Anda di halaman 1dari 21

A.

Judul Penulisan

Upaya meningkatkan moral melalui pembiasaan berdoa pada anak

didik di TK Aba Lambara Kecamatan Palu Utara.

B. Latar Belakang

Usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dikatakan sebagai

usaha membina dan menguasai dan membentuk masa depan bangsa. Usaha

mencerdaskan bangsa ini tentunya diarahkan pada peningkatan mutu

pendidikan secara global.

TK merupakan salah satu bentuk pendidikan yang menyediakan

pendidikan dini bagi anak usia 4 sampai dengan 6 tahun, sampai memasuki

pendidikan dasar. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan

dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial emosional,

konsep diri, seni, moral, dan nilai-nilai agama sehingga upaya pengembangan

anak tercapai secara optimal.

Pendidikan anak usia dini sebagaimana dinyatakan dalam Undang-

undang No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 14

dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan

yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani.

Pendidikan TK seperti halnya pendidikan lainnya memerlukan tenaga

pengelola dan pendidik serta metode pembelajaran yang tepat, yaitu cara

belajar siswa aktif bukan berarti cara mengajar guru pasif.

1
Sistim pendidikan TK menganut prinsip belajar sambil bermain atau

bermain sambil belajar yang memberi makna penting bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Kegiatan belajar bukan hanya terbatas pada kegiatan

intelektual, tetapi juga melibatkan kemampuan-kemampuan yang bersifat

keagamaan.

Dalam pendidikan di Taman Kanak-kanak, haruslah ditingkatkan

kreatifitas tenaga pengajar, dalam hal ini adalah guru dalam penanaman

konsep pembelajaran yang tepat agar anak bukan hanya dikembangkan

kemampuan intelektualnya tetapi juga kemampuan spiritualnya.

Dari hasil observasi penulis di TK Aba Lambara Kecamatan Palu

Utara, penulis menemukan beberapa masalah yakni kurangnya penanaman

konsep dalam pembelajaran tentang agama. Kegiatan pembelajaran masih

berfokus pada penanaman pengetahuan secara umum. Berdasarkan

permasalahan tersebut penulis memutuskan untuk melakukan penulisan

dengan judul “Upaya meningkatkan moral melalui pembiasaan berdoa pada

anak didik di TK Aba Lambara Kecamatan Palu Utara”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan

masalah dalam penulisan tindakan kelas ini adalah bagaimanakah upaya

meningkatkan moral anak didik melalui pembiasaan berdoa di TK Aba

Lambara Kecamatan Palu Utara?

2
D. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan tindakan

kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan moral melalui pembiasaan

berdoa pada anak didik di TK Aba Lambara Kecamatan Palu Utara.

E. Manfaat Penulisan

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagi

kegiatan antara lain :

1. Hasil penulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk

menyusun program pembelajaran di TK, untuk lebih meningkatkan

pencapaian tujuan pembelajaran di Taman Kanak-kanak.

2. Hasil penulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan dan sebagai pembanding

dalam mengambil atau menerapkan konsep pembelajaran di Taman

Kanak-kanak, juga sebagai pertimbangan bagi guru-guru TK dalam

meningkatkan keaktifan anak didiknya.

3. Dapat meningkatkan minat dan sikap positif anak untuk berekspresi kreatif

sesuai dengan potensi keaktifannya.

3
F. Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan

1. Pengertian Doa

Satria, (2011), mengemukakan bahwa :


Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya
memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti
"Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau
tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.
Adapun lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna
sebagai berikut :
a. Ibadah, seperti firman Allah: Dan janganlah kamu
menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak
memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu
berbuat demikian maka, kamu termasuk orang-orang yang
zhalim. (Yunus: 106).
b. Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka
tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan
mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat
hidup lagi. (al Anbiya: 15).
c. Panggilan atau seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak
akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat
mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat
mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang.
(ar- Rum: 52).
d. Meminta pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu
(tetap) dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami
wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu
surat yang semisal at Qur'an itu dan ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
(al Baqarah: 23).
e. Permohonan. Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang
berada dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga
jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia
meringankan azab dari kami barang sehari." (al Mukmin: 49).

