Anda di halaman 1dari 8

REVIEW

Artikel tentang Kegiatan Produksi dan Diseminasi Informasi

Delila Rizky Febrianti, Naraswari Alzena Adiyatmawati

delila.rizky.2002146@students.um.ac.id, naraswari.alzena.2002146@students.um.ac.id.

Program Studi Ilmu Perpustakaan, Universitas Negeri Malang

ABSTRAK

Penyebaran informasi merupakan kegiatan dalam komunikasi yang melibatkan penggunaaan


beberapa media perantara dalam prosesnya. Salah satunya individu, media komunikasi, dan media
pendukung lainnya seperti komputer. Karena efek pengaruh perkembangan teknologi, penyebaran
informasi itu sendiri berkembang pesat. Dalam aktivitas tersebut, pengemasan ulang informasi
sering dikaitkan dengan kegiatan konservasi. Kegiatan konservasi adalah kegiatan untuk
pencegahan dan pelestarian sesuatu agar tidak rusak dan punah. Pengemasan ulang ini
dimaksudkan untuk menciptakan kesan baru dan menarik perhatian. Dalam hal ini diseminasi
mengacu pada kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi disini berperan sebagai mediator
informasi untuk menyebarkan informasi kepada individu atau kelompok. Review ini menggunakan
metode pencarian literatur yang menggunakan informasi yang diperoleh dari literatur tentang
kegiatan produksi dan penyebaran informasi.

KEYWORD:

Services, Library, Digital, Information Repackaging , Information Dissemination , Digital Library ,


Library Services, Technology Adoption, Technology Readiness Index , Perpustakaan Digital
Budaya Indonesia, Education , Electronic Publishing, Health Sciences, Social Media , Blog,
Mobile Banking , Informasi Peduli Lingkungan , Buku Panduan , Agrowisata , E-Store , Network
Analysis , Climate Information, Knowledge Brokering , Climate Change Adaptation , Namibia ,
China .
PENDAHULUAN

Informasi merupakan data yang telah diolah dan bermanfaat baik bagi pengguna maupun
penyebar informasi tersebut. Pada era sekarang, informasi sangat mudah diakses dengan
memanfaatkan teknologi yang ada. Dalam hal ini peran lembaga penyebar informasi sangat besar
dimana dalam menghadapi era perkembangan teknologi, mereka dituntut untuk lebih inovatif
dalam menyediakan informasi yang ada. Hal ini ditandai dengan berkembangnya beberapa media
maupun layanan dalam penyebaran informasinya. Salah satu lembaga yang melakukan inovasi
tersebut adalah perpustakaan. Perpustakaan yang merupakan lembaga penyedia informasi
dituntut dalam menyediakan informasi yang dapat menarik pengguna sekaligus memudahkan
pengguna dalam mengaksesnya. Banyak inovasi yang telah dilakukan perpustakaan dalam
menghadapi era perkembangan teknologi ini. Penerapan yang paling signifikan adalah
pembuatan perpustakaan digital. Saat ini banyak perpustakaan mulai dari perpustakaan umum,
perpustakaan tinggi hingga perpustakaan sekolah menerapkan perpustakaan digital untuk
mengelola dan menyebarkan informasi yang dibutuhkan penggunanya. Penggunaan sosial media
hingga website-website online turut menjadi salah satu fasilitas berkembang yang digunakan
perpustakaan dalam proses mengolah dan menyebarkan informasinya. Seperti yang akan kami
bahas selanjutnya mengenai produksi dan diseminasi informasi. Sebelumnya makna dari
produksi dan diseminasi informasi sendiri menurut kami adalah proses memproduksi maupun
menyebarkan informasi dengan berbagai macam cara salah satunya seperti melakukan kegiatan
kemas ulang informasi, preservasi informasi hingga proses pembuatan website untuk
menyebarluaskan informasi. Beberapa penjelasan seputar produksi dan diseminasi informasi
akan kami paparkan melalui proses review artikel dengan topik terkait, dimana kami telah
menemukan beberapa artikel yang menjelaskan kegiatan produksi dan diseminasi informasi.
Kami menggunakan metode studi literatur dimana data yang kita dapat berasal dari review
beberapa artikel dengan topik kegiatan produksi dan diseminasi informasi. Kami ingin
mengetahui kegiatan produksi dan diseminasi informasi ini mencakup kegiatan yang seperti apa
dan bagaimana, sehingga kami akan mendapatkan pemahaman baru. Sekaligus kami ingin
menyimpulkan jika kegiatan produksi dan diseminasi ini ternyata memiliki ruang lingkup yang
besar dalam artian tidak hanya pada proses mengelola dan menyebarkan informasi saja.
PEMBAHASAN

Diseminasi adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk kelompok atau individu tertentu
dengan rancangan yang digunakan untuk jangka panjang. Bisa dikatakan diseminasi ini
merupakan bentuk inovasi suatu individu atau kelompok dalam memperoleh suatu informasi
yang pada akhirnya, informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhannya sehari-hari.
Diseminasi informasi adalah kegiatan memperluas informasi atau penyebaran informasi yang
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, guna memudahkan pengguna dalam memanfaatkan
informasi yang disebarkan. Dalam hal ini, diseminasi berkaitan dengan kegiatan komunikasi.
Kegiatan komunikasi disini berperan sebagai penyebar informasi atau perantara penyebaran
informasi untuk individu maupun kelompok. Tak hanya itu, kegiatan diseminasi ini juga terdiri
dari proses kemas ulang suatu informasi. Dimana proses kemas ulang ini merupakan bentuk
inovasi baru dalam menyebarkan dan menyajikan suatu informasi.

Penyebaran Informasi

Penyebaran informasi adalah suatu kegiatan komunikasi yang melibatkan beberapa media
perantara dalam prosesnya. Media perantara disini bisa manusia, media komunikasi serta media
penunjang lainnya seperti software. Saat ini proses penyebaran informasi sudah berkembang pesat
karena dampak dari perkembangan teknologi itu sendiri. Pada Chidiebere Ofoegbu (2020),
penyebaran informasi terkait iklim di sektor pertanian namibia dilakukan oleh manusia. Manusia
yang dimaksud masuk pada sebuah organisasi yang berperan penting dalam penyebaran informasi
tentang peringatan risiko iklim dan strategi risiko iklim yang mempengaruhi sektor pertanian
namibia. 18 dari organisasi penyebar informasi 12 di antaranya berada di tingkat nasional.
Penyebaran informasi ini terkesan tradisional, namun sangat membantu dalam proses pertanian di
namibia. Penelitian ini menunjukkan kantor regional dan lokal bekerjasama dengan CDC , otoritas
tradisional dan asosiasi petani dalam menyebarkan informasi iklim ke petani lokal. Dalam proyek-
proyek seperti ini sering memberikan pelatihan dan menyebarluaskan praktik tentang cara
mengadaptasi operasi pertanian terhadap dampak perubahan iklim. Adapun penggunaan
penyebaran informasi menggunakan media komunikasi seperti televisi, radio, smartphone dan
masih banyak lagi. Zhu et al., 2021 melakukan penelitian penyebaran informasi penggunaan
mobile banking pada pedesaan. Dalam penelitiannya Zhu et al., 2021 menjelaskan jika peranan
media komunikasi bagi seseorang yang tinggal didesa sangat penting. Peran media komunikasi
seperti televisi, radio atau media komunikasi lainnya yang masih digunakan di pedesaan untuk
lebih gencar dalam penyebaran informasinya. Hal ini ditandai dengan peningkatan pengetahuan
warga setempat. Selain itu peran orang sekitar kita dalam penyebaran informasi juga sangat
penting. Pada penelitiannya, Zhu et al., 2021 memperoleh hasil jika informasi disebarkan antar
organisasi jumlah pengguna mobile banking lebih tinggi 10,6% dibandingkan dengan penyebaran
informasi melaui interpersonal sebanyak 7.1%. Dari kesenjangan angka tersebut dapat kita pahami
selain media komunikasi sebagai perantara, manusia sebagai sumber informasi pun diperlukan
dalam peranan penyebaran informasi.

Ada pula upaya penyebaran informasi yang dijelaskan pada Neneng Komariah (2020),
bahwasannya dalam upaya diseminasi informasi pada penelitiannya dilakukan metode FGD
berupa pembuatan buku panduan dan pembuatan infografis terkait informasi kesehatan lingkungan
berisikan informasi tentang teknik dan keterampilan dalam mengembangkan literasi pemeliharaan
lingkungan untuk anak-anak , guru TK dan para kader PKK setempat. Dengan tujuan ini
diupayakan kegiatan tersebut dapat memunculkan perasaan untuk melestarikan budaya sekitar
dengan cara menyebarkan informasi seluas-luasnya pada khalayak umum. Hal lain dalam kita lihat
pada penelitian Umy Fatkhah (2020) tentang upaya program Zero Waste Lifestyle (ZWL) dan
program Zero Waste Cities (ZWC). Kegiatan diseminasi informasi zero waste ini bertujuan agar
masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai isu lingkungan, terutama
permasalahan sampah. Sehingga memunculkan masyarakat yang melek informasi mengenai
lingkungan akan mengetahui kerusakan yang ditimbulkan dan menyadari tindakan yang
seharusnya dilakukan.

Pada prosesnya, penyebaran informasi tidak hanya tentang media komunikasi. Penyebaran
informasi saat ini juga memerlukan peran beberapa media penunjang seperti media sosial atau
software yang digunakan untuk menyebarkan informasi tersebut. Iwan Hermawan (2017) pada
penelitiannya melakukan analisis kebutuhan informasi diseminasi dengan tujuan membuat inovasi
untuk mengalahkan pesaing bisnis UKM kerajinan logam di Juwana Kabupaten Pati. Dalam
penelitiannya, Iwan Hermawan (2017) melakukan pemetaan mengenai kebutuhan diseminasi
informasinya dengan melakukan analisis SWOT. Dimulai dari pemilihan tempat, mengatur desain,
membuat konten video dan menyediakan katalog online. Hal ini dilakukan untuk menyebarkan
informasi seputar bisnis UKM kerajinan logam tersebut, agar lebih banyak dijangkau masyarakat
luas. Selain itu pada penelitiannya lebih difokuskan dalam pengembangan media promosi
onlinenya seperti pengembangan web promosi dan penyediaan katalog online. Dapat kita pahami
jika konsep penyebaran informasi ini berguna untuk membantu dalam perancangan bisnis. Seperti
pada Arceneaux & Dinu (2018) menjelaskan jika peran media sosial merupakan tempat
penyebaran informasi. Seluruh dunia hampir menggunakannya dalam mengakses suatu informasi.
Dari media sosial yang beragam dapat kita ketahui bagaimana perilaku informasi dalam
mengakses informasinya, sehingga akan ada kesimpulan pada setiap pemakaian media sosial yang
berbeda akan memunculkan kebiasaan mengolah informasi yang berbeda. Seperti pada Arceneaux
& Dinu (2018) dijelaskan kembali, dalam penelitiannya dijelaskan jika penggunaan platform
media sosial yang berbeda mampu membuat seseorang menangkap informasi dengan definisi
berbeda atau bisa dikatakan dalam pengelolaan informasinya memiliki tingkatan yang berbeda.
Jika kita tinjau kembali, beberapa media sosial juga memiliki fitur-fitur yang berbeda dalam
menyediakan informasinya.

