Skripsi
Oleh:
HARI NURAPDIANSYAH
NIM: 1112046300003
v
ABSTRACT
vi
ABSTRAK
Hari Nurapdiansyah. NIM : 1112046300003, Mekanisme Pengelolaan Biaya
Operasioanal Dalam Manajemen Zakat Pada Baznas Kota Tangerang Selatan,
Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019 M/1440 H. xii + 63 halaman lampiran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pengelolaan dalam
manajemen zakat pada Baznas Kota Tangerang Selatan ditinjau dari peraturan yang
berlaku. Pengelolaan baiaya operasional dalam manajemen zakat meliputi
perencanaan (planning) rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT), sedangkan
tinjauan peraturan berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 tahun 1999 yang
diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011, Perraturan
Pemerintah No.14 Tahun 2014, dan peraturan-peratran Baznas lainnya. Pada
penelitian ini Penulis memilih objek penelitian di Baznas Kota Tangerang Selatan
yang berlokasi di Jl. Benda Barat XIV No.8, Pamulang Permai II, Pamulang,
Tangerang Selatan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan
cara wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi. Wawancara digunakan
untuk informasi dari narasumber, sedangkan observasi digunkan untuk
mendapatkan data yang menyeluruh sebagiman yang terjadi dilapangan dan
mendapatkan deskripsi yang realitif lengkap mengenai kehidupan social.Adapun
metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif-kualitatif yang
berupaya menarik faktor-faktor dan informasi-informasi dari data lapangan yang
ditemui untuk selanjutya dianalisa lebih lanjut dan kemudian diambil kesimpulan.
Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskiptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.
Hasil penelitia ini menunjukan bahwa mekanisme pengelolaan biaya
operasional dalam manajemen zakat pada Baznas Kota Tangerang Selatan
dilakukan dengan dua cara, yaitu 1. Biaya operasional yang bersumber dari dana
penghimpunan zakat yang bersumber dari muzakki, yang diambil dari hak amil. 2.
Biaya operasional yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kota Tangeranng Selatan. Sedangkan yang menjadi kendala adalah
kurangnya dana yang bersumber dari APBD Pemerintah Kota Tangerang Selatan
untuk membantu biaya operasional pada Baznas Kota Tangerang Selatan. Sehingga
Baznas Kota Tangerang Selatan menggunakan dana penghimpunan zakat yang
bersumber dari muzakki untuk menambah kekurang biaya operasionalnya. Selain
itu Baznas Kota Tangerang Selatan belum sepenuhnya melakukan apa yang
diamanatkan Undang-Undang No.23 Tahum 2011 agar membuat Rencana Kerja
dan Anggaran Tahunan (RKAT) sebagai acuan kegiatan selama satu tahun
kalender. Yang berakibat kurang terencananya program-program yang ada pada
Baznas Kota Tangerang Selatan.
vii
KATA PENGANTAR
Atas segala curahan nikmat dan hidayah yang tiada henti sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Yang insya allah kita termasuk kedalam umat-Nya.
Didorong itu semua, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
kasih kepada berbagai pihak yang secara langsung membantu penyelesaiab skripsi
1. H. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.H., M.A. Dekan Fakultas Syari’ah
2. Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
viii
4. Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif, M.Si Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah dan Endra Kasni Laili Yuda, M.Si Selaku Sekertaris Program Studi
Ekonomi Syari’ah.
Manajemen Zakat dan Wakaf (ZIAWAF) atas saran dan masukan dalam
7. Segenap Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum akan ilmu dan motivasi
8. Tim Task Force Passing Out Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
10. Drs, K.H. Endang Saefuddin, MA, Drs. Abdul Karim Ja’far, H. Muhyidin,
Moh. Sartono Selaku Badan Pelaksana Bznas Kota Tangerang Selatan yang
11. Kakak tercinta, Heni Febrianti, S.Kom, yang selalu memberikan semangat
12. Teman-teman ZISWAF Angkatan 2012 dan KKN MAWAR yang telah
skripsi ini.
