delnoij,D., M., J.,
Hoogedoorn, N., P., C.,
dan Klazinga, N.S.,
2006. Collaborating while
competing? The sustainability of
community–based integrated care
initiatives through a health
partnership. (Online), (http://
www.biomedcentral.com.,
diakses tanggal 1 Februari
2014).
Schell, S., Luke, D., Herbers,
S., dan Elliott, M.,
2012. Sustainability assestment. St
Louis: Washington University.
Sulastri,Keliat, B.A., dan Eryando,
T., 2008. Faktor-faktor yang

315

Anda mungkin juga menyukai