id 6
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PREEKLAMPSIA BERAT
pada kehamilan yang ditandai dengan adanya hipertensi (tekanan darah sistolik ≥
160 mmHg dan diastolik ≥ 110 mmHg) disertai proteinuria (≥ 30 mg/liter urin
atau ≥ 300 mg/24 jam) yang didapatkkan setelah umur kehamilan 20 minggu.
penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin. Ini berkaitan
serta aktivasi generalisata sel-sel endotel ibu yang merupakan salah satu indikasi
Derajat preeklampsia dianggap berat apabila terdapat satu atau lebih tanda-
tanda berikut: tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih dan diastolik 110
mmHg atau lebih dalam 2 kali pemeriksaan setidaknya dengan jeda waktu 6 jam
dalam posisi pasien terlentang (bed rest), proteinuria 5 g atau lebih pada spesimen
setidaknya dengan jeda waktu 4 jam, atau oliguria kurang dari 500 mL dalam 24
jam. Pada kasus-kasus yang berat bisa juga disertai dengan adanya edema
berat onset awal dan lambat, dimana preeklampsia berat onset lambat lebih
kepada konsep yang kontemporer. Preeklampsia berat onset awal terjadi sebelum
usia kehamilan 34 minggu+0 dan preeklampsia berat onset lambat terjadi setelah
usia kehamilan 34 minggu+0, memiliki etiologi yang berbeda dan karena itu juga
A. Jenis preeklampsia berat onset lambat terjadi pada lebih dari 80% dari
semua kasus preeklampsia berat di seluruh dunia. Sebagian besar kasus onset
restriction (IUGR)
· Perubahan arteri spiralis uteri yang bersifat normal atau hanya sedikit
kembar, anemia).
B. Jenis preeklampsia berat onset awal terjadi dalam jumlah yang lebih
sedikit dari semua kasus preeklampsia berat (5%-20%, tergantung pada statistik),
tetapi merupakan kasus-kasus yang paling berat. Ciri khas dari jenis preeklampsia
· Invasi trofoblas pada arteri spiralis ibu tidak adekuat dan tidak lengkap
dapat menjadi salah satu penyebab aliran darah dalam arteri umbilikalis
aliran yang masih bisa dipertahankan atau tidak ada aliran dan bahkan
kecepatan aliran darah diastolik akhir yang berbalik dalam arteri ini)
mengapa kehamilan berikutnya secara umum normal. (Moffett, A., Hiby, S.,
2007). Pada primigravida risiko preeklampsia berat 4 sampai 5 kali lebih tinggi
preeklampsia berat sebesar dua kali, baik pada primipara maupun multipara.
meningkat sebesar 30% pada setiap penambahan usia setelah 34 tahun. Beberapa
preeklampsia berat pada keluarga juga menjadi faktor risiko (Arusyak 2009).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
warna abu-abu muda) dimulai dengan diferensiasi trofoblas dan berakhir dengan
diinisiasi oleh faktor intrinsik plasenta terdapat pergeseran ke arah pelepasan non-
abu-abu tua). Karena faktor ekstrinsik sistem pembuangan ibu untuk menghapus
faktor maternal, ibu mungkin tidak merespon terhadap adanya bahan plasenta
dalam darah ibu (abu-abu) dan dapat menimbulkan hasil yang sama seperti
commit to user
adanya faktor ekstrinsik: preeklampsia berat.
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
A. Kehamilan Normal
syncytial knots (warna abu-abu muda). Struktur membran yang terbungkus oleh
korpuskulum ini secara apoptotik dihasilkan dan dilepaskan dari membran apikal
melalui sistem vena ibu di belakang plasenta dan mencapai kapiler pertama di
belakang plasenta, yaitu paru-paru. Berikut adalah struktur apoptosis besar, yang
berisi beberapa inti, yang ditelan oleh makrofag paru dan dengan demikian tidak
bisa terdeteksi di dalam darah perifer ibu di belakang paru-paru. Dalam darah
perifer wanita hamil yang sehat struktur ini hampir tidak ada. Baru-baru ini
sitokin proinflamasi.
nekrosis dan aponecrosis. Istilah terakhir ini telah diperkenalkan oleh Formigli.
