Anda di halaman 1dari 6

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2022/2023

Akademik Mata Kuliah Universitas


PAMU
Universitas Esa Unggul
Mata Kuliah : PENDIDIKAN KARAKTER UNGGUL
Dosen/ : Tim Dosen
Koordinator
Hari : Kamis Waktu : 12 Jam
Tanggal : 17 November 2022 Seksi :
Sifat Ujian : Online/Daring
Kolom Verifikasi Soal
Tanggal dan Tanda Tangan Dosen Tanggal dan Tanda Tangan Ketua Jurusan

Petunjuk
1. Tulis nama/NIM mahasiswa dan program studi
2. Soal Ujian diberi nomor urut dan dikumpulkan beserta lembar jawaban
3. Tulisan harus rapi dan jelas
4. Baca semua soal dengan baik dan teliti
5. Jawablah soal ujian pada lembar jawaban
6. Periksalah jawaban saudara sebelum diserahkan kepada pengawas ujian/dosen
7. Tulisan hendaklah jelas, rapi, bersih dan mudah dibaca
8. Patuhilah semua tata tertib yang telah ditetapkan
9. Ujian dibuat dalam bentuk file Microsoft word
10. Huruf times new roman, ukuran 12, spasi 1,5
11. Margin kertas (atas 4 cm, kiri 4 cm, bawah 3 cm, kanan 3 cm)
12. Tulisan harus sejajar (justify/ ctrl+j)
13. Jika tidak mematuhi petunjuk, ujian tidak akan nilai.
14. Berkas ujian wajib format PDF
15. Bila sudah dikerjakan, segera submit jawaban anda dan jangan sampai lewat batas waktunya
(due date)

Nama: Bagas Satria Gastiady


Nim: 20220101189
Prodi: Manajemen Bisnis

1
Soal

1. Jelaskan pendapat Saudara terkait ungkapan Nadiem Makarim tentang “Tiga Dosa Besar
Pendidikan”. (Bobot 10)
2. Pilihlah salah satu dari tiga dosa besar pendidikan tersebut, lengkapi dengan penjelasan, studi
kasus atau contoh, penanganan, serta analisis Saudara ! (Bobot 15)
3. Bagaimana cara Anda menyikapi berita hoax yang ada di sekitar Anda? paparkanlah dengan
menggunakan kalimat efektif! (Bobot 10)
4. Bagaimana cara Anda mengidentifikasi bahwa berita itu hoax atau tidak hoax? (Bobot 15)
5. Eksistensi good governance di Indonesia dilatar-belakangi oleh (1) tuntutan eksternal, dimana
pengaruh globalisasi menjadikan prinsip good governance sebagai prasyarat dalam pergaulan
internasional. (2) tuntutan internal dimana salah satu penyebab utama terjadinya
krisis multidimensional adalah terjadinya abuse of power yang terwujud dalam bentuk KKN.
Proses check and balance tidak terwujud dan dampaknya menyeret bangsa Indonesia pada
keterpurukan ekonomi dan ancaman disintegrasi. Masyarakat menilai praktik KKN yang paling
mencolok kualitas dan kuantitasnya adalah justru yang dilakukan oleh cabang-cabang
pemerintahan, eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Hal ini mengarahkan wacana pada
