Skripsi
Oleh:
Mohamad Syauqi Hadzami
NIM: 1112022000052
ABSTRAK
Skripsi ini membahas transportasi massal kota Jakarta yaitu trem yang
sudah beroperasi di tiga masa pemerintahan, mulai dari pemerintahan Hindia
Belanda, Jepang hingga Republik Indonesia. Trem dijalankan demi memenuhi
kebutuhan kota, seperti memobilisasi warga atau mempermudah kegiatan
perekonomian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Sedangkan
pengambilan datanya di lakukan melalui penelitian kepustakaan dan dokumentasi.
Teknik analisis data ini berdasarkan teknik heuristik, verifikasi, interpretasi, serta
historiografi.
Transportasi trem ada tiga jenis, trem generasi pertama adalah trem kuda
yang pengoprasiannya ditarik oleh dua sampai tiga ekor kuda. Trem kuda mulai
beroperasi pada tahun 1869. Kemudian trem kuda digantikan dengan trem uap
pada tahun 1884 yang dikelolaoleh prusahaan bernama Nederlandsh Indische
Trem Masatschappij (NITM).
Seiring perkembangan teknologi, trem uap pun bergeser oleh trem listrik.
Trem listrik mulai beroprasikan di Batavia paa bulan April 1889, dikelola oleh
Batavia Elektrische Tram Maastschappij (BETM). Pada masa pendudukan Jepang
Trem di Jakarta berhasi diambil alih oleh tentara Jepang pada tanggal 15 Maret
1942 dan namanya pun diganti menjadi Seibu Rikoyu Kiko Djakarta Shinden.
Setelah Jepang menyerah, perusahaan trem dinasionalisasikan melalui
Undang-undang Darurat No. 10 tahun 1954 namanya pun diganti menjadi
Perseroan Terbatas Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PT.PPD) yang
dikelurakan oleh Presiden Sukarno. Trem yang sudah beroperasi sejak 1869 itu
harus dihentikan pengoperasiannya pada masa pemerintahan Indonesia. Presiden
Sukarno menganggap trem terlalu kuno dan tidak pantas untuk kota Jakarta.
Setelah trem dihapuskan, bus- bus pun menggantikan peranannya dalam melayani
warga Jakarta.
Kata Pengantar
Bismillahirrohmaanirrohiim
yang hanya pantas disembah Tuhan Illahi Robbi. Dialah Dzat Yang Maha Suci,
Maha Agung, Maha Kuasa yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah
dan seluruh ciptaan-Nya baik segala apa yang ada di bumi dan segala apa yang
ada di langit. Menjadikan agama Islam yang telah diridhoinya dan sebagai cahaya
petunjuk untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada-Nya. Dan Dialah yang
terbaik, manusia revolusioner, manusia yang dapat dipercaya yakni Baginda Nabi
dunia. Membawa dunia dari zaman penuh kebodohan, kegelapan dan kekufuran
ke zaman yang penuh cahaya iman dan ilmu yang menyelamatkan kita sebagai
umatnya.
telapak tangan. Berbagai halangan yang merintangi dari mulai masuk ke bangku
perguruan tinggi, menyelesaikan skripsi ini hingga meraih gelar sarjana. Namun,
kepada manusia yang selalu ingin berusaha dan terus berdoa. Alhamdulillah,
1962 sengaja penulis bahas. Melihat yang membahas transportasi trem di Batavaia
ini di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum ada yang membahas. Selain itu,
berawal dari kegelisahan penulis sebagai warga Jakarta dengan sistem transportasi
massal yang carut-marut dan tidak didukung oleh fasilitas yang memadai,
Atas selesainya skripsi ini, penulis sangat berterima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan peran penting dan kontribusi berharga bagi penulis,
baik selama penyusunan skripsi ini maupun ketika menjalani masa perjuangan di
dengan segala kerendahan hati, penulis sadar betul kepada mereka yang telah
1. Kedua orag tua yang sangat tercinta Ibunda Chairiyah dan Ayahanda
penulis. Ini merupakan sebuah kado pertama yang bisa penulis berikan
3. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Abdul Chair selaku
skripsi ini
Jakarta
8. Tak lupa juga ucapan terima kasih kepada Irfan Ma’ruf yang sudah
rela diganggu waktu tidurnya, yang sudah mau makan bareng satu
Soleh, Hafidz Fathur Rizqi, Agita Surya Pertiwi, Agustina, Ajeng Eka
v
N.K.P, Ratu, Kim Hasanah, Ika Wahyuni, Ilka Sawidri, Ayu Utami,
Agung dll.
10. Kepada para senior HMI Komisariat Fakultas Adab dan Humaniora
11. Tak lupa juga kepada kawan-kawan SKI A 2012 yang selalu kompak
Sekali lagi penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
sadar betul bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis
membuka kritikan maupun saran dari siapa saja, dan semoga skripsi ini
Penulis
vi
Glosarium
Kabupaten
Lada).
kotamadya.
berhadapan.
roda
pintu belakang.
rangka/sasis.
atas.
Lijn/lin Jalur lalu lintas trem Kereta yang berjalan di atas rel
tunggal.
Buitenzorg (Bogor).
sesuatu arah.
(kota atas).
orang Cina.,
(VOC)
xiii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
GLOSARIUM.. ............................................................................................... vi
B. Permasalahan. .......................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 13
D. Manfaat Penelitian................................................................... 14
H. Sistematika Penulisan.............................................................. 20
1. Transportasi Air................................................................. 46
B. Trem Kuda............................................................................... 56
C. Trem Uap................................................................................. 60
D. Trem Listrik............................................................................. 63
A. Kesimpulan.............................................................................. 98
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
berpergian ke lokasi atau tempat yang lain guna mencari barang yang dibutuhkan
atau melakukan aktifitas, dan mengirim barang ke tempat lain yang membutuhkan
sesuatu barang.1
lain. Oleh karena itu, transportasi mempunyai peran yang penting bagi kehidupan
dan juga merupakan unsur terpenting dalam mobilitas sehari-hari. Manusia tidak
angkut di darat, dan kompas yang membuka kesempatan berlayar jauh serta mesin
1
Nur Nasution, APU, Manajemen Transportasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004).h. 13.
2
Tim Telaga Bakti Nusantara, Sejarah Perkeretaapian Indonesia, Jilid 1, (Bandung,
APKA, 1997), h. 1.
3
Maringan Masry Simbolon, Ekonomi Transportasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h.
1.
1
2
uap pada masa revolusi industri yang dipakai sebagai alat penggerak kendaraan
bermotor, kapal, dan kereta api, maka hanya diperlukan waktu kurang dari satu
Tidak ada lagi titik-titik tujuan di muka bumi yang tidak dapat dicapai oleh
manusia, tidak ada lagi batasan dalam berat dan volume barang yang tidak bisa
dikatakan letaknya terlalu jauh dari tempat dia berdiam, pilihan angkutan juga
terbuka luas.
Untuk berpergian, orang bisa memilih apakah akan melalui darat, laut atau
udara, kombinasi ketiga kelompok jenis angkutan tersebut dengan berbagai ragam
terwujud dalam bentuk kemajuan alat angkut selalu mengikuti dan mendorong
dalam kehidupan manusia yang tidak terjamah oleh kemajuan untuk jutaan tahun
lamanya.
(degree of accessibility), dari potensi-potensi sumber alam dan luas pasar. Sumber
alam yang semula tidak termanfaatkan akan mudah terjangkau dan dapat diolah.
Transportasi juga dapat menjangkau pasar dapat tercipta sekaligus, pasar internal
3
(lebih banyak yang bisa dijual dalam batas luas pasar yang sama) dan pasar
Makin tinggi mobilitas berarti lebih cepat dalam gerakan dan peralatan yang
terefleksi dalam kelancaran distribusi serta lebih singkat waktu yang diperlukan
untuk mengolah bahan dan menjadikannya dari tempat di mana bahan tersebut
pedesaan. hal ini agar segala kegiatan manusia di kota dapat didukung secara
4
Nur Nasution, APU, Manajemen Transportasi, h. 14.
4
memadai. Sebagai kota yang memiliki jumlah penduduk yang besar misalnya
Jakarta, menurut data tahun 2000 memiliki penduduk 0.2% tiap tahun.5
serta pertumbuhan penduduk dan juga perkembangan ekonomi suatu daerah atau
wilayah. Sebagaimana kondisi dari beberapa kota dan wilayah diatas, masih
wilayah saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Memjukan suatu daerah
pemersatu budaya, ekonomi, dan politik dan yang lainnya. Jelas bahwa
transportasi memiliki nilai strategis bagi suatu wilayah, baik pedesaan, perkotaan
dan bahkan bagi suatu bangsa dan negara. nilai strategis transportasi di sini,
masyarakat.6
terutama untuk kota-kota besar seperti Jakarta. Sebaai Ibukota, laju pertumbuhan
5
Maringan Masry Simbolon, Ekonomi Transportasi, h. 3.
6
Maringan Masry Simbolon, Ekonomi Transportasi, h. 4-5.
5
membuat Jakarta memiliki daya tarik bagi orang-orang daerah untuk menetap atau
distribusi barang dan penghubung dari satu daerah ke daerah lain. Hanya saja,
transportasi massal di Jakarta selalu menjadi kendala seperti populasi atau tidak
menjadi lebih modern. Perubahan mulai banyak terjadi, mulai dari kegunaan,
bias menampung lebih banyak. Hal itu bias terlihat pada transportasi massal yang
peningkatan volume angkutan barang yang besar. Angkutan kereta api/trem dapat
perjalanan secara teratur dan dapat diandalkan, artinya tidak banyak bergantung
pada cuaca, kecuali badai, topan, atau banjir. Tingkat keselamatannya pun tinggi
7
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/368374/mass-transit (diakses pada, Rabu,
10 Agustus, 2016).
8
M. Nur Nasution, APU, Manajemen Transportasi, h. 151.
6
Adanya jalan rel merupakan salah satu hasil upaya pengembangan sistem
pengangkutan lebih dari tiga ribu tahun yang lalu memberi dorongan besar untuk
membuat konstruksi jalan yang baik. Tumbuhnya jalan rel adalah salah satu hasil
Begitu pula halnya yang terjadi di Hindia Belanda, mulai timbul pemikiran
untuk membangun jaringan jalan rel. Karena sejak jaman Kolonial dalam sejarah
Indonesia, terutama sejak abad ke-18 Masehi, alat transportasi semakin lama
menjadi masalah besar dan sulit. Hal itu disebabkan oleh adanya upaya besar-
besaran dari pengusaha kolonial untuk mengangkut kekayaan yang dihasilkan dari
perkebunan, hasil tambang, seperti kayu, nila, kopi, lada, cengkih, pala, tembakau,
teh karet, kapur barus, minyak bumi, emas, batu bara, dan timah. Jumlah produksi
sehingga tidak ekonomis, bahkan sering terjadi barang menjadi rusak karena
7
terlalu lama di gudang atau di perjalanan. Perjalanan itu bisa memakan waktu
pada 13 November 1596, kota tersebut masih berupa pelabuhan kecil yang
terletak di muara sungai kali Ciliwung di sebelah barat laut pulau Jawa.
Penduduknya adalah orang Sunda yang berjumlah beberapa ribu, dan tinggal di
rumah-rumah bambu yang berkelompok dan dipagari. Jacatra adalah vasal Banten
yang pada waktu itu adalah kota pelabuhan utama perdagangan lada.
Bangsa Belanda adalah bangsa Eropa pertama yang tiba di Jacatra. Orang-
pelabuhan Jacatra dapat dapat berbicara dalam bahasa Portugis adalah bahasa
membangun sarana dan prasarana transportasi yang layak dan nyaman di Batavia,
berbsis rel.
yang tidak sebesar kereta api yang ditarik oleh lokomitif besar memudahkan trem
9
Tim Telaga Bakti Nusantara, Sejarah Perkeretaapian Indonesia, Jilid 1. h. 2.
8
mempunyai batas daerah pengoprasian dan jarak tempuhnya tidak sejauh kereta
Transportasi trem ini awalnya berasal dari Eropa, tepatnya dari sebuah
pertama ini beroprasi di kota Swansea pada tahun 1807 dan dioprasikan oleh
fisik trem masih sangat sederhana, hanya berupa gerbong tanpa atap serta masih
memanfaatkan tenaga satu dua ekor kuda. Sebelum menjadi transportasi umum
bagi manusia. Beroperasi mulai than 1804 di jalur Oystermouth, pesisir barat daya
tenaga kuda perbedaan jelas ada, yaitu pada penggunaannya yang khusus di atas
rel sehingga perjalanan menjadi lebih mulus karena sangat minim guncangan.
Berbeda dengan kereta kuda yang beroprasi di jalan raya, karena kuda akan sering
bertemu denga lubang dan gelombang di jalan. Trem kuda mempunyai masa yang
relative singkat pamornya karena tenaga kuda kurang efektif sebagai transportasi
modern. Teknologi uap dan listrik yang semakin maju, membuat trem kuda
Tahun 1925, Walikota Batavia yang saat itu dijabat oleh Ir. Voomeman
mengeluarkan usul agar masalah angkutan trem dalam kota Batavia yang saat itu
10
Andrew Davies, Walking on Gower: De Elektrische Standstrams op Java, (Rotterdam:
Wyt, 197), hlm. 30.
9
(Maskapai Trem Listrik Kota Batavia atau BETM), dimerger (digabung) sebagai
satu perusahaan yang bergerak di bidang transportasi darat dalam kota Batavia.
Berdirinya BVM ini ditetapkan lewat akta notaris Meester Andrian Hendrik van
Ophuijsen.
Terbentuklah BVM dengan aset gabungan berupa satu jalur trem uap, dua
jalur trem listrik, dan tujuh jalur bus. Tujuh jalur bus itu sebelumnya dikelola oleh
NITM sebagai angkutan pengumpan (feeder) dari dan ke trem listrik. Bahkan
karcis dua kali. Keseriusan pemerintah dalam menangani urusan transportasi ini
secara tidak langsung menunjukkan bahwa pada saat itu Batavia telah
berkembang menjadi sebagai kota yang besar dengan mobilitas masyarakat yang
perkotaan modern berbasis jalan rel di Asia. Sistem transportasi umum kota
Batavia pada saat itu tergolong canggih dan tidak kalah dengan kota-kota besar di
Eropa maupun Amerika. Bahkan kota Batavia mendahului kota Amsterdam dalam
pembangunan jalan rel di Pulau Jawa akan terdiri atas dua macam bentuk, yaitu
bentuk lintas kereta api (heavy rail) dan bentuk lintas trem (light rail). Pembuatan
jalan trem diatur dalam UU yang dikeluarkan pada tahun itu juga sehingga, seperti
pengembangan jalur kereta api, tak hanya pemerintah namun swasta pun bisa
Secara umum, ada tiga jenis trem. Yaitu trem kuda, trem uap, dan trem
listrik. Ketika itu, awalnya tremnya masih berupa trem kuda. Angkutan trem di
(BTM) yang mulai beroperasi tahun 1869. Trem ini meluncur dari Amsterdam
Tramweg Maatschappij (NITM). Tremnya pun diganti menjadi trem uap. Jalur ini
11
Pradaningrum Mijarto, Batavia Lebih Dulu Punya Trem Listrik
http://www.wartakota.co.id/read/news/24457 (diakses pada tangal, Rabu, 10 Agustus 2016).
12
http://www.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/tremlistrik (dikunjungi pada tanggal
Rabu, 10 Agsutus 2016).
11
Jawa lagi-lagi menjadi pelopor perkeretaapian, di mana jalur kereta api pertama
ada di Jawa, kemudian trem listrik juga pertama kali beroperasi di Jawa, yaitu di
Di Batavia pada tahun 1869 trem pertama kali ditarik menggunakan tenaga kuda.
Akibat kuda banyak yang kelelahan dan banyak yang mengalami kematian, harga
Trem biasanya terdiri dari tiga buah gerbong. Gerbong kelas satu khusus
untuk orang Eropa, gerbong kelas dua untuk orang Cina dan Arab, sedangkan
kelas tiga diperuntukkan untuk orang pribumi dengan tarif yang tentunya paling
murah dibanding kelas satu dan kelas dua. Gerbong kelas tiga adalah gerbong
yang paling jelek, gerbong ini pada umumnya hanya berbentuk seperti bak
terbuka (pada zaman itu disebut pikolan, fasilitas ini juga dipergunakan untuk
mengangkut ikan, sayuran, buah buahan dan sebagainya. Rata rata penumpang
biasanya terdiri dari kelas 1 sebanyak 15%, sedangkan 85% penumpang lainnya
adalah penumpang kelas 2 dan 3, pada saat itu sebanyak apapun uang yang
dimiliki oleh kalangan pribumi mereka tetap harus naik di kelas tiga, sedangkan
orang Eropa, Cina dan Arab tidak diperbolehkan duduk di kelas tiga.14
13
http://indonesianheritage.info/kajian/100-tram-in-batavia/ (dikunjungi pada tanggal,
Rabu, 10 Agustus 2016).
14
http://alwishahab.wordpress.com/2008/04/21/trem-uap-di-balai-kota (dikinjungi pada
tanggal 10 Maret 2016).
12
B. PERMASALAHAN
a. Identifikasi Masalah
peneliti bahas dalam penulisan skripsi ini. Adapun pokok permasalahan yang akan
dibahas adalah bagaimana keadaan Batavia pada abad ke 19 dilihat dari segi
b. Batasan Masalah
Hindia Belanda menata dan mengelola sarana transportasi khususnya yaitu trem di
Batavia. Agar tidak terlalu melebar dari pokok pembahasan, maka penulis akan
membatasi tahunnya, yaitu pada tahun 1869 sampai dengan 1962. Maka, dengan
sebagai sarata transportasi yang sangat diangdalkan oleh warga Batavia, dan
c. Rumusan Masalah
tersebut?
di Batavia?
Batavia ini?
C. TUJUAN PENELITIAN
Hindia Belanda pada tahun 1954 dan menjelaskan digantinya trem dengan
dan pembangunan trem bagi masyarakat kota Batavia pada saat itu.
golongan elit dalam memanfaatkan kaum buruh trem demi tujuan mereka.
14
Belanda pada tahun 1954 dan alasanya mengapa digantinya trem dengan
D. MANFAAT PENELITIAN
trem di Batavia.
E. TINJAUAN PUSTAKA
Batavia pada abad ke XIX sampai XX, transportasi yang berupa trem maupun
kereta api. Kedua transportasi yang berbasis rel ini memiliki kesamaan, namun
jika pengoprasian trem hanya terdapat didalam kota, sedangkan kereta api
Terkait transportasi trem dan kereta api di Batavia masih tergolong sedikit
yang membahas, baik hasil penelitian, Skripsi, Jurnal, Tugas Akhir dan lain
15
sebagainya. Namun, dalam skripsi yang akan penulis bahas tidak hanya sejarah
trem saja, akan tetapi penulis lebih menitik beratkan bagaimana dampak sosial-
Adapun buku, Skripsi, Jurnal, dan Tugas Akir yang menjadi rujukan oleh
1. Tugas Akhir karya Yusuf Budianto Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu
Transportasi Trem dari tahun 1925 hingga tahun 1942. Trem sebagai salah
satu alat transportasi yang berbasis rel selain kereta api. Alat transportasi
15
Yusuf Budianto, Sejarah Transportasi Trem di Batavia Tahun 1925-1942, (Depok,
Tugas Akhir Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia,
2012)
16
Aditya Hatmawan, Perkembangan Transportasi Kereta Api di Batavia 1870-1925,
(Depok: Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2002).
16
1925. Diawali dengan menjelaskan peran penting kereta api di Jawa dan
yang sangat penting dikuasai dalam era pembangunan dan era globalisasi
karena peran serta sektor sebagai urat nadi dalam pembangunan bangsa
dan negara. Dengan manajemen transportasi yang efektif dan efisien, serta
17
Nur Nasution, Manajemen Transportasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004).
17
F. KERANGKA TEORI
transportasi trem di Batavia. Akan tetapi, soal transportasi tidak bisa dipisahkan
dari perencanaan suatu tata ruang kota. Bila merelevansikan dengan terori Raharjo
pelayanan jasa perdagangan dan jasa transportasi pada tingkat nasional dan
terhadap transportasi trem, dapat di lihat dari teori manajemen transportasi oleh
masnusia yang meliputi aspek sosial dan budaya. Hampir seluruh kehidupan
Dampak sosial dari transportasi yaitu dirasakan pada peningkatan standar hidup.
18
Raharjo Adisasmita, Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), h. 154.
18
G. METODE PENELITIAN
kualitatif atau metode sejarah. Metode sejarah adalah proses pengujian dan
melalui tahapan-tahapannya.20
1. Heuristik
Indonesia (ANRI) serta Arsip Daerah Jakarta Jayakarta. Tahapan ini disebut
heuristik. Dalam tahapan ini penulis kemudian membagi menjadi sumber tertulis.
Sumber tertulis kemudian dibagi menjadi sumber primer dan skunder. Sumber
primer penulis dapatkan melalui surat kabar, majalah, arsip yang sejaman dengan
2. Kritik Sumber
Pada tahanpan kedua yaitu kritik sumber yang diperoleh oleh penulis.
Dalam proses kritik sumber ini ada dua hal yang dilakukan oleh penulis, yaitu
kritik terhadap intern dan ekstern. Kritik intern terutama dilakukan berkenaan
dengan isi dari sumber tersebut. Sedangkan untuk kritik ekstern dilakukan di luar
dari isi sumber yang ada. Dalam proses ini cross check antara sumber yang satu
dengan suber yang lainnya sangat diperlukan penulis, baik sumber tertulis
maupun sumber lisan. Proses cross check ini tentunya untuk memperoleh data
3. Interpretasi
Pada tahap ini, penulis melakukan proses sintesa, menguraikan setiap data yang
ada untuk kemudian dilakukan proses analisa atau untuk menyatukan kembali
data yang ada dengan menghasilkan suatu penafsiran baru yang diperoleh oleh
penulis.
4. Historiografi
tahap-tahap dalam metode sejarah. Pada tahap akhir, penulis menguraikan secara
deksriptif-analisa.
20
Oleh karena itu, penulisan skripsi ini akan lebih menitik beratkan pada
aspek ekonomi yang banyak melibatkan masyarakat biasa, maka diperlukan ilmu
bantu dalam penulisan skripsi ini. ilmu-ilmu bantu yang digunakan adalah ilmu-
ilmu sosial yang terkait dalam pembahasan proposal skripsi ini terutama ilmu
H. SISTEMATIKA PENULISAN
dibahas secara mendalam. Dalam bab pendahuluan ini akan di sampaikan sub-
sebagai batasan maslah yang akan dibahas agar tidak terlalu melebar. Terdiri dari
Pada BAB II dibahas mengenai keadaan umum di kota Batavia pada abad
ke-19 sampai 20. Dengan melihat letak geografis dan demografis, Keadaan
Ekomomoni Selain itu juga dibahas potret transportasi di Batavia sebelum adanya
trem.
Pada BAB III dibahas mengenai trem pada masa Hindia Belanda dan juga
jenis-jenis trem di Batavia, mulai dari trem uap, trem kuda dan trem listrik yang
dari penelitian yaitu jawabn atas permasalahan yang ada dalam rumusan masalah
yang melatar belakangi penelitian yang dilakukan, serta saran-saran agar dalam
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB II
Secara astronomis dan geografis wilayah Batavia sendiri terletak antara 60-
80 Lintang Selatan dan 1060-1080 Bujur timur dengan luas pelabuhan ± 65 Km2.1
Kota yang didirikan di muara sungai Ciliwung ini saat masih bernama Jayakarta
memiliki pola tata kota seperti kerajaan-kerajaan Islam di pesisir Jawa pada
terlindungi oleh pulau-pulau yang berada di garda depan yang disebut Kepulauan
subur juga ikut berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu kota.3 Saat
tahun 1699 sangat berakibat pada garis pantai Batavia bergeser 75 meter ke arah
laut setiap tahun. Sementara sesuai dengan pendapat Restu Gunawan dalam
1
Edi Sedyawati, et.al. Sejarah Kota Jakarta 1950-1980. (Jakarta:Proyek Penelitian
Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional
Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata,1987), h.20.
2
Uka Tjandrasasmita,Arkeologi Islam Nusantara. (Jakarta:Kepustakaan Populer
Gramedia, 2009), h.142-143.
3
Tim Penyusun dan Uka Tjandrasasmita, Sejarah Perkembangan Kota
Jakarta.(Jakarta:Dinas Museum dan Pemugaran Pemerintah DKI Jakarta,2000), h.10.
4
Proses ini dapat dibuktikkan bahwa kastil Batavia yang sebelumnya berbatasan dengan
laut seolah-olah bergeser ke darat. lihatRestu Gunawan.Gagalnya Sistem Kanal:Pengendalian
Banjir Jakarta dari Masa ke Masa. (Jakarta:Kompas,2010), h.6-9.
22
22
geografis sejak bangsa eropa yang pertama yaitu Portugis mengunjungi Sunda
Kelapa pada tahun 1513 begitu menaruh perhatian terhadap wilayah ini sebagai
yaitu Malaka dan dekat Selat Sunda. Sejak awal Jan Pieterszoon Coen sebagai
pimpinan persekutuan dagang VOC saat itu sudah membuat rencana bahwa
Pada tanggal 30 Mei 1619 Jan Pieterszoon Coen telah berhasil mengambil
alih Jayakarta dari vassal Kesultanan Banten. Dan secara otomatis kota ini jatuh
ke tangan VOC dan kemudian di ganti namanya menjadi kota Batavia yang
bercorak kolonial.7 Batavia di rancang menurut kota Belanda dengan sistem kanal
penduduk kota dalam hal ini orang Belanda dengan menerapkan teknologi untuk
sedemikian rupa selain sebagai sarana pertahanan tetapi juga untuk kelancaran
5
Term „Sunda Kelapa‟ digunakan ketika menjelaskan situasi sebelum penaklukkan oleh
Fatahillah tahun 1522. Lihat Slamet Muljana, Dari Holotan ke Jayakarta, (Jakarta:Yayasan
Idayu,1980), h. 41.
6
Susan Blackburn, Jakarta:Sejarah 400 Tahun, (Jakarta: Masnsup Jakarta, 2011),h.10-
11. Lihat juga dalam tulisan C.E. Boxer. Jan Kompeni Dalam Perang dan Damai 1602-
1799;Sebuah Sejarah Singkat tentang Persekutuan Dagang Hindia Belanda, (Jakarta:Sinar
Harapan, 1983), h. 16.
7
Dalam catatan penulis sejarah versi pemerintah Belanda nama Batavia diambil dari
sebuah ’Batavier’, nama bangsa atau nenek moyang yang dulu mendiami tanah Belanda, dan oleh
pribumi Hindia Batavia disebut Betawi.Lihat G.J.F.Biegman.16 Tjerita Hikajat Tanah
Hindia,(Bandar Batawi: Koninklijk Instituut voor Taal Land & Volkekunde Nederlands
Indie,1894), h. 43.
8
Tawalinuddin Haris. Kota dan Masyarakat Jakarta; Dari Kota Tradisional ke Kota
Kolonial (Abad XVI-XVIII, (Jakarta:Wedatama Widya Sastra, 2007), h. 12-13.
23
Kota kolinial pertama di Indonesia adalah Batavia. Kota ini dibangun oleh
orang-orang Belanda pada tahun 1619, dan tahun itu dianggap sebagai fase baru
perkembangan yang cepat. Orang Eropa yang mendarat pertama kali di Batavia
bukanlah orang Belanda, melainkan para pelaut Portugis. Pada waktu itu Batavia
tidak sempat membangun kawasan tersebut menjadi sebuah kota, artinya bangsa
Setelah bangsa Portugis berhasil diusir dari Sunda Kelapa kemudian diubah
menjadi Jayakarta, yang berarti “Kemenagan Besar”, pada 27 Juni 1527. Tanggal
tersebut sampai saat ini selalu diperingati hari kelahiran Kota Jakarta.10
Garis nasib Jakarta sejak awal abad ke-17 sebenarnya telah menjadi
menjadi kota yang bisa dijadikan sebagai pintu gerbang bagi daerah di Nusantara
lainnya.11 Salah satu ciri kota yang dibangun oleh kolinial pada awal abad ke-17
(Batavia Lama) dan Nieuw Batavia (Batavia Baru). Oud Batavia merupakan kota
benteng awal pertama kali Batavia didirikan. Wilayah ini sendiri ini dibuat
9
Leonard Blusse, Persekutuan Aneh: Pemukim Cina, Wanita Peranakan, dan Belanda di
Batavia VOC,(Yogyakarta:LKiS, 2004), h. 31.
