DISUSUN OLEH :
i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
NIP : 198904052022032007
Telah diperiksa/disetujui :
COACH, MENTOR,
ii
PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS
BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR DAERAH
Jalan Sukaramai Telp. (0562) 392056
SAMBAS 79400
BERITA ACARA
EVALUASI (SEMINAR) LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN II & III
ANGKATAN CLXVII PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2022
DI KABUPATEN SAMBAS
Pada hari ini jumat tanggal 2 Desember tahun dua ribu dua puluh dua bertempat di Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Daerah Kabupaten Sambas
telah dilaksanakan Evaluasi (Seminar) Laporan Aktualisasi bagi Peserta Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan III Angkatan CLXVII Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2022, sebagai berikut :
Ir. DARYANTO, MT
Pembina Utama Muda
NIP. 196309031990031004
iii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NIP : 198904052022032007
COACH, MENTOR,
Disetujui :
PENGUJI,
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunia-Nya Laporan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri Sipil dalam Pelatihan Dasar
CPNS Golongan II & III Angkatan CLXVII Kabupaten Sambas Tahun 2022 dengan judul,
“Upaya Peningkatan Pemahaman Pada Ibu Tentang Asi Ekslusif dan Posisi
Menyusui yang Benar Melalui Edukasi di Ruang Perinatologi dan Nicu RSUD
Pemangkat” dapat diselesaikan.
Penulisan Laporan Aktualisasi ini juga dapat terlaksana karena kontribusi banyak pihak
yang berupa bimbingan dan motivasi sehingga pada kesempatan ini saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak H. SATONO,S.Sos.I., M.H., selaku Bupati Kabupaten Sambas.
2. Bapak Ir. DARYANTO, M.T, selaku Kepala BKPSDMAD Kabupaten Sambas.
3. Bapak HENDY WIJAYA, S.K.M.,M.PH, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Sambas.
4. Bapak dr. YANA SUMARTANA, M.A.P selaku Direktur RSUD Pemangkat.
5. Bapak Ir. IRAWADI, M.M, M.T selaku Coach yang telah memberikan masukan,
bimbingan, dan arahan selama penyusunan Rancangan Aktualisasi.
6. Bapak Ns. MAHMUD, S.Kep, selaku Mentor yang telah memberikan masukan,
bimbingan, dan arahan selama penyusunan Rancangan Aktualisasi.
7. Bapak Ir., selaku penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam
penyusunan Rancangan Aktualisasi.
8. Kedua orang tua dan suami yang telah memberikan doa dan semangat selama
berlangsungnya kegiatan.
9. Panitia Latsar CPNS Golongan II & III Angkatan CLXVII Tahun 2022 Kabupaten
Sambas yang turut mensukseskan berlangsungnya kegiatan serta selalu memberikan
motivasi selama kegiatan.
10. Seluruh rekan-rekan peserta Latsar CPNS Tahun 2022 Kabupaten Sambas yang selalu
memberikan bantuan dan dukungan, khususnya rekan-rekan dari Kelompok II
Angkatan CLXVII.
Penulis menyadari bahwa Laporan Aktualisasi ini masih terdapat banyak kekurangan
sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan ini sangat
v
penulis harapkan. Semoga Laporan Aktualisasi ini bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.
Sambas, ….2022
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL (COVER DALAM) ........................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................................
BERITA ACARA .............................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Aktualisasi .............................................................................. 1
B. Tujuan dan Sasaran Aktualisasi ....................................................................... 3
C. Waktu dan Tempat Aktualisasi………………………………………………… 3
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI ........................................................... 4
A. Profil Organisasi Unit Kerja ........................................................................... 4
B. Visi dan Misi Organisasi ................................................................................ 5
1. Visi Organisasi .......................................................................................... 5
2. Misi Organisasi ......................................................................................... 5
C. Struktur Organisasi ........................................................................................ 6
D. Tugas dan Fungsi Jabatan ............................................................................... 7
BAB III KONSEP DASAR APARATUR SIPIL NEGARA ...................................... 8
A. Nilai Dasar Pegawai Negri Sipil .................................................................... 8
1. Berorientasi Pelayanan ............................................................................... 8
2. Akuntabel ................................................................................................... 12
3. Kompeten ................................................................................................... 15
4. Harmonis .................................................................................................... 18
5. Loyal ........................................................................................................... 20
6. Adaptif ........................................................................................................ 23
7. Kolaboratif ................................................................................................. 25
B. Kedudukan dan Peran PNS dalam Menuju Smart ASN ................................. 27
1. Manajemen ASN ........................................................................................ 27
2. Smart ASN ................................................................................................. 33
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI .................................................................... 37
A. Identifikasi Isu/masalah dalam pelaksanaan tugas dan analisis isu ................ 37
1. Identifikasi Isu ............................................................................................ 37
2. Penetapan /pemilihan/masalah prioritas ...................................................... 39
3. Penetapan /pemilihan penyebab utama isu/ masalah prioritas…………… 40
B. Rancangan Aktualisasi Nilai- Nilai Dasar PNS ............................................... 41
C. Realisasi Implementasi Aktualisasi Nilai - Nilai dasar PNS………………… 47
D. Jadwal Implementasi Aktualisasi Nilai – nilai Dasar PNS…………………..
vii
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 54
A. Simpulan .................................................................................................................. 54
B. Saran……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... . 48
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
LAMPIRAN III
LAMPIRAN IV
LAMPIRAN V
LAMPIRAN VI
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
barat tahun 2019 pada Kabupaten Sambas jumlah bayi usia kurang dari 6 Bulan sebanyak 8.234
bayi , yang mendapat asi ekslusif sebanyak 5.983bayi dengan persentase sebesar 72,66 persen.
Hasil penelitian Februhartanty (2008) menyatakan bahwa kegagalan dalam pemberian
ASI eksklusif karena tingkat pengetahuan ibu yang rendah dan rendahnya pengetahuan ibu
salah satu penyebabnya kurangnya informasi dari petugas kesehatan mengenai pentingnya
pemberian ASI eksklusif dan ibu yang sudah mengetahui pentingnya ASI eksklusif tetapi tidak
diterapkan sehingga ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya. Pengetahuan
ini berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Ibu yang mempunyai pengetahuan baik,
maka ibu memberian ASI secara eksklusif kepada bayinya dan sebaliknya pengetahuan ibu
yang kurang dapat dipengaruhi oleh promosi atau iklan produk susu formula yang berpengaruh
kepada ibu sehingga ibu lebih tertarik untuk membeli susu formula dibandingkan memberikan
ASI secara eksklusif kepada bayinya. Selain itu, Roesli (2004) menyatakan bahwa dukungan
keluarga merupakan faktor eksternal yang paling besar pengaruhnya terhadap keberhasilan ASI
eksklusif. Adanya dukungan keluarga terutama suami maka akan berdampak pada peningkatan
rasa percaya diri atau motivasi dari ibu dalam menyusui. Motivasi seorang ibu sangat
menentukan dalam pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Melalui rancangan aktualisasi ini, peserta Pelatihan Dasar CPNS akan mengangkat isu
yang terjadi di lingkungan kerja untuk dicari gagasan pemecahan isunya. Gagasan pemecahan
isu dirumuskan dalam bentuk rencana kegiatan dengan tahapan pelaksanaannya akan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif). Hasil dari pelaksanaan kegiatan
tersebut nantinya disampaikan dalam bentuk Laporan Aktualisasi.
Berdasarkan hal tersebut, penulis akan merancang dan mengaktualisasikan tentang
“Upaya Meningkatkan Pemahaman Pada Ibu Tentang Pentingnya Asi Eksklusif dan
Posisi Menyusui yang Benar Melalui Edukasi di Ruang Perinatologi dan Nicu RSUD
Pemangkat” Sebagai calon pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa, seorang ASN berkewajiban dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN
yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif) ketika bertugas.
2
B. Tujuan dan Sasaran Aktualisasi
1. Tujuan Aktualisasi
Adapun tujuan dari pembuatan laporan aktualisasi ini adalah mengoptimalkan fungsi
jabatan sebagai perawat terampil diRuang Perinatologi dan Nicu RSUD Pemangkat
dengan menerapkan nilai BerAHKLAK, serta dapat memberikan pemahaman dan
menambah wawasan masyarakat terutama pada ibu menyusui mengenai pentingnya asi
ekslusif dan posisi menyusui yang benar, serta pentingnya dukungan keluarga, sehingga
dapat memastikan bayi bisa mendapatkan Asi Eksklusif.
2. Sasaran Aktualisasi
Sasaran dalam Rancangan Aktualisasi ini adalah ibu menyusui dan Keluarga
3
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
4
Kasi Mutu dan Asuhan Keperawatan Ns. Mahmud, S.Kep
Kasi SDM dan Logistik Keperawatan Beni Nugraha, A.Md.Kep
Musholla
Parkir
Ruang Tunggu Keluarga Pasien Ruang
Intensif
Transportasi Ambulance dan Mobil
Jenazah
Misi Pemerintah Kabupaten Sambas periode 2021-2026 dalam mencapai visi tersebut
adalah:
5
1. Meningkatkan kuaitas kehidupan yang agamis pada semua lini kehidupan dalam
bingkai persatuan antar elemen masyarakat.
2. Mengembangkan kemandirian perekomian daerah melalui pengembangan potensi
unggulan lokal dan investasi berbasis pertanian, perikanan, perkebunan, industri,
pendidikan dan bidang lainnya.
3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang intelektual, kreatif, inovatif dan
berdaya saing.
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat melaui penciptaan lapangan kerja dan perluasan
kesempatan kerja.
5. Meningkatkan dan memanfaatkan Sumber Daya Alam dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat dalam hal ini melaksanakan program dan
kegiatan untuk medukung visi dan misi Kabupaten Sambas guna membantu terwujudnya
sambas yang beriman, kemandirian,maju dan berkelanjutan.
6
C. Struktur Organisasi Unit Kerja
DIREKTUR
7
4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung fisik pada pasien untuk
mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif;
5. Memberikan oksigenasi sederhana;
6. Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/ kritikal;
7. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas risiko penularan
infeksi;
8. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area medikal bedah;
9. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area anak;
10. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area maternitas;
11. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area komunitas;
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa;
13. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik;
14. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada
tahap pre/ intra/post operasi;
15. Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan paliatif;
16. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/berduka/
menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
17. Melakukan perawatan luka; dan
18. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan
8
BAB III
KONSEP NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
9
4) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
Untuk dapat memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat (customer needs)
sebagai salah satu unsur penting dalam terciptanya suatu pelayanan publik, terlebih
dahulu kita melihat pengertian masyarakat atau publik sebagai penerima layanan.
Masyarakat dalam UU Pelayanan Publik adalah seluruh pihak, baik warga negara
maupun penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan hukum
yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Di era global dengan tingkat persaingan yang semakin tinggi, kinerja organisasi
lebih diarahkan pada terciptanya kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan antara lain
dapat dilihat dari kesenangannya ketika mendapatkan produk/jasa yang sesuai atau
bahkan melebihi harapannya, sehingga mendorong keinginannya untuk melakukan
pembelian ulang atas produk/jasa yang pernah diperolehnya, tidak merasa kapok,
bahkan mereka akan menganjurkan kepada pihak lain untuk menggunakan produk/jasa
tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa efektivitas organisasi tidak hanya diukur
dari performa untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu, dan
alokasi sumberdaya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan (customers).
Standar mutu pelayanan yang berbasis kebutuhan dan kepuasan masyarakat
sebagai pelanggan (consumer view or public view), diarahkan untuk memberikan
kesejahteraan kepada setiap warga negara, misalnya: layanan kesehatan, pendidikan,
dan perlindungan konsumen. Kebutuhan dan harapan tersebut berbeda-beda sesuai
dengan karakteristik individu yang bersangkutan. Oleh sebab itu konsep mutu dalam
konteks ini menuntut sikap responsif dan empati dari petugas pemberi layanan kepada
harapan individu atau sekelompok individu pengguna layanan. Aparatur harus menjadi
pendengar yang baik atas keluhan ataupun harapan masyarakat terhadap layanan yang
ingin mereka dapatkan. Dengan demikian kunci pelayanan kesejahteraan adalah
kepuasan para pengguna layanan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik
pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya.
Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan,
akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan,
10
prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi
wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat.
b. Ramah, Cekatan, Solutif dan Dapat Diandalkan
Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan
perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:
1) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur.
2) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
3) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
Djamaludin Ancok dkk (2014) memberi ilustrasi bahwa perilaku yang semestinya
ditampilkan untuk memberikan layanan prima adalah:
1) Menyapa dan memberi salam.
2) Ramah dan senyum manis.
3) Cepat dan tepat waktu.
4) Mendengar dengan sabar dan aktif.
5) Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan.
6) Terangkan apa yang Saudara lakukan.
7) Jangan lupa mengucapkan terima kasih.
8) Perlakukan teman bekerja seperti pelanggan.
9) Mengingat nama pelanggan.
Dengan penjabaran tersebut, pegawai ASN dituntut untuk memberikan pelayanan
dengan ramah, ditandai senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan
rapi, cekatan ditandai dengan cepat dan tepat waktu, solutif ditandai dengan mampu
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memilih layanan yang tersedia, dan
dapat diandalkan ditandai dengan mampu, akan dan pasti menyelesaikan tugas yang
mereka terima atau pelayanan yang diberikan.
Untuk menghasilkan mutu dalam pelayanan publik yang bersifat jasa, sangat
membutuhkan kerja sama dan partisipasi masyarakat. Oleh sebab itu, ASN harus
mampu memelihara komunikasi dan interaksi yang baik dengan masyarakat, bersifat
kreatif, proaktif dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang berbeda-
beda. Tidak hanya itu, karena kondisi sosial ekonomi yang terus membaik, masyarakat
11
pun terus menerus menuntut standar pelayanan yang semakin tinggi dan semakin
responsif terhadap kemampuan dan kebutuhan yang beragam. Pelayanan yang baik
harus cepat, tepat, dapat diandalkan, tidak berbelit belit (bertele-tele), dan tidak
ditunda-tunda.
Sehingga kode etik ramah, cepat, solutif, dan dapat diandalkan sebagai penjabaran
dari nilai Berorientasi Pelayanan sangat diharapkan dapat tercermin dari perilaku
sebagai ASN bukan hanya yang bertanggung jawab di garis depan (front liner),
melainkan menjadi tanggung jawab semua pegawai ASN pada setiap level organisasi.
Untuk kedepannya, citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku
melayani dengan senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapi,
melayani dengan cepat dan tepat waktu, melayani dengan memberikan kemudahan
bagi masyarakat untuk memilih layanan yang tersedia, serta melayani dengan dengan
kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima.
c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:
1) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
2) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima ditunjukkan dengan upaya
perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara lain: pendidikan,
pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark. Alangkah baiknya
apabila seluruh ASN dapat menampilkan kinerja yang merujuk pada nilai dasar
orientasi mutu dalam memberikan layanan kepada publik. Setiap individu aparatur
turut memikirkan bagaimana langkah perbaikan yang dapat dilakukan dari posisinya
masing-masing. Di lain pihak, pimpinan melakukan pemberdayaan aparatnya secara
optimal, dan memberikan arah menuju terciptanya layanan prima yang dapat
memuaskan stakeholders dengan memberikan superior customer value.
Hal ini berarti bahwa memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti
ketika kebutuhan masyarakat sudah dapat terpenuhi, melainkan harus terus
ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan
12
pengguna layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan layanan
hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini (doing something better and better).
Dalam perkembangannya budaya pelayanan harus dipandang sebagai sebuah
proses belajar yang menghasilkan bentuk baru serta pengetahuan dan kepandaian yang
baru. Sebagai sebuah proses belajar budaya pelayanan harus dapat melakukan
perubahan kebiasaan, perubahan nilai, dan perubahan pola pikir atau paradigma
pelayanan. Demikian juga di lingkungan lembaga pemerintahan, aparatur dapat
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitasnya, untuk melahirkan terobosan-
terobosan baru dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan, sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
2. Akuntabel
Akuntabel merupakan sikap bertanggung jawab atas kepercayaan yang telah diberikan.
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi
yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada
atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza & Zonke, 2017).
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang
ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core
Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi.
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien.
c. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.
Adapun aspek-aspek akuntabilitas yaitu sebagai berikut:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu, kelompok,
institusi dengan negara dan masyarakat.
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results-oriented)
13
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang
bertanggung jawab, adil dan inovatif.
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability requiers reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan laporan
kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh
individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses
yang telah dilakukan.
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless without
consequences)
Akuntabilitas menunjukkan tanggungjawab, dan tanggungjawab menghasilkan
konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas
individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.
a. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang
seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Pribadi yang akuntabel adalah yang
menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi dan bukan masalah.
b. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan
kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan. Pemberi
kewenangan bertanggungjawab untuk memberikan arahan yang memadai, bimbingan,
dan sumber daya serta menghilangkan hambatan kinerja, sedangkan PNS sebagai
aparatur negara bertanggung jawab untuk memenuhi tanggung jawabnya.
c. Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama kelompok. Dalam hal
ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang ada adalah “Kami”. Dalam kaitannya dengan
akuntabilitas kelompok, maka pembagian kewenangan dan semangat kerjasama yang
14
tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan
yang penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
d. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai,
baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi/institusi maupun
kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.
e. Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan, dan
pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya. Jadi
akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab organisasi pemerintah untuk
mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.
Hal-hal yang penting diperhatikan dalam membangun lingkungan kerja yang akuntabel
adalah sebagai berikut:
a. Kepemimpinan
b. Transparansi
c. Integritas
d. Tanggung jawab (responsibilitas)
e. Keadilan
f. Kepercayaan
g. Keseimbangan
h. Kejelasan
i. Konsistensi.
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka
mekanisme akuntabilitas harus mengandung 4 dimensi yaitu akuntabilitas kejujuran dan
hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.
15
Akuntabilitas proses terkait dengan: apakah prosedur yang digunakan dalam
melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi
akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi? Akuntabilitas ini
diterjemahkan melalui pemberian pelayanan publik yang cepat, responsif, dan murah.
Pengawasan dan pemeriksaan akuntabilitas proses dilakukan untuk menghindari
terjadinya kolusi, korupsi dan nepotisme.
c. Akuntabilitas program (program accountability)
Akuntabilitas ini dapat memberikan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan
dapat tercapai, dan apakah ada alternatif program lain yang memberikan hasil maksimal
dengan biaya minimal.
d. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)
Akuntabilitas ini terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah atas kebijakan
yang diambil terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.
3. Kompeten
Kompetensi menurut Kamus Kompetensi Loma (1998) dan standar kompetensi dari
International Labor Organization (ILO), memiliki tiga aspek penting berkaitan dengan
perilaku kompetensi meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan. Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang terindikasikan dalam
kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan.
Pengertian yang sama juga digunakan dalam konteks ASN, kompetensi adalah
deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan
tugas jabatan (Pasal 1 Permenpan RB Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi menjadi
faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN
sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya,
termasuk mewujudkannya dalam kinerja. Maka dari itu, kompetensi dapat diartikan
sebagai tindakan seseorang dalam melaksanakan pekerejaannya dengan terus belajar dan
mengembangkan kapabilitas.
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
ASN, kompetensi meliputi:
16
a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis
jabatan.
b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit
organisasi.
c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi
dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan
kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap
pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan
Jabatan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017, Pasal 210 sampai dengan pasal
212, pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan sebagai berikut:
a. Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan.
b. Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki akreditasi untuk melaksanakan
pengembangan kompetensi tertentu.
c. Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang independen.
Sesuai prinsip Undang-Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014 ditegaskan bahwa ASN
merupakan jabatan profesional, yang harus berbasis pada kesesuaian kualifikasi,
kompetensi, dan berkinerja serta patuh pada kode etik profesinya. Sebagaimana diuraikan
dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja
PNS, bahwa salah satu pertimbangan pembentukan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat Undang-Undang ASN adalah
untuk mewujudkan ASN profesional, kompeten dan kompetitif, sebagai bagian dari
reformasi birokrasi. ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan
mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan
prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen ASN.
Dalam kaitan relevansi kode etik profesi ASN dengan kinerja ASN, dapat diperhatikan
dalam latar belakang dirumuskannya kode etik ASN yang disebut dengan BerAkhlak
(Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomo 20
17
Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer
Branding ASN). Dalam Surat Edaran tersebut antara lain dijelaskan bahwa untuk
penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju
pemerintahan berkelas dunia (world class government) serta untuk melaksanakan pasal 4
tentang Nilai Dasar dan pasal 5 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku dalam Undang
Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN diperlukan keseragaman nilai-nilai dasar ASN.
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran
Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain, disebutkan bahwa
panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
adalah keniscayaan.
2) Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga
sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan berbasis pada sumber
pembelajaran utama dari internet.
3) Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online
network.
4) Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN
bekerja atau tempat lain.
5) Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang mengatur diri
sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau luar organisasi.
b. Membantu orang lain belajar
1) Sosialisasi dan percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor termasuk
morning tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan.
2) Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar
pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums).
3) Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen
kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke
dalam repositori dimana ia dapat dengan mudah disimpan dan diambil (Knowledge
Repositories).
18
4) Aktif untuk akses dan transfer pengetahuan (Knowledge Access and Transfer),
dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian
pengalamannya atau pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari
refleksi pengalaman (lessons learned).
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
1) Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik
instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang
melalui berbagai perubahan lingkungan dan karya manusia.
2) Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan
apa yang menjadi bagian terpenting dalam hidup seseorang.
Perilaku kompeten ini sebagaiamana dalam poin 5 Surat Edaran Menteri PANRB
menjadi bagian dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung
pencapaian kinerja individu dan tujuan organisasi/instansi.
4. Harmonis
Harmonis merupakan sikap dan perilaku seseorang dalam kehidupannya dengan saling
peduli dan menghargai perbedaan. Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti
terikat secara serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara
berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan
suatu kesatuan yang luhur. Sebagai contoh, seharusnya terdapat harmoni antara jiwa jasad
seseorang manusia, kalau tidak, maka belum tentu orang itu dapat disebut sebagai satu
pribadi. Dapat dicontohkan, pada bidang musik, sejak abad pertengahan pengertian
harmoni tidak mengikuti pengertian yang pernah ada sebelumnya, harmoni tidak lagi
menekankan pada urutan bunyi dan nada yang serasi, tetapi keserasian nada secara
bersamaan. Singkatnya harmoni adalah ketertiban alam dan prinsip/hukum alam semesta.
Pola harmoni merupakan sebuah usaha untuk mempertemukan berbagai pertentangan
dalam masyarakat. Hal ini diterapkan pada hubungan-hubungan sosial ekonomi untuk
menunjukkan bahwa kebijaksanaan sosial ekonomi yang paling sempurna hanya dapat
tercapai dengan meningkatkan permusyawaratan antara anggota masyarakat. Pola ini juga
disebut sebagai pola integrasi. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuat
kita menjadi tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan
bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
19
Brian Scudamore (seorang Founder dan CEO sebuah perusahaan Brand) menyatakan
beberapa hal tentang bagaimana membangun kultur tempat kerja yang harmonis. Suasana
tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi.
Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja nyaman
dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:
a. Membuat tempat kerja yang berenergi
Sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi menghabiskan separuh
hidupnya di tempat kerja. Untuk itu tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa agar
karyawan tetap senang dan nyaman saat bekerja. Tata ruang yang baik dan keberadaan
ruang terbuka sangat disarankan. Desain ruang terbuka dapat meningkatkan
komunikasi, hubungan interpersonal dan kepuasan kerja, sekaligus optimal
mengurangi terjadinya disharmonis yang disebabkan kurangnya komunikasi.
b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
Selalu ingat dalam sebuah organisasi, kita bukan satu-satunya orang yang
menjalankan alur produktivitas. Ketika kita sudah "mentok", ada baiknya kita mencari
ide dari orang-orang yang berada dalam tim. Hal tersebut mampu meningkatkan
keterlibatan dan rasa memiliki karyawan dalam sebuah bisnis atau organisasi.
c. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu motivator terbaik di
lingkungan kerja. Demikian juga rasa memiliki, dengan membagi kebahagiaan dalam
organisasi kepada seluruh karyawan dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan
meningkatkan antusiasme para karyawan.
Penerapan sikap perilaku yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis. Tidak hanya
berlaku untuk sesama ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders eksternal.
Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan:
a. Toleransi
b. Empati
c. Keterbukaan terhadap perbedaan.
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni
dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut:
a. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil.
20
b. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas, dengan
tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok
tersebut.
c. PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap netral
dan adil karena tidak berpihak dalam memberikan layanan.
d. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong
baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang
membutuhkan pertolongan.
e. PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.
Dalam dunia nyata upaya mewujudkan suasana harmonis tidak mudah. Realita
lingkungan selalu mengalami perubahan sehingga situasi dan kondisi juga mengikutinya.
Ibarat baterai yang digunakan untuk menggerakkan motor atau mesin suatu masa akan
kehabisan energi dan perlu di ‘charge’ ulang. Oleh karena itu upaya menciptakan suasana
kondusif yang harmonis bukan usaha yang dilakukan sekali dan jadi untuk selamanya.
Upaya menciptalkan dan menjaga suasana harmonis dilakukan secara terus menerus. Mulai
dari mengenalkan kepada seluruh personil ASN dari jenjang terbawah sampai yang paling
tinggi, memelihara suasana harmonis, menjaga diantara personil dan stakeholder.
Kemudian yang tidak boleh lupa untuk selalu menyeseuaikan dan meningkatkan usaha
tersebut, sehingga menjadi habit/kebiasaan dan menjadi budaya hidup harmonis di
kalangan ASN dan seluruh pemangku kepentingannya. Upaya menciptakan budaya
harmonis di lingkungan bekerja tersebut dapat menjadi salah satu kegiatan dalam rangka
penerapan aktualisasi.
Dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021, antara lain, disebutkan
bahwa panduan perilaku (kode etik) harmonis yaitu sebagai berikut:
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
b. Suka menolong orang lain.
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal
Loyal dapat diartikan sebagai sikap dan perilaku seseorang yang berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara. Secara etimologis, istilah “loyal”
diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara
21
harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan,
tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Sedangkan beberapa ahli
mendefinisikan makna “loyalitas” sebagai berikut:
a. Kepatuhan atau kesetiaan.
b. Tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan kepada organisasi
tempatnya bekerja.
c. Kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang lain atau sesuatu (misalnya
organisasi) yang ditunjukkan melalui sikap dan tindakan orang tersebut.
d. Mutu dari kesetiaan seseorang terhadap pihak lain yang ditunjukkan dengan
memberikan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau
sesuatu.
e. Merupakan sesuatu yang berhubungan dengan emosional manusia, sehingga untuk
mendapatkan kesetiaan seseorang maka kita harus dapat mempengaruhi sisi emosional
orang tersebut.
f. Suatu manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki, mendukung,
merasa aman, membangun keterikatan, dan menciptakan keterikatan emosional.
g. Merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen dari pekerja untuk mengikuti pihak
yang mempekerjakannya.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan,
paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional.
Untuk bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan
memengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh
organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
a. Taat pada Peraturan
b. Bekerja dengan Integritas
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
d. Kemauan untuk Bekerja Sama
e. Rasa Memiliki yang Tinggi
f. Hubungan antar Pribadi
g. Kesukaan terhadap Pekerjaan
22
h. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
i. Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain.
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara, dengan panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan Negara.
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan
perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu atau
hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu.
b. Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan
suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa juga berarti
pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yang luhur dan diperlukan adanya sebuah
keyakinan yang teguh.
c. Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang diberikan
dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan, kinerja,
profesionalisme, finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk mencapai
sesuatu yang lebih baik dan efisien.
d. Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang mengembangkan
keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara atau suatu sikap cinta
tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat
sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud persatuan atau
kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
e. Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun
tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan
semua itu dilakukan dengan ikhlas.
23
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap
organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
a. Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
b. Meningkatkan Kesejahteraan
c. Memenuhi Kebutuhan Rohani
d. Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
e. Melakukan Evaluasi secara Berkala
Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan
martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara
daripada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya
terhadap bangsa dan negara. Agar para ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa
dan Negara di atas kepentingan lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya
melalui pemantapan Wawasan Kebangsaan. Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan,
sikap loyal seorang ASN dapat dibangun dengan cara terus meningkatkan nasionalismenya
kepada bangsa dan negara.
6. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup
dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan
demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan
lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Sejatinya tanpa beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak dapat
mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh perubahan lingkungan. Sehingga
kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi terjaminnya keberlangsungan
kehidupan. Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku juga bagi individu dan
organisasi dalam menjalankan fungsinya. Dalam hal ini organisasi maupun individu
menghadapi permasalahan yang sama, yaitu perubahan lingkungan yang konstan, sehingga
karakteristik adaptif dibutuhkan, baik sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun
individual.
24
b. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan.
c. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.
d. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan.
e. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan
sistem.
f. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.
Fondasi organisasi adaptif dibentuk dari tiga unsur dasar yaitu lanskap (landscape),
pembelajaran (learning), dan kepemimpinan (leadership). Unsur lanskap terkait dengan
bagaimana memahami adanya kebutuhan organisasi untuk beradaptasi dengan lingkungan
strategis yang berubah secara konstan. Dinamika dalam perubahan lingkungan strategis ini
meliputi bagaimana memahami dunia yang kompleks, memahami prinsip ketidakpastian,
dan memahami lanskap bisnis. Unsur kedua adalah pembelajaran yang terdiri atas elemen-
elemen adaptive organization yaitu perencanaan beradaptasi, penciptaan budaya adaptif,
dan struktur adaptasi. Yang terakhir adalah unsur kepemimpinan yang menjalankan peran
penting dalam membentuk adaptive organization.
Setidaknya terdapat 9 elemen budaya adaptif menurut Management Advisory Service
UK yang perlu menjadi fondasi ketika sebuah organisasi akan mempraktekkannya, yaitu:
a. Purpose
Dalam hal ini organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak dicapai.
b. Cultural values
Organisasi pemerintah mengemban nilai-nilai budaya organisasional yang sesuai
dengan karakteristik tugas dan fungsinya.
c. Vision
Visi menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam kerangka piker dan
diterjemahkan dalam kerangka kerja yang digunakan dalam organisasi.
d. Corporate values
Seperti halnya nilai budaya organisasi di atas, maka nilai-nilai korporat juga
menjadi fondasi penting dalam membangun budaya adaptif dalam organisasi.
e. Coporate strategy
25
Visi dan values menjadi landasan untuk dibangunnya strategistrategi yang lebih
operasional untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi secara terstruktur, efisien
dan efektif.
f. Structure
Struktur menjadi penting dalam mendukung budaya adaptif dapat diterapkan di
organisasi. Tanpa dukungan struktur, akan sulit budaya adaptif dapat berkembang dan
tumbuh di sebuah organisasi.
g. Problem solving
Budaya adaptif ditujukan untuk menyelesaikan persoalan yang timbul dalam
organisasi, bukan sekedar untuk mengadaptasi perubahan. Penyelesaian masalah harus
menjadi tujuan besar dari proses adaptasi yang dilakukan oleh organisasi.
h. Partnership working
Partnership memiliki peran penguatan budaya adaptif, karena dengan partnership
maka organisasi dapat belajar, bermitra dan saling menguatkan dalam penerapan budaya
adaptif.
i. Rules
Aturan main menjadi salah satu framework budaya adaptif yang penting dan tidak
bisa dihindari, sebagai bagian dari formalitas lingkungan internal maupun eksternal
organisasi.
