Anda di halaman 1dari 6

Konfigurasi Elektron

Ditulis oleh Jim Clark pada 23-09-2004


Halaman ini menjelaskan bagaimana menuliskan konfigurasi elektron menggunakan notasi s,p dan d.
 Konfigurasi elektron dari atom
Hubungan antara orbital dengan tabel periodik

Kita akan melihat bagaimana cara menuliskan konfigurasi elektron sampai pada orbital d. Halaman ini akan
menjelaskan konfigurasi berdasarkan tabel periodik sederhana di atas ini dan selanjutnya pengaplikasiannya
pada konfigurasi atom yang lebih besar.
Periode Pertama
1
Hidrogen hanya memiliki satu elektron pada orbital 1s, kita dapat menuliskannya dengan 1s  dan helium
2
memiliki dua elektron pada orbital 1s sehingga dapat dituliskan dengan 1s

Periode kedua
Sekarang kita masuk ke level kedua, yaitu periode kedua. Elektron litium memenuhi orbital 2s karena
2 1
orbital ini memiliki energi yang lebih rendah daripada orbital 2p. Litium memiliki konfigurasi elektron 1s 2s .
2 2
Berilium memiliki elektron kedua pada level yang sama – 1s 2s .
Sekarang kita mulai mengisi level 2p. Pada level ini seluruhnya memiliki energi yang sama, sehingga
elektron akan menempati tiap orbital satu persatu.
2 2 1
B 1s 2s 2px
2 2 1  1
C 1s 2s 2px 2py
2 2 1  1 1
N 1s 2s 2px 2py 2pz
Elektron selanjutnya akan membentuk sebuah pasangan dengan elektron tunggal yang sebelumnya
menempati orbital.
2 2 2 1 1
O 1s 2s 2px 2p y 2pz
2 2 2  2 1
F 1s 2s 2px 2py 2pz
2 2 2  2 2
Ne  1s 2s 2px 2py 2pz
Kita dapat melihat di sini bahwa semakin banyak jumlah elektron, semakin merepotkan bagi kita untuk
menuliskan struktur elektron secara lengkap. Ada dua cara penulisan untuk mengatasi hal ini dan kita
harus terbiasa dengan kedua cara ini.
Cara singkat pertama : Seluruh variasi orbital p dapat dituliskan secara bertumpuk. Sebagai contoh, flor
2 2 5 2 2 6
dapat ditulis sebagai 1s 2s 2p , dan neon sebagai 1s 2s 2p .
Penulisan ini biasa dilakukan jika elektron berada dalam kulit dalam. Jika elektron berada dalam keadaan
berikatan (di mana elektron berada di luar atom), terkadang ditulis dalam cara singkat, terkadang dengan
cara penuh.
Sebagai contoh, walaupun kita belum membahas konfigurasi elektron dari klor, kita dapat menuliskannya
2 2 6 2 2 2 1
sebagai 1s 2s 2p 3s 3px 3p y 3pz .
Perhatikan bahwa elektron-elektron pada orbital 2p bertumpuk satu sama lain sementara orbital 3p
dituliskan secara penuh. Sesungguhnya elektron-elektron pada orbital 3p terlibat dalam pembentukan ikatan
karena berada pada kulit terluar dari atom, sementara elektron-elektron pada 2p terbenam jauh di dalam
atom dan hampir bisa dikatakan tidak berperan sama sekali.
Cara singkat kedua : Kita dapat menumpukkan seluruh elektron-elektron terdalam dengan menggunakan,
sebagai contoh, simbol [Ne]. Di dalam konteks ini, [Ne] berarti konfigurasi elektron dari atom neon -dengan
2 2 2 2 2
kata lain 1s 2s 2px 2py 2p z .
2 2 2  1
Berdasarkan cara di atas kita dapat menuliskan konfigurasi elektron klor dengan [Ne]3s 3px 3py 3pz .
Periode ketiga
Mulai dari neon, seluruh orbital tingkat kedua telah dipenuhi elekton, selanjutnya kita harus memulai dari
natrium pada periode ketiga. Cara pengisiannya sama dengan periode-periode sebelumnya, kecuali adalah
sekarang semuanya berlangsung pada periode ketiga.
Sebagai contoh :
cara singkat
2 2 6 2 2
Mg 1s 2s 2p 3s [Ne]3s
2 2 6 2  2 1 1 2 2 1 1
S  1s 2s 2p 3s 3px 3py 3pz [Ne]3s 3px 3py 3p z
2 2 6 2  2 2 2 2 2 2 2
Ar 1s 2s 2p 3s 3px 3py 3pz [Ne]3s 3px 3py 3p z
Permulaan periode keempat
Sampai saat ini kita belum mengisi orbital tingkat 3 sampai penuh – tingkat 3d belum kita gunakan. Tetapi
kalau kita melihat kembali tingkat energi orbital-orbital, kita dapat melihat bahwa setelah 3p energi orbital
terendah adalah 4s – oleh karena itu elektron mengisinya terlebih dahulu.
2 2 6 2 6 1
K 1s 2s 2p 3s 3p  4s
2 2 6 2 6 2
Ca 1s 2s 2p 3s 3p  4s
2 2 6 1
Bukti kuat tentang hal ini ialah bahwa elemen seperti natrium ( 1s 2s 2p 3s  ) dan kalium
2 2 6 2 6  1
( 1s 2s 2p 3s 3p 4s  ) memiliki sifat kimia yang mirip.
Elektron terluar menentukan sifat dari suatu elemen. Sifat keduanya tidak akan mirip bila konfigurasi
1
elektron terluar dari kalium adalah 3d .
Elemen blok s dan p

1
Elemen-elemen pada golongan 1 dari tabel periodik memiliki konfigurasi elektron terluar ns (dimana n
merupakan nomor antara 2 sampai 7). Seluruh elemen pada golongan 2 memiliki konfigurasi elektron
2
terluar ns . Elemen-elemen di grup 1 dan 2 dideskripsikan sebagai elemen-elemen blok s.
Elemen-elemen dari golongan 3 seterusnya hingga gas mulia memiliki elektron terluar pada orbital p. Oleh
karenanya, dideskripsikan dengan elemen-elemen blok p.
Elemen blok d

Perhatikan bahwa orbital 4s memiliki energi lebih rendah dibandingkan dengan orbital 3d sehingga orbital
4s terisi lebih dahulu. Setelah orbital 3d terisi, elektron selanjutnya akan mengisi orbital 4p.
Elemen-elemen pada blok d adalah elemen di mana elektron terakhir dari orbitalnya berada pada orbital d.
Periode pertama dari blok d terdiri dari elemen dari skandium hingga seng, yang umumnya kita sebut
dengan elemen transisi atau logam transisi. Istilah “elemen transisi” dan “elemen blok d” sebenarnya
tidaklah memiliki arti yang sama, tetapi dalam perihal ini tidaklah menjadi suatu masalah.
Elektron d hampir selalu dideskripsikan sebagai, sebagai contoh, d5 atau d8 – dan bukan ditulis dalam
orbital yang terpisah-pisah. Perhatikan bahwa ada 5 orbital d, dan elektron akan menempati orbital sendiri
sejauh ia mungkin. Setelah 5 elektron menempati orbital sendiri-sendiri barulah elektron selanjutnya
berpasangan.

d5 berarti 

d8 berarti
Perhatikan bentuk pengisian orbital pada level 3, terutama pada pengisian atom 3d setelah 4s.
2 2 6 2 6 1 2
Sc 1s 2s 2p 3s 3p  3d 4s
2 2 6 2 6 2 2
Ti 1s 2s 2p 3s 3p  3d 4s
2 2 6 2 6 3 2
V 1s 2s 2p 3s 3p  3d 4s
2 2 6 2 6 5 1
Cr 1s 2s 2p 3s 3p  3d 4s
Perhatikan bahwa kromium tidak mengikuti keteraturan yang berlaku. Pada kromium elektron-elektron pada
orbital 3d dan 4s ditempati oleh satu elektron. Memang, mudah untuk diingat jikalau keteraturan ini tidak
berantakan – tapi sayangnya tidak !
2 2 6 2 6 5 2
Mn 1s 2s 2p 3s 3p  3d 4s (kembali ke keteraturan semula)
2 2 6 2 6 6 2
Fe 1s 2s 2p 3s 3p  3d 4s
2 2 6 2 6 7 2
Co 1s 2s 2p 3s 3p  3d 4s
2 2 6 2 6 8 2
Ni 1s 2s 2p 3s 3p  3d 4s
2 2 6 2 6 10 1
Cu 1s 2s 2p 3s 3p  3d 4s  (perhatikan!)
2 2 6 2 6 10 2
Zn 1s 2s 2p 3s 3p  3d 4s

Pada elemen seng proses pengisian orbital d selesai.


Pengisian sisa periode 4
Orbital selanjutnya adalah 4p, yang pengisiannya sama seperti 2p atau 3p. Kita sekarang kembali ke
elemen dari galium hingga kripton. Sebagai contoh, Brom, memilki konfigurasi elektron
2 2 6 2 6 10  2 2 2 1
1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s 4px 4py 4pz .
 Rangkuman
Menuliskan konfigurasi elektron dari hidrogen sampai kripton
 Gunakan tabel periodik untuk mendapatkan nomor atom yang berarti banyaknya jumlah elektron.
 Isilah orbital-orbital dengan urutan 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p sampai elektron-elektron selesai terisi.
Cermatilah keteraturan pada orbital 3d ! Isilah orbital p dan d dengan elektron tunggal sebisa mungkin
sebelum berpasangan.
 Ingat bahwa kromium dan tembaga memiliki konfigurasi elektron yang tidak sesuai dengan keteraturan.
Menuliskan struktur elektron elemen-elemen “besar” pada blok s dan p
Pertama kita berusaha untuk mengetahui jumlah elektron terluar. Jumlah elektron terluar sama dengan
nomor golongan. Sebagai contoh, seluruh elemen pada golongan 3 memiliki 3 elektron pada level terluar.
Lalu masukkan elektron-elektron tersebut ke orbital s dan p. Pada level orbital ke berapa ? Hitunglah
periode pada tabel periodik.
Sebagai contoh, Yodium berada pada golongan 7 dan oleh karenanya memiliki 7 elektron terluar. Yodium
berada pada periode 5 dan oleh karenanya elekton mengisi pada orbital 5s dan 5p. Jadi, Yodium memiliki
2 2 2  1
konfigurasi elektron terluar 5s 5px 5py 5pz .
Bagaimana dengan konfigurasi elektron di dalamnya ? Level 1, 2, dan 3 telah terlebih dahulu terisi penuh,
dan sisanya tinggal 4s, 4p, dan 4d. Sehingga konfigurasi seluruhnya adalah :
2 2 6 2 6 10  2 6 10 2 2 2 1
1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s 4p 4d 5s 5px 5p y 5pz .
Jikalau kita telah menyelesaikannya, hitunglah kembali jumlah seluruh elektron yang ada apakah sama
dengan nomor atom.
Contoh yang kedua, Barium , berada pada golongan 2 dan memiliki 2 elektron terluar. Barium berada
2
pada periode keenam. Oleh karenanya, Barium memilki konfigurasi elektron terluar 6s .
2 2 6 2 6 10  2 6 10 2 6 2
Konfigurasi keseluruhannya adalah : 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s 4p 4d 5s 5p 6s .
10
Kita mungkin akan terjebak untuk mengisi orbital 5d  tetapi ingatlah bahwa orbital d selalu diisi setelah
orbital s pada level selanjutnya terisi. Sehingga orbital 5d diisi setelah 6s dan 3d diisi setelah 4s.

Penentuan Golongan dan Periode cepat


Jika jumlah 2 kulit terakhir :
a. bila jumlah 2 kulit terakhir < sama dengan 10 = golongan A
b. bila jumlah 2 kulit terakhir 11-20 = golongan B (syarat hanya untuk periode ke 4 dstnya)
c. bila jumlah 2 kulit terakhir > dari 20 = gol A

contoh:

1. 23X = 2, 8, 8, 3 
caranya : 2 kulit terakhir 8 + 3 = 11 
maka terletak pada gol IIIB, Periode ke 4
2. 17X = 2, 8, 7
caranya : 2 kulit terakhir 8 + 7 = 15
karena periode 3, maka terletak pada golongan VIIA

Untruk menentukan golongan atau periode suatu atom konfigurasikan terlebih dahulu elektronnya,urutan
konfigurasi elektron adalah :
1s²....2s² 2p⁶....3s² 3p⁶.....4s² 3d¹° 4p⁶.....5s² 4d¹° 5p ⁶.....6s² 4f¹ ⁴ 5d¹° 6p⁶.....7s² 5f¹⁴ 6d¹°7p⁶ .....
(cara mudah menghafal : s sp sp sdp sdp sfdp sfdp untuk d koefisien selalu berkurang satu dari s dan f
berkurang dua lihat daftar diatas,untuk jumlah maksimum elektron s=2 p=6 d=10 dan f =14)
Untuk menentukan golongan dan periode:
Periode : ditentukan dengan koefisien terbesar dalam konfigurasi elektron
Golongan: ditentukan oleh elektron valensinya
................golongan A : konfigurasi elektron terakhirnya s atau p
................golonganB ; konfigurasi elektron terakhirnya d
................golongan Lantanida,Aktinida terakhirnya f
Jika hal diatas sudah dihafal tinggal aplikasinya
1.₁₁Na = 1s² 2s² 2p⁶ 3s¹
....lihat konfigurasi elektron terakhir adalah 3s¹ maka periodenya 3 golongannya 1A
2.₃₁Ga = 1s² 2s²2p⁶ 3s²3p⁶ 4s² 3d¹° 4p¹
......4s² 3d¹° 4p¹ : periode 4 golongan 3A (jumlahkan elektron pada s dan p)
3.₂₁Sc = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d¹
...... 4s² 3d¹ :periode 4 (koefisien terbesar 4) golongan 3B (jumlahkan elektron s dan d)
4.₂₆Fe = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d⁶
......4s² 3d ⁶ :periode 4 golongan 8B untuk golongan B ,jika berlumlah 3: gol 3B, 4:gol 4B, 5:gol 5B, 6:gol
6B, 7:gol 7B
berjumlah 8,9,10= gol 8B berjumlah 11 = gol 1B berjumlah 12= gol 2B
5.₄₇Ag = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d¹° 4p⁶ 5s² 4d⁹
...... 5s² 4d⁹ periode 5 golongan 1B (jumlah elektron pada s dan d = 11)
6.₅₈Ce = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d¹° 4p⁶ 5s² 4d¹° 5p⁶ 6s² 4f²
....... 6s² 4f² periode 6 golongan lantanida (4f=Lantanida,5f = Aktinida)

cara menentukan golongan dan periode dengan konfigurasi biasa adalah


pada golongan lihat jumlah elektron pada kulit terakhir
pada periode lihat jumlah kulitnya
misalnya pada
-14Si=2,8,4 (berada pada golongan IVA dan periode 3)

sedangkan pada konfigurasi Elektron AufBau adalah


-14Si=1s^2 2s^2 2p^6 3s^2 3p^2

pada konfigurasi ini


pada golongan
terdapat sub kulit yang mewakili masing-masing golongan yaitu
s=golongan utama (A)
p=golongan utama (A)
d=golongan transisi (B)
f= golongan lantanida dan aktinida
untuk menentukan golongannya lihat sub kulit yang terakhir
pada contoh diatas yaitu sub kulit p berarti termA, nomor golongan dihitung berdasarkan jumlah pangkat
dari 3s^2 dan 3p^2 yaitu 4
sehingga dapat dikatakan termasuk golongan IVA

sedangkan pada periode lihat nomor kulit terbesar dalam hal ini 3p^2 berarti termasuk periode 3

niels bohr;
periode diambil dari banyak nya jumlah kulit dlm konfgurasi suatu atom
ctoh;
6C; 2,4 
C memiliki 2 kulit (yaitu 2 dan 4). maka periode C ialah 2

golongan diambil dari angka terakhir konf suatu atom


ctoh:
6C;2,4
golongannya ialah angka tterakhir konf C. karna niels bohr hya dpt menetukan golongan A, maka C merupakan
golongan IV A

makanika kuantum
periode diambil dari angka n tertinggi di konf suatu ataom
ctoh
15X=(Ne)3s2 3sp3
maka periode nya ialah 3

golongan diambil dari angka pangkat tertinggi


ctoh
15X=(Ne)3s2 3p3
golongan ea ialah V A
jika angka terakhirnya p, maka merupakan gol III-VIIIA
jika s, IA-IIA
jika d, III-VIII B
jika 4f, lantanida
jika 5f, aktinifa

Anda mungkin juga menyukai