Anda di halaman 1dari 24

SEDEKAH DALAM PANDANGAN ALQURAN

Oleh: HJ. Saadiyah Binti Syekh Bahmid


Abstrak
Penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang
sedekah yang ada dalam petunjuk Alquran masih terdapat
perbedaan dengan praktek-praktek sedekah yang berkembang
dalam masyarakat, seperti adanya pemahaman yang
beranggapan bahwa sedekah itu hanya dibebankan kepada
orang-orang yang memiliki kemampuan, ternyata tidak
demikian. Nabi dalam hadis-hadisnya menjelaskan bahwa
sedekah bisa dilakukan oleh semua orang baik yang
berkemampuan maupun tidak, yang kaya bisa bersedekah
dengan hartanya, yang berilmu bisa bersedekah dengan
ilmunya, dan yang mempunyai kekuatan bisa bersedekah
dengan tenaga. Kedua, sedekah masih dipahami dalam makna
yang sempit yaitu hanya berupa pemberian materi semata
yang dikatakan sedekah. Hal ini menyebabkan anjuran
bersedekah hanya dipandang sebagai beban atas orang-orang
yang tidak berpunya. Padahal sedekah merupakan salah satu
jalan yang paling mudah untuk memperoleh kebaikan dan
pahala di sisi Allah swt. Dengan jalan melakukan setiap
kebaikan baik untuk pribadi maupun sosial maka itupun
disebut sedekah.
Abstract
This research shows that the understanding of alms in the
holy qur’an is still difference with the practice which develops
in society, such as there is an argument that alms charged to
the society who have ability, turn out it. Prophet in his hadis
explains that alms can be done by all people, rich people give
alms with wealth, knowledgeable people give alms with
knowledge and the people who have power can give energy.
Second, alms are still understood in narrow meaning that is
giving materials only stated alms. This case caused suggestion
to give alms only as burden for the society who has nothing,
whereas alms are easy things to get virtue and reward for
Almighty God. By doing good things for ourselves or social
that are alms.
Kata Kunci: Alquran, sedekah
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 194

Pendahuluan
Alquran adalah kitab suci Islam yang merupakan kumpulan
firman-firman Allah swt. Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw. Diantara tujuan utama diturunkannya Alquran adalah untuk
menjadi pedoman atau pembimbing manusia dalam menata
kehidupan agar memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia maka
Alquran datang dengan petunjuk-petunjuk, keterangan-keterangan,
aturan-aturan, prinsip-prinsip dan konsep-konsep, baik yang bersifat
global dan yang terperinci, yang eksplisit maupun implisit, dalam
berbagai persoalan dan bidang kehidupan.
Alquran sendiri menyatakan dirinya sebagai al-kitab (kitab,
1
buku); hudan (petunjuk)2 bagi manusia umumnya, dan orang-orang
bertakwa pada khususnya; al-fulqan (pembeda antara yang baik dan
yang buruk, antara yang nyata dan yang khayal, antara yang mutlak
dan yang nisbi);3 rahmat (rahmat);4 syifa’ (obat penawar, khususnya
untuk hantu yang resah dan gelisah);5 mau’izat (nasehat, wejangan,
petuah); dzikir li al-alamin (peringatan bagi seluruh alam); tibyan li
kull syay’ (penjelas bagi segala seuatu); tafsil kull syay’ (perinci bagi
segala ssuatu); dan beberapa atribut lainnya, nama-nama dan atribut
ini, secara ekspilisit, memberikan indikasi bahwa Alquran adalah
kitab suci yang berdimensi banyak dan berwawasan luas.
Alquran di dalamnya mengandung berbagai ragam masalah,
yang ternayata pembicaraannya tentang suatu masalah tidak selalu
tersusun secara sistematik seperti halnya buku ilmu pengetahuan
yang di karang oleh manusia. Pembicaraan Alquran pada umumnya,
bersifat global, partial dan sering kali menampilkan suatu masalah
dalam prinsip-prinsip pokoknya saja.5
Kadang Alquran semacam ini, pada dasarnya tidak
mengurangi nilai Alquran. Sebaliknya, disanalah letak keunikan,
sekaligus letak keistimewaan Alquran. Sebab dengan keadaan seperti

1
QS. Al-Baarah/2:2; al-Araf/7:2; an-Nahl16:64,89
2
QS. Al-Baarah/2:97, 185; Ali Imran/4:138; al-Maidah/5:46
3
QS. Al-Baarah/2:185; Ali Imran/3:4al-Fyrqan/5:1
4
QS. A’araf/7:52, 203; Yunus/10:57: Yusuf/12:111; an-Nahl/16:89
5
Harifuddin Cawidu, Konsep Kufur dalam Alquran, (Bandung: Bulan
Bintang, 1991), h. 5.
195 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an

