Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIKUM SENSOR CAHAYA

Tujuan
Mengamati dan mengkarakterisasi sensor cahaya, memahami operasi LED
inframerah dan transistor receiver dalam mendeteksi objek dan memahami operasi
lampu dan sensor CdS sebagai receiver dalam mendeteksi objek.
Pendahuluan
Sensor cahaya atau fotosensor adalah piranti yang dapat merespon energi cahaya
yang datang padanya dan menghasilkan sinyal listrik. Kuat sinyal listrik yang
dikeluarkan sebanding dengan intensitas cahaya yang ditangkap. Fotosensor
diklasifikasikan atas sensor fotoemisif, fotoresistor, fotokonduktor, fotovoltaik,
fotodioda dan fototransistor.
Fotokonduktor didasarkan atas perubahan nilai konduktivitas material ketika
dikenai cahaya. Sel fotokonduktif biasanya dibuat dari lempengan semikonduktor
(CdS) yang diberi kontak logam (emas). Saat tidak ada cahaya yang mengenai bahan
semikonduktor, resistansi bahan sensor akan tinggi. Cahaya akan membangkitkan
pasangan hole-elektron milik semikonduktor sehingga mereduksi nilai resistansinya.
Fototransistor adalah transistor yang resistif terhadap cahaya, dikonstruksi dari
persambungan semikonduktor tipe-n dan tipe-p dengan struktur npn atau pnp. Untuk
struktur npn, tipe-p (basis) bertindak sebagai penerima cahaya. Ketika transistor
dikenai cahaya, arus mengalir melalui piranti dari kolektor ke emitter yang besarnya
sebanding dengan energi cahaya yang diterima.
Alat dan Bahan
1. Kabel
2. Operational Amplifier Unit (OU-6801)
3. Sensor Unit (SU-6804)
4. Multimeter
5. LED
6. Phototransistor
7. Lampu
8. Sensor CdS
Rangkaian

Langkah Kerja
Percobaan 1
1. Atur bias level pada nilai 5 dan jarak antar receiver dan transmitter sejauh 5 mm.
2. Tutup receiver dan transmitter menggunakan buku agar tidak ada sumber cahaya
lain yang masuk.
3. Lihat pada indikator level sensitifitas, catat nilai level indikator.
4. Variasikan receiver dan transmitter, ulangi Langkah 1-3 pada setiap variasi.
Percobaan 2
1. Berdasarkan percobaan 1, gunakan variasi receiver dan transmitter dengan
indikator level tertinggi pada percobaan 2.
2. Atur bias level pada nilai 5 kemudian variasikan jarak antara receiver dan
transmitter dengan variasi jarak 5 mm, 10 mm, 15 mm dan 20 mm.
3. Catat nilai tegangan yang ditampilkan oleh multimeter pada setiap variasi jarak.
Percobaan 3
1. Berdasarkan percobaan 1, gunakan variasi receiver dan transmitter dengan
indikator level tertinggi pada percobaan 2.
2. Atur jarak receiver dan transmitter pada 5 mm kemudian variasikan bias level
dengan variasi 2, 5 dan 8.
3. Catat nilai tegangan yang ditampilkan oleh multimeter pada setiap variasi bias
level.

Anda mungkin juga menyukai