Anda di halaman 1dari 3

Lara, Luka, dan Aksara

By Noveni Adelia
Kalara

Kak Aksa, hari in bisa ketemu nggak?

Besok aja gimana?

Saya nggak bisa kalau hari ini, ada yang


harus dikerjain

Oalah, yaudah gapapa

Besok yaa, jam 8 malem aja abis kamu


pulang kerja

Aku tunggu di cafe langganan kita


Ok

Mau dibawain apa?

Cokelat, boleh?

Iya boleh, besok ya

Okie dokie!

***
“Lara!”
Kalara menoleh ketika mendengar suara lelaki yang sudah sangat
familiar di telinganya itu. Baju lelaki itu basah sebagian, rambutnya
berantakan dan napasnya terengah. Aksara pasti berlari dari area
parkir untuk sampai ke sini.
“Saya telat-”
“Lagi,” potong Lara. Perempuan itu menarik napas kesal,
memberi jeda pada kalimatnya sebelum kembali bicara dengan
nada kecewa. “Kamu telat lagi, ini yang kelima kalinya selama kita
pacaran.”
Aksara menghela napas gusar, rasa bersalah langsung menguasai
dada. Memandang Kalara yang tampak menahan tangis membuat
Aksara memaki dirinya sendiri berkali-kali di dalam hati.
“Maaf,” ucap Aksara dan hanya itu yang bisa dia katakan.
Kalara membuang muka, menolak menatap pria di depannya
itu karena dia yakin, beradu pandangan lebih lama dengan Aksara
hanya akan membuatnya benar-benar menangis.
“Ini ulang tahunku,” ucap Kalara.
Suaranya bergetar akibat tangis yang tertahan. Gadis itu
kemudian melanjutkan, “Aku nggak minta macam-macam kok,
aku cuma mau kamu nemenin aku walaupun sebentar. 30 menit
pun nggak masalah, asal kamu bisa sekali aja luangin waktu buat
aku.”
Maju selangkah, tangan Aksara mencoba meraih pergelangan
tangan Kalara untuk digenggam, tetapi Kalara menepis dan beralih
menatap Aksara dengan tatapan kecewa.
“Let’s break up, shall we?”
Detik itu, Aksara tahu kalau Kalara sudah menyerah akan
dirinya.

Anda mungkin juga menyukai