Anda di halaman 1dari 15

EVALUASI AKADEMIK DIKLATSAR GOL II ANGKATAN VIII (TIPE B)

NAMA : HANA A. IMAILLAH


NDH : 14
KELAS/ANGKATAN : A/VIII
GOLONGAN : II

SOAL 1
Seorang Calon Pegawai  yang baru saja selesai Latihan Dasar telah beralih status
menjadi PNS, karena memiliki kedekatan dengan atasannya dia mendapatkan posisi yang
cukup stategis di tempat dia bekerja, hampir semua pekerjaan yang berhubungan dengan
pelayanan masyarakat diberikan kepada dia.
Di luar jam kerja dia selalu mendatangi orang-orang yang diperkirakan akan meminta
bantuannya dalam mempercepat proses pekerjaannya, dalam memberikan pelayanan tidak
sedikit orang merasa kecawa karena selalu dibebani biaya tambahan yang cederung
memberatkan pihak yang dilayani.
Kejadian ini terjadi sudah cukup lama, namun pimpinannya tidak memperdulikan
kelakuan staf tersebut, yang akhirnya diketahui bahwa pegawai tersebut memiliki rekening
yang isi tabungannya cukup fantastis.
Pertanyaannya :
1) Bagaimana tanggapan saudara melihat kasus ini bila dikaitkan dengan akuntabilitas PNS.
Jawab : Akuntabilitas merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban yang harus dicapai
yang merujuk pada kewajiban setian individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS
adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik, di antaranya yaitu :
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Dari nilai-nilai publik yang diamanahkan pada PNS, PNS tersebut tersebut telah
mencoreng nilai-nilai publik karena dalam proses dia bekerja (memberikan
pelayanan) tidak sedikit orang yang kecewa akibat adanya biaya tambahan yang
dibebankan kepada orang yang dilayani untuk mempercepat proses
pekerjaannya.
2) Nilai apa saja yang tidak diterapkan dalam aktifitas sebagai seorang PNS
Jawab : Berdasarkan amanah seorang PNS dalam menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik, PNS tersebut tidak menerapkan nilai publik yang berkaitan dengan
memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik. Selain itu, PNS tersebut juga mencoreng
nilai yang berkaitan dengan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan karena mau bekerja jika ada
imbalan tambahan yang diberikan kepadanya.
3) Bagaimana tanggung jawab atasan terhadap staf yang melakukan aktifitas yang
bertentangan dengan norma dan nilai akuntabilitas seorang PNS.
Jawab : Ada sembilan poin dalam menciptakan lingkungan yang akuntabel, yaitu
kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggungjawab, keadilan, kepercayaan
kejelasan dan konsistensi. Salah satu poin yang disorotnya adalah berkaitan
dengan tanggungjawab, meskipun pemimpin tersebut pun telah menciderai
kedelapan poin lainnya. Tanggungjawab atasan terhadap staf yang melakukan
aktifitas yang bertentangan dengan norma dan nilai akuntabilitas seorang PNS,
yaitu :
a. Tegur dan berikan arahan agar meninggalkan hal-hal yang menimbulkan
citra negatif
b. Jika tidak bisa ditegur dengan lisan, maka berikan surat peringatan
c. Jika tidak mempan juga dengan surat peringatan, bisa dilakukan pemecatan
PNS tersebut melalui badan kepegawaian
SOAL 2
Pada saat upacara bendera atau upacara hari besar nasional masih banyak peserta
upacara yang belum bisa  memaknai secara utuh. Ada satu, dua  atau tiga orang asik
mengobrol atau sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Peringatan hari besar nasional
seperti sumpah pemuda, hanya dimaknai secara seremonial dan hiburan saja tanpa
memperhatikan apakah nilai nilai Nasionalisme itu tertanam pada diri pemuda atau tidak.
Pertanyaannnya terkait dengan kasus tersebut diatas adalah:
1) Apa yang menjadi pokok permasalahannya:
Jawab : Pokok permasalahannya terletak pada kurang pedulinya beberapa oknum
terhadap nilai-nilai Nasionalisme
2) Siapa saja  atau pihak pihak mana yang terlibat dan bertanggungjawab;
Jawab : Pihak yang terlibat dan bertanggungjawab, yaitu :
a. Diri mereka sendiri
b. Pengawas upacara, seharusnya mereka menegur oknum-oknum tersebut
agar tidak mengobrol atau asyik dengan kegiatannya masing-masing
c. Rekan barisan oknum tersebut, dengan cara menegur mereka namun tanpa
menimbulkan kegaduhan
d. Orang tua, mereka yang seharusnya mengajarkan pentingnya Nasionalisme
terhadap bangsa sendiri
e. Peran pendidikan yang dienyam, mereka yang seharusnya menanamkan
pentingnya Nasionalisme terhadap bangsa sendiri
3) Bentuk pelanggaran pada pada nilai dasar apa (sila ke berapa) jelaskan;
Jawab : Bentuk pelanggaran yang terjadi yaitu pada sila ketiga. Hal itu terjadi karena
hanya dengan upacara bendera saja mereka belum bisa atau malah acuh
memaknai Nasionalisme secara utuh, bagaimana mereka bisa membela
negaranya, bisa membela kehormatan bangsanya, dan menjaga keutuhan
bangsanya. Dari sana pun bisa diambil kesimpulan kalau mereka kurang
mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Apa dampaknya jika nilai dasar tersebut tidak diimplementasikan/ peran ASN dalam
NKRI;
Jawab : Jika tindakan tersebut dibiarkan terus menerus, tidak menutup kemungkinan ke
depannya mereka tidak mampu menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa
secara tepat, tidak sanggup dan rela berkorban pada bangsa dan negara, tidak
cinta kepada tanah air, dan tidak bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia.
5) Apa gagasan alternatif pemecahan masalahnya;
Jawab : Ada beberapa alternatif pemecahan masalahnya, yaitu :
a. Menumbuhkan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air
b. Sosialisasi mengenai Nasionalisme oleh pemerintah harus digalakkan
kembali
6) Deskripsikan penerapan dari setiap alternative gagasan pemecahan masalahnya.
Jawab : Penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan masalahnya, yaitu :
a. Menanamkan dalam diri sendiri, pahlawan dulu begitu susah untuk meraih
kemerdekaan indonesia. Begitu banyak pahlawan yang mati dan dikucilkan
demi bangsa ini.
b. Sosialisasi mengenai Nasionalisme oleh pemerintah harus digalakkan
kembali, seperti iklan-iklan di TV maupun nilai-nilai Nasionalisme
diperbanyak lagi di dalam kurikulum sekolah
SOAL 3
Sebagai dosen yang sudah berpengalaman lebih dari 25 tahun, Bapak Prof. Dr. XYZ,
ST.,M.Eng (bukan nama sebenarnya) menjadi salah satu dosen favorit bukan hanya
bagi mahasiswanya di Universitas Negeri X tetapi juga bagi orang tua mahasiswa dari S-1, S-
2 maupun S-3 yang pernah diajari dan dibimbingnya dalam penyelesaian tugas akhir
mahasiswanya di Daerah ABC. Tidak mengherankan apabila setiap selesai semester atau
ujian akhir mahasiswa, banyak orang tua mahasiswa yang menitipkan oleh-oleh berupa kain
tenunan, kacang mente, ayam kampung kepada Sang Profesor. Orang
tua mahasiswa memberikan hadiah tersebut secara sukarela dan tulus hati sebagai ucapan
terima kasih karena sudah mendidik anak-anak mereka dan mengantarkan mereka merai gelar
sesuai dengan jenjangnya masing-masing dengan sangat baik.
Hal serupa dialami oleh seorang Auditor Inspektorat Jenderal salah satu Kementrian
PQ yang melaksanakan pemeriksaan hasil pelaksanaan kegiatan di Universitas Negeri X.
Oleh karena telah melaksanakan tugasnya dengan baik, Auditor tersebut memperoleh temuan
yang cukup signifikan nilainya. Selama proses pemeriksaan auditor tersebut tidak melakukan
perbuatan yang tidak terpuji dan sesuai dengan kode etik auditor. Setelah selesai melakukan
audit dan temu akhir, pimpinan Universitas Negeri X yang diperiksa tersebut dengan suka
rela dan tulus hati memberikan hadiah kepada auditor tersebut berupa kacang mente yang
siap saji yang harganya kira-kira Rp. 500.000,- , Pembayarn biaya hotel pada salah satu hotel
ternama di kota ABC serta biaya makan minum selama melakukan pemeriksaan di
Universitas Negeri X.
Dari kasus tersebut :
1) Deskripsikan rumusan kasus dan/atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan peran
setiap aktornya berdasarkan konteks kasus tersebut.
Jawab :
MASALAH POKOK AKTOR PERAN
Pimpinan Universitas X Pemberi hadiah
Pemberian hadiah
Auditor Inspektorat Jenderal Penerima hadiah

2) Lakukan analisis terhadap:


a. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar Etika Publik oleh setiap
aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus tersebut
Jawab : Meskipun si Auditor Inspektorat Jenderal tersebut tidak melakukan
perbuatan yang tidak terpuji dan sesuai dengan kode etik auditor, tetapi si
auditor tersebut telah menerima kacang mete siap saji, pembayaran biaya
hotel dan ditanggungnya biaya makan dan minum sehingga dapat
menimbulkan rasa berat sebelah secara tidak disadari karena diberikan
begitu banyak fasilitas yang memanjakan si Auditor Inspektorat Jenderal
tersebut. Bisa saja, yang seharusnya penilaiannya lebih objektif, karena
berbagai macam fasilitas tersebut menyebabkan si Auditor Inspektorat
Jenderal menilai lebih ke arah subyektifnya.
b. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar Etika Publik berdasarkan konteks
deskripsi kasus tersebut.
Jawab : Dari konteks kasus di atas, dampak yang dapat terjadi yaitu :
a. Munculnya konflik kepentingan dalam menjalanan tugasnya
b. Tercorengnya standar etika yang luhur
3) Deskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks
deskripsi kasus tersebut.
Jawab : Dari kasus tersebut muncul gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah,
yaitu sebisa mungkin sebagai seseorang yang memiliki integritas tinggi menolak
berbagai fasilitas yang diberikan oleh pihak yang sedang diuji. Karena pada
dasarnya, si penguji telah di biayai oleh pihak kantor untuk memenuhi
kebutuhannya.
4) Deskripsikan konsekwensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan masalah
berdasarkan konteks deskripsi kasus tersebut.
Jawab : Sebagai seseorang yang ditakdirkan untuk konsumtif, siapa yang tidak mau
mendapatkan fasilitas oke secara gratis. Sehingga kadangkala, si penerima mau-
mau saja menerima apapun yang diberikan. Selain itu, si pemberi fasilitas pun
sering memaksa si penerima agar fasilitas tersebut mau diterima atau digunakan.

SOAL 4
Sistem pembelajaran di Indonesia saat ini pada prakteknya sering kali lebih
menekankan pada pencapaian tujuan sisi kognitif (teoritis) dibandingkan sisi afektif dan
psikomotorik (aplikatif). Akibatnya, sering kita lihat peserta didik lebih sering menghafal
materi, tapi tidak punya kemampuan untuk menerapkan atau menghadapi tantangan di
lingkungannya. Dalam konteks komitmen mutu dengan konsep efektivitas, efisiensi dan
inovasi, menurut saudara, bagaimanakah sebaiknya sistem pembelajaran yang diterapkan
pendidik/pengajar sehingga mampu memberikan pemahaman, sikap dan keterampilan yang
komprehensif kepada peserta didiknya?
Jawab : 1. Sebelum masuk ke sistem pembelajaran yang komprehensif bagi peserta didik,
harus meningkatkan dulu mutu kinerja seorang pendidiknya agar mempunya pola
pikir terbuka dan kreatif serta budaya kerja aparatur yang baik
2. Selain tenaga pendidik pemerintahpun harus meningkatkan mutunya selaku
penyedia layanan publik yang bisa melahirkan kebijakan untuk kemajuan dunia
pendidikan
3. Lakukan inovasi pendidikan agar dapat memberikan pemahaman, sikap dan
keterampilan sekaligus ilmu kepada siswanya
SOAL 5
Sepertinya sudah menjadi kebiasaan bahwa bagi mahasiswa yang melaksanakan
seminar baik proposal maupun hasil penelitian untuk tugas skripsinya harus menyiapkan
parcel, snak  nasi dos dan amplop sebagai ungkapan terima kasih, padahal tidak ada satupun
peraturan yang mengatur hal tersebut. Karena sudah menjadi kebiasaan para dosen yang
terlibat dalam kegiatan tersebut juga menerimanya dengan senang hati, meskipun ternyata di
belakang  para  mahasiswa tersebut sebenarnya merasa keberatan dengan kebiasaan tersebut.
1) Deskripsikan pokok masalah  dan aktor dari kasus tersebut.
Jawab :
MASALAH POKOK AKTOR PERAN
Mahasiswa Pemberi hadiah
Pemberian hadiah
Dosen Penerima hadiah

2) Analisislah dari segi penerapan dan atau pelanggaran terhadap nilai-nilai anti korupsi
dari setiap aktor yang terlibat dari kasus tersebut.
Jawab : Pemberian hadiah merupakan salah satu bentuk gratifikasi. Gratifikasi pada
dasarnya tidak termasuk suatu tindak pidana. Akan tetapi, seiring perkembangan
zaman, gratifikasi dianggap sebagai akar korupsi karena dianggap suap
tersembunyi atau suap terselubung. Pada kasus ini, para dosen menerima hadiah
dengan senang hati. Akan tetapi si pemberi hadiah merasa keberatan. Dan jika
ada salah satu pihak yang merasa terpaksa memberi hadiah, termasuk gratifikasi
yang dilarang karena berkaitan dengan kode etik sehingga memiliki konflik
kepentingan atau penerimaan yang tidak patut atau tidak wajar
3) Deskripsikan gagasan  anda  dalam memecahkan masalah tersebut.
Jawab : Gagasan dalam masalah tersebut adalah menolak segala macam bentuk
gratifikasi, entah itu yang masih dalam batas wajar ataupun tidak. Memberi
pemahaman kepada pihak pemberi bahwa anda tidak membutuhkannya.
4) Deskripsikan konsukensi  yang diambil dari penerapan  alternatif  pemecahan masalah
tersebut
Jawab : Jika melakukan penolakan segala macam bentuk gratifikasi, biasanya ada
cibiran-cibiran negatif yang memandang rendah diri kita

Ali seorang PNS di sebuah Organisasi Perangkat Daerah (OPD di suatu daerah), dia
memiliki tugas yang sangat berat karena di samping melaksanakan tugas di kantor, dia juga
sering ke lapangan mengecek kemajuan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Selama
bertugas belum pernah dial lalai dalam mengemban tanggung jawab yang diberikan padanya.
Ali memiliki seorang istri yang baru dinikahi setelah tiga tahun menyandang predikat
Pegawai Negeri Sipil. Karena tugasnya yang padat dan sering kelapangan, maka pada suatu
ketika sedang menjalankan tugas Ali mengalami kecelakaan yang menyebabkan Ali
mengehembuskan nafasnya.
Dari kasus tersebut di atas :
a. Bagaimana status kematian si Ali
Jawab : Status kematian Ali adalah tewas
b. Hak-hak apa saja yang dapat diterima istri Ali
Jawab : Istri Ali akan mendapatkan uang pensiun sebesar 72 %. Selain itu, istri Ali akan
jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Ali akan mendapatkan status
anumerta.
c. Apakah istri Ali dapat menggantikan posisi Ali sebagai PNS
Jawab : Istri Ali tidak dapat menggantikan posisi Ali sebagai PNS
SOAL 7
Sebagai tindak lanjut dari arahan seorang Bupati di Kabupaten XXX untuk
menanggulangi kemiskinan, segenap Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupten tersebut
menyusun program sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dinas Kesehatan dengan program
jaminan kesehatan masyarakat miskin, Dinas Pendidikan dengan program pemberian bantuan
bea siswa bagi keluarga miskin, Dinas Pangan dengan program beras rakyat sejahtera, Dinas
UMKM dan Perindagkop dengan bantuan penguatan modal kerja.
Dalam pelaksanaan program-program tersebut, Pak Bupati tidak merasa puas karena
masih seringnya mendapat keluhan di masyarakat tentang kritetia siapa yang berhak
menerima bantuan program tersebut sehingga dianggap sebagai tidak tepat sasaran,
overlaping bantuan maupun duplikasi pemberian bantuan tersebut, bahkan banyak yang
mengeluh bahwa yang menerima bantuan selama ini adalah para keluarga yang dekat dengan
lurah atau pejabat terkait.
1) Deskripsikan pokok masalah  dan aktor dari kasus tersebut.
Jawab :
MASALAH POKOK AKTOR PERAN
Masyarakat Penerima manfaat program
Program pemberian Satuan Kerja Perangkat Desa Pelaksana manfaat program
bantuan (SKPD)
Bupati Penerima aduan publik

2) Analisislah dari perspektif Whole of Goverment  tentang dampak  dari kondisi


pelaksanaan program-program tersebut.
Jawab : Dampak dari pelaksanaan program-program tersebut :
a. Adanya dorongan publik untuk mewujudkan program pemerintahan yang
lebih baik.
b. Banyaknya ketimpangan kapasitas sektoral akibat SKPD merasa
kedinasannyalah yang paling penting.
c. Beragamnya latar belakang yang berpotensi disintegrasi bangsa

3) Deskripsikan alternatif pemecahan masalah dengan penerapan, manfaat yang akan


dirasakan jika diterapkan WoG, pola hubungan yang perlu dibangun dalam penerapan
WoG,  jenis dan pola layanan yang dapat diberikan.
Jawab :
a. Manfaat penerapan WoG
- Tercapainya tujuan bersama
- Memberikan pelayanan yang memuaskan
- Meminimalisir konflik antar sektor
- Terjadi harmonisasi antar sektor terkait
b. Pola hubungan kelembagaan dalam pendekatan WoG ini termasuk kategori
hubungan koordinasi dengan penguatan koordinasi antar lembaga
c. Jenis dan pola layanan yang dilakukan antar SKPD tersebut adalah pola pelayanan
teknik fungsional
4) Deskripsikan konsukensi  yang diambil dari penerapan  alternatif  pemecahan masalah
sesuai perspektif WoG tersebut
Jawab : Konsekuensi yang diambil dari penerapan alternatif pemecahan masalah
biasanya berupa :
a. Kapasitas SDM dan institusi yang terlibat dal WoG tidaklah sama,
sehingga bisa menjadi kendala serius
b. Nilai budaya dan organisasi bermasalah dalam upaya kolaborasi sampai
dengan penyatuan kelembagaan
c. Kepemimpinan yang tidak mampu mengakomodasi perubahan nilai dan
budaya organisasi serta meramu SDM dalam mencapai tujuan yang
diharapkan
ETIK DALAM PELAYANAN PUBLIK
JANJI PERBAIKAN PELAYANAN PUBLIK
 
Acara penadatanganan Janji Perbaikan Pelayanan Masyarakat oleh RSUD  Mekar
berlangsung lancar dan meriah yang dihadiri oleh Walikota Mekar bersama unsur Muspida,
Pimpinan DPRD, Tokoh Masyarakat, media massa, anggota LSM, dan perwakilan anggota
masyarakat setempat. Sebelum penandatanganan, didahului dengan pembacaan di hadapan
hadirin berbagai keluhan dan janji perbaikan oleh Wakil Direktur SRUD Mekar. Pada saat
pembacaan  beberapa point keluhan dan janji perbaikan, tiba-tiba Walikota Mekar
menginterupsi dengan nada tinggi “ Ini tidak benar, kalau benar seperti itu maka sudah mati
semua  pasien rumah sakit”. “ Siapa yang mempertanggungjawabkan hasil survei ini?”
tanyanya dengan nada tinggi. “ Saya tidak akan tandatangani”. Ruanganpun mendadak
hening, hadirin saling memandang heran atas  sikap bupati yang tidak terduga sebelumnya.
Selanjutnya sang Walikota pun meninggalkan tempat acara dalam suasana yang masih
hening, terdiam.
Perlu diketahui, bahwa RSUD Mekar adalah RSUD Pemerintah yang terbesar dan
terlengkap di Kota Mekar dengan sejumlah prestasi yang diraihnya, dipimpin oleh istri sang
Wali Kota yang sebenarnya pada saat itu istri sang Wali Kota tersebut juga sedang
mencalonkan diri untuk menjadi anggota DPR, baliho dan spanduk terpampang di sepanjang
jalan Ibu Kota Mekar . Dalam upaya meningkatkan prestasi pelayanan kesehatan tersebut,
Sekretaris Kota Mekar menyurat kepada Kementerian PAN dan RB untuk meminta
difasilitasi mengimplementasi Manual Praktis Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan
Partisipasi Masyarakat (PKP3M) di RSUD Mekar.  Manual Praktis PKP3M ini
dikembangkan oleh Kementerian PAN dan RB bekerjasama dengan Pemerintah Federal
Jerman melalui proyek GTZ-SfGG. PKP3M menggunakan pengelolaan pengaduan
masyarakat sebagai titik tolak. Sejak tahun 2005, Proyek SfGG bekerjasama dengan
Lembaga Administrasi Negara (LAN) untuk mempromosikan, melatih fasilitator, dan
memfasilitasi penggunaan MP5M. Dan hingga Oktober 2009 sejumlah daerah, provinsi dan
instansi pusat telah menggunakan MP5M ini untuk memperbaiki pelayanan di lebih dari 400
unit pelayanan.
Secara sederhana, proses penerapan PKP3M yakni daerah yang meminta untuk
difasilitasi membentuk TIM Lokal yang berfungsi sebagai penghubung antara Fasilitator
LAN dan Pihak RSUD Mekar dan hal ini langsung dipenuhi oleh Pemerintah Kota Mekar.
Tim Lokal ini beranggotakan pegawai-pegawai yang relatif masih muda yang baru saja
selesai mengikuti Prajabatan. Proses penerapannya terdiri dari 3 langkah yakni Penataan
Awal, Survei, dan Analisis Masalah Penyebab dan Rencana Tindak Nyata Perbaikan.
Penyelesaian seluruh langkah tersebut ditutup dengan acara Penandatanganan Janji dan
Rekomendasi Perbaikan oleh Pimpinan unit pelayanan dalam hal di Kota Mekar yakni
Direktur RSUD Mekar dan disaksikan oleh Pimpinan Daerah, Tokoh Masyarakat dan LSM.
Dan sebenarnya seluruh proses pada langkah  1, 2, dan 3  telah dilakukan dengan benar dan
dapat dipertanggung jawabkan, kecuali  penandatanganan yang merupakan kegiatan penutup
dan menjadi standar legal perbaikan pelayanan.
Melihat situasi pada hari acara penandatanganan Janji dan Rekomendasi Perbaikan
Pelayanan tersebut yakni Wali Kota secara tak terduga menginterupsi pembacaan keluhan
dan janji perbaikan yang selanjutnya Wali Kota tersebut meninggalkan ruang acara dan
hadirin bingun, suasana menjadi hening, maka terlihat beberapa anggota TIM Fasilitator
masuk ke ruang kerja Wali Kota untuk menjelaskan hakekat dari Manual Praktis PKP3M.
Menurut Tim Fasilitator, bahwa Wali Kota akhirnya dapat memahami mengapa keluhan
masyarakat diangkat tetapi keadaan memang sudah tidak kondusif, nasi sudah menjadi bubur
karena anggota masyarakat yang sejak awal antusias menjadi kecewa dengan sikap yang telah
dipertunjukkan oleh sang Wali Kota karena apa yang tercantum dalam janji dan rekomendasi
perbaikan pelayanan murni dari masyarakat. Anggota Tim yang sebagian anggota adalah
pegawai baru sangat kebingungan sehubungan dengan langkah apa yang harus dilakukan agar
proses yang sudah lama dan memakan biaya dan tenaga ini dapat dilanjutkan. Dua minggu
sudah berlalu, sejak kemarahan sang wali kota belum juga ada kejelasan mengenai kelanjutan
pengelolaan pengaduan masyarakat yang akan dilakukan oleh RSUD Mekar. Berita peristiwa
pada saat acara dua pekan lalu telah menyebar di kalangan publik setempat, bahkan salah
seorang tokoh masyarakat yang memiliki kekuasaan informal berkata “ Masyarakat pasti
berfikir seribu kali untuk terlibat di masa yang akan datang karena khawatir upaya dan ide
mereka tidak ada artinya”
Bedasarkan Kasus tersebut maka :
1) Secara ringkas, jelaskan kejadian dalam kasus tersebut di atas!
Jawab : Proses penerapan PKP3M terdiri dari TIM Lokal yang berfungsi sebagai
penghubung antara Fasilitator LAN dan Pihak RSUD Mekar. Tim Lokal ini
beranggotakan pegawai-pegawai yang relatif masih muda. Proses
penerapannya terdiri dari 3 langkah yakni Penataan Awal, Survei, dan Analisis
Masalah Penyebab dan Rencana Tindak Nyata Perbaikan. Penyelesaian
seluruh langkah tersebut ditutup dengan acara Penandatanganan Janji dan
Rekomendasi Perbaikan oleh Pimpinan unit pelayanan dalam hal di Kota
Mekar yakni Direktur RSUD Mekar dan disaksikan oleh Pimpinan Daerah,
Tokoh Masyarakat dan LSM. Berdasarkan situasi pada hari acara
penandatanganan Janji dan Rekomendasi Perbaikan Pelayanan tersebut, Wali
Kota secara tak terduga menginterupsi pembacaan keluhan dan janji
perbaikan, yang selanjutnya Wali Kota tersebut meninggalkan ruang acara.
Beberapa anggota TIM Fasilitator masuk ke ruang kerja Wali Kota untuk
menjelaskan PKP3M. Menurut Tim Fasilitator, bahwa Wali Kota akhirnya
dapat memahami mengapa keluhan masyarakat diangkat tetapi masyarakat
kecewa dengan sikap Wali Kota, karena apa yang tercantum dalam janji dan
rekomendasi perbaikan pelayanan murni dari masyarakat. Dua minggu berlalu,
sejak kemarahan wali kota, tapi belum juga ada kejelasan mengenai kelanjutan
pengelolaan pengaduan masyarakat yang akan dilakukan oleh RSUD Mekar.
Berita peristiwa pada saat acara dua pekan lalu telah menyebar di kalangan
publik setempat, bahkan salah seorang tokoh masyarakat yang memiliki
kekuasaan informal berkata “ Masyarakat pasti berfikir seribu kali untuk
terlibat di masa yang akan datang karena khawatir upaya dan ide mereka tidak
ada artinya”
2) Potensi permasalahan apa yang luput dari perhatian pihak-pihak yang terlibat?
Jawab : Ada beberapa potensi masalah yang luput dari perhatian pihak-pihak yang
terlibat, yaitu :
a. Interupsi wali kota yang tidak terduga
b. Walikota meninggalkan ruangan pertemuan
c. Tim fasilitator tidak mempunyai rencana antisipasi
d. Munculnya kekecewaan masyarakat
3) Faktor-faktor apa yang berpengaruh, sehingga Wali Kota Mekar tidak mau menerima
hasil Manual Praktis PKP3M?
Jawab : Ada beberapa faktor mengapa wali kota mekar tidak mau menerima hasil manual
praktis PKP3M, yaitu adanya kesalahan dalam pemahanan antara tim fasilitator
dan walikota, adanya kesalahan penyampaian kalimat oleh tim fasilitator
terhadap walikota, dan adanya hal yang sepengetahuan walikota baik-baik saja
akan tetapi dianggap bermasalah oleh tim fasilitator.
4) Siapa yang perlu dilibatkan dalam mengatasi permasalahan ini,dan apa peran masing-
masing pihak?
Jawab : Pihak-pihak yang terlibat dalam mengatasi masalah ini, terdiri dari : pertama,
wali kota yang seharusnya meminta maaf kepada masyarakat karena terpancing emosi;
kedua, tim fasilitator yang seharusnya menjelaskan lebih detail lagi terhadap walikota
dan masyarakat sejauh mana batasan pembahasan mereka sehingga tidak muncul
kesalahpahaman; dan ketiga, tokoh masyarakat yang berkomentar akan kekecewaannya
terhadap salah satu pelayan publik di daerahnya. Tokoh masyarakat ini yang nantinya
akan merangkul masyarakat untuk memulihkan nama baik walikota karena biasanya
masyarakat lebih mendengarkan tokoh masyarakatnya sendiri dibandingkan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai