Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIALKE 3*

ADBI 4330/ADMINISTRASI PERPAJAKAN/3 SKS


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

Nama Penulis : Herlina, SE., M.Ak


Nama Penelaah : Reza Anissya Syafitri
Status Pengembangan : Baru/Revisi**
Tahun Pengembangan : 2021.2

Sumber
Skor
No Tugas Tutorial Tugas
Maksimal
Tutorial
Perhitungan PBB Apartemen
Sebuah apartemen (rusun mewah) Jl. Gatot Subroto dengan
data sebagai berikut :
a. Tanah seluas 5.000 m2, NJOP Rp 2.500.000,00 per m2
b. Bangunan :
- 200 unit tipe 75, luas @ 75m2, NJOP Rp 3.000.000,00
per m2
- 50 unit tipe 60, luas @ 60 m2, NJOP Rp 2.800.000,00 per
m2 Modul 5
1 Apartemen tersebut didukung sarana sebagai berikut : 40
KB 1
a. Jalan lingkungan 500 m2, NJOP Rp 2.500.000,00 per m2
b. 3 buah lift @ 600 m2, NJOP Rp 7.000.000,00 per m2
c. Kolam renang 500 m2, NJOP Rp 3.000.000,00 per m2
d. Gedung parkir 3.000 m2, NJOP Rp 3.000.000,00 per m2
NJOPTKP Perda DKI Jakarta Rp 12.000.000,00 dengan tarif
0,3%. Berapa PBB terutang tiap unit? Siapa yang menerbitkan
SPPT? Kemana disetor? Sarananya apa?

Sebutkan tata cara mengajukan permohonan pengurangan


Modul 5
2 20
pajak ? KB 2
Tn. A Bekerja dengan pajak yang ditanggung
perusahaan dengan gaji yang ditawarkan Rp11.000.000
Modul 6
3 40
per bulan. Tn. A yang berstatus tidak kawin dan tanpa KB 2

tanggungan (PTKP TK/0)?


** coret yang tidak sesuai
1.

1) Tanah = 5.000 x Rp 2.450.000,00 = Rp 12.540.000.000,00


2) Bangunan
a. Tipe 75 = 200 x 75 x Rp 3.100.000,00 = Rp 46.500.000.000,00
b. Tipe 60 = 50 x 60 x Rp 2.625.000,00 = Rp 7.875.000.000,00
3) Sarana
a. Jalan lingkungan = 500 x Rp 2.625.000,00 = Rp 1.312.500.000,00
b. Lift = 3 x 600 x Rp 6.950.000,00 = Rp 12.510.000.000,00
c. Kolam renang = 500 x Rp 3.100.000,00 = Rp 1.550.000.000,00
d. Gedung parkir = 3.000 x Rp 3.100.000,00 = Rp 4.548.000.000,00 +
NJOP gabungan = Rp 86.835.500.000,00
Tipe 75
NJOP = 75/18.000 x Rp 86.835.500.000 = Rp 361.814.583,3
NJOPTKP = Rp 24.000.000,00 –
NJOPKP = Rp 337.814.583,3
PBB terutang = 0,3% x Rp 337.814.583,3 = Rp 1.013.444,00
Tipe 60
NJOP = 60/18.000 x Rp 86.835.500.000 = Rp 289.451.666,7
NJOPTKP = Rp 24.000.000,00 –
NJOPKP = Rp 265.451.666,70
PBB terutang = 0,3% x Rp 277.451.666,7 = Rp 796.355,00

2.
Mengajukan permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi atas sanksi
administrasi yang ada dalam surat ketetapan pajak (SKP) atau surat tagihan pajak (STP).

1. Permohonan pengurangan sanksi administrasi diajukan, apabila menurut Anda


perhitungan besarnya sanksi dalam SKP/STP tidak benar;
2. Permohonan penghapusan sanksi administrasi diajukan, apabila menurut Anda sanksi
adminisrasi dimaksud tidak seharusnya dikenakan.
Sanksi apa saja yang bisa dikurangi atau dihapus, Yaitu:
Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena
kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya.

Syarat Permohonan
1. (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak,
kecuali permohonan tersebut diajukan untuk Surat Tagihan Pajak disebabkan adanya pajak
yang kurang dibayar berdasarkan ketetapan pajak, sepanjang terkait dengan surat
ketetapan pajak yang sama maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari
satu Surat Tagihan Pajak
2. permohonan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia
3. mengemukakan jumlah sanksi administrasi menurut Wajib Pajak dengan disertai alasan
4. permohonan harus disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
terdaftar
5. surat permohonan ditandatangani oleh Wajib Pajak dan dalam hal surat permohonan
ditandatangani bukan oleh Wajib Pajak, surat permohonan tersebut harus dilampiri
dengan surat kuasa khusus.

Ketentuan Permohonan
Atas surat ketetapan pajak atau surat tagihan pajak yang diajukan permohonan, tidak
diajukan upaya hukum lain, seperti keberatan, permohonan pengurangan atau
pembatalan SKP/STP.
Permohonan dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 2 (dua) kali.
Permohonan yang kedua harus diajukan paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat
keputusan Direktur Jenderal Pajak atas permohonan yang pertama dikirim, kecuali Wajib
Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena
keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak.
Permohonan yang kedua tetap diajukan terhadap surat ketetapan pajak atau Surat
Tagihan Pajak yang telah diterbitkan surat keputusan Direktur Jenderal Pajak.

Jangka waktu penyelesai Permohonan akan diproses paling lama 6 (enam) bulan sejak
permohonan diterima lengkap.

Pencabut permohonan
Anda dapat mencabut permohonan, dengan tata cara:
1. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dan dapat mencantumkan alasan
pencabutan;
2. disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar; dan
3. ditandatangani oleh Wajib Pajak dan dalam hal surat pencabutan ditandatangani bukan
oleh Wajib Pajak, surat pencabutan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.

Wajib Pajak yang telah mencabut permohonan, tidak berhak untuk mengajukan kembali
permohonan yang sama dengan jenis permohonan yang dicabut.

3.
Hitung Penghasilan Neto: Pendapatan Bruto – Biaya Jabatan =

Gaji Rp 11.000.000

Biaya Jabatan

5% x Gaji: Rp 550.000

Penghasilan Neto Sebulan Rp 10.450.000

Penghasilan Neto Setahun Rp 125.400.000


Hitung Penghasilan Kena Pajak (PKP): Penghasilan Neto Setahun – Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP)
TK/0
Rp 125.400.000 – Rp 54.000.000 = Rp 71.400.000
Cara hitung potongan PPh 21 Terutang Setahun Pajak Progresif (Karena Rp 71.400.000 Lebih dari Rp
50.000.000)
(5% x 50.000.000 = Rp 2.500.000) + (15% x 21.400.000 = Rp 3.210.000) = Rp 5.710.000.
Cara hitung potongan PPh 21 Karyawan Terutang Sebulan: Rp 5.710.000 : 12 = Rp 475.833

Anda mungkin juga menyukai