Seperti pada penggunaan media sosial twitter menurut Fadhli, R (2018), ia meneliti
penyebaran informasi pada salah satu akun twitter dirasa kurang maksimal. Karena berdasarkan
penelitiannya, beberapa konten yang diberikan tidak mencakup informasi yang dibutuhkan
pengguna. Akun dengan username @infobudaya paling banyak menyediakan konten promosi dan
untuk konten lainnya masih kurang dalam penyampaian informasinya, sehingga saran dari penulis
adalah untuk konsisten dalam menyediakan konten informasi yang tidak hanya berfokus pada
promosi kegiatan saja melainkan mengimplementasikan perpustakaan digital sesungguhnya
seperti menyediakan informasi seputar budaya indonesia, kuliner dan lain-lain (Fadhli, R., Insan,
H. S., & Igiriza, M, 2018). Contoh lain yang bisa ambil dalam penggunaan media sosial sebagai
media penyebaran informasi dijelaskan pada David Conde-Caballero (2019). Mereka meneliti
keefektifan penggunaan blog pembelajaran dalam penyebaran informasi pembelajaran yang
dibutuhkan para mahasiswa Universitas Ilmu Kesehatan. Dari hasil penelitiannya blog tersebut
dinilai sangat efektif dapat dilihat dari pembuatan konten lebih dinamis dan penyebaran informasi
sangat fleksibel. Dijelaskan kembali pada David Conde-Caballero (2019) jika kegiatan pembuatan
blog sebagai media pembelajaran ini mampu mendorong keterlibatan lebih dalam belajar dengan
materi pembelajaran dan fitur kolaborasi mereka yang kuat. Namun dalam penelitiannya David
Conde-Caballero (2019) mengemukakan mahasiswa yang berperan sebagai responden belum
berpartisipasi maksimal dalam penggunaan blog tersebut. Sehingga diharapkan kedepannya
mahasiswa lebih aktif dalam menggunakan blog tersebut.

Kemas Ulang Informasi

Kemas ulang atau repackaging adalah kegiatan mengubah suatu bentuk menjadi bentuk baru.
Kemas ulang informasi adalah proses mengubah bentuk suatu informasi menjadi bentuk baru
dengan inovasi yang kreatif melalui tahap seleksi, analisis hingga pada tahap menggabungkan jadi
satu agar mudah digunakan oleh pengguna. Dalam kegiatannya, kemas ulang informasi sering
dikaitkan dengan kegiatan preservasi. Kegiatan preservasi adalah kegiatan pencegahan atau
pemeliharaan sesuatu agar tidak rusak dan punah. Kemas ulang ini bertujuan untuk menimbulkan
kesan baru dari suatu hal sehingga lebih menarik perhatian, selain itu dari segi fungsi bisa lebih
efisien atau fleksibel dalam penggunaannya. Pada penelitian Shonhe & Jain (2017) yang
membahas terkait kemas ulang informasi di perpustakaan menunjukkan adanya kesiapan
pengguna informasi dalam adanya proses kemas ulang ini. Dijelaskan jika proses kemas ulang
informasi perpustakaan menciptakan inovasi berupa menciptakan layanan digital seperti SMS
notification services, Mobile collections, Mobile OPACs and database, Library virtual/audio tours,
Mobile reference services, Webcam Casts, Library mobile web sites, Quick Response (QR) codes
dan masih banyak lagi. Adanya inovasi dalam penyediaan layanan informasinya, perpustakaan
menguntungkan pemustakanya dan dengan cara ini perpustakaan mampu menyebarkan
informasinya dengan fleksibel. Adapun kegiatan kemas ulang lain seperti pada penelitian Alfiana,
A (2020), ia memberikan sebuah contoh layanan kemas ulang informasi yang ditunjukkan dengan
adanya beberapa layanan baru seperti paket informasi teknologi, informasi kilat atau informasi
baru, pohon industri, panduan usaha, literatur, fokus informasi Indonesia dan film animasi. Yang
lebih ditonjolkan pada penelitiannya adalah bentuk layanan pohon industri dan flipbook. Kedua
layanan ini merupakan bentuk layanan informasi baru yang disediakan untuk memudahkan
pemustaka dalam akses informasi. Pohon industri ini adalah layanan kemas ulang berisikan ulasan,
skema serta pemanfaatan topik-topik tertentu. Pohon industri ini bersifat digital, sehingga dapat
diakses secara fleksibel. Sedangkan flipbook adalah bentuk kemas ulang buku tiga dimensi dimana
nantinya didalam flipbook ini ada kumpulan buku-buku yang sudah ada dalam bentuk digital.
Tujuan dari adanya dua inovasi baru ini adalah memunculkan hal baru yang dapat diakses secara
fleksibel dan mudah serta tampilan baru yang sangat menarik.
KESIMPULAN

