Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

STRUKTUR/KOMPOSISI PENDUDUK
Mata Kuliah : DASAR KEPENDUDUKAN
Dosen Mata Kuliah : NIA MUSNIATI, S.KM., MKM

Disusun oleh :
Cahya Budhi Asih

KESEHATAN MASYARAKAT
1B
Ada 3 fenomena yang perlu ditekankan dalam Study Demografi, yaitu :

1. Dinamika Kependudukan (Population Dynamics)

2. Komposisi Penduduk (Population Composition)

3. Jumlah dan distribusi penduduk (Population size and Distribution)

Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk merupakan pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri atau
karakteristik tertentu, dimana suatu Negara yang mempunyai wilayah yang luas dan
memiliki banyak penduduk didalam satu Negara tersebut akan dikelompokan berdasarkan
kriteria tertentu.

Komposisi penduduk berdasarkan usia produktif dan nonproduktif dapat digunakan


untuk menghitung angka ketergantungan (dependency ratio). Angka ini sangat penting
diketahui karena dapat memperkirakan beban tiap penduduk nonproduktif untuk menopang
kebutuhan hidupnya.

Contoh komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan


usia/umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis
pekerjaan, dan lain-lain.

Secara umum, komposisi penduduk dapat diklasifikaasikan menurut :

1. Karakteristik biologi (demografi). Karakteristk biologi ini terjadi secara


alamiah, seperti umur, jenis kelamin.

Dalam studi demografi ada kesepakatan bahwa umur seseorang dihitung


menurut ulang tahunnya yang terakhir. Selain Distribusi umur penduduk, dalam
analisis demografi dikenal pula struktur umur penduduk yang dibedakan menjadi
tiga kelompok besar, yaitu :
1. Penduduk usia muda, yaitu penduduk usia dibawah 15 tahun atau
kelompok umur 0 – 14 tahun
2. Penduduk usia produktif, yaitu penduduk umur 15 – 64 tahun
3. Penduduk usia lanjut, yaitu umur 65 tahun keatas (mengikuti ketetapan
WHO)

Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin biasanya ditampilkan


dalam suatu tabel. Usia penduduk terlebih dahulu dikelompokkan dahulu dengan
jenjang lima tahunan, misalnya kelompok usia 0-4, 5-9, 10-14,..., 60-64, 65+
Contoh Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin

Struktur penduduk dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

 Struktur penduduk usia muda

Suatu negara dikatakan berstruktur usia muda, apabila memilki cirri-ciri


berikut :

1. kelompok penduduk yang berumur di bawah 15 tahun > 40 %


2. kelompok penduduk usia 65 tahun < 10%

Contoh: Negara berkembang (Burma, India, dan Indonesia)

 Struktur penduduk usia tua

Suatu negara dikatakan berstruktur umur tua ciri-cirinya:

1. Kelompok penduduk yang ber usia 15 tahun ke bawah jumlahnya < dari
40 %
2. Kelompok penduduk usia 65+ tahun sekitar 10 %

Contoh: Negara maju (Jepang, Jerman, Amerika Serikat)

Di dalam karakteristik biologi terdapat penjelasan tentang piramida


penduduk, sebagai berikut :

Piramida penduduk adalah grafik suusan penduduk menurut umur dan jenis
kelamin pada saat tertentu dalam bentuk piramida. Dalam piramida penduduk,
golongan umur dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Golongan muda (umur 0-14 tahun)


2. Golongan dewasa (umur 15-64 tahun)
3. Golongan tua (umur 65 tahun keatas)
Piramida penduduk memiliki kegunaan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui maju-mundurnya jumlah penduduk suatu Negara


2. Untuk mengetahui perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan yang
dapat dipakai untuk mengetahui jumlah tenaga kerja tersedia
3. Sebagai perbandingan jumlah golongan muda, dewasa dan tua untuk
mengetahui jumlah tenaga produktif

Berdasarkan komposisi umur dan jenis kelamin karakteristik penduduk


suatu negara dapat dibedakan menjadi 3 ciri, yaitu :

1. Piramida Penduduk Muda (Bentuk Limas/Expensive)

 Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka
kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan
penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan dengan sebagian besar
penduduk masuk dalam kelompok umur muda
 Bagian dasar piramida ini lebar

Contohnya: negara-negara berkembang seperti Indonesia, Malysia, Thailand,


RRC, Mesir, dan India memiliki komposisi penduduk muda

Ciri-ciri Piramida Penduduk Muda/Expansive :


1. Jumlah penduduk usia muda (0–14 tahun) sangat besar, sedangkan usia
tua sedikit.
2. Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka
kematian.
3. Pertumbuhan penduduk relatif tinggi.

2. Piramida Penduduk Dewasa / Stationary

 Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang


hampir sama dengan tingkat kematian atau bersifat stasioner.
Pertumbuhan penduduk cenderung tetap. Piramida ini menunjukkan
jumlah penduduk muda, dewasa, dan tua hampir sama.

 Bagian dasar piramida kecil

Contoh: Beberapa negara maju yang berada pada fase komposisi penduduk
stasioner, antara lain Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris.

Ciri-ciri Piramida Penduduk Dewasa / Stationary


 Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa
relatif seimbang.
 Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu tinggi, demikian pula dengan
angka kematian relatif lebih rendah.
 Pertumbuhan penduduk kecil.

3. Piramida Penduduk Tua (Constrictive)


 Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran yang
lebih rendah dari tingkat kematian atau bersifat konstruktif.
Penurunan tingkat kelahiran yang tajam menyebabkan pertumbuhan
penduduk mengalami penurunan. Piramida penduduk ini memiliki
umur median (pertengahan) sangat tinggi.
 Bagian dasar piramida kecil
 Sebagian penduduk berada dalam kelompok umur muda

Contoh: beberapa negara yang berada pada fase ini, antara lain Swedia,
Jerman, dan Belgia.

Ciri-ciri Piramida Penduduk Tua (Constrictive)


 Jumlah penduduk usia muda (0 – 14 tahun) dan usia tua (di atas usia 64
tahun)sangat kecil,
 Jumlah penduduk terbanyak terkonsentrasi pada kelompok usia
dewasa,
 Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian,
 Pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan
pertumbuhan
 Penduduk beberapa sampai negatif,
 Penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun

2. Karakteristik sosial, antara lain tingkat pendidikan dan status perkawinan


(kawin, belum kawin, duda/janda, cerai)
 Berdasarkan Pendidikan
 Komposisi menurut tingkat pendidikan
 Komposisi menurut status perkawinan (belum kawin, kawin, cerai,
duda/janda)
 Komposisi menurut kemampuan membaca/menulis

3. Karakteristik ekonomi, antara lain kegiatan penduduk yang aktif secara


ekonomi,lapangan usaha, status dan jenis pekerjaan, serta tingkat pendapatan
Karakteristik ekonomi ini dikelompokkan berdasarkan :
 Lapangan usaha
 Jenis pekerjaan
 Status pekerjaan
Adapun menurut kegiatan dalam seminggu yang lalu, penduduk berumur 10
tahun ke atas dapat dikelompokkan menjadi:
 Bekerja (mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan
pekerjaan atau bekerja untuk memperoleh atau membantu memperoleh
penghasilan selama paling sedikit 1 jam dalam sepekan dan tidak boleh
terputus
 Mencari pekerjaan
 Sekolah
 Mengurus rumah tangga

4. Karakteristik geografis atau persebaran antara lain berdasarkan tempat tinggal,


daerah perkotaan- pedesaan, provinsi, dan kabupaten
5. Karakteristik Agama
Jumlah penduduk menurut agama adalah penduduk yang dibagi berdasarkan
keyakinan atau kepercayaan yang dianut, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan
Budha.
Struktur penduduk menurut jumlah penganut agama berguna untuk berbagai
keperluan mengenai integrasi di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Selain itu,
diperlukan pula untuk penyediaan sarana dan prasarana yang memadai bagi para
pemeluknya. Dengan mengetahui jumlah penganut agama di suatu wilayah, kita
dapat menelusuri lebih lanjut apa sebab dan akibat suatu agama di wilayah itu
berkembang atau tidak. Perhitungannya dapat dilakukan dengan menghitung
persentase dari jumlah keseluruhan penganut agama di wilayah tersebut.
6. Karakteristik menurt mata pencaharian
Analisis jumlah penduduk menurut mata pencaharian adalah penduduk yang
dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan pekerjaan atau mata
pencahariannya, seperti petani, nelayan, pengusaha besar atau sedang, pengrajin
atau industri kecil, buruh industri, buruh bangunan, buruh pertambangan, buruh
perkebunan, pedagang, pengangkutan, Pegawai Negeri Sipil (PNS), ABRI,
pensiunan baik pegawai negeri maupun ABRI, peternak, dan lain-lain. 
Struktur penduduk menurut mata pencaharian berkaitan dengan distribusi atau
penyebaran tenaga kerja, penyediaan lapangan pekerjaan, serta penyediaan
fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis-jenis mata
pencaharian di wilayah tersebut.
Perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan presentase dari total
jumlah pekerja dari berbagai jenis mata pencaharian agar dapat diketahui jenis
pekerjaan apa yang mendominasi di wilayah tersebut. Selain itu, struktur
penduduk menurut mata pencaharian digunakan pula untuk mengetahui mata
pencaharian mana yang menjadi ketergantungan daerah tersebut.

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin adalah penduduk yang dibagi


menjadi cohort atau kelompok jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Struktur
penduduk menurut jenis kelamin di suatu wilayah dapat dianalisis dengan menghitung rasio
jenis kelamin (sex ratio) di wilayah tersebut.

Rasio jenis kelamin adalah angka yang didapat dari perbandingan jumlah penduduk
laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan pada suatu wilayah dalam kurun waktu
tertentu.
Besar kecilnya rasio jenis kelamin dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:

 Rasio jenis kelamin waktu lahir, yaitu perbandingan jumlah kelahiran bayi laki-laki
dan perempuan. Rasio bayi laki-laki dan bayi perempuan : 103 – 104 per 100 bayi
perempuan
 Pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan. Jika kematian penduduk
laki-laki lebih besar dari penduduk perempuan maka rasio jenis kelamin akan semakin
kecil
 Pola migrasi antara penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Jika rasio jenis
kelamin di wilayah tersebut menunjukkan angka lebih dari 100, berarti jumlah
penduduk laki-laki lebih banyak. Sebaliknya, jika rasio jenis kelamin di wilayah
tersebut menunjukkan angka kurang dari 100, maka jumlah penduduk perempuan
yang lebih banyak, dengan kata lain angka fertilitas atau kelahiran akan meningkat.

