Anda di halaman 1dari 3

Nama : Adrianto pratama putra

Matkul : farmakologi
Tingkat : 1 ubk jakarta

Peran obat Beta – Blocker terhadap


Penyakit gagal jantung
Penghambat beta atau beta-blockers adalah kelompok obat yang digunakan untuk
menurunkan tekanan darah tinggi dan mengobati beragam kondisi pada jantung, seperti gagal
jantung, aritmia, nyeri dada (angina), atau serangan jantung.
Penghambat beta bekerja dengan cara menghambat efek hormon epinephrine atau adrenalin,
yaitu hormon yang berfungsi untuk meningkatkan detak jantung dan memicu kerja otot
jantung. Dengan dihambatnya hormon tersebut, jantung akan berdenyut lebih lambat dan
tekanan darah akan turun. Penghambat beta juga memiliki efek melebarkan pembuluh darah,
sehingga sirkulasi darah dapat meningkat. Selain untuk jantung dan pembuluh darah,
penghambat beta dapat digunakan untuk mengatasi migrain, glaukoma, tremor, gangguan
kecemasan, dan hipertiroidisme.
JENIS PENGGAMBAT BETA
Ada 3 jenis penghambat beta yang terbagi berdasarkan cara kerja dan efek samping yang
ditimbulkan, yaitu:
 Penghambat beta non selektif
Penghambat beta nonselektif bekerja dengan cara menghambat reseptor beta-1 dan beta-2,
sehingga memengaruhi jantung, pembuluh darah, dan jalur pernapasan. Obat ini dapat
menyebabkan efek samping berupa penyempitan saluran pernapasan, sehingga berbahaya
untuk penderita Asma atau PPOK.
Contoh obat penghambat beta nonselektif adalah:
 Nadolol
 Propranolol
 Sotalol
 Timolol

 Penghambat bete selektif


Penghambat beta selektif bekerja dengan menghambat hanya reseptor beta-1 pada jantung.
Obat ini tidak memengaruhi jalur pernapasan. Contoh obat penghambat beta selektif adalah:
 Atenolol
 Acebutolol
 Betaxolol
 Bisoprolol
 Metoprolol

 Penghambat beta generasi ketiga


Penghambat beta ini tidak hanya menghambat reseptor beta-1, tetapi juga reseptor alfa,
sehingga memiliki efek pelebaran pembuluh darah dan penurunan tekanan darah yang lebih
besar. Contoh obat penghambat beta generasi ketiga adalah:
 Carvedilol
 Labetalol
 Nebivolol

Peringatan sebelum menggunakan penghambat beta


Sebelum menggunakan penghambat beta, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
 Jangan menggunakan penghambat beta jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap
obat-obatan golongan ini.
 Sebelum mengonsumsi penghambat beta, beri tahu dokter jika Anda juga sedang
menggunakan amiodarone, baclofen, tamsulosin, levodopa, obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS), obat flu, obat alergi, obat asma, insulin, antidiabetes, obat
golongan nitrat, antidepresan, atau antasida.
 Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita asma atau penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK), diabetes, hipotensi, bradikardia, asidosis, gagal jantung
kongestif, penyakit arteri perifer yang berat, Sindrom Raynaud, atau sick sinus
sindrome.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakna kehamilan.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen
atau produk herbal.
 Beri tahu dokter jika Anda pernah mengalami penyalahgunaan
NAPZA atau kecanduan alkohol.
 Jaga pola makan yang rendah kolesterol jahat dan lemak, karena obat penghambat
beta dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar
trigliserida.
 Jangan menghentikan pengobatan secara mendadak tanpa berkonsultasi dengan dokter
terlebih dahulu.
 Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi, efek samping yang serius,
atau overdosis setelah mengonsumsi penghambat beta.

Efek samping dan bahaya penghambat beta


Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat penggunaan obat
penghambat beta:
 Pusing
 Kelelahan
 Mengantuk
 Tangan dan kaki dingin atau kesemutan
 Mulut, kulit, dan mata kering
 Sakit kepala
 Sakit perut
 Kenaikan berat badan
 Mual dan muntah
 Diare atau konstipasi
Walaupun jarang terjadi, segera temui dokter jika Anda mengalami efek samping yang lebih
serius di seperti di bawah ini:
 Gangguan jantung yang ditandai dengan nyeri dada, pergelangan kaki atau tungkai
bengkak, detak jantung yang tidak teratur, atau sesak napas dan batuk yang diperparah
dengan aktivitas fisik.
 Gangguan paru-paru yang ditandai dengan sesak napas atau mengi
 Gangguan hati yang ditandai dengan mata dan kulit yang menguning
 Nyeri sendi dan nyeri punggung
 Ruam kulit
 Gairah seksual turun atau disfungsi ereksi
 Insomnia
 Sakit tenggorokan
 Kebingungan
 Depresi
 Hipoglikemia

Anda mungkin juga menyukai