Anda di halaman 1dari 14

Nama : Helda, AMKG

Angkatan : VIII

NDH : 40

SOAL 1

Seorang Calon Pegawai  yang baru saja selesai Latihan Dasar telah beralih status menjadi
PNS, karena memiliki kedekatan dengan atasannya dia mendapatkan posisi yang cukup
stategis di tempat dia bekerja, hampir semua pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan
masyarakat diberikan kepada dia.

Diluar jam kerja dia selalu mendatangi orang-orang yang diperkirakan akan meminta
bantuannya dalam mempercepat proses pekerjaannya, dalam memberikan pelayanan tidak
sedikit orang merasa kecawa karena selalu dibebani biaya tabahan yang cederaung
memberatkan pihak yang dilayani.

Kejadian ini terjadi sudah cukup lama, namun pimpinannya tidak memperdulikan kelakuan
staf tersebut, yang akhirnya diketahui bahwa pegawai tersebut memiliki Rekening yang isi
tabungannya cukup pantastis.

Pertanyaannya :

1)      Bagaimana tanggapan saudara melihat kasus ini bila dikaitkan dengan akuntabilitas
PNS.

2)      Nilai apa saja yang tidak diterapkan dalam aktifitas sebagai seorang PNS

Bagaimana tanggung jawab atasan terhadap staf yang melakukan aktifitas yang bertentangan
dengan norma dan nilai akuntabilitas seorang PNS.

Jawaban

1. jika dikaitkan dengan akuntabilitas bahwa PNS tersebut tidak amanah dan sudah sangat
melanggar nilai- nilai public yaitu memperlakukan warga Negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan public.

2. Korupsi, masa bodoh, curang, ikut politik praktis, membeda bedakan orang lain dalam
pelayanan.
3. tanggung jawab atasan kepada staf yaitu mengadakan teguran dan bimbingan kepada PNS
tersebut atau memberikan sanksi yang tegas, bila perlu meberhentikan jabatan sebagai
seorang PNS
SOAL 2

Pada saat upacara bendera atau upacara hari besar Nasional masih banyak peserta upacara
yang belum bisa  memaknai secara utuh. Ada satu, dua  atau tiga orang asik mengobrol atau
sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Peringatan hari besar nasional seperti sumpah
pemuda, hanya dimaknai secara seremonial dan hiburan saja tanpa memperhatikan apakah
nilai nilai Nasionalisme itu tertanam pada diri pemuda atau tidak.

Pertanyaannnya terkait dengan kasus tersebut diatas adalah:

1)      Apa yang menjadi pokok permasalahannya.;

2)      Siapa saja  atau pihak pihak mana yang terlibat dan bertanggungjawab;

3)      Bentuk pelanggaran pada pada nilai dasar apa (sila ke berapa) jelaskan;

4)      Apa dampaknya jika nilai dasar tersebut tidak diimplementasikan/ peran ASN dalam
NKRI;

5)      Apa gagasan alternative pemecahan masalahnya;

6)      Deskripsikan penerapan dari setiap alternative gagasan pemecahan masalahnya.

Jawaban

1. Kurangnya kesadaran nilai nasionalisme pemuda tersebut terhadap bangsa dan


Negara
2. Pihak yang bertanggung jawab yaitu pemimpin barisan upacara yang tidak
memberikan teguran kepada peserta upacara ketika melakukan kegiatan tersendiri
diluar kegiatan upacara, serta kurangnya kesadaran diri sendiri tentang makna
perjuangan para pahlawan
3. Pelanggaran pada nilai dasar pancasila yaitu sila ke 3 yaitu dimana peserta
upacara tersebut masih kurang memahami arti Nasionalisme dan tidak
menghargai perjalanan bangsa Indonesia serta tidak menghargai perjuangan para
pahlawan yang telah gugur dalam mempertahankan NKRI .
4. Jika seorang ASN tidak mengimplementasikan nilai dasar tersebut dalam NKRI
maka yang akan terjadi yaitu stabilitas nasional akan terganggu seperti yang kita
ketahui bahwa kedudukan dan peranan ASN dalam organisasi pemerintah
sangatlah menentukansebab kedudukan ASN merupakan tulang punggung
pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional
5. Memberikan pemahaman kepada peserta upacara tersebut tentang arti pentingnya
menanamkan sifat Nasionalisme dalam menghargai perjuangan para pahlawan
yang telah berjuang menegakkan NKRI
6. Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh seluruh warga Indonesia , bahkan tidak
sekedar wawasan saja tetapi kemampuan untuk mengaktualisasikan nasionalisme
dalam kehidupan sehari- hari sangatlah penting demi tegaknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
SOAL 3

Sebagai dosen yang sudah berpengalaman lebih dari 25 tahun, Bapak Prof. Dr. XYZ, ST.,


M.Eng (bukan nama sebenarnya) menjadi salah satu dosen favorit bukan hanya
bagi mahasiswanya di Universitas Negeri X tetapi juga bagi orang tua mahasiswa dari S-1, S-
2 maupun S-3 yang pernah diajari dan dibimbingnya dalam penyelesaian tugas akhir
mahasiswanya di Daerah ABC. Tidak mengherankan apabila setiap selesai semester atau
ujian akhir mahasiswa, banyak orang tua mahasiswa yang menitipkan oleh-oleh berupa kain
tenunan, kacang mente, ayam kampung kepada Sang Profesor. Orang
tua mahasiswa memberikan hadiah tersebut secara sukarela dan tulus hati sebagai ucapan
terima kasih karena sudah mendidik anak-anak mereka dan mengantarkan mereka merai gelar
sesuai dengan jenjangnya masing-masing dengan sangat baik.

Hal serupa dialami oleh seorang Auditor Inspektorat Jenderal salah satu Kementrian PQ yang
melaksanakan pemeriksaan hasil pelaksanaan kegiatan di Universitas Negeri X. Oleh karena
telah melaksanakan tugasnya dengan baik, Auditor tersebut memperoleh temuan yang cukup
signifikan nilainya. Selama proses pemeriksaan auditor tersebut tidak melakukan perbuatan
yang tidak terpuji dan sesuai dengan kode etik auditor. Setelah selesai melakukan audit dan
temu akhir, pimpinan Universitas Negeri X yang diperiksa tersebut dengan suka rela dan
tulus hati memberikan hadiah kepada auditor tersebut berupa kacang mente yang siap
saji yang harganya kira-kira Rp. 500.000,- , Pembayarn biaya hotel pada salah satu hotel
ternama di kota ABC serta biaya makan minum selama melakukan pemeriksaan di
Universitas Negeri X.

Dari kasus tersebut :

1)      Deskripsikan rumusan kasus dan/atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan peran
setiap aktornya berdasarkan konteks kasus tersebut.

2)      Lakukan analisis terhadap:

a.        Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar Etika Publik oleh setiap


aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus tersebut

b.       Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar Etika Publik berdasarkan konteks


deskripsi kasus tersebut.

3)    Deskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks


deskripsi kasus tersebut.
4)    Deskripsikan konsekwensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan masalah
berdasarkan konteks deskripsi kasus tersebut.

Jawaban

1. Hasil deskripsi
a. Dosen favorit yang selalu mendapatkan bingkisan dari mahasiswa ataupun orang
tua mahasiswa secara sukarela.
b. Seorang auditor inspektorat jendral yang bekerja sesuai dengan kode etik auditor
mendapatkan hadiah dan fasilitas hotel dari pimpinan universitas Negeri x yang
diperiksanya.

2. Analisis

a. Bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh kedua actor tersebut adalah Gratifikasi yaitu
menerima pemberian tambahan yang bisa dikategorikan suap
b. dampaknya yaitu kurangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintahan, akan
terciptanya system pemerintahan yang tidak harmonis dengan system tebang pilih
yaitu lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan daripada kepentingan
public

3. Menolak segala bentuk gratifikasi karena lama kelamaan dapat terjerumus melakukan
korupsi dalam bentuk lain seperti suap, pemerasan, sehingga gratifikasi dianggap sebagai
akar korupsi.

4. gratifikasi merupakan salah satu jenis tindak pidana korupsi baru yang diatur dalam pasal
128 UU Tipikor sejak tahun 2001 (pasal 12B Ayat 2 )dengan pidana penjara seumur hidup
atau pidana penjara paling singkat 4 (empat tahun) dan paling lama 20 (dua puluh tahun),
denda paling sedikit dua ratus juta rupiah dan paling banyak satu miliyar rupiah.
SOAL 4

Pertanyaan

Sistem pembelajaran di Indonesia saat ini pada prakteknya sering kali lebih menekankan pada
pencapaian tujuan sisi kognitif (teoritis) dibandingkan sisi afektif dan psikomotorik
(aplikatif). Akibatnya, sering kita lihat peserta didik lebih sering menghafal materi, tapi tidak
punya kemampuan untuk menerapkan atau menghadapi tantangan di lingkungannya. Dalam
konteks komitmen mutu dengan konsep efektivitas, efisiensi dan inovasi, menurut saudara,
bagaimanakah sebaiknya sistem pembelajaran yang diterapkan pendidik/pengajar sehingga
mampu memberikan pemahaman, sikap dan keterampilan yang komprehensif kepada peserta
didiknya?

Jawaban

Menurut saya system pembelajaran yang cocok yaitu

Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah
pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:

1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.


2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia
kerja.
SOAL 5

Sepertinya sudah menjadi kebiasaan bahwa bagi mahasiswa yang melaksanakan seminar baik
proposal maupun hasil penelitian untuk tugas skripsinya harus menyiapkan parcel, snak  nasi
dos dan amplop sebagai ungkapan terima kasih, padahal tidak ada satupun peraturan yang
mengatur hal tersebut. Karena sudah menjadi kebiasaan para dosen yang terliibat dalam
kegiatan tersebut juga menerimanya dengan senang hati, meskipun ternyata di belakang  para 
mahasiswa tersebut sebenarnya merasa keberatan dengan kebiasaan tersebut.

a.       Deskripsikan pokok masalah  dan aktor dari kasus tersebut.

b.       Analisislah dari segi penerapan dan atau pelanggaran terhadap nilai-nilai anti korupsi
dari setiap aktor yang terlibat dari kasus tersebut.

c.        Deskripsikan gagasan  anda  dalam memecahkan masalah tersebut.

d.       Deskripsikan konsukensi  yang diambil darii penerapan  alternatif  pemecahan masalah


tersebut

Jawaban :

a. Pokok masalah yaitu kebiasaan mahasiswa menyiapkan parcel kepada dosen ketika
akan melaksanakan seminar maupun penelitian sebagai ungkapan terima kasih. Actor
dari kasus tersebut adalah Mahasiswa dan dosen
b. Mahasiswa melanggar nilai anti korupsi dari segi SEDERHANA yaitu melakukan
sesuatu secara berlebihan dimana tidak ada aturan yang menetapkannya.