Adaptif, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun
menghadapi perubahan, dengan panduan perilaku:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
c. Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif
Kolaboratif merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus membangun kerja sama yang sinergi. Kolaborasi juga
sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan keputusan, implementasi sampai
evaluasi. Ansel dan Gash (2007) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:
a. Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga.
26
b. Peserta dalam forum termasuk aktor nonstate.
c. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik.
d. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif.
e. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika
konsensus tidak tercapai dalam praktik).
f. Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.
Collaborative governance dapat diartikan sebagai sebuah proses yang melibatkan
norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor governance. Collaborative
governance menekankan semua aspek yang memiliki kepentingan dalam kebijakan
membuat persetujuan bersama dengan “berbagi kekuatan”.
Whole-of-Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya,
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Pada dasarnya
pendekatan WoG mencoba menjawab pertanyaan klasik mengenai koordinasi yang sulit
terjadi di antara sektor atau kelembagaan sebagai akibat dari adanya fragmentasi sektor
maupun eskalasi regulasi di tingkat sektor. Sehingga WoG sering kali dipandang sebagai
perspektif baru dalam menerapkan dan memahami koordinasi antar sektor.
Menurut Pérez López et al (2004), organisasi yang memiliki budaya kolaboratif,
indikatornya sebagai berikut:
a. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi.
b. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya
yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka.
c. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan
mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika terjadi
kesalahan).
d. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap
kontribusi dan pendapat sangat dihargai.
27
e. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik.
f. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong.
g. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang
diberikan.
Esteve et al (2013) mengungkapkan beberapa aktivitas kolaborasi antar organisasi
yaitu:
a. Kerjasama Informal
b. Perjanjian Bantuan Bersama
c. Memberikan Pelatihan
d. Menerima Pelatihan
e. Perencanaan Bersama
f. Menyediakan Peralatan
g. Menerima Peralatan
h. Memberikan Bantuan Teknis
i. Menerima Bantuan Teknis
j. Memberikan Pengelolaan Hibah
k. Menerima Pengelolaan Hibah.
Adapun panduan perilaku (kode etik) kolaboratif yaitu sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
b. Terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah.
c. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
28
untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas
birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan
PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan
tugas pemerintahan.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai
politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan
ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang
dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karier pegawai ASN,
khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karier tertinggi.
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian pegawai
ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini sangat penting, mengingat
dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah
yang hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di
daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik
2) Pelayan publik
29
3) Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas.
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat
luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan pelayanan
yang berorientasi pada kepentingan publik.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap
warganegara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan
pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk profesional dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi
martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa
dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas
persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan mementingkan
persatuan dan kesatuan bangsa (kepentingan Bangsa dan Negara di atas segalanya).
30
c. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu
kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan
bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak PNS dan PPPK
yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut PNS berhak memperoleh:
1) Gaji, tunjangan, dan fasilitas
2) Cuti
3) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
4) Perlindungan
5) Pengembangan kompetensi
Sedangkan PPPK berhak memperoleh:
1) Gaji dan tunjangan
2) Cuti
3) Perlindungan
4) Pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU ASN
disebutkan bahwa setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib
memberikan perlindungan berupa:
1) Jaminan kesehatan
2) Jaminan kecelakaan kerja
3) Jaminan kematian
4) Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat
kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan.
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah.
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
31
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang.
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab.
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan.
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode
etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku
agar Pegawai ASN:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
32
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.
Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ini menjadi acuan bagi para
ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah. Fungsi kode etik dan kode perilaku
ini sangat penting dalam birokrasi untuk menyelenggarakan pemerintahan. Fungsi
tersebut, antara lain:
1) Sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam
menjalankan tugas dan kewanangan agar tindakannya dinilai baik.
2) Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi publik/aparatur sipil
negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya
Etika birokrasi penting sebagai panduan norma bagi aparat birokrasi dalam
menjalankan tugas pelayanan pada masyarakat dan menempatkan kepentingan publik
di atas kepentingan priabdi, kelompok dan organisasinya. Etika diarahkan pada
kebijakan yang benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat luas.
e. Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN
Pengelolaan SDM harus selalu berkaitan dengan tujuan dan sasaran organisasi
(strategic alignment), dalam konteks ini aktivitas dalam pengelolaan SDM harus
mendukung misi utama organisasi. Pengelolaan SDM/ASN dilakukan untuk
memotivasi dan juga meningkatkan produktivitas pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sehingga mampu berkontribusi pada pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Organisasi membutuhkan pegawai yang jujur, kompeten dan berdedikasi.
Sistem merit yang berdasarkan pada obyektivitas dalam pengelolaan ASN menjadi
pilihan bagi berbagai organisasi untuk mengelola SDM. Kualifikasi, kemampuan,
pengetahuan dan juga ketrampilan pegawai yang menjadi acuan dalam pengelolaan
ASN berdasar sistem merit menjadi fondasi untuk memiliki pegawai yang kompeten
dan “bahagia” dalam organisasi karena mereka memiliki kepercayaan diterapkannya
keadilan dalam organisasinya. Sistem merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam
manajemen SDM yang menggambarkan diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan
semua proses dalam pengelolaan ASN yakni pada pertimbangan kemampuan dan
prestasi individu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan kinerja).
33
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas
dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem
ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan
penginformasian kepasa masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam
pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan
berintegritas untuk mencapai visi dan misinya.
Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan
pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada
semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas
kinerjanya yang tinggi, di sisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan
juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
2. Smart ASN
a. Literasi Digital
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan
kebutuhan SDM talenta digital, literasi digital berperan penting untuk meningkatkan
kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak
sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital terdiri dari kurikulum
digital skill, digital safety, digital culture, dan digital ethics. Kerangka kurikulum
literasi digital ini digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif
dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital. Guna mendukung percepatan
transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan, yaitu:
1) Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
2) Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sector-sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,
perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
3) Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
4) Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
34
5) Persiapkan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya.
Literasi digital lebih dari sekadar masalah fungsional belajar bagaimana
menggunakan komputer dan keyboard, atau cara melakukan pencarian online. Literasi
digital juga mengacu pada mengajukan pertanyaan tentang sumber informasi itu,
kepentingan produsennya, dan cara-cara di mana ia mewakili dunia, dan memahami
bagaimana perkembangan teknologi ini terkait dengan kekuatan sosial, politik dan
ekonomi yang lebih luas.
Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses,
mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan
menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan,
pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara
beragam disebut sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi
media.
Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2020 menunjukkan bahwa rata-rata
skor indeks Literasi Digital masyarakat Indonesia masih ada di kisaran 3,3. Sehingga
literasi digital terkait Indonesia dari kajian, laporan, dan survei harus diperkuat.
Penguatan literasi digital ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. Roadmap
Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan Deloitte pada
tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk mengatasi persoalan terkait percepatan
transformasi digital, dalam konteks literasi digital. Sehingga perlu dirumuskan
kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat area kompetensi yaitu:
1) Kecakapan digital
2) Budaya digital
3) Etika digital
4) Keamanan digital.
35
praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai
teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan
pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan
secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna
yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu
mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung
jawab.
Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan
kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu
dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam
kehidupan sehari-hari. Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengenali,
mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, kecakapan bermedia
digital meliputi Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam cakap di dunia digital perlu adanya penguatan pada:
1) Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP, PC).
2) Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari informasi
dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar.
3) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk
berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti Settings.
4) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-commerce untuk
memantau keuangan dan bertransaksi secara digital.
Dalam etika di dunia digital perlu adanya penguatan pada:
1) Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan etika
berinternet (netiquette).
36
2) Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax dan
tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dan lain-lain.
3) Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang
sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku.
4) Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital yang
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dalam budaya di dunia digital perlu adanya penguatan pada:
1) Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan
kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia.
2) Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai
Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dan lain-lain.
3) Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan benar dalam
berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika.
4) Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung, mencintai
produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya.
Dalam aman bermedia digital perlu adanya penguatan pada:
1) Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint).
2) Pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata sandi).
3) Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid dari sumber yang
terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.
4) Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan menyadari
adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosial media.
5) Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi digital
serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi.
c. Implementasi Literasi Digital dan Implikasinya
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas
dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi
bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian
masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII,
2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya
menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi
37
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020, selama pandemi COVID-19
mayoritas masyarakat Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola
kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk
perilaku kita berinternet. Literasi digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki
oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga negara.
38
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
Data :
a. Dari 14 perawat di ruang Perinatologi Dan Nicu tidak ada satu pun perwat yang mendapatkan
pelatihan Nicu
b. Jumlah pasien NICU dalam 1 Bulan (1September -30 September) = 20 pasien
c. Pasien dengan Ventilator = 4 pasien
d. Pasien dengan CPAP = 16 pasien
39
2. Melakukan edukasi pada ibu Belum optimal nya edukasi a. Kurangnya pengetahuan ibu
tentang penting nya asi ekslusif dan pada ibu tentang penting nya tentang asi eksklusif dan
cara menyusui yang benar. asi ekslusif dan posisi posisi menyusui yang benar
menyusui yang benar b. Kurangnya dukungan
keluarga terhadap Ibu dalam
memberikan Asi Eksklusif.
c. Banyak nya bayi yang masih
menggunakan susu Formula
Data :
Jumlah pasien di ruang Perinatologi dan Nicu RSUD Pemangkat selama 1 bulan (1 September – 30
September) = 132
Data :
Total pasien yang Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dalam 1 bulan (1 September – 30 September)
ada 8 pasien
Isu/Masalah: Belum optimal nya edukasi pada ibu tentang penting nya asi ekslusif dan
posisi menyusui yang benar disebabkan oleh:
a) Kurangnya pengetahuan ibu tentang penting nya Asi Eksklusif dan posisi menyusui
yang benar. Hal ini dikarenakan ibu belum semuanya mengetahui pentingnya Asi
Eksklusif, dan ibu juga belum mengetahui cara menyusui yang benar di mana posisi
40
menyusui sangat mempengaruhi produksi asi.
Metode yang akan dilakukan adalah dengan cara memberikan edukasi, mengajarkan
ibu bagaimana posisi terbaik saat menyusui, serta memberikan video kepada ibu yang
berisikan tentang posisi cara menyusui dimana posisi menyusui sangat penting dalam
produksi asi dan kenyamanan bayi, video akan di kirimkan melalui whatshap sehingga
ibu bisa melihat dan mengulangi video di rumah, serta perawat akan melakukan
evalusi melalui pesan whatshap dan menerima konsultasi laktasi online. Perawat juga
melakukan intervensi keperawatan dengan cara mengajarkan ibu dalam melakukan
perawatan payudara/breast care dikarenakan mempunyai manfaat meningkatkan
produksi ASI pada Ibu Menyusui dan juga dapat memelihara kebersihan payudara agar
terhindar dari infeksi serta mencegah terjadinya pembengkakakan pada payudara.
b) Kurangnya Dukungan Keluarga terhadap ibu menyusui, Hal ini dikarenakan masih
banyak keluarga yang tidak mendukung ibu dalam memberikan asi ekslusif, serta
masih banyak keluarga yang mengutamakan adat dan pantangan., disini perawat akan
melakukan edukasi dan mengajarkan keluarga dalam melakukan pijat oksitosin dan
memberikan video yang berisi tentang cara keluarga dalam memberikan pijat oksitosin
pada ibu, dimana pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin Atau
let down reflex. Selain untuk merangsang let down reflex manfaat pijat oksitosin
adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak, mengurangi
sumbatan ASI, Merangsang pelepasan hormone oksitosin, mempertahankan produksi
ASI
c) Masih banyak Ibu yang memberikan bayinya Susu Formula, hal ini dikarenakan
kurangnya informasi ibu tentang manfaat Asi Ekslusif, perawat akan melakukan
edukasi pada ibu mengenai manfaat Asi Ekslusif dan resiko menggunakan Susu
Formula pada Bayi Baru Lahir, dengan metode lifleat dan video.
41
Tabel 4.2. Menetapkan/Memilih Isu Prioritas
No. Isu Aktual Nilai Jumlah Rangking
Kriteria Nilai
A P K L
1. Kurang optimalnya perawat dalam 2 2 3 2 9 III
melakukan intervensi keperawatan spesifik
pada neonatus di ruang NICU
2. Belum optimal nya edukasi pada ibu tentang 4 4 4 4 16 I
penting nya asi ekslusif dan cara menyusui
yang benar
Keterangan :
A : Aktual Sangat tinggi, bobot = 5
P : Problematik Tinggi, bobot = 4
K : Kekhalayakan Sedang, bobot = 3
L : Layak Rendah ,bobot = 2
Sangat rendah, bobot = 1
Berdasarkan hasil analisis di atas, didapatkan isu prioritas atau core isu berdasarkan analisis
APKL dengan peringkat paling tinggi, yaitu “Belum optimal nya edukasi pada ibu tentang
penting nya asi ekslusif dan cara menyusui yang benar’’
Berdasarkan isu utama yang telah diketahui, maka penentuan faktor penyebab utama
terjadinya isu tersebut diperlukan untuk mempermudah menemukan gagasan yang sesuai dengan
menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth (USG). Metode USG
Tabel 4.3. Menetapkan/Memilih Penyebab Utama
Isu/Masalah Prioritas Menggunakan USG
Nilai
Penyebab Jumlah
No. Kriteria Rangking
Isu Nilai
U S G
1. Kurangnya pengetahuan perawat dalam melakukan 2 2 3 7 III
intervensi keperawatan yang sesuai SOP pada pasien
nicu
42
2. Kurangnya pengetahuan ibu tentang asi eksklusif dan 4 4 4 12 I
posisi menyusui yang benar, serta kurangnya
dukungan keluarga terhadap Ibu dalam memberikan
Asi Eksklusif
Keterangan :
U : Urgency, Sangat tinggi, bobot = 5
S : Seriousness Tinggi, bobot = 4
G : Growth Sedang, bobot = 3
Rendah ,bobot = 2
Sangat rendah, bobot = 1
Identifikasi Isu/ Masalah 1. Kurang optimalnya perawat dalam melakukan intervensi keperawatan
spesifik pada neonatus di ruang NICU
2. Belum optimal nya edukasi pada ibu tentang penting nya asi ekslusif dan
cara menyusui yang benar
Isu / Masalah yang Diangkat (Isu/ .Belum optimal nya edukasi pada ibu tentang penting nya asi ekslusif dan
Masalah Prioritas) posisi menyusui yang benar
43
Penyebab Utama Isu/ Masalah Kurangnya pengetahuan ibu tentang asi aekslusif dan cara menyusui, serta
Prioritas kurangnya dukungan keluarga terhadap ibu dalam memberikan Asi
Eksklusif
Gagasan Pemecahan Isu (Judul Upaya Meningkatkan Pengetahuan Ibu Tentang Pentingnya ASI Eksklusif
RA) dan posisi menyusui yang Benar dengan metode edukasi di Ruang
Perinatologi dan Nicu RSUD Pemangkat.