bagaimana menggagas reformasi birokrasi pemerintahan (governance reform). Realita ini
menggiring pada wacana bagaimana mendorong negara menerapkan nilai-nilai transparansi,
akuntabilitas, partisipasi, dan desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan.
Pertanyaan: (a) Bagaimana pandangan anda tentang penerapan good governance di Indonesia,
apakah sudah berhasilkah? Jelaskan pendapat anda! (b) Jelasakan juga apa yang dimaksud
nilai-nilai transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan desentralisasi penyelenggaraan
pemerintahan! (Bobot 15)
6. Ada 6 (enam) hambatan dalam menerapkan smart karakter, sebagi berikut : (1) disorientasi
dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila, (2) keterbatasan perangkat kebijakan terpadu
dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila, (3) bergesernya nilai etika dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, (4) memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa, (5)
ancaman disintegrasi bangsa, (6) lemahnya kemandirian bangsa. Anda diminta untuk
memberikan penjelasan ke-enam faktor penghabat tersebut, dan masing-masing penjelasan
berikan contohnya! (Bobot 10)
7. Bagaimana peran mahasiswa sebagai agent of change untuk menjaga keutuhan bangsa? (Bobot
10)
8. Salah satu aspek pendidikan kewarganegaraan adalah mengenai penegakan hukum, maka
berikan pendapat anda terkait kasus "Ferdy Sambo"! (Bobot 15)
2
Jawaban
1. Menurut saya dengan ungkapan Nadiem Makarim tentang tiga dosa besar pendidikan itu
sangat benar. Karena tiga dosa besar Pendidikan ini sudah terjadi sejak lama dan harus segera
diatasi guna menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
2. Contoh salah satu tiga dosa besar Pendidikan (Perundungan)
Studi kasus: Siswa SMK di Semarang dikeroyok 10 senior, ditampar 140 kali.
Siswa kelas XI di salah satu SMK pelayaran Kota Semarang menjadi korban penganiayaan
senior. Korban KHM (17) itu ditampar 140 kali oleh kakak kelasnya.
Peristiwa terjadi tanggal 28 Desember 2022 lalu di sebuah kos di Bulustalan, Kecamatan
Semarang Selatan. Pelakunya tidak hanya satu senior tapi 10 orang yaitu MT, RL, MI, RE,
MA, M, HM, MAR, OR, dan AZ. Mereka bergiliran menampar korbannya hingga 140 kali.
"Dari pengakuan pelaku 10 orang menganiaya dengan menampar sebanyak 140 kali kepada
korban. Masing-masing jumlahnya bervariasi,". Menurut pengakuan pelaku, permasalahan
berawal dari teman mereka yang menyenggol kaki korban yang masih sakit. Korban
kemudian memukul temannya itu. Untuk membela temannya, para pelaku melakukan
pengeroyokan.