ix
Akhir kata, penulis menyadari dengan berbagai keterbatasan penulisan baik
dalam penyajian laporan, bentuk tulisan, maupun isi dari skripsi ini. Penulis
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRACT
ABSTRAK
B. Permasalahan ........................................................................................ 5
1. Identifikasi Masalahan..................................................................... 5
xi
4. Teknik Pengelolaan Data ................................................................. 9
1. Definisi Mekanisme....................................................................... 14
Selatan ................................................................................................ 35
xii
BAB IV MEKANISME PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL DALAM
SELATAN ............................................................................................ 43
Berlaku ............................................................................................... 43
A. Kesimpulan ....................................................................................... 57
B. Saran ................................................................................................... 58
LAMPIRAN
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
الز َكاة َ َو َما تُقَ ِدِّ ُموا أل ْنفُ ِس ُك ْم ِم ْن َخي ٍْر ت َ ِجدُوهُ ِع ْندَ اللَّ ِه ِإ َّن َّ َوأَقِي ُموا ال
َّ صالة َ َوآتُوا
ِ َاللَّهَ ِب َما ت َ ْع َملُونَ ب
صير
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan”
Apabila berbicara tentang ekonomi Islam maka tidak akan lepas dari
masalah zakat. Secara demografi dan cultural, bangsa Indonesia merupakan
Negara dengan jumlah muslim terbesar pertama di dunia. Sebenarnya memiliki
potensi strategis yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrument
pemerataan pendapatan dengan memanfaatkan dana zakat, infaq dan sedaqah
(ZIS). Kewajian membayar zakat serta dorongan berinfaq dan besedekah dijalan
Allah SWT telah mengakar dalam teradisi di Indonesia. Dengan demikian
1
2
1
Fakhruddin, Fiqh & Manajemen Zakat di Indonesia, cet 1 (UIN Malang Press : 2008 ), h.
310.
3
2
http//azaskotatangsel.com, Sejarah Baznas Kota Tangerang Selatan, diakses: 18 September
2018.
4
3
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam; Zakat dan Wakaf, Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI Press), 1988, Cet.1, h. 65.
5
Hal ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis untuk membahas
masalah tersebut dengan judul :
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
2. Batasan Masalah
Untuk menghindari kesalahan dalam proses penelitian dan penulisan
skripsi ini, penulis sengaja membuat suatu batasan sebagai berikut :
a. Badan amil zakat hanya dibatasi pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan
yang berkantor di Jalan Benda Barat XIV Nomor 8, Pamulang Permai II,
Pondok Benda, Kota Tangerang Selatan.
b. Pengelolaan biaya operasional dalam manajemen zakat pada BAZNAS
Kota Tangerang Selatan.
3. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah
Bagaimana proses penganggaran dan pengelolaan biaya operasional pada
BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Untuk menjawab permasalahan tersebut,
6
1. Tujuan Penelitian
D. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh4 peneliti dalam penelitian ini dapat memperoleh data dari berbagai
macam, seperti buku-buku maupun karya tulis lainnya yang mendukung dan
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006), Cet. Ke-13, h. 129.
8
a. Sumber data primer, adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data.5 Data diperoleh langsung dari sumber data yang
ada di BAZNAS Kota Tangerang Selatan melalui wawancara.
b. Sumber data sekunder, adalah sumber data pendukung dan pelengkap data
penelitian. Sumber data sekunder diambil dari berbagai literatur yang ada
seperti buku-buku, dokumen-dokumen Badan Amil Zakat, surat kabar,
internet, dan kepustakaan lain yang berkaitan dengan pembahasan dalam
skripsi ini.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Adapun teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan:
1) Obsevasi
Observasi adalah cara untuk memperoleh data dalam bentuk
mengamati serta mengadakan pencatatan dari hasil observasi. Teknik
observasi yang penulis lakukan adalah bersifat langsung mendatangi
gedung badan amil zakat, menjumpai staf dan karyawan.
2) Wawancara
5
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. Ke-6, h. 225.
9
3) Studi Dokumentasi
3. Pendekatan Penelitian
6
Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 231.
7
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013),
Cet. 16, h. 4.
10
5. Teknik Penulisan
“Analisis Pelaksanaan Hak Amil sebagai LAZ yang modern, pada Baznas Kota
Zakat pada Dompet Peduli Umat kebijakn bagi amil untuk Tangerang Selatan
Daarut Tauhid (DPU DT) Jakarta” menerima upah dari dana meneliti manajemen
Prodi Muamalat, Fakultas Syariah melebihi batas mamksimal didalamnya termasuk hak
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah yang telah ditentukan 12,5% amil, tetapi lebih kepada
8
Maliatul Fitriyah “analisis pelaksanaan hak amil zakat pada dompet peduli umat daarut
tauhid Jakarta”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Unuversitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jkarta, 1427H / 2006 M).
11
2 Siti Muflihah Alwan yang berjudul Membahas kontribusi BMT Penelitian memang
Fakultas syariah dan Hukum UIN dan uupaya-upaya yang (SDM) namun lebih
3 Intan Fajar Sari “Sistem pelatihan Amil Objek pada kantor Objek penelitian penulis
zakat pada kantor Departemen Agama Departemen Agama Jakarta pada Baznas Kota
Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif pelatihan memiliki konsep manajemen biaya
Hidayatullah Jakarta 1429 H / 2008 M). yang jelas dan terarah, pengelolaan yang ada
9
Siti Muflihah Alwan, “Kontribusi BMT Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Perempuan”,
(Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta,
2011).
10
Intan Fajar Sari “Sistem pelatihan amil zakat pada kantor Departemen Agam Jakarta
Utara”, (Skripsi S1 Jurusan Manajen Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1429 H / 2008 M).
12
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini, penulis akan menguraikan apa yang menjadi awal dalam
penulisan skripsi ini. Penulis menjabarkan sekilas mengenai latar belakang
masalaha, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penulisan,metode penelitian, review studi terdahulu dan sistematika penulisan
Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori dan pembahasan zakat yang
meliputi: Definisi mekanisme, pengelolaan, Pengertian dan Dasar hukum Zakat,
Syarat-Syarat Zakat, Macam-Macam Zakat, Hikmah dan Tujuan Zakat, Zakat
Sebagai Instrument Mensejahterakan Umant, Pendistribusian Zakat. Hal
tersebut dibaas agar memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai
permasalahan yang penulis bahas dalam penulsan ini.
BAB V Penutup
Dalam baab ini penulis uraikan kesimpulan dari hasil penulisan yang telah
dilakukan di BAZNAS Kota Tangerang Selaan. Serta memberikan solusi atas
permasalahan dari rumusan masalah yang dipaparkan. Hal ini bertujuan untuk
mengembangkan pengelolaan biaya operasional pada BAZNAS Kota Tangerang
Selatan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Definisi Mekanisme
1
Moenir. H.S.A, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001),
Cet Ke-1, Edisi 2, h 67.
2
Poerwadamitra. W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003),
Cet Ke-1, Edisi 1, h 56.
14
15
3
Bagus Loren, Kamus Filsafat, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama1996), Cet Ke-3, h.
997.
4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008), Cet. Ke-I, Edisi 4, h. 1183.
5
Gorge R. Trry, Leslie W. Rue, Dasar Dasar Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet
Ke-1, Edisi 2, h 67.
6
Sodang P. Siagian, Manajemen Strategik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet Ke-1, h 166.
16
7
Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifatuh, Pendidikan anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar-
Russ Media, 2013), h. 141.
8
Dr. Al-Zuhayly Wahbah, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset, 2005), Cet. Ke-6, h. 82-83.
9
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), h. 1279.
17
zakat secara bahasa adalah bertambah dan tumbuh atau meningkat. 10 Zakat
merupakan nama atau sebutan dari sesuatu hak Allah SWT yang dikeluarkan
seseorang kepada fakir miskin. Dinamakan zakat karena didalamnya
terkandung harapan untuk beroleh berkat, membersihkan jiwa dan
memupuknya dengan berbagai kebajikan.11
Pengertian zakat menurut istilah adalah memberikan sebagian harta
tertentu kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat. Jadi kalau
kita tilik pula zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta yang
tertentu diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat
tertentu.12 Dalam pasal 1 ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia No. 23
Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat yaitu: zakat adalah harta yang wajib
dikeluarkan oleh seseorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada
yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.13
Sedangkan pengertian zakat secara istilah sebagaimana disebutkan oleh
Wahbah al-Zhaily bahwa mazhab Maliki mendefinisikan zakat dengan
mengeluarkan sebagian dari harta yang khusus yang telah mencapai nishab
(batas kwantitas minimal yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang
berhak menerimanya. Mazhab Hanafi mendefinisikan zakat dengan
menjadikan sebagian harta yang khusus dari harta yang khusus sebagian milik
orang yang khusus, yang ditentukan oleh syari’at karena Allah SWT. Mazhab
Syafi’i, zakat merupakan sebuah ungkapan keluarnya harta sesuai dengan
khusus. Sedangkan menurut mazhab Hambali, zakat adalah hak yang wajib
dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.14
Meskipun para ulama di dalam menafsirrkan berbeda-beda, tetapi
semaunya mengarah pada satu arti yang mengeluarkan sebagain harta benda
10
Yusuf Qardawi, Fiqhus Zakat, Terj. Salman Harun, et.al., Hukum Zakat, (Bogor: Pustaka
Lentera Antar Nusa, 2007) , Cet. Ke-10, h. 34.
11
Hasbi Al-Furqon, 125 Masalah Zakat, (Solo: Tiga Serangkai, 2008), Cet. Ke-1, h.13.
12
Nazar Bakry, Problematikan Fiqh Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), Cet.
Ke-1, h. 29.
13
Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
14
Wahbah al-zuhaily , al-Fiqh al-Islami wa ‘adilla, Terj. Agus Efendi dan Bahrudin Fanani
“Zakat Kajian Berbagai Mazhab”, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), Cet. Ke-1, h.83.
18
الز َكاة َ َو َما تُقَ ِدِّ ُموا أل ْنفُ ِس ُك ْم ِم ْن َخي ٍْر ت َ ِجدُوهُ ِع ْندَ اللَّ ِه ِإ َّن َّ َوأ َ ِقي ُموا ال
َّ صالة َ َوآتُوا
ِ اللَّهَ ِب َما ت َ ْع َملُونَ َب
صير
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang
kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada
sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu
kerjakan”. (QS. Al Baqarah: 110).15
b. al-Qur’an Surat al-Taubah ayat 103:
15
Yusuf Qardhawi, Fiqh Zakat, terj. Salman Harun dkk, (Bogor: Pustaka Litera Antar
Nusa, 2002), Cet. Ke 6, h. 139.
19
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (QS. al Taubah:
103).16
c. Dalil sunnah
Dalam hadist Rasulullah Saw disebutkan antara lain dalam hadist
Ibnu Umar ra Rasulullah Saw bersabda Dari Abdullah ibn Umar, ia
berkata: Rasulullah SAW bersabda:
16
TM. Hasbi al Shiddiqie, Pedoman Zakat, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1999), Cet, Ke-
3, h. 34.
17
Abi Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Jus I (Beirut: t.th), h. 10.
20
3. Syarat-Syarat Zakat
Sejalan dengan ketentuan ajaran Islam yang selalu menetapkan standart
umum pada setiap kewajiban yang dibebankan kepada umatnya, maka dalam
penetapan harta menjadi sumber atau obyek zakat pun terdapat beberapa
ketentuan yang harus dipenuhi. Apabila harta seorang muslim tidak
memenuhi salah satu ketentuan, misalnya belum mencapai nishab, maka harta
tersebut belum menjadi sumber atau obyek yang wajib dikeluarkan zakatnya.
Adapun Syarat wajib zakat adalah sebagai berikut:
a. Islam
Zakat itu wajib atas setiap muslim yang merdeka, yang memiliki satu
nishab dari salah satu jenis harta yang wajib dikeluarkan. Menurut
kesepakatan ulama zakat tidak wajib bagi orang kafir, karena zakat
merupakan ibadah mahdhah yang suci sedangkan orang kafir bukan orang
yang suci. Mazhab Syafi’i berbeda dengan mazhab-mazhab lainnya,
Syafi’i mewajibkan kepada orang-orang murtad untuk mengeluarkan zakat
harta sebelum riddahnya terjadi18.
b. Milik Sempurna (al Milk al Tam)
Kepemilikan sempurna adalah bahwa aset kekayaan tersebut harus
berada di bawah kekuasaan seseorang secara total tanpa ada hak orang lain
di dalamnya. Dengan demikian, secara hukum pemilik dapat
memanfaatkan ataupun membelanjakan hartanya dengan bebas sesuai
dengan keinginannya dan dapat menghalangi orang lain untuk
menggunakan hartanya.19
Sebagian ulama ada yang sepakat bahwa harta milik sempurna
adalah harta kekayaan berada di bawah kontrol dan di dalam kekuasaan
pemiliknya, atau seperti menurut sebagian ulama bahwa harta itu berada
18
TM. Hasbi al Shiddiqie, Pedoman Zakat, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1999), Cet, Ke-
3, h. 34.
19
M. Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2006), Cet. Ke-3, h. 19.
21
20
Ahmad Husnan, Zakat Menurut Sunnah dan Zakat Model Baru, (Jakarta: Pustaka al-
Kautstar, 1996), Cet. Ke-1, hal. 38.
21
Yusuf Qardhawi, Fiqh Zakat, terj. Salman Harun dkk, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa,
20020), Cet. Ke 6, h. 139.
22
22
Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,
2002), Cet. Ke-2, h. 22.
23
Wahbah al Zuhaili, al-Fiqh al-Islam wa Adillah, terj. Agus Efendi dan Bahrudin Fanani
”Zakat Kajian Berbagai Mazhab” (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), Cet. Ke-1, h. 747.
23
24
M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 2002), Cet. Ke-13, h. 325.
24
25
Muhammad, & Ridwan Mas’ud, Zakat dan Kemiskinan, Instrumen Pemberdayaan
Ekonomi Umat, (Yogyakarta: UII Press, 2005), hal. 39.
26
Departemen Agama, Pedoman Zakat 9 Seri, (Jakarta: Departemen Agama, 1996), h. 176.
25
27
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: IIIT, 2003), Edisi Ke-II, h. 98.
28
Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Umum Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), h. 794.
26
29
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: IIIT, 2003), Edisi Ke-II, h. 98.
30
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahanya, Yayasan Penyelenggara
Penterjemah al Qur’an,, h. 196.
27
31
Wahbah Az Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, terj, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 1995), h. 279
28
32
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), Jilid I,
h. 295.
33
M. Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, h. 179-185.
29
34
Lahmudin Nasution , Fiqh I, (Jakarta : Logos, 1995), h. 145.
35
Hikmat Kurnia dan A. Hidayat, Panduan Pintar Zakat Harta Berkah, Pahala Bertambah
Plus Cara Tepat dan Mudah Menghitung Zakat, h. 145.
30
36
Wahbah al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Alih Bahasa Oleh Agus Effendi dan
Bahruddin Fannany, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), Cet. Ke-I, h. 281.
31
37
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, h. 303
38
Ahmad Azhar Basyir, Hukum Zakat, (Yogyakarta: Lukman Offset, 1997), Cet. Ke-1, h. 84
BAB III
GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT (BAZNAS) KOTA
TANGERANG SELATAN
1
http://baznaskotatangsel.com/profil/, Tim BAZDA Kota Tangerang Selatan, Profil BAZDA
Kota Tangerang Selatan, artikel diakses pada 25 April 2018
32
33
2
http://baznaskotatangsel.com/profil/, Tim BAZDA Kota Tangerang Selatan, Profil BAZDA
Kota Tangerang Selatan, artikel diakses pada 25 April 2018
3
Wawancara pribadi dengan Bapak Ade. Pamulang, 15 November 2018.
34
4
Wawancara pribadi dengan Bapak Ade. Pamulang, 15 November 2018.
35
beralamat di Jalan Benda Barat XIV Nomor 8, Pamulang Permai II, Pondok
Benda, Pamulang, Tangerang Selatan.
B. Visi dan Misi BAZNAS Kota Tangerang Selatan
1. Visi
Adapun visi BAZNAS Kota Tangerang Selatan adalah menjadikan badan amil
zakat Nasional sebagai lembaga pengelola zakat yang dapat dipercaya dalm
membangkitkan ekonomi dalam rangka memerangi dan mengentaskan
kemiskinan di wilayah Kota Tangerang Selatan.
2. Misi
Adapun Misi BAZNAS Kota Tangerang Selatan seperti berikut ini :
a. Menggali potensi umat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota
Tangerang Selatan dalam upaya memperkecil kemiskinan. Mendayagunakan
dana umat bagi peningkatan kualitas umat yang islami.
b. Memudahkan pelayan para muzakki, munfiq dan mufashaddiq dalam
menunaikan zakat, infaq dan shadaqah (ZIS).
c. Mendistribusikan zakat kepada mustahiq (yang berhak menerima zakat)
sesuai dengan hukum dan syariat serta Undang-undang yang berlaku.6
C. Tugas, Fungsi dan Tanggung Jawab BAZNAS Kota Tangerang Selatan
1. Tugas Pokok
Sebagai pengelolaan, tugas pokok BAZNAS KotaTangerang Selatan adalah :
a. Menggali potensi zakat
b. Mengumpulkan harta/zakat
c. Mengelola harta/zakat yang telah terkumpul
d. Mendistribusikan zakat kepada mustahiq secara proporsional
e. Mendayagunaan dana zakat
f. Mengupayakan pengembangan zakat baik dari segi sumber maupun
pemanfaatannya
g. Menyusun pedoman zakat yang sederhana dan mudah dipahami oleh muzakki
6
Wawancara pribadi dengan Bapak Ade. Pamulang, 15 November 2018.
36
2. Fungsi
Sebagai pengelola zakat, BAZNAS Kota Tangerang Selatan akan
mengfungsikan diri sebagai lembaga pelayanan masyarakat yang akan berzakat
(Muzakki) dan bagi orang-orang yang membutuhkan bantuan dana zakat
(mustahiq).
3. Tanggung Jawab
Amanah yang diberikan kepada BAZNAS Koata tangerang Selatan adalah :
a. memperbaiki keadaan dan taraf perekonomian masyarakat, dalam ini : adalah
mustahiq
b. Menyediakan fasilitas yang akan menunjukan perbaikan penghasilan bagi
umat
c. Melakukan penataan administrasi umum, personalia dan keuangan zakat
4. Tujuan
Tersalurnya dana umat sesuai denga ketentuan syariat islam terwujudnya
pengelolaan zakat sesuai dengan tuntutan syariah dan perundang-undangan di
Indonesia.
