Anda di halaman 1dari 12

Nama : Eka Ristia Subroto

NIM : K013221003
Kelas : S3 Kerjasama 2022
Topik : Mutu Pelayanan Kesehatan
Judul : “ Pengembangan Model Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Melalui Pengawasan Sumber Daya
Manusia ( SDM ) dan Operational Benevolance ”

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Matriks Literature Review Jurnal
No Nama Jurnal Judul Jurnal Nama Penulis Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian
.
1. International A social innovation Martha Milena Secara umum Metodologi study Hasil penelitian menunjukkan
Journal for Equity model for Bautista-Gomez & penelitian ini kasus digunakan bahwa model inovasi social
in Health 21, April equitable access Lindi van Niekerk bertujuan untuk untuk menyelidiki dan dirancang sebagai proses
2022 to quality health mengatasi memahami proses pembelajaran bersama berbasis
(Scopus Q1) services for rural kebutuhan dimana Model partisipasi masyarakat. Model ini
popolations: a kesehatan Pelayanan Kesehatan dilaksanakan dengan mengadopsi
case from penduduk setempat Integral untuk daerah pendekatan kesehatan holistic dan
Sumapaz,a rural secara holistic dan pedesaan mempertimbangkan kondisi
district of Bogota, meningkatkan akses dikembangkan dan kontek pedesaan. Sebagai hasil
Colombia layanan kesehatan bagaimana berbagi dari proses ini,akses ke layanan
melalui sajian dan strategi didefinisikan kesehatan yang berkualitas
kajian Studi kasus dan diterapkan. ditingkatkan untuk masyarakat
inovasi social yang Metode kualitatif pedesaan yang rentan. Model ini
dilaksanakan digunakan dalam juga memberikan hasil yang
didaerah Sumapaz pengumpulan data melampaui kesehatan dan
di Kolombia. Model dan semua data berkontribusi pada
Integral Health Care dianalisis pengembangan individu dan
For Rural Areas menggunakan Farmer masyarakat di berbagai bidang.
merupakan inovasi et al. kerangka kerja
social di bidang tentang inovasi social
kesehatan yang akar rumput yang
menunjukan mencakup
bagaimana menumbuhkan ide;
Universal Health mengimplementasikan
Coverage dapat ide;keberlanjutan dan
dicapai untuk difusi.
populasi rentan
melalui serangkaian
strategi kreatif yang
mengisi kekosongan
sistemik dalam
akses dan
koordinasi
pelayanan
kesehatan serta
dalam mengatasi
factor yang
bertanggung jawab
atas kesehatan yag
buruk
2. Journal Of Medical Measuring Ting Song,Ning Secara umum Metode Model yang Hasil penelitian menunjukkan
Internet Research Success of Deng,Tingru penelitian ini diusulkan berasal dari bahwa Model ini menyumbang
23(7),e26670,2021 Patients’ Cui,Siyu Qian,Fang bertujuan untuk model kontinuitas 58,5% dari varians dalam
(Scopus Q1) Continuous Use of Liu,Yingping mengembangkan sistem informasi dan kegunaan yang dirasakan (R2 =
Mobile Health Guan,Pingyu model untuk model keberhasilan 0,585), 52, 3% dari varians dalam
Services for Self- mengukur sistem informasi. kepuasan pengguna (R2 = 0,523),
management of keberhasilan Model ini berisi 7 dan 41,4% dari varians dalam niat
Chronic penggunaan konstruksi teoretis: pasien untuk memanfaatkan
Conditions: Model layanan kesehatan kualitas informasi, layanan kesehatan seluler secara
Development and bergerak secara kualitas sistem, terus menerus (R2 = 0,414). Niat
Validation terus menerus oleh kualitas layanan, penggunaan berkelanjutan secara
pasien untuk kegunaan yang signifikan dipengaruhi oleh status
pengelolaan diri dirasakan, kepuasan kesehatan yang dirasakan (β
kondisi kronis. pengguna, status =.195, P = .03), kegunaan yang
kesehatan yang dirasakan (β = .307, P = .004),
dirasakan, dan niat dan kepuasan pengguna (β
penggunaan = .254, P = .04) dengan layanan
berkelanjutan. kesehatan seluler. Kualitas
Instrumen survei informasi (β=.235, P=.005),
kuesioner berbasis kualitas sistem (β=.192, P=.02),
web dikembangkan dan kualitas layanan
untuk menguji model. (β=.494, P<.001) memiliki
Survei dilakukan untuk pengaruh positif yang signifikan
mengumpulkan data pada kegunaan yang dirasakan
dari 129 pasien yang tetapi tidak pada kepuasan
menggunakan aplikasi pengguna. Kegunaan yang
mobile health untuk dirasakan memiliki pengaruh
penanganan positif yang signifikan pada
hipertensi dari tahun kepuasan pengguna
2017 hingga 2019. (β=.664, P<.001). Akibatnya
Item kuesioner berasal berlawanan dengan hipotesis asli,
dari instrumen yang status kesehatan yang dirasakan
divalidasi dan diukur tidak berdampak negatif pada niat
menggunakan skala pasien untuk terus menggunakan
Likert 5 poin. Metode layanan kesehatan keliling tetapi
pemodelan kuadrat menunjukkan korrela positif yang
terkecil parsial signifikan
digunakan untuk
menguji model teoritis
3. Vol. 1 No. 1 Service Quality  Rafadi Khan Penelitian ini . Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
(2022): and Patient Khayru bertujuan untuk merupakan studi bahwa 54% responden puas
International Satisfaction of University of mengidentifikasi kuantitatif sekaligus dengan layanan yang diberikan
Journal of Service Public Health Care Airlangga, gambaran kepuasan asosiatif hubungan diikuti oleh 21% sudah cukup
Science, Surabaya pasien terhadap kausal pada pasien puas, 17% sangat puas, 6% tidak
Management,  Fayola Issalillah kualitas PHC rawat jalan di PHC puas dan 2% sangat tidak puas.
Engineering, and Maulana Malik Manukan Kulon di Manukan Kulon dari Nilai uji korelasi adalah 0,832
Technology Ibrahim State Surabaya. Januari 2021 hingga yang menunjukkan bahwa kualitas
(February) Islamic Februari 2021. layanan memiliki korelasi positif
( Scopus Q2) University, Sampel diambil yang sangat kuat dengan
Malang dengan menggunakan kepuasan pasien. Oleh karena itu,
metode accidental sebagian besar pasien telah puas
sampling dan dengan pelayanan yang diberikan
diperoleh 100 pasien oleh Manukan Kulon PHC
rawat jalan sebagai Surabaya dan peningkatan
responden. Variabel kualitas pelayanan melalui
kualitas layanan pelatihan dapat dilakukan kepada
diukur menggunakan tenaga kesehatan dalam rangka
dimensi Servqual memberikan pelayanan yang
(TERAR) sedangkan maksimal kepada pasien.
kepuasan pasien
diukur dengan tiga
dimensi perilaku
(kepuasan layanan
secara keseluruhan;
merekomendasikan
kepada pihak lain; dan
kembali menggunakan
layanan mereka).
Pengumpulan data
dilakukan melalui
pengisian kuesioner
yang telah lulus uji
validitas dan
reliabilitas. Data
tersebut dianalisis
dengan metode
analisis korelasi
Spearman Rank.
TUGAS 1. RINGKASAN ARTIKEL SESUAI TOPIK PENELITIAN
Mata Kuliah : Penulisan Ilmiah dan Etika Kesehatan Masyarakat
Dosen : Prof.dr.Veni Hadju,M.Sc,Ph.D
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mutu pelayanan kesehatan sangat melekat dengan faktor- faktor subjektivitas
individu yang berkepentingan dalam pelayanan kesehatan, seperti pasien,masyarakat
dan organisasi masyarakat, profesi layanan kesehatan, dinas kesehatan,dan
pemerintah daerah sehingga akan membentuk pandangan yang berbeda dalam
definisi mutu pelayanan kesehatan. Setiap mereka yang terlibat dalam layanan
kesehatan seperti pasien,masyarakat dan organisasi masyarakat, profesi layanan
kesehatan, dinas kesehatan,dan pemerintah daerah, pasti mempunyai persepsi yang
berbeda tentang unsur penting dalam menentukan mutu layanan kesehatan.
Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh terdapatnya perbedaan latar belakang,
pendidikan, pengetahuan ,pekerjaan, pengalaman, lingkungan dan kepentingan.
Pasien/ masyarakat (konsumen) melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai
suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan dan diselenggarakan
dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu
menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembangnya atau
meluas penyakitnya.
Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. Tidak hanya
orang-per orang atau keluarga, akan tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh
seluruh anggota masyarakat. Adapun yang dimaksudkan dengan sehat adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis (U.U No 23 tahun 1992).
Kesehatan dipandang sebagai sumber daya yang memberikan kemampuan
pada individu, kelompok, dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mengelola
bahkan merubah pola hidup, kebiasaan dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan arah
pembangunan kesehatan kita yang meninggalkan paradigma lama menuju paradigma
sehat, dalam rangka menuju Indonesia Sehat 2010 (Ahmad Djojosugitjo, 2001).
Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yang memuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat (consumer satisfaction),
melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan yang memuaskan harapan dan
kebutuhan pemberi pelayanan (provider satisfaction), pada institusi pelayanan yang
diselenggarakan secara efisien (institutional satisfaction). Interaksi ketiga pilar utama
pelayanan kesehatan yang serasi, selaras dan seimbang, merupakan paduan dari
kepuasan tiga pihak, dan ini merupakan pelayanan kesehatan yang memuaskan
(satisfactory healty care) (Ahmad Djojosugitjo, 2001).
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah langkah terpenting untuk
meningkatkan daya saing usaha Indonesia di sektor kesehatan. Hal ini tidak ringan
karena peningkatan mutu tersebut bukan hanya untuk rumah sakit saja tetapi berlaku
untuk semua tingkatan pelayanan kesehatan mulai dari Puskesmas Pembantu dan
Puskesmas, baik di fasilitas pemerintahan maupun swasta (Ahmad Djojosugitjo, 2001).
Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa masyarakat pengguna pelayanan
kesehatan pemerintah dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tak
dapat dipungkiri bahwa kini pasien semakin kritis terhadap pelayanan kesehatan dan
menuntut keamanannya (Sulastomo, 2005).
Berbagai fakta menunjukkan adanya masalah serius dalam mutu pelayanan
kesehatan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena belum adanya sistem pengendali
mutu yang terbaik yang dapat diterapkan. Pemahaman secara lebih mendalam tentang
good governance merupakan salah satu upaya terhadap perwujudan pelayanan
kesehatan yang lebih bermutu (Laksono, 2005).
Upaya peningkatan mutu adalah aksioma yang lemah capaian individunya, pada
umumnya mencerminkan kegagalan sistem atau ketidakmampuan dari suatu
organisasi memandang dan mengimprovisasikan sistem jaminan mutu. Gagasan
peningkatan kualitas mutu merupakan tantangan di dalam suatu organisasi pelayanan
kesehatan (Sulastomo, 2006).
. Dewasa ini, penelitian mengenai peningkatan mutu pelayanan kesehatan
menjadi perhatian peneliti kebijakan kesehatan karena Metode Peningkatan Mutu
Pelayanan Kesehatan merupakan salah satu strategi penting dalam keberhasilan
peningkatan mutu layanan kesehatan bagi masyarakat.
Terdapat 3 (tiga) jurnal internasional yang dipilih dalam tugas ini sesuai topic
Mutu Pelayanan Kesehatan ( Quality of Health Services ) . Jurnal 1 merupakan jurnal
internasional terindeks Scopus Q1 (International Journal for Equity in Health 21, April
2022) yang membahas mengatasi kebutuhan kesehatan penduduk setempat secara
holistic dan meningkatkan akses layanan kesehatan melalui sajian dan kajian Studi
kasus inovasi social yang dilaksanakan didaerah Sumapaz di Kolombia. Model Integral
Health Care For Rural Areas merupakan inovasi social di bidang kesehatan yang
menunjukan bagaimana Universal Health Coverage dapat dicapai untuk populasi
rentan melalui serangkaian strategi kreatif yang mengisi kekosongan sistemik dalam
akses dan koordinasi pelayanan
Jurnal 2 merupakan jurnal internasional terindeks Scopus Q1 (Journal Of Medical
Internet Research 23(7),e26670,2021) yang mengembangkan model untuk mengukur
keberhasilan penggunaan layanan kesehatan bergerak secara terus menerus oleh
pasien untuk pengelolaan diri kondisi kronis. Dan Jurnal 3 merupakan jurnal
internasional terindeks Scopus Q2 (Vol. 1 No. 1 (2022): International Journal of Service
Science, Management, Engineering, and Technology (February) ) yang
mengidentifikasi gambaran kepuasan pasien terhadap kualitas PHC Manukan Kulon di
Surabaya.. Ketiga jurnal internasional ini merupakan jurnal pilihan yang menurut saya
saling terkait dalam pengembangan rencana penelitian disertasi saya.
Ketiga jurnal internasional yang dipilih memiliki ciri khas masing-masing terkait
metode yang dilakukan dalam upaya pengembangan model peningkatan mutu
pelayanan kesehatan. Jurnal 1 menjelaskan study kasus digunakan untuk menyelidiki
dan memahami proses dimana Model Pelayanan Kesehatan Integral untuk daerah
pedesaan dikembangkan dan bagaimana berbagi strategi didefinisikan dan diterapkan.
Jurnal 2 menjelaskan Model yang diusulkan berasal dari model kontinuitas sistem
informasi dan model keberhasilan sistem informasi. Model ini berisi 7 konstruksi
teoretis: kualitas informasi, kualitas sistem, kualitas layanan, kegunaan yang
dirasakan, kepuasan pengguna, status kesehatan yang dirasakan, dan niat
penggunaan berkelanjutan. Instrumen survei kuesioner berbasis web dikembangkan
untuk menguji model. Survei dilakukan untuk mengumpulkan data dari 129 pasien
yang menggunakan aplikasi mobile health untuk penanganan hipertensi dari tahun
2017 hingga 2019. Item kuesioner berasal dari instrumen yang divalidasi dan diukur
menggunakan skala Likert 5 poin. Metode pemodelan kuadrat terkecil parsial
digunakan untuk menguji model teoriti. Jurnal 3 menjelaskan Penelitian ini merupakan
studi kuantitatif sekaligus asosiatif hubungan kausal pada pasien rawat jalan di PHC
Manukan Kulon dari Januari 2021 hingga Februari 2021. Sampel diambil dengan
menggunakan metode accidental sampling dan diperoleh 100 pasien rawat jalan
sebagai responden. Variabel kualitas layanan diukur menggunakan dimensi Servqual
(TERAR) sedangkan kepuasan pasien diukur dengan tiga dimensi perilaku (kepuasan
layanan secara keseluruhan; merekomendasikan kepada pihak lain; dan kembali
menggunakan layanan mereka). Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian
kuesioner yang telah lulus uji validitas dan reliabilitas. Data tersebut dianalisis dengan
metode analisis korelasi Spearman Rank.
Adapun untuk hasil penelitian dari ketiga jurnal internasional memberikan bukti
bahwa Model Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Konsistensi sangat besar
pengaruhnya bagi peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Hasil
penelitian pada Jurnal 1, bahwa model inovasi social dirancang sebagai proses
pembelajaran bersama berbasis partisipasi masyarakat. Model ini dilaksanakan
dengan mengadopsi pendekatan kesehatan holistic dan mempertimbangkan kondisi
kontek pedesaan. Sebagai hasil dari proses ini,akses ke layanan kesehatan yang
berkualitas ditingkatkan untuk masyarakat pedesaan yang rentan. Model ini juga
memberikan hasil yang melampaui kesehatan dan berkontribusi pada pengembangan
individu dan masyarakat di berbagai bidan. Hasil penelitian pada Jurnal 2,
menunjukkan bahwa Model ini menyumbang 58,5% dari varians dalam kegunaan yang
dirasakan (R2 = 0,585), 52, 3% dari varians dalam kepuasan pengguna (R2 = 0,523),
dan 41,4% dari varians dalam niat pasien untuk memanfaatkan layanan kesehatan
seluler secara terus menerus (R2 = 0,414). Niat penggunaan berkelanjutan secara
signifikan dipengaruhi oleh status kesehatan yang dirasakan (β =.195, P = .03),
kegunaan yang dirasakan (β = .307, P = .004), dan kepuasan pengguna (β = .254, P
= .04) dengan layanan kesehatan seluler. Kualitas informasi (β=.235, P=.005), kualitas
sistem (β=.192, P=.02), dan kualitas layanan (β=.494, P<.001) memiliki pengaruh
positif yang signifikan pada kegunaan yang dirasakan tetapi tidak pada kepuasan
pengguna. Kegunaan yang dirasakan memiliki pengaruh positif yang signifikan pada
kepuasan pengguna (β=.664, P<.001). Akibatnya berlawanan dengan hipotesis asli,
status kesehatan yang dirasakan tidak berdampak negatif pada niat pasien untuk terus
menggunakan layanan kesehatan keliling tetapi menunjukkan korrela positif yang
signifikan. Sedangkan hasil penelitian pada Jurnal 3, menunjukkan bahwa Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 54% responden puas dengan layanan yang diberikan
diikuti oleh 21% sudah cukup puas, 17% sangat puas, 6% tidak puas dan 2% sangat
tidak puas. Nilai uji korelasi adalah 0,832 yang menunjukkan bahwa kualitas layanan
memiliki korelasi positif yang sangat kuat dengan kepuasan pasien. Oleh karena itu,
sebagian besar pasien telah puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Manukan
Kulon PHC Surabaya dan peningkatan kualitas pelayanan melalui pelatihan dapat
dilakukan kepada tenaga kesehatan dalam rangka memberikan pelayanan yang
maksimal kepada pasien.
Setelah membaca dan menganalisis 3 (tiga) jurnal penelitian internasional yang
dipilih terdapat beberapa rencana pengembangan untuk penelitian disertasi saya
kedepan. Pertama, saya kan meneliti pada fasilitas kesehatan yaitu RSUD dr.H.
Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas khusus pada Bidang Pengembangan SDM
pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan, dan sample merupakan tenaga
kesehatan Purna Diklat atau SDM yang yang telah melaksanakan pendidikan dan
pelatihan yang kemudian melaksanakan rencana tindak lanjut dari kegiatan yang telah
dilaksanakan apakah dilaksanakan sesuai kompetensi sehingga bisa menunjang
proses peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kedua, dalam
pelaksanaan pengawasan/ monitoring tenaga kesehatan purna diklat maka diperlukan
alat/media yang dapat di akses oleh pimpinan sebagai pembuat kebijakan dalam
pelayanan kesehatan internal,maka saya akan menerapkan model aplikasi control
melalui android dimana purna diklat dapat menginput rencana tindak lanjut hasil
pelatihan yang akan di evaluasi selama 3 bulan kedepan dengan mekanisme
koordinasi kepada semua bidang pelayanan kesehatan yang berkaitan. Ketiga, hasil
monitoring akan di evaluasi dan dilihat dari hasil produk kegiatan/hasil kegiatan oleh
peneliti serta penyerapannya pada pelayanan kesehatan melalui survey kepuasan
pasien selama 3 bulan. Keempat, penelitian ini juga mengamati kesadaran diri dari
tenaga kesehatan purna diklat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
berdasarkan kebijakan dengan system operational benevolence yaitu kesadaran diri
dengan kebajikan melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam memberikan
pelayanan yang maksimal,berdaya guna dan tepat guna kepada masyarakat. Hal ini
akan di buktikan dengan metode wawancara kepada tenaga kesehatan purna diklat di
RSUD dr. H.Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
Dalam rencana penelitian ini saya akan menggabungkan dua metode kuantittatif
dan kualitatif melihat potensi efektivitas yang lebih baik dalam Peningkatan Mutu
Pelayanan Kesehatan. Hanya saja, saya perlu melakukan identifikasi dan penelusuran
literatur penelitian Metode Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan yang telah
dilakukan di Indonesia untuk melihat potensi pengembangan metode dan analisis yang
akan dilakukan. Untuk pencarian referensi selanjutnya akan berfokus pada metode
pembuatan aplikasi sebagai media monitoring kegiatan dan mendalami system
operational benevolene melalui pendekatan kepada purna diklat untuk mendapatkan
hasil yang lebih efektif dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan baik secara
teknologi maupun secara pendekatan persuasif. Hingga pada akhirnya temuan
penelitian disertasi saya adalah ditemukannya Pengembangan Metode yang efektif
dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat.

Referensi:
1. Stacho, Z.; Stachová, K.; Papula, J.; Papulová, Z.; Kohnová, L. Effective
communication in organisations increases their competitiveness. Pol. J. Manag.
Stud. 2019, 19, 391–403.
2. Vainieri, M.; Ferrè, F.; Giacomelli, G.; Nuti, S. Explaining performance in health
care: How and when top management competencies make the difference. Heathc.
Manag. Rev. 2019, 44, 306–317.
3. Moucheraud C, McBride K. Variability in Health Care Quality Measurement among
Studies Using Service Provision Assessment Data from Low- and Middle-Income
Countries: A Systematic Review. Am J Trop Med Hyg. 2020 Sep;103(3),986-92.

Anda mungkin juga menyukai