Angka yang menunjukkan rasio jenis kelamin pada suatu wilayah dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 

1. Sex Ratio : Perbandingan jumlah Antara laki-laki dan perempuan

2. Angka Ketergantungan
Angka beban tanggungan adalah besarnya tanggungan penduduk usia
produktif terhadap yang belum dan tidak produktif. Usia produktif adalah antara 15 –
64 tahun sedangkan yang tidak produktif adalah usia 0 – 14 tahun dan usia 65 tahun
ke atas.
Manfaat komposisi penduduk menurut umur antara lain dapat menghitung
rasio beban tanggungan (depedency ratio)
 Rasio Ketergantungan Anak (RKA)
Rasio ketergantungan anak digunakan untuk menunjukkan besarnya
beban tanggungan anak bagi usia produktif di suatu daerah pada suatu
waktu tertentu.

RKA

 Rasio Ketergantungan Usia Lanjut (RKL)


Rasio ketergantungan usia lanjut digunakan untuk menunjukkan besarnya
beban tanggungan penduduk lanjut usia bagi usia produktif di suatu
daerah pada suatu waktu tertentu

RKL

Meskipun tidak akurat secara ekonomi, tetapi rasio ketergantungan


dapat menggambarkan banyaknya penduduk yang harus ditanggung oleh
penduduk usia kerja/produktif

Dengan memperhatikan RKA dan RKL, dapat diketahui kelompok


umur mana yang berkonstribusi paling besar dalam rasio ketergantungan
total (RK)

3. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah per satuan luas
tertentu.
4. Angka Buta Aksara

Hubungan Kependudukan dengan berbagai aspek


1. Hubungan Kependudukan dengan Aspek Ekonomi
 Aspek Ekonomi mempengaruhi terjadinya migrasi dari kota ke desa yang
dilakukan oleh penduduk penyebabnya mencari lapangan pekerjaan yang
sangat sulit didapatkan desa mereka berpikiran di kota lebih tersedia
lapangan pekerjaan.
 Peningkatan Jumlah penduduk dapat menyebabkan lambatnya
pembangunan Jumlah penduduk yang besar  dapat menimbulkan: Jumlah
pengangguran tinggi; Jumlah tenaga kerja bertambah; Pengangguran
dikota besar bertambah; Tingkat kemiskinan meningkat.
 Penduduk mempengaruhi meningkat atau menurunnya aspek Ekonomi hal
ini dapat dilihat dari pendapatan penduduk dan juga melihat daya beli
masyarakat.
2. Hubungan Kependudukan dengan Aspek Politik
 Penduduk berpengaruh dalam aspek politik contoh jika penduduk semakin
banyak otomatis semakin banyak Ideologi dan pemikiran yang berbeda hal ini
bisa menimbulkan bertambahnya Partai Politik.
 Pemilihan umum berpengaruh dari penduduk semakin banyak penduduk
semakin banyak surat suara yang dibuat.
 Penduduk sebagai alat mobilisasi dalam Kampanye kalangan politik.
3. Hubungan Kependudukan dengan Aspek Sosiologi / Antropologi
Dalam penduduk sering terjadi Perpindahan dari desa ke kota , pulau ke pulau
dan Negara ke Negara perpindahan penduduk ini baik secara individu maupun
kelompok dapat menimbulkan perubahan dan pencampuran sosiologi dan antropologi
hal ini dapat dicerminkan
 Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang meliputi
ide-ide, keyakinan, hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya dari individu ke
individu lain, dari suatu golongan ke golongan lain dalam suatu masyarakat
atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
 Akulturasi dapat diartikan sebagai proses sosial yang timbul apabila suatu
kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan
unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan sendiri.
 Asimilasi merupakan proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat
golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang kebudayaan
yang berbeda-beda saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan
intensif dalam waktu yang lama, dan kebudayaan-kebudayaan dari golongan-
golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas menjadi unsur-unsur
kebudayaan yang baru, yang berbeda dengan aslinya.  Dengan demikian akan
muncul kebudayaan baru yang merupakan kebudayaan campuran di antara
golongan-golongan yang saling bertemu itu.
 Akomodasi merupakan suatu keadaan yang menunjuk didapatinya
keseimbangan dalam hubungan-hubungan sosial antara perorangan dan
kelompok-kelompok orang sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai
yang berlaku di masyarakat.
Daftar Pustaka
http://edhoniedo.blogspot.com/2015/10/pengertian-komposisi-penduduk-struktur.html

http://www.radarplanologi.com/2015/10/struktur-dan-komposisi-penduduk-sebagai-data-
perencanaan-pembangunan.html

Anda mungkin juga menyukai