Anda di halaman 1dari 16

Gedung Merdeka..... (Nandang Firman N.

dan Miftahul Falah) 127

GEDUNG MERDEKA
SEBAGAI OBJEK WISATA DI KOTA BANDUNG

MERDEKA BUILDING AS A TOURISM OBJECT IN BANDUNG

Nandang Firman Nurgiansyah & Miftahul Falah


Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21, Jatinangor 45363
e-mail: nandangfirman@gmail.com

Naskah Diterima: 9 Januari 2017 Naskah Direvisi: 16 Februari 2017 Naskah Disetujui: 23 Februari 2017

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan upaya yang diperlukan bagi pengembangan
fungsi Gedung Merdeka sebagai objek wisata. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, yang
terdiri dari tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian,
Gedung Merdeka belum dimanfaatkan secara optimal sebagai daya tarik wisata dan kurangnya
fasilitas wisata di gedung tersebut. Gedung Merdeka memiliki daya tarik sebagai benda cagar
budaya yang bernilai historis dan terdapat Museum KAA di salah satu bagian gedungnya.
Museum tersebut mengoleksi dan memamerkan benda dan foto yang berkaitan dengan Konferensi
Asia Afrika. Selain itu, sarana wisata yang perlu ditambah seperti cafetaria, coffee shop, tempat
duduk dan bersantai untuk wisatawan dan ruangan audio visual yang lebih menarik. Oleh sebab
itu, perlu optimalisasi fungsi komplek Gedung Merdeka sebagai daya tarik wisata.
Kata Kunci: Gedung Merdeka, pengembangan, dan pariwisata

Abstract
The thesis It aims to explain the efforts need for the development function of Gedung
Merdeka as tourist attraction. The thesis uses the history research methods, which of heuristic,
critic, interpretation, and historiography. Based on theresearch results, problems encountered the
building that is not used optimally as a tourist attraction, the lack of tourist facilities in the
building. Gedung Merdeka has an attraction as a cultural heritage object of historical value and
there is KAA Museum in one part of the building. The museum collects and exhibits objects and
photos related to the Asian African Conference. In addition, tourist facilities that need to be added
such as cafeteria, coffee shop, seating and relax for tourists and audio visual space more
attractive. Therefore, it needs to optimize complex functions the Gedung Merdeka as a tourist
attraction.
Keywords: Merdeka Buildings, development, and tourism.

A. PENDAHULUAN anak mereka. Bandung juga dikenal


Kota Bandung dikenal sebagai sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat.
pusat pendidikan dan pemerintahan. Pada Konsekuensi sebagai ibu kota provinsi,
masa kolonial di kota ini berdiri lembaga maka dibangun fasilitas umum yang lebih
pendidikan. Oleh sebab itu, Kota Bandung lengkap. Kota ini dikenal juga sebagai
menjadi salah satu tujuan orang tua dari daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk
berbagai daerah untuk menyekolahkan dan fasilitas hiburan yang lengkap menjadi
128 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 127-142

daya tarik wisatawan dari berbagai daerah dan ruang utama (main hall) yang dapat
untuk berkunjung. Selain itu, di kota ini dikunjungi oleh wisatawan. Akan tetapi,
banyak berdiri pasar modern yang ruangan-ruangan lain belum dapat
membuat keberadaannya semakin ramai dikunjungi oleh masyarakat, padahal bila
dikunjungi oleh wisatawan. semua ruangan dan bangunan yang berada
Salah satu peristiwa penting yang di komplek Gedung Merdeka dapat
terjadi Kota Bandung yaitu Konferensi dijadikan objek wisata maka akan
Asia Afrika (KAA) yang berlangsung di menambah daya tarik untuk dikunjungi.
Gedung Merdeka pada 1955. Tokoh Selain itu, masyarakat umum belum
penting dari Indonesia, Ir. Soekarno banyak mengetahui tentang latar belakang
menyampaikan pidato pembukaan yang pendirian Gedung Merdeka, serta nilai
memukau pemimpin bangsa-bangsa Asia historis yang ada pada gedung tersebut.
dan Afrika. Dengan berlangsungnya Masalah utama dalam penelitian ini adalah
Konferensi Asia Afrika di Bandung maka Bagaimana upaya yang diperlukan untuk
kota ini dikenal juga sebagai ibu kota Asia pengembangan fungsi Gedung Merdeka
Afrika. Selain itu, gedung yang menjadi sebagai objek wisata? Sedangkan tujuan
saksi peristiwa bersejarah Konferensi Asia penelitian ini yaitu untuk menjelaskan
Afrika dapat dinikmati hingga saat ini. upaya yang diperlukan bagi pengembangan
Konferensi yang menghasilkan Dasa Sila fungsi Gedung Merdeka sebagai objek
Bandung telah membawa negara-negara di wisata.
Asia dan Afrika untuk menjadi sebuah Buku yang menjadi tinjauan
bangsa yang dapat menciptakan penulis untuk menyelesaikan penelitian ini,
perdamaian dunia. Setelah konferensi antara lain, Braga; Jantung Parijs Van
tersebut, gedung ini pun sering digunakan Java (2008) karya Ridwan Hutagalung dan
konferensi lain yang bertaraf nasional dan Taufanny Nugraha. Buku yang diterbitkan
internasional. Sebab itu, sudah seharusnya oleh Ka Bandung ini menceritakan tentang
Gedung Merdeka dan peristiwa bersejarah Jalan Braga pada awal abad ke-20. Dalam
yang berhubungan dengannya diketahui buku ini diceritakan sejarah dan fungsi
oleh masyarakat luas. bangunan yang berjejer di sekitar Jalan
Adanya Gedung Merdeka yang memiliki Braga. Dalam karya ini juga di bahas
nilai sejarah dan masih berdiri sampai saat tentang sejarah Societeit Concordia beserta
ini dapat ditawarkan ke masyarakat untuk kegiatan yang berlangsung di gedung ini.
menjadi objek wisata. Setiap akhir pekan Dalam karya ini, dapat diketahui tentang
pun banyak wisatawan yang berkunjung ke fungsi Gedung Merdeka pada awal abad
Kota Bandung. Hal ini dapat dimanfaatkan ke-20 yang membuatnya menjadi salah
untuk menarik wisatawan dari berbagai satu gedung paling ramai akan
daerah untuk mengunjungi Gedung kegiatannya.
Merdeka. Selain dapat dikembangkan Buku kedua adalah Panduan
untuk kepentingan wisata, juga tidak kalah Museum Konferensi Asia Afrika (2004)
penting sebagai sarana pendidikan karya Edi S. Ekadjati. Buku ini diterbitkan
terhadap masyarakat mengenai peran oleh Departemen Luar Negeri RI. Dalam
diplomasi Bangsa Indonesia untuk dunia. buku ini dijelaskan tentang sejarah
Selain itu, untuk mengenalkan sejarah Museum Konferensi Asia Afrika, sejarah
Konferensi Asia Afrika dengan cara Gedung Merdeka, dan sejarah singkat
melihat peninggalannya yang ada di Konferensi Asia Afrika. Buku ini
Museum KAA. Namun demikian, Gedung dilengkapi juga dengan daftar nama dan
Merdeka sebagai aset bangsa yang foto ketua delegasi negara peserta
memiliki nilai sejarah belum dimanfaatkan Konferensi Asia Afrika, foto Presiden
secara optimal. Baru sayap kiri gedung Soekarno beserta rombongan menuju
yang telah dimanfaatkan sebagai museum Gedung Merdeka, dan denah Museum
Gedung Merdeka..... (Nandang Firman N. dan Miftahul Falah) 129

Konferensi Asia Afrika serta denah Buku berikutnya adalah


Gedung Merdeka. Dari karya ini, dapat Perubahan Sosial di Bandung 1810-1906
diketahui tentang gambaran umum Gedung yang ditulis oleh A. Sobana Hardjasaputra.
Merdeka dan Museum KAA. Buku ini berupa disertasi yang terbit 2002
Buku ketiga adalah Sejarah di Program Pascasarjana Fakultas Sastra
Konferensi Asia Afrika yang terbit pada Universitas Indonesia di Depok. Buku ini
2011. Buku ini merupakan hasil karya dari membahas tentang perubahan sosial di
panitia penulisan sejarah diplomasi Bandung. Di dalamnya diuraikan apa saja
Republik Indonesia. Buku tersebut yang menyebabkan Bandung menjadi
diterbitkan oleh MKAA, Dirjen Diplik sebuah kota yang berkembang menuju kota
Kementerian Luar Negeri RI. Sebagaimana modern. Buku ini sangat membantu untuk
judulnya, buku ini menguraikan tentang mengetahui sejarah dan perkembangan
sejarah Konferensi Asia Afrika. Dalam Kota Bandung pada awal abad ke-20 serta
buku tersebut dijelaskan mengenai kegiatan pariwisata pada masa kolonial.
konferensi sebelum KAA seperti
Konferensi Kolombo dan Konferensi B. METODE PENELITIAN
Bogor. Setelah pemaparan kedua Penelitian ini dilakukan dengan
konferensi tersebut, selanjutnya diuraikan menggunakan metode sejarah. Metode
mengenai pelaksaan Konferensi Asia sejarah terdiri dari tahapan heuristik, kritik,
Afrika. Dalam buku ini dilampirkan juga interpretasi, dan historiografi (Herlina,
pidato pembukaan Presiden Soekarno yang 2008: 15-16). Pada penelitian ini, penulis
berjudul “Let a New Asia and a New melakukan teknik pengumpulkan data
Afrika Be Born” dan “Final Communique sebagai berikut:
of the Asia Afrika Conference”. Buku ini
bermanfaat untuk mengetahui tentang 1. Studi Pustaka
sejarah Konferensi Asia Afrika yang Studi pustaka dilakukan untuk
didukung oleh foto saat konferensi memperoleh data dan informasi yang
berlangsung. berkaitan dengan Gedung Merdeka,
Buku berikutnya adalah The Museum KAA, dan pengembangan objek
Bandung Connection; Konferensi Asia wisata. Studi pustaka yang dilakukan
Afrika di Bandung tahun 1955 yang terbit penulis yaitu mengunjungi perpustakaan,
pada 2011. Buku ini merupakan karya dari museum, kantor arsip Pikiran Rakyat, dan
Roeslan Abdulgani dan diterbitkan oleh BPS Provinsi Jawa Barat untuk
MKAA, Dirjen Diplik Kementerian Luar memperoleh sumber-sumber tertulis
Negeri RI. Buku tersebut menceritakan seperti buku, surat kabar, hasil-hasil
sejarah Asia Afrika. Dalam buku ini juga penelitian, dan sebagainya. Perpustakaan
dijelaskan mengenai latar belakang sejarah yang telah dikunjungi yaitu Perpustakaan
KAA, situasi internasional menjelanag Museum KAA, Perpustakaan Museum Sri
KAA, dan suka duka menjelang Baduga, Perpustakaan UPI, Perpustakaan
pembukaan konferensi. Selain itu ITB, Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya
diceritakan pula mengenai pidato para (FIB) Universitas Padjadjaran,
ketua delegasi dalam sidang pleno terbuka. Perpustakaan Batu Api Jatinangor, dan
Dalam buku ini juga dibahas seputar Perpustakaan Daerah Jawa Barat.
aktivitas di luar konferensi dan detik-detik
penutupan konferensi. Buku ini sangat 2. Observasi
bermanfaat untuk mengetahui peristiwa Observasi yang dilakukan oleh
KAA dari sudut pandang saksi sejarah penulis dengan cara pengamatan dan
KAA. Penulis buku ini terlibat langsung mengunjungi komplek Gedung Merdeka
pada saat KAA 1955. dan Museum KAA di Kota Bandung.
Dengan melakukan observasi, penulis
130 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 127-142

berusaha untuk mengetahui secara 3. Prasarana menuju ke tempat wisata


langsung kondisi Gedung Merdeka dan terpelihara dan baik.
mengamati potensi yang dimilikinya untuk 4. Tersedia fasilitas something to see,
dikembangkan sebagai objek wisata something to do, dan something to buy.
budaya serta sarana pariwisata yang belum 5. Sarana-sarana akomodasi dan hal lain
tersedia. Pada tahap ini penulis melakukan yang dianggap perlu untuk kepentingan
dokumentasi terhadap gambar bangunan wisatawan (Yoeti, 1996: 159).
dan fasilitas yang ada serta koleksi Pemasaran wisata perlu dilakukan
Museum KAA. Teknik dokumentasi agar sebuah objek wisata dapat diketahui
dilakukan dengan cara pengambilan foto dan dikunjungi oleh wisatawan. Pemasaran
dengan memakai media kamera digital. pariwisata meliputi sejumlah kegiatan yang
dimaksudkan untuk memengaruhi,
3. Wawancara menghimbau, dan merayu wisatawan
Wawancara merupakan teknik potensial sebagai konsumen agar
pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil keputusan untuk mengadakan
mengadakan komunikasi kepada orang perjalanan wisata (Soekadijo dalam
yang berada di Gedung Merdeka dan orang Rakhman, 2011: 12). Dalam
yang dianggap mempunyai pengetahuan pengembangkan pariwisata perlu
tentang topik penelitian. Pada tahap ini dilakukan suatu promosi. Promosi ini
penulis melakukan wawancara dengan staf meliputi beberapa aspek, yaitu:
Museum KAA, staf Badan Pengelola 1. Menarik perhatian wisatawan.
Gedung Merdeka, dan wisatawan yang 2. Membangun suatu perjalanan dengan
berkunjung ke Museum KAA. Selain itu, keuntungan yang ditawarkan.
dalam penelitian ini digunakan pendekatan 3. Menciptakan sikap positif tentang apa
pariwisata. yang telah dipromosikan.
Dalam pengembangan suatu 4. Membangun tempat-tempat untuk
daerah menjadi tujuan wisata maka harus pilihan wisatawan.
memenuhi tiga syarat, yaitu: 5. Mendapatkan atau mencari wisatawan
a. Something to see, artinya di tempat untuk berkunjung.
tersebut ada yang dapat dilihat dan 6. Meyakinkan wisatawan untuk
disaksikan. kembali lain waktu (Marpaung dalam
b. Something to do, artinya di tempat Rakhman, 2011: 12).
tersebut ada yang dapat dilakukan.
c. Something to buy, artinya di tempat C. HASIL DAN BAHASAN
tersebut harus tersedia fasilitas untuk 1. Proses Pendirian Gedung Merdeka
berbelanja (Shopping), terutama Gedung Merdeka berlokasi di
barang-barang souvenir dan kerajinan Jalan Asia Afrika No. 65. Arsitek yang
daerah sebagai oleh-oleh (Yoeti, 1996: merancang gedung tersebut bernama Van
178). Gallen Last dan C. P. Wolff Schoemaker,
Selain ketiga syarat itu yang perlu sedangkan ruangan yang sekarang dipakai
dipenuhi untuk pengembangan sebuah oleh Museum Konferensi Asia Afrika
objek wisata juga perlu diperhatikan sempat dirombak pada tahun 1940. Arsitek
product style agar dapat memuaskan yang merancang ruangan tersebut ialah Ir.
wisatawan. Product style tersebut seperti A.F. Aalbers (Hutagalung dan Nugraha,
adanya: 2008: 34-36)
1. Objek wisata yang harus menarik
untuk disaksikan maupun dipelajari.
2. Mempunyai kekhususan dan berbeda
dari objek yang lain.
Gedung Merdeka..... (Nandang Firman N. dan Miftahul Falah) 131

berbagai macam kegiatan hiburan. Oleh


sebab itu, ruangan tersebut sering dipakai
dan disewa oleh salah satu kelompok
perkumpulan kesenian yang ada di Kota
Bandung. Kelompok tersebut bernama
Persatuan Sandiwara Braga. Kelompok
Persatuan ini belum memiliki gedung
pertunjukan sendiri sehingga sering
menyewa ruangan di Gedung Concordia
untuk konser seni (Ekadjati, 2004: 10). Di
Gambar 1. Peta Lokasi Gedung Merdeka dan gedung ini sering diadakan pertunjukan
Museum KAA konser musik dan dansa pada setiap akhir
Sumber: Koleksi Museum KAA pekan. Selain itu, diselenggarakan suatu
pertunjukan di halaman gedung yang
Pada 1895 belum dikenal nama terbuka untuk umum.
Gedung Merdeka. Pada masa itu, gedung Kegiatan di Gedung Societeit
tersebut bernama Gedung Societeit Concordia biasanya terpusat pada saat
Concordia. Gedung ini digunakan sebagai pengusaha perkebunan liburan. Mulai
tempat rekreasi dan hiburan orang-orang Sabtu pagi anggota Societeit Concordia
Belanda. Kelompok Belanda yang sering sudah berkumpul di Gedung Concordia
berkumpul di gedung ini berasal dari untuk menikmati sajian orkes musik. Pada
kalangan pengusaha perkebunan, perwira, malam Minggu digunakan untuk pesta
pembesar, dan kalangan lainnya yang dansa. Mulai Minggu saatnya remaja
cukup kaya dan mempunyai kedudukan Belanda yang meramaikan gedung
(Ekadjati, 2004: 10). Societeit Concordia. Para pemuda Belanda
bermain sepatu roda di ruang utama
gedung tersebut (Hutagalung dan Nugraha,
2008: 39).
Di Gedung Concordia difasilitasi
juga dengan ruang makan, ruang dansa
yang luas, ruang bola sodok, ruang bola
gelinding, serta perpustakaan yang
tergolong besar dan lengkap. Teras depan
gedung ini memiliki daya tarik sendiri
untuk bersantai sambil melihat keramaian
Gambar 2. Gedung Concordia pada1895 kota (Hutagalung dan Nugraha, 2008: 42).
Sumber: (Buitenweg, 1976: 46)

Aktivitas di gedung ini selalu


ramai dengan berbagai macam kegiatan
dan hiburan. Biasanya pada hari libur
dijadikan ajang berkumpul dan rekreasi
anggota perkumpulan Societeit Concordia.
Puncak acara dan kegiatan tersebut
berlangsung pada malam hari. Di dalam
gedung ini diadakan pertunjukan kesenian,
makan malam, dan hiburan menarik
(Ekadjati, 2004: 10). Gambar 3. Suasana Pesta di Ruang Utama
Di dalam Gedung Concordia (Main Hall) Gedung Concordia pada 1920
terdapat ruangan yang dapat menampung Sumber: (Buitenweg, 1976: 50)
132 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 127-142

Pada saat itu, Gedung


perkumpulan ini termasuk yang paling
megah dan mewah. Kemewahan
Concordia terlihat dari lantai yang terbuat
dari marmer buatan Italia. Ruangan tempat
makan-minum dan bersantai terbuat dari
kayu cikenhout. Penerangannya dipakai
lampu hias kristal yang gemerlapan
(Ekadjati, 2004: 11).
Pada tahun 1942-1945, Gedung
Societeit Concordia dikuasai oleh tentara
Gambar 4. Suasana Pesta dan Makan di Lobi Pendudukan Jepang. Pada masa ini nama
Baru Gedung Concordia pada 1928 gedung diubah menjadi nama yang berasal
Sumber: (Buitenweg, 1976: 49)
dari bahasa Jepang yaitu Dai Toa Kaikan.
Gedung ini berfungsi sebagai pusat
Perkumpulan Societeit Concordia
kebudayaan. Meskipun demikian, kegiatan
juga sering mengadakan acara hiburan
yang berhubungan dengan kesenian dan
spesial. Acara khusus tersebut bernama
hiburan masih tetap berlagsung di gedung
Bragabal. Acara ini diselenggarakan ini (Ekadjati, 2004: 11).
dalam jangka waktu tiga bulan sekali
Setelah tahun 1945 gedung
dalam setahun. Acara ini ramai dengan
Concordia menjadi markas pemuda di
kegiatan pesta musik dan pesta dansa.
Kota Bandung untuk menghadapi tentara
Dalam pesta ini berbagai kelompok musik pendudukan Jepang. Pada saat itu, tentara
memakai pakaian yang warna-warni dan
Jepang belum bersedia menyerahkan
menarik perhatian (Hutagalung dan
kekuasaannya. Akan tetapi, pada saat
Nugraha, 2008: 40).
tentara Sekutu datang ke Kota Bandung,
Societeit ini juga sering gedung tersebut dijadikan tempat kegiatan
mengadakan acara buat menyambut malam
pemerintah Kota Bandung. Setelah adanya
pergantian tahun. Pada saat pesta malam
ultimatum dari pihak Sekutu, gedung
tahun baru juga biasanya dihidangkan
tersebut ditinggalkan dari kegiatan
makan malam. Restoran yang menyajikan pemerintahan (Ekadjati, 2004: 11-13).
hidangan makan malam ialah dari Hotel
Pada tahun 1954 pemerintah
Savoy Homann. Hotel ini menyajikan
Republik Indonesia menetapkan Bandung
makan malam buat pesta karena letaknya
sebagai tempat Konferensi Asia Afrika.
yang dekat dengan Gedung Concordia dan Dengan demikian, dibutuhkan gedung
termasuk hotel mewah di zamannya
yang besar untuk tempat konferensi. Oleh
(Hutagalung dan Nugraha, 2008: 40-41).
sebab itu, Gedung Societeit Concordia
Kegiatan-kegiatan yang ada di
dipilih dan ditetapkan sebagai tempat
Gedung Concordia mendapatkan konferensi. Selain gedungnya yang megah
dukungan dari berbagai macam komunitas
dan mewah juga karena letaknya yang
seni Kota Bandung. Komunitas tersebut
strategis serta berdekatan dengan hotel
seperti komunitas seni, perkumpulan
terbaik yang ada di Kota Bandung. Hotel
musik, perkumpulan tonil, kelompok tersebut ialah Savoy Homann Bidakara,
paduan suara, dan komunitas lainnya.
dan Grand Preanger (Ekadjati, 2004: 11-
Mulai dari pertunjukan tonil, konser
13).
musik, dansa, tari balet, pameran lukisan,
Dengan dijadikannya Gedung
dan acara-acara khusus lain seperti Concordia sebagai tempat konferensi maka
perayaan akhir tahun yang diadakan oleh dilakukan pemugaran. Perbaikan gedung
beberapa sekolah terkemuka di Bandung
tersebut disesuaikan dengan fungsinya
(Hutagalung dan Nugraha, 2008: 57)
untuk tempat penyelenggaraan konferensi
Gedung Merdeka..... (Nandang Firman N. dan Miftahul Falah) 133

tanpa mengubah bentuk aslinya. Pemerintah Provinsi Jawa Barat


Pemugarannya ditangani oleh Jawatan menunjuk pengelola Gedung Merdeka
Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat pada September 1968. Pemerintah provinsi
yang dipimpin oleh Ir. R. Srigati Santoso pun mengambil alih pengelolaan Gedung
(Ekadjati, 2004: 13). Merdeka dari pemerintah kotamadya pada
Sebelum berlangsungnya Maret 1969. Dengan demikian sejak saat
Konferensi Asia Afrika, Gedung itu pengelolaan Gedung Merdeka berada di
Concordia dan Gedung Dana Pensiun bawah pemerintah provinsi. Sebagai
diganti namanya oleh Presiden Soekarno. kepala pengelolanya, maka ditunjuk Ibe
Gedung Concordia diubah menjadi Jusuf. Berkaitan dengan adanya
Gedung Merdeka dan Gedung Dana perombakan organisasi di pemerintah
Pensiun menjadi Gedung Dwi Warna. Pada provinsi, maka ditunjuk seorang manajer
saat Konferensi Asia Afrika berlangsung, untuk mengelola Gedung Merdeka. R.
Gedung Merdeka digunakan untuk Ipung Gandapraja sebagai manajer dan Ibe
memenuhi kebutuhan konferensi. Gedung Yusuf sebagai asisten manajer (Ekadjati,
tersebut digunakan untuk upacara 2004: 14).
pembukaan, sidang pleno, dan upacara Pada 24 April 1980
penutupan, sedangkan Gedung Dwi Warna diselenggarakan peringatan ke-25
digunakan untuk sidang komisi (Ekadjati, Konferensi Asia Afrika di Gedung
2004: 14). Merdeka. Pada puncak acara peringatan
Semenjak tahun 1955, Gedung diadakan peresmian Museum Konferensi
Merdeka difungsikan sebagai Gedung Asia Afrika oleh Presiden Soeharto.
Konstituante. Akan tetapi, setelah Seluruh Gedung Merdeka ditetapkan
Konstituante dibubarkan maka gedung sebagai lokasi Museum Konferensi Asia
tersebut ditempati oleh Badan Perancang Afrika oleh Pemerintah Republik
Nasional. Lembaga tersebut tidak lama Indonesia (Ekadjati, 2004: 14-15).
menempati gedung ini karena pada tahun
1960 gedung tersebut menjadi Gedung
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara (MPRS). Kegiatan MPRS mulai
tahun 1971 dialihkan ke Jakarta (Ekadjati,
2004: 14).
Pada saat tejadi pemberontakan 30
September, Gedung Merdeka dipakai oleh
instansi militer. Sebagai ruang gedung
tersebut juga dimanfaatkan sebagai tempat
tahanan politik gerakan 30 September.
Pada tahun 1966 pemeliharaan gedung ini
diserahkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia kepada Pemerintah Provinsi
Jawa Barat. Oleh Pemerintah daerah Jawa
Barat, selanjutnya diserahkan Gambar 5. Denah Gedung Merdeka
pelaksanaannya kepada pemerintah Sumber: (Departemen Luar Negeri RI, 2011
Kotamadya Bandung. Akan tetapi, pada 6 dan Ekadjati, 2004: 67)
Juli 1968 pimpinan MPRS merevisi surat
keputusan Gedung Merdeka. Dengan 2. Museum Konferensi Asia Afrika
adanya surat revisi tersebut, maka Museum Konferensi Asia Afrika
bangunan yang berada di belakang gedung lahir dari gagasan Mochtar
tersebut tetap di bawah tanggung jawabnya Kusumaatmadja. Pada saat itu, Mochtar
(Ekadjati, 2004: 14). Kusumaatmadja menjabat sebagai Menteri
134 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 127-142

Luar Negeri Republik Indonesia. Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah


Sebagaimana tugasnya seorang Menteri Provinsi Jawa Barat,dan Universitas
Luar Negeri, maka ia sering berkunjung ke Padjadjaran, sedangkan untuk perencanaan
negara-negara sahabat, termasuk yang ada dan pelaksanaan teknis dikerjakan oleh PT
di Benua Asia dan Afrika. Pada saat ia Decenta dari Kota Bandung (Ekadjati,
bertemu dengan para pemimpin negara- 2004: 5).
negara di dua kawasan tersebut, sering Pada saat puncak peringatan
ditanya mengenai keberadaan Gedung Konferensi Asia Afrika yang ke-25, maka
Merdeka dan Kota Bandung. Para diresmikan berdirinya Museum Konferensi
pemimpin negara di Asia dan Afrika bukan Asia Afrika oleh Presiden Soeharto. Pada
sekedar menanyakan keadaan Gedung 24 April 1980 bukan hanya acara
Merdeka dan Bandung, tetapi ada peringatan sebuah konferensi yang
keinginan untuk melihat dan bersejarah, tetapi lahir sebuah museum
mengunjunginya langsung (Ekadjati, yang akan menjadi bukti akan tonggak
2004: 4). bersatunya negara di kawasan Asia dan
Atas dasar adanya keinginan dari Afrika. Museum KAA merupakan museum
pemimpin negara di kawasan Asia Afrika milik Pemerintah Republik Indonesia. Hal
untuk melihat kondisi Gedung Merdeka ini Sesuai Surat Keputusan Bersama
dan Kota Bandung, maka penting untuk Menteri Luar Negeri Nomor:
menjadikan Gedung Merdeka sebagai 144/07/VI/80/01 dan Menteri Pendidikan
sebuah museum. Alasan lain untuk dan Kebudayaan Nomor: 0185 a/U/1980
mendirikan museum yakni untuk pada 25 Juni 1980. Museum KAA berada
mengabadikan Konferensi Asia Afrika dalam wilayah Departemen Pendidikan
yang merupakan sebuah prestasi politik dan Kebudayaan, yang berada di
luar negeri Republik Indonesia, yang lingkungan Direktorat Jenderal
semangat dan pengaruhnya menyebar ke Kebudayaan yang pengelolaannya
kawasan Asia Afrika. Gagasannya untuk ditunjang oleh Departemen Luar Negeri
mendirikan sebuah Museum Konferensi dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Asia Afrika disampaikan pada saat rapat (Ekadjati, 2004: 4).
panitia peringatan ke-25 Konferensi Asia Kedudukan Museum KAA
Afrika. Dalam rapat tersebut hadir Direktur dialihkan dari Departemen Pendidikan dan
Jenderal Kebudayaan Haryati Soebadio Kebudayaan ke Departemen Luar Negeri
selaku wakil dari Departemen Pendidikan pada 18 Juni 1986. Peralihan tersebut
dan Kebudayaan. Gagasan yang berdasarkan surat keputusan bersama
disampaikan Mochtar Kusumaatmadja Menteri Luar Negeri Nomor:
mendapat sambutan baik, termasuk dari 62/OR/VI/86/01 dan Menteri Pendidikan
Presiden RI Soeharto. Oleh sebab itu, salah dan Kebudayaan Nomor: 0419 a/U/1986,
satu aktivitas panitia peringatan ke-25 yang dikukuhkan dengan keluarnya Surat
Konferensi Asia Afrika adalah mendirikan Keputusan Menteri Luar Negeri nomor:
Museum Konferensi Asia Afrika (Ekadjati, 173/ OT/X/97/01 pada 23 Oktober 1997.
2004: 4). Isi surat tersebut tentang organisasi dan
Pendirian Museum Konferensi tata kerja Museum KAA yang isinya
Asia Afrika dilaksankan oleh Joop Ave. menunjuk museum sebagai unit pelaksana
Pada saat itu ia menjadi Ketua Harian teknis Badan Penelitian dan
Peringatan Konferensi Asia Afrika dan Pengembangan Masalah Luar Negeri.
sebagai Direktur Jenderal Protokol dan Dengan adanya perubahan organisasi di
Konsuler Departeman Luar Negeri RI. tubuh Departemen Luar Negeri pada 2002,
Untuk mewujudkannya itu, maka ia dan kedudukan Museum KAA dialihkan dari
panitia peringatan bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Penerangan, Departeman Masalah Luar Negeri ke Direktorat
Gedung Merdeka..... (Nandang Firman N. dan Miftahul Falah) 135

Jenderal Informasi, Diplomasi Publik, dan dan dibelakangnya duduk Wakil Presiden
Perjanjian Internasional (Ekadjati, 2004: Moh. Hatta beserta Perdana Menteri U Nu
6). dari Birma, Sir John Kotelawala dari
Pada saat ini Museum Konferensi Srilanka, Ali Sastroamidjojo dari
Asia Afrika berada di lingkungan Indonesia, Jawaharlal Nehru dari India,
Kementerian Luar Negeri Republik dan Mohammed Ali dari Pakistan.
Indonesia yang pengelolaannya oleh Ditjen Diorama tersebut dalam bentuk patung dan
Informasi dan Diplomasi Publik yang memakai bahan fiberglass dengan ukuran
berada di Direktorat Diplomasi Publik. satu berbanding satu (Ekadjati, 2004: 8).
Pengelola Museum Konferensi Asia Afrika Dalam persiapan Konferensi
mengusung Visi, Museum Konferensi Asia Tingkat Tinggi Asia Afrika pada 2005 ada
Afrika sebagai museum bertaraf perubahan dalam tata pameran di Museum
internasional dengan pengelolaan KAA. Penataan Museum KAA
profesional. Misi Museum KAA, dilaksanakan oleh Departemen Luar
mendorong kerja sama antarbangsa Asia Negeri RI bekerja sama dengan Sekretariat
Afrika melalui pilar people to people Negara RI dan Pemerintah Provinsi Jawa
contact. Meningkatkan pemahaman Barat. Pelaksanaan teknis penataan
mengenai diplomasi Indonesia. Media museum dikerjakan oleh Vico Design dan
penelitian dan pengkajian Asia Afrika, dan Wika Realty (Dokumen Museum KAA).
mempromosikan predikat Bandung sebagai Dalam ruang pameran tetap terdapat foto
ibu kota Asia Afrika (Departemen Luar dan benda peninggalan Konferensi Asia
Negeri RI, 2011). Afrika sebagai berikut ini:
1. Diorama ruang sidang
3. Fasilitas Museum KAA
2. Bola dunia peta negara peserta KAA
Pada saat diresmikan, Museum
1955
KAA memiliki satu ruang pameran tetap
3. Foto-foto Gedung Merdeka Zaman
yang memamerkan sejumlah barang dan
dahulu
foto peninggalan Konferensi Asia Afrika
4. Meja dan kursi yang digunakan KAA
1955 dan peringatan ke-25 Konferensi
1955
Asia Afrika tahun 1980. Fasilitas Museum
5. Mesin tik semasa KAA
KAA bertambah dengan adanya
6. Audio visual (televisi plasma)
perpustakaan dan ruang audio visual
7. Koleksi prangko
(Ekadjati, 2004: 4). Fasilitas di Museum
8. Dasa Sila dalam 29 bahasa
Konferensi Asia Afrika sebagai berikut:
9. Pidato pembukaan KAA oleh Presiden
Soekarno
3.1 Pameran Tetap
10. Koleksi buku
Museum Konferensi Asia Afrika
11. Foto suasana dunia sebelum KAA
memiliki ruang pameran tetap yang
12. Panel konferensi pendahuluan
memamerkan sejumlah koleksi berupa
13. Panel kedatangan delegasi
benda tiga dimensi dan foto dokumenter
14. Panel persiapan di Bandung
peristiwa Pertemuan Tugu, Konferensi
15. Panel KAA
Kolombo, Konferensi Bogor, dan
16. Panel suasana di luar sidang
Konferensi Asia Afrika1955. Pada saat
17. Panel ulasan pers tentang KAA
mengadakan sambutan terhadap
18. Panel kejadian dunia semasa KAA
kunjungan Delegasi Konferensi Tingkat
19. Kamera yang digunakan semasa KAA
Tinggi X Gerakan Non-Blok, pada tahun
20. Panel peristiwa Pasca-KAA
1992 dibuatlah diorama yang
21. Panel ulasan pers dan 25 tahun KAA
menggambarkan situasi pembukaan
22. Panel konsepsi KAA
Konferensi Asia Afrika1955. Pada diorama
23. Panel ide dan pemikiran tentang KAA
tersebut tampak Presiden RI Soekarno
24. Panel foto dan pencetus gagasan KAA
sedang menyampaikan pidato pembukaan
136 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 127-142

25. Panel para ketua delegasi manapun. Kendaraan umum (Bus Damri)
26. Multimedia sejarah KAA, Gedung pun melewati depan gedung ini sehingga
Merdeka dan Museum KAA dapat memudahkan bagi wisatawan yang
27. Multimedia profil negara peserta KAA berkunjung secara perorangan.
28. Multimedia keadaan Pasca-KAA
29. Ruang Perpustakaan 4.3 Amenitas
30. Ruang Audio Visual Amenitas adalah fasilitas
31. Ruang Souvenir pendukung demi kelancaran kegiatan yang
juga ditunjukkan untuk memberikan
4. Potensi Gedung Merdeka sebagai kenyamanan kepada wisatawan. Di sekitar
Objek Wisata Gedung Merdeka terdapat hotel, restoran,
4.1 Atraksi kafe, bank, dan apotek. Hotel yang
Atraksi merupakan daya tarik dari berdekatan dengan Gedung Merdeka
objek wisata suatu daerah yang dapat diantaranya Hotel Savoy Homann
menarik wisatawan untuk berkunjung ke Bidakara dan Hotel Grand Preanger. Hotel
tempat wisata. Gedung Merdeka memiliki ini termasuk salah satu hotel mewah yang
daya tarik sebagai benda cagar budaya ada di Kota Bandung. Selain itu hotel ini
yang bernilai historis. Gedung tersebut juga dibangun pada masa kolonial
digunakan sebagai tempat Konferensi Asia sehingga memiliki corak yang khas. Di
Afrika 1955. Selain itu bangunan gedung samping itu, hotel Savoy Homann dan
mencerminkan gaya art deco dan Grand Preanger juga memiliki keterkaitan
mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu dengan peristiwa Konferensi Asia Afrika.
pengetahuan, dan kebudayaan. Pada salah Dengan demikian hotel ini dan Gedung
satu bagian Gedung Merdeka telah Merdeka memiliki nilai sejarah tersendiri
digunakan sebagai museum. Museum dan memiliki hubungan historis dengan
tersebut mengoleksi dan memamerkan penyelengaraan Konferensi Asia Afrika.
benda dan foto yang berkaitan dengan Oleh sebab itu, antara pihak hotel dan
Konferensi Asia Afrika. Dengan demikian, Gedung Merdeka dapat menjalin kerja
Gedung Merdeka memiliki daya tarik sama untuk menarik minat wisatawan.
wisata yang dapat menarik wisatawan. Gedung Merdeka pun berada di kawasan
Jalan Braga. Di kawasan ini terdapat
4.2 Aksesibilitas restoran, kafe, bank, perusahaan tour and
Aksesbilitas adalah sarana yang travel, toko lukisan, toko cinderamata,
memberikan kemudahan kepada toko kamera, toko buku, dan apotek, yang
wisatawan untuk mencapai daerah tujuan semuanya itu dapat mendukung kegiatan
wisata. Letak Gedung Merdeka yang wisata.
berada di pusat kota memudahkan
wisatawan untuk berkunjung. Selain itu, 5. Gedung Merdeka sebagai Destinasi
posisi Gedung Merdeka yang berada di Wisata
Jalan Asia Afrika mudah dijangkau dari Pengembangan suatu daerah
terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagai destinasi harus memenuhi tiga
bandara. Jarak dari Gedung Merdeka ke syarat, yaitu:
Terminal Bus Leuwi Panjang yaitu sekitar a. Something to see, artinya di tempat
dua kilometer, dengan Stasiun Kereta Api tersebut ada yang dapat dilihat dan
Kota Bandung berjarak sekitar satu disaksikan.
setengah kilometer, dengan Bandara b. Something to do, artinya di tempat
Husein Sastranegara berjarak sekitar tiga tersebut ada yang dapat dilakukan.
kilometer. Dengan demikian wisatawan Selain itu, harus ada fasilitas rekreasi
dapat mudah menjangkau Gedung yang dapat membuat wisatawan tinggal
Merdeka dan Museum KAA dari jalur lebih lama.
Gedung Merdeka..... (Nandang Firman N. dan Miftahul Falah) 137

c. Something to buy, artinya di tempat dilakukan dengan menyajikan pertunjukan


tersebut harus tersedia fasilitas untuk kesenian khas Bandung, misalnya dengan
berbelanja (shopping), terutama menampilkan kesenian dari pelajar-pelajar
barang-barang souvenir dan kerajinan di Kota Bandung atau dari kelompok
daerah sebagai oleh-oleh (Yoeti, 1996: pecinta seni Sunda. Selain itu apabila telah
178). dijalin kerja sama dengan pihak kedutaan
Oleh sebab itu, dalam negara-negara Asia Afrika, dapat juga
pengembangan Gedung Merdeka sebagai dipentaskan kesenian dari negara-negara
destinasi harus memenuhi syarat tersebut
“something to see” yaitu adanya koleksi Di samping itu, perlu juga
Museum KAA melalui penataan pameran ditampilkan film tentang sejarah KAA,
dan penataan ruangan di Gedung Merdeka, suasana Kota Bandung saat dipersiapkan
“something to do” berupa aktifitas atau menyambut KAA, dan sejarah Museum
kegiatan yang dilakukan wisatawan ketika KAA dalam bentuk tiga dimensi. Dalam
mengunjungi Gedung Merdeka. Dalam hal memutar film tiga dimensi harus
ini dibutuhkan inovasi dan kreatifitas dari disediakan ruangan yang lebih nyaman,
pihak pengelola dalam memandu luas, dan menarik serta sesuai kebutuhan
wisatawan dan juga membuat program- wisatawan, misalnya seperti ruangan audio
program yang dapat melibatkan visual di Museum Bank Indonesia,
pengunjung secara aktif. Syarat berikutnya Museum Wayang di Jakarta, atau seperti
yaitu “something to buy” dengan Bioskop XXI. Dengan demikian, ada unsur
menyediakan fasilitas untuk membeli entertainments di Gedung Merdeka.
cinderamata.

5.1 Pemenuhan Fasilitas Rekreasi dan


Sarana Wisata
Pengembangan Gedung Merdeka
sebagai destinasi perlu memperhatikan
sarana rekreasi dan sarana wisata untuk
kebutuhan wisatawan. Sebagaimana
diketahui bahwa salah satu tujuan orang
berwisata adalah untuk bersenang-senang,
hiburan, dan rekreasi. Dengan demikian,
sangat penting adanya berbagai macam
sarana wisata yang bertujuan untuk
menambah betah wisatawan mengunjungi
Gedung Merdeka. Sarana wisata yang
perlu ditambah dan diadakan seperti
cafetaria, coffee shop, tempat duduk dan
bersantai, ruang makan-minum untuk Gambar 6. Gedung Merdeka pada 2012
wisatawan. Dengan demikian, wisatawan Sumber: Dokumentasi Pribadi (Foto diambil
selain dapat mengunjungi Museum KAA pada 10 Juli 2012)
dan menelusuri Gedung Merdeka juga
dapat makan, minum, dan bersantai di Koleksi pameran tetap di museum
tempat yang telah disediakan. KAA perlu ditambah lagi dengan benda
Setelah sarana wisata ditambah, yang berhubungan dengan konferensi
langkah selanjutnya yang harus sediakan 1955. Salah satu benda yang dapat
untuk pemenuhan kebutuhan wisatawan dijadikan koleksi museum seperti mobil
ialah fasilitas rekreasi. Hal ini dapat yang digunakan oleh Presiden Soekarno,
138 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 127-142

Moh. Hatta, Ali Sastroamidjoja, maupun yang berkunjung ke Museum KAA tidak
kendaraan yang dipakai oleh perdana hanya dari kalangan pendidikan melainkan
menteri negara sponsor konferensi dan masyarakat umum juga. Wisatawan
para pimpinan delegasi. Pihak pengelola biasanya berkunjung secara rombongan
museum harus dapat mencari keberadaan dan memakai jasa angkutan bus pariwisata.
kendaraan tersebut untuk dipamerkan. Selain memanfaatkan tempat parkir yang
Selain itu, busana yang dipakai oleh para ada di sebelah Gedung Merdeka juga dapat
kepala negara dan kepala delegasi dapat memanfaatkan Jalan Cikapundung Timur
dijadikan koleksi museum. Busana tersebut dan mencari alternatif lain.
akan mencerminkan kebudayaan dan ciri
khas negaranya dan akan menjadi sebuah 5.2 Optimalisasi Fungsi Gedung
daya tarik apabila dipajangkan di museum. Merdeka
Komplek Gedung Merdeka yang Museum KAA merupakan sebuah
terdapat di Jalan Asia Afrika dan Jalan museum yang memamerkan peninggalan,
Braga merupakan sebuah tempat favorit foto dan benda Konferensi Asia Afrika
untuk para pecinta fotografi. Dengan 1955. Museum ini berada di sayap kiri
demikian kegiatan fotografi ini dapat Gedung Merdeka. Selain melihat foto
dijadikan sebagai daya tarik wisata. Pihak Konferensi Asia Afrika, wisatawan juga
pengelola Gedung Merdeka dapat dapat menikmati fasilitas perpustakaan,
memfasilitasi kegiatan fotografi dengan ruang audio visual, ruang bundar, mushola,
cara menyediakan lokasi atau ruangan dan ruang souvenir. Akan tetapi, menurut
yang cocok dan menarik untuk kegiatan penelitian penulis fungsi ruangan tersebut
ini. Setelah itu, wisatawan yang selama ini belum dimanfaatkan secara
berkunjung dapat memanfaatkan fasilitas maksimal untuk menarik wisatawan yang
ini. Sebagai contoh kegiatan fotografi di berkunjung. Oleh sebab itu, perlu adanya
lokasi bersejarah yaitu di kawasan Kota optimalisasi fungsi fasilitas yang ada di
Tua Jakarta. Museum KAA untuk kepentingan
wisatawan. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara pengemasan yang lebih menarik lagi
maupun penyajian ruangan tersebut yang
lebih modern atau sesuai perkembangan
kebutuhan wisatawan serta melakukan
perawatan yang maksimal. Fasilitas yang
ada dan perlu optimalisasi fungsi seperti:

a. Perpustakaan
Perpustakaan yang ada sekarang
ruangannya cukup kecil dan koleksinya
pun perlu ditambah. Hal ini dapat diatasi
dengan memanfaatkan gedung bekas
perpustakaan daerah yang berada di
belakang ruang utama (main hall) Gedung
Gambar 7. Foto Grup Mahasiswa Ilmu Sejarah, Merdeka. Gedung ini terdiri dari dua lantai
Usaha Perjalanan Wisata, dan dosen Unpad di dan bisa dimanfaatkan sebagai Gedung
Main Hall Gedung Merdeka
Sumber: Dokumentasi Pribadi (Foto diambil
Perpustakaan KAA. Setelah itu, fasilitas
Pada 13 September 2011) dan koleksi perpustakaan harus
ditingkatkan dan penataan ruangan yang
Di samping itu, area parkir perlu artistik dan menarik.
diperluas agar dapat menampung
kendaraan lebih banyak, karena wisatawan b. Ruang Audio Visual
Gedung Merdeka..... (Nandang Firman N. dan Miftahul Falah) 139

Ruang audio visual merupakan


ruangan tempat ditanyangkannya film-film
dokumenter terkait Konferensi Asia
Afrika. Konsep ruangan ini seperti ruang
perkuliahan yang disediakan proyektor dan
kursi yang berjejer. Selain itu, tidak semua
pengunjung Museum KAA tertarik masuk
ruangan ini karena pintu masuknya berada
di koridor belakang ruangan pameran
utama. Di Samping itu, kurang informasi
mengenai adanya pemutaran film
dokumenter yang dapat dilihat di ruangan
audio visual. Supaya menarik wisatawan
masuk ke ruang audio visual, konsep
dekorasi ruangan tersebut harus lebih Gambar 8. Jenis Souvenir yang ditawarkan
menarik dan modern. Ruang audio visual Penulis
agar lebih menarik wisatawan yang Sumber: Dokumentasi Pribadi (Foto diambil
berkunjung diusahakan seperti ruangan pada 29 September 2012)
Bioskop. Di samping itu, film-film yang Setelah optimalisasi fungsi fasiltas
disajikan tidak hanya dalam bentuk yang ada di Museum KAA untuk
dokumenter, tetapi dalam bentuk film tiga kepentingan wisatawan, langkah
dimensi seperti yang ada pada Museum selanjutnya yaitu optimalisasi fungsi
Wayang di Kota Tua Jakarta. ruangan dan fasilitas yang ada di komplek
c. Ruang Souvenir Gedung Merdeka. Ruangan VIP yang
Ruang souvenir selama ini hanya berada di sebelah ruang utama harus dapat
menjual cinderamata yang berkaitan dilihat dan dikunjungi wisatawan.
dengan Konferensi Asia Afrika. Mengingat ruang ini memiliki nilai historis
Cinderamata itu seperti pin, mug, serta memiliki gaya yang khas serta jumlah
gantungan kunci, kaos yang gambarnya ruangannya lebih dari satu buah. Apabila
bertema KAA. Hal ini sudah menarik hal ini dijadikan daya tarik maka
untuk wisatawan membelinya, tetapi lokasi pengunjung akan merasa lebih
tempat penjualannya yang kecil dan mendapatkan pengetahuan dan unsur
berdekatan dengan toilet menjadi kurang rekreasi.
strategis. Oleh sebab itu, ruangan souvenir Dengan cara melihat ruangan VIP,
juga harus diperhatikan dan ditempatkan di wisatawan akan mengetahui tokoh dunia
ruangan yang luas dan strategis serta mana saja yang pernah berada di ruangan
penataan yang menarik dan membuat tersebut. Di samping itu, wisatawan juga
wisatawan ingin mendatanginya. Di akan mendapatkan pengalaman berharga
samping itu, ragam cinderamata yang bahwa ia telah mengetahui dan melihat
dijual dapat ditambah dengan kerajinan langsung ruangan dan kursi yang dipakai
khas Bandung atau Jawa Barat. Dengan para tamu negara ketika istirahat saat
demikian wistawan yang berkunjung ke konferensi Asia Afrika 1955. Dengan
Gedung Merdeka akan mengetahui jenis demikian, perlu adanya informasi yang
kerajinan khas Kota Bandung dan Jawa jelas di setiap benda-benda yang ada di
Barat. ruangan VIP dan komplek Gedung
Merdeka.
Gedung Merdeka merupakan
bangunan yang didirikan pada masa
kolonial serta menjadi salah satu bangunan
yang representatif untuk ukuran
140 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 127-142

zamannya. Hal tersebut dapat dilihat dari organisasi kepariwisataan, hotel, restoran,
gaya arsitektur gedung serta langit-langit pengusaha ekonomi kreatif di Kota
di dalam ruangan. Jika wisatawan Bandung, perguruan tinggi, penggiat seni
mengunjungi ruangan VIP, maka akan dan hobi, bank, radio, serta media cetak
terlihat unsur kemegahan dan nilai estetis dan elektronik. Hal ini dimaksudkan agar
dari Gedung Merdeka. Langit-langit di mendapat dukungan dan bantuan dalam
ruangan VIP masih memperlihatkan gaya penyelengaraan kegitan yang
arsitekturnya. direncanakan, serta untuk pemasaran
Bukan hanya ruangan VIP yang wisata. Di samping itu, pihak-pihak yang
dapat dilihat dan dinikmati oleh telah bekerja sama dapat meramaikan dan
wisatawan, tetapi ruangan yang berada di menghidupkan Gedung Merdeka dengan
lantai dua pun perlu ditawarkan ke berbagai macam kegiatan dan hiburan serta
wisatawan. Di ruangan tersebut masih dapat mengisi stand penjulan souvenir.
terdapat lampu hias dan lantai yang Pelaksanaan kerja sama dapat dilakukan
diperkirakan berasal dari masa kolonial melalui perjanjian yang dapat memberikan
(Wawancara dengan Agus pada 26 keuntungan bagi kedua belah pihak.
September 2012). Setelah itu ruangan
bawah tanah pun perlu adanya perawatan 5.4 Promosi
yang maksimal. Dengan perawatan dan Salah satu kegiatan untuk
penataan yang baik, ruangan tersebut dapat mengenalkan sebuah objek wisata agar
diatawarkan ke wisatawan untuk dikunjungi wisatawan adalah dengan
dikunjungi. melakukan promosi. Dengan melakukan
Dalam optimalisasi fungsi Gedung kegiatan promosi yang dilakukan secara
Merdeka sebagai objek wisata perlu menarik dan sampai kepada calon
diperhatikan juga beberapa aspek berikut: wisatawan, diharapkan dapat
a. Penampilan pintu masuk, petunjuk meningkatkan arus kunjungan. Promosi
arah dan denah lokasi, serta bagian pariwisata bertujuan untuk
informasi atau customer service. memberitahukan segala sesuatu yang
b. Sirkulasi kunjungan wisatawan dalam berhubungan dengan kepariwisataan,
mengunjungi area pameran dan tata membujuk calon wisatan untuk berkunjung
letak ruangan di Gedung Merdeka. ke Gedung Merdeka. Promosi ini dapat
c. Daya dukung bahan audio visual, dilakukan dengan cara pemasangan iklan
pengeras suara, dan pramuwisata yang di berbagai media cetak dan elektronik,
menyajikan informasi yang menarik berbagai promosi penjualan, hubungan
dan tidak membosankan (Yoeti, 2006: masyarakat, penyelenggaraan paket wisata
17). pengenalan (Wahab, 1992: 252). Promosi
dapat dilakukan dengan mendatangi secara
5.3 Kerja Sama langsung ke sekolah-sekolah. Di samping
Dalam pengembangan Gedung itu, bekerja sama dengan biro perjalanan
Merdeka sebagai objek wisata budaya di wisata sehingga Gedung Merdeka
Kota Bandung dibutuhkan juga dukungan dimasukan dalam paket wisata. Promosi
dari berbagai kalangaan. Oleh sebab itu, dapat juga dilakukan dengan mengikuti
pengelola Gedung Merdeka dan Museum kegiatan dan pameran pariwisata, lewat
KAA dituntut untuk dapat mengadakan radio, televisi, dan internet. Untuk promosi
kerja sama dengan berbagai pihak. Kerja dengan media booklet dan brosur harus
sama tersebut dapat dilakukan dengan tetap dilakukan oleh pihak pengelola.
pemerintah kota, pihak swasta, dan Mengingat di Kota Bandung banyak
masyarakat Kota Bandung. Kerja sama terdapat tempat strategis yang menjadi
dengan pihak swasta dapat dilakukan pintu masuk wisatawan, maka promosi
dengan pengusaha tour and travel, dengan menggunakan papan reklame harus
Gedung Merdeka..... (Nandang Firman N. dan Miftahul Falah) 141

diusahakan. Dengan adanya papan reklame UCAPAN TERIMA KASIH


di lokasi strategis diharapkan dapat Ucapan terima kasih penulis
memudahkan orang mengetahui adanya sampaikan kepada Asep Bahrimansyah
Gedung Merdeka dan Museum Konferensi Gunawan, M.Hum., beserta staf Museum
Asia Afrika sebagai objek wisata di Kota Konferensi Asia Afrika dan staf Badan
Bandung. Pengelola Gedung Merdeka yang telah
berkenan menjadi narasumber dan
D. PENUTUP membantu proses pengumpulan dokumen
Gedung Merdeka adalah salah satu penelitian.
benda cagar budaya yang dapat dijadikan
sebagai objek wisata di Kota Bandung. DAFTAR SUMBER
Daya tarik wisata yang ditawarkan yaitu 1. Laporan, Skripsi, dan Disertasi
adanya Museum Konferensi Asia Afrika BPS Kota Bandung. 2011.
(KAA) dan nilai historis gedung tersebut Kota Bandung dalam Angka Tahun
2011.
yang berhubungan dengan
penyelenggaraan KAA 1955. Di dalam Departemen Luar Negeri RI. Direktorat
Museum KAA dipamerkan benda dan foto Diplomasi Publik; Ditjen Informasi dan
yang berhubungan dengan peristiwa Diplomasi Publik. 2011.
konferensi dan keadaan fisik gedung Revitalisasi Museum Konferensi Asia
Afrika, Bandung; Kegiatan Tahun-
tersebut yang masih kokoh. Komplek
Jamak 2008-2012.
Gedung Merdeka sebagai bukti sejarah
KAA 1955 belum secara optimal Hardjasaputra, A. Sobana. 2002.
dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata. “Perubahan Sosial di Bandung 1810-
Masih adanya ruangan yang belum dapat 1906”. Disertasi. Depok: Program
Pascasarjana Fakultas Sastra
dikunjungi oleh wisatawan, koleksi
Universitas Indonesia.
Museum KAA yang kurang variatif,
minimnya sarana wisata yang tersedia, dan Rakhman, Krishna Taufiq, 2011.
promosi yang belum maksimal dilakukan “Dinamika Pemasaran Objek wisata
sehingga membuat Museum KAA belum Cipanas Kabupaten Garut (1986-
2009)”. Skripsi. Jatinangor: Jurusan
menjadi objek wisata unggulan.
Ilmu Sejarah Fakultas Sastra
Gedung Merdeka dan Museum Universitas Padjadjaran.
KAA sangat penting untuk terus
dikembangkan dan dilestarikan. 2. Buku
Pengembangan tersebut dapat dilakukan Abdulgani, Roeslan. 2011.
melalui pariwisata. Pariwisata merupakan The Bandung Connection; Konferensi
pilihan yang sesuai untuk mendukung Asia Afrika di Bandung Tahun 1955.
usaha pelestarian serta penyebarluasan MKAA, Dirjen Diplik Kemenlu RI.
semangat KAA. Oleh sebab itu, perlu Buitenweg, Hein. 1976.
optimalisasi fungsi gedung tersebut Bandoeng. Wassenaar: Servire B.V.
sebagai daya tarik wisata, pemenuhan
sarana wisata, menambah koleksi Museum Ekadjati, Edi S. 1981.
Sejarah Kota Bandung Periode
KAA, pemutaran film tiga dimensi, dan
Revolusi Kemerdekaan (1945-1950).
pertunjukan kesenian yang diharapkan Bandung: Pemerintah Kotamadya
dapat membuat wisatawan lebih tertarik Daerah Tingkat II Bandung dan
untuk berkunjung. Guna mewujudkan Universitas Padjadjaran.
semua itu, diperlukan sebuah manajemen
________Edi S. 2004.
organisasi yang bertanggung jawab penuh
Panduan Museum Konferensi Asia
atas komplek gedung tersebut sebagai Afrika. Bandung: Museum Konferensi
objek wisata. Asia Afrika.
Herlina, Nina. 2008.
142 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 127-142

Metode Sejarah. Bandung: Satya


Historika.
Hutagalung, Ridwan dan Taufanny Nugraha.
2008.
Braga; Jantung Parijs Van Java.
Depok: Ka Bandung.
MKAA, Dirjen Diplik Kemenlu RI. 2011.
Sejarah Konferensi Asia Afrika.
Moleong, Lexy J. 2012.
Metodologi Penelitian Kualitatif;
Edisi Revisi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Wahab, Salah. 1992.
Pemasaran Pariwisata (terjemahan).
Jakarta: Pradnya Paramita.
Yoeti, Oka A. 1996.
Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung:
Angkasa
_______Oka A. 1996.
Pemasaran Pariwisata. Bandung:
Angkasa
_______Oka A. 2006.
Pariwisata Budaya: Masalah dan
solusinya. Jakarta: Pradnya Paramita.

3. Sumber Lisan
Agus Bunyamin (44 Tahun), 2012.
PNS Badan Pengelola Gedung
Merdeka. Wawancara, Bandung, 26
September 2012.

Anda mungkin juga menyukai