No Uraian
1 Nomor Kegiatan 1
44
c. Saya akan menerima dan mencatat
masukan dari Kasi Mutu dan Asuhan
Keperawatan serta melakukan revisi jika
ada dengan sangat antusias (Adaptif),
bersikap cermat dan bertanggung jawab
(Akuntabel) serta menghargai keputusan
Kasi Mutu dan Asuhan Keperawatan
tanpa mengedepankan pendapat sendiri
(Harmonis)
d. Saya akan menyimpan file video edukasi
dengan cermat dan bertanggung jawab
(Akuntabel)
6 Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi-Misi
Bupati a. Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi :
Terwujudnya Sambas yang Beriman,
Kemandirian, Maju dan Berkelanjutan
b. Kontribusi Kegiatan Terhadap Misi :
Meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia yang intelektual, kreatif,
inovatif dan berdaya saing
1 Nomor Kegiatan 2
5 Keterkaitan Kegiatan Terhadap Nilai Dasar a. Saya akan membuat leaflet dengan tampilan
BerAKHLAK yang menarik dan mudah untuk dipahami
dengan cermat dan bertanggung jawab
(Akuntabel), dan akan terus berinovasi
(Adaptif) supaya materi edukasi tersebut
45
berkualitas (Kompeten) dan dapat bermanfaat
untuk pasien dan keluarganya (Berorientasi
Pelayanan)
b. Saya akan bersikap terbuka dalam melakukan
konsultasi dengan Kasi Mutu dan Asuhan
Keperawatan untuk menghasilkan nilai
tambah dalam membuat materi edukasi dan
bahan evaluasi (Kolaboratif)
c. Saya akan menerima dan mencatat masukan
dari Kasi Mutu dan Asuhan Keperawatan
serta melakukan revisi jika ada dengan sangat
antusias (Adaptif), bersikap cermat dan
bertanggung jawab (Akuntabel) serta
menghargai keputusan Kasi Mutu dan Asuhan
Keperawatan tanpa mengedepankan pendapat
sendiri (Harmonis)
d. Saya akan membagikan leaflet kepada ibu
hamil, dengan menerima pertanyaan dan akan
memjawab pertanyaan dengan baik dan benar
sehingga ibu akan lebih memahami (
beeorientasi pelayanan)
1 Nomor Kegiatan 3
46
e. Memberikan kesempatan kepada ibu dan
keluarga untuk bertanya.
f. Menjawab pertanyaan dari ibu dan
keluarga
4 Output/ Hasil Kegiatan a. Terselenggaranya edukasi
b. Lembar leaflet dan video
c. Bukti Fisik : Foto kegiatan
5 Keterkaitan Kegiatan Terhadap Nilai Dasar a. Saya akan memperkenalkan diri dengan
BerAKHLAK bersikap ramah (Berorientasi Pelayanan)
dan menanyakan kesediaan pasien dan
keluarganya dengan tetap menghargai
apapun keputusan mereka (Harmonis)
b. Saya akan mengkaji tingkat pengetahuan
ibu dan keluarga tentang Asi Eksklusif
dengan cermat dan bertanggung jawab
(Akuntabel) agar saya dapat mengetahui
sejauh mana informasi yang diketahui
oleh Ibu dan keluarga (Kompeten)
c. Saya akan mengajarkan ibu cara
melakukan perawatan payudara
(breast care) agar ibu bisa melakukan
sendiri drumah dan menjaga kebersihan di
area payudara (Kompeten)
d. Saya akan berkontribusi dalam
memberikan dukungan kepada ibu untuk
memberikan asi eksklusif (Loyal)
e. Saya akan bersikap terbuka dalam
memberikan kesempatan kepada pasien
dan keluarganya untuk bertanya
(Kolaboratif)
f. Saya akan menjawab pertanyaan pasien
dan keluarga dengan cekatan dan solutif
agar mereka merasa puas dengan jawaban
yang saya berikan (Berorientasi
Pelayanan)
6 Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi Misi
Bupati a. Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi :
Terwujudnya Sambas yang Beriman,
Kemandirian, Maju dan Berkelanjutan
b. Kontribusi Kegiatan Terhadap Misi :
Meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia yang intelektual, kreatif,
inovatif dan berdaya saing
47
Tabel 4.8 Proses Rancangan Aktualisasi
Nilai-nilai Dasar PNS
No Uraian
1 Nomor Kegiatan 4
48
Eksklusif melalui whatsapp (untuk pasien
dan keluarga yang sudah pulang dari rumah
sakit) (Loyal) dengan secara halus dan
bersikap ramah (Berorientasi Pelayanan)
d. Saya akan mengolah data evaluasi kegiatan
edukasi dengan cermat dan bertanggung
jawab (Akuntabel)
e. Saya akan membuat draf laporan evaluasi
dengan cermat dan bertanggung jawab
(Akuntabel), agar laporan tersebut
berkualitas (Kompeten)
f. Saya akan melakukan konsultasi dengan
Kasi Mutu dan Asuhan Keperawatan terkait
draf laporan evaluasi dengan bersikap
terbuka untuk menghasilkan nilai tambah
(Kolaboratif) agar laporan yang telah dibuat
dapat bermanfaat untuk masyarakat
(Berorientasi Pelayanan)
g. Saya akan menerima dan mencatat masukan
dari Kasi Mutu dan Asuhan Keperawatan
serta melakukan revisi jika ada dengan
sangat antusias (Adaptif), bersikap cermat
dan bertanggung jawab (Akuntabel) serta
menghargai keputusan atasan tanpa
mengedepankan pendapat sendiri
(Harmonis)
h. Saya akan melaporkan kembali draf
evaluasi dengan kualitas terbaik
(Kompeten) untuk mendapatkan persetujuan
dari Kasi Mutu dan Asuhan Keperawatan
6 Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi Misi
Bupati a. Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi :
Terwujudnya Sambas yang Beriman,
Kemandirian, Maju dan Berkelanjutan
b. Kontribusi Kegiatan Terhadap Misi :
Meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia yang intelektual, kreatif,
inovatif dan berdaya saing
49
C. Realisasi Aktualisasi Nilai – nilai Dasar PNS
Realisasi aktualisasi dilaksanakan di RSUD Pemangkat mulai tanggal 21 Oktober 2022
sampai dengan tanggal 26 November 2022. Terdapat 4 (empat) kegiatan yang dilaksanakan
pada aktualisasi nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif). Deskripsi kegiatan aktualisasi sebagai
berikut :
1 Nomor Kegiatan 1
Analisis 5W+1H :
50
peserta aktualisasi dalam memberikan
edukasi kepada ibu menyusui,
Analisis 5W+1H :
Analisis 5W+1H :
51
2022 di Ruang kerja Bapak Ns.
Mahmud, Skep
Analisis 5W+1H :
e. Video Tersedia
Pada tanggal 26 Oktober di rumah
peserta aktualisasi video yang sudah d
buat dan di konsultasikan tersedia
dengan baik, diharapkan dengan
adanya video ini dapat memudahkan
peserta aktualisasi dalam melakukan
edukasi kepada Ibu menyusui
52
- Menjawab pertanyaan pasien dan
keluarga dengan cekatan dan solutif
agar mereka merasa puas dengan
jawaban yang saya berikan
(Berorientasi Pelayanan)
- Melaksanakan tugas dengan cermat
dan bertanggung jawab (Akuntabel)
- Melaksanakan tugas dengan kualitas
terbaik (Kompeten)
- Menghargai setiap orang apapun
latar belakangnya( Harmonis)
- Loyal: Kontribusi
- Kolaboratif : terbuka dalam
bekerjasama
6 Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi dan Misi
Bupati Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi :
terwujudnya Sambas yang Beriman,
Kemandirian, Maju dan Berkelanjutan
53
- Foto kegiatan
1 Nomor Kegiatan 2
3 Tahapan Kegiatan
Mengumpulkan materi dan membuat leaflet,
Melakukan koordinasi dan konsultasi bersama
atasan terkait dalam pembuatan leafleat tentang
pentingnya asi eksklusif dan posisi menyusui
yang benar, pada hari…..tanggal…di ruang
bapak ns mahmud skep. Sebagai mentor bapak
ns Mahmud skep memberikan masukan dan
arahan terhadap leafleat yang saya buat
sehingga mendapatkan hasil yg lebih
baik,membagikan leaflet kepada ibu menyusui
Analisis 5W+1H :
Foto konsultasi
54
5 Keterkaitan Kegiatan Terhadap Nilai Dasar
BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan: Memenuhi
kebutuhan masyarakat
Akuntabel:
Melaksanakan tugas dengan cermat dan
bertanggung jawab
Kompeten:
Melaksanakan tugas dengan kualitas
terbaik
Harmonis:
Menghargai setiap orang apapun latar
belakangnya
Loyal: Kontribusi
Kolaboratif : terbuka dalam bekerjasama
6 Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi dan Misi
Bupati Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi :
terwujudnya Sambas yang Beriman,
Kemandirian, Maju dan Berkelanjutan
Kontribusi Kegiatan Terhadap Misi :
Meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia yang intelektual, kreatif, inovatif
dan berdaya saing
7 Manfaat Kegiatan a) Terhadap individu
Manfaat kegiatan pada tahap 2 adalah
untuk memudahkan petugas dalam
melakukan edukasi kepada pasien.
