Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker Uretra adalah suatu keganasan yang jarang terjadi yang ditemukan di dalam

uretra.Kanker uretra menyebabkan gangguan dalam berkemih,mulai dari aliran

berkemih yang mengecil sampai sama sekali tidak dapat mengalirkan urin keluar dari

tubuh. Urin yang tidak dapat keluar dari tubuh dapat menyebabkan banyak

komplikasi.

Komplikasi terberat adalah gagal ginjal.Kanker uretra masih merupakan

masalah yang sering ditemukan pada bagian dunia tertentu.Kanker uretra lebih sering

terjadi pada pria dari pada wanita karena uretra wanita lebih pendek dan jarang

terkena infeksi.

1.2. Tujuan penulisan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit

Kanker uretra.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu memahami definisi dari Kanker Uretra.

b. Mahasiswa mampu memahami etiologi Kanker Uretra.

c. Mahasiswa mampu memahami patifisioligi dari Kanker Uretra.

d. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinis dari Kanker uretra.

e. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan penunjang dari Kanker uretra.

f. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan dari Kanker uretra.

g. Mahasiswa mampu memahami pengkajian pada Kanker uretra.

h. Mahasiswa mampu memahami diagnosa pada Kanker uretra.

1
i. Mahasiswa mampu memahami intervensi pada Kanker uretra.

1.3. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Agar mahasiswa mengetahui penyakit CA Uretra yang merupakan suatu

kondisi keganasan pada uretra. CA uretra menyebabkan gangguan dalam

berkemih,mulai dari aliran berkemih yang mengecil sampai sama sekali tidak

dapat mengalirkan urin keluar dari tubuh. Urin yang tidak dapat keluar dari tubuh

dapat menyebabkan banyak komplikasi.

2. Bagi masyarakat

Agar masyarakat mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit CA

uretra, dan masyarakat dapat mencegah terjadinya CA uretra dengan mencegah

terjadinya CA uretra masyarakat dapat hidup dengan nyaman.

3. Bagi insitusi

Agar makalah ini menjadi refrensi untuk dapat menambah wawasan tentang

bahayanya CA uretra.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Teori

1. Definisi

Kanker Uretra adalah suatu keganasan yang jarang terjadi yang ditemukan di

dalam uretra.striktur uretra menyebabkan gangguan dalam berkemih,mulai dari

aliran berkemih yang mengecil sampai sama sekali tidak dapat mengalirkan urin

keluar dari tubuh. Urin yang tidak dapat keluar dari tubuh dapat menyebabkan

banyak komplikasi.

Komplikasi terberat adalah gagal ginjal.Kanker uretra masih merupakan

masalah yang sering ditemukan pada bagian dunia tertentu.striktur uretra lebih

sering terjadi pada pria dari pada wanita karena uretra wanita lebih pendek dan

jarang terkena infeksi.segala sesuatu yang melukai uretra dapat menyebabkan

striktur.seseorang dapat terlahir dengan striktur uretra,meskipun hal tersebut

jarang terjadi.

2. Etiologi

Penyebab umum suatu penyempitan uretra adalah akibat traumatik atau

iatrogenik.penyebab lainnya adalah inflamasi proses keganasan dan kelainan

bawaan pada uretra.

3. Tanda dan gejala

Aliran urin yang lemah

Berhenti dan memulai lagi saat buang air kecil

Darah di air seni (hematuri)

Keluar cairan yang tidak normal dari uretra

Menderita dispareunia

3
Pembengkakan kelenjar getah bening di daerah pangkal paha

Pendarahan Uretra

Sebuah benjolan atau gumpalan di penis

4. Patofiologi

Kanker uretra terdiri atas lapisan mukosa dan lapisan sub mukosa.lapisan

mukosa pada uretra merupakan lanjutan dari mukosa buli – buli,ureter,dan

ginjal.Mukosanya terdiri atas epitel kolumnar,kecuali pada daerah dekat orifisium

ekstra epitelnya skuamosadan berlapis.submukosanya terdiri atas lapisan erektil

vaskuler.satriktur uretra dapat diakibatkan dari proses peradangan ,iskemik,atau

traumatik. Apabila terjadi iritasi uretra,maka akan terjadi proses penyembuhan

cara epimorfosis,artinya jaringan yang rusak akan diganti oleh jaringan ikat yang

tidak sama dengan semula.jaringan ikat ini akan menyebabkan terbentuknya

jaringan parut yang memberikan manifestasi hilangnya elastisitas dan

memperkecil lumen uretra.

4
5. Patway

Proses peradangan, ikemik


ataiutraumatik pada uretra

Terbentuknya jaringan parut pada


uretra

Penyempitan lumen uretra

Striktur uretra

Respon obstruksi Peningktan tek. Intravesika Respon iritasi

 Pancaran miksi lemah  Frekuensi


 Intermitensi meningkat
 Miksi tdk puas  Noktura
 Menetes setalah miksi  Urgensi
 Disuri

Ggn pemenuhan
eliminasi urine Nyeri miksi

Respon perubahan pd kndung Respon perubahan pada ginjal


kemih dan ureter

 Hipertrofi otot destrusor  Refluks vesiko-ureter


 trabekulasi  hidroureter

Tindakan
pembedahan

preoprasi

Respon psikologis Pemenuhan informasi praoprasi


kecemasan

Pascaoprasi

nyeri Ggn konsep diri Resiko tinggi trauma Resiko tinggi infeksi

5
6. Terapi/pengobatan

Pengobatan untuk kanker uretra bisa dilakukan dengan cara:

o Pembedahan

Terapi penyinaran,menggunakan sinar x dosis tinggi atau sinar energi tinggi

lainnya untuk membunuh sel-sel kanker

Kemoterapi,menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.

Pembedahan untuk mengangkat kanker uretra terdiri dari:

1. Elektrofulgrasi,menggunakan arus listrik untuk mengangkat kanker,tumor

dan daerah di sekitarnya dibakar lalu diangkat dengan pisau bedah.

2. Terapi Laser

3. Sistouretrektomi (pengangkatan kandung kemih dan uretra.

6
2.2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Keluhan utama pada striktur uretra bervariasi sesuai dengan derajat penyempitan

lumen pada uretra.keluhan utama yang lazim adalah pancaran urin kecil dan

bercabang.Keluhan lain biasanya adalah berhubungan dengan gejala iritasi dan

infeksi seperti frekuensi,urgensi, disuri, inkontinensia,urin yang menetes,kadang

– kadang dengan penis yang membenkak, infiltrat, abses dan fistel. Keluhan yang

lebih berat adalah tidak bisa mengeluarkan urin/tidak bisa miksi (retensi

urin).pada pemeriksaan fisik dengan palpasi pada penis didapatkan adanya suatu

kelainan akibat fibrosis di uretra,infiltrat,abses,atau terbentuknya suatu fistula.

2. Pengkajian Diagnostik

1) Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk pelengkap pelaksanaan

pembenahan.selain itu,beberapa dilakukan untuk mengetahui adanya tanda –

tanda infeksi melalui pemeriksaan urinalisis dan kultur urin.

2) Uroflowmetri

Uroflowmetri adalah pemeriksaan untuk menentukan kecepatan

pancaran urine.Volume urine yang dikeluarkan pada waktu miksi dibagi

dengan lamanya proses miksi.kecepatan pancaran urine normal pada pria

adalah 20 ml/detik.bila kecepatan pancaran kurang dari harga normal

menandakan adanya obstruksi.

3) Radiologi

Diagnosis pasti dibuat dengan uretrografi sehingga dapat melihat letak

penyempitan dan besarnya penyempitan uretra.Uretra mengetahui lebih

lengkap mengenai panjang striktur adalah dengan sistouretrografi yaitu

7
memasukkan bahan kontras secara antegrad dari buli – buli dan secara

retrograt dari uretra. dapat diketahui sehingga penting untuk perencanaan

terapi atau operasi.

3. Pengkajian Penatalaksanaan Medis

Tidak ada terapi medis untuk mengobati penyakit striktur uretra.intervensi utama

untuk mengatasi masalah striktur adalah dengan pembedahan.beberapa jenis

pembedahan yang dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut.

1) Pelebaran uretra,baik secara uretrotomi internal atau pemasangan stent uretra.

2) bedah rekonsruksi.

2. Diagnosa keperawatan

1) Gangguan pemenuhan eliminasi urine b.d. retensi urine, obstruksi uretra sekunder dari

penyempitan lumen uretra.

2) Resiko tinggi trauma b.d. kerusakan jaringan pasca prosedur pembedahan.

3) Nyeri b.d. peregangan dari terminal saraf disuria, resistensi otot prostat, efek mengejan saat

miksi sekunder dari obstruksi uretra, nyeri pasca bedah.

4) Kecemasan b.d. prognosis pembedahan, tindakan infasiv diagnostik.

5) Resiko infeksi tinggi b.d. port de enter luka pasca bedah.

6) Gangguan konsep diri (gambaran diri) b.d. resiko kerusakan organ seksual.

8
Rencana Keperawatan

1. Gangguan Pemenuhan eliminasi urine b.d. retensi urine,obstruksi uretra sekunder dari

penyempitan lumen uretra

Tujuan : Dalam waktu 5x24 jam pola eliminasi optimal sesuai kondisi klien.

Kriteria evaluasi :

-Eliminasi urine tanpa ada keluhan subyektif,seperti nyeri dan urgensi.

-Eliminasi urine tanpa menggunakan kateter

-Pasca bedah tanpa ada komplikasi

-Frekuensi miksi dalam batas 5-8x/24 jam

Intervensi Rasional

Kaji pola berkemih dan catat produksi urine tiap Mengetahui pengaruh iritasi kandung kemih

6 jam dengan frekuensii miksi.

Monitor adanya keluhan subyektif pada Parameter penting dalam mengevaluasi

saatmelakukan eliminasi urine intervensi yang telah dilaksanakan.

Kolaborasi : Intervensi bedah dilakukan untuk mengatasi

1. Pelebaran Uretra baik secara uretrotomi masalah gangguan eliminasi urine.

internal atau pemasangan stent uretra.

2. Bedah rekonstruksi

Pemilihan jenis pembedahan dilakukan sesuai

derajat penyempitan dan tingkat toleransi

individu.

9
2. Resiko tinggi trauma b.d. kerusakan jaringan pasca prosedur pembedahan.

Tujuan : Dalam waktu 5x24 jam tidak mengalami trauma pasca bedah.

Kriteria Evaluasi :

-Tidak ada keluhan subyektif,seperti disuria dan urgensi

-Eliminasi urine tanpa mnggunakan kateter

-Pasca bedah tanpa ada komplikasi

Intervensi Rasional

Monitor adanya keluhan subyektif pada saat Parameter penting dalam mengevaluasi

melakukan eliminasi urine intervensi yang telah dilaksanakan

Istirahatkan pasien setelah pembedahan Pasien dianjurkan tirah baring selama 24-48

jam,tergantung pada sejauh mana prosedur yang

telah dilakukan

Lepas keteter pada hari 1-3 pasca operasi. Menurunkan resiko cedera pada uretra

Kolaborasi : Menurunkan resiko infeksi yang akan

1. Antibiotik intravena pasca operasi meningkatkan respons jaringan trauma pasca

bedah.

2. Agen antimuskarinik Sering digunakan untuk mencegah kejang

kandung kemih

3. Nyeri b.d. peregangan dari terminal saraf disuria, resistensi otot prostat, efek mengejan saat

miksi sekunder dari obstruksi uretra, nyeri pasca bedah.

Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam nyeri berkurang/hilang teratasi.

Kriteria evaluasi :

-Secara subyektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diatasi. Skala nyeri 0-4.

10
-Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.

-Ekspresi pasien relaks

Intervensi Rasional

Jelaskan dan bantupasien dengan tindakan Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan

pereda nyeri nonfarmakologi noninvasif nonfarmakologik lainnya telah menunjukkan

keefektifan dalam mengurangi nyeri.

Lakukan menejemen nyeri keperawatan :

 Istirahatkan pasien Istirahat akan menunjukkan kebutuhan O 2

jaringan feriper sehingga akan meningkatkan

suplai darah ke jaringan.

 Menejemen lingkungan tenang dan Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus

batasi pengunjung. nyeri eksternal dan menganjurkan pasien untuk

beristirahat. Pembatasan pengunjung akan

membantu mneningkatkan kondisi O2 ruangan

yang akan berkurang apabila banyak

pengunjung yang berada di ruangan dan

menjaga privasi pasien.

Vasodilatasi dapat menurunkan spasme otot

 Beri kompres hangat pada pinggang. dan kontraksi otot pinggang sehingga

menurunkan stimulus nyeri.

 Lakukan tekhnik stimulasi per Salah satu metode distraksi untuk menstimulasi

kutaneus pengeluaran endorfin-enkefalin yang berguna

sebagai anlagetik internal untuk memblok rasa

nyeri.

Meningkatkan kelancaran suplai darah untuk

11
 Lakukan massase sekitar nyeri menurunkan iskemia.

Eksplorasi stimulus ekstrenal untuk

 Dekatkan orang terdekat menurunkan stimulus nyeri.

Meningkatkan asupan O2 sehingga akan

 Ajarkan tenik relaksasi pernapasan menurunkan nyeri sekunder.

dalam. Distrkasi (pengalihan perhatian) dapat

 Ajarkan tekhnik distraksi pada sat menurunkan sti,mulus internal dengan

nyeri mekanisme peningkatan produksi endorfin dan

enkefalin yang dapt memblok reseptor nyeri

untuk tidak di kirinmkan ke korteks serebri

sehingga menurunkan persepsi nyeri.

Pengetahuan yang akan dirasakan membantu

mengurangi nyeri dan dapat membantu

kepatuhan pasien terhadap rencana terapeutik.


 Tingkatkan pengetahuan tentang:

Sebab-sebab nyeri dan

menghubungkan berapa lama nyeri

akan berlangsung.

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Analgetik memblok lintasan nyeri shingga

analgetik. nyeri akan berkurang.

4. Kecemasan b.d. prognosis pembedahan, tindakan infasif diagnostik.

Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam tingkat kecemasan pasien berkurang atau hilang.

Kriteria evaluasi :Pasien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat

mengidentifikasi penyebab atau faktor yang mempengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan,dan

wajah rileks.

12
Intervensi Rasional

Bantu pasien mengekspresikan perasaan Cemas berkelanjutan memberikan dampak

marah,kehilangan,dan takut. serangan jantung selanjutnya

Beri dukungan prabedah Hubungan emosional yang baik antara perawat

dan pasien akan mempengaruhi penerimaan

pasien dengan pembedahan.

Hindari konfrontasi Konfrontasi dapat meningkatkan rasa

marah,menurunkan kerja sama dan mungkin

memperlambat penyembuhan.

Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh Mengurangi rangsanganeksternal yang tidak

istirahat perlu.

Berikan kesempatan kepada pasien untuk Dapat menghilangkan ketegangan terhadap

mengungkapkan ansietasnya kekhawatiran yang tidak diekspresikan.

Berikan privasi untuk pasien dan orang terdekat Memberikan waktu untuk mengekspresi kan

perasaan,menghilangkan cemas dan perilaku

adaptasi. Adanya keluarga dan teman-teman

yang dipilih pasien melayani aktivitas dan

pengalihan (misal:membaca) akan menurunkan

perasaan terisolasi.

Kolaborasi : Berikan anti cemas sesuai Meningkatkan relaksasi dan menurunkan

indikasi,contohnya diazepam. kecemasan

13
Evaluasi

Hasil yang diharapkan setelah dilakukan intervensi,meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Gangguan pemenuhan eliminasi urine teratasi.

2. Resiko tinggi trauma tidak terjadi.

3. Penurunan skala nyeri.

4. Tidak terjadi 9nfeksi luka pasca bedah.

5. Penurunan tingkat kecemasan.

6. Informasi kesehatan terpenuhi.

7. Mekanisme kopingyang digunakan adaptif.

14
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Striktur uretra adalah suatu kondisi penyempitan lumen uretra.striktur uretra

menyebabkan gangguan dalam berkemih,mulai dari aliran berkemih yang mengecil

sampai sama sekali tidak dapat mengalirkan urin keluar dari tubuh. Urin yang tidak

dapat keluar dari tubuh dapat menyebabkan banyak komplikasi.

Komplikasi terberat adalah gagal ginjal.striktur uretra masih merupakan

masalah yang sering ditemukan pada bagian dunia tertentu.

3.2. Saran

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,

agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin,A.dkk.2011.Asuhan keperawatn gangguan sistem perkemihan.Jakarta:Salemba

Medika.

16

Anda mungkin juga menyukai