Djuzto, (2011), mengemukakan bahwa :

Dalam Al-Quran banyak sekali kata-kata do'a dalam


pengertian yang bebeda. Abû Al-Qasim Al-Naqsabandî dalam
kitab syarah Al-Asmâ'u al-Husnâ menjelaskan beberapa
pengertian dari kata doa.
Pertama, do'a dalam pengertian "Ibadah." Seperti dalam Al-
Quran surah Yûnûs ayat 106.

4
Artinya: "Dan janganlah kamu beribadah, kepada selain
Allah, yaitu kepada sesuatu yang tidak dapat mendatangkan
manfaat kepada engkau dan tidak pula mendatangkan madarat
kepada engkau."
Maksud kata berdo'a di atas adalah ber-"ibadah" (menyembah).
Yaitu jangan menyembah selain daripada Allah, yakni sesuatu
yang tidak memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan
madarat kepadamu.
Kedua, doa dalam pengertian "Istighatsah" (memohon bantuan
dan pertolongan). Seperti dalam Al-Quran surah Al-Baqarah
ayat 23 dibawah ini.
Seperti dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 23 dibawah ini.

Artinya: "Dan berdo'alah kamu (mintalah bantuan) kepada


orang-orang yang dapat membantumu."
Maksud kata ber-"doa" (wad'u) dalam ayat ini, adalah
"Istighatsah" (meminta bantuan, atau pertolongan). Yaitu
mintalah bantuan atau pertolongan dari orang-orang yang
mungkin dapat membantu dan memberikan pertolongan
kepada kamu.
Ketiga, Doa dalam pengertian "permintaan" atau
"permohonan." Seperti dalam Al-Quran surah Al-Mu'minûn
ayat 60 dibawah ini.

Artinya: "Mohonlah (mintalah) kamu kepada-Ku, pasti Aku


perkenankan (permintaan) kamu itu."

Maksud kata "Doa" (ud'ûnî) dalam ayat ini adalah, "memohon"


atau "meminta." Yaitu, mohonlah (mintalah) kepada Aku
(Allah) nisscaya Aku (Allah) akan perkenankan permohonan
(permintaan) kamu itu.

Keempat, Doa dalam pengertian "percakapan". Seperti dalam


Al-Quran surah Yûnûs ayat 10 dibawah ini.

5
Artinya: "Doa (percakapan) mereka di dalamnya (surga),
adalah Subhânakallâhumma (Mahasuci Engkau wahai
Tuhan)."
Kelima, Doa dalam pengertian "memanggil." Seperti firman
Allah dalam Al-Quran dibawah ini.

Artinya: "Pada hari, dimana la mendoa (memanggil) kamu."


Maksud kata "doa" (yad'û) dalam ayat ini adalah "memanggil."
Yaitu, pada suatu hari, dimana la (Tuhan) menyeru
(memanggil) kamu.
Keenam, Doa dalam pengertian "memuji." Seperti dalam Al-
Quran surah Al-Isrâ' ayat 110 dibawah ini.

Artinya: "Katakanlah olehmu hai Muhammad: berdoalah


(pujilah) akan Allah atau berdoalah (pujilah), akan Ar-
Rahmân (Maha penyayang)."
Maksud kata "doa " (qulid'û) dalam ayat ini adalah "memuji".
Yaitu, pujilah olehmu Muhammad akan Allah atau pujilah
olehmu Muhammad akan Al-Rahmân.
Permohonan dan pujian kepada Allah SWT. dengan cara-cara
tertentu disertai kerendahan hati untuk mendapatkan
kemaslahatan dan kebaikan yang ada disisi-Nya. Atau dengan
istilah Al-Tîbî seperti dikutip Hasbi Al-Shidiq "do'a" adalah
"Melahirkan kehinaan dan kerendahan diri serta menyatakan
kehajatan (kebutuhan) dan ketundukan kepada Allah Swt."

Dari beberapa pendapat yang mengemukakan tentang pengertian doa

dapat disimpulkan bahwa doa memiliki pengertian yaitu Memohon sesuatu

yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang

memudharatkan, dan pengertian doa juga di bagi dalam beberapa bentuk

pengertian yakni doa dalam pengertian Ibadah, doa dalam pengertian

Istighatsah, doa dalam pengertian "permintaan" atau "permohonan.", Doa

6
dalam pengertian percakapan, Doa dalam pengertian memanggil, Doa dalam

pengertian memuji.