55
Kegiatan
No Uraian
1 Nomor Kegiatan 3
3 Tahapan Kegiatan
Melakukan koordinasi bersama atasan terkait
dan berkoordinasi bersama tim PKRS RSUD
PEMANGKAT dalam melakukan adukasi
kepada ibu menyusui di ruang perawatan
Perinatologi dan Nicu RSUD PEMANGKAT
mengenai Asi eksklusif dan posisi menyusui
yang benar, memberikan pertanyaan kepada ibu
menyusui tentang asi ekslusif dan posisi
menyusui yang benar, memberikan kesempatan
kepada Ibu menyusui untuk bertanya, peserta
aktualisasi menjawab pertanyaan dengan baik
dan benar.
Analisis 5W+1H :
56
Memberikan edukasi dengan baik,
menjawab pertanyaan dengan benar.
Harmonis:
Menghargai setiap orang apapun latar
belakangnya, memberikan kesempatan
kepada ibu menyusui untuk bertanya
Loyal: Kontribusi
Kolaboratif : terbuka dalam
bekerjasama
6 Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi dan Misi
Bupati Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi :
terwujudnya Sambas yang Beriman,
Kemandirian, Maju dan Berkelanjutan
57
Tabel 4.12 Proses Realisasi Aktualisasi Nilai – nilai Dasar PNS
Kegiatan
No Uraian
1 Nomor Kegiatan 4
3 Tahapan Kegiatan
Melakukan evaluasi kepada ibu menyusui
mengenai materi edukasi yang telah di berikan
yaitu pentingnya asi eksklusif dan posisi
menyusui yang benar, sehingga peserta
aktualisasi mengetahui peningkatan
pengetahuan ibu menyusui terhadap asi
eksklusif dan posisi menyusui yang benar,
evaluasi ini di lakukan pada saat setelah di
berikan nya edukasi,.yang di lakukan di ruang
perawatan Perinatologi dan Nicu RSUD
PEMANGKAT
Analisis 5W+1H :
58
- Kompeten:
Memberikan edukasi dengan baik,
menjawab pertanyaan dengan benar.
Harmonis:
Menghargai setiap orang apapun latar
belakangnya, memberikan kesempatan
kepada ibu menyusui untuk bertanya
Loyal: Kontribusi
Kolaboratif : terbuka dalam
bekerjasama
6 Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi dan Misi
Bupati Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi :
terwujudnya Sambas yang Beriman,
Kemandirian, Maju dan Berkelanjutan
59
Tabel 4.13. Jadwal Implementasi Aktualisasi
No. Kegiatan yang di Tanggal Output/Hasil Kegaiatan
Lakukan Rencana Realisasi
1 Membuat Video 21 – 26 Oktober 21- 26 Oktober Tersusun nya rangkaian video
2022 2022 edukasi yang berisikan mengenai
pentingnya Asi Eksklusif dan posisi
menyusui yang benar
2 Membuat Leaflet 27 – 30 Oktober 27 Oktober - 2 Lembar leaflet yang menarik
2022 November 2022 mengenai Asi Esksklusif dan posisi
menyusui yang benar
3 Melakukan Edukasi 31 Oktober – 12 3 – 18 November Tersampainya edukasi mengenai
November 2022 2022 Asi Eksklusif dan posisi menyusui
yang benar
4 Evaluasi Pengetahuan 13 – 24 November 19 – 26 November Meningkatnya pengetahuan ibu
2022 menyusui mengenai Asi Eksklusif
dan posisi menyusui yang benar
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Laporan aktualisasi ini berisi tentang laporan kegiatan yang dilakukan di unit kerja dan
dapat digunakan oleh peserta Pelatihan Dasar CPNS dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif). Laporan aktualisasi ini diharpakan mampu meningkatkan
kinerja pelatihan dasar dalam menjalankan tugas dan fungsi di instansi tempat kerja.
1. Membuat video
2. Membuat leaflet
60
3. Melaksanakan edukasi mengenai penting nya Asi Eksklusif dan Posisi Menyusui yang
Benar
4. Melakukan evaluasi pengetahua.
Semua kegiatan di atas dilaksanakan dengan tujuan agar peserta Pelatihan Dasar
CPNS dapat mengaktualisasikan ketujuh nilai dasar ASN dan kedudukan serta peran ASN
dalam pekerjaan di instansi di bawah bimbingan dan arahan dari Coach dan Mentor, dan
diharapakan dengan adanya kegiatan ini dapat mencapai hasil yang memuaskan dan bisa
menurunkan angka kematian Ibu dan bayi serta mencegah terjadinya stunting di Kabupaten
Sambas.
B. SARAN
Laporan aktualisasi ini disusun dengan baik agar bisa diterapkan dalam kegiatan
pelayanan kesehatan RSUD Pemangkat yang bertujuan agar dapat menurunkan kasus
Kematian Ibu dan Bayi serta mencegah terjadinya stunting di Kabupaten Sambas.
61
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Adaptif Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Akuntabel Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Berorientasi Pelayanan Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Harmonis Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Kolaboratif Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Kompeten Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Loyal Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul SMART ASN Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: LAN.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas. (2017). Peraturan Bupati Sambas No. 17 Tahun 2017
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit
Umum Daerah pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas. Sambas: Bupati Sambas.
62
Profil RSUD Pemangkat. (2021). Pemangkat: RSUD Pemangkat.
Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. (2017). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jakarta: Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. (2021). Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS),
Golongan III. Jakarta: Sekretariat Negara.
Dinas kesehtan Kalimantan barat. (2019). Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi Usia Kurang Dari 6
Bulan di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2019
Februhartanty (2008). Hubungan tingkat pengetahuan ibu berhubungan dengan kurangnya
informasi dari petugas kesehatan.
Roesli (2004). Hubungan faktor eksternal terhadap keberhasilan ASI Eksluksif bayi sampai
dengan 6 bulan.
63
LAMPIRAN I
DENGAN COACH
64
LAMPIRAN II
65
LAMPIRAN III
Membuat Video
66
LAMPIRAN IV
Membuat Leaflet
67
LAMPIRAN V
Melaksanakan Edukasi
68
Edukasi pada ibu tentang asi eksklusif dan membantu ibu untuk menyusui dengan
posisi yang benar (untuk ibu yang bayi nya dirawat)
69
Bekerja sama dengan tim PKRS dalam melakukan edukasi kepada ibu menyusui
dan keluarga
70
LAMPIRAN VI
Melakukan Evaluasi
Memberikan reward kepada ibu dan keluarga yang bisa menjawab pertanyaan
71
72
73
Evaluasi kepada ibu menyusui yang sudah pulang kerumah via Whatshap
74
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA
PELATIHAN DASAR CPNS TAHUN 2022
DI KABUPATEN SAMBAS
SAMBAS, …..NOVEMBER
75