Dosen melanggar nilai anti korupsi dari segi melanggar DISIPLIN yaitu menerima
bingkisan mahasiswa tersebut sementara diketahui tidak diperbolehkan.

c. Membuat aturan yng ketat dan adil bahwa tidak diterimanya pemberian bingkisan
atau grativikasiyang bisa mengarah ke kasus suap.
d. Gratifikasi merupakan salah satu jenis tindak pidana korupsi baru yang diatur dalam
pasal 128 UU Tipikor sejak tahun 2001 (pasal 12B Ayat 2 )dengan pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat tahun) dan paling lama 20
(dua puluh tahun), denda paling sedikit dua ratus juta rupiah dan paling banyak satu
miliyar rupiah

SOAL 6
Ali seorang PNS di sebuah Organisasi Perangkat Daerah (OPD di suatu daerah), dia memiliki
tugas yang sangat berat karena disamping melaksanakan tugas di Kantor, dia juga sering ke
lapangan mengecek kemajuan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Selama bertugas
belum pernah dial alai dalam mengemban tanggung jawab yang diberikan padanya.

Ali memiliki seorang istri yang baru dinikahi setelah tiga tahun menyandang predikat
Pegawai Negeri Sipil. Karena tugasnya yang padat dan sering kelapangan, maka pada suatu
ketika sedang menjalankan tugas Ali mengalami kecelakaan yang menyebabkan Ali
mengehembuskan nafasnya.

Dari kasus tersebut di atas :

a. Bagaimana status kematian si Ali


b. Hak-hak apa saja yang dapat diterima istri ali
c. Apakah istri ali dapat menggantikan posisi ali sebgai PNS

Jawab

a. Meninggal dalam melaksanakan tugas

b. Pensiun Terusan, Uang Duka Wafat, Asuransi Kematian, Pensiun


Janda/Duda, Pensiun Yatim/Piatu
c. Tidak bisa diganti.
SOAL 7

Sebagai tindak lanjut dari arahan seorang Bupati di Kabupaten XXX untuk menanggulangi
kemiskinan, segenap Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupten tersebut menyusun
program sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dinas Kesehatan dengan program jaminan
kesehatan masyarakat miskin, Dinas Pendidikan dengan program pemberian bantuan bea
siswa bagi keluarga miskin, Dinas pangan dengan program beras rakyat sejahtera, Dinas
UMKM dan Perindagkop dengan bantuan penguatan modal kerja.

Dalam pelaksanaan program-program tersebut, Pak Bupati tidak merasa puas karena masih
seringnya mendapat keluhan dim amasyarakat tentang kritetia siapa yang berhak menerima
bantuan program tersebut sehingga dainggap sebagai tidak tepat sasaran, overlapng bantuan
maupun duplikasi pemberian bantuan tersebut, bahkan banyak yang mengeluh bahwa yang
menerima bantuan selama ini adalah para keluarga yang dekat dengan Lurah atau pejabat
terkait.

a.       Deskripsikan pokok masalah  dan aktor dari kasus tersebut.

b.       Analisislah Dari perspektif Whole of Goverment  tentang dampak  dari kondidi


pelaksanaan program-program tersebut.

c.        Deskripsikan alternatif pemecahan masalah dengan penerapan, Manfaat yang akan


dirasakan jika diterapkan WoG, Pola Hubungan yang perlu dibangun dalam penerapan woG, 
Jenis dan Pola layanan yang dapat diberikan.

d.       Deskripsikan konsukensi  yang diambil darii penerapan  alternatif  pemecahan masalah


sesuai perspektif WoG tersebut

Jawaban

a. Adanya keluhan dari masyarakat mengenai tidak meratanya penanggulangan


kemiskinan yang diprogramkan oleh pemerintah.
Actor : segenap Satuan Kerja Perangkat Daerah, Bapak Bupati, Masyarakat
b. Kurangnya koordinasi antar lintas sector kelembagaan terkait sehingga tidak
berjalannya hubungan koordinasi, integrasi, kedekatan dan pelibatan dengan baik dan
relevan. Mengakibatkan ketidak puasan masyarakat dalam pelayanan
c. Membangun hubungan koordinasi, integrasi, kedekatan dan pelibatan lintas sector
dalam membuat perencanaan, tata laksana, sehingga tercipta kerja sama dengan baik
antar lintas sector
d. Dampaknya yaitu Ketidak puasan masyarakat dalam menerima pelayanan.
SOAL 8