D. Struktur Badan Amil Zakat (BAZNAS) Kota Tangerang Selatan
Sebagai lembaga pelayanan masyarakat dari masyarakat yang ber-zakat
(muzakki) untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan zakat (mustahiq),
BAZNAS Daerah Kota Tangerang Selatan dikelola berdasarkan struktur
organisasi. Struktur organisasi tersebut adalah :
Dewan
Komisi Pengawas
Pertimbangan
Ketua Ketua
Walikota Kepala Kemenag
Tangerang Selatan Kab. Tangerang
Anggota Anggota
K.H. Saidih, S .Ag, K.H. Zainuddin Abdullah, K.H. Saidih, S .Ag, K.H. Zainuddin Abdullah,
K. H. Hasyim Rais K. H. Hasyim Rais
37
2. Pelaksana Keuangan
7
http://baznaskotatangsel.com/profil/, Tim BAZDA Kota Tangerang Selatan, Profil
BAZDA Kota Tangerang Selatan, artikel diakses pada 25 April 2018
38
Tabel 2.1 Struktur Keorganisasian Pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan Periode 2016-2021
1. Ketua
2. Sekretaris
8
http://baznaskotatangsel.com/profil/, Tim BAZDA Kota Tangerang Selatan, Profil BAZDA
Kota Tangerang Selatan, artikel diakses pada 25 April 2018
9
http://baznaskotatangsel.com/profil/, Tim BAZDA Kota Tangerang Selatan, Profil BAZDA
Kota Tangerang Selatan, artikel diakses pada 25 April 2018
39
3. Bendahara
4. Seksi Pengumpulan
5. Seksi Pendistribusian
6. Seksi Pendayagunaan
10
http://baznaskotatangsel.com/profil/, Tim BAZDA Kota Tangerang Selatan, Profil
BAZDA Kota Tangerang Selatan, artikel diakses pada 25 April 2018
11
http://baznaskotatangsel.com/profil/, Tim BAZDA Kota Tangerang Selatan, Profil
BAZDA Kota Tangerang Selatan, artikel diakses pada 25 April 2018
12
http://baznaskotatangsel.com/profil/, Tim BAZDA Kota Tangerang Selatan, Profil
BAZDA Kota Tangerang Selatan, artikel diakses pada 25 April 2018
40
7. Seksi Pengembangan
13
http://baznaskotatangsel.com/profil/, Tim BAZDA Kota Tangerang Selatan, Profil
BAZDA Kota Tangerang Selatan, artikel diakses pada 25 April 2018
14
http://baznaskotatangsel.com/profil/, Tim BAZDA Kota Tangerang Selatan, Profil
BAZDA Kota Tangerang Selatan, artikel diakses pada 25 April 2018
41
baju, buku sekolah, dan keperluan lainnya yang tidak terjangkau pada
beasiswa pendidikan.
15
http://baznaskotatangsel.com/profil/, Tim BAZDA Kota Tangerang Selatan, Profil
BAZDA Kota Tangerang Selatan, artikel diakses pada 25 April 2018
BAB IV
Berlaku
zakat dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 serta Peraturan Mentri
Agama Nomor 30 Tahun 2016 tentang tugas, fungsi, dan tata kerja anggota
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan hak amil bila dirasa masih
1
http://pid.baznas.go.id/, Peraturan Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Zakat, artikel diakses pada 13 juli 2018.
43
44
pendapatan dan belanja daerah (APBD) tidak mencukupi dapat bersumber dari
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Jadi dana hasil penghinpunan
dari para muzakki seharusnya hanya untuk disalurkan kepada para mustahik
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) atau anggaran pendapatan dan
Selatan kurang ikut berperan aktif dalam mensukseskan peran BAZNAS Kota
BAZNAS Kota/Kabupaten.
2
http://pid.baznas.go.id/, Peraturan Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Zakat pasal 69 ayat 2, artikel diakses pada 13 juli
2018.
45
rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) secara baik dan benar bagi seluruh
BAZNAS No.5 Tahun 2018 rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) adalah
naskah yang memuat program kerja dan anggran kegiatan BAZNAS, BAZNAS
Kota/Kabupaten untuk periode waktu satu tahun dan digunakan sebagi acuan
Jadi dengan adanya rencana kerja dan anggran tahun (RKAT) segala
sudah mempunyai acuan dalam hal program kerja yang akan dilakukan dan
operasional apa saja yang harus dikeluarkan selama kurun waktu satu tahun ke
3
http://pid.baznas.go.id/, Peraturan Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Zakat pasal 1 ayat 22, artikel diakses pada 13 juli
2018.
46
kegiatannya untuk kurun waktu satu tahun kedepan, namun acuan kegiatan pada
BAZNAS Kota Tangerang Selatan belum dapat dibilang sebagai RKAT. Karena
global/umum tidak terperinci sesuai dengan RKAT yang harusnya. Karena siring
mengedepankan aspek prioritas atau dianggap yang sekiranya lebih penting, jadi
Seperti hal-hal yang sudah dipaparkan diatas dilihat dari segi peraturan
yang berlaku pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan dalam pengelolaan biaya
4
http://uuzakat.go.id/, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang
Tugas Pengelolaan Zakat pasal 7 ayat 1 (a,b,c dan d), artikel diakses pada 14 juli 2018.