nekrotik dan bahan trofoblas. Fragmen trofoblas yang nekrotik dapat dideteksi
dalam jumlah tinggi hanya terjadi dalam preeklampsia berat sedangkan pada
IUGR murni fragmen ini tidak sampai meningkat di atas nilai normal. Fragmen
yang terbungkus oleh membran. STBM berukuran kecil (200-600 nm) dan dapat
melewati paru-paru, sehingga dengan mudah dapat dideteksi di dalam aliran darah
perifer dan dapat menyebabkan perubahan endotelium ibu dan sistem inflamasi
kehamilan, omset trofoblas berbeda dengan omset trofoblas pada usia akhir
kehamilan. Pada trimester pertama sebagian besar peristiwa fusi sel sitotrofoblas
untuk memelihara permukaan. Baru kemudian pada kehamilan yang lanjut terjadi
input bahan baru oleh fusi sitotrofoblas dan pelepasan syncytial knot. Selama
trimester pertama pelepasan bahan trofoblas jauh lebih rendah daripada usia
kehamilan lanjut. Hal ini tidak hanya dikarenakan massa total dan permukaan
plasenta yang lebih rendah pada awal kehamilan tetapi juga karena perbedaan
dalam omset trofoblas pada dua tahap perkembangan trofoblas yang berbeda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
Maternal
dan kelompok wanita yang mengalami perubahan respon ibu terhadap bahan yang
(kondisi hipoksia ibu: anemia). Kenaikan ini akan disertai dengan peningkatan
pelepasan syncytial knot. Jika sistem klirens ibu tidak bisa mengatasi peningkatan
jumlah fragmen apoptosis ini, maka mungkin akan mengalami nekrosis sekunder
preeklampsia berat juga. Hal yang sama juga benar jika sistem pembuangan atau
sistem inflamasi ibu tidak bekerja dengan benar dan tidak tepat untuk bereaksi
terhadap pelepasan fragmen trofoblas apoptosis . Sekali lagi, hal ini dapat
preeklampsia berat.
mensuplai plasenta yang merupakan ciri pada preeklampsia berat juga terjadi pada
kasus IUGR, dan juga pada sepenulisr sepertiga kasus kelahiran prematur spontan
tanpa manifestasi klinis preeklampsia berat. Hal ini memunculkan konsep bahwa
peningkatan hormon androgen, dan ras kulit hitam. Tentu saja, semuanya itu
preeklampsia berat pada ibu, anak perempuan, saudara perempuan, dan cucu
perempuan adalah 2-5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan pada ibu mertua, putri
menantu, atau populasi kontrol. Alasan terkait dengan mekanisme genetik ini
masih belum sepenuhnya diterima karena sindrom tersebut terjadi pada hanya
setengah dari populasi dan tidak terjadi sampai usia reproduksi dan kemudian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
Tanda dan gejala preeklampsia berat secara umum tampak jelas pada
stadium yang relatif lanjut pada kehamilan yaitu trimester ketiga, walaupun
sesungguhnya kelainan tersebut dihasilkan dari interaksi abnormal antara ibu dan
utamanya yaitu adanya plasentasi yang abnormal. Ketidakefektivan invasi dari sel
sitotrofoblas pada arteri spiralis preeklampsia berat telah lama diteliti. Studi
terjadi kelainan. Kelainan tersebut mungkin berkaitan dengan jalur nitrit oksida,
Selain nitrit oksida, adanya stres oksidatif memacu pelepasan dari radikal bebas,
2007).
maternal. Tahap kedua yaitu tahap simptomatik atau sindrom maternal yang
ditandai oleh hipertensi, gangguan ginjal dan proteinuria dan hal ini akan dapat
kehamilan mola dimana plasenta berkembang tanpa adanya janin, sering sekali
berkembang menjadi preeklampsia berat berat. Hal inilah yang menjadi asumsi
karena sklerosis dari arteri dan arteriole, dimana ditandai dengan kelainan invasi
spiralis uterus
arteri uterina yang abnormal dan morfologi plasenta telah digunakan untuk
Studi Doppler arteri uterine yang mengukur indeks pulsatif (IP) menunjukkan
peningkatan tahanan vaskuler uterus sebelum tanda dan gejala dari preeklampsia
berat timbul
tinggi untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi janin. Pada kehamilan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
merupakan sifat asli sel epitel dan setelah itu mengadopsi fenotip adhesi
permukaan sel yang merupakan tipikal dari sel endotel. Proses ini dikenal sebagai
berat tidak efektif. Pada preeklampsia berat, sitotrofoblas gagal merubah ikatan
2007).
mana invasi sitotrofoblas pada arteri terbatas tidak sampai endotel, sangat
dangkal, dan tidak menyebar (Gambar 2.1). Diferensiasi abnormal plasenta ini
(Maynard 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
Kehamilan
normal Iskemia & inflamasi
plasenta
DISFUNGSI
ENDOTEL
PREEKLAMSIA
(Serrano 2006)
Gambar 2.1 Berbeda dengan kehamilan normal, pada preeklampsia berat invasi
trofoblas yang tidak adekuat sehingga menyebabkan reaksi inflamasi dan infark
commit
pelepasan substansi toksik, apoptosis, to user
radikal bebas dan inflamasi sistemik.