ETIK DALAM PELAYANAN PUBLIK

JANJI PERBAIKAN PELAYANAN PUBLIK

Acara penadatanganan Janji Perbaikan Pelayanan Masyarakat oleh RSUD  Mekar


berlangsung lancar dan meriah yang dihadiri oleh Walikota Mekar bersama unsur Muspida,
Pimpinan DPRD, Tokoh Masyarakat, media massa, anggota LSM, dan perwakilan anggota
masyarakat setempat. Sebelum penandatanganan, didahului dengan pembacaan di hadapan
hadirin berbagai keluhan dan janji perbaikan oleh Wakil Direktur SRUD Mekar. Pada saat
pembacaan  beberap point keluhan dan janji perbaikan, tiba-tiba Walikota Mekar
menginterupsi dengan nada tinggi “ Ini tidak benar, kalau benar seperti itu maka sudah mati
semua  pasien rumah sakit”. “ Siapa yang mempertanggungjawabkan hasil survei ini?”
tanyanya dengan nada tinggi. “ Saya tidak akan tandatangani”. Ruanganpun mendadak
hening, hadirin saling memandang heran atas  sikap bupati yang tidak terduga sebelumnya.
Selanjutnya sang Walikota pun meninggalkan tempat acara dalam suasana yang masih
hening, terdiam.

Perlu diketahui, bahwa RSUD Mekar adalah RSUD Pemerintah yang terbesar dan terlengkap
di Kota Mekar dengan sejumlah prestasi yang diraihnya, dipimpin oleh istri sang Wali Kota
yang sebenarnya pada saat itu istri sang Wali Kota tersebut juga sedang mencalonkan diri
untuk menjadi anggota DPR, baliho dan spanduk terpampang di sepanjang jalan Ibu Kota
Mekar . Dalam upaya meningkatkan prestasi pelayanan kesehatan tersebut, Sekretaris Kota
Mekar menyurat kepada Kementerian PAN dan RB untuk meminta difasilitasi
mengimplementasi Manual Praktis Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik deang Partisipasi
Masyarakat (PKP3M) di RSUD Mekar.  Manual Praktis PKP3M ini dikembangkan oleh
Kementerian PAN dan RB bekerjasama dengan Pemerintah Federal Jerman melalui proyek
GTZ-SfGG. PKP3M menggunakan pengelolaan pengaduan masyarakat sebagai titik tolak.
Sejak tahun 2005, Proyek SfGG bekerjasama dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN)
untuk mempromosikan, melatih fasilitator, dan memfasilitasi penggunaan MP5M. Dan
hingga Oktober 2009 sejumlah daerah, provinsi dan instansi pusat telah menggunakan MP5M
ini untuk memperbaiki pelayanan di lebih dari 400 unit pelayanan.

Secara sederhana, proses penerapan PKP3M yakni daerah yang meminta untuk difasilitasi
membentuk TIM Lokal yang berfungsi sebagai penghubung antara Fasilitator LAN dan Pihak
RSUD Mekar dan hal ini langsung dipenuhi oleh Pemerintah Kota Mekar. Tim Lokal ini
beranggotakan pegawai-pegawai yang relatif masih mudah yang baru saja selesai mengikuti
Prajabatan. Proses penerapannya terdiri dari 3 langkah yakni Penataan Awal, Survei, dan
Analisis Masalah Penyebab dan Rencana Tindak Nyata Perbaikan. Penyelesaian seluruh
langkah tersebut ditutup dengan acara Penandatanganan Janji dan Rekomendasi Perbaikan
oleh Pimpinan unit pelayanan dalam hal di Kota Mekar yakni Direktur RSUD Mekar dan
disaksikan oleh Pimpinan Daerah, Tokoh Masyarakat dan LSM. Dan sebenarnya seluruh
proses pada langkah  1, 2, dan 3  telah dilakukan dengan benar dan dapat dipertanggung
jawabkan, kecuali  penandatanganan yang merupakan kegiatan penutup dan menjadi standar
legal perbaikan pelayanan.