10
Purnawan Basundoro, Pengantar Sejarah Kota, (Yogyakarta: Ombak: 2012), h. 85-86.
11
Fitri R. Ghozally, Dari Batvia Menuju Jakarta, (Jakarta: MM Corp, 2004), h. 14.
24
belakangnya dibangun gedung dan bangunan yang juga dikelilingi benteng, kastil
Dalam sejarahnya, Batavia yang didirkan pada tahun 1619 oleh J.P Coen, semula
stratsegis adalah karena menguasai pintu masuk perdagangan di Selat Sunda dan
rendah berrawa. Beberapa daerah bebas banjir sudah dihuni penduduk Betawi.
didominasi daratan rendah subur membentang luas sampai ke daratan tinggi yang
berpusat di Gunung Salak dan Gunung Gede. Bagian utara yang subur
perkebunan kopi, cokelat, kacang teh, kina, indigo, buah-buahan, kayu dan lain-
lain. bagian selatan kebanyakan merupakan lahan tanah partikelir dimana banyak
terjadi keresahan sosial dan perbanditan.15 Hal ini disebabkan wilayah Batavia
12
Willard A. Hanna, Hikayat Jakarta, (Jakarta: yayasan Obor Indonesia, 1988), h. 48.
13
Desca Dwi Savolta, Arsitektur Indis Dalam Perkembangan Tata Kota Batavia Awal
Abad 20, Skripsi (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010), h. 24.
14
M.C Ricklefs, A History of Modern Indonesia, (London: MacMillan, 1981), h. 27-28.
15
Encyclopedi van Nederlandch-Indie II, h. 354-358.
25
saat ini menjadi Penjaringan dan Mangga Besar. Batavia sendiri sejak memasuki
masa pemerintahan Hindia Belanda sampai awal abad ke-20, adalah suatu
Keresidenan Batavia berjumlah 2.110.000 jiwa yang terdiri dari 14.000 Eropa,
93.000 Cina dan 3.000 Arab. Sedangkan selebihnya adalah penduduk pribumi
Etnik lain yang mendiami kota dan bermata pencarian sebagai pedagang dan
hidup dalam perkampungan. Orang Melayu, Bugis, Banjar, Bali dan beberapa titik
Buitenzorg dan Afdeeling Krawang. Afdeeling Stad en Voorstenden ini d bagi lagi
dalam 4 districten, yaitu; Penjaringan, Pasar Senen, Mangga Besar, dan Tanah
16
Clive Day.The Policy And Administration of Dutch in Java,(London:Macmillan & Co,
1904),h.418.
26
Abang. Kota Batavia ibu negeri Residentie Batavia serta tempat pusat kedudukan
Pemerintah Hidia-Belanda.17
kurang baik dan banjir yang sering menggenang di wilayah tersebut, maka
perkembangan Kota Batavia terjadi sekitar 3 mil ke selatan Mangga Besar, yaitu
penduduk yang bermukim di Kota lama dan Kota depan berjumlah 47.217 jiwa.
pada tahun yang sama Raffles meleporkan jumlah penduduk Afdeeling Stad en
sejumlah 439.952. kenaikan yang mencolok antara lain terjadi pada tahun 1848
sampai 1850 (selama dua tahun) berjumlah 64.798 jiwa atau naik sekitar 28%.
17
The Kiang Gie, Sejarah Pemerintahan Kota Djakarta, (Jakarta: Kotapradja Djakarta
Raja, 1958), h. 31.
18
The Kiang Gie, Sejarah Pemerintahan Kota Djakarta, h. 32-36.
19
Uka Tjandrasasmita (dkk), Sejarah Perkembangan Kota Batavia, (Jakarta: Dinas
Museum dan Pemugaran, 2000), h. 38.
27
Kemudian antara tahun 1865 dan 1868 berjumlah 405.149 jiwa atau sekitar 44%
menurunnya angka kematian orang Eropa yang mencapai 227,7 perseribu orang,
turun menjadi 54,1perseribu orang pada tahun 1844. Hal ini terkait dengan
menyebabkan kematian.
mengikuti pola linear perkembangan urban dari utara ke selatan mengikuti kanal
Nieuw Batavia atau Batavia Baru dibangun pada masa Gubernur Jendral
Tanah Abang, Gondang Dia, Master Cornelis dan Menteng. Di Nieuw Batavia,
yang rindang. Rumah-rumah yang dibangun itu tidak seperti di Oud Batavia tidak
20
Uka Tjandrasasmita (dkk), Sejarah Perkembangan Kota Batavia, h. 38.
28
dekat dengan jalan dan bertingkat dua, namun terlihat modern seperti di Eropa
kadang kala menelusuri kanal hingga ke tengah kota. Struktur pertama yang
mereka dirikan adalah benteng yang pada mulanya dibangun menjorok ke laut di
mura kali Ciliwung, tapi tidak lama kemudian dikelilingi daratan karena garis
pantai bertambah jauh ke utara. Pada tahun-tahun awal Batavia, benteng kediaman
administrasi dan akuntansi, penjara, gereja pertama dan ruang pertemuan Dewan
kota, serta memberikan penampilan khas Belanda. Kali pun diluruskan sehingga
menjadi kanal terbesar. Semua ini dilakukan demi nostalgia, tapi demi kegunaan
yang sama seperti kanal di kota-kota Belanda. Karena daratan Batavia terlalu
pemukiman tidak dilanda banjir. Selain itu, seperti kota-kota Belanda, kanal-kalan
Awal abad ke-19, kota batavia diwarnai oleh kehadiran empat kelompok
ras, yaitu Belanda, Indo-Eropa, Cina, Arab dan Pribumi. Maka dari itu timbul
berbagai pemukiman penduduk yaitu, orang Eropa, orang Timur Asing dan juga
berdasarkan ras dan keagamaan24 batavia seudah menjadi kota yang berkembang
dengan jumlah populasi penduduknya yang terus meningkat. Hal ini adalah akibat
menimbulkan situasi seperti yang terjadi pada tahun 1930, populasi kota Batavia
(Termasuk Welevreden) tumbuh menjadi 435.000, tiga kali lipat darei populasi
tahun 1900. Imigrasi membuat kota semakin meluas, dan pada 1953 wilayah
bawah ini.
24
Desca Wdi Savolta, Arsitektur Indis dalam Perkembangan.......h. 30.
25
Lance Catles, Profil Etnik Jakarta, (Jakarta: Komunitas Bambu, 2007), h. 18.
26
Susan Blackburn, Jakarta Sejara 400 Tahun, h. 124.
30
Tabel I
Pengelompokan Etnis
(Estimasi)
Pribumi
Sulawesi Utara
Maluku
Masyarakat
Tugu
Sumatra Utara
tidak diketahui
Non Pribumi
Dari tabel di atas menunjukan bahwa keadaan Kota Batavia di awal abad-
20 amatlah beragam dari segi etnis, yang didasari pula semakin berkembangnya
etnis yang ada di Batavia sendiri bukan menjadi hal yang mudah untuk berbaur
terlebih mengenai urusan gaya hidup. Golongan Timur Asing seperti Cina sukar
sukar berasimilasi, tetapi ada juga orang Cina yang meleburkan diri menjadi orang
semnagat kebangsaan pada awal abad ke-20 agaknya telah berubah oleh pola pikir
pada masyarakat Betawi untuk bisa berbaur, terlebih dengan adanya percapuran
27
Desca Wdi Savolta, Arsitektur Indis dalam Perkembangan....... h. 34.
32
demikian, dapat dipastikan bahwa perkawinan campuran lebih banyak lagi terjadi
di antara etnis pribumi. Para pemimpin etnis pribumi seringkali memberi contoh
ke bawah merupakan kelas ekonomi informal yang umumnya lahir dari tradisi
antara penjual dan pembeli, serta barang yang dijajakan ditempatkan dalam
tempat yang strategis (kaki lima, perimpangan jalan atau pusat keramaian) atau
pelayanan, seperti mengemudi sais/kusir kereta sado, kuli, penjahit, tukang sepatu,
Di anatra mereka ada juga yang menjadi pegawai kantor rendahan, seperti
pengantar atau surat dan pegawai kantor, sedangkan yang lain melakukan usaha
bawah ini tidak tetap, karena pekerjaan mereka serabutan dan hanya cukup untuk
28
Meztizo adalah orang-orang Kristen yang ayahnya berasal dari Eropa dan beribu Aisa.
Secara kuantitatif orang-orang Eropa dan Mestizo merupakan penduduk minoritas di Batavia, lihat
pada Lance Castles, Profil Etnik Jakarta, h. xvii.
29
Desca Dwi Savolta, Arsitektur Indis dalam Perkembangan....... h. 38.
33
tanaman tunai, sedikit produksi kerajinan tangan dan memberikan jasa pelayanan
seperti menjadi kusir sado atau gerobak lembu, serta menjadi pencuci pakaian.
Banyak diantaranya yang menanam sirih dan menjual daunnya sebagai bahan
untuk mengunyah sirih. Parah lelaki mengumpulkan buah, kayu bakar, rumput
(untuk populasi kuda yang semakin banyak) dan sayuran untuk dijual ke kota.
Industri rumah menjadi aspek ekonomi yang penting bagi masyarakat pribumi.
teknik mengecap yang diperkenalkan pada abad ke-19 telah mengurangi pekerjaan
wanita, namun seiiring penggunaan cap yang dalam peroses membatik dan
terbilang cukup berat sehingga dibutuhkan tenaga laki-laki sebagai pekerja, dan
hal ini pun dilakukan di pabrik-pabrik yang pada umumnya dimiliki oleh orang-
orang Cina.
tersebut adalah cara orang Cina kaya membeli lahan. Pemerintah di Batavia
menjual tanah-tanah yang sangat luas di karesidenan Batavia, dan hal itu membuat
kota tersebut memiliki proporsi tanah swasta tertinggi di Jawa. Para pembeli awal
tanah-tanah ini biasanya orang Eropa, tapi selama abad ke-19 sebagian besar
properti tersebut jatuh ke tangan orang Cina. Meskipun banyak juga orang Cina
yang menjadi kuli atau pedagang dan pedagang kaki lima dengan pendapatan
34
kecil, namun tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat cukup banyak jumlah
mereka bergerak di perdagangan dan menjadi orang yang kaya namun, ada pula
yang tetap menjadi kuli dan hidup dalam kemiskinan. Kehidupan mereka tak
sekalipun yang sering juga disebut dengan Eurasia mayoritasnya miskin dan hidup
golongan Eurasia ini tetap berusaha keras menjalani kebiasaan orang Eropa yang
hidup mewah, seperti makan makanan yang mahal serta berbusana Eropa. Dimana
ketika itu banyak dari laki-laki orang Eropa terlebih berada dalam trah bangsawan
memiliki dan memelihara perempuan Pribumi untuk dijadikan nyai atau gundik
yang dapat diambil dari anak atau istri pekerja perkebunan atau dari kampung
orang Pribumi.32
Bagi para keturunan Indo atau Eurasia sendiri hal ini merupakan suatu
yang paling atas dalam strata sosial di masyarakat Batavia, yakni masyarakat
Eropa, sedangkan “kutukan” karena mereka sendiri tidak dalam golongan mereka
berasal yakni Eropa dan Pribumi. Mereka yang bukan keturunan murni sangat
sulit diterima dalam kelompoknya karena dianggap berbeda. Hal ini pula lah yang
mengakibatkan sulitnya bagi mereka untuk menempati posisi yang lebih tinggi
30
Susan Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, h. 93
31
Susan Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, h. 84.
32
Djoko Soekiman, Kebudayaan Indis, Dari Zaman Kompeni Sampai Revolusi, (Jakarta:
Komunitas Bambu, 2011), h. 72.
35
sebagai pegawai negeri karena kemampuan bahasa Belanda-nya yang kurang serta
tidak memiliki kesempatan pendidikan yang baik hingga ke jenjang yang lebih
satu faktor berkembangnya kehidupan Eropa yang mewah. Para laki-laki Eropa
memang melakukan rutinitas pekerjaan harian yang tidak terlalu berbeda dengan
yang ada di Eropa. Namun, tidak banyak yang dilakukan para Perempuan Eropa
selain berkunjung di pagi dan sore hari. Budak-budak terus menjadi tenaga kerja
di rumah selama sekitar 20 tahun pertama abad ke-19.34 Pada awalnya kebutuhan
melahirkan ungkapan bahwa pangka dan kekayaan seorang pejabat bisa diukur
menghapuskannya secara resmi pada tahun 1859, tapi seiring berjalannya waktu
orang Eropa penuh dengan orang Indonesia yang bertelanjang kaki dan masing-
masing memiliki tugas khusus sehingga membuat perempuan Eropa tidak perlu
melakukan apa-apa. Mayoritas orang Eropa yang tinggal cukup lama di Batavia
33
Susan Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, h. 83.
34
Susan Balckburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, h. 78.
35
Fitri R. Ghozally, Dari Batavia Menuju Jakarta, h. 30.
36
satu yang paling terkenal adalah Bas Veth melalui karyanya yang berjudul Het
Belanda adalah perwujudan kesengsaraan”. Hal yang paling tidak disukai di kota-
kota seperti Batavia adalah kehidiupan Eropa yang materialistis. Para lelaki
Batavia adalah orang mata duitnan, penjilat atau orang kaya baru.36
Sedikit sekali orang Eropa “swasta” di Batavia, sebagian besar bekerja pada salah
satu cabang pemerintahan, baik sipil maupun mmiliter, dan mereka sangat sensitif
kelompok yang hidup makmur dengan tingkat pendapatan yang tinggi, terlihat
dihuni sejak masa prasejarah. Di daerah Batavia dan sekitarnya banyak terdapat
Batavia sampai saat ini masih belum dapat diungkapkan dengan jelas. Tidak
semua indikator yang berkaitan dengan masalah pemukiman dapat ditemui situs-
situs di daerah ini, terutama indikator berupa sisa tempat tinggal. Tetapi
36
Susan Black Burn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, h. 79-80.
37
Susan Black Burn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, h. 81.
