Anda di halaman 1dari 54

PIRAMIDA

PENDUDUK

BAGIAN IKK/IKM
FK UISU MEDAN
T.A 2014/2015
Pendahuluan
Jenis Struktur Penduduk berdasarkan :
1. Jumlah Penduduk  Urbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Transmigrasi.
2. Komposisi Penduduk  statistik kependudukan yang membagi dan
membahas masalah kependudukan dari segi pengelompokan penduduk
berdasarkan jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan,
agama, dsb, tergambar pada piramida penduduk
3. Rasio Kepadatan Penduduk untuk mengukur daya dukung
lingkungan, perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas
wilayah. Digunakan untuk menentukan kriteria daerah perkotaan dan
perdesaan.

UU No.16/1992  yang berkaitan dengan kependudukan adalah


komposisi, kuantitas/pertumbuhan, kualitas, mobilitas dan
penyebaran penduduk.
Implikasi Struktur Penduduk Indonesia
Jaminan hari tua, sarana
geriatri, panti sosial

KB, pendidikan,
lapangan kerja

Investasi sosial &


ekonomi, pendidikan,
kesehatan
Piramida Penduduk
 Piramida penduduk adalah dua buah diagram batang 
terdiri dari 2 sisi yaitu sisi kiri adalah jumlah penduduk laki-
laki dan sisi kanan adalah jumlah penduduk perempuan.
 Kelompok interval utk usia  lima tahunan. Dimulai dari
umur 0–4, 5–9, dst.
 Piramida penduduk bisa mendeteksi dinamika penduduk,
komposisi penduduk , perbandingan antara jumlah laki-laki
dan perempuan (sex ratio) dan angka beban ketergantungan
 Piramida Penduduk  digunakan sebagai perencanaan
pembangunan, mendeteksi dinamika penduduk, menganalisis
struktur dan penyebaran penduduk, serta menggambarkan
perkembangan struktur penduduk dalam kurun waktu
tertentu.
Piramida Penduduk Indonesia
Lansia
7,89%
Dewasa
52,63%
Usia
Sekolah
29,39%

Balita
10,09%

www.bps.go.id 2011
Teknik Penggambaran Piramida Penduduk 

- 1. Sumbu vertikal menunjukkan umur (X)


- 2. Sumbu horizontal menunjukkan jumlah penduduk (Y)
- 3. Dasar piramida dimulai kelompok umur termuda dan
dilanjutkan ke atas untuk kelompok umur yang lebih tua.
- 4. Puncak piramida dibuat dengan sistem umur terbuka (open
end interval)
- 5. Besarnya balok diagram untuk masing-masing kelompok
umur harus sama  Bagian kiri mewakili penduduk laki-laki
 Bagian kanan mewakili penduduk perempuan
Gambar Piramida Penduduk
75+
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
14 12 10 8 6 4 2 0 2 4 6 8 10 12
Jutaan Jutaan
Laki-laki Perempuan
Gambaran diagram dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan usia
Jenis piramida penduduk 3 (tiga) macam :
1. Bentuk Limas (Expansive)
2. Bentuk Granat (Stationer)
3. Bentuk Batu Nisan (Constructive)
Bentuk Piramida :
A. Piramida Penduduk Muda
(Bentuk Limas / Expansive)
Ciri-cirinya :
1. Wilayah yang memiliki angka
kelahiran yang tinggi dan
angka kematian yang rendah.
2. Sebagian besar penduduk pada
kelompok usia muda
3. Umur median rendah
4. Gambaran penduduk negara
berkembang (Indonesia,
Malaysia, Filipina, dan India)
B. Piramida Penduduk Tua =
Muda (Bentuk Granat/Stasioner)

1.Wilayah memiliki angka kelahiran


dan angka kematian yang sama/tetap.
2.Pertumbuhan penduduk mendekati
nol atau lambat.
3.Tingkat kelahiran dan kematian
rendah. (CBR = CDR)
4.Penduduk usia < 15 tahun rendah
contohnya: Amerika Serikat,
Belanda, Norwegia, Finlandia
C. Piramida Penduduk Tua
(Bentuk Batu Nisan = Constructive)

1.Wilayah memiliki angka kelahiran


yang menurun dengan cepat dan
tingkat kematian yang rendah.
2.Piramida ini juga dicirikan dengan
jumlah kelompok umur muda <
dibanding kelompok umur tua.
3.Tingkat kelahiran lebih rendah
dibanding dengan tingkat kematian.
(Pertumbuhan penduduk terus
berkurang)
4.Gambaran penduduk di negara
maju
Ada 5 (lima) Model Piramida
Piramida Model 1 : 
 Dasar piramida lebar dan kemiringan tidak terlalu curam.
 Bentuk ini terdapat pada penduduk dengan tingkat kelahiran tinggi dan
tingkat kematian rendah.

Piramida Model 2 : 
 Dasar piramida lebih lebar dan kemiringan lebih curam setelah
kelompok umur 0-4 tahun.
 Bentuk ini menunjukkan tingkat kelahiran yang tinggi pada waktu
sebelumnya
 Sementara kemiringan yang curam menunjukkan tingkat kematian yang
tinggi, terutama kematian bayi.
Piramida Model 3 : 
 Bentuk sarang tawon kuno.
 Piramida ini mengalami penurunan kelahiran dan kematian yang
cukup lama.

Piramida Model 4 : 
 Berbentuk lonceng atau genta.
 Bentuk ini dicapai oleh negara yang paling sedikit sudah 100 tahun.
 Mengalami penurunan tingkat kelahiran dan tingkat kematian.
 Umur median cenderung meningkat
 Rasio ketergantungan meninggi yang disebabkan tingginya
proporsi penduduk tua.

Piramida Model 5 : 
 Bentuk kendi.
 Bentuk ini terdapat pada Negara yang mengalami penurunan
tingkat kelahiran secara drastic dengan tingkat kematian bayi yang
semakin menurun.
Ada 5 Model Piramida
Dinamika Kependudukan
Dinamika penduduk akan melahirkan push and pull
teori, yaitu keseimbangan antara kekuatan yang
menambah dan mengurangi.
a. Kekuatan menambah (push) : kelahiran & imigrasi
b. Kekuatan mengurangi (pull) : kematian, emigrasi

Dampak dinamika penduduk berdampak dalam jangka


waktu yg panjang, maka pembangunan kependudukan
diletakkan dalam pembangunan jangka panjang.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Dinamika Penduduk
 Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari
waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurang.
 Dinamika penduduk atau perubahan jumlah
penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu : 
a. Kelahiran (natalitas) 
b. Kematian (mortalitas) 
c. Migrasi (perpindahan) 
Penunjang Kelahiran
(Pro Natalitas)
Faktor-faktor :
1. Kawin usia muda
2. Pandangan “banyak anak banyak rezeki”
3. Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai
pencari nafkah
4. Anak merupakan penentu status sosial
5. Anak merupakan penerus keturunan terutama anak
laki-laki.  
Penghambat Kelahiran (Anti
Natalitas): 
Faktor-faktor
1. Pelaksanan Program Keluarga Berencana
(KB)
2. Penundaan usia perkawinan dengan
alasan menyelesaikan pendidikan
3. Semakin banyak wanita karir
Angka kelahiran kasar
 Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate
/CBR) adalah jumlah kelahiran hidup dari tiap
1000 orang penduduk dalam waktu satu tahun.
Rumusnya adalah : 
 
 Contoh : Jumlah penduduk suatu negara tahun
2014 adalah 200.000.000 jiwa. Jumlah kelahiran
dalam setahun sebanyak 8.000.000 jiwa. Angka
kelahiran negara tersebut ?
CBR = 8.000.000
200.000.000 X 1000 = 40
 Setiap1000 orang penduduk, rata-rata
kelahirannya 40 orang bayi dalam setahun. 
Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR)  
1. angka kelahiran rendah apabila kurang
dari 30 per 1000 penduduk
2. angka kelahiran sedang, apabila antara 30
– 40 per 1000 penduduk
3. angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari
40 per 1000 penduduk
Penunjang Kematian (Pro
Mortalitas)
Faktor-faktor
1. Rendahnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan 
2. Fasilitas kesehatan yang belum memadai
3. Keadaan gizi penduduk yang rendah
4. Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus,
gempa bumi, banjir
5. Peperangan, wabah penyakit, pembunuhan
Penghambat Kematian
(Anti Mortalitas)
1. Meningkatnya kesadaran penduduk akan
pentingnya kesehatan
2. Fasilitas kesehatan yang memadai
3. Meningkatnya keadaan gizi penduduk
4. Memperbanyak tenaga medis seperti dokter,
dan bidan
5. Kemajuan di bidang kedokteran.
Angka Kematian Kasar (Crude
Death Rate) adalah jumlah kematian
setiap 1000 penduduk dalam waktu
satu tahun. Rumusnya adalah : 
 Contoh : Jumlah penduduk suatu negara tahun
2014 adalah 200.000.000 jiwa. Jumlah kematian
dalam setahun sebanyak 4.000.000 jiwa. Angka
kematian negara tersebut ?
CBR = 4.000.000
200.000.000 X 1000 = 20
 Setiap 1000 penduduk, rata-rata 20 orang
meninggal dunia dalam setahun.
Penggolongan angka kelahiran kasar

1. angka kematian rendah apabila kurang dari


10 per 1000 penduduk
2. angka kematian sedang, apabila antara 10
– 20 per 1000 penduduk
3. angka kematian tinggi, apabila lebih dari
20 per 1000 penduduk
Migrasi
 Migrasi merupakan bagian dari mobilitas
penduduk. 
 Mobilitas penduduk adalah perpindahan
penduduk dari suatu daerah ke daerah lain.
- Sementara (non permanen) : misalnya turisme
baik nasional maupun internasional.
- Menetap (permanen). Mobilitas penduduk
permanen disebut migrasi. Migrasi adalah
perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat
lain dengan melewati batas negara atau batas
administrasi dengan tujuan untuk menetap. 
Jenis-jenis migrasi
 Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk
dari suatu negara ke negara lainnya. Migrasi
internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu
1. Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke
negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang
melakukan imigrasi disebut imigran
2. Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara
ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut
emigran 
Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke
negara asalnya
 Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan
penduduk di dalam satu negara. Jenis-jenis :
Urbanisasi : perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan
tujuan menetap. Terjadinya urbanisasi disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain sebagai berikut : 
1. Ingin mencari pekerjaan, karena di kota lebih banyak
lapangan kerja dan upahnya tinggi
2. Ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
3. Ingin mencari pengalaman di kota
4. Ingin lebih banyak mendapatkan hiburan dan sebagainya
Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang
padat penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di
dalam wilayah Republik Indonesia. Transmigrasi pertama
kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh
pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi.  
Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa
dengan tujuan menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan
dari urbanisasi.  
Jenis-jenis transmigrasi
1. Transmigrasi Umum : dilaksanakan dan dibiayai oleh
pemerintah
2. Transmigrasi Khusus: untuk tujuan tertentu, misal akibat
bencana alam atau daerah yang terkena pembangunan
proyek
3. Transmigrasi Spontan (swakarsa) : dilakukan oleh
seseorang atas kemauan dan biaya sendiri
4. Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah
ke daerah yang lain dalam propinsi atau pulau yang sama
Faktor-faktor penyebab migrasi
1. Faktor ekonomi, ingin mencari kehidupan lebih baik di tempat
lain
2. Faktor keselamatan, bencana alam seperti tanah longsor,
gempa bumi, banjir, gunung meletus, dll.
3. Faktor keamanan, yaitu migrasi yang terjadi akibat adanya
gangguan keamanan seperti peperangan, dan konflik antar
kelompok
4. Faktor politik
5. Faktor agama
6. Faktor kepentingan pembangunan, seperti pembangunan
bendungan untuk irigasi dan PLTA
7. Faktor pendidikan, ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi
Evakuasia adalah perpindahan
penduduk karena adanya ancaman
akibat bahaya perang, bencana alam
dan sebagainya.
Evakuasi dapat bersifat nasional
maupun internasional.
Rasio Kepadatan Penduduk (density ratio)
1. Kepadatan penduduk kasar (Crude population density)
2. Kepadatan penduduk Fisiologis (Physiological density)
3. Kepadatan penduduk agraris (Agriculture density)

Rasio Kepadatan Penduduk:


Jumlah Penduduk
Luas wilayah (km2)

