METODOLOGI KAJIAN
Perhubungan Darat (1996), parkir adalah keadaan kendaraan yang tidak bergerak sementara.
Tempat parkir menurut kamus besar bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai tempat dimana
kendaraan dapat berhenti untuk sementara waktu. Sebaliknya, Joko Murwono (1996)
berpendapat bahwa parkir adalah keadaan diam kendaraan yang tidak sementara, dan
pengemudi keluar dari kendaraan, termasuk minat menaikkan dan menurunkan orang dan
benda.
Parkir merupakan bagian penting dari sistem transportasi darat. Kebutuhan akan lahan
parkir untuk mobil, angkutan umum, sepeda motor dan truk sangat tinggi. Kebutuhan ruang
parkir tergantung dari bentuk dan karakteristik masing-masing kendaraan, serta desain dan
letak ruang parkir. Masalah parkir umumnya terjadi ketika jumlah permintaan parkir melebihi
kapasitas parkir dan dapat menghambat lalu lintas di sekitar tempat parkir.
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu metode
analisis yang menggunakan analisis kuantitatif untuk menghitung setiap nilai berdasarkan
persamaan atau rumus yang diperoleh berdasarkan teori yang sebelumnya banyak digunakan.
Keunggulan pendekatan kuantitatif adalah jenis data yang digunakan berupa angka-angka dan
akurat. Analisis yang digunakan adalah perhitungan berdasarkan rumus tertentu dan
keluarannya berupa indeks. Tingkat indeks ini ditafsirkan secara berbeda oleh standar. Karena
Tahapan dalam kajian ini terdiri dari 3 yaitu, tahapan persiapan atau pra lapngan,
tahapan pengumpulan data, dan tahapan analisis serta interpretasi data. Masing-masing
isu terkait fasilitas parkir daerah Kayutangan Malang dan situasi saat
ini. Masalah apa yang terjadi di wilayah studi. Selain itu juga telah
daerah.
ruang lingkup materi dan wilayah juga dilakukan. Hal ini berkaitan
efisien.
dilakukan cross check atau klarifikasi terutama antara isu strategis dan kondisi
keterbaruan data. Hal ini dilakukan agar data yang dijadikan inputan untuk
pada subbbab berikutnya. Analisis yang digunakan adalah analisis desktiptif dan
evaluative.
parkir yang terdapat pada 3 Kecamatan yang menjadi fokus studi. Jumlah titik parkir tersebut
merupakan keseluruhan atau jumlah antara titik parkir on street maupun titik parkir kawasan.
Data jumlah parkir tersebut merupakan data sekunder dari Dinas Perhubungan Kota Malang
dan Kelurahan Oro-oro Dowo, Kelurahan Kauman dan Kelurahan Kiduldalem. Jumlah titik parkir
3 kecamatan di Kabupaten Malang dapat dilihat secara rinci pada tabel berikut:
Jenis Parkir
Kelurahan Total
TJU TKP
Oro-oro Dowo 5 1 6
Kauman 5 1 6
Kiduldalem 2 5 7
Total 19
3.6.2 Sampel
Dalam kajian ini, menggunakan metode pengambilan sampel Non-Probability Sampling
dengan sub-Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup
sering digunakan. Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam
memilih sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria
inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti berdasarkan tujuan penelitian.
Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus yang menyebabkan calon responden
Dalam kajian ini kriteria yang digunakan untuk pemilihan adalah didasarkan pada jenis
parkir yang digunakan (roda dua, empat atau campuran), jenis pemasukan parkir (retribusi dan
pajak), pengelolaan parkir (dinas perhunungan , swasta atau pihak lain) dengan pemilihan titik
sesuai dengan jumlah proporsi sampel dan didasarkan hasil survey sekunder dan diskusi
parkir, analisis kinerja pelayanan parkir, analisis biaya operasional parkir, dan analisis skenario
pendapatan parkir.
deskriptif. Data dalam kajian ini ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram agar
penyajian dan interpretasi data lebih mudah. Data Karakteristik Parkir yang digunakan dalam
kajian ini seluruhnya untuk analisis kinerja parkir telah dijelaskan pada subbab 3.7.2.
Analisis Karakateristik Parkir yang dilobservasi pada kajian ini terdiri dari jenis parkir,
jenis kendaraan yang parkir, baris parkir, rambu parkir, serta luas segmen (panjang dan lebar
segmen) jika parkir tersebut berada pada badan jalan, dan luas area parkir jika menggunakan
area parkir. Jenis parkir yang dimaksudkan adalah jenis parkir Roda Dua (R2) ataupun Parkir
Roda Empat (R4). Baris parkir yang dimaksudkan adalah jenis parkir paralalel, 30, 45, 60, atau
90 derajat. Serta luas segmen yang didapatkan dari hasil perkalian panjang dikali dengan lebar
A. Volume Parkir
Volume Parkir adalah adalah jumlah kendaraan yang terlibat dalam suatu beban parkir
periode tertentu merupakan hasil integrasi kurva akumulasi parkir untuk periode tertentu.
Volume parkir dihitung dengan menjumlahkan kendaraan yang menggunakan area parkir dalam
Dengan keterangan:
VP: Volume parkir
Ei: jumlah kendaraan yang masuk ke pelataran/gedung parkir dalam periode i
n: jumlah periode jam pengamatan
B. Akumulasi Parkir
Akumulasi parkir dibutuhkan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang parkir pada
lahan yang tersedia dengan selang waktu tertentu Data ini didapat dengan cara menjumlahkan
kendaraan yang telah memakai lahan parkir ditambah dengan kendaraan yang masuk
kemudian dikurangi dengan kendaraan yang keluar,maka jumlah maksimum dari kendaraan
yang parkir pada hari dan waktu tertentu akan didapat. Perhitungan akumulasi parkir
Akumulasi = X + Ei – Ex
Dimana :
Ei = Entry (jumlah kendaraan yang masuk pada lokasi parkir)
Ex = Exit (kendaraan yang keluar pada lokasi parkir)
X = jumlah kendaraan yang ada sebelumnya
C. Durasi Parkir
Durasi parkir adalah rentang waktu sebuah kendaraan parkir di suatu tempat tertentu.
Informasi ini didapat melalui perhitungan selisih waktu kendaraan keluar dengan kendaraan
KP = S/D
Dimana: KP = Kapasitas parkir (kendaraan/jam)
S = Jumlah petak parkir (banyaknya petak)
D = Rata-rata lamanya parkir (jam/kendaraan)
E. Indeks Parkir (IP)
Indeks parkir digunakan untuk melihat jumlah petak parkir tersedia di lokasi yang diteliti,
apakah dapat meampung kendaraan yang parkir ataukah tidak. Indeks parkir sendiri adalah
perbandingan antara akumulasi kendaraan yang parkir dengan kapasitas parkir yang tersedia.
tingkat penggunaan ruang parkir yang didapat dengan membagi volume parkir dengan jumlah
ruang parkir pada periode waktu tertentu. Menurur Oppenlender (1976), pergantian parkir
Dengan keterangan :
TR : Angka pergantian parkir (kend/SRP/jam)
Nt : Jumlah total kendaraan selama waktu survei (kend)
S : Jumlah petak parkir yang tersedia dilokasi penelitian
Ts : Lama periode analisis/waktu survei(jam)
G. Penyediaan Parkir
Penyediaan parkir (parking supply) atau merupakan batas ukuran jumlah kendaraan
yang dapat ditampung selama periode waktu tertentu. Data ini diperoleh dengan menggunakan
Dengan keterangan:
Ps : Daya tampung kendaraan yang dapat diparkir (kendaraan)
S : Jumlah petak parkir yang tersedia dilokasi penelitian
Ts : Lama periode analisis/waktu survai (jam) D : Waktu rata – rata lama parkir (jam/kend)
f : Faktor pengurangan akibat pergantian parkir, nilai antara 0,85 s/d 0,95.
H. Kebutuhan Ruang Parkir
Kebutuhan Ruang Parkir merupakan total area yang dibutuhkan untuk menampung
kendaraan yang memerlukan parkir berdasarkan fasilitas dan fungsi dari sebuah tata guna
lahan. Untuk mendapatkan data ini dapat menggunakan rumus seperti dibawah:
Dengan keterangan :
S : Jumlah petak parkir yang diperlukan saat ini
Nt: Jumlah total kendaraan selama waktu survei (kend)
D : Waktu rata – rata lamanya parkir (jam/kend)
T : Lamanya survei (jam)
f : Faktor pengurangan akibat pergantian parkir, nilai antara 0,85 s/d 0,95.
3.7.3 Analisis Biaya Operasional Parkir
A. Analisis Pemasukan Parkir
Pemasukan parkir didapatkan dari dua jenis pungutan parkir yaitu retribusi parkir dan
pajak parkir. Retribusi parkir dibebankan berdasarkan jasa penggunaan tepi jalan umum yang
termasuk dalam fasilitas milik pemerintah yang digunakan untuk tempat parkir. Untuk melihat
1. Menentukan tempat parkir tepi jalan umum yang selanjutnya akan digunakan sebagai objek kajian
tentang potensi retribusi parkir.
2. Mengobservasi untuk mendapatkan data jumlah kendaraan yang sedang melakukan parkir, pungutan
biaya parkir yang dikenakan pada setiap kendaraan yang melakukan parkir, luas area yang digunakan
sebagai tempat parkir serta daya tampung tempat parkir.
3. Menghitung rata – rata jumlah kendaraan yang memakai jasa parkir didaerah tersebut setiap hari.
4. Menghitung potensi retribusi parkir.
Perhitungan potensi bisa dilakukan dengan memakai rumus berikut:
yang dikelola oleh pihak pribadi atau badan usaha yang disediakan dan memiliki kaitan dengan
pokok usaha maupun disediakan oleh penyedia tempat parkir dan garansi kendaraan bermotor
dengan pungutan biaya parkir. Untuk mengetahui potensi parkir dapat dilakukan langkah –
1. Mengidentifikasi objek pendapatan pajak parkir yaitu penyedia tempat parkir diluar badan jalan yang
dilakukan oleh pihak tertentu (pribadi atau badan usaha).
2. Menentukan tempat parkir yang akan diteliti terkait potensi perparkirannya
3. Melakukan survey atau observasi untuk mendapatkan data jumlah kendaraan yang sedang melakukan
parkir, pungutan biaya parkir yang dikenakan pada setiap kendaraan bermotor yang melakukan parkir,
luas areaparkir serta daya muatan tempat parkir.
4. Menghitung rata – rata pendapatan parkir dalam satu periode (per hari).
5. Menghitung potensi pajak parkir. Untuk perhitungan potensi tersebut dapat dihitung menggunakan
rumus berikut:
PPP = Rata-rata pendapatan parkir x 360 hari x Tarif pajak parkir
3.7.4 Analisis Skenario Pendapatan Parkir
A. Pendapatan Asli Daerah Dari Parkir
Pendapatan asli daerah dari retribusi parkir akan melihat target pendapatan dan
melebihi target maka kondisi eksisting dianggap baik. Begitu pula sebaliknya Untuk melihat tren
pertumbuhan setiap tahun maka perbandingan yang dilakukan berdasar kepada data series
didapatkan dengan usaha atau biaya yang dikeluarkan. Atau dengan kata lain dengan
membandingkan pendapatan dengan biaya operasional, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh
Dinas Perhubungan dan pendapatan juru parkir setelah dikurangi setoran. Nilai efisiensi yang
semakin besar atau mendekati nilai 1, maka diartikan bahwa pendapatan yang didapat oleh
pemerintah daerah efisien. Nilai efisiensi pengelolaan retribusi parkir dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Efisiensi = hasil / biaya = Pendapatan Daerah dari Sektor Retribusi Parkir / Biaya Operasional
Pengelolaan Retribusi Parkir
Sedangkan analisis nilai efektivitas pengelolaan retribusi parkir dilakukan dengan
membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan potensi atau peluang yang ada atau
dengan kata lain membandingkan antara pendapatan retribusi parkir dengan potensi dana
publik retribusi parkir. Nilai efektivitas pengelolaan retribusi parkir dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Efektivitas = hasil / potensi = Pendapatan Daerah dari Sektor Retribusi Parkir / Potensi Dana
Publik
Semakin besar nilai efektivitas atau semakin mendekati nilai 1, maka dapat diasumsikan
bahwa target perolehan daerah dari sektor retribusi parkir mendekati potensi dana yang
sebenarnya beredar di masyarakat atau yang di terima oleh juru parkir (jukir). Begitu pula
sebaliknya.
menilai kinerja atau performa. Kajian ini memakai persepsi pengguna parkir. Masing-masing
penumpang dan pengguna menilai performa angkutan umum berdasarkan skala interval 1-5,
semakin besar nilainya maka dianggap memiliki tingkat kepentingan dan kepuasan yang
semakin besar pula. Penjelasan masing-masing skala dapat dilihat pada tabel berikut:
Kajian ini memakai tiga variabel yang selanjutnya di jabarkan menjadi kriteria. Ketiga
variabel yang dimaksud dalam kajian ini adalah tarif parkir, pelayanan petugas parkir, dan
fasilitas parkir. Adapun untuk pembagian kriteria atau atribut pada masing-masing variabel
Variabel Atribut
Tarif Parkir A1 1 kesesuaian tarif dengan pelayanan petugas parkir
A1 2 kesesuaian tarif dengan lokasi parkir
Pelayanan Petugas Parkir A2 1 adanya petugas parkir saat masuk
A2 2 adanya petugas parkir saat keluar
A2 3 keramahan petugas parkir
A2 4 keamanan kendaraan dan barang
Fasilitas Parkir A3 1 adanya papan informasi parkir yang jelas untuk keluar dan
masuk
A3 2 adanya rambu dan marka parkir
Penilaian terhadap kriteria ini pada dua faktor, yakni kepentingan dan kepuasan.
Kepentingan adalah atribut yang dianggap penting oleh pengguna dan penumpang dalam
Sementara untuk
Sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat kinerja, sedangkan sumbu tegak (Y)
akan diisi oleh skor tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, maka untuk setiap
Dengan keterangan:
X = nilai kepuasan kinerja
Y = nilai kepentingan
Setelah menghitung nilai kepuasan dan kepentingan, akan dihasilkan suatu perhitungan
kesesuaian tersbut yang akan menetukan urutan prioritas peningkatan faktor yang
Dengan keterangan :
Tk = Tingkat kesesuaian
X1 = Nilai Perceived Konsumen
Y1 = Nilai Harapan Konsumen
Hasil perhitungan tersbut kemudian akan dimasukkan kedalam bentuk kuadran 2
dimensi, dengan sumbu X adalah nilai kepuasan dan sumbu Y dengan nilai kepentingan.
utama dikarenakan memiliki kinerja yang kurang baik, tetapi dianggap penting oleh pengguna
dan penumpang. Sementara untuk atribut yang berada di kuadran D, dianggap berlebihan
karena tingkat kepuasan atau kinerja sudah baik namun dianggap faktor atau atribut yang tidak