Kegiatan diseminasi informasi merupakan aktivitas guna memperdalam informasi atau


penyebaran informasi yang sesuai dengan kebutuhan, guna memudahkan pengguna dalam
pemanfaatan informasi yang telah di sebarkan. Tak hanya kegiatan penyebaran tetapi aktivitas
kemas ulang informasi juga salah satu dari kegiatan diseminasi informasi. Dapat di lihat jika
pengaruh penyebaran informasi sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari mulai dari iklim ,
pendidikan , teknologi , lingkungan , perpustakaan digital , budaya dan lain – lainnya.
Keikutsertaan antara interaksi informasi dan pengguna sangatlah mempengaruhi kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Alfiana,Alwi.CMS,Samson.(2020). Layanan Kemas Ulang Informasi Berbasis Digital. Volume 4,


Number 2, December 2020.PUSTABIBLIA: Journal of Library and Information Science.

Caballero, David Conde. Castillo, Carlos A. Yáñez, Inmaculada Ballesteros. Juárez, Lorenzo
Mariano. (2019).Blogging as a tool for the acquisition and dissemination of knowledge
in health sciences: a preliminary evaluation. Conde-Caballero et al. International Journal
of Educational Technology in Higher Education(2019) 16:30

Dinu, Lucian F.(2018). The social mediated age of information: Twitter and Instagram as tools for
information dissemination in higher education. new media & society 2018, Vol. 20(11)
4155–4176

Fadhli, Rahmat.Insan, Husein Saeful.Igiriza, Miftahunnisa’. (2018). Diseminasi Informasi


Berbasis Media Sosialpada Perpustakaan Digital Budaya Indonesia. Seminar Nasional
Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital dari Pustakawan untuk Merawat
Kebhinekaan

Fatkhah, Umy.Yunus Winoto, Ute. Lies, Siti Khadijah.(2020). Diseminasi informasi zero waste
oleh Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi. Jurnal Kajian Informasi &
Perpustakaan Vol. 8, No. 1 (Juni 2020) 49-68

Hermawan , Iwan. Agustina , Zunita. Setiadi, Dody & Ariawan, WP. (2017). Diseminasi Informasi
Melalui Media Sosial Dan E-Store Dalam Rangka Pengembangan Jaringan Pasar Pada
UKM Industri Kerajinan Logam Di Juwana Kabupaten Pati. Prosiding Sentrinov 2017
Volume 3

Komariah, Neneng.Yusup, M Pawit.Saepudin, Encang.Rodiah, Saleha.(2020).Diseminasi


Informasi Peduli Lingkungan Pada Masyarakat Desa Paledah Kabupaten Pangandaran.
Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol. 9, No. 1, Maret 2020: 34 –
37

Ofoegbu. Chidiebere, New.Mark .(2021). Collaboration Relations in Climate Information


Production and Dissemination to Subsistence Farmers in Namibia. Environmental
Management (2021) 67:133–145

Shonhe, Liah & Jain, Priti, (2017). Information Dissermination In The 21st Century: The Use Of
Mobile Technologies. The Use Of Mobile Technologies. In N. Mnjama, & P. Jain (Ed.),
Information and Knowledge for Competitiveness (pp. 425- 447). Gaborone: Department
of Library and Information Studies-University of Botswana.

Zhu , Qianyu. Lyu, Zhongyao. Long c, Yan. J, Cheryl. d,Wachenheim . Adoption of mobile
banking in rural China: Impact of information dissemination channel. Socio-Economic
Planning Sciences xxx (xxxx) xxx

Anda mungkin juga menyukai