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
fungsi endotel yang tersebar luas seperti timbulnya hipertensi, proteinuria, dan
berat. Kasus terburuk terjadi pada trimester II dan awal trimester III. Villi yang
sulit sekali untuk menemukan sel sitotrofoblas di dinding pembuluh darah uterus.
dalam preeklampsia berat. Biopsi pada dinding uterus wanita dengan sindrom
ekspresi reseptor adhesi dan merupakan karakteristik sel progenitor dan gagal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
2010).
B. Radikal Bebas
Radikal bebas adalah sekelompok bahan kimia baik berupa atom maupun
Merupakan suatu kelompok bahan kimia dengan reaksi jangka pendek yang
Radikal bebas yang ada ditubuh manusia berasal dari 2 sumber (Droge W,2002)
a. Endogen
b. Eksogen
a. Sumber endogen
1. Autoksidasi :
2. Oksidasi enzimatik
3. Respiratory burst
b. Sumber eksogen
2. Radiasi :
elektron, photon, neutron, alfa, dan beta) Dalam kondisi yang tidak lazim radiasi
ion, sinar ultraviolet, dan paparan energi tinggi lainnya, dihasilkan radikal bebas
3. Asap rokok :
intraseluler dalam sel paru (in vivo) Diperkirakan bahwa tiap hisapan rokok
mempunyai bahan oksidan dalam jumlah yang sangat besar, meliputi aldehida,
epoxida, peroxida, dan radikal bebas lain yang mungkin cukup berumur panjang
Radikal bebas diproduksi dalam sel yang secara umum melalui reaksi
Produksi radikal bebas dalam sel dapat terjadi secara rutin maupun sebagai reaksi
peroksida dan kelompok oksigen reaktif. Pada keadaan normal sumber utama
radikal bebas adalah kebocoran elektron yang terjadi dari rantai transport elektron,
misalnya yang ada dalam mitokondria dan endoplasma retikulum dan molekul
Radikal bebas bersifat tidak stabil dan sangat reaktif. Radikal bebas menjadi
stabil dengan mendapatkan elektron dari asam nukleat, lipid, protein, karbohidrat
atau molekul lain yang berdekatan sehingga menyebabkan rantai reaksi yang
menimbulkan kerusakan seluler dan penyakit. Ada dua tipe mayor spesies radikal
bebas : spesies oksigen reaktif (ROS) dan spesies nitrogen reaktif (NOS) (Kunwar
A 2011).
Spesies Oksigen Reaktif. Tiga tipe mayor ROS yaitu: superoksida (O2Ÿ-),
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
wanita. Sejumlah studi terhadap hewan dan manusia telah menunjukkan kehadiran
ROS dalam saluran reproduksi wanita: ovarium dan tuba Fallopi dan embrio. ROS
arginin menjadi L-citrullin oleh nitrit oksida sintase (NOS). Dengan suatu
rendah dan steril dan adhesi. NO berpotensi melemahkan arteri dan vena otot
polos, menghambat agregasi dan adhesi trombosit. Akibatnya donor NO, yang
Spesies nitrogen reaktif yang umum adalah nitrit oksida (NO) dan nitrogen
dioksida. NO diproduksi oleh enzim NO sintase. Ada 3 tipe isoenzim nitrit oksida
sintase (NOS) pada mamalia yaitu NO sintase endotelial (NO sintase 3), NO
sintase neuronal (NO sintase 1), dan NO sintase indusibel (NO sintase 2). NO
commit to user
sintase neuronal (nNOS) dan NO sintase endotelial (eNOS) merupakan NO
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
(monosit dan makrofag) dan menghasilkan sejumlah besar NO. Ini diekspresikan
sintase indusibel mungkin memainkan peran besar pada produksi NO. Pada
kebanyakan organ, NO sintase indusibel diekspresikan hanya pada saat ada respon
arteri spiralis yang berdinding tebal dan berliku-liku menjadi pembuluh sinusoid
lemah dan bertahanan rendah. Invasi yang tidak sempurna menghasilkan perfusi
ekspresi xantin oksidase dan NADP (H) oksidase dan mengakibatkan peningkatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
pembentukan dan pemeliharaan konformasi yang tepat dari protein lain dan untuk
memacu kelangsungan hidup sel setelah terjadi berbagai macam tekanan/stres dari
lingkungan. Oleh karena itu, fungsi chaperone yang normal merupakan faktor
kunci untuk adaptasi terhadap stres endogen di beberapa jaringan (Soti 2005).
Heat-shock proteins (HSP) juga merupakan molekul yang sangat banyak ditemui,
penyerta dan berfungsi sebagai sitoprotektif. Ekspresi HSP dapat dipicu oleh
permukaan sel, dan HSP dapat dilepaskan ke lingkungan ekstraselular dari sel-sel
yang viabel.
protein dalam sel mahluk hidup yang dapat ditemui dalam semua fase
stres, seperti stress oksidatif, panas, dingin, demam, inflamasi, dan gangguan
oksigenasi dalam sel. Dalam kondisi normal, HSP juga banyak ditemukan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
stres dapat kembali menggulung dengan benar dan sintesanya meningkat melalui
ulang protein yang rusak, menarget protein yang rusak parah terhadap degradasi
dan dalam kasus kerusakan yang berat, menyita protein yang rusak sampai
dikendalikan oleh ATP untuk melipat ulang targetnya, dan mungkin memainkan
masing. Berbagai kelas HSP tersebut adalah 100-200, 80-100, 70, 58-65, dan 25-
30 kD.
untuk tetap bertahan hidup. Dengan memproduksi sejumlah besar protein stres
atau heat shock proteins (HSP) khususnya HSP90, untuk melindungi sel dari
HSP berperan sebagai pengatur sentral dalam memutuskan kelanjutan hidup suatu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
jalur apoptosis (rangsangan yang merusak sel) sehingga membantu sel tetap
hamil maupun yang tidak hamil. Pada kehamilan yang normal, kadar HSP90
usia kehamilan, dan berbanding terbalik dengan usia ibu hamil (maternal age).
sistemik (tipe Th1) yang dapat membahayakan kelangsungan kehamilan dan dapat
parah. Kadar HSP90 serum yang lebih tinggi juga dapat dijumpai pada pasien
transaminase hati, dan hitung trombosit yang rendah (dikenal sebagai sindroma
HELLP) dibandingkan dengan kadar HSP90 serum dari pasien preeklampsia berat
yang tanpa disertai dengan sindroma HELLP. Pada pasien preeklampsia berat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
kadar HSP90 serum disini bukan hanya merupakan sebagai penanda keparahan
Kaitan antara fungsi HSP dan protein, masih merupakan bahan perdebatan
akumulasi HSP yang cepat dalam inti dan pre-ribosom anak inti. HSP juga
kondisi heat shock sedang (moderat) akan mencegah prosesing mRNA dan
meningkatkan jangka hidup sel jika ada shock berikutnya yang lebih berat.
HSP-90 akan membantu pemilinan anak inti dari heat shock. Hal ini dan fakta lain
yang mirip mengantarkan penulis kepada dugaan bahwa HSP90 terikat pada
Dengan demikian, mencegah pembentukan agregasi yang tidak dapat larut. Energi
hidrolisis ATP kemudian digunakan untuk melepaskan HSP dari subtratnya dan
sebelum heat-shock.
Heat shock protein merupakan protein yang disintesis oleh gen dari lokus
commit to pengaturan
chaperone yaitu protein yang melakukan user homeostatis dan menjaga
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
kelangsungan hidup sel. Peningkatan sintesis dari stres protein erat hubungannya
Heat shock protein dapat melindungi sel dari gangguan sitotoksik. HSP
tetap dan meningkat sebagai respon terhadap stres (protein yang lain
sebagai pengantar untuk protein seluler lain, pengikat polipeptida yang muncul
organel. Protein yang terinduksi melindungi sel dari kerusakan yang dipicu oleh
selama stres fisiologis saat terjadinya apoptosis. Pada preeklampsia berat jaringan
mendasari kelahiran janin hidup, walaupun terdapat komplikasi yang ada (Negi R
2011).
yang menyebabkan kematian atau kelangsungan hidup sel. HIF menarik perhatian
oksigen. HIF merupakan faktor transkripsi yang terdiri dari dua subunit yaitu
HIF1α dan HIF1β. HIF1α adalah subyek pada ubiquitination dan degradasi
proteosomal dalam kondisi normal. Dengan demikian, tingkat sitosol dan protein
HSP90 adalah salah satu protein yang paling berlimpah dari sel eukariotik,
terdiri dari 1-2% dari total protein dalam kondisi nonstress. HSP90 dijaga secara
evolusioner diantara spesies, dan sangat penting untuk kelangsungan hidup sel.
setelah stres. Sintesis HSP90 diinduksi oleh aktivasi heat shock factor (HSF).
kompetitif dari protein yang tidak melipat ke chaperone ini (Soti 2005).