2. Pembiasaan Berdoa

Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari dengan

tidak terbebani hal atua kegiatan yang ia lakukan, sedangkan berdoa adalah

memohon segala sesuatu kepada Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Esa baik

kesehatan, rizki, keselamatan hidup dan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh

manusia untuk hidupnya. Pembiasaan berdoa ditumbuhkan sejak dini kepada

anak didik agar tertanam moral yang berbudi pekerti luhur.

Hilman, (2011), mengemukakan bahwa:

Dalam pengertian ini terdiri atas dua kata yaitu


pembiasaan dan berdoa. Pembiasaan (habituation)
merupakam “proses pembentukan sikap dan prilaku yang
relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses
pembelajaran yang berulang- ulang”. Ciri-ciri sikap atau
tingkah laku yang sudah menjadi kebiasaan adalah:
1. Relatif menetap
2. Tidak memerlukan funsi berfikir yang cukup tinggi
3. Bukan merupakan proses kematangan, tetapi sebagai hasil
pengalaman atau belajar
4. Tampil secara berulang-ulang sebagai respon terhadap
stimuluis yang sama.
Doa adalah memohon atau meminta suatu yang bersifat baik
kepada Allah SWT seperti meminta keselamatan hidup, rizki
yang halal dan keteguhan iman. Sebaiknya kita berdoa
kepada Allah SWT setiap saat karena akan selalu didengar
oleh-Nya.

Dari kedua pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

pembiasaan berdoa merupakan proses pembentukan sikap atau prilaku yang

relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang

7
berulang yang dapat menumbuhkan sikap mental anak yang ditanamkan sejak

dini melalui pembiasaan berdoa.

3. Manfaat Berdoa

Syekh Sayyid Tantawi, syaikhul Azhar di Mesir (dalam Taufiq Munir,

2006) merangkum manfaat doa itu dalam tiga poin:

Pertama: doa bermanfaat untuk menunjukkan


keagungan Allah swt kepada hamba-hambaNya yang lemah.
Dengan doa seorang hamba menyadari bahwa hanya Allah
yang memberinya nikmat, menerima taubat, yang
memperkenankan doa-doanya. Allah swt. berfirman: atau
siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam
kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang
menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu
(manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping
Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu
mengingati-Nya (QS. An Naml:62).
Manfaat kedua yaitu, doa mengajari kita agar merasa
malu kepada Allah. Sebab manakala ia tahu bahwa Allah
akan mengabulkan doa-doanya, maka tentu saja ia malu
untuk mengingkari nikmat-nikmatNya. Bahkan manakala
manusia sudah berada dalam puncak keimanan yang kuat
sekalipun, maka ia akan lebih dekat lagi (taqarrub) untuk
mensyukuri nikmat-Nya. Hal ini dicontohkan oleh nabi
Sulaiman as. ketika berdoa: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan
anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh
seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Pemberi." (QS. An Naml: 35). Maka Allah pun
mengabulkannya. Nabi Sulaiman bertanya kepada semua
makhluk siapa yang mampu memindahkan singgasana Balqis
ke hadapannya. Salah satu ifrit yang tunduk atas perintah
nabi Sulaiman berkata: "Aku akan datang kepadamu dengan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri
dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat
untuk membawanya lagi dapat dipercaya". Ternyata benar,
ifrit dari golongan jin itu datang membawa singgasana Balqis
dari Saba (Yaman) ke Syria tidak kurang dari kedipan mata.
Menyaksikan nikmat yang ada di "hadapannya", nabi
Sulaiman lantas berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk
mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri

8
dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku
Maha Kaya lagi Maha Mulia".
Manfaat yang ketiga adalah mengalihkan hiruk-pikuk
kehidupan dunia ke haribaan tafakur dan kekudusan munajat
ke hadirat Allah swt, memutuskan syahwat duniawi yang
fana menuju ketenangan hati dan ketentraman jiwa. Wallahu
a'lam.