47
jumlahnya relatif besar. Dana yang ditunjukan untuk BAZNAS Kota Tangerang
Selatan masuk kedalam cost hibah pada APBD Kota Tangerang Selatan. Pada
APBD Kota Tangerang Selatan tahun 2018 untuk cost hibah sendiri jumlahnya
sendiri jumlahnya masih sangat kecil dari total keseluruhan dana hibah pada
Selain itu juga tidak semua biaya operasional pada BAZNAS Kota
Tangerang Selatan tiak dapat tercover seluruhnya dari dana APBD Kota
Tangerang Selatan karena untuk menggunakan dana APBD ada hal-hal yang
harus diperhatikan. Selain itu dana yang berasal dari APBD peruntukannya harus
sesuai dengan undang-undang yang berlaku, juga harus sesuai dengan arah
kebijakan yang diprioritaskan oleh pemerintah Kota Tangerang Selatan. Jadi bila
ada hal yang dirasa kurang sesuai dengan arah kebijakan dari pemerintah Kota
Tangerang Selatan maka sumber dananya tidak bisa dari APBD Kota Tangerang
Selatan.6
5
Wawancara pribadi dengan Bapak H. Muhammad Thohir, SQ, Pamulang, 2 Maret 2019
6
Wawancara pribadi dengan Bapak H. Muhammad Thohir, SQ, Pamulang, 2 Maret 2019
48
2018 diatas menunjukan bahwa dana yang berasal dari APBD Kota Tangerang
berasal dari APBD Kota Tangerang Selatan tidak diberikan secara tunai
melainkan sudah langsung dibayarkan utuk biaya seperti listrik, sewa bangunan
kantor dll. Dan sumber penerimaan dana zakat yang terbesar dari zakat, sedekah
dan infak yang berasal daripara muzakki, yang jumlahnya mencapai 90% dari
Tangerang Selatan tidak semuanya berasl dari dana APBD Kota Tangerang
berasal dari muzakki yang diambil dari hak amil. Bahkan sebagian besar dana
49
operasional pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan berasal dari dana yang
dihumpun dari para muzakki. Karena itu BAZNAS Kota Tangerang Sealatan
dewan pertimbangan dan komisi pengawas dalam pengelolaan zakat yang terdiri
dari pemerintah Kota Tangerang Selatan dan Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Tangerang Selatan dan MUI Kota Tangerang Selatan. Hal ini dapat dilihat dari
demikian pemerintah Kota Tangerang Selatan dan MUI Kota Tangerang Selatan
II Bidang Kesehatan
1. Program Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) fm Rp 713.152.000
2. Bantuan Biaya Kesehatan fm Rp 21.205.000
IV Bidang Keagamaan
1. Bantuan Mualaf mf Rp 2.515.000
2. Program Bantuan Marbot/imam masjid fs Rp 54.900.000
3. Program Bantuan Guru TPA/TPQ fs Rp 116.550.000
4. Program Bantuan Guru Majlis Taklim fs RP 65.100.000
5. Program Bantuan Sarana Ibadah fs Rp 336.500.000
Bantuan Sarana Ibadah (temporer) fs Rp 12.250.000
6. Pengembangan dan Pengendalian Program Baznas Tangsel fs RP 46.550.000
(keagamaan lainnya)
V Bidang Kemanusiaan
1. Bantuan Korban Bencana (temporer) fm Rp 60.377.500
2. Program Bantuan Dhu’afa fm Rp 273.099.000
3. Bantuan Ibnu Sabil (temporeer) is Rp 4.010.000
4. Bantuan Gharimin gr Rp 5.100.000
5. Bantuan Biaya Hidup fm Rp 22.250.000
VI Amilin fm Rp 75.000.000
ada di wilayah Kota Tangerang Selatan. Dan juga dengan Unit Pengumpul
Zakat (UPZ) Kelurahan, UPZ DKM dan UPZ yang berada di dinas
zakat otomatis pada slip gaji setiap bulannya bagi seluruh pegawai muslim
sebagiman berikut :
zakat.
zakat
zakat
dalam hal ini Walikota Tangerang Selatan. Data yang diberikan oleh
7
Wawancara pribadi dengan Bapak H. Muhammad Thohir, SQ, Pamulang, 2 Maret 2019
55
pentasharufan saja.
secara optimal.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
57
58
terkadang masih sedikit kurang jelas karena terkadang apa yang dilaksanakan
bukan dari apa yang suadah direncanakan.