mengikat HSF dan tetap menjaganya dalam bentuk tidak aktif. Selama terjadi
Disosiasi HSF dari HSP90 menyingkap lokalisasi sinyal nuklir dari faktor
transkripsi ini dan memungkinkannya bertranslokasi ke inti sel. Selama proses ini,
trimerisasi dan fosforilasi HSF terjadi. Meskipun urutan yang tepat dari peristiwa
ini belum jelas, studi terbaru mengungkap polo-like kinase 1 sebagai pemeran
penting dalam fosforilasi dan translokasi nuklir yang konsekuen dari HSF pada
residu Ser-419. Namun, studi lain Guettouche 2005 menemukan Ser-326 tetapi
bukan Ser-419 sebagai situs penting fosforilasi aktivasi dari HSF. Bagian dari
memodifikasi struktur kromatin. Pengikatan HSF dengan elemen heat shock dari
gen-gen yang dapat diinduki oleh heat shock membuka polimerase RNA, yang
segmen awal mRNA dalam ketiadaan HSF. HSF dilepaskan dari DNA oleh
Soti 2005
HSP90
HSP90, adalah HSP yang terlibat dalam proliferasi sel dan anti-apoptosis
hidup dan energi sel. Protein ini bertindak sebagai sensor oksigen, yang dapat
commit to user
terangsang dalam menanggapi hipoksia. Reoksigenasi tampaknya dapat
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
berulang pada preeklampsia berat . Tingkat HIF1α meningkat baik pada sitosol
protein . HIF1α dan HIF1β akan saling mengikat di dalam inti membentuk
senyawa yang stabil yang dapat mengikat unsur respon hipoksia dalam gen target
kelainan pada sirkulasi maternal masih belum jelas. Beberapa bukti yang
mendukung hipotesis bahwa iskemik plasenta turut ambil bagian dalam aktifasi
sintesis sitokin seperti Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α) (sitokin inflamasi yang
dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional pada sel endotel). Sitokin
Peroksida lipid dan oksigen radikal bebas dapat merusak sel endotel karena
merupakan campuran yang sangat reaktif. Disamping itu, juga hipotesis yang
preeklampsia berat. Selain itu, Interleukin-6 (IL-6), yang diaktifkan oleh TNF-α,
juga meningkat pada wanita preeklamtik. Meskipun tingkat TNF-α tinggi, seperti
darah dan ciri lain pada preeklampsia berat masih belum diketahui. Sesuai dengan
peran potensial aktifasi sitokin pada preeklampsia berat dalam suatu penelitan
darah, ekskresi albumin urin serta agregasi platelet yang signifikan pada tikus
bunting. Meskipun tingkat TNF-α plasma meningkat 2 sampai 3 kali pada wanita
hemodinamik sistemik dan renal yang berhubungan dengan penyakit ini masih
belum jelas. Untuk memastikan efek jangka panjang peningkatan 2 sampai 3 kali
TNF-α plasma pada hemodinamik sistemik dan renal pada studi dengan hewan
coba tikus bunting, dilakukan studi dengan cara menginfuskan TNF-α selama 5
commit
hari pada kecepatan 50 ng/dl selama harito14user
sampai 19 gestasi pada tikus hamil.
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
TNF-α plasma pada hemodinamik sistemik meningkat pada tikus hamil yang
secara signifikan lebih tinggi pada tikus hamil yang diperlakukan dengan TNF-α
TNF-α plasma pada tikus hamil juga menyebabkan penurunan signifikan pada
yang diamati pada wanita preeklamtik dapat memainkan peran penting dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
Kerangka konsep
Wanita hamil
Stress oksidatif
HIF-1 HSF
HSP 90 N HSP 90
Merusak kolagen
dan vaskuler
Fungsi endotel baik Disfungsi endotel
Penurunan
perfusi plasenta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
Lingkungan merupakan salah satu faktor risiko pada wanita hamil yang
seimbangan antara anti oksidan dengan radikal bebas. Stres yang dibangun ini
endotel, dimana HIF diperlukan untuk sintesis heat shock protein 90 (HSP90)
melalui aktivasi Heat Shock factor (HSF). HSP90 berfungsi melindungi protein
dalam sel tersebut selain itu juga mempunyai efek mempengaruhi proses
proinflamasi IL-1β dan TNF-α yang dapat merusak kolagen tipe 4 dan vaskuler.
keadaan iskemik. keadaan hipoksia plasenta juga memacu sekresi dari sitokin dan
zat yang lain. Akibat dari kesemuanya akan menimbulkan gejala dan tanda dari
F. Hipotesis
commit to user