38
Soekmono (et.al), Perkembangan Pemukiman Jakarta dari Masa Bercocok Tanam
sampai Metropilita, (Jakarta: Laporan Penelitian Kerjasama Pemprov DKI Jakarta dan Pusat
Penelitan Kemasyarakatan dan Budaya, Lembaga Penelitian Universitas indonesia, 1992-1993.
Tidak diterbitkan), h. 9.
37
pantai.
candrabaga dan Gomati yang disebut dalam prasati Tugu merupakan nama-nama
sebagai kali Bekasi. Menurutnya, juga di dekat kali tersebut terletak istana yang
timur muara sungai Ciliwung didirkan loji yang bernama Nassau dan Mauritius.
Front Jacatra. Pendirian benteng tersebut mendapat reaksi yang tidak baik dari
39
R. M Poerbatjaraka, Riwayat Indonesia: Jilid I, (Jakarta: Yayasan Pembangunan
Jakarta, 1952), h. 14-15.
38
Jayakarta, Banten dan Inggris sehingga pada tahun 1616 Front Jacatra diserang.
Pada tahun 1619 ketika Inggris menyerang Front Jacatra, Jan Pieterzoen Coen
yang pada saat itu menjadi Gubernur Jendral VOC (Vereenigde Oost-Indische
diperbesar menjadi sebuah kastil yang bernama kastil Batavia dan selanjunya
nama Jayakarta berubah menjadi Batavia. Kastil Batavia berbentuk segi empat
daya. Robijn di sebelah tenggara, Parel di sebelah timur laut dan Saphgier di
sebelah barat laut. Di sekeliling kastil dibuat parit yang disebut dengan
selatan laut kastil. Di daerah pemukiman ini dibuat kanal-kanal yang digali dari
sungai Ciliwung ke arah timur. Balai Kota didirikan berhadapan dengan Kastil
rumah sakit, gereja, sekoloah, rumah untuk orang miskin, rumah untuk anak yatim
dan penjara. Selain itu juga, Batavia sebagai pusat kegiatan VOC yang merupakan
menyimpan hasil perdagangan komuditi serta tempat gudang mesin dan gudang
senjata. Di sisi barat sungai Ciliwung terdapat tempat pengerjaan kayu milik
40
Abdurrachman Surjomohardjo, Perkembangan Kota Jakarta, (Jakarta: Dinas Muesum
dan Sejarah DKI Jakarta, 1977), h. 61.
41
Abdurrachman Surjomihardjo, Perkembangan Kota Jakarta, h. 42.
39
VOC. Dan si sebelah selatannya terdapat tempatperjaan kayu milik orang Cina
Batavia baru dapat diketahui pada saat Batavia bernama Sunda Kalapa.
kerajaan berjumlah 50.000 jiwa dan disetiap pelabuhan berjumlah 10.000 jiwa.
keluarga kemudia pada tahun 1619, diberitakan penduduk kota terutama laki-laki
Sejak jayakarta dibangun oleh VOC dan berubah menjadi Batvia, VOC
mendatangkan penduduk baik dari Eropa maupun dari koloninya di daratan Asia
perkebunan milik pejabat VOC atau milik orang-orang Cina. Selain itu orang-
orang yang datang ke Batvia ada juga yang merupakan tawanan perang atau
budak.
memberikan kesan Eropa yang kuat terhadap kota ini. Agak mengherankan bahwa
dengan sangat sedikitnya jumlah orang Eropa yang ada, kota ini mampu terlihat
seperti kota Eropa. Catatan-catatan pada masa itu mencatat sejumlah besar
42
Uka Tjandrasasmita, Sejarah Jakarta dari Zaman Prasejarah sampai Batavia Tahun
1750, (Jakarta: Dinsa Museum dan Sejarah DKI Jakarta, 1977), h. 13.
43
Uka Tjandrasasmita, Sejarah Jakarta dari......, h. 14.
40
kelompok etnis yang berbeda, tetapi tidak ada yang mendominasi. Sebuah sensus
mempertahankan hubungan kuat dengan tanah arinya. Orang India dan Cina
sering kali melakukan pelayaran dari dan ke Batavia untuk berdagang sehingga
hal ini memperbaharui etnis.para perajurirt, pelaut dan banyak pegawai VOC
lainnya sering kali hanya bertugas untuk mempertahankan jumlahnya. Hal ini
terutama terjadi pada kelompok budak yang seringkali tinggal berdasarkan dalam
B. Sistem Perekonomian
segela sesuatu yang berkaitan dengan Asia. Dari berkas arsip resolusi (surat-sura
keputusan) Pemerintah Agung ketika itu namapak jelas bahwa manajemen pusat
VOC di Aisa itu memiliki kekuatan logistik yang tangguh. Di samping sebagai
pusat VOC, Batavia juga merupakan kota meritim untuk para pedagang Asi,
sebuah pelabuhan yang memiliki peran dan tempat tersendiri dalam jaringan
Selain itu, Batavia juga berperan sebagai pelabuhan bagi lalulintas perkapalan
antar pulau di Nusantara maupun untuk pelayaran antarkota di Jawa. Aneka jenis
kapal Pribumi membuang sauh di Sunda Kelapa. Ketiga kota maritim bersekala
kosmopolitan.44
berkumpulnya aneka ragam manusia dan komuditi dari Asia. Akan tetapi,
bagaimana pandangan warga Asia sendiri tentang kota ini? kumpulan resolusi
Belanda merasa berpuas diri dengan peran peran dan kedudukan kota ini. Namun,
berpotensi besar, kota ini harus berjuang keras agar diakui dan dihargai sederajat
44
Hendrik E. Neimeijer, Batavia Masayarakat Kolonial Abad XVII, h. 59.
42
disebabkan oleh masuknya modal asing dalam bidang pertanian dan perkebunan,
terbukti bahwa dalam waktu singkat ternyata jumlah penduduk asli Batavia yakni
masyarakat Betawi, dapat dilampaui pendatang dari Jawa, Sunda, dan Cina. Hal
ini disebabkan oleh pertumbuhan daerah perkebunan di sekitar Kota Batavia yang
semakin pesat yang membutuhkan banyak tenaga kerja, dimana sebagian besar
ini dikarenakan oleh kebutuhan akan produksi tanaman ekspor seperti coklat, teh,
kopi, gula, dan lain-lain dalam jumlah besar, setelah permintaan luar negeri makin
meningkat.46
pertaninan dan nelayan. Hasilnya dijual penduduk pribumi langsung kepada para
pedagang melalui sungai-sungai kecil, atau diangkut dengan kuda, kerbau, sapi,
45
Uka Tjandrasasmita (dkk), Sejarah Perkembangan Kota Batavia, h. 39.
46
Tim Telaga Bakti Nusantara, Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid I, h. 15.
43
memang belum ada transportasi yang dapat mengangkut barang dalam jumlah
besar.
hanya tergantung dari hasil pertanian dan nelayan tentu membawa pengaruh
investasi asing ke wilayah Residentie Batavia, dimana pada waktu itu banyak
dalam jumlah yang banyak, apalagi setelah investasi yang ditanamkan para
agar mendapatkan buruh yang murah diperlukan tenaga dari Cina maupun dari
Jawa dan Sunda, sebab penduduk pribumi slam tidak bisa menjadi kuli (buruh)
tenaga kerja Cina meningkat serta makin banyak tenaga kerja yang berdatangan
dari Jawa dan Sunda, ternyata berdampak pada cara hidup masyarakat pribumi
Slam yang sebelumnya tidak ingin bekerja di perkebunan, berubah dan membuka
diri bersedia menjadi buruh perkebunan. Akan tetapi jumlahnya masih kecil
dibandingkan dengan tenaga kerja Jawa, Sunda dan Cina. Perubahan ini
47
Mubyarto (dkk), Tanah dan Tenaga Kerja Perkebunan: Kajian Sosial Ekonomi,
(Yogyakarta: Aditiya Media, 1992), h. 109-111.
44
banyak penduduk pribumi yang sebelumnya hanya bekerja sebagai petani biasa
tidak terlepas dari pertumbuhan dan perkembangan sektor pertanian. Peran sektor
tergantung hasil pertanian, dan bagi masyarakat Betawi yang tinggal di pesisir
maupun sungai. Masyarakat Betawi yang bergerak sebagai petani dan nelayan
buruh agar tidak lari dari daerah perkebunan, caranya dengan mengadakan pasar
yang sebelumnya tidak mengenal uang diperkenalkan pada uang sebagai alat tikar.
penduduk pribumi Betawi yang menjual tanahnya dan lalu bekerja sebagai buruh
tetapi mengurangi pendapatan masyarakat yang sudah stabil. Akan tetapi dengan
menggunakan angkutan hewan, seperti kuda, kerbau, sapi. Barang diangkut lebih
cepat dan ekonomis, akan tetapi tidak bisa mengangkut dalam jumlah yang besar.
penghasilan satu keluarga Pribumi untuk satu tahun f.225, jadi dalam sebulan
f.45, jadi dalam sebulan hanya berpenghasilan f.3,75 belum termasuk potongan
pajak sebesar 10%, di dalamnya tidak dijelaskan pendapatan tersebut didapat dari
bekerja di sektor apa saja. Sedangkan seorang Belanda pendapatannya f.9000 atau
48
Rsutian Kamaludin, Ekonomi Transportasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987), h. 9.
46
lebih dari f.10.000, tergantung dari posisi dan kedudukannya. Jika seorang
Belanda pendapatannya kecil maka presentase untuk pajak kecil dibawah 10%.
Sedangkan pendapatan Pribumi yang sudah kecil ini masih harus dikenai pajak
10%, dan bagi golongan Belanda diberikan dispensasi oleh pemerintah Hindia
1. Transportasi Air
umum sekaligus masal berbasis rel di Hindia Belanda,50 transportasi darat tidaklah
selancar jalur pelayaran melalui laut dan sungai. Belum dimanfaatkannya jalur
Para pendatang dari luar negeri yang tiba di Batavia tentunya datang
melaui jalur laut. Kesan pertama mereka tentang Batavia adalah kota pelabuhan di
Batavia, dekat muara kali Cliliwung yang terlindungi oleh Kepulauan Seribu. Dari
49
Desca Dwi Savolta, Arsitektur Indis dalam Perkembangan.......h. 40.
50
Transportasi massal darat adalah transportasi yang beroperasi di perkotaan dan biasanya
banyak menampung banyak penumpang untuk transportasi darat massal berbasis rel mempunyai
dua macam, yaitu keretakomuter (heavy rail) dan kereta dalam kota (light rail). Trem termasuk
golongan transportasi masssal perkotaan berbasis light rail dengan menggunakan lokomotif kecil
yang menarik gerbong dan pengoprasiannya berbaur dengan kendaraan lain di jalan raya.
47
atas dek, pengunjung dapat mengamati kesibukan para pekerja pelabuhan pada
saat kapalnya tiba. Di sana terlihat kumpulan perahu, buaya di muara kali dan
kota, serta memberikan penampilah khas Belanda. Kali pun diluruskan sehingga
menjadi kanal terbesar. Semua ini dilakukan bukan demi nostalgia, tetapi demi
agar pemukiman tidak dilanda banjir. Selain itu, kanal-kanal tersebut digunakan
hulu kali menelusuri kanal hingga tempat tujuan, sedangkan kapal-kapal dari luar
negeri yang terlalu besar untuk memasuki kali berlabuh di teluk dan membongkar
muatannya ke tongkang yang biasa menelusuri air dalam kota. Sementara itu
kapal-kapal Cina dapat berlayar ke dalam kali hingga ke kanal untuk membongkar
muatannya.
Bubarnya VOC pada 1799 membuat kekuasaan beralih dan dipegang oleh
dari Batavia lama ke Welverden (yang berada di bagian selatan Batavia lama)
pada awal abad ke 19. Alasan pemindahan pusat pemerintahan ke bagian selatan
karena mulai tidak layaknya Batavia lama menjadi hunian untuk sebagian besar
warganya. Terutama bagi orang-orang Eropa yang merasa udara di sekitar tempat
tinggalnya mulai pengap dan berbau busukakibat kanal yang tidak terjaga
48
kebersihannya dan kualitas udara yang semakin bertambah buruk karena bau
kanal yang semaik kotor juga diperkuat asap pekat yang keluar dari industri
pengulingan arak.51
pemerintah Hindia Belanda ini kemudian membangun jalur darat, yakni jalan raya
pos (de groote Postweg) yang membentang dari Anyer sampai Panarukan yang
juga melawati Batavia. Jalan raya pos yang melintasi di Batavia contohnya ada di
daerah Kwitang, Kramat Raya, dan Meester Cornelis (Jatinegara). Jalur ini terus
pos memikiki fungsi awalnya sebagai jalur militer Hindia Belanda demi
mempertahankan Jawa dari bala tentara Inggris. Jalan raya yang setiap
kilometernya dipasang paal dan pos-pos kuda ini sangat berguna untuk
Ciliwung, pada masa Batavia awal kanal inilah yang digunakan menjadi jalur
Batavia.52 Terbentag dari Sekatan ke Utara dan terhubung laut Jawa, baik itu dari
para pendatang dan warga Batavia sendiri, bisa hilir mudik menyusuri kota koloni
tersebut dengan bantuan kapal mereka. Sampai dengan keadaan Batavia awal
yang merupakan kota pelabuhan dagang. Transpotasi air dan kanal menjadi
51
Jaen Gelman Taylor, Kehidupan Sosial Batavia, (Depok: Mansup Jakarta, 2009). h.
168-170. Lihat juga artikel dari internet pada halaman situs berikut:
http://www.nederlandsindie.com/daendels-perintis-infrastruktur/. (diakses pada tanggal, Jumat, 17
Maret 2017).
52
Susan Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahu,h. 22.
49
terutama dengan adanya kanal, para pendatanf tersebut bisa merapatkan kapal-
Ada dua macam transportasi air yang digunakan pada saat itu sebgaia alat
menjadi transportasi yang umum bagi warga kota. Jadi, bisa diliat dari kondisi
fisik Batavia awal yang menggunakan kanal, transportasi air lebih mendominasi
diperlukan juga pengembangan kota Batavia sebagai kota dagang yang makin
besar. Pada masa awal Batavia diantara abad 18 sampai awal abad 19 memang
tidak bisa dikatan tidak ada. Kereta kuda dan pedati adalah transportasi darat yang
warganya untuk menjangkau tempat yang ingin dituju, terutama bagi kebutuhan
penduduk yang bermukim di Welterverden semakin besar. Akses jalan yang sudah
dibangun karena pembangunan jakan raya pos tersebut cukup memudahkan warga
53
Eretan adalah sarana angkutan berupa satu atau dua lapis bambu bulat panjang.
Sedangkan Orembaai adalah perahu kecil yang didayung oleh budak belian. Lihat juga Alwi
Sahab, Robinhood Betawi; Kisah Betawi Tempoe Doeloe, (Jakarta; Penerbit Republika, 2001, h.
20-22.
54
Susan Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, h. 62.
55
Alwi Sahab, Saudagar Bagdadh dari Betawi, (Jakarta: Penerbit Republika, 2004), h. 7.
Lihat juga di situs internet tentang transportasi pedati dengan alamat situs
http://bataviadigital.pnri.go.id/foto/?box=detail&id_record=5614&search_val=&satus_key&dpage
=1.
50
Batavia. Tetapi jakarak tempuh yang cukup jauh antara Welterverden menuju
Batavia lama justru membentuk persoalan baru yaitu kebutuhan sarana angkut.
ditambah perilaku enggan orang untuk berjalan kaki orang-orang yang memiliki
status sosial yang tinggi seperti orang Eropa yang bermukim di daerah tersebut,
mudah.56
2. Transportasi Darat
memasuki pertengahan abad 19. Banyak dari mereka yang semula hanya
dibuka terusan Suez menjadi alasan untuk melakukan perjalanan menuju Hinda
pertengahan abad 19 ini sudah tersedia jasa-jasa transportasi darat untuk publik
56
Susah Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, h. 73.
51
dan interior, seperti susuan tempat duduk penumpang dan jenis roda kereta yang
berbeda. Satu contoh dari kereta kuda itu adalah kereta kuda. Kereta kuda ini
mempunyai tempat duduk terbagi dua, kanan dan kiri yang memisahkan dikedua
yang sisi yang berbeda. Sebelum adanya delman, kereta kuda 57 dengan nama
kahar per sudah lebih dulu ada. Begitu pula kereta kuda yang hanyas bisa
menupang empat orang saja, dua orang di depan dan sisanya di belakang
Transportasi yang lazimnya digunakan oleh masyarakat Batavia adalah trem kuda,
khususnya oleh penduduk yang tidak memelihara kuda keretanya sendiri. Menurut
Tio Rek Hong, ada kendaraan lain yang digunakan yaitu kahar yang memakai dua
roda, atau kahar per atau yang sering disebut oleh orang Priangan dengan sebutan
kahar Dongdang. Untuk di dalam kota kahar per atau trem kuda ditarik
menggunakan tenaga kuda, akan tetapi untuk perjalanan panjang diluar kota
lain (dua duduk di bagian muka, termasuk kusirnya, dan dua duduk di belakang).
Lalu muncul delman yang namanya berasal dari nama tuan Delman yang mulai
57
kereta kuda yang memiliki jendela di keempat sisinya yang dapat dibuka dan ditutup,
kusirnya tidak duduk di kuda melainkan berlari di samping kuda.
58
Susan Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, h. 69.
59
Tio Tek Hong, Keadaan Jakarta Tempo Doeloe, Sebuah Kenangan 1882-
1959,(Jakarta: Mansup Jakarta, 2007), h. 75.
52
menggunakan kendaraan model ini. bagi orang-orang yang mampu, teruama tuan-
tuan toko biasanya kereta Plankijn yang ditarik dengan dua kuda, beroda empat,
Gambar 1
Sumber: http://media-kitlv.nl/allmedia/indeling/detail/form/advanced/start/13?q_searchfield=sado
(diakses pada tanggal Kamis, 16 Maret 2017).
Foto pada gambar tersebut adalah jenis kereta kuda bernama Sado. Kereta
beroda dua yang ditarik oleh kuda. Berfungsi sebagai alat angkut baik manusia,
sawah maupun kebun atau ladang dengan muatan lebih banyak dari becak dan
mempunyai jarak tempuh lebih jauh. Dinamakan sado, karena berasal dari kata
Dos a Dos, yang artinya beradu punggung. Alat ini ditarik oleh dua kuda, dan
dari kayu, papan, besi, terpal kulit, roda dengan lapisan irisan karet bekas ban
Masih ada beberapa jenis kereta kuda lainnya yang juga hampir sama
dengan delman, kahar per dan sado dengan menampilkan ciri khas tertentu.
Kekhasan dari kereta kuda tersebut adalah menjadi langganan bagi kalangan
mengengah ke atas di Batavia. Ditarik dengan dua ekor kuda dan mempunya
empat roda pada kereta pengangkutnya, kereta itu dinamakan pelangki dan ebro.
BAB III
umum massal di perkotaan membuat tram membantu warga kota dalam aspek
Dioprasikan pada tahun 1873, trem listrik di Sanfransisco sampai saat ini masih
bertahan dengan trem dan gandar.1 Dengan menyajikan kecepatan dan menempuh
jarak lebih jauh dengan mudah, trem memungkinkan kota berkembang dengan
pesat.
pentingnya transportasi berbasis rel ini untuk hadir di Hindia Belanda bermula
disaat komoditi yang diantar melalui jalur darat yang menggunakan kereta kuda
1
Trem gandar adalah jenis transportasi yang digunakan pada abad 19 sampai abad
pertengahan abad 20. Menyandang sebagai trem generasi pertama, transportasi berbasis rel ini
digunakan untuk memikat wisatawan yang berkunjung ke kota Sanfransisco dengan bentuknya
yang unik.
54
55
dibangun Daendels.
Pada masa Deandels berkuasa, banyak jalan besar dibangun di kota baru
Batavia (Jakarta Pusat). Walau cukup banyak jalan yang bibangun ketika itu di
menggunakan kuda/ kereta kuda yang disewakan atau milik sendiri. Sedangkan
sebagian etnis lain termasuk pribumi memilih berjalan kaki, naik pedati dan kereta
Warga Batavia mengenal angkutan umum berbasis rel sejak 1869. Ketika
itu sarananya berupa kereta di atas rel yang ditarik oleh beberapa kuda. Kontribusi
trem dalam membantu warga kota juga dialami di Batavia. Melaui transportasi
umum trem di Batavia penduduk kota menjadi lebih dinamis dalam pegawai yang
barang dengan trem. Hal ini dikarenakan satu gerbong dari trem yang disebut
Batavia.Di pihak lain diperlukan juga pengembangan kota Batavia sebagai kota
dagang yang makin besar.Pada masa Batavia awal di antara abad 18 sampai awal
56
transportasi darat tidak bisa dikatakan tidak ada. Kereta kuda dan pedati adalah
dianggap layak menjadi salah satu komponen penggerak mobiltas penduduk baik
menghasilkan invensi dan inovasi baru bagi manusia juga keadaan Batavia yang
miskin akan fasilitas menjadikan trem sebuah solusi tepat sebagai sarana angkut
1. Trem Kuda
pada tahun 1969. Belanda sendiri sudah menerapkan transportasi ini lima tahun
2
sebelum beroprasinya trem kuda di Batavia, dengan rute yang menghubugkan
Scevening dan Delft.3 Trem kuda yang sering disebut tramway di Batavia,
banyak pada saat itu. Menurut surat kabar harian Java Bode pada desember
ide dari Mr.J Babut du Mares seorang warga keturunan Eropa yang peduli
2
A. J, Veenendal, Railways in the Netherlands: A Brief History, 1834-1994, (Standford
University Press, 2001), h. 83.
3
H.J.A Duparc, Trams en Tramlijne: Standstam op Java, (Roterdam: Wyt, 1972), h. 10.
57
kemudia mulai dibangun pada 10 Agustus 1867. Tidak hanya gagasan dari babut
lewat mendirikan lewat perusahaan trem yang ia bentuk.4 Dalam hal pengadaan
dibuat di Belanda ataupun Jawa itu tetapi merupakan hasil produksi pabrik
pengangkut trem.
Pada tanggal 20 April 1869 trem ditarik dengan kuda diresmikan, selang
tujuh tahun usulan mengenai sarana transportasi umum massal yang harus
rel yang memiliki lebar sepur 1.188 mm.6 Trem kuda yang dikelola oleh
4
From Tramway to Busway”, http//www.redgede.com/blogs/arundhat1/from-tramway-
tbusway.html (diakses pada hari, Sabtu, 18 Maret 2017)
5
Zeffry Alkatiri, Pasar Gambir, Komik cina & Es Shanghai; Sisi Melik Jakarta 1970-an
(Depok: Mansup Jakarta), h. 157.
6
S.A Reitsma, Korte Geschiedenis der N.I.S Tremwegen, (Weltevrenden: G. Kolff & Co,
1928), h. 39.
58
dua, tiga sampai empat ekor kudaditambah dengan gerbongnya yang berjalan di
atas rel berbentuk cekung sehingga roda gerbong bisa masuk ke dalam. Dalam
satu gerbong trem kuda dapat memuat 40 orang. Tarif untuk menarik trem kuda
hampir semua sama disetiap rute, 10 sen untuk sekali perjalanan, tiap penumpang
yang naik ini akan diberi karcis yang telah distemple dengan nomor jalan.7
Gambar 2
Sumber:https://commons.wikimedia.org/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Tramrijtuig
_met_passagiers_in_Batavia_TMnr_3728-770.jpg
(diaksespadatanggal Kamis,16 Maret 2017).
trem yang berisi penumpang dan dikejauhan kusir yang membelakangi para
7
Tio Tek Hong, Keadaan Jakarta Tempo Doeloe, Sebuah Kenangan 1882-1959, h. 41.
59
penumpang sedang mengendarai trem.Pada ilustrasi ini jelas terlihat dalam satu
gerbong trem kuda adanya keragaman etnis dengan pakaian yang mereka
biasanya mereka adalah buruh pekerja, lalu pria Eropa dengan setelah jas bisa jadi
diterapkannya sistem kelas membuat warga Batavia yang multi etnis harus
martabatnya. Hal ini tidak lepas dari pandangan orang Eropa yang menganggap
kelas, membuat dalam satu gerbong memuat orang-orang dari ras dan kelas sosial
bayak trem kuda yang berhenti dan mogok, akibatnya bayak kuda-kuda yang
sehingga membuat kuda tidak kuat dan juga banyak yang mengalami kematian.
tengah jalan, membuat banyak orang meresa risih dan terganggu akibat bau yang
tidak sedap. Semenjak banyak kuda yang mengalami kematian, bahkan dalam
setahun, perusahaan trem kehilangan 545 ekor kuda. Harga kuda mulai
60
Mulai saat itulah trem kuda bersangsur-angsur digantikan oleh trem uap
2. Trem Uap
Pada tahun 1880-an, trem kuda mulai kehilangan pamor karena keberdaan
trem kuda digantikan dengan trem uap, sehingga trem kuda tidak beroprasi lagi
pada 6 Januari 1887. Banyaknya kerugian yang didapat oleh BTM memicu pada
berhenti dalam meneglola trem kuda pada tahun 1880.8 Kendali pengelolaan trem
kuda berpindah ketangan Firma Dummler & co sampai berakhir masa perusahaan
ini dalam mengelola pada 1 Februari 1882. Berakhirnya perusahaan ini dalam
mengelola trem kuda juga dikarenakan banyak yang mati, untuk mengatasi hal itu
trem kuda diganti dengan steam tramway engines dengan mendapati izin dari
Setelah Dummler habis masa konsesinya, aset dari perusahaan trem kuda
mengganti trem kuda yang bermasalah, pengoprasiaannya diganti dengan tem uap
hasil produksi pabrikan dari Jerman yaitu Lokomotiv Fabrik Hohenzollern. Mula-
mula trem uap memanfaatkan jalur trem kuda, sampai berangsur-angsur diganti
Proses konversi dari trem kuda menjadi trem uap dilakukan tahap demi
tahap karena trem kuda masih ada yang beroprasi sampai tahun 1887. Proses
konversi dimulai paa bulan Juli 1883 dan rampung pada tanggal 15 september
8
H.J.A Duparc, Trams en Tramlijne: Standstam op Java, h. 30.
9
H.J.A Duparc, Trams en Tramlijne: Standstam op Java, h 29.
61
1884, sebagian besar dari lokomitiv trem merupakan produksi pabrik Beynes,
Belanda.10 Adapun moda transportasi ini memiliki tiga lijn atau jalur, yakni.
Gambar 3
Semenjak diganti NITM banyak perubahan terjadi. Pertama, dari rute yang
Melayu. Kedua, untuk mengganti kuda NITM menggunakan lokomotif uap untuk
10
H.J.A Duprac, Trams en Tramlijne: Standstam op Java. h. 10.
62
Pembagian kelas ini juga berdampak pada tarif. Untuk kelas satu yang
sekali perjalanan tarifnya dikenakan sebesar 20 sen, sedangkan untuk kelas dua
diduduki mayoritas penumpang orang-orang timur asing baik dari Cina, Arab atau
India dikenai tarif sebesar 10 sen dan kelas tiga untuk pribumi atau bumiputera
Bila dibandingkan dengan trem kuda, trem uap awalnya disambut hangat
karena dianggap lebih modern dan diharapkan memberi kenyamanan. Tarif untuk
kedatangan trem dari 10 menit menjadi 7,5 menit sekali pada tahun 1889. Satu sisi
lain yang membuat transportasi ini digandrungi adanya sistem kelas. Bagi para
kelas merupakan berita yang baik, karenya menurut mereka selama belum
dibagikan kelas pada gerbong mereka merasa tidak nyaman karena bercampur
permasalahan yang muncul karena keberadaan trem uap, dan mulai dari masalah
matinya mesin sampai matinya manusia karena ditabrak oleh trem. Belum lagi
karena kondisi mesin yang sering kotor menjadi salah satu alasan, lalu disaat
musim hujan tremuap sering mogok karena tabung uap dari lokomotif menjadi
dingin. Pada tahun 1933 trem uap resmi berhenti dioprasikan dijalan-jalan
Batavia,
63
menciptakan aliran listrik melaui kawat di abad ke-19, menciptakan inovasi baru
pada transportasi yaitu trem dengan tenaga listrik berhasil oleh Ernst Werner von
Siemens pada akhir abad ke-1911 Trem listrik pertama kali melakukan percobaan
dipinggiran kota Berlin, Jerman pada tanggal 16 Mei 1881. Sebelum dijalankan,
Ernst Werner von Siemens bahkan sudah membuat jalur rel beraliran listrik
3. Trem Listrik
pada transportasi yaitu trem dengan tenaga listrik. Trem listrik berhasil ditemukan
oleh Ernst Werner von Siemens pada akhir abad ke 19. Trem listrik pertama kali
Seiring perkembangan teknologi, trem uap pun bergeser oleh trem listrik.
