SGD 5
Aldriansyah Lagoa (31101800004)
Aurellia Vinta Aryanti (31101800019)
Brillian Novianty N (31101800020)
Cindy Arvanti (31101800021)
Dirzka Putri (31101800028)
Fathimah Fitria (31101800034)
Fitradi Riono (31101800038)
Irfan Trinanda (31101800047)
Ishza Vidia Valva (31101800048)
Nadia Brillianti (31101800064)
Noor Aziza (31101800068)
Yulistinawati (31101800098)
A. Latar belakang
Sejak lahir manusia dibekali pemikiran akal pemikiran yang sangat tinggi. Itulah
yang menyebabkan manusia memiliki potensi di berbagai bidang. Sekalipun
banyaknya hambatan dan permasalahan dalam kehidupan, kita dapat
menyelesaikannya secara tenang dan dapat mengantisipasinya kelak.
BAB II
PEMBAHASAN
Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin sering juga digunakan untuk
kegiatan perencanaan pembangunan. Pada masa Pemerintahan Orde Baru Kantor
Menteri Negara Kependudukan/Kepala BKKBN dalam mempersiapkan alat-alat
kontrasepsi membutuhkan data pasangan usia subur. Kantor Menteri Tenaga Kerja
dalam usaha pengadaan pasaran kerja membutuhkan data jumlah angkatan kerja yang
sedang mencari pekerjaan.
Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin biasanya ditampilkan dalam suatu
tabel. Usia penduduk terlebih dahulu dikelompokkan dahulu dengan jenjang lima
tahunan, misalnya kelompok usia 0-4, 5-9, 10-14,..., 60-64, 65+. Adapun contoh tabel
komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin sebagai berikut,
Struktur usia penduduk antara negara satu dengan yang lain tidak sama. Struktur usia
penduduk dipengaruhi oleh tiga variabel demografi, yaitu kelahiran, kematian dan
migrasi. Jika salah satu variabel berubah, kedua variabel yang lain juga ikut berubah.
Faktor sosial-ekonomi di suatu negara akan mempengaruhi struktur usia penduduk
melalui ketiga variahel demografi di atas.
Suatu negara dikatakan berstruktur usia muda, apabila kelompok penduduk yang
berumur di bawah lima belas tahun jumlahnya lebih dan 40 persen, sedang besarnya
kelompok penduduk usia 65 tahun kurang dan 10 persen. Umumnya negara-negara
yang sedang berkembang seperti Burma, India, dan Indonesia, struktur penduduknya
muda. Sebaliknya negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, Amerika Serikat
mempunyai struktur penduduk tua. Suatu negara dikatakan berstruktur umur tua apabila
kelompok penduduk yang ber usia 15 tahun ke bawah jumlahnya kecil (kurang dan 40
persen dan seluruh penduduk) dan persentase penduduk di atas 65 tahun sekitar 10
persen.
Kompisisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk
Piramida penduduk, yaitu grafik yang dibuat untuk mencerminkan data kependudukan
menurut usia dan jenis kelamin. Penggambaran piramida penduduk dimulai dengan
menggambarkan dua garis yang saling tegak lurus. Garis yang vertikal menggambarkan
umur penduduk mulai dari nol lalu naik. Kenaikan ini dapat tahunan, dapat pula dengan
jenjang lima tahunan. Garis horizontal menggambarkan besarnya jumlah penduduk
baik ditampilkan pada skala jumlah yang sebenarnya maupun dalam bentuk persentase.
II. Piramida Penduduk Menurut Jenis dan Cara Penggambaran
Piramida penduduk merupakan grafik yang dibuat untuk mencerminkan data
kependudukan menurut umur dan jenis kelamin. Penggambaran piramida penduduk
dimulai dengan menggambarkan dua garis yang saling tegak lurus. Garis vertikal
menggambarkan umur penduduk mulai dari nol lalu naik. Kenaikan ini dapat tahunan,
dapat pula dengan jenjang lima tahunan. Garis yang horizontal menggambarkan besarnya
jumlah penduduk baik tampilkan pada skala jumlah penduduk baik ditampilkan pada skala
jumlah yang sebenarnya maupun dalam bentuk presentase.