Hellow (2008), mengemukakan beberapa manfaat dalam berdoa yaitu:

1) Do’a merupakan bentuk ketaatan kepada Allah dan


melaksanakan perintah-Nya. (Al Ghafir 60)
-Do’a menghilangkan dalam sifat khibr atau sombong
(dari beribadah kepada Allah) (Al Mu’min 60) Imam
Asy Syaukani : ayat tersebut menunjukkan bahwa do’a
termasuk ibadah dan Allah memerintahkan kepada
hamba-Nya untuk berdo’a.
2) Do’a merupakan sesuatu yang mulai bagi Allah. ‘Tidak
ada sesuatu yang lebih mulia bagi Allah melainkan do’a’
(HR Ahmad, Bukhari, Ibnu Majah, Tirmidzi, Hakim,
dishahihkan oleh Syaikh Albani). Hal ini karena do’a
menunjukkan kelemahan seorang hamba.
3) Sebab lapangnya dada, menghilangkan kesedihan,
kegundahgulanaan, menghilangkan kesulitan,
kesempitan.
4) Sebagai sebab untuk menolak kemurkaan Allah, sebab
orang yang tidak berdo’a kepada Allah, Allah akan
murka kepada-Nya. ‘Barangsiapa yang tidak meminta,
memohon kepada Allah, maka Allah akan murka
kepadanya’ (HR Ahmad, Tirmidzi, Hakim, dihasankan
oleh Syaikh Albani). Berbeda dengan tabiat manusia,
yang tidak senang apabila diminta.
5) Do’a menunjukkan kepada tawakal kita kepada Allah
‘Azza wa Jalla, sebab rahasia dan hakikat tawakal adalah
bersandarnya hati ini hanya kepada Allah saja.

Eleddy Supandi (2010), mengemukanan manfaat dalam berdoa sebagai

berikut:

Imam Malik menjelaskan dari Zaed bin Aslam r.a.


Nabi saw. mengingatkan bahwa tidak ada seorang yang
berdoa pasti ada di antara tiga kemungkinan untuk diijabah
(dikabulkan) doanya oleh Allah. 1) Doa diijabah langsung
seperti ia minta. 2) Diijabah tetapi ditangguhkan,
dianugerahkannya di akhirat. 3) Atau diijabah, dengan cara

9
diampuni dosa-dosanya. Subhanal-lah! Betapa Allah Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang.
Selanjutnya, Rasulullah saw. menjelaskan, faktor-
faktor yang mendukung serta menjadi wasilah dikabulnya
doa, antara lain 1) tidak tergesa-gesa. Imam Bukhari
meriwayatkan Nabi saw. mengingatkan bahwa Allah akan
mengabulkan setiap doa, asal tidak terburu-buru dan putus
harapan dengan mengatakan, "Aku sudah berdoa tetapi tidak
diijabah juga." 2) Optimistis dik-abul. Hati harus yakin, doa
akan diijabah. Imam Bukhari dalam hadis qudsi, Allah SWT.
berfirman, "Aku ini tergantung sangka hamba." Kalau si
hamba menyangka Allah bakal tidak mengabulkan doanya,
maka Allah tak akan mengabulkannya. 3) Berdoalah dengan
merendahkan diri, dengan suara lembut, dengan keinginan
kuat untuk dikabul. "Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam
hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan
tidak mengenakan suara, di waktu pagi dan petang, dan
janganlah kamu termasuk orang-orang lalai." (Q.S. Al-Araf 7
: 205). 4) Beramal saleh (Q.S. Al-Baqarah 2 : 186) dan
berbuat baik kepada orang tua. Ibnu Abbas menyatakan
bahwa amal yang bisa mendekatkan diri kepada Allah adalah
berbuat baik kepada orang tua (H.R. Bukhari). 5) Tidak
makan minum yang haram, baik zatnya maupun cara
perolehannya. Jangankan yang jelas-jelas haram, yang
syubhat pun harus dihindari. Saad bin Abi Waqqash pernah
minta didoakan kepada Nabi saw. agar ia menjadi manusia
yang dikabul doanya. Nabi saw. malah menganjurkan ia apik
dalam makan minum.

Dari beberapa pendapat tentang manfaat berdoa tersebut dapat

disimpulkan bahwa manfaat berdoa adalah untuk menunjukkan keagungan

Allah swt kepada hamba-hambaNya yang lemah, mengajari kita agar merasa

malu kepada Allah, dan mengalihkan hiruk-pikuk kehidupan dunia ke

haribaan tafakur dan kekudusan munajat ke hadirat Allah swt, memutuskan

syahwat duniawi yang fana menuju ketenangan hati dan ketentraman jiwa

dalam menjalani kehidupan ini.