3. Kurang optimalnya kerjasama yang dilakukan BAZNAS Kota Tangerang
Selatan dengan para relasinya, seperti kerjasama BAZNAS Kota Tangerang
Selatan dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang kurang baik dalam
pengalokasian dana hibah yang bersumber dari APBD Kota Tangerang
Selatan untuk memenuhi keperluan biaya operasional BAZNAS Kota
Tangerang Selatan yang masih jauh dari kata cukup. Selain itu kurangnya
kerjasama BAZNAS Kota Tangerang Selatan dengan LAZ yang ada di daerah
Kota Tangerang Selatan. Sehingga masih terjadinya tumpang tindih dalam
hal mengumpulan dan pengalokasian dana zakat yang terjadi di Kota
Tangerang Selatan. Dilihat dari sisi pemerintah Kota Tangerang Selatan,
dirasa kurang ikut berperan aktif baik dari segi bantuan dana untuk
operasional pada BAZNAS Kota Tangerang Selatan. Maupun dari segi
kebijakan, misalnya mengeluarkan perda khusus yang mengatur tentang
pelaksanaan zakat harus dilaksanakan di BAZNAS Kota Tangerang Selatan.
Dimulai dari jajaran pegawai yang ada di wilayah Kota Tangerang Selatan
maupun masyarakat Kota Tangerang Selatan.
B. Saran
Buku Reverensi
Ali, Muhammad Daud. Sistem Ekonomi Islam; Zakat dan Wakaf. Jakarta: Universitas
Indonesia Press. 1988.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. 2006.
Bakry, Nazar. Problematikan Fiqh Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1994.
Departemen Agama RI. Pedoman Zakat 9 Seri. Jakarta: Departemen Agama. 1996.
Fadillah, Muhammad dan Lilif Mualifatuh. Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-
Russ Media. 2013.
Fakhruddin. Fiqh & Manajemen Zakat di Indonesia Malang: UIN Malang Press. 2008.
Fitriyah, Maliatul. “Analisis Pelaksanaan Hak Amil Zakat Pada Dompet Peduli Umat
Daarut Tauhid.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Unuversitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2006.
Hafidhuddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani Press.
2002.
H.S.A, Moenir. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. 2001.
68
Husnan, Ahmad. Zakat Menurut Sunnah dan Zakat Model Baru. Jakarta: Pustaka al-
Kautstar. 1996.
Kurnia, Hikmat dan A. Hidayat. Panduan Pintar Zakat Harta Berkah, Pahala Bertambah
Plus Cara Tepat dan Mudah Menghitung Zakat.
Loren, Bagus. Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 1996.
Mufraini, M. Arif. Akuntansi dan Manajemen Zakat, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. 2006.
Qardhawi, Yusuf. Fiqh Zakat, Terj. Salman Harun, et.al., Hukum Zakat. Bogor: Pustaka
Lentera Antar Nusa. 2007.
Qardhawi, Yusuf. Fiqh Zakat, terj. Salman Harun dkk. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa.
2002.
Sari, Intan Fajar. “Sistem pelatihan amil zakat pada kantor Departemen Agam Jakarta
Utara.” Skripsi S1 Jurusan Manajen Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008.
69
Shiddiqie Al , TM. Hasbi. Pedoman Zakat. Semarang: Pustaka Rizki Putra. 1999.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. 2002.
Trry, Gorge R dan Leslie W Rue. Dasar Dasar Manajemen Jakarta: Bumi Aksara. 2003.
W.J.S, Poerwadamitra. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2003.
Zuhayly Al, Wahbah. Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Alih Bahasa Oleh Agus Effendi
dan Bahruddin Fannany. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1995.
Zuhayly Al, Wahbah. al-Fiqh al-Islam wa Adillah, terj. Agus Efendi dan Bahrudin
Fanani “Zakat Kajian Berbagai Mazhab”. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
2000.
Perundang-Undangan
Peraturan Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Tentang
Pengelolaan Keuangan Zakat. artikel diakses pada 13 juli 2018 pukul 13.23 dari
http://pid.baznas.go.id.
70
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Tugas Pengelolaan
Zakat pasal 7 ayat 1 (a,b,c dan d). artikel diakses pada 14 juli 2018 pukul 10.00 dari
http://uuzakat.go.id.
Internet
Tim BAZDA Kota Tangerang Selatan. Profil BAZDA Kota Tangerang Selatan. artikel
diakses pada 25 April 2018 pukul 15:15 dari http://baznaskotatangsel.com/profil.
Wawancara
Wawancara pribadi dengan Bapak Ade. Staff Administrasi BAZNAS Kota Tangerang
Selatan. Pamulang. 15 November 2018.
Wawancara pribadi dengan Bapak H. Muhammad Thohir SQ. Wakil Ketua IV BAZNAS
Kota Tangerang Selatan. Pamulang. 2 Maret 2019.
71
Wawancara Narasumber