Anda di halaman 1dari 6

MATERI DAN KISI2 GEO PAT

1. Metode dan pembangunan sensus


Dalam Undang-Undang RI No.16 Tahun 1997 Pasal 1, dijelaskan bahwa sensus adalah cara
pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan semua unit populasi di seluruh wilayah
Republik Indonesia untuk memperoleh karakteristik suatu populasi pada saat tertentu.

a. Tujuan Sensus
Sensus penduduk juga bertujuan untuk membantu pemerintah daerah dalam menyusun program-
program kependudukan dan sosial. Hal ini karena data hasil sensus penduduk tidak hanya meliputi
jumlah orang, tetapi juga komposisi, distribusi, dan karakteristik penduduk seperti jenis kelamin, usia,
bahasa, dan parameter demografi lain yang dianggap perlu.

b. Pendekatan sensus penduduk


terdapat dua jenis pendekatan dalam sensus penduduk yaitu sensus De Jure dan sensus De Facto.
1. Sensus De Jure
Sensus De Jure adalah kegiatan pencatatan kependudukan yang dilakukan penduduk yang bertempat
tinggal di suatu daerah atau negara tempat dilaksanakannya sensus secara resmi. Hal ini biasanya
dilakukan dengan merujuk pada data kependudukan resmi yaitu Kartu Keluarga. 2. Sensus De Facto
Sensus De Facto adalah kegiatan pencatatan kependudukan yang dilakukan terhadap mereka yang
tinggal di suatu daerah atau negara tempat sensus penduduk sedang dilakukan tanpa memandang asal
dari penduduk tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dengan merujuk pada kunjungan langsung ke
lokasi atau tempat tinggal. Adapun sensus penduduk di Indonesia dilakukan dengan obyek penduduk
Warga Negara Indonesia (WNI) dan orang asing yang bertempat tinggal di wilayah Indonesia dan
telah menetap/berniat menetap selama minimal 1 tahun.
c. Metode sensus
Pelaksanaan sensus penduduk 2020 dilakukan dengan dua cara yaitu secara online dan wawancara
langsung. Melansir laman indonesiabaik.id, terdapat tiga metode Sensus Penduduk Tahun 2020 yang
dilakukan di tengah pandemi. 1. Metode tradisional adalah metode sensus penduduk dengan
melakukan pencacahan di lapangan secara langsung (door to door). 2. Metode berbasis registrasi
adalah metode sensus penduduk dengan menggunakan data registrasi yang tersedia, baik data individu
atau rumah tangga. 3. Metode kombinasi adalah metode sensus penduduk dengan menggunakan data
registrasi yang relevan yang kemudian didukung dengan sampel survey.
2. Piramida Penduduk
Piramida penduduk adalah grafik yang digunakan untuk menjelaskan kondisi demografis dari suatu
populasi atau kelompok penduduk. Demografi yang masuk ke dalam piramida penduduk ini
maksudnya adalah jenjang usia dan jenis kelamin.

a. fungsi piramida penduduk


Piramida penduduk dibuat karena memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Menggambarkan komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin.
2. Mengetahui jumlah penduduk.
3. Mengetahui rasio ketergantungan.
4. Mengetahui jumlah usia produktif maupun non-produktif.
5. Mengetahui model dari pertumbuhan penduduk.
6. Untuk memprediksi jumlah penduduk pada masa depan.
7. Digunakan untuk menganalisis program KB di suatu wilayah.

Faktor Piramida Penduduk

Terdapat beberapa ciri-ciri dari piramida penduduk, di antaranya adalah:


1. Bentuk

Bentuk merupakan salah satu ciri yang dapat dilihat untuk membedakan jenis dari piramida
penduduk.Terdapat tiga bentuk dari piramida penduduk, yaitu mengerucut ke atas, menyerupai granat,
serta berbentuk seperti guci terbalik.
2. Populasi Penduduk

Faktor kedua adalah populasi penduduk. Jadi piramida penduduk ini menggambarkan penduduk
berdasarkan jenis kelamin dan usia dari penduduknya. Jika piramida bentuknya berbeda, maka akan
menunjukkan jumlah populasi yang berbeda pula.
3. Pertumbuhan Penduduk

Faktor selanjutnya adalah piramida penduduk akan menunjukkan pertumbuhan penduduk pada suatu
wilayah. Setiap jenis piramida penduduk akan menunjukkan pertumbuhan penduduk yang berbeda,
sesuai dengan kondisi masing-masing wilayahnya.
4. Usia Penduduk

Kemudian adalah menunjukkan usia dari penduduk. Jadi piramida penduduk akan digambarkan
dengan sumbu X dan Y. Sumbu X biasanya untuk usia, sedangkan sumbu Y untuk jumlah penduduk.
B. Piramida Ekspansif
Piramida ekspansif disebut juga dengan sebutan piramida penduduk muda yang digambarkan
dengan piramida yang mengerucut ke atas. Artinya pada bagian atas lebih kecil dibanding bagian
bawah.
Penggambaran itu menunjukkan bahwa angka kelahiran lebih tinggi daripada angka kematian. Dapat
dikatakan bahwa ketika suatu daerah menunjukkan gambar piramida ekspansif, maka pertumbuhan
penduduknya sangat pesat. Seperti diketahui, makin bawah piramida, maka akan menunjukkan usia
yang paling muda.

Adapun ciri-ciri dari piramida penduduk ekspansif antara lain:


1. Angka kelahiran lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian.
2. Jumlah usia muda lebih banyak ketimbang usia jumlah penduduk usia tua.
3. Pertumbuhan penduduk berjalan secara pesat.
4. Umumnya terjadi pada negara-negara berkembang.
2.

C. Piramida Stasioner
Piramida stasioner adalah piramida yang menunjukkan kondisi penduduk yang cenderung stabil.
Piramida jenis ini disebut juga dengan piramida granat karena memang bentuknya menyerupai granat
dimana bagian atas akan mengerucut, tetapi bagian bawah juga cenderung mengerucut meskipun tidak
sebanyak bagian atas. Sementara pada bagian tengah akan melebar.

Adapun ciri-ciri dari piramida stasioner adalah:


1. Pertumbuhan penduduk stabil
2. Tingkat kelahiran dan kematian cenderung seimbang atau nyaris sama.
3. Usia produktif lebih banyak.
4. Rasio ketergantungan nol.
5. Terjadi di negara-negara maju.
D. Piramida Konstruktif
Piramida konstruktif adalah piramida kebalikan dari ekspansif dimana usia tua lebih mendominasi.
Jadi piramida ini disebut juga dengan piramida penduduk tua. Hal itu mengindikasikan adanya
penurunan penduduk.
Bentuk dari piramida konstruktif ini mirip seperti guci yang terbalik. Jadi dapat diketahui bahwa usia
tua lebih banyak ketimbang usia muda. Hal itu dapat terjadi lantaran angka kematian lebih besar
dibanding angka kelahiran.
Ciri-ciri dari piramida penduduk konstruktif antara lain:
 Jumlah kematian yang tinggi sedangkan kelahiran rendah.
 Meningkatnya angka harapan hidup.
 Jumlah kelompok umur usia sedikit, sedangkan usia tua lebih banyak.
 Pertumbuhan penduduk lambat.
 Usia produkif lebih besar.
 Rasio ketergantungan rendah.

3. Rasio Ketergantungan
Dilansir dari situs Badan Pusat Statistik (BPS), rasio ketergantungan merupakan perbandingan jumlah
penduduk berumur 0 hingga 14 tahun, ditambah jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas, kemudian
dibandingkan dengan jumlah penduduk umur 15 hingga 64 tahun.

a. Dampak Rasio Ketergantungan


Dalam situs Economics Help, disebutkan dampak yang terjadi jika rasio ketergantungan di suatu
negara besar dapat mengurangi pertumbuhan produktivitas. Artinya penduduk yang bukan usia
angkatan kerja dapat memengaruhi tingkat produktivitas penduduk angkatan kerja.

b. Fungsi Rasio Ketergantungan


Rasio ketergantungan memiliki dua fungsi utama, yaitu: Sebagai indikator demografi Artinya
perhitungan rasio ketergantungan bisa digunakan untuk mencari tahu tingkat beban ketergantungan
penduduk di suatu wilayah. Apabila dependency ratio tinggi, beban ketergantungan penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif, terhadap usia produktif akan semakin tinggi. Sedangkan jika
rasio ketergantungannya rendah, beban ketergantungannya akan semakin rendah pula. Indikator
keadaan ekonomi suatu negara Rasio ketergantungan menjadi indikator keadaan ekonomi suatu
negara. Artinya lewat perhitungan ini, bisa diketahui apakah suatu negara sudah tergolong maju atau
masih di tahap negara berkembang.

c. Menghitung rasio ketergantungan


1. Menghitung ketergantungan total

2. Menghitung rasio ketergantungan usia belum Produktif

3. Menghitung rasio ketergantungan usia tidak produktif

4. Sex Ratio
Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin) adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan
jumlah penduduk perempuan, biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per
100 penduduk perempuan.

a. vb .uiop

Anda mungkin juga menyukai