Sensus 2010 : 237,424,363 jiwa dalam 17,508 pulau-pulau


(luas tanah = 1,922.570 km2)  kepadatan penduduk = 123.76
orang / km2. 58% menempati pulau Jawa.
 Kepadatan penduduk menunjukkan rata-rata jumlah
penduduk per 1 kilometer persegi. Semakin besar angka
kepadatan penduduk menunjukkan bahwa semakin padat
penduduk yang mendiami wilayah tersebut.
 Kepadatan rata-rata penduduk di Indonesia berdasarkan
hasil estimasi sebesar 130 penduduk per km2.
 Kepadatan penduduk berguna sebagai acuan dalam rangka
mewujudkan pemerataan dan persebaran penduduk.
 Kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia terdapat di
Provinsi DKI Jakarta sebesar 15.063 penduduk per km2,
Jawa Barat sebesar 1.285 penduduk per km2, dan Banten
sebesar 1.193 penduduk per km2.
 Kepadatan penduduk terendah di Indonesia terdapat di
Provinsi Papua Barat sebesar 9 penduduk per km2, Papua
sebesar 10 penduduk per km2 dan Kalimantan Tengah
sebesar 15 penduduk per km2.
 Untuk pemerataan penduduk di Indonesia dapat
digunakan cara, antara lain :
 transmigrasi atau program memindahkan penduduk
dari tempat yang padat ke tempat yang jarang
penduduknya baik dilakukan atas bantuan pemerintah
maupun keinginan diri sendiri;
 pemerataan lapangan kerja dengan mengembangkan
industri, terutama untuk provinsi yang berada di luar
Pulau Jawa;
 pengendalian jumlah penduduk dengan menurunkan
jumlah kelahiran melalui program keluarga berencana
atau penundaan umur nikah pertama.
 Kepadatan penduduk fisiologis = Jumlah penduduk
(jiwa) / Luas lahan pertanian (km²) 

 Diketahuijumlah penduduk suatu wilayah pada


tahun 2005 sebesar 7.584.000 jiwa dan luas lahan
pertaniannya sebesar 154.820 km . Berapakah
kepadatan fisiologi wilayah tersebut? 
Jawab : 

7.584.000: 154.820 km2= 49 jiwa / km2


 Kepadatan penduduk agraris = Jumlah penduduk
petani (jiwa) / Luas lahan pertanian (km²) 
 Suatu wilayah pada tahun 2005 jumlah penduduknya
sebesar 7.584.000 jiwa, dari jumlah penduduk
tersebut 2.050.000 jiwa adalah penduduk yang
bekerja sebagai petani. Sedangkan luas wilayah
pertaniannya adalah 154.820 km2 . Berapakah
kepadatan agraris wilayah tersebut ? 
2.050.000: 154.820 km2= 13 jiwa/km2 
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
 Rasio jenis kelamin merupakan angka perbandingan jumlah
penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan.
 Besar kecilnya rasio jenis kelamin di suatu wilayah
dipengaruhi faktor :
a. Kelahiran (sex ratio birth)
b. Tingkat kematian antara penduduk laki-laki dengan
perempuan.
c. Tingkat migrasi antara penduduk laki-laki dengan
perempuan.

NB : Rasio jenis kelamin pada kelahiran di beberapa negara


berkisar 103–105 bayi laki-laki per 100 bayi perempuan pada
saat lahir
Hasil estimasi jumlah penduduk pada tahun 2013 sebesar
248.422.956 jiwa, yang terdiri atas jumlah penduduk laki-laki
sebesar 125.058.484 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
123.364.472 jiwa.
Rasio jenis kelamin pada tahun 2013 sebesar 101. Angka ini
berarti bahwa terdapat 101 laki-laki diantara 100 perempuan.
Rasio Ketergantungan
 Rasio ketergantungan  angka yang menyatakan perbandingan
antara : Banyaknya penduduk yang tidak produktif (penduduk usia
muda dan usia lanjut) dengan banyaknya penduduk usia produktif
(penduduk usia 15-64 tahun).

Tiga pengelompokan penduduk berkenaan dengan kaitan antara


struktur umur dan kemampuan berproduksi secara ekonomi, yaitu:
a. Kelompok penduduk usia muda, yaitu mereka yang berumur di
bawah 15 tahun (0-14 tahun),
b. Kelompok penduduk usia produktif, yaitu penduduk umur 15-
64 tahun, dan
c. Kelompok penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas).
 Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut
umur yang sering digunakan untuk mengetahui
produktivitas penduduk adalah Angka Beban Tanggungan
atau Dependency Ratio.
 Angka Beban Tanggungan adalah angka yang menyatakan
perbandingan antara banyaknya orang yang tidak
produktif (umur di bawah 15 tahun dan umur 65 tahun ke
atas) dengan banyaknya orang yang termasuk umur
produktif (umur 15–64 tahun).
 Secara kasar perbandingan angka beban tanggungan
menunjukkan dinamika beban tanggungan umur produktif
terhadap umur nonproduktif.
 Angka ini dapat digunakan sebagai indikator yang secara
kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara.
Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan
semakin tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum
produktif dan tidak produktif lagi.
 Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah
menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung
penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif lagi.
JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKA BEBAN TANGGUNGAN
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF DAN
NON PRODUKTIF
DI INDONESIA TAHUN 2013
No Usia Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan
1 0 – 14 Tahun 36.890.004 34.818.903 71.708.907
2 15 – 64 Tahun 82.545.369 81.615.459 164.160.828
3 65 Tahun ke atas 5.623.111 6.930.110 12.553.221
Jumlah 125.058.484 123.364.472 248.422.956
Angka Beban Tanggungan
51,5 51,2 51,3

Sumber: Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2013, Hasil Estimasi
 Angka Beban Tanggungan penduduk Indonesia pada
tahun 2013 sebesar 51,3. Hal ini berarti bahwa 100
penduduk Indonesia yang produktif, di samping
menanggung dirinya sendiri, juga menanggung 51,3
orang yang belum/sudah tidak produktif lagi.
 Apabila dibandingkan antar jenis kelamin, maka Angka
Beban Tanggungan laki-laki sedikit lebih besar jika
dibandingkan dengan perempuan.
 Pada tahun 2013, angka beban tanggungan laki-laki
sebesar 51,5.
 Penduduk sebagai determinan pembangunan
harus mendapat perhatian yang serius. Program
pembangunan, termasuk pembangunan dibidang
kesehatan, harus didasarkan pada dinamika
kependudukan.
 Upaya pembangunan di bidang kesehatan
tercermin dalam program kesehatan melalui
upaya promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif.
 Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pencapaian derajat kesehatan yang optimal bukan
hanya menjadi tanggung jawab dari sektor kesehatan
saja, namun sektor terkait lainnya seperti sektor
pendidikan, sektor ekonomi, sektor sosial dan
pemerintahan juga memiliki peranan yang cukup
besar. Untuk mendukung upaya tersebut diperlukan
ketersediaan data mengenai penduduk sebagai
sasaran program pembangunan kesehatan.
Indonesia Population Clock
 What is the population of Indonesia (as of July 26,
2015) = 256,647,435
 Last UN Estimate (July 1, 2015) = 255,708,785
 Births Per Day = 62,163
 Deaths Per Day = 22,699
 Net Migrations Per Day  = -1,918
 Net Change Per Day = 37,546
 Population Change Since January 1st = 7,734,476
Indonesia Population Indicators
 Median (Average) Age = 28.35 years (WR 94th)
 Crude Birth Rate =17.283 births/thousand (WR 99th)
 Crude Death Rate = 6.311 deaths/thousand ( WR 136th)
 Crude Net Migration Rate = -0.533 people/thousand (WR
115th)
 Life Expectancy (Both Sexes)= 71.73 years (WR 113th)
 Life Expectancy (Male) = 69.67 years (WR 110th)
 Life Expectancy (Female) 73.88 years (WR 118th)

WR = world ranking
 Total Fertility Rate =2.22 children/woman (WR 93rd)
 Net Reproduction Rate = 1.044 surviving
daughters/woman (WR 90th)
 Sex Ratio At Birth = 1.05 males per female (WR 83rd)
 Infant Mortality Rate = 22.502 deaths/1,000 live
births (WR 73rd)
 Under Five Mortality = 26.7 deaths/thousand (WR
76th)
 Mean Age at Childbearing = 28.151 years (WR
131st)

Anda mungkin juga menyukai