Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

FENOMENA SOSIAL YANG TERJADI DALAM MASYARAKAT

Makalah ini Di Ajukan Kepada Dosen Pengampu Matakuliah


Dasar-Ilmu Sosial BP. Dr. Nasir, s. Sos. M. Si

Nama : Sofronia helcyn bahagia


Nim : 521041005

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
saya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Bab II Pembahasan
A. penyimpangan sosial
B. konflik sosial
C. kemiskinan sosial
D. Perampokan uang Negara/Koruptor
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu fenomena sosial yang dinamakan korupsi merupakan realitas perilaku
manusia dalam interaksi sosial yang dianggap menyimpang, serta
membahayakan masyarakat dan negara. Oleh karena itu, perilaku tersebut
dalam segala bentuk dicela oleh masyarakat, bahkan termasuk oleh para
koruptor itu sendiri. Pencelaan masyarakat terhadap korupsi menurut konsepsi
yuridis dimanifestasikan dalam rumusan hukum sebagai suatu bentuk tindak
pidana.Dilihat dari sudut terminologi, istilah korupsi berasal dari kata
“corruptio” dalam bahasa latin yang berarti kerusakan atau kebobrokan, dan
dipakai pula untuk menunjuk suatu keadaan atau perbuatan yang busuk. Dalam
perkembangan selanjutnya, istilah ini mewarnai perbendaharaan kata dalam
bahasa berbagai negara, termasuk bahasa Indonesia. Istilah korupsi sering
dikaitkan dengan ketidakjujuran atau kecurangan seseorang dalam bidang
keuangan, dengan demikian, melakukan korupsi berarti melakukan kecurangan
atau penyimpangan menyangkut keuangan.Hal seperti itu dikemukakan pula
oleh Henry Campbell Black,yang dikutip oleh Elwi Danil, yang mengartikan
korupsi sebagai:
1 Elwi Danil, Korupsi konsep Tindak Pidana dan Pemberantasannya, PT Raja
Grafindo Salah satu aspek yang perlu mendapatkan perhatian dalam konteks
upaya untuk menciptakan pemerintahan yang baik itu adalah penanggulangan
masalah korupsi, termasuk korupsi dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah, suatu pemerintahan yang baik menurut asasnya (general principle)
adalah pemerintahan yang menjunjung tinggi norma kesusilaan, norma
kepatutan, dan norma hukum untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang
bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme Korupsi merusak cita-cita
untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Governance). Hal ini ditandai
dengan melemahnya tanggung jawab pejabat publik dalam menjalankan sikap,
prilaku dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi maupun peran kewenangan
yang diberikan kepadanya. Contoh konkrit prilaku menyimpang pejabat publik
adalah korupsi. Prilaku menyimpang tersebut dikarenakan kurangnya sistem
kontrol terhadap akuntabilitas kinerja pejabat publik sehingga dengan mudah
pejabat publik menyalahgunakan kewenangannyaPara pejabat daerah, baik
dalam jajaran eksekutif maupun legislatif, yang sebelumnya tidak memiliki
banyak kewenangan, dalam waktu singkat dengan berlakunya otonomi daerah
menjadi sangat berkuasa yang belum tentu dapat dikendalikan. Akibatnya apa
yang pernah dikatakan Lord Acton, bahwa:2

“power tend to corrupt an absolute power corrupts absolutely” (Penjelasan :


kekuasaan cenderung korupsi, sebuah kekuasaan mutlak benar-benar
korupsi).Hal seperti ini menjadi sebuah realitas dalam penyelenggaraan otonomi
daerah. Iklim penindasan dan penyalahgunaan wewenang yang pernah terjadi di
tingkat pusat, justru ikut beralih kedalam praktik penyelenggaraan otonomi
daerah seiring dengan beralihnya kewenangan pada daerah-daerah.Perilaku
korup penyelenggara negara dalam jajaran eksekutif, tidak mengherankan
apabila korupsi dikatakan sebagai warisan masa lalu. Akan tetapi, perilaku korup
yang sangat menonjol dari jajaran DPRD adalah sisi gelap penyelenggaraan
otonomi daerah, yang justru hampir-hampir tidak ditemui pada masa lalu, dan
kalaupun ada intensitasnya tidaklah begitu menonjol bila dibandingkan dengan
eksekutif. DPRD sebagai representasi rakyat yang bertugas mengontrol
kekuasaan eksekutif, telah menampilkan diri sebagai sebuah kekuatan baru
untuk membangun mesin-mesin korupsi. Artinya, dengan kekuasaan yang
dimilikinya para anggota lembaga legislatif daerah sedang memainkan peran
sebagai aktor intelektual baru untuk membangun dan mengembangkan pola

perilaku koruptif secara sistematis dan bersifat institusional.Setidaknya ada 30


bentuk / jenis tindak pidana korupsi yang oleh Prayitno Iman Santosa
dikelompokan sebagai berikut:
1. Kerugian uang negara;
2. Suap menyuap;
3. Penggelapan dalam jabatan;
4. Pemerasan;
5. Perbuatan curang;
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan;
7. Gratifikasi /hadiah

Di Indonesia sendiri marak terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh pejabat


negara khususnya dalam biaya perjalanan dinas yang dilakukan oleh pejabat
negara. Contoh kasus dugaan korupsi anggaran perjalanan dinas DPRD Kota
Cimahi tahun 2011 yaitu dugaan perjalanan dinas fiktif tahun 2014 yang
dilaporkan oleh Irvan Cahei yang merupakan ketua LSM di Cimahi ke Kejaksaan
Negeri (Kejari) Cimahi atas dasar pembuktian anggota dewan periode 2009-
2014 saat bersamaan berada di dua tempat yang berbeda untuk kepentingan
dinas. Anggota DPRD memiliki agenda untuk melakukan perjalanan dinas keluar
daerah, dalam setiap agenda perjalanan dinas tidak semua anggota bisa
mengikuti agenda tersebut ada beberapa anggota yang tidak bisa mengikuti
agenda tersebut, namun dalam hal ini ketua DPRD periode 2009-2014 tetap
memerintahkan agar setiap anggota untuk tetap membubuhkan tanda tangan
sebagai bukti keikutsertaan dalam kegiatan
perjalanan dinas tersebut. Bukti keikutsertaan dalam perjalanan dinas diperkuat
dengan bukti lain yang dilampirkan diantaranya tiket pesawat dan pajak,
boarding pass, kuitansi pembayaran hotel, struk BBM, bukti pembayaran taksi
tertanggal 20-22 April 2014 atas nama anggota dewan
bersangkutan.Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK RI terkait dengan biaya
perjalanan dinas, rupanya juga berpengaruh terhadap perkembangan modus
operandi dari aparat pemerintah dalam mengantisipasi temuan-temuan BPK.
Ada beberapa modus operandi penyimpangan perjalanan dinas, yang menurut
Syukri Abdullah telah dapat diidentifikasi antara lain : 4
1. perjalanan dinas fiktif;
2. perjalanan dinas tumpang tindih;
3. perjalanan dinas dilaksanakan kurang dari waktu dalam surat penugasan;
4. pembentukan “dana taktis”/non budgeter dengan SPJ perjalanan dinas;
5. perjalanan dinas sebagai sumber tambahan penghasilan yang tidak sah;
6. perjalanan dinas diberikan kepada yang tidak berhak;
7. Sumber pendanaan perjalanan dinas dari 2 atau lebih sumber pendanaan;
8. mark up biaya perjalanan dinas, dll.

Sebagaimana telah menjadi rahasia umum bahwa dokumen-dokumen


perjalanan dinas seperti tiket, boarding pas dan bahkan airport tax bandara
dapat diperoleh dengan biaya tertentu dari oknum-oknum travel perjalanan
atau dari pihak lainnya. Sedangkan dokumen pendukung Surat
Pertanggunjawaban (SPJ) lainnya, antara lain dokumen Surat Perintah Perjalanan
Dinas (SPPD) yang harus ditandatangani dan di stempel olehpihak pejabat
instansi yang dikunjungi dan harus dilampirkan dalam SPJ perjalanan dinas juga
dapat dengan mudah diperoleh dengan berbagai cara, antara lain: misalnya yang
ditugaskan itu lebih dari satu orang maka memang dari surat tugas tersebut ada
seorang atau beberapa saja yang berangkat dan memintakan tanda tangan dan
stempel tersebut untuk seluruh orang yang tercantum dalam surat tugas,
walaupun yang tidak semua orang dalam surat tugas melaksanakan perjalanan
dinas.Dokumen-dokumen asli tapi palsu (ASPAL) inilah yang digunakan sebagai
dokumen pendukung dikeluarkannya/dicairkannya uang dari kas negara/daerah,
sehingga akan muncullah penyimpangan-penyimpangan antara lain perjalanan
dinas fiktif, perjalanan dinas tumpang tindih, perjalanan dinas dilaksanakan
kurang dari waktu dalam surat penugasan, pembentukan “dana taktis”/non
budgeter dengan SPJ perjalanan dinas, perjalanan dinas sebagai sumber
tambahan penghasilan yang tidak sah, perjalanan dinas diberikan kepada yang
tidak berhak, sumber pendanaan perjalanan dinas dari 2 atau lebih sumber
pendanaan, dan lain-lain.Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
pemberantasan tindak pidana korupsi menyatakan yang pada intinya bahwa
setiap orang yang menyalahgunakan kewenangan ataupun kesempatan yang
ada karena jabatan baik menguntungkan pribadi maupun orang lain yang dapat
merugikan perekonomian negara. Pasal tersebut tidak menjelaskan secara jelas
mengenai menyalahgunakan kewenangan.

Tetapi dapat diartikan bahwa menyalahgunakan kewenangan yang ada pada


jabatan atau kedudukan yang dipangku Pegawai Negeri berdasarkan peraturan
perundang-undangan dalam undang-undang korupsi. Berdasakan latar belakang
tersebut penulis tertatik untuk melakukan penelitian dengan judul :
Penyalahgunaan Biaya Perjalanan Fiktif Oleh Aparat Negara Dihubungkan
Dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo Undang-Undang Nomor 20
tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penyimpangan sosial
2. Apa itu konflik sosial
3. Apa itu kemiskinan sosial
4. Apa itu Perampokan uang Negara/Koruptor
C. Tujuan Masalah
1.untuk mengetahui apa itu penyimpangan sosial
2.untuk mengetahui apa itu konflik sosial
3.untuk mengetahui apa itu kemiskinan sosial
4.untuk mengetahui perampokan uang Negara/Koruptor
BAB 11
PEMBAHASAN

A. Penyimpangan Sosial
Pengertian Penyimpangan Sosial – Dalam hidup sehari-hari, terdapat aturan atau
norma yang harus kita patuhi untuk menjaga ketentraman serta kedamaian
bersama. Namun, seringkali kita juga melihat bahwa banyak orang-orang yang
bertindak diluar norma yang ada dan menyebabkan kegaduhan dan kerugian bagi
pihak lain. Fenomena atau gejala sosial yang sering terjadi ini dianggap merupakan
suatu perilaku menyimpang atau yang kita kenal dengan penyimpangan sosial.
Dimana orang yang melanggar norma tersebut, seringkali sadar akan perbuatannya
tersebut namun tetap melakukannya karena suatu dorongan. Berikut pembahasan
mengenai penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat.
Penyimpangan Sosial atau perilaku menyimpang merupakan suatu tindakan
atau perilaku yang dilakukan seseorang maupun suatu kelompok yang tidak sesuai
dengan norma sosial yang berlaku di suatu lingkungan masyarakat maupun
kelompok yang telah menyepakati aturan atau norma sosial tersebut. Menurut KBBI
atau Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan penyimpangan sosial sebagai suatu
tingkah laku, perbuatan, maupun tanggapan individu kepada kelompok atau
lingkungan masyarakat yang bertentangan dengan norma dan juga hukum yang
berlaku di lingkungan tersebut Menurut Profesor Robert M.Z.Lawang yang
merupakan profesor ahli sosiologis, perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial
dapat didefinisikan sebagai segala tindakan yang menyimpang dari norma-norma
yang ada dan berlaku pada suatu sistem sosial, hal tersebut dapat menimbulkan
usaha para pihak yang memiliki wewenang untuk mengatasi dan memperbaiki hal
tersebut merupakan setiap perilaku seseorang atau individu sebagai bentuk atau
hasil ketidak berhasilan dalam menyesuaikan diri dengan norma atau peraturan
yang berlaku dalam masyarakat maupun kelompok di lingkungan tersebut.

Menurut Marshall B. Clinard dan Robert F. Meier yang menjelaskan bahwa perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial memiliki empat sudut pandang bagaimana
cara kita memahami hal tersebut. Hal ini dibahas dalam buku mereka yaitu, Sosiologi
Teks Pengantar dan Terapan yang dirilis pada tahun 2004. Berikut empat sudut
pandang yang mereka maksud.Yang pertama, sudut pandang secara statistikal yang
mendefinisikan arti perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai segala
perilaku yang bertolak belakang dari perilaku atau tindakan yang umum
dilakukan.Yang kedua, sudut pandang secara absolut yang mendefinisikan arti
perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai segala perilaku yang
dianggap sebagai suatu tindakan menyimpang norma maupun aturan yang ada dari
suatu kelompok atau lingkungan masyarakat Yang ketiga, sudut pandang menurut
para kaum reaktivis yang mendefinisikan arti perilaku menyimpang atau
penyimpangan sosial sebagai suatu gejala sosial yang terjadi karena adanya tindakan
seseorang ataupun individu yang mengakibatkan reaksi dari lingkungan masyarakat
tempat dia berada.Dan yang terakhir, sudut pandang secara normatif yang
mendefinisikan arti perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai sesuatu
tindakan menyimpang yang dilakukan oleh seseorang akibat melanggar norma atau
aturan yang ada pada lingkungan masyarakat
a. Bentuk dan Contoh Penyimpangan Sosial
Perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial dapat dibagi menjadi dua
berdasarkan sifat dan juga perilaku. Penjelasan mengenai bentuk penyimpangan
sosial sebagai berikut.
1. Penyimpangan berdasarkan sifat
Terbagi menjadi dua macam, yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan
negatif.
a. Penyimpangan positif
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau
memberikan dampak positif terhadap kehidupan sosial karena memiliki
unsur-unsur yang berinovatif, ide-ide yang dibuat juga kreatif serta
memperkaya wawasan masyarakat. Penyimpangan ini juga terarah pada
nilai yang ingin dicapai bersama atau kepentingan sosial dan seringkali
dianggap sesuatu yang ideal dalam masyarakat. Penyimpangan positif
ini biasanya akan diterima karena merupakan bentuk penyesuaian akan
perkembangan zaman.Salah satu contoh dari penyimpangan positif
adalah emansipasi wanita, dimana dengan berkembangnya zaman
seorang wanita dapat memiliki karier sendiri dan tidak perlu
mengandalkan orang lain.Wanita juga zaman dulu digambarkan sebagai
seseorang yang bekerja di dapur atau mendampingi suami, namun
dengan berkembangnya zaman stigma seperti itu sudah tidak ada lagi
Selain itu, kemunculan berbagai aplikasi pencarian jodoh dimana yang
sebelumnya merupakan sesuatu hal yang kurang baik, sekarang menjadi
sesuatu yang normal dilakukan oleh setiap orang.

b. Penyimpangan Negatif
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau
memberikan dampak negatif terhadap sistem sosial karena memiliki
unsur-unsur yang sifatnya merendahkan dan selalu menyebabkan hal-
hal buruk terjadi seperti pencurian, perampokan, hingga pemerkosaan.
Seseorang yang mengalami kejadian buruk tersebut dapat terkena luka
bukan hanya secara fisik, namun juga mental. Seperti halnya yang
dibahas dalam Buku Pelecehan Seksual dan Pedofilia yang memaparkan
mengenai trauma yang ada dibawah alam bawah sadar tiap korban. beli
sekarang Penyimpangan negatif juga bisa dibagi menjadi dua
berdasarkan sifatnya yaitu, penyimpangan primer atau primary
deviation dan penyimpangan sekunder atau secondary deviation.
Berikut penjelasannya.Penyimpangan primer, merupakan
penyimpangan negatif yang dilakukan oleh seseorang yang sifatnya
hanya sementara dan tidak secara terus menerus. Penyimpangan ini
juga memiliki sifat yang tidak terlalu signifikan dan tidak terlalu
merugikan orang lain. Seperti pada contohnya adalah seorang siswa
yang telat datang ke sekolah karena ban sepeda yang tidak disengaja
bocor sehingga menghambat perjalanan. Contoh lainnya adalah seorang
yang mengendarai motor melanggar aturan lalu lintas tanpa di sengaja.
Penyimpangan sekunder, merupakan penyimpangan negatif yang
dilakukan oleh seseorang yang sifatnya nyata dan sering dilakukan yang
memiliki kemungkinan untuk merugikan diri sendiri dan juga orang lain.
Penyimpangan ini merupakan suatu hal yang tidak dapat ditoleransi
karena sudah melanggar norma atau peraturan yang ada, seperti hukum
yang berlaku di Indonesia yaitu UUD 1945. Seperti pada contohnya
adalah seseorang yang sering minum-minuman beralkohol dan pulang
dengan kendaraan pribadi yang dapat menyebabkan kecelakaan lalu
lintas dan dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain yang terkena
dampaknya.
2. Penyimpangan berdasarkan perilaku
Dibagi menjadi tiga macam, yaitu penyimpangan individual, penyimpangan
kelompok, dan penyimpangan campurancampuran.
a. Penyimpangan Individual atau individual deviation
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya hanya dilakukan
oleh satu orang atau individu yang tidak dapat mematuhi nilai maupun
norma yang berlaku pada suatu lingkungan. Contoh dari penyimpangan
individual adalah ketika seorang siswa di sekolah menyontek ketika
mengerjakan ujian, baik kepada teman maupun membuat contekan pribadi.
b. Penyimpangan Kelompok atau group deviation
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh
sekelompok orang yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang
berlaku pada suatu lingkungan dan biasanya didasari perasaan dan juga
dorongan secara kolektif. Contoh dari penyimpangan kelompok adalah para
siswa SMA atau Sekolah Menengah Akhir secara bergerombolan
mengadakan balapan motor liar yang mengganggu lalu lintas jalan raya.
c. Penyimpangan Campuran atau combined deviation
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh
seseorang atau individu yang merupakan bagian dari suatu kelompok yang
tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu
lingkungan. Contoh dari penyimpangan campuran adalah ketika seseorang
yang memutuskan untuk bergabung ke organisasi atau kelompok ekstrimis
agama, sehingga pandangan individu sudah tertutup dengan nilai-nilai yang
ditanam oleh organisasi tersebut, sehingga dapat merugikan orang lain
ataupun kelompok agama yang berbeda dengannya.

c. Penyebab Penyimpangan Sosial


Dalam terjadinya penyimpangan sosial terdapat faktor-faktor yang mendorong hal
tersebut, yaitu:
1. Perubahan nilai dan norma sosial
Semakin berkembangnya zaman seringkali terdapat beberapa kelompok
masyarakat tidak dapat mengikuti perkembangan tersebut, sehingga nilai atau
norma yang mereka miliki menjadi berbeda dari yang lain dan sering
dikelompokkan sebagai perilaku menyimpangmenyimpang. Contohnya adalah,
dengan semakin banyaknya orang-orang yang menyuarakan pendapat mereka
mengenai emansipasi wanita, tetap ada beberapa kelompok yang tidak setuju
dengan opini-opini tersebut.Sehingga yang tadinya kelompok tersebut
merupakan mayoritas, dengan perubahan zaman yang ada mereka menjadi
minoritas dan dianggap sebagai penyimpangan sosial.
2. Proses sosialisasi yang tidak sempurna
Merupakan penyimpangan yang terjadi kepada seorang individu karena
kurangnya edukasi ataupun sosialisasi mengenai norma yang baik dan
benar.Seperti pada contohnya adalah, ketika seorang anak yang kurang
diberikan pengetahuan oleh orang tuanya, hal mana yang baik dan hal mana
yang seharusnya dihindari.
Keluarga sebagai agen sosialisasi utama yang dapat sangat menentukkan
penilaian dari anak tersebut, jadi ketika anak tersebut tidak memiliki nilai atau
norma yang dia pahami dengan baik, nilai-nilai menyimpang dapat dengan
mudah ditanamkan ke diri anak tersebut karena kurang informasi mengenai hal
itu.
3. Teori Labelling
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika
seseorang ataupun individu terlebih dahulu sudah dibentuk stigma atau cap
negatif dari orang-orang ataupun kelompok disekitarnya.Seperti pada
contohnya, dalam suatu lingkungan masyarakat, terdapat stigma dimana orang
yang memiliki tato merupakan orang jahat atau orang yang kurang baik, padahal
hal tersebut belum tentu benar.Namun, karena sudah ada stigma tersebut,
membuat segala hal yang dilakukan individu tersebut menjadi negatif dan
mendorongnya untuk tidak peduli akan nilai dan norma yang ada karena apapun
perbuatannya akan selalu dianggap sebagai suatu hal yang negatif.Di Indonesia
sendiri dengan adanya keberagaman suku bangsa, ras, agama, kelompok serta
golongan membuat timbulnya berbagai stigma tertentu yang dapat
menimbulkan konflik seperti halnya yang dibahas dalam buku Sistem Sosial
Indonesia karya Nasikun.
4. Teori Anomie
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika
seseorang maupun kelompok tidak memiliki nilai dan norma yang dapat
dipegang dan dijadikan suatu pedoman dalam hidup di sebuah lingkungan
masyarakat sehingga memiliki kemungkinan untuk melakukan perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial.Seperti pada contohnya, ketika
seseorang yang baru pindah ke suatu daerah yang tidak memiliki batasan-
batasan, ketika di tempatnya dahulu orang tersebut harus pulang sebelum jam
sepuluh malam, sekarang setelah berpindah tempat tidak ada peraturan yang
mengatur mengenai jam pulang, sehingga dia tidak mengetahui batasan yang
membuatnya melakukan penyimpangan sosial.

5. Teori Differential Association


Teori-Teori Psikologi Sosial
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika
seseorang atau individu dapat dipengaruhi untuk melakukan perilaku menyimpang
jika terus menerus berinteraksi dengan individu lain yang memiliki sifat
menyimpang. Seperti pada contohnya, ketika seorang yang selalu masuk sekolah
tepat waktu bergaul dengan siswa lain yang sering tidak masuk sekolah dengan
berbagai alasan. Hal tersebut dapat merubah perspektif siswa yang tadinya rajin
dan menganggap bolos merupakan suatu hal yang buruk, menjadi memiliki
pemikiran kalau bolos atau tidak masuk sekolah merupakan hal yang tidak terlalu
buruk sesuai dengan pemikirannya. Terdapat tiga faktor yang menyebabkan
perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial menurut Casare Lombroso yang
merupakan kriminolog Italia serta pendiri dari Mazhab Kriminologi Positivis Italia,
yaitu faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosiologis. Penjelasan untuk
ketiga faktor penyebab perilaku menyimpang sebagai berikut: Faktor Biologis,
yang dijelaskannya mengenai “si penjahat sejak lahir”. Casare Lombroso
menyatakan bahwa terdapat ciri-ciri tertentu yang dapat mengidentifikasi
seseorang akan menjadi seorang penjahat atau tidak berdasarkan ciri fisik mereka.
Ciri fisik yang dimaksud berupa bentuk muda seseorang, bagaimana kedua buah
alis menyambung menjadi satu dan masih banyak lagi.
Faktor Psikologis, yang dijelaskannya bahwa seseorang yang melakukan
penyimpangan sosial biasanya berkaitan erat dengan kepribadiannya. Dimana hal
tersebut bisa dipengaruhi berbagai hal seperti kepribadiannya yang retak atau
memang memiliki kepribadian yang berkemungkinan besar melakukan perilaku
menyimpang, dan juga faktor lainnya seperti trauma yang dialami seseorang dapat
membuat orang tersebut melakukan perilaku menyimpang.Faktor Sosiologis, yang
dijelaskannya bahwa seseorang yang melakukan penyimpangan sosial berkaitan
erat dengan bagaimana orang tersebut bersosialisasi dengan orang yang kurang
tepat. Dimana seorang individu yang sudah melakukan penyimpangan sosial akan
sulit untuk berubah karena tidak memiliki norma-norma yang berlaku di tengah
masyarakat dan harus mempelajari kembali bagaimana untuk tidak melakukan
penyimpangan sosial.
d. Dampak dari perilaku penyimpangan sosial
Setiap pelanggaran yang dilakukan akan menimbulkan konsekuensi, baik hal
tersebut mengubah sesuatu menjadi lebih baik maupun buruk. Begitu pula
dengan penyimpangan sosial, dengan adanya perilaku tersebut akan menimbulkan
dampak-dampak di tengah lingkungan masyarakat tersebut.Dengan adanya
perilaku menyimpang dari ebrbagai norma yang ada di sistem sosial, akan terjadi
pula perubahan di lingkungan sekitarnya. Seperti halnya yang dibahas dalam buku
Perilaku Menyimpang: Tinjauan Sosiologis dibawah ini.Berikut beberapa dampak
yang diberikan dengan adanya perilaku penyimpangan sosial: Terciptanya suatu
norma atau peraturan sehingga perilaku menyimpang yang terjadi tidak terulang
dan di ikuti kembali pada para anggota lingkungan masyarakat yang lain Pelaku
perilaku penyimpangan sosial dikucilkan dari lingkungan masyarakat yang ada,
karena mayoritas dari anggota lingkungan masyarakat memandang perilaku
menyimpang tersebut sebagai suatu wabah penyakit sehingga mereka memilih
untuk tidak mendekatinya.
Menciptakan batasan antar kelompok lingkungan yang satu dengan yang lain
karena adanya parameter sosial. Hal ini dapat kita lihat contohnya dari beragam
suku yang ada di Indonesia, dimana orang suku Jawa memiliki ciri khas berkata
lembut sedangkan orang suku Batak memiliki ciri khas berkata tegas. Sehingga
perbedaan tersebut kadang membuat kelompok satu dengan kelompok yang lain
segan akan satu sama lain.Munculnya kelompok baru yang beranggotakan para
penyimpang sosial karena dikucilkan, sehingga menimbulkan rasa solidaritas dan
kepedulian akan satu sama lain yang dapat membuat masalah di lingkungan
masyarakat sekitar Dengan adanya penyimpangan sosial memiliki potensi
menyebabkan gangguan di lingkungan masyarakat tersebut jika terjadi terus
menerus. Tapi ada juga yang malah menjadi menyesuaikan dengan situasi yang
terjadi.
Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa penyimpangan
sosial terbagi menjadi berbagai bentuk yang beragam, dari yang dapat
memberikan dampak positif hingga dampak negatif ke masyarakat sekitar. Dengan
mempelajari tentang penyimpangan sosial kita jadi mengerti bahwa hal tersebut
bukan hanya merugikan diri sendiri tapi juga merugikan orang lain.Namun,
walaupun seseorang telah melakukan penyimpangan sosial atau sikap
menyimpang bukan berarti individu tersebut tidak dapat berubah, jika orang
tersebut memiliki keinginan dan mengakui kesalahan yang telah dilakukannya
maka kita sebagai orang-orang yang ada di sekitarnya harus dapat membantunya
menjadi pribadi yang lebih baik.Nah, seperti itulah penjelasan mengenai
penyimpangan sosial yang ada, beserta pengertian, bentuk, penyebab, dan
contohnya yang diharapkan dapat membantu Grameds mendapatkan informasi.

B. Konflik Sosial
Pengertian Konflik Sosial Konflik sosial adalah percekcokan, perselisihan,
pertentangan yang didasari oleh adanya perbedaan di dalam hubungan sosial.
Konflik dapat terjadi pada semua orang yang saling melakukan interaksi. Sebab,
konflik merupakan proses interaksi yang mengarah kepada perpecahan, yaitu
interaksi disosiatif.
Faktor Penyebab Konflik Sosial
Beberapa faktor penyebab konflik pertentangan sosial di masyarakat, antara
lain:Perbedaan antara individu-individu. Perbedaan pendirian dan perasaan
mungkin akan melahirkan bentrokan antara mereka, terutama perbedaan
pendirian dan perasasaan. Sehingga, hal ini lantas menjadi faktor penyebab konflik
yang signifikan.Perbedaan kebudayaan. Perbedaan kepribadian dari orang
perorangan tergantung pula dari pola-pola kebudayaan yang menjadi latar
belakang pembentukan serta perkembangan kepribadian, yang sedikit banyak
akan mempengaruhi kepribadian seseorang dalam kebudayaan
tersebut.Perbedaan kepentingan. Perbedaan kepentingan antara individu maupun
kelompok merupakan sumber lain dari pertentangan baik kepentingan ekonomi,
politik, dan sebagainya.Perubahan sosial. Perubahan sosial yang berlangsung
dengan cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat yang dapat menyebabkan munculnya golongan-golongan yang
berbeda pendiriannya.
Contoh Konflik Sosial di Indonesia
1. Konflik Sosial Suku Sampit
Konflik sosial suku Sampit merupakan salah satu konflik fenomenal di Tanah
Air. Kasus ini terjadi karena Indonesia memiliki karakterisik negara
berkembang dan beragam budaya, suku, serta agama.Salah satu kasus di
Kalimantan Barat ini mengalami konflik yang dilakukan oleh suku Madura dan
Dayak.
2. Konflik Sosial Lampung dan Bali
Selanjutnya, konflik sosial terjadi di Provinsi Lampung. Bagian paling selatan
pulau Sumatera tersebut, juga pernah mengalami konflik sosial, yang terjadi
antara Suku Lampung sendiri dengan Suku Bali. Hal yang melatar belakangi
terjadinya kasus ini adalah adanya kesenjangan sosial terutama dari segi
ekonomi, singkatnya kasus ini terjadi antara masyarakat asli dan masyarakat
pendatang.
3. Konflik Sosial Aceh
Siapa sangka, Aceh yang dikenal sebagai Kota Serambi Makkah pun juga
pernah mengalami konflik sosial. Daerah ini terkenal dengan sumber daya
alamnya (SDA), khususnya minyak bumi. Aceh juga diketahui memiliki
kandungan minyak lebih besar dibandingkan daerah Timur Tengah. Karena hal
ini, Aceh ingin membuat sebuah keputusan merdeka dari Indonesia sehingga
dilakukan perundingan.
4. Konflik Sosial Jawa Barat
Berlanjut ke konflik sosial Jawa Barat dengan organisasi yang berbeda. Kasus
ini, melibatkan front pembela Islam alias FPI dan gerakan masyarakat bawah
Indonesia atay GMBI pada 2017. Meskipun tidak sampai menelan korban
jiwa, tetapi banyak kerugian material yang ditimbulkan dari konflik sosial
tersebut.
Jenis, Bentuk, dan Ciri-ciri Diferensiasi Sosial
5. Konflik Sosial Pengusiran Mahasiswa di Yogyakarta
Konflik sosial berikutnya berasal dari Yogyakarta, ketika muncul kasus
diusirnya mahasiswa yang mendukung kemerdekaan Papua Barat. Kondisi
tersebut memantik emosi tinggi pada masyarakat Yogyakarta untuk mengusir
mahasiswa dari Papua Barat.
6. Konflik Sosial di Jakarta 1998
Konflik sosial juga terjadi di Jakarta, menyangkut posisi kawasan sebagai Ibu
Kota Negara. Pada 1998, konflik terjadi dengan munculnya penolakan
masyarakat, mengatas namakan pribumi dengan mengusir dan melakukan
tindak kriminal kepada etnis Tionghoa.
7. Konflik Sosial Suku Lampung dan Suku Jawa
Beralih ke Lampung bagian Tengah, suku Jawa pernah mengalami perselihan
dengan Suku Lampung. Hal itu terjadi, karena Kawasan Kampung Jawa
berperilaku kasar dengan masyarakat Lampung, sehingga warga asli
mengambil tindakan seperti pembakaran rumah, serta melakukan
pembunuhan pada masyarakat sekitar.
8. Konflik Sosial Nusa Tenggara Barat
Beralih ke bagian Timur Indonesia letaknya di Nusa Tenggara Barat juga
pernah mengalami konflik sosial dengan jenis lainnya.Konflik ini terjadi pada
masyarakat Kabupaten Sumbawa Besar, yaitu di desa Sekatang dengan latar
belakang perbedaan suku dan budaya yang terjadi disana.
9. Konflik Sosial Ambon
Di Ambon juga pernah terjadi konflik sosial di dalam masyarakat karena
kesenjangan sosial yang berlebihan antara warga beragama Islam dengan
Kristen protestan pada tahun 1998.
10. Konflik Sosial Situbondo
Jawa timur tepatnya di Situbondo juga pernah terjadi konflik sosial yang
disebabkan karena persoalan agama yang terjadi pada tahun 1996. Dimana
terjadi penghinaan terhadap agama islam dan terjadilah konflik.

C. Kemiskinan Sosial
Kemiskinan adalah Kondisi Sosial Bercirikan Kurangnya Sumber Daya, Ini Apa saja
gejala sosial kemiskinan?
Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain
rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan,
terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya
mutu layanan pendidikan. Apa yang dimaksud dengan kemiskinan dan berilah
contohnyacontohnya?
Pengertian Kemiskinan ini merupakan sebuah kondisi yang mana seseorang itu
tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya seperti misalnya tempat
tinggal, pangan, sandang, kesehatan yang layak, serta juga pendidika pendidkan

D. Perampokan uang Negara/Koruptor

Secara umum, pengertian korupsi adalah semua tindakan tidak jujur yang
memanfaatkan jabatan atau kuasa untuk mendapatkan keuntungan bagi pribadi
atau orang lain. Di Indonesia, tindak korupsi diatur dalam Undang-undang
Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tidak Pidana
Korupsi.Berdasarkan undang-undang tersebut, korupsi adalah setiap orang yang
secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, orang
lain, atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara dan
perekonomian negara.Baca artikel detikedu, "Korupsi: Pengertian, Jenis, dan
Cara Memberantasnya" selengkapnya
Jenis-jenis Korupsi.
Masih mengutip buku 'Teori & Praktik Pendidikan Anti Korupsi' menurut studi
yang dilakukan oleh Transparency International Indonesia, praktik-praktik
korupsi, meliputi manipulasi uang negara, praktik suap dan pemerasan, politik
uang, dan kolusi bisnis.
Pada dasarnya praktik korupsi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yakni
1. Penyuapan (Bribery)
Penyuapan adalah pembayaran dalam bentuk uang atau sejenisnya yang diberikan
atau diambil dalam hubungan korupsi. Dengan demikian, dalam konteks penyuapan,
korupsi adalah tindakan membayar atau menerima suap.Penyuapan biasanya
dilakukan dengan tujuan untuk memuluskan atau memperlancar urusan terutama
ketika harus melewati proses birokrasi formal.formal
2. Penggelapan/Pencurian (Embezzlement)
Penggelapan atau pencurian merupakan tindakan kejahatan menggelapkan atau
mencuri uang rakyat yang dilakukan oleh pegawai pemerintah, pegawai sektor
swasta, atau aparat birokrasi.
3. Penipuan (Fraud)
Penipuan atau fraud dapat didefinisikan sebagai kejahatan ekonomi berwujud
kebohongan, penipuan, dan perilaku tidak jujur. Jenis korupsi ini merupakan
kejahatan ekonomi yang terorganisir dan biasanya melibatkan pejabat. Dengan
begitu, kegiatan penipuan relatif lebih berbahaya dan berskala lebih luas
dibandingkan penyuapan dan penggelapan.
4. Pemerasan (Extortion)
Korupsi dalam bentuk pemerasan merupakan jenis korupsi yang melibatkan aparat
dengan melakukan pemaksaan untuk mendapatkan keuntungan sebagai imbal jasa
pelayanan yang diberikan. Pada umumnya, pemerasan dilakukan from above, yaitu
dilakukan oleh aparat pemberi layanan terhadap warga.
5.Favoritisme (Favortism)
Favoritisme dikenal juga dengan pilih kasih merupakan tindak penyalahgunaan
kekuasaan yang melibatkan tindak privatisasi sumber daya.

Ada tiga strategi yang bisa dilakukan untuk memberantas korupsi, yakni:
1. Represif
Strategi represif dilakukan dengan cara KPK menyeret koruptor ke pengadilan,
membacakan tuntutan, serta menghadirkan para saksi beserta alat bukti yang
menguatkan.
2. Perbaikan Sistem
Dalam strategi perbaikan sistem, KPK memberikan rekomendasi kepada
kementerian atau lembaga terkait untuk melakukan langkah-langkah
perbaikan. Selain itu, strategi ini juga dilakukan melalui penataan layanan
publik melalui koordinasi dan supervisi pencegahan, serta mendorong
transparansi penyelenggara negara.Untuk mendorong transparansi
penyelenggara negara, KPK menerima LHKPN dan gratifikasi.
3. Edukasi dan Kampanye
Edukasi dan kampanye dilakukan sebagai bagian dari pencegahan dan
memiliki peran strategis dalam pemberantasan korupsi. Melalui edukasi
dan kampanye, KPK meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
dampak korupsi, mengajak masyarakat untuk terlibat dalam gerakan
pemberantasan korupsi, serta membangun perilaku dan budaya
antikorupsi. Kegiatan edukasi dan kampanye ini sebaiknya dilakukan tidak
hanya kepada mahasiswa dan masyarakat umum, tetapi dimulai dari anak
usia dini, taman kanak-kanak, dan sekolah dasar.
Contoh gambar

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Suatu fenomena sosial yang dinamakan korupsi merupakan realitas perilaku


manusia dalam interaksi sosial yang dianggap menyimpang, serta
membahayakan masyarakat dan negara. Penyimpangan Sosial atau perilaku
menyimpang merupakan suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan seseorang
maupun suatu kelompok yang tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku di
suatu lingkungan masyarakat maupun kelompok yang telah menyepakati aturan
atau norma sosial tersebut. Konflik Sosial Konflik sosial adalah percekcokan,
perselisihan, pertentangan yang didasari oleh adanya perbedaan di dalam
hubungan sosial. Konflik dapat terjadi pada semua orang yang saling melakukan
interaksi. Sebab, konflik merupakan proses interaksi yang mengarah kepada
perpecahan, yaitu interaksi disosiatif. Jenisnya. Merdeka.com - Kurangnya akses
ke pendidikan, kesehatan, listrik, air minum dan layanan dasar lainnya yang
berkualitas baik masih mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.korupsi
adalah semua tindakan tidak jujur yang memanfaatkan jabatan atau kuasa untuk
mendapatkan keuntungan bagi pribadi atau orang lain.

B. SARAN
Dalam fenomena sosial kita perlu mempelajari lebih dalam tentang makna
penyimpangan sosial, konflik sosial, kemiskinan sosial dan perampokan uang
Negara/koruptor untuk menambah wawasan.

Anda mungkin juga menyukai