Trem listrik mulai beroprasikan di Batavia paa bulan April 1899, mengalahkan
Belanda yang baru memakai jasa trem listrik antara Haarlem dan Zandbvoort
(BETM), perusahaan ini juga menerima izin konsensi pemasangan jalur dan trem
listrik. BETM tidak seperti NITM yang menggunakan trem diproduksi dari pabrik
11
. Lihat situs resmi perusahaan Siemens dengan alamat situs
http//www.siemens.com/history/en/news/1051_von_siemens.
12
. Akses dan unduh pemaparan tentang sejarah trem listrik dari siemens di situs berikut:
http//www.siemens.comhistory/pool/innovationen/mobilitaet/the_siemens_trem_from_past_to_pre
sent.pdf
64
Jerman, trem listrik justru didapat dari Belgia, produksi dari pabrik bernama Dyle
en Becalan.
Pelayanan trem listrik jelas lebih baik daripada trem uap yang bergantung
pada suhu uap dan kerap kali menimbulkan polusi dan suara yang bising.
Walaupun tetap saja, trem listrik tidak berjalan mulus karena terkadang
(Jatinegara).
Gambar 4
Batavia yang diambil pada tanggal 11 April 1899. Trem listrik memiliki
karakteristik yang cukup jelas, pada atap pada gerbong penariknya terdapat
badan gerbong-gerbong trem listrik terdapat suatu yang khusus, yaitu gerbong
bergantung suhu uap pada mesin dan kerap kali menimbulkan polusi udara dan
suara. Walaupun tetap saja, trem listrik tidak berjalan mulus karena terkadang
mengalami gangguan dikal hujan dan banjir. Mendapat pasokan aliran listrik
sumber pembangkit.
Pemisahan kelas juga diterapkan pada trem listrik, pada awal trem listrik
ini, tarif yang ditentukan adalah 15 sen, 10 sen untuk kelas dua dan 5 sen untuk
kela stiga. Trem listrik memberi pelayanan dengan 13 buah trem yang tiap 10
tak membuat trem uap terpinggirkan, NITM dengan trem uapnya masih
Gambar5
Jalur trem milik BVM memiliki enam lijn, empat diantaranya jalur lama
yang merupakan lijn bawaan dari kedua perusahaan trem milik BETM dan NITM.
listriknya memang berdampak besar sebagai salah satu transportasi publik kota.13
Pada tahun 1925, Burgermeester (walikota) Batavia yang dijabat oleh Ir.
Voorneman, mengusulkan agar kedua perusahaan trem ini di Batavia, NITM dan
transportasi darat.14 Menurutnya lijn trem listrik yang melintas di wilayah Tanah
Abang, Mangga Dua, Jacatraweg, Kramat dan Gunung Sahari itu tidak
trem uap dari NITM, maka dari itu akan lebih baik dianjurkan untuk digabung.15
13
Mona Lohanda, Sejarah Para Pembesar Mengatur Batavia, (Depok: Mansup jakarta,
2007), h. 235.
14
Lihat sumber artikel internet mengenai sekilas sejarah perusahaan trem di situs berikut:
http//www.thejakartapost.com/news/2000/10/12/ppd039s-history-goes-back-batavia-a-trem-
firm.html (diakses pada hari Senin, 13 Maret 2017).
15
Star Weekly, dalam artikel berita yang berjudul “trem Kota Djakarta Akan Tamat
Riwajatnja”, 29 Maret 1960.
68
1933. Selain trem, BVM juga bertanggung jawab dalam mengelola pengoprasian
bus-bus di Batavia.
dibedakan dari jenis tenaga penggeraknya. Sepuluh tahun lebih setelah BVM
berdiri pergantian kembali terjadi, tetapi kini dari pemerintahan baru yang
di Asia tahun 1942 menjadi awal dari kependudukan Jepang di Hindia Belanda.
mulai diambil alih oleh tentara ke Jepang yang mendarat di pulau Jawa pada awal
bulan Maret.
BAB IV
Kuasa atas kota Jakarta berpindah dari satu pihak ke pihak lain, bahkan
ada masa di mana kota ini pernah dikuasai tiga pihak dalam waktu bersamaan,
yaitu Belanda, Jepang dan Inggris. Ketika Jepang menduduki Nusantara dan
merupakan Ibukota salah satu wilayah tersebut yaitu Jawa. Karena hasil perang
Pasifik belum jelas maka masa depan negara dan kota ini juga tidak menentu.
sebagai penengah antara Republik Indonesia dan Belanda. Di Jakarta, hal ini
kesepakatan yang rentan antara kedua belah pihak pada November 1946, Inggris
meninggalkan Jakarta.
Apakah Jakarta menjadi tempat yang berbeda setelah domisili Belanda berakhir
69
70
berupa makanan dan minuman kepada para prajurit Jepang. Namun beberapa hari
Indonesia Raya. Kini terlihat jelas bahwa penguasa baru tersebut, yang sangat
Bersama Asia Timur Raya (Dai-to-a Kyoeiken) yang dipimpin oleh Jepang.1
menghapus semua pengaruh Belanda di Ibukota. Salah satu upaya itu adalah
Waterlooplein. Selain itu juga Jepang merubah nama Batavia menjadi Jakarta
(Jakarta Tokubetsu Shi) pada tanggal 10 Desember 1942 menurut Osamu Seirei.2
Nama-nama jalan di Jakarta juga ikut dirubah menjadi nama Jepang atau
Indonesia, seperti Van Heutz Boulevard menjadi nama Imamura dan Oude
1
Susan Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, h. 183-184.
2
The Kiang Gie, Penamaan Kota Djakarta, h. 26-27.
71
Pada Oktober 1942, semua penada dan iklan dalam bahasa Belanda harus
diganti ke dalam bahasa Jepang atau Indonesia. Berbicara dan menulis dalam
bahasa Belanda pun dilarang di Jakarta hanya bahasa Indonesia atau Jepang yang
diperbolehkan dan semua orang Eropa asli segera dipenjarakan. Sebagian besar ini
tiak mengejutkan, hal yang belum jelas adalah siapa yang akan menggantikan
Pemerinta Belanda.
darat di jawa, transportasi itu meliputi bus, truk, gerubak, becak dan transportasi-
berhasildiambil alih tentara Jepang pada 15 Maret 1942, dan sekaligus berhasil
merubah namanya menjadi Seibu Rikoyu Kiko Djakarta Shinden pada tanggal 17
Desember 1942.
Pada masa Jepang sudah tidak ada lagi jalur penambahan jalur trem secara
atau diperpendek dan dibatasi trayek pengoprasiannya. Alasannya, jalur rel besi
pembatasan itu terdapat jalur-jalur yang masih tersedia, jalur itu diantaranya
adalah:
2. Kramat – Glodok
3
Peter Post & Elly Touwen-Bouwsma (editor), Japan, Indonesia and The War, (Leiden:
KITLV Press, 1997), h. 115-116.
72
transportasi umum, ada satu bagian yang memberikan pengaruh positif bagi
penduduk pribumi dari trem di Jakarta. Berkat propaganda Jepang yang dalam hal
ini bertujuan mengambil hati rakyat Indonesia (Warga Jakarta), kelas tiga pada
dihapus. Kelas tiga yang dihapus keberadaannya pada trem kemudian berimbas
pada harga karcis. Pada 1 Agustus 1945 tarif trem untuk sekali naik menjadi 10
pasukan Inggris dengan para pemuda membuat trem tidak mempunyai jadwal
15 menit sekali dan hanya beroperasi siang hari.Jam operasi yang dibatasi juga
cukup. Butuh tindakan yang lebih lanjut agar berita kemerdekaan indonesia lebih
tersiar yaitu dengan mengambil alih beberapa perusahaan di Jakarta yang masih
Ketegangan di Jakarta antara para pemuda dan para pemimpin yang ingin
deklarasi kemerdekaan. Pada awal Agustus 1945, telah diketahui secara tidak
resmi bahwa akhir perang sudah semakin dekat. Menurut mereka, para pemimpin
menyerah.
Menteng 31, mendekati Soekarno dan Hatta, mendorong keduanya untuk segera
terima secara rahasia dan tidak lama lagi diperkirakan akan di umumkan secara
4
Berikut adalah teks proklamsi kemerdakaan Republik Indonesia yang dibacakan oleh
Sukarno di kemiamannya di jalan Pegangsaan Timur nomor 56.
74
Pemuda Indonesia (API) pada 1 September 1945.5 Para pemuda rolusioner ini
Kesigapan API yang tak mau menunggu sikap para golongan tua yang masih ragu
1945 tanpa adanya bentuk perlawanan dari pihak Jepang.7 Begitu jugayang terjadi
pada perusahaan transportasi kereta api dan trem di Jakarta, ats dorongan API para
pekerja stasiun-stasiun kereta api dan pekerja trem mulai mengambil alih.
seperti kereta api dan trem. Diprioritaskan lebih awal dalam pengambil alihan
yang mereka bawa. Dipimpin oleh Johar Nur, Kusnandar, Sidik, Husan, Gayo dan
pegawai dan buruh kereta api juga mengambil alih stasiun Manggarai dan Stasiun
5
Robert B. Cribb dan Hasan Basri, Gejolak revolusi di Indonesi 1945-1949: Pergulatan
Antara Otonomi dan Hegemoni, (Jakarta: Perpustakaan Utama Graffiti, 1990), h. 47.
6
Sarana komunikasi seperti radio menjadi senjata utama Jepang dalam melakukan
propagandany pada rakyat Indonesia. Sejak Jepang tiba, penyiaran radio diambil alih Jepang dan
membentuk jawatan baru yaitu Hoso Karni Kyoku (jawatan Urusan Radio). Pada saat itu siaran
dibawah pengawasan Sendenbu (tentara Jepang bagian propaganda. Selama enam bulan setelah
Jepang berkuasa, bahasa siaran menggunakan bahasa Belanda, Inggris, Prancis dan Arab, tetapi
kemudian dienam bulan setelahnya bahasa siaran hanya menggunakan bahasa Indonesia dan
Jepang saja. Musik-musik yang dimainkan juga hanya memainkan musik bahasa Indonesia dan
Jepang, menggantikan musik-musik dari barat yang sering dimainkan. Lihat Subroto (et al.), radio,
Televisi dan Film dalam Era 50 Tahun Indonesia Merdeka, (Jakarta: Departemen Penerangan RI,
1995), h. 34-39.
7
Alizar Thaib, 19 September dan Angkatan Pemuda Indonesia, (jakarta: Yayasan
Padepokan Pancuran Mas, 1993), h. 123.
75
jatinegara, mereka menyatakan kereta api sekarang adalah milih RI. Sehari setelah
perebutan jawatan kereta api itu, giliran stasiun/halte trem listrik di Kramat Raya
menjadi sasaran perebutan, lalu disusul kembali stasiun-stasiun kereta api lain di
perebutan itu perubahan perusahaan trem masa pemerintahan Jepang pun diganti,
dari Seibu Rikuyo Kioto Djakarta Shinden menjadi Trem Djakarta-Kota pada 13
Oktober 1945.9
karena pada awal bulan Oktober 1945 pasukan Belanda (NICA) dengan
membonceng Inggris tiba di Jakarta untuk mengambil alih kembali Indonesia dari
Belanda dengan protektif, terutama para pemuda di Jakarta yang masih dalam
kolonialisme.10
tidak ketinggalan pula trem di Jakarta di masa kemerdekaan ini juga memberikan
8
H. A Razak manan (et al.), Kebulatan Tekad Rapat IKADA: peristiwa 19 September
1945, (Jakarta: Dinas Museum dan Sejarah Pemerintah daerah DKI jakarta, 1987), h. 36.
9
H.J.A, Trams en Tramlijne: Standstam op Java. h. 22.
10
Mohammad Hatta, Untuk Negeriku: Sebuah Otobiografi, (Jakarta: Penerbit Buku
Kompas, 2011), h. 150-151.
76
Jakarta.
Gambar 7
atau surat kabar berjalan yang berguna untuk menyuarakan dan memberitakan
semanjak trem menjadi satu bagian pembebasan dari pihak asing. Terlihat pada
fotodi atas terdapat tulisan “Merdeka” disini kiri trem dari naiknya penumpang.
dari dua kekuasaan sebelumnya, Hindia Belanda dan Jepang, yang memiliki
dampak cukup besar dalam perkembangan lanjut pada kota Jakarta di bawah
diterapkan pada warga kota, Jakarta pun berevolusi menjadi poros utama dari
ekonomi, pusat pemerintahan, sosial dan politik, serta kebudayaan dan seni.
sebuah kota yang memainkan peran kecil dalam Revolusi Nasional 1945-149
adalah hasil ide-ide Soekarno yang selama era revolusi menyuarakan kehati-
hatiannya dan menentang perubahan besar dalam bentuk apa pun, kecuali
nyaman di tengah kehadiran para seniman karena Istana Merdeka menjadi galeri
utama Indonesia, ia mengumpulkan para arsitek dan seniman dalam jumlah besar
taman dan sarana transportasi umum yang layak dan modern. Untuk memberi
luar negeri,11
Jakarta pada masa awal pemerintahan ini dipimpin oleh Walikota, dan
1945 sampai 21 Juli 1947, ia sempat ditawan oleh Belanda bersama tawanan
politik lainnya. Setelah RIS terbentuk, pria kelahiran Wonogiri pada 17 Februari
1903 ini kembali menjabat sebagai Walikota walau hanya setahun, mulai dari 30
hanya itu ia juga pernah menjadi pegawai tinggi Kementrian Dalam Negeri dan
membangun Jakarta salah satunya adalah meningkatkan daya aliran listrik untuk
tenaga listrik yang baru akanmengurangi pemadaman listrik yang kerap terjadi
11
Tentang hubungan Sukarno dengan para seniman, lihat Soedarmadji J.H. Damais (ed),
Bung Karno dan Seni, (Jakarta: Yayasan Bung Karno, 1979) lihat juga Susan Blackburn, Jakarta
Sejarah 400 Tahun, h. 229.
79
tahun 1953. Kali ini Sudiro, mantan Gubernur Sulawesi yang menjabat sebagai
Walikota Jakarta pada 1 Nopember 1953 sampai 25 Februari 1958 dan Kepala
jabatan.Pada masa ini kota satelit Kebayoran Baru yang dikerjakan mulai tahun
1948 selesai dikerjakan pada tahun 1956. Total ada 6.033 rumah selesai
yakni; Jakarta Utara, Jakarta Tengah dan Jakarta Selatan yang masing-masing
menjadi Undang- Undang no. 2 tahun 1961, kota Jakarta tidak dikepalai
12
Majalah Kotapradja, edisi tahun ke II terbit pada 5 September 1951 dalam artikel
berjudul “Langkah Percobaan: Kearah Perbaikan Lampu- Jalan Lampu”.
80
seorang seniman,
peran besar dalam membentuk Jakarta pselama periode ini. Ia memiliki visi
terhadap kota Jakarta dimana sebagian visi tersebut telah diwujudkan,baik ketia
obelisk tinggi menjulang yang di puncaknya dihiasi api berlapis emas, filosofi ini
Kota Sementara (DPKS) Jakarta. persoalan pengelolaan yang sudah cukup besar
masih dihambat dengan perpecahaan internal dan garis tanggung jawab yang
tumpang tindih. Impian Sukarno bagi Jakarta dan keterlibatannya secara pribadi
dalam perencanaan kota ini dapat dilihat dengan jelas di Gedung Pola. Monumen
kurang megah untuk kota Jakarta. Monumen ini digantikan oleh Monas yang
metropolis modern menjadi kota dengan daya tarik bagi para pendatang karena
81
kanvas untuk para seniman dan arsitek dari negeri sendiri, menjadikan kota
Banyak yang terpaksa membangun gubuk atau bahkan rumah yang cukup
memadai di atas tanah yang tidak merasa dimiliki, karena kurangnya lahan
perumahan yang tersedia atau harganya di atas kemampuan mereka. Masalah ini
selalu membuat Pemerintah Kota Praja sakit kepala. Sejak 1950, mereka
para penghuni liar di atas lahan yang belum dibagi, namun lahan yang
pesren penduduk di sana adalah kelahiran luar Jakarta. Dari jumlah ini,
adalah 1930 menunjukan bahwa hanya 51 persen populasi kota yang benar-benar
dilahirkan di sana, sedangkan sebagian besar penduduk lainnya berasal dari Jawa
13
Disertasi karya Yuke Ardhiati berjudul “Arsitektur, Tata Ruang Kota, Interior, dan
Kria: Sumbangan Soekarno di Indonesia 1926-1965, Sebuah Kajian Mentalite Arsitek Seorang
Negarawan”. (Depok: Universitas Indonesia, 2004), h. 162-175.
14
H.J Hereen, “The Urbanisation of Djakarta”, Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol.
8, No. 11, 1995. Lihat juga Susan Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, h. 234
82
dua kali lipat menjadi 2.910.858 jiwa.Peningkatan penduduk yang cukup drastis
dilakukan sejak 1948 juga menjadi tolak ukur dari pertumbuhan kota Jakarta.
Dengan luas kurang lebih 730-750 hektar, daerah yang terletak di Selatan Jakarta
pada saat itu akan difungsikan sebagai kota satelit Jakarta yang akan dihuni
15
Susan Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, h. 266.
16
Oplet adalah transportasi masal beroda tiga kendaraan bermotor yang dapat membawa
enam penumpang atau lebih dan dioperasikan pada rute-rute tertentu.
83
lain tidak bermotor seperti becak dan sepeda pun juga semakin banyak. Para
tukang becak ini kebanyakan adalah pendatang baru dari pedesaan, karena itulah
sering melanggar peraturan lalu lintas. Pada tahun 1951, diperkirakan terdapat
harinya dengan sistem bergilir. Menurut Bond Betja Djakarta (BBD) yang
118.270 buah ditambah dengan 5.000 buah sepeda milik anak sekolah dan 5.136
seperti yang terlihat pada gambar di atas. Dari 1952 sampai 1956, jumlah
Jakarta yang kian bertumbuh menjadikan sarana lalu lintas menjadi penting bagi
kebutuhan warga kota. Sejak masa pemerintahan Hindia Belanda di abad 20,
keadaan lalu lintas dan transportasi baik untuk umum dan pribadi memainkan
perananpenting selaintrem yang sudah ada pada abad 19. Tiga jenis kendaraan
17
Berdasarkan sensus tahun 1937, satu di antara delapan penduduk Jakarta
menggunakan sepeda.
84
yang sebelumnya tidak ada pada 1900-an seperti; mobil, sepeda dan
Gambar 8
Sumber: Jan de Bruin Het Indische Spoor In Oorlogsfijd De Spoor en Tramweg Maatschappijen in
Nederlands-Indie in de Batavia
Foto di atas adalah suasana hiruk-pikuk lalu lintas Jakarta yang mulai
padat. Terlihat trem listrik di Jakarta dengan dua gerbong penuh sesak
Cina di Jalan Senen Raya pada tahun 1950-an. Hal ini menandakan bahwa trem
adalah alat transportasi yang sangat primadona bagi masyarakat kota Jakarta pada
saat itu.
85
yang berguna untuk perpanjangan konsesi, karena saat itu pengeluaran dana dari
perusahaan trem tidak akan jalan, tetapi bila diberi jaminan modal kembali, sarana
pengangkutan ini akan berguna bagi kepentingan upaya agresi militer yang
berhak atas perusahaan trem dan kereta api. Kendati sudah mendapat hak penuh
atas perusahaan trem dan kereta api, Indonesia diharuskan menjamin ganti rugi
dengan nama Maskapai Pengangkutan Djakarta sampai nama itu kembali diganti
pada1Juli 1954.
tersebut dimuat dalam akte notaris Mr. Raden SuwandiNo. 76 tanggal 30 Juni
18
Bondan Kanumoyoso, Nasionalisasi Perusahaan Belanda di Indonesia: Menguatnya
Peran Ekonomi Negara, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001), h. 1.
19
Menurut Sukarno, ada baiknya perusahaan-perusahaan asing (Belanda)
dinasionalisasikan dengan cara disita, karena dapat membatasi ruang gerak kapitalisme asing.
Dilain pihak, Hatta tidak sepakat dengan ide itu, menurutnya jika dinasionalisasikan dengan cara
sita begitu saja kemerdekaan bangsa Indonesia tidak akan tercapai, terlebih lagi Indonesia
dikepung dengan negara-negara imperialis dan kapitalis. Hatta juga mengemukakan bahwa
pengambilalihan perusahaan asing hanyalah bentuk sentimen belaka terhadap Belanda. Karena itu,
apabila ingin menasionalisasikan perusahaan- perusahaan itu Indonesia harus memberi ganti rugi,
namun sayangnya Indonesia pada saat itu tidak mengantongi dana yang cukup untuk
membayarnya. Lihat Bondan Kanumoyoso, Nasionalisasi Perusahaan Belanda di Indonesia:
Menguatnya Peran Ekonomi Negara, h. 55.
20
ANRI.Undang-Undang Darurat No. 10 Tahun 1954 tentang Nasionalisasi Bataviasche
Verkeers Maatschappij N.V. (BVM).
21
Mengenai sejarah PPD diakses melalui situs resmi milik Perum PPD dari laman
berikut, http://www.perumppd.co.id/site/index.php/2014-08-19-09-59-01/sejarah-perum-ppd
(diakses pada 22 Maret 2017).
87
dikuasai oleh modal asing. Keadaan ini membuat upaya untuk mewujudkan
ekonomi nasional akan selalu terhalang selama modal asing, dalam hal ini
Belanda, masih beroperasi di Indonesia. Salah satu jalan keluar yang dipikirkan
suatu alasan yang kuat yang dapat dijadikan dasar legitimasi.Momentum itu
berbagai pihak soal penyelesaian masalah Irian Barat. Salah satunya usaha untuk
mengangkat isu ke dalam Sidang Umum PBB pada Desember 1954. Namun, isu
Irian Barat gagal masuk ke dalam agenda pembahasan Sidang Umum PBB
Dalam Sidang Umum PBB bulan November 1957, PBB kembali menolak
resolusi itu gagal. Terbukti, pada tanggal 1 Desember 1957 pemerintah Indonesia
BVM yang sudah berganti nama menjadi PPD ini disahkan oleh Presiden
Trem Jakarta yang sudah diambil alih Indonesia dengan PPD sebagai
pemilik aset, tentunya mewarisi trem beserta jalurnya dari pemerintah kolonial
Belanda. Pada tahun 1956, total ada 41 armada dari transportasi trem, diantaranya
terdiri dari 42 trem motor listrik bekas, 9 trailer atau gerbong sambungan dan 13
2. Kramat – JembatanMerah
5. Kramat – TanahAbang
22
Bondan Kanumoyoso, Nasionalisasi Perusahaan Belanda di Indonesia.... h. 27.
23
ANRI. Undang-Undang No. 71 Tahun 1957 dalam Penetapan Undang-Undang Darurat
No. 10 Tahun 1954 tentang Nasionalisasi Bataviasche Verkeers Maatschappij N.V. (B.V.M)
(Lembaran Negara Tahun 1954 No. 67) Sebagai Undang-Undang.
24
H.J.A. Duparc. Trams en Tramlijnen: De Stadstrams op Java, h. 27.
89
Gambar 9
Pada lijn 1 dengan rute Kampung Melayu – Jakarta Kota atau Pasar Ikan,
trayeknya meliputi Pasar Jatinegara, Kramat, Pasar Senen, Jalan Segara (dulunya
Rijswijk), kemudian melintasi Jalan Gajah Mada, lalu daerah Glodok yang
sampai kawasan Kota Tua. Lijn 3 yang memiliki awal dan akhir rute yang sama
juga menghubungkan Kampung Melayu dan Jakarta Kota, namun dengan trayek
yang berbeda. Lijn tersebut melintas di Gunung Sahari, Jalan Pintu Besi dan
wilayah Sawah Besar, lalu berlanjut di Jalan Gajah Mada sampai berakhir di
90
Merah, trem melintasi Pasar Senen dan Gunung Sahari yang terdapat kantor-
kantor perusahaan besar dan sekolahan, seperti Sekolah Dasar Kristen (SDK)
Petang yang didirikan pada 1 Agustus 1949 yang berada di pinggir Jalan Gunung
pemberhentian di Pasar Tanah Abang, hanya saja keduanya berbeda trayek. Lijn 4
kawasan pemukiman elit di Menteng dan Jalan Asem Lama (dulunya bernama
Tamarindelaan dan kini bernama Jalan K.H. Wahid Hasyim), lalu mengakhiri
Tarif sekali naik trem pada 1952 dipatok 60 sen untuk setiap
tarif trem dimata warga Jakarta membuat trem menjadi transportasi favorit
pedagang.Dalam sebulan, tepatnya pada bulan Agustus 1954, trem milik PPD ini
25
Di tahun 1950-an pilihan transportasi umum mulai beragam, dari mulai becak, oplet,
kereta listrik dan bus. Transportasi pribadi dari yang bermotor maupun tidak pun ada, seperti
mobil buatan Amerika Serikat merk Ford dan buatan Jerman yaitu Volkswagen (VW), lalu yang
tidak bermotor seperti sepeda juga ada, bahkan sudah ada sekitar awal abad 20.
91
setengah menit sekali pada lijn 1 dan 3, sedangkan 10 atau 15 menit sekali untuk
lijn lainnya.
transportasi yang merakyat. Dengan tarif sekali angkutnya yang murah dibanding
transportasi umum lain,trem juga mempunyai reputasi yang baik dari para
favorit dan berusia sudah hampir seabad, trem ibukota justru dicanangkan akan
keluar dari walikota Jakarta Syamsurizalpada tahun 1951. Menurut Walikota yang
menjabat dari tahun 1951sampai 1953 itu, trem harus diganti dengan transportasi
berkaitan dengan rencana jangka panjang pembangunan kota Jakarta, kalau trem
Trem kota harus dilenjapkan dan diganti dengan bis jang modern, jang dapat
27
memelihara perhubungan dikota jang sedang tumbuh ini.
Selain memberi pernyataan bahwa trem sudah tak cocok lagi dengan
26
Transportasi PPD selain trem yaitu bus, dibulan yang sama mengangkut kira-kira
300.000 penumpang atau rata-rata 10.000 penumpang sehari. Sehingga bila diperkirakan dalam
sebulan PPD bisa mengangkut satu juta lebih penumpang pada tahun tersebut.
27
Merdeka, dalam artikel berjudul “Tjita-Tjita Sjamsuridzal: Djakarta Raja Akan Djadi
Metropole, Djalan Kereta Api Akan Menembus Di Bawah Tanah”, 11 Oktober 1951.
92
kereta api yang dilengkapi dengan palang pintu selalu menghambat transportasi
lain. Maka dari itu bila kereta bawah tanah dibangun dan menggantikan jalur
kereta yang sudah ada pada masa Batavia itu, kereta bawah tanah akan menjadi
masa Walikota Soediro. Keputusan dari Presiden Soekarno untuk menghapus trem
berdasardari apa yang ia sering kemukakan, bahwa transportasi trem sudah usang,
tua dan sudah tidak pantas beroperasi di kota modern seperti Jakarta.Mandat yang
Menurut Walikota yang menjabat dua periode itu, trem Jakarta sebaiknya
tidak perlu dihapus seluruhnya, terutama pada lijn 1. Soediro memberi usulan
28
Subway adalah jenis kereta bawah tanah yang pengoprasiannya hanya di dalam kota. Di
Kota-kota Eropa seperti di Inggris, Spanyol atau Jerman transportasi bawah tanah ini bernama
Subway. Atau yang dikenal sekarang di Jakarta adalah Mass Rapid Transit (MRT). MRT di
Jakarta mulai dibangun pada pemerintahan Presiden Ir. Jokowi Dodo dengan tahap pertama
pembangunan membentang dari Lebak Bulus samapai Bundaran Hotel Indonesia. Pada jalur ini
juga ada dua perlintasan MRT. Eleveted (layang) dan Underground (bawah tanah). Untuk jalur
layangnya membentang dari Lebak Bulus Hingga H. Nawi. Sementara untuk jalur bawah tanahnya
membentang dari Senayan hingga Bundaran HI
93
pada Presiden Sukarno terhadap lijn 1 yang menghubungkan dua Pasar, yaitu
Pasar Jatinegara dan Pasar Senen, kalau rute tersebut sangat dibutuhkan bagi
Australia danHungaria.
dari kebijakan penghapusan trem kota Jakarta adalah trem mulai tergantikan
dengan bus diakhir 1950-an. Terkait dengan pengadaan bus, Indonesia pada tahun
1953 yang resmi menjadi anggota dalam Colombo Plan,30 mendapat bantuan dari
29
Menurut biografi tentang Menteri Perhubungan Roosseno Soerjohadikoesoemoyang
ditulis oleh Eka Budianta, Roosseno yang pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan pada 12
Oktober 1953 sampai 12 Agustus 1955 sedikit menyesal telah menghapus transportasi trem di
Jakarta. Dalam suatu acara pada tahun 1980 Roosseno menyampaikan perasaannya, “…trem itu
merupakan lalu lintas untuk rakyat dan sangat praktis.Jadi, kita dulu sebetulnya salah
menghapuskan trem itu.Sekarang kita baru tahu dan yang bikin kesalahan itu ialah saya, oleh
karena saya pada saat itu menjabat menteri perhubungan. Saya diperintah oleh Bung Karno: Roos,
trem itu kuno kabeh (bahasa Jawa untuk „semua‟), bikin susah saja. Jadi saya hapuskan trem kota
itu. Terus saya dirikan PPD yang sekarang masih berjalan. Setiap kali melihat bus PPD itu
terbayang, wah, kesalahan saya!”, ujar Roosseno dalam acara „Menyambut Tahun 2000‟. Lihat
juga Eka Budianta, Cakrawala Roosseno. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.264-265.
30
Colombo Plan didirikan tahun 1951, pada awalnya bernama “Colombo Plan for
Cooperative Economic Development in South and Southeast Asia”. Dibentuknya kesatuan
kerjasama yang dibentuk dari negara-negara persemakmuran; Austalia, Selandia Baru, Britania
Raya, Kanada, Ceylon (sekarang Sri Lanka), India dan Pakistan untuk mendukung pembangunan
sumber daya manusia di kawasan Asia dan Pasifik. Tujuan utama Colombo Plan adalah
mendukung pembangunan ekonomi dan sosial negara anggota, memajukan kerjasama teknik serta
membantu ahli teknologi antar negara anggota, memfasilitasi transfer bantuan barang dan berbagi
pengalaman pembangunan antar negara anggota sekawasan, dengan penekanan pada konsep
94
bus diesel merk Leyland, terbagi dalam tiga tahap. Tahap pertama (1956-
tahap pertama, yakni 100 unit, dan tahap ketiga (1961-1962) 50 unit,jadi total
Di tahun 1956, PPD tidak hanya mendapat bantuan bus dari Australia,
tetapi juga dari Hungaria. Pada tanggal 4 Agustus 1956 melalui persetujuan
Indonesia, diadakan percobaan bus produksi Mogurt dari Hungaria, Ikarus Sebuah
pernyataan menarik tertulis di buletin Angkutan Motor terhadap bus Ikarus yang
terhadap daya tampung dan perilaku penumpang Indonesia pada masa itu:
interior dan perilaku masyarakat Indonesia yang belum disiplin bila naik
transportasi umum. Dengan komposisi tempat duduk bus Ikarus yang begitu rapat,
ditakutkan disaat ramai, akan banyak penumpang yang tidak bayar atau terjadi
kriminalitas layaknya transportasi trem. Maka dari itu ada satu usulan, kalau bus
ini lebih baik diperuntukkan bagi pengangkutan pegawai atau orang kantoran
saja.33
Gambar 10
Sumber: (Sumber: Angkutan Motor, 15 September 1956 dalam artikel “Tirai-Besi mau
lawan Colombo Plan? Jajasan Motor men-test bis „Ikarus‟ dari Hungaria”)
Kedatangan bus-bus yang diimpor dari pihak asing seperti bus Ikarus
yang ada pada gambar tersebut, tentunya menjadi tindakan nyata dari pemerintah
kondisi trem yang sudah tidak layak lagi.Hal itu dirasakan diakhir tahun 1950,
33
Angkutan Motor, dalam artikel “Tirai-Besi mau lawan Colombo Plan?..... 15
September 1956.
96
jumlah armada dan lijn-lijn trem perlahan-lahan mulai berkurang karena banyak
yang rusak dan rem dari trem tidak berfungsi. Armada trem pada tahun 1956
masih sekitar 40 unit yang beroperasi, kemudian pada tahun 1960 berkurang
lijndimulai dari lijn 5 yang menghubungkan Kramat, Menteng dan Tanah Abang.
menjadi dua trayek, Tanah Abang – Jalan Cut Mutiah (Menteng) dan Jalan Cut
Mutiah sampai Kramat tahun 1960 lijn-lijn lainnya pun bernasib serupa. Pada 16
Maret 1960, lijn 4 juga mulai dinonaktifkan, dan lijn 1 trayeknya diperpendek
pelayanan. Lijn 3 yang mempunyai trayek perjalanan yang sama dengan lijn 1,
membatasi rute pelayanan trem dengan melayani rute Pasar Senen dan Kampung
15 Mei 1960, lijn 3 menyamakan rute pelayanan dengan lijn 1. Hasilnya, lijn dari
trem yang bertahan untuk sementara adalah lijn 1 dan 3.Meskipun beberapa lijn
trem dan jalurnya, PPD pun merubah statusnya dari Perseroan Terbatas menjadi
34
H.J.A. Duparc. Trams en Tramlijnen: De Stadstrams op Java, h. 31.
97
Peraturan Pemerintah yang keluar tahun 1961 itu, kalau mereka hanya akan
mengoperasikan bus saja.35Memasuki 1962, sisa lijn trem hanya menyisakan lijn 1
dan 3,lijn inilahmenjadi lijn terakhir sebelum lijn dari rel ditutup
Jakarta yang sudah ada sejak masa pemerintahan Hindia Belanda itu.
35
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 205 tahun 1961 Tentang Pendirian
Perusahaan Negara Pengangkutan Penumpang Djakarta. Termaktub dalam pertimbangan kedua
yang berbunyi, “ bahwa berhubung dengan itu perlu didirikan suatu perusahaan negara yang
berusaha dalam lapangan pengangkutan penumpang dengan otobis umum di wilayah Kotapraja
JakartaRaya”.http://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt519adfe9396fb/parent/lt519a
dee7c73a3 (diakses pada hari Snin, 27 Maret 2017)
BAB V
A. Kesimpulan
berkembang menjadi trem uap (stoomtram) di pertengahan hingga akhir abad ke-
19 dan bertransformasi menjadi trem listrik pada periode yang sama. Di Batavia,
trem pun berawal dari trem kuda yang kemudian beralih menjadi trem uap dan
trem listrik di akhir abad ke-19. Penggunaan trem umumnya disebabkan oleh
moblilitasnya.
pentingnya adanya trem di kota Batavia yang sedang tumbuh itu. Melihat Batavia
butuhnya akses dan pelayanan baru untuk kelancaran transportasi trem. Adanya
lijn baru tujuannya jelas untuk menguntungkan satu sama lain, warga kota bisa
lebih modern. Kota Batavia yang mula-mula mengoperasikan trem kuda pada
uap pada 1880-an dan trem listrik di akhir abad 19.Hal ini membuat warga
98
99
Eropa tersebut.
disisi lain kebaikan itu tidak bisa dibantahkan, bahwa Batavia memang kota
koloni yang amat penting bagi pendapatan kas Belanda.Sehingga tujuan adanya
sarana transportasi trem selain demi kebutuhan warga agar lebih dinamisuntuk
Belandaitusendiri.
umum massal yang terbilang favorit, ketiga macam trem selalu memiliki rapor
merah. Seperti trem kuda yang kesulitan karena kuda-kuda pengangkut gerbong
tidak terlalu kuat mengangkutgerbong, trem uap yang kerap kali mogok
diakibatkankehabisan uap, dan trem listrik yang seringkali mogok dikala musim
hujan. Walaupun terdapat beberapa masalah dari trem kuda hingga listrik,
tampaknya para pelaku usaha trem tidak terlalu ambil pusing dengan masalah
yang ada pada trem.Karena melihat pada kota Batavia pada abad 19 dan 20,
penumpang lebih banyak dibanding transportasi yang ada pada saat itu, seperti
kereta kuda, sepeda dan mobil yang baru adapada awal abad 20.
pembangunan sarana dan prasarana kota, tetapi ada dampak positif yang
Belanda. Berkat andil Jepang, sistem pembagian kelas di atas trem yang
menempatkan kaum pribumi berada di strata terbawah pada masa Hindia Belanda
berhasildihapuskan.
juga menjadi alat angkut militer saat perang revolusi ini, jadi bisa dipastikan dari
beberapa unit trem yang digunakan untuk perang ada yang rusak dan tak bisa
digunakan.
Pada masa pemerintahan Indonesia, perusahaan trem yang pada saat itu
bernama BVM menjadi PPD, ternyata ini menjadi titik awal dari penghapusan
trem di Jakarta. Menurut Presiden Soekarno trem sangatlah kuno dan sebaiknya
diganti dengan transportasi bus. Walikota Jakarta pada saat itu, Sudiro, mencoba
Senen dengan Pasar Jatinegara disisakan, tetapi Soekarno tetap teguh dengan
keputusannya.
101
Dari tiga masa pemerintahan dan tiga macam trem yang pernah
walaupun ketiga macam trem selalu mempunyai masalah. Dari kondisi tersebut
bisa ditarik kesimpulan, adanya siklus dalam transportasi umum massal kota
ini bisa dilihat dari transportasi di Jakarta kini dengan sistem busway yang
seperti trem. Kenyataan yang terjadi adalah, kendati bus Transjakarta sering
mogok, namun masih saja ada penumpang yang menikmati pelayanan setiap
harinya, begitu pula dengan trem. Meskipun digantinya trem dengan bus
memang tidak membawa dampak yang besar terhadap masyarakat pada saat itu,
tetapi kini, transportasi umum di Jakarta yang didominasi bus setelah trem
dihaus justru malah membuat kemacetan dan menjadi salah satu problematika
kota Jakarta.
terutama untuk menengah ke bawah, karena tarifnya yang murah dan melewati
tempat-tempat strategis. Jadi bila trem mogok pun lantas tidak membuat seluruh
perjalanan yang seharusnya dibayarkan.Trem juga bisa menjadi salah satu faktor
dengan bus.Menurut pendapat dari Sukarno, trem adalah transportasi kuno dan
tidak layak berada di Jakarta. Hal ini yang patut disayangkan, meski Sukarno
memiliki visi dan misi membangun kota Jakarta dengan konsep modern, dengan
massal perkotaan. Padahal bila melihat kemajuan transportasi massal sampai saat
ini, beberapa negara dan kota berpredikat modern mengoperasikan trem sebagai,
adalah biang kemacetan tampaknya mesti ditinjau kembali.Pada saat itu kondisi
lalu lintas di Jakarta memang tidaklah terlalu padat dan ketertiban lalu lintas
belum begitu baik seperti sekarang.Jadi trem dengan ukurannya yang cukup
besar dan beroperasi di tengah jalan di atas rel-nya sendiri menjadi kambing
hitam bila ada kemacetan. Pemerintah pun kembali menimbang dari baik-
buruknya trem di kota Jakarta, mulai bagaimana nasib para pedagang yang
angkut. Walau sekali lagi, otoritas Sukarno dalam pembangunan kota Jakarta
B. Saran
Daftar Pustaka
Buku-Buku:
Alkatiri, Zeffry, Pasar Gambir, Komik cina & Es Shanghai; Sisi Melik Jakarta
1970-an (Depok: Mansup Jakarta).
Boxer, C.E, Jan Kompeni Dalam Perang dan Damai 1602-1799; Sebuah Sejarah
Singkat tentang Persekutuan Dagang Hindia Belanda, (Jakarta:Sinar
Harapan, 1983).
Damais, Soedarmadji J.H. (ed), Bung Karno dan Seni, (Jakarta: Yayasan Bung
Karno, 1979).
Ghozally Fitri R., Dari Batvia Menuju Jakarta, (Jakarta: MM Corp, 2004).
105
Henry, Horst, A Magic Gecko: Peran CIA di balik Jatuhnya Soekarno, (Jakarta:
Penerbit Buku Kompas, 2011).
Hong, Tio Tek, Keadaan Jakarta Tempo Doeloe, Sebuah Kenangan 1882-1959,
(Depok: Mansup Jakarta, 2007).
Mubyarto (dkk), Tanah dan Tenaga Kerja Perkebunan: Kajian Sosial Ekonomi,
(Yogyakarta: Aditiya Media, 1992).
Post, Peter, & Elly Touwen-Bouwsma (editor), Japan, Indonesia and The War,
(Leiden: KITLV Press, 1997).
Subroto (et al.), radio, Televisi dan Film dalam Era 50 Tahun Indonesia Merdeka,
(Jakarta: Departemen Penerangan RI, 1995).
Taylor, Jaen Gelman, Kehidupan Sosial Batavia, (Depok: Mansup Jakarta, 2009).
Arsip:
ANRI.Undang-Undang Darurat No. 10 Tahun 1954 tentang Nasionalisasi
Bataviasche Verkeers Maatschappij N.V. (BVM).
Karya Ilmiah:
Hatmawan, Aditya, Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,
Universitas Indonesia, Perkembangan Transportasi Kereta Api di Batavia
1870-1925.
Savolta, Desca Dwi, Arsitektur Indis Dalam Perkembangan Tata Kota Batavia
Awal Abad 20, Skripsi (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010).
Yuke Ardhiati, Arsitektur, Tata Ruang Kota, Interior, dan Kria: Sumbangan
Soekarno di Indonesia 1926-1965, Sebuah Kajian Mentalite Arsitek
Seorang Negarawan, Disertasi (Depok: Universitas Indonesia, 2004).
Internet:
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/368374/mass-transit (diakses pada,
Rabu, 10 Agustus, 2016).
http://www.wartakota.co.id/read/news/24457 (diakses pada tangal, Rabu, 10
Agustus 2016).
108
Lampiran 1
Lampiran 4
Peta Gementee Batavia tahun 1912, terlihat zona pelabuhan Tanjung Priok ada di
sebelah kiri atas.
(Sumber Foto:The Liang Gie.Sedjarah Pemerintahan Kotapradja Djakarta.(1958)
Lampiran 9