10
4. Pengertian moral

Siti Barokah, (2008) mengemukakan pendapat bahwa:

Moral, konon diambil dari bahasa Latin mos (jamak,


mores) yang berarti kebiasaan, adat. Sementara moralitas
secara lughowi juga berasal dari kata mos bahasa Latin
(jamak, mores) yang berarti kebiasaan, adat istiadat. Kata
’bermoral’ mengacu pada bagaimana suatu masyarakat yang
berbudaya berperilaku, dan kata moralitas juga merupakan
kata sifat latin moralis mempunyai arti yang pada dasarnya
sama dengan moral hanya ada nada lebih abstrak. Kata moral
dan moralitas memiliki arti yang sama, maka dalam
pengertian disini lebih ditekankan pada penggunaan
moralitas, karena sifatnya yang abstrak. Moralitas adalah sifat
moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan
baik dan buruk. Senada dengan pengertian tersebut,
W.Poespoprodjo, (dalam Siti Barokah, 2008:30)
mendefinisikan moralitas sebagai ”kualitas dalam perbuatan
manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau
salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup tentang baik
buruknya perbuatan manusia W.Poespoprojo, Baron, dkk
(dalam Siti Barokah, 2008:30). mengatakan, sebagaimana
dikutip oleh Asri Budiningsih, bahwa moral adalah hal-hal
yang berhubungan dengan larangan dan tindakan yang
membicarakan salah atau benar .

Salwinsah, (2011) mengemukakan pendapat bahwa:

Pendidikan moral merupakan salah satu pendekatan


yang dianggap sebagai gerakan utama dalam pendidikan nilai
secara komprehensif seperti telah dituliskan di muka.
Pendidikan moral mencakup pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keterampilan mengatasi konflik, dan perilaku
yang baik, jujur, dan penyayang (kemudian dinyatakan
dengan istilah ”bermoral”. Tujuan utama pendidikan moral
adalah menghasilkan individu yang otonom, memahami nilai-
nilai moral dan memiliki komitmen untuk bertindak konsisten
dengan nilai-nilai tersebut. Pendidikan moral mengandung
beberapa komponen yaitu: pengetahuan tentang moralitas,
penalaran moral, perasaan kasihan dan mementingkan
kepentingan orang lain, dan tendensi moral.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan
Poerwadarminta dinyatakan bahwa nilai adalah harga, hal-hal
yang berguna bagi manusia. Menurut I Wayan Koyan (dalam,
Salwinsah, 2011), nilai adalah segala sesuatu yang berharga.

11
Menurutnya ada dua nilai yaitu nilai ideal dan nilai aktual.
Nilai ideal adalah nilai-nilai yang menjadi cita-cita setiap
orang, sedangkan nilai aktual adalah nilai yang diekspresikan
dalam kehidupan sehari-hari. Kohlberg mengklasifikasikan
nilai menjadi dua, yaitu nilai obyektif dan nilai subyektif.
Nilai obyektif atau nilai universal yaitu nilai yang bersifat
intrinsik, yakni nilai hakiki yang berlaku sepanjang masa
secara universal.

Dengan demikian moral dapat disimpulkan sebagai kualitas perbuatan

atau tingkah laku manusia yang berhubungan dengan salah atau benar, baik

atau buruk yang diyakininya sebagai suatu aturan-aturan normatif atau

kaidah-kaidah yang berlaku dalam suatu komunitas masyarakat tertentu yang

dilakukan karena adanya suatu keharusan atau kewajiban. Manusia diajak

untuk membatinkan dirinya kepada baik dan luhur.

5. Hipotesis Tindakan

Menjawab permasalahan dalam penulisan ini, maka hipotesis yang

akan diajukan adalah apabila pembiasaan berdoa dibiasakan kepada anak

sejak dini maka hal itu akan berperan dalam meningkatkan moral anak didik

di TK ABA Lambara Kecamatan Palu Utara.

12
G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

a. Desain penelitian

Penulisan ini adalah penulisan tindakan kelas yang

dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap

yang mengacu pada model Kemmis dan MC Taggar yaitu rencana,

tindakan, observasi dan refleksi. Stephen Kemmis menggambarkan

tahap-tahap tersebut dalam siklus sebagai berikut:

Keterangan
4
0: Pratindakan
1:Rencana siklus 1
2:Pelaksanaan siklus 11
3 a
3:Observasi siklus 1
4:Refleksi siklus 1
5:Rencana siklus 2
6: Pelaksanaan2siklus 2
7:Observasi siklus 2
8:Refleksi siklus 2

a:Siklus 1
b:Siklus 2 8

7 b 5

Penulisan Tindakan Model Kemmis dan Mc Taggar

13
b. Setting penelitian

Penulisan ini dilaksanakan di kelompok B TK ABA

Lambara Kecamatan Palu Utara. Dengan Jumlah siswa 21 orang

yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa

perempuan pada tahun pelajaran 2010/2011.

c. Rencana Tindakan

Rencana penelitian tindakan kelas ini pada persiapan awal

penulis merencanakan kegiatan dengan menyusun satuan kegiatan

harian (SKH), penetapan waktu, cara penyajian, media pembelajaran

tentang sub tema diri sendiri yang digunakan untuk mengukur

tingkat moral, kemampuan, pemahaman dan partisipasi anak,

mencantumkan alternatif tindakan yang diharapkan dapat dicapai,

menyusun rencana tindakan, serta menyiapkan pedoman pengamatan

tentang peningkatan moral anak melalui pembiasaan berdoa.

2. Jenis Data

Data penelitian ini terdiri dari 2 (dua) yaitu :

1. Data tentang cara guru mengajar melalui pembiasaan berdoa

2. Data tentang peningkatan moral anak Taman Kanak-Kanak pada

subtema diri sendiri. Data peningkatan ini terdiri dari :

a. Mengenal tentang diri sendiri

b. Berdoa sebelum memulai pelajaran

c. Memimpin berdoa di depan kelas

d. Kepedulian terhadap teman

14
3. Cara Pengumpulan Data

Untuk kepentingan pengumpulan data, maka penelitian ini

menggunakan :

a. Teknik Observasi

Penggunaan observasi dimaksudkan untuk mengadakan

pengamatan langsung terhadap subjek penelitian pada peningkatan

moral anak melalui pembiasaan berdoa di Taman Kanak-Kanak

ABA Lambara.

Teknik observasi terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu :

1) Pra observasi, yaitu kegiatan pengamatan awal terhadap anak

Taman Kanak-kanak terhadap peningkatan moral anak melalui

tema diri sendiri.

2) Pelaksanaan pengenalan sub tema diri sendiri dengan cara tanya

jawab.

3) Pasca observasi yaitu kegiatan pengamatan akhir terhadap anak

taman kanak-kanak terhadap peningkatan moral anak dalam

belajar melalui pembiasaan berdoa.

b. Teknik Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan antara peneliti

dengan kepala sekolah, anak-anak kelompok B ABA Lambara

Kecamatan Palu Utara untuk memperoleh data yang berkaitan

dengan penulisan penelitian tersebut.

15
4. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakuakan oleh penulis terhadap subyek (anak

Taman Kanak-kanak) di Lambara Palu Utara yang diteliti. Adapun

kriteria dari analisis tiap evaluasi akan diberi symbol lingkaran penuh

( ) dengan nilai baik, lingkaran setengah ( ) dengan nilai cukup , dan

lingkaran kosong ( ) dengan dengan nilai kurang.

f
P= x 100 % (Riyanto, 1996:23)
N

Ketarangan :

P = Angka persentase

f = Jumlah anak yang menjawab setiap alternatif jawaban

N = Jumlah sampel

Perhitungan persentase tersebut digunakan pada pengolahan data

selanjutnya setelah dilaksanakan tindakan.

5. Prosedur Penelitian

a. Pra Tindakan

Adapun tahap-tahap persiapan dalam melakukan penelitian ini:

1) Mengadakan wawancara dan observasi dengan pihak sekolah

dan teman sejawat yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan

penelitian.

2) Merancang alat evaluasi (lembar tanya jawab)

3) Menganalisis jawaban anak setelah diadakan evaluasi.

b. Pelaksanaan tindakan

16
Rencana kegiatan siklus I

1) Perencanaan meliputi :

a. Refleksi awal sebagai langkah identifikasi permasalahan

yang dihadapi anak pemberian tugas penetapan subjek

penelitian.

b. Merumuskan rencana tindakan meliputi pembelajaran,

penyiapan instrument observasi, satuan kegiatan harian

(SKH) yang disesuaikan dengan perkembangan anak

dikelas.

2) Pelaksanaan tindakan

Peneliti dan guru bersama anak melakukan proses

pembelajaran tentang meningkatkan moral melalui pembiasaan

berdoa pada anak didik di TK Aba Lambara pada subtema diri

sendiri.

3) Observasi/evaluasi

Observasi terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan selama

kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh teman

sejawat selaku pengamat langsung dan mengisi lembar

observasi yang telah disiapkan berupa alat untuk mengevaluasi

setiap pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti,

evaluasi ini dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran.

Adapun yang mengobservasi adalah guru (peneliti) dan yang

17
diobservasi adalah anak didik Taman Kanak-kanak ABA

Lambara.

4) Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap

observasi diadakan refleksi yang berkaitan dengan kelebihan

dan kekurangan yang terjadi selama tindakan berlangsung

dengan maksud untuk dijadikan perencanaan pada siklus

berikutnya.

Rencana Kegiatan Siklus II

Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan pada siklus ini,

prosedur pelaksanaannya sama dengan prosedur pada siklus I, hanya

saja mungkin berbeda dari arah rancangan pemberian tindakan yang

disediakan berdasarkan hasil tindakan pada siklus I untuk lebih

jelasnya diuraikan sebagai berikut :

1) Perencanaan

Dalam tahap ini perencanaan sama seperti perencanaan

siklus I, namun lebih dulu diawali dengan mempelajari hasil

refleksi pada siklus I sebagai dasar untuk memberi revisi

rancangan (rencana tindakan baru) bagi tindakan yang dianggap

kurang pada siklus I.

18
2) Pelaksanaan tindakan

Melaksanakan semua rencana yang telah ditetapkan yakni

meningkatkan moral melalui pembiasaan berdoa pada anak di

TK ABA Lambara pada subtema diri sendiri.

3) Observasi/evaluasi

Format observasi dan pelaksanaannya sama seperti pada siklus I.

4) Refleksi

Refleksi didasarkan pada hasil observasi siklus II,

wawancara dengan subjek peneliti dan hasil pengamatan akhir

siklus II untuk kemudian dianalisi. Refleksi yang dilakukan

dalam siklus ini, berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan

selama pelaksanaan tindakan penelitian yang kemudian untuk

disampaikan dalam penyusunan laporan akhir penelitian.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudjono, 2003. Pengantar Statistik Pandidikan. Jakarta. Raja Grafindo


Persada.

Arsini Arikunto, 1993. Prosedur Penulisan Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka


Cipta.
Asep Hilman, 2010. Kerangka Konseptual Pembiasaan. (http://cehilda.blog.com/
diakses 13 Januari 2011).

Departemen Pendidikan Nasional Jakarta, 2002. Standar Kompetensi Pendidikan


Anak Usia Dini.

Djuzto, 2007 Definisi Doa. (Online) (http://djuzto.multiply.com/journal/item/2


diakses 03 Februari 2011).

Eleddy Supandi, 2010. Keutamaan dan Manfaat Doa


(http://bataviase.co.id/node/163696 diakses 23 Mei 2011)

Hellow, 2008. Definisi Doa, Arti, Pengertian, serta Manfaat Doa. (http://hellow-
zone0509indweeq.blogspot.com/2008/11/definisi-doa-arti-
pengertianmanfaat-doa.html diakses 23 Mei 2011).

Satria, 2008. Mari Berdoa. (Online)


(http://harapansatria.blogspot.com/2008/05/pengertian-doa.html
diakses tanggal 03 Februari 2011).

Muhammad Zainal Abidin, 2009. Pengertian Pembinaan Mental


(http://meetabied.wordpress.com/2009/12/24/pengertian-
pembinaan-mental diakses 13 Januari 2011).

Muhibbin, 1995. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru. Bandung : Remaja


Rosda Karya.

Mulyasa. E, 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif


dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Riyanto, Mulan, 1996, Dasar-Dasar Statistik Deskriptif. Jakarta : Universitas


Terbuka.

Siti Barokah, 2010. Moralitas Peserta Didik Pada Pendidikan Inklusif.


(http://idb5.wikispaces.com/file/view/uf5002.pdf diakses 28
Februari 2011).

20
Salwinsyah, 2011. Nilai Moral Pada Anak Usia Dini.
(http://salwintt.wordpress.com/artikel/109-2/nilai-moral-pada-usia-
dini/ diakses 28 Februari 2011).

Taufiq Munir, 2010. Manfaat Berdoa. (http://forum.upi.edu/v3/index.php?


topic=1895.0 diakses 28 Februari 2011).

Usman H.B. dkk, 2005, Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Ilmiah.
Palu : Universitas Tadulako.

21

Anda mungkin juga menyukai