Penanganan : Para pelaku bisa dijerat Pasal 170 ayat (1) KUHPidana dengan ancaman pidana
penjara paling lama 5 tahun penjara. Namun karena para pelaku masih di bawah umur, masih
terbuka upaya mediasi untuk restorative justice.

Analisis: Kasus ini terjadi karena korban memukul teman dari pelaku yang menyenggol kaki
korban yang masih sakit. Seharusnya pelaku menyelesaikannya dengan kepala dingin dan
tidak main hakim sendiri apalagi sampai mengeroyok korban. Pikah sekolah harus tegas
memberikan sanksi dengan pelaku, dan memberikan edukasi kepada seluruh siswa agar hal ini
tidak terjadi Kembali.

3. Memberi tahu ke sekitar bahwa berita tersebut adalah hoax dan memberi edukasi untuk tidak
gampang percaya terhadap berita yang masih belum dipastikan kebenarannya, lalu
melaporkan berita hoax tersebut agar tidak ada lagi yang tertipu dengan berita hoax tersebut.
4. Dengan melihat dari sumbernya apakah berita tersebut dari sumber terpercaya atau tidak,
melihat tidak hanya dari satu sumber, lalu cek kebenaran dari berita tersebut.

3
5. a. Menurut saya Indonesia sudah cukup baik dalam menjalankan good governance dilihat dari
salah satu contoh mulai munculnya transparansi APBN dan adanya partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan anggaran pemerintah baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun contoh yang membuat good governance di Indonesia belum sempurna adalah
kurangnya pemahaman aparatur terhadap prinsip- prinsip good governance, fasilitas yang
kurang memadai dan kurangnya disiplin aparatur di waktu jam kerja.
b. Transparansi: keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan
aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi.
Akuntanbilitas: setiap proses dan hasil pelayanan publik harus dapat dipertanggung
jawabkan kepada publik.
Partisipasi: Suatu pelayanan publik hanya akan maksimal apabila ada partisipasi publik.
Desentralisasi: Sistem pemerintahan yang lebih banyak memberikan kekuasaan kepada
pemerintah daerah.
6. (1) Pancasila sebagai pandangan hidup mengandung makna bahwa hakikat hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dijiwai oleh moral dan etika yang dimanifestasikan
dalam sikap perilaku dan kepribadian manusia Indonesia yang proporsional baik dalam
hubungan manusia dengan yang maha pencipta, dan hubungan antara manusia dengan
manusia, serta hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Namun dalam kehidupan
masyarakat prinsip tersebut tampak belum terlaksana dengan baik.
Contoh: Kekerasan (domestik maupun nasional) dan hempasan globalisasi sampai kepada
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) masih belum dapat diatasi.
(2) Substansi hukum, baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis sudah tertuang
secara implisit maupun eksplisit dalam produk-produk hukum yang ada. Substansi hukum
mengarah pada pemenuhan kebutuhan pembangunan dan aspirasi masyarakat, terutama dalam
pemenuhan rasa keadilan di depan hukum. Namun demikian berbagai kebijakan dan produk
hukum tersebut masih belum sepenuhnya dapat mengakomodasi kebutuhan untuk
mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila sebagai landasan dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara. Akibatnya, maka penanaman nilai-nilai Pancasila sebagai wahana
dan sarana membangun karakter bangsa, meningkatkan komitmen terhadap NKRI serta
menumbuhkembangkan etika kehidupan berbangsa bagi seluruh rakyat Indonesia belum
optimal. Oleh karena itu, pewujudan nilai-nilai esensi Pancasila pada semua lapisan
masyarakat Indonesia perlu didukung perangkat kebijakan terpadu.
Contoh: Kurangnya etika masyarakat dalam mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila
(3) Pembangunan nasional dalam segala bidang yang telah dilaksanakan selama ini
memang mengalami berbagai kemajuan. Namun, di tengah-tengah kemajuan tersebut terdapat
4
dampak negatif, yaitu terjadinya pergeseran terhadap nilai-nilai etika dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pergeseran sistem nilai ini sangat nampak dalam kehidupan
masyarakat dewasa ini, seperti penghargaan terhadap nilai budaya dan bahasa, nilai solidaritas
sosial, musyawarah mufakat, kekeluargaan, sopan santun, kejujuran, rasa malu dan rasa cinta
tanah air dirasakan semakin memudar. Perilaku korupsi masih banyak terjadi, identitas ke-
“kami”-an cenderung ditonjolkan dan mengalahkan identitas ke-“kita”-an, kepentingan
kelompok, dan golongan seakan masih menjadi prioritas. Ruang publik yang terbuka
dimanfaatkan dan dijadikan sebagai ruang pelampiasan kemarahan dan amuk massa. Benturan
dan kekerasan masih saja terjadi di mana-mana dan memberi kesan seakan-akan bangsa
Indonesia sedang mengalami krisis moral sosial yang berkepanjangan. Banyak penyelesaian
masalah yang cenderung diakhiri dengan tindakan anarkis. Aksi demontrasi mahasiswa dan
masyarakat seringkali melewati batas-batas ketentuan, merusak lingkungan, bahkan merobek
dan membakar lambang-lambang Negara yang seharusnya dijunjung dan dihormati. Hal
tersebut, menegaskan bahwa telah terjadi pergeseran nilai-nilai etika dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Bisa jadi kesemua itu disebabkan belum optimalnya upaya
pembentukan karakter bangsa, kurangnnya keteladanan para pemimpin, lemahnya budaya
patuh pada hukum, cepatnya penyerapan budaya global yang negatif dan ketidakmerataan
kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
Contoh: Korupsi, melawan hukum, melanggar hukum

(4) Pembangunan di bidang budaya telah mengalami kemajuan yang ditandai dengan
meningkatnya pemahaman terhadap keberagaman nilai-nilai budaya bangsa. Namun arus budaya
global yang sering dikaitkan dengan kemajuan di bidang komunikasi mencakup juga penyebaran
informasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronika berdampak tehadap ideologi, agama,
budaya dan nilai-nilai yang dianut manyarakat Indonesia. Pengaruh arus deras budaya global yang
negatif menyebabkan kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa dirasakan semakin memudar. Hal
ini tercermin dari perilaku masyarakat Indonesia yang lebih menghargai budaya asing dibandingkan
budaya bangsa, baik dalam cara berpakaian, bertutur kata, pergaulan bebas, dan pola hidup
konsumtif, serta kurangnya penghargaan terhadap produk dalam negeri. Berdasarkan indikasi di atas,
globalisasi telah membawa perubahan terhadap pola berpikir dan bertindak masyarakat dan bangsa
Indonesia, terutama masyarakat kalangan generasi muda yang cenderung mudah terpengaruh oleh
nilai-nilai dan budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian dan karakter bangsa Indonesia.
Untuk itu, diperlukan upaya dan strategi yang tepat agar masyarakat Indonesia dapat tetap menjaga
nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa sehingga tidak kehilangan kepribadian sebagai bangsa
Indonesia.

5
Contoh: Memakai pakaian asing, pergaulan bebas, pola hidup konsumtif, lebih memilih produk luar.

(5) Ancaman dan gangguan terhadap kedaulatan negara, keselamatan bangsa, dan keutuhan
wilayah sangat terkait dengan posisi geografis Indonesia, kekayaan alam yang melimpah, serta belum
tuntasnya pembangunan karakter bangsa, terutama pemahaman masalah multikulturalisme yang telah
berdampak munculnya gerakan separatis dan konflik horisontal. Selain itu, belum meratanya hasil
pembangunan antardaerah, primordialisme yang tak terkendali, dan dampak negatif implementasi
otonomi daerah cenderung mengarah kepada terjadinya berbagai permasalahan di daerah.

Contoh: Munculnya Gerakan separatis, konflik horizontal

(6) Kemampuan bangsa yang berdaya saing tinggi adalah kunci untuk membangun kemandirian
bangsa. Daya saing yang tinggi, akan menjadikan Indonesia siap menghadapi tantangan globalisasi
dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Kemandirian suatu bangsa tercermin, antara lain pada
ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan
kemajuan pembangunan, kemandirian aparatur pemerintahan dan aparatur penegak hukum dalam
menjalankan tugasnya, pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri yang semakin
kukuh, dan kemampuan memenuhi sendiri kebutuhan pokok. Namun hingga saat ini sikap
ketergantungan masyarakat dan bangsa Indonesia masih cukup tinggi terhadap bangsa lain.
Konsekuensinya bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kurang memiliki posisi tawar yang kuat
sehingga tidak jarang menerima kehendak negara donor meskipun secara ekonomi kurang
menguntungkan. Kurangnya kemandirian, juga tercermin dari sikap masyarakat yang menjadikan
produk asing sebagai primadona, etos kerja yang masih perlu ditingkatkan, serta produk bangsa
Indonesia dalam beberapa bidang pertanian belum kompetitif di dunia internasional.

Contoh: Sikap ketergantungan kepada bangsa lain

7. Mahasiswa berperan sebagai penggerak masyarakat untuk melakukan perubahan ke arah yang
lebih baik lagi dengan menggunakan ilmu, gagasan, serta pengetahuan yang dimiliki.
Mahasiswa adalah golongan yang harus menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan,
sebab di pundak mahasiswa terdapat titik kebangkitan untuk bangsa dan negara.
8. Menurut saya kasus Ferdy Sambo harus cepat diselesaikan dan mendapat hukuman yang
setimpal sesuai dengan KUHP Pasal 340 yang mengatakan "Barangsiapa sengaja dan dengan
rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan
rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu, paling lama dua puluh tahun."

Anda mungkin juga menyukai