3. Untuk memberikan pelajaran & wawasan dalam mengetahui tata cara ilmiah
membaca piramida penduduk.
1. Piramida Ekspansif
Salah satu Jenis Jenis Piramida Penduduk yaitu Piramida Penduduk Muda atau
dikenal sebagai piramida penduduk ekpansif. Piramida Penduduk Muda adalah
piramida yang akan terjadi ketika sebagian besar penduduknya berusia muda.
Negara tersebut memiliki pertumbuhan jumlah penduduk yang lebih cepat.
Pengertian dari piramida penduduk muda yaitu piramida yang terdiri dari grafik
batang sisi kiri dan sisi kanan pada sumbu horizontal. Kedua sisi tersebut
menunjukkan jumlah perkembangan penduduk dan sumbu vertikal menunjukan
usia penduduk dari 0 hingga 65 tahun. Piramida muda tersebut berbentuk segitiga
dalam jangka waktu 1 hingga 5 tahun.
Bentuk Piramida Penduduk Muda (Expansive) yaitu melebar di bagian bawah dan
semakin meruncing diatasnya. Gambar dari piramida muda seperti kerucut yang
memiliki alas cukup lebar dengan puncaknya agak meruncing. Sedangkan ketika
piramida dalam diagram, bentuknya mirip seperti bangun limas.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kelahiran lebih besar dibanding dengan
angka kematian. Negara yang mengalami piramida penduduk muda biasanya
adalah negara berkembang. Misalnya Indonesia, India, Filipina, China, Thailand
dan Malaysia.
Piramida Penduduk Stasioner atau Granat merupakan bentuk piramida yang terjadi
ketika jumlah setiap kelompoknya relatif seimbang atau sedang. Umur tergolong
menjadi tiga yaitu muda, dewasa dan tua. Dapat dikatakan bahwa angka kelahiran
dan kematiannya sama-sama rendah atau seimbang. Dampak positif dari piramida
granat yaitu jumlah kelahiran dan kematian penduduk pada negara seimabng.
Namun pertumbuhan penduduk yang sangat rendah menjadikan sumber daya
manusia terlalu sedikit atau minim.
a. Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa relatif
seimbang.
b. Tingkat kelahiran tidak begitu tinggi, demikian pula angka kematian relatif
rendah
c. Pertumbuhan penduduk kecil.
d. Beberapa negara maju yang berada pada piramida stasioner seperti Amerika
Serikat, Belanda, dan Inggris.
3. Piramida Konstruktif
Piramida Penduduk Tua atau Constructive yaitu piramida yang akan terbentuk
ketika sebagian besar penduduk pada negara tersebut berusia dewasa. Jenis
piramida yang satu ini bersifat konstruktif yaitu jumlah kelahiran lebih rendah
dibanding dengan jumlah kematian. Negara yang membentuk piramida tua seperti
Belgia, Jerman, Swedia dan lain-lain.
Bentuk Piramida Penduduk Tua (Constructive) yaitu bentuknya mengecil menuju
umur muda, melebar pada kelompok umur dewasa, dan mengecil lagi pada
kelompok umur tua. Jika dalam grafik batang, pada bagian tengah grafik memiliki
jumlah tertinggi sehingga batang membesar pada bagian tengah.. Hal tersebut
terjadi ketika penurunan angka kelahiran dengan cepat dan rendahnya tingkat
kematian penduduk.
Piramida Penduduk ini sering digunakan pada wilayah atau negara yang umur
penduduk menengah cenderung menurun dan angka beban tanggungannya
meningkat. Negara yang menggunakan piramida penduduk jenis ini yaitu Kanada.
5. Piramida Penduduk Sarang Tawon
Dinamakan Piramida Penduduk Sarang Tawon karena bentuk dari piramida mirip
dengan sarang tawon. Piramida jenis ini juga dikenal dengan old fashioned
ceehie. Penggunaan piramida berguna untuk menggambarkan tingkat kelahiran dan
kematian yang sangat rendah.
Selain itu, kelompok penduduk usia tua juga tergolong rendah pada piramida
penduduk sarang tawon juga rendah. Namun penduduk usia muda atau menengah
cukup tinggi. Bentuk piramida ini biasanya dimiliki oleh negara-negara Eropa
Barat.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa memang terjadi kenaikan jumlah
penduduk yang cukup signifikan dengan rata-rata kenaikan jumlah penduduk
per 10 tahun adalah 29.608.274,25 jiwa.
Namun pada kenyataannya, dengan besaran jumlah kenaikan penduduk itu
justru laju pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Presentase
penurunan laju pertumbuhan penduduk Indonesia disajikan dalam grafik
dibawah ini.
Secara umum, laju pertumbuhan penduduk dari tahun 1971 sampai 2010 terus
mengalami penurunan. Angka laju pertumbuhan penduduk dari tahun 1971
sampai 1980 menunjukan pertumbuhan sebesar 2,31 persen. Lalu dari tahun
1980 sampai 1990 laju pertumbuhan penduduk menurun menjadi 1,98 persen.
Sedangkan tahun 1990 sampai 2010 menunjukan tren pertumbuhan penduduk
yang konstan di angka pertumbuhan 1, 49 persen. Dengan demikian, dari tahun
1971 sampai 2010 Indonesia mengalami penurunan laju pertumbuhan penduduk
sebesar 0,82 persen. Penyebab turunnyaa laju pertumbuhan penduduk di
Indonesia diakibatkan oleh faktor-faktor seperti adanya peningkatan
perekonomian penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan kondisi kehidupan
perempuan serta adanya urbanisasi dan industrialisasi.
Untuk melihat kondisi perekonomian suatu negara tidak cukup hanya jika
melihat jumlah penduduk saja tetapi juga harus melihat Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio). Rasio Ketergantungan ini menjadi tolak ukur apakah
sebuah negara dikategorikan sebagai negara yang sejahtera atau tidak. Rasio
Ketergantungan ini juga berarti dapat dijadikan tolak ukur kasar dalam menilai
keberhasilan pembangunan yang dilakukan sebuha negara.
Perhitungan Rasio Ketergantungan ini adalah berdasarkan pada perbandingan
antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun yang ditambah dengan jumlah
penduduk 65 tahun keatas, kemudian dibandingkan dengan jumlah penduduk
usia 15-64 tahun. Semakin tinggi angka Rasio Ketergantungan berarti semakin
tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai
hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Hal tersebut
dapat menunjukan kondisi kesejateraan yang rendah. Sedangkan semakin
rendah angka Rasio Ketergantingan berarti semakin rendahnya beban yang
ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum
produktif dan tidak produktif lagi. Dengan demikian, angka Rasio
Ketergantungan yang rendah menunjukan kondisi kesejahteraan yang tinggi.
Berikut ini adalah presentasi Rasio Ketergantungan penduduk Indonesia dari
tahun 1971-2010.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa secara garis besar tingkat Rasio
Ketergantungan penduduk Indonesia mengalami tren penurunan yang berarti
tingkat kesejahteraannya meningkat. Pada tahun 1971, angka Rasio
Ketergantungan menunjukan angka yang tinggi yaitu 81,48 persen yang berarti
penduduk usia produktif menanggung banyak beban dari penduduk usia non
produktif. Di tahun 1980, penurunan terjadi sekitar 2,38 persen menjadi 79,11
persen. Angka tersebut terus turun sampai pada tahun 2010 dengan Rasio
Ketergantungan sebesar 50,5 persen yang menunjukan bahwa Indonesia tingkat
kesejahteraannya meningkat. Menurunnya angka Rasio Ketergantungan di
tahun 2010 ini disebabkan oleh menurunnya beban penduduk usia produktif
untuk membiayai kehidupan penduduk usia non produktif.
Berdasarkan gambar struktur penduduk Indonesia Tahun 2010 diatas dapat
diketahui bahwa memang sudah ada penurunan laju pertumbuhan penduduk
yang bisa dilihat dari komposisi penduduk usia 10 tahun ke bawah yang
semakin menurun. Walaupun tren laju pertumbuhan penduduk menurun tetapi
kenaikan rata-rata penduduk Indonesia per 10 tahun selama 40 tahun terakhir
masih tinggi yaitu 29.608.274,25 jiwa. Hal tersebut terjadi karena angka
kematian bayi yang juga rendah.
Terlepas dari besarnya jumlah penduduk di Indonesia yang memiliki
konsekuensi yang banyak pula, jika dilihat dari laju pertumbuhan penduduk dan
rasio ketergantungan yang cenderung menurun dari waktu ke waktu, tren
pengendalian penduduk sudah menunjukan pada arah yang positif dimana
dengan jumlah penduduk yang semakin banyak tetapi kesejahteraannya cukup
meningkat. Yang harus diwaspadai selanjutnya adalah jika laju pertumbuhan
penduduk terlalu meningkat atau terlalu turun. Kedua hal tersebut dapat
menimbulkan konsekuensi yang berbahaya bagi Indonesia. Jika laju
pertumbuhan penduduk menunjukan kenaikan yang pesat maka dapat
berpengaruh pada angka Rasio Ketergantungan yang semakin besar. Sedangkan
laju pertumbuhan penduduk terus mengalami penurunan yang pesat juga
merupakan sebuah ancaman dimana akan terjadi ledakan jumlah lansia karena
jumlah penduduk muda akan semakin kecil. Kondisi tersebut telah terjadi di
beberapa negara maju, dimana angka laju pertumbuhan penduduk sangat kecil
sehingga tidak ada regenerasi.
IV. Penyebaran Penduduk yang Tidak Merata
Penduduk Indonesia tersebar menurut wilayah administrasi pada tahun 2010
tersebar di 33 provins, 497 kabupaten/kota, 6.651 kecamatan, dan 77.126
desa/kelurahan. Namun dalam tulisan ini yang akan disajikan hanya persebaran
penduduk menurut wilayah provinsi. Selain dibagi menurut wilayah administrasi,
persebaran penduduk juga dapat disajikan menurut wilayah perkotaan dan
perdesaan.
Hal yang berbeda terlihat di Pulau Papua yang luas wilayahnya meliputi 21,8
persen dari wilayah Indonesia tapi hanya ditempati oleh 1,5 persen penduduk
Indonesia. Demikian juga di Pulau Kalimantan yang luasnya mencakup 28,5
persen wilayah Indonesia tapi hanya dihuni oleh 5,8 persen penduduk Indonesia.
Provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat. Pada
tahun 2000 jumlah penduduknya mencakup 17,4 persen dan pada tahun 2010
menjadi 18,1 persen dari seluruh penduduk Indonesia.
Provinsi dengan penduduk terbanyak kedua adalah Jawa Timur (15,8 persen).
Terbanyak ketiga adalah Provinsi Jawa Tengah (13,6 persen). Terbanyak
keempat adalah Provinsi Sumatera Utara. Terbanyak kelima adalah Provinsi
Banten.
Provinsi DKI Jakarta sebagai ibu kota negara, pada tahun 2000 termasuk urutan
kelima provinsi berpenduduk terbesar (4,1 persen). Namun pada tahun 2010
posisi kelima ditempati oleh Provinsi Banten.
Provinsi dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Provinsi Papua Barat
dengan jumlah penduduk 760 ribu jiwa atau 0,3 persen dari seluruh penduduk
Indonesia.
Pendapatan per kapita rendah juga berakibat kemampuan membeli (daya beli)
masyarakat rendah, sehingga hasil-hasil industri harus disesuaikan jenis dan
harganya. Bila industri terlalu mahal tidak akan terbeli oleh masyarakat. Hal ini
akan mengakibatkan industri sulit berkembang dan mutu hasil industri sulit
ditingkatkan.
- kekurangan vitamin A
KESIMPULAN
Komposisi penduduk merupakan gambaran penggolongan penduduk
berdasarkan kriteria tertentu seperti komposisi berdasarkan geografis, biologis, dan
sosial. Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin merupakan faktor penting
dalam demografis untuk kegiatan perencanaan pembangunan dan program pemerintah.
Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk
piramida penduduk.
DAFTAR PUSTAKA
Mantra, I.B. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Rahayu. 2010. Hasil Sensus Penduduk 2010: Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk
Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Kasto. 1995. Karakteristik Demografi, Sosial, dan Ekonomi Sumber Daya Pemuda
Indonesia. ISSN : 0853-0262