Anda di halaman 1dari 4

ACARA II

PROFIL PENDUDUK

(judul acara harus ditulis kapital dan di bold)

I. TUJUAN
A. Praktikan mampu memahami dan menghitung Rasio ketergantungan
atau dependency ratio
B. Praktikan mampu memahami dan menghitung sex ratio
C. Praktikan mampu memahami profil penduduk

II. ALAT DAN BAHAN


A. Pc / Laptop
B. Microsoft Excel
C. ArcMap
D. Data BPS: Lhokseummawe dalam Angka 2022
E. Data Proyeksi Penduduk Kab-Kot Aceh 2015-2025

III. LANDASAN TEORI


A. Rasio Ketergantungan
Rasio Ketergantungan (Defendency Ratio) adalah perbandingan
antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah
penduduk 65 tahun ke atas (keduanya disebut dengan bukan angkatan
kerja) dibandingkan dengan jumlah pendduk usia 15-64 tahun (angkatan
kerja).
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai
indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu
negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang
berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi
yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio
menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk
yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif
dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang
semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung
penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum
produktif dan tidak produktif lagi.
B. Sex Ratio
Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) adalah perbandingan antara
jumlah penduduk pria dan jumlah penduduk wanita pada suatu daerah
dan pada waktu tertentu, yang biasanya dinyatakan dalam banyaknya
penduduk pria per 100 wanita.

Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk


pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender,
terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki
dan perempuan secara adil. Misalnya, karena adat dan kebiasaan jaman
dulu yang lebih mengutamakan pendidikan laki-laki dibanding
perempuan, maka pengembangan pendidikan berwawasan gender harus
memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan mengetahui berapa
banyaknya laki-laki dan perempuan dalam umur yang sama. Informasi
tentang rasio jenis kelamin juga penting diketahui oleh para politisi,
terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen.
C. Rasio Ketergantungan
Rasio Ketergantungan (Defendency Ratio) adalah perbandingan
antara jumlah penduduk belum produktif (umur 0-14 tahun) ditambah
dengan jumlah penduduk nonproduktif (umur 65 tahun ke atas)
dibandingkan dengan jumlah pendduk produktif (umur 15-64 tahun). Rasio
Ketergantungan dapat dilihat berdasarkan usia, yaitu Rasio Ketergantungan
Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.

Tingkat ketergantungan penduduk digunakan untuk melihat


gambaran besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk
berusia produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk muda
berusia di bawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang
belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua
atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia di atas
65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa
pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang
dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa
besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja.
Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini
memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.
IV. LANGKAH KERJA

V. HASIL PRAKTIKUM

VI. PEMBAHASAN

VII. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/95
Rasio jenis kelamin
https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/87
NB: tujuan, alat bahan & landasan teori BOLEH SATU MUKA
LEMBAR KERTAS, langkah kerja – daftar pustaka PER
LEMBAR/ BEDA KERTAS. Penulisan tujuan – daftar pustaka
HARUS KAPITAL.

Anda mungkin juga menyukai