Melihat situasi pada hari acara penandatanganan Janji dan Rekomendasi Perbaikan Pelayanan
tersebut yakni Wali Kota secara tak terduga menginterupsi pembacaan keluhan dan janji
perbaikan yang selanjutnya Wali Kota tersebut meninggalkan ruang acara dan hadirin bingun,
suasana menjadi hening, maka terlihat beberapa anggota TIM Fasilitator masuk ke ruang
kerja Wali Kota untuk menjelaskan hakekat dari Manual Praktis PKP3M. Menurut Tim
Fasilitator, bahwa Wali Kota akhirnya dapat memahami mengapa keluhan masyarakat
diangkat tetapi keadaan memang sudah tidak kondusif, nasi sudal menjadi bubur karena
anggota masyarakat yang sejak awal antusias menjadi kecewa dengan sikap yang telah
dipertunjukkan oleh sang Wali Kota karena apa yang tercantum dalam janji dan rekomendasi
perbaikan pelayanan murni dari masyarakat. Anggota Tim yang sebagian anggota adalah
pegawai baru sangat kebingungan sehubungan dengan langkah apa yang harus dilakukan agar
proses yang sudah lama dan memakan biaya dan tenaga ini dapat dilanjutkan. Dua minggu
sudah berlalu, sejak kemarahan sang wali kota belum juga ada kejelasan mengenai kelanjutan
pengelolaan pengaduan masyarakat yang akan dilakukan oleh RSUD Mekar. Berita peristiwa
pada saat acara dua pekan lalu telah menyebar di kalangan publik setempat, bahkan salah
seorang tokoh masyarakat yang memiliki kekuasaan informal berkata “ Masyarakat pasti
berfikir seribu kali untuk terlibat di masa yang akan datang karena khawatir upaya dan ide
mereka tidak ada artinya”

Bedasarkan Kasus tersebut maka :

a)      Secara ringkas, jelaskan kejadian dalam kasus tersebut di atas!

b)      Potensi permasalahan apa yang luput dari perhatian pihak-pihak yang terlibat?

c)      Faktor-faktor apa yang berpengaruh, sehingga Wali Kota Mekar tidak mau menerima
hasil Manual Praktis PKP3M?
d)      Siapa yang perlu dilibatkan dalam mengatasi permasalahan ini,dan apa peran masing-
masing pihak?

Jawaban

a. RSUD Mekar adalah RSUD Pemerintah yang terbesar dan terlengkap di Kota Mekar
dengan sejumlah prestasi yang diraihnya, dipimpin oleh istri sang Wali Kota
Sekretaris Kota Mekar menyurat kepada Kementerian PAN dan RB untuk meminta
difasilitasi mengimplementasi Manual Praktis Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
deang Partisipasi Masyarakat (PKP3M) di RSUD Mekar.
b. Anggota masyarakat yang sejak awal antusias dalam acara penadatanganan Janji
Perbaikan Pelayanan Masyarakat oleh RSUD  Mekar menjadi kecewa dengan sikap
yang telah dipertunjukkan oleh sang Wali Kota karena apa yang tercantum dalam janji
dan rekomendasi perbaikan pelayanan murni dari masyarakat tidak dipenuhi.
c. Karena PKP3M meminta untuk difasilitasi membentuk TIM Lokal yang berfungsi
sebagai penghubung antara Fasilitator LAN dan Pihak RSUD Mekar dan hal ini
langsung dipenuhi oleh Pemerintah Kota Mekar. Tim Lokal ini beranggotakan
pegawai-pegawai yang relatif masih mudah yang baru saja selesai mengikuti
Prajabatan
d. Pemerintah daerah dalam hal ini wali kota mekar sebagai pemangku kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai