Anda di halaman 1dari 46

RATIONAL EMOTIVE

BEHAVIOR THERAPY

Sunawan, Ph.D.
OUTLINE
• HAKEKAT MANUSIA
• DINAMIKA KEPRIBADIAN DALAM PERSPEKTIF REBT
 Model ABC
 Belief rasional vs belief irrasional
 Emosi negatif yang sehat dan tidak sehat
• PROSES KONSELING
 Tujuan konseling REBT
 Peran dan fungsi konselor
 Hubungan dalam konseling
 Tahapan konseling REBT
• TEKNIK-TEKNIK KONSELING REBT
 Teknik berorientasi kognitif
 Teknik berorientasi emosi
 Teknik berorientasi behavioral
HAKEKAT MANUSIA
• Hedonis yang bertanggungjawab: manusia berusaha mencari
kesenangan dan kebahagiaan yang bersifat jangka panjang
• Humanisme: manusia itu holistik dan dalam bertindak diarahkan
tujuan (goal-directed)
• Rasionalitas: manusia menggunakan cara-cara yang efisien, logis,
ilmiah dan fleksibel untuk mencapai tujuan dan nilai-nilainya
DINAMIKA KEPRIBADIAN: Model ABC
A B C
(ACTIVATIN (BELIEFS (EMOTIONAL
G ) AND
EVENT) BEHAVIORAL
CONSEQUENCE
S)

D E F
(DISPUTING (EFFECT) (NEW
INTERVENTION) FEELING)

Diagram model ABC (Corey, 2009)


DINAMIKA KEPRIBADIAN: A (Activating
Event)
• Ciri:
 A dapat berupa kejadian nyata
 A dapat berupa peristiwa yang disimpulkan dari berbagai situasi
 A dapat berasal dari lingkungan luar (external) maupun dari dalam
diri (internal)
 A dapat berasal dari peristiwa masa lalu, sekaran maupun masa depan
DINAMIKA KEPRIBADIAN: Belief Rasional
• Belief yang rasional adalah keyakinan yang:
 Fleksibel
 Sesuai dengan kenyataan
 Logis
 Bermanfaat bagi individu guna mencapai tujuan
• Terdapat empat macam belief yang rasional:
1. Penuh preferensi
Contoh: “Saya ingin mencapai nilai tertinggi dalam Ujian Nasional, tetapi
itu bukanlah suatu keharusan”
Belief tersebut rasional karena:
a. Fleksibel; memberi kemungkinan untuk tidak berhasil
b. Sesuai dengan realitas; dalam kehidupan tidak ada jaminan selalu
berhasil
c. Logis; mencakup ‘pernyataan keinginan’ dan ‘bentuk
penyangkalannya’
d. Memotivasi individu fokus pada apa yang perlu dilakukan (yakni,
mencapai nilai tertinggi pada UN)
2. Belief yang tidak mengancam (non-awfulizing beliefs)
Contoh: “Akan sangat jelek jika saya tidak mencapai nilai tertinggi
dalam Ujian Nasional, tetapi tidak menakutkan jika saya tidak berhasil”
Belief tersebut rasional karena:
a. Tidak ekstrim; memberi kesempatan kepada individu untuk
menghadapi hal terburuk
b. Konsisten dengan realitas; hal buruk memang terjadi jika mengalami
kegagalan
c. Logis; menyatakan ‘hal buruk’ sekaligus ‘bentuk penyangkalannya’
yang tidak ekstrim
d. Mendorong individu melakukan yang terbaik; memfokus pada yang
perlu dilakukan, bukan seberapa baik dia bisa melakukan
3. Toleransi terhadap frustrasi yang tinggi (high frustration tolerance)
Contoh: “Jika saya tidak mencapai nilai tertinggi dalam UN, maka
akan sulit untuk bertahan, tetapi saya mampu menghadapinya. Tidak
dapat ditolerir jika tidak mendapat nilai tertinggi, tetapi akan sangat
berharga jika saya toleran terhadap pencapaian yang tidak sesuai
dengan harapan”
Belief tersebut rasional karena:
a. Non-ekstrim; membuat individu toleran terhadap pencapaian yang
di bawah target
b. Konsisten dengan realitas; individu mampu bertahan meski sulit
untuk toleran dengan kegagalan
c. Logis; menyatakan ‘kegigihan’ dan ‘bentuk penyangkalan’ secara
non-ekstrim
d. Mendorong individu untuk fokus pada apa saja yang perlu
dihindari dalam menghadapi situasi yang sulit untuk ditolerir
4. Penerimaan diri, orang lain dan kehidupan (self-, other-, and life-
acceptance)
Contoh: “Saya tidak suka dengan kenyataan bahwa pencapaian saya
di bawah dari target saya, tetapi itu tidak menurunkan harga diri saya”
Belief tersebut rasional karena:
a. Non-ekstrim; individu dapat berbuat baik dan sekaligus kesalahan
b. Konsisten dengan realitas: dapat menerima kenyataan kegagalan
c. Logis; kegagalan mencapai target bukan kesalahan total dalam
kehidupan
d. Memotivasi individu bekerja lebih baik di masa depan
DINAMIKA KEPRIBADIAN: Belief Irrasional
• Belief yang irrasional adalah keyakinan yang:
 Kaku dan ekstrim
 Tidak konsisten dengan kenyataan atau realitas
 Tidak logis
 Melemahkan semangat individu dalam mencapai tujuannya
• Terdapat empat jenis belief yang irrasional:
1. Tuntutan (demands)
Contoh: “Saya harus memiliki nilai tertinggi dalam UN”
Belief tersebut tidak rasional karena:
a. Kaku; tidak memberi peluang untuk gagal
b. Tidak konsisten dengan kenyataan; selalu ada dua resiko dari
ujian, yakni berhasil atau gagal mencapai target
c. Tidak logis; hanya berisi tuntutan
d. Melemahkan kinerja; selalu was-was dengan kemungkinan
kegagalan dan seberapa baik kinerjanya, bukan fokus pada apa
yang dilakukan
2. Keyakinan yang mengancam (awfulizing beliefs)
Contoh: “Bukan hanya buruk jika saya tidak bisa mencapai nilai UN
tertinggi, tetapi juga menakutkan jika gagal mencapai target tersebut”
Belief tersebut irrasional karena:
a. Ekstrim; tidak memberi kesempatan terhadap kemungkinan terburuk
b. Tidak konsisten dengan realitas; tidak selalu ada bukti bahwa ada
orang yang akan mempermalukan jika gagal mencapai target
c. Tidak logis; hanya berisi tuntutan ekstrim
d. Tidak membantu untuk meningkatkan kinerja dalam belajar
3. Toleransi terhadap frustrasi yang rendah (low frustration tolerance)
Contoh: “Kegagalan mencapai nilai tertinggi dalam UN tidak dapat
ditolerir”
Belief tersebut tidak rasional karena:
a. Ekstrim; tidak memberi toleransi akan kegagalan
b. Tidak konsisten dengan realitas; kemungkinan gagal selalu ada
c. Tidak logis; hanya berisi hal yang tidak dapat ditolerir
d. Menurunkan kinerja dalam belajar; fokus pada hal-hal yang tidak
bisa ditolerir (kegagalan), bukan pada apa yang perlu dilakukan
4. Tidak menghargai diri, orang lain dan kehidupan (self-, other-, and life-
depreciation)
Contoh: “Saya gagal karena saya tidak dapat mencapi nilai terbaik dalam UN”
Belief tersebut tidak rasional karena:
a. Ekstrim; melihat diri dari pencapaian tertentu (kegagalan) dan bukan dari sisi
yang kompleks
b. Tidak konsisten dengan realitas; pencapaian yang di bawah target bukan berarti
kegagalan dalam hidup
c. Tidak logis; menarik kesimpulan tentang diri dari informasi yang tidak lengkap
(hanya kegagalan mencapai target UN)
d. Menurunkan kinerja di masa mendatang
• Beberapa bentuk keyakinan tidak rasional yang banyak diadopsi
orang:
1. Setiap orang harus dicintai dan didukung olah orang lain (significant
other)
2. Setiap orang yang bersalah harus dipersalahkan dan dihukum
3. Merupakan suatu masalah dan bencana jika sesuatu terjadi tidak
seperti seharusnya
4. Kondisi yang tidak menyenangkan tidak boleh terjadi; jika itu terjadi
maka sumber masalah
5. Jika sesuatu yang berbahaya terjadi maka orang harus sangat cemas
karenanya
6. Lebih mudah untuk menghindari kesulitan dan masalah daripada
menghadapinya
7. Setiap orang memerlukan orang lain yang lebih kuat dan lebih hebat
untuk bersandar dan menjadi pelindung
8. Setiap orang harus kuat, kompeten, pintar dan berprestasi untuk
mendapatkan semua penghargaan dari orang lain
9. Peristiwa masa lalu pasti mempengaruhi kehidupan seseorang di
masa depan dan pengaruhnya tidak dapat diubah
10. Seseorang harus mengubah orang lain supaya bertindak seperti yang
Anda inginkan
11. Seseorang tidak dapat mengontrol dan mengubah perasaannya
(feeling)
12. Kebahagiaan dapat diperoleh tanpa usaha dan berasal dari luar diri
seseorang
DINAMIKA KEPRIBADIAN: C (Konsekuensi)
• Belief berdampak terhadap emosi, pikiran dan perilaku
• Belief yang rasional memberi dampak kepada emosi, pikiran dan
perilaku yang sehat
• Namun, belief yang irrasional memberi dampak kepada emosi, pikiran
dan perilaku yang tidak sehat
DINAMIKA KEPRIBADIAN: Emosi Negatif
yang Sehat dan Tidak Sehat
Emosi Sehat/tidak Objek Jenis Belief Dampak Kognitif Kecenderungan
sehat Tindakan
Depresi Tidak sehat Kehilangan Tidak • Hanya melihat aspek • Menghindari
; kegagalan rasional negatif dari kehilangan/ reinforcement
kegagalan • Menarik diri-sendiri
• Memikirkan kehilangan/ • Menciptakan
kegagalan yang dialami lingkungan yang sesuai
orang lain dengan perasaannya
• Bepikir tidak ada yang • Berusaha mengurangi
bisa membantu perasaan depresi
(helplessness) dengan tindakan yang
• Melihat dampak merusak diri (self
penderitaan di masa destructive)
mendatang
(hopelessness)
Emosi Sehat/tidak Objek Jenis Belief Dampak Kognitif Kecenderungan
sehat Tindakan
Sedih Sehat Kehilangan Rasional • Melihat sisi negatif dan • Mengekspresikan
; kegagalan positif dari kehilangan/ perasaan kesedihan/
kegagalan kehilangan secara
• Kurang memikirkan konstruktif
kehilangan/kegagalan • Membicarakan
yang menimbulkan perasaan kesedihan/
depresi kehilangan kepada
• Mampu menolong diri- significant others
sendiri • Menciptakan dan
• Mampu melihat harapan mencari reinforcement
di masa mendatang untuk mengatasi
kesedihan
• Cara membedakan emosi yang sehat dan tidak sehat:
 Berdasarkan belief yang mempengaruhi emosi (rasional atau tidak
rasional)
 Berdasarkan dampak kognitif dari emosi
 Berdasarkan kecenderungan tindakan
 Berdasarkan simtom yang muncul
PROSES KONSELING: Tujuan Konseling
REBT
• Tujuan umum dalam konseling REBT:
1. Mengembangkan unconditional self acceptance (USA)
2. Mengembangkan unconditional other acceptance (UOA)
3. Mengembangkan unconditional life acceptance (UEA)
• Setiap proses konseling perlu dikembangkan tujuan khusus
• Secara umum, tujuan khusus konseling mencakup:
 Overcoming disturbance goals (OD goals)
 Personal development goals (PD goals)
• Namun, banyak konseli meminta mengakhiri hubungan konseling setelah
mencapai OD goals
• Hal tersebut sah-sah saja, yang paling penting konseli memiliki komitmen
untuk berubah
• Analisis untung-rugi diperlukan untuk mengembangkan kesadaran tentang
pentingnya berubah
• Tujuan khusus konseling yang tidak realistis:
o Mengubah peristiwa negatif (tidak menyenangkan) tanpa usaha
atau tanpa keterlibatan konseli
o Mengubah orang lain
o Mengalami perasaan yang netral terhadap peristiwa yang tidak
menyenangkan
o Menciptakan tujuan yang memperkuat belief yang tidak rasional
o Mencari pembenaran yang berasal dari masa lalu (psychodynamic
intellectual insight) atas suatu masalah
• Teknik yang dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan khusus
dalam konseling:
1. Imagery; konseli diminta untuk membayangkan bentuk
penyelesaian masalah yang diinginkannya
2. Proyeksi waktu; konseli diminta untuk memproyeksikan dirinya di
masa depan dan menceritakan bagaimana dia bertindak
3. Saran sahabat; konseli diminta untuk membayangkan saran yang
akan diterima dari sahabatnya guna mengatasi masalahnya
PROSES KONSELING: Peran dan Fungsi
Konselor
• Selama proses konseling, konselor bertugas untuk:
1. Menunjukkan belief yang tidak rasional yang diadopsi oleh konseli
2. Menunjukkan bahwa dengan mempertahankan belief yang tidak
rasional membuat dia mengalami gangguan emosional dan
perilaku
3. Membantu konseli memodifikasi keyakinan yang tidak rasional
menjadi rasional
4. Menantang konseli untuk mengembangkan keyakinan yang
rasional dalam kehidupan sehari-harinya
• Untuk menjalankan tugas-tugas tersebut, konselor berperan sebagai
guru
• Konselor mengajarkan filosofi model A-B-C kepada konseli
• Kemudian bersama konseli, konselor menerapkan model A-B-C untuk
mengetahui belief yang selama ini diadopsi konseli
PROSES KONSELING: Hubungan dalam
Konseling
• Konseling REBT tidak menuntut hubungan yang intensif antara
konselor-konseli
• Penerimaan tanpa syarat, kehangatan dan pemahaman diperlukan
dalam konseling, tetapi pemberian suasana tersebut secara berlebihan
mendorong konseli untuk bergantung
• Terbuka dan berfokus pada nilai dan belief
• Diperlukan kedudukan yang sama (egaliter) antara konselor dengan
konseli
• Transferensi dalam konseling tidak diperkenankan
PROSES KONSELING: Tahapan Konseling
REBT
1. Membina hubungan
2. Mengidentifikasi masalah berdasarkan model A-B-C
3. Mencanangkan tujuan (khusus) konseling
4. Mengajarkan prinsip A-B-C kepada konseli
5. Menunjukkan keyakinan yang tidak rasional konseli
6. Menunjukkan bahwa masalah didasari keyakinan irrasional yang diadposi
konseli
7. Mempertentangkan (disputing) belief konseli yang tidak rasional
8. Mengajarkan cara berpikir logis dan empiris
9. Mendiskusikan keyakinan irrasional di masyarakat
TEKNIK KONSELING REBT: Berorientasi
Kognitif
1. Disputing keyakinan yang tidak rasional
2. Mengerjakan pekerjaan rumah (PR)
1. Disputing keyakinan yang tidak rasional
• Mempertentangkan (dispute) belief yang tidak rasional merupakan inti
dari proses konseling
• Terdapat tiga bentuk disputing:
a. Realistic disputing; mempertentangkan belief dengan kenyataan
b. Logical disputing; mempertentangkan kelogisan belief yang
dimiliki
c. Pragmatic disputing; mempertentangkan belief dengan apa yang
dirasakan dan dilakukan konseli (produktif atau tidak)
• Teknik untuk melakukan disputing:
a. Socratic dialogue
 Konselor fokus pada kekurang-logisan dan ketidak-konsistenan belief
konseli serta mendorong konseli berargumen tentang beliefnya sehingga
tidak hanya menerima pandangan konseli tentang belief
 Selama dialog, penting untuk memperhatikan:
 Jawaban konseli yang benar  cek konsistensinya
 Jawaban konseli yang salah  bahas terus isu tersebut sampai
konseli paham
 Ketidak-pahaman konseli akan pertanyaan dan memberikan jawaban
yang beda dengan pertanyaan  kembalikan ke isu pertanyaan
 Konseli yang mengubah tema pembicaraan  ikuti pemikiran
konseli, kemudian kembali ke isu dialog
 Contoh pertanyaan untuk dialog Socrates:
Empiris
 Di mana bukti bahwa kamu harus…?
 Adakah bukti bahwa kamu harus…?
 Adakah hukum alam semesta bahwa kamu harus…?
 Jika ada hukum alam yang menyatakan bahwa kamu harus …,
bagaimana kamu menghadapi kenyataan bahwa kamu tidak
dapat memenuhi hukum tersebut?
 Adakah bukti ilmiah yang mendukung bahwa kamu harus…?
Logis
 Di mana kelogisan bahwa kamu harus…?
 Apakah logis untuk meyakini bahwa kamu harus…?
 Apakah logis bahwa karena kamu menginginkan …, maka kamu
harus…?
 Apakah tuntutanmu secara logis sesuai dengan keinginanmu/
kecenderunganmu?
 Apakah logis untuk mempercayai bahwa karena kamu ingin… maka
kamu harus…?
Pragmatis
 Apa dampak emosi dan perilaku dari keyakinan bahwa kamu harus…?
 Keyakinan bahwa kamu harus… akan membawa kamu ke mana?
 Apakah tuntutanmu/keharusanmu memberimu hasil yang baik?
 Apakah sehat untuk meyakini bahwa kamu harus…?
 Apakah keyakinan bahwa kamu harus… membawamu semakin
membantu atau melemahkanmu mencapai tujuan?
 Bagaimana keyakinan bahwa kamu harus… akan membantumu
mencapai tujuan?
b. Didaktik
 Dilakukan untuk mengajarkan kepada konseli kenapa keyakinan
irrasional itu irrasional, dan keyakinan rasional itu rasional
 Dilaksanakan dengan memberikan penjelasan tentang belief yang
rasional dan/atau tidak rasional dari sisi empiris, logis dan pragmatis
 Hal yang perlu diperhatikan:
a. Buat penjelasan sesingkat mungkin
b. Cek pemahaman konseli secara periodic saat memberi penjelasan
c. Sekali konseli memahami penjelasan konselor, tanyakan sudut
pandangnya
d. Gunakan teknik dialog sokrates dan didaktik secara bergantian
sesuai dengan kebutuhan
2. Mengerjakan PR
• Tugas yang diberikan dalam PR berupa menganalisis A-B-C dari
masalah yang dialami konseli
• Kemudian konseli didorong untuk mendispute belief yang tidak
rasional (lihat form)
• Konseli kemudian diminta untuk menempatkan diri pada situasi
(A) yang tidak nyaman dan diminta untuk menerapkan belief
rasionalnya
TEKNIK KONSELING REBT: Berorientasi
Emosi
1. Rational-emotive imagery
2. Shame-attacking exercises
1. Rational-emotive imagery
• Konseli diminta untuk membayangkan pikiran dan perasaan sama
seperti yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari
• Kemudian konseli diminta untuk membayangkan kemungkinan
dampak terburuk dari pengalaman tersebut sehingga menghasilkan
emosi negatif yang tidak sehat
• Setelah itu, konseli diminta untuk mengubah belief yang
diterapkan sebelumnya menjadi belief yang rasional dan diminta
untuk membayangkan dampaknya pada pikiran, emosi dan
perilaku
2. Shame-attacking exercises
• Teknik ini dilakukan untuk mengurangi perasaan malu ketika
bertindak
• Penekanan teknik ini: orang menjadi merasa tidak malu lagi saat
tidak mendapatkan persetujuan maupun dukungan dari orang lain
atas apa yang diperbuatnya
• Latihan dari shame-attacking dilakukan di luar sesi konseling
sebagai pekerjaan rumah
• Tujuan latihan ini untuk meningkatkan penerimaan diri dan rasa
tanggung jawab yang matang
TEKNIK KONSELING REBT: Berorientasi
Behavior
• Semua teknik konseling behavioral dapat diterapkan dalam
pendekatan REBT untuk mengubah perilaku konseli
• Beberapa teknik yang popular, diantaranya manajemen diri,
penguatan, relaksasi, disensitisasi sistematis, dan modelling, sangat
berguna dalam konseling REBT
• Namun karena keterbatasan waktu teknik-teknik tersebut tidak dibahas
secaras khusus dalam pelatihan ini
REFERENSI

Capuzzi, D.,& Gross, D.R. (2007). Counseling and psychotherapy: Theories and intervention (4th
ed.). New Jersey, NJ: Merril Prentice Hall
Corey, G. (2009). Theory and practice of counseling and psychotherapy (8th ed.). Belmont, CA:
Thompson Higher Education
Dryden, W. (2002). Fundamentals of Rational-Emotive-Behavior Therapy: A training handbook.
London: Whurr Publishers.
Ellis, A., & Dryden, W. (1997). The practice of Rational Emotive Behavior Therapy (2nd ed.). New
York, NY: Springer Publishing Company.
Ellis, A., & Ellis, D.J. (2011). Rational Emotive Behavior Therapy. Washington, DC: American
Psychological Association.
Sharf, R.S. (2012). Theories of psychotherapy and counseling: Concept and cases (5th ed.).
Belmont, CA: Brooks/Cole.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai