Menurut Dirjen Perhubungan Darat (1998) Fasilitas parkir badan jalan adalah fasilitas
R.B.Frazila (2001) menjelaskan bahwa parkir di badan jalan adalah fasilitas parkir pada
badan jalan. Parkir pada badan jalan sangat dipengaruhi oleh sudut parkir, lokasi parkir
Sumber : pedoman perencanaan dan pengoperasian fasilitas parkir. Direktorat Bina Sistem Lalu
Lintas Angkutan Kota. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998
fasilitas parkir kendaraan yang tidak berada pada badan jalan atau langsung menempati
pada badan jalan, tetapi berada di luar badan jalan yang dibuat khusus. Menurut
Seijowarno dan Frazila (2001), fasilitas parkir bukan di badan jalan adalah fasilitas parkir
yang berada pada areal tertentu atau di luar badan jalan. Dalam penempatan fasilitas
parkir di luar badan jalan dapat dikelompokkan atas dua bagian, yakni:
a) Fasilitas untuk umum yaitu tempat parkir berupa gedung parkir atau taman parkir
b) Fasilitas parkir penunjang yaitu berupa gedung parkir atau taman parkir yang
Darat, 1998).
Parkir konvensional adalah sistem parkir dengan menggunakan karcis parkir sebagai
bukti parkir kendaraan dan pembayaran biaya parkir kendaraan dilakukan secara tunai. Sistem
parkir tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari sistem ini adalah kemudahan
pengguna parkir dalam mekanisme pembayaran secara langsung pada petugas parkir. Namun,
kelemahan dari sistem ini adalah kurangnya tingkat keamanan dan dapat menimbulkan praktik
Parkir merupakan keadaan tidak bergerak dari sebuah kendaraan yang bersifat
sementara dan terletak ditempat parkir. Sedangkan tempat parkir adalah suatu tempat parkir
tertentu yang ditetapkan oleh peraturan bupati sebagai tempat parkir kendaraan bermotor.
Retribusi parkir berlangganan adalah pembayaran retribusi parkir yang harus dibayar di muka
oleh setiap pemilik kendaraan bermotor dalam jangka waktu satu tahun dan bersamaan dengan
pembayaran pajak kendaraan bermotor yang terdiri dari retribusi parkir di tepi jalan umum,
tempat insidentil serta tempat khusus parkir. Perbedaan yang mendasar dengan parkir
sebagai prosedur operasional perparkiran dimana pengguna jasa parkir membayar langsung
solusi bagi penerapan manajemen parkir yang menyeluruh dan terintegrasi. Adapun kelebihan
dan kekurangan sistem E-parking. Kelebihan dari sistem ini adalah dapat mempercepat
pelayanan kepada pengguna parkir, dapat menghasilkan data yang akurat untuk dilaporkan
kepada pengelola parkir, dan efisiensi waktu dan sumber daya manusia. Selain itu, setiap
transaksi atau pembayaran biaya parkir dapat terekam secara detail. Pembayaran dilakukan
dengan kartu pembayaran elektronik. Dimana tarif parkir secara progresif, misal dengan parkir
selama 1 jam dengan tarif Rp 2.000,- , 4 jam dengan tarif Rp 5.000,- dan seterusnya. Namun,
kekurangan dari sistem ini adalah penggunaan elektronik yang dapat rusak jika tidak ada
2.6 Wisata
2.6.1 Definisi Wisata
Wisata bisa diartikan sebagai sebuah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok dengan tujuan rekreasi dan hiburan serta memiliki persiapan tentang
kegiatan perjalanan tersebut dengan jangka waktu tertentu. Secara etimologi, pariwisata
berasal dari bahasa sansekerta, “pari” yang berarti banyak atau berkeliling dan “wisata” berarti
Menurut UU No. 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata, definisi wisata yaitu berbagai
macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
mendefinisikan arti wisata adalah perjalanan atau sebagaian dari kegiatan tersebut dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
Dalam UU No. 10 Tahun 2009 menjelaskan tentang jenis-jenis wisata berdasarkan
Berdasarkan UU No.9 Tahun 1990 dijelaskan bahwa pengertian kawasan wisata adalah
suatu kawasan yang mempunyai luas tertentu yang dibangun dan disediakan untuk kegiatan
pariwisata. Seorang ahli yaitu Inskeep (1991) menjelaskan bahwa kawasan wisata merupakan
area yang dikembangkan dengan penyediaan fasilitas dan pelayanan lengkap (untuk
pariwisata secara umum adalah suatu kawasandengan luas tertentu yang dibangun atau
Dalam lingkup yang lebih luas kawasan pariwisata dikenal sebagai Resort City yaitu
perkampungan kota yang mempunyai tumpuan kehidupan pada penyediaan sarana dan
prasarana wisata seperti penginapan, restoran, olah raga, hiburan dan penyediaan jasa
tamasya lainnya.