itu, Alquran menjadi objek kajian yang tidak habis-habis oleh para
cendekiawan muslim, non muslim, sehingga aktual sejak di turunkan
empat belas abad silam.
Salah satu masalah pokok yang banyak di bicarakan oleh
Alquran adalah sedekah pada dasarnya merupakan wujud dari
kepedulian Islam terhadap kaum yang tidak mampu sekaligus
kewajiban atas kaun yang memiliki kemampuan.
Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk meraih
kemajuan, kejayaan, kemakmuran, dan kesejahteraan. Karena itu,
Islam sangat concern (perhatian) berupaya untuk memberantas
kemiskinan. Islam mendorong umatnya agar gigih berusaha untuk
mewujudkan kehidupan menjadi lebih baik. Banyak ayat Alquran dan
hadis yang memerintahkan umat Islam agar giat berusaha.
Sebagaimana firman Allah swt. Dalam (QS. Al-jumu’ah, [62] : 10 ).

(#rãä.øŒ$#ur «!$# È@ôÒsù `ÏB (#qäótGö/$#ur ÇÚö‘F{$# ’Îû (#rãÏ±tFR$$sù äo4qn=¢Á9$# ÏMuŠÅÒè% #sŒÎ*sù

ÇÊÉÈ tbqßsÎ=øÿè? ö/ä3¯=yè©9 #ZŽÏWx. ©!$#


Terjemahnya;
Apabila telah di tunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
sebanyak-banyak supaya kamu beruntung.6
Rizki yang di peroleh masing-masing manusia tidaklah sama,
ada yang lebih dan ada yang kurang. Hikmahnya adalah untuk
membuka peluang bagi orang yang berkecukupan untuk memperoleh
pahala dan kasih sayang Allah dengan jalan saling membagi
kelebihan yang diperoleh dari karunia-Nya.
Selain itu, upaya Islam untuk memberantas kemiskinan dan
mewujudkan kesejahteraan umat adalah dengan disyariatkannya
perintah bersedekah baik sedekah wajib yang berupa zakat, maupun
sedekah sunnah. Kewajiban ini di bedakan kepada seluruh umat Islam
yang memiliki kemampuan di bidangnya masing-masing, seperti yang
memiliki kelebihan harta bisa bersedekah dengan hartanya, dan yang

6
Departemen Agama Republik Indonesia, al-Quran dan Terjemahnya (Ed.
Baru: Bandung: Lubuk Agung, 1999), h. 933.
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 196

memiliki kelebihan di bidang ilmu pengetahuan bisa bersedekah


dengan ilmunya.
Menurut M. Syafi’ie, terhadap tiga aspek yang terkait dengan
pelaksanaan kewajiban bersedekah. Pertama, aspek moral dan
psikologis. Dari segi ini di harapkan sedekah wajib berupa zakat yang
mengikis ketamakan dan keserakahan manusia. Kedua, aspek sosial
dari segi ini zakat infak dan sedekah bertindak sebagai instrumen
yang di berikan Islam untuk menghapus tingkat kemiskinan,
sekaligus menyadarkan orang-orang kaya akan tanggung jawab sosial
yang di bebankan agama kepada mereka. Ketiga, aspek ekonomi.
Disini zakat, infak dan sedekah difungsikan untuk mencegah
penumpukan harta pada sebagian kecil orang dan mempersempit
kesenjangan ekonomi dalam masyarakat. Dengan kata lain, zakat,
infak, dan sedekah sebgai effort to flowing (usaha untuk
menyalurkan) dan difungsikan sebagai pengendali terhadap sifat
manusia yang cenderung senang terhadap akumulasi harta kekayaan.
Selain ketiga aspek di atas sedekah bertjuan untuk
membersihkan harta, karena Islam memandang bahwa didalam setiap
harta yang di miliki seseorang masih terdapat hak-hak orang lain
yang membutuhkan, sebagaimana firman Allah swt. Dalam (QS. At-
Taubah, [9] : 103 ):
y7s?4qn=|¹ ¨bÎ) ( öNÎgø‹n=tæ Èe@|¹ur $pkÍ5 NÍkŽÏj.t“è?ur öNèdãÎdgsÜè? Zps%y‰|¹ öNÏlÎ;ºuqøBr& ô`ÏB õ‹è{

ÇÊÉÌÈ íOŠÎ=tæ ìì‹ÏJy™ ª!$#ur 3 öNçl°; Ö`s3y™


Terjemahannya
Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah
untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketentraan jiwa bagi mereka dan Allah maha mendengar lagi
maha mengetahui.7
Hakikat harta yang sesungguhnya menurut agama Islam
adalah harta benda yang telah di keluarkan di jalan Allah swt. Nilai
pahala telah tetap di sisi Allah tidak akan pernah berkurang, bahkan

7
Ibid., h. 297.
197 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an

semakin bertambah. Sebagaimana firman Allah swt. Dalam (QS. Al-


Baqarah, [2] : 261):
yìö7y™ ôMtFu;/Rr& >p¬6ym È@sVyJx. «!$# È@‹Î6y™ ’Îû óOßgs9ºuqøBr& tbqà)ÏÿZムtûïÏ%©!$# ã@sW¨B

ììřºur ª!$#ur 3 âä!$t±o„ `yJÏ9 ß#Ï軟Òムª!$#ur 3 7p¬6ym èps($ÏiB 7's#ç7/Yߙ Èe@ä. ’Îû Ÿ@Î/$uZy™

ÇËÏÊÈ íOŠÎ=tæ
Terjemahan
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada
tiap-tiap butir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran)
bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah maha luas
(karunianya) lagi maha mengetahui.8
Dari uraian di atas, tampak jelas begitu banyak keutamaan-
keutamaan sedekah dalam kehidupan manusia yang tidak hanya
bermanfaat bagi penerima sedekah tetapi juga bagi yang memberi.
Oleh karena itu, penulis termotifasi untuk mengungkap secara lebih
mendalam tentang sedekah dengan berbagai aspek, yang meliputi:
pengertian sedekah, cara atau etika bersedekah, dan dampaknya bagi
manusia.
Pengungkapan Sedekah dalam Alquran
1. Definisi sedekah
Sedekah yang akar katanya adalah sha-da-qa bermakna jujur,
benar, memberi dengan ikhlas.9 mengisyaratkan bahwa orang-orang
yang bersedekah berarti telah berlaku jujur kepada dirinya sendiri
mengenai kelebihan yang telah di berikan oleh Allah swt. Kepada
dirinya. Sehingga ia memberikan sedekahnya dengan ikhlas karena
mengharap kehadiran Allah swt. Masdar dari kata sha-da-qa adalah
sadaqah disebutkan dalam Alquran sebanyak 5 kali dalam surat-surat

8
Ibid., h. 65
9
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’Jam al-Mufahras li al-Fazi Alquran,
Indonesia: Maktabah Dahlan, tt, h. 514
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 198

yang berbeda, yaitu: QS. Al-baqarah, [2]: (196, dan 2630; QS. An-
Nisa’, [4]; (114); QS. At-Taubah, [9]: (103); dan QS. Al-Mujadillah,
[58]; (12).10
Menurut istilah, sedekah berarti sesuatu yang dikeluarkan
atau di lakukan oleh seorang muslim dari harta atau lainnya dengan
tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Sedekah meliputi
sedekah wajib (zakat) dan sedekah sunat (at-tatawwu’) (sedekah
secara spontan dan sukarela) yang sama artinya dengan infak yang
hukumnya sunat.
Di dalam Alquran banyak sekali ayat yang menganjurkan
kaum muslimin untuk senantiasa memberikan sedekah. Di antara ayat
yang dimaksud adalah firman Allah swt. Dalam (QS. An-Nisa ; [4] :
114)

÷rr& >$rã÷ètB ÷rr& >ps%y‰|ÁÎ/ ttBr& ô`tB žwÎ) öNßg1uqôf¯R `ÏiB 9ŽÏVŸ2 ’Îû uŽöyz žw *

t$öq|¡sù «!$# ÏN$|ÊósD uä!$tóÏFö/$# šÏ9ºsŒ ö@yèøÿtƒ `tBur 4 Ĩ$¨Y9$# šú÷üt/ £x»n=ô¹Î)

ÇÊÊÍÈ $\K‹Ïàtã #·ô_r& ÏmŠÏ?÷sçR


Terjemahnya:
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,
kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia)
memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan
perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat
demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak kami
memberi kepadanya pahala yang besar.4
Ayat di atas, memberikan pengecualian atas tiga perkara yang
apabila di lakukan dengan rahasia (bisikan) maka hal itu akan
menjadi lebih bermanfaat. Salah satu hal tersebut adalah sedekah.
2. Hukum mengeluarkan sedekah
Hadis yang menganjurkan sedekah juga tidak sedikit
jumlahnya. Para fuqaha sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah
sunnah, berpahala bila di lakukan dan tidak berdosa bila di
10
Ahmad Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,
Edisi Lux Yogyakarta: Pustaka Progressif, 19840, h. 823.
199 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an

tinggalkan. Di samping sunnah, adakalanya hukum sedekah menjadi


haram yaitu dalam kasus seseorang yang bersedekah mengetahui
pasti bahwa orang yang bakal menerima sedekah tersebut akan
menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan terakhir ada kalanya
juga hukum sedekah berubah menjadi wajib, yaitu ketika seseorang
bertemu dengan orang lain yang sedang kelaparan sehingga dapat
mengancam keselamatan jiwanya, sementara dia mempunyai
makanan yang lebih dari apa yang di perlukan saat itu. Hukum
sedekah juga menjadi wajib jika seseorang bernazar hendak
bersedekah kepada seseorang atau lembaga.
Menurut fuqaha, sedekah dalam arti sedekah at-tatawwu’
berbeda dengan zakat. Sedekah lebih utama jika di berikan secara
diam-diam di bandingkan diberikan secara terang-terangan dalam arti
diberitahukan atau di beritakan kepada umum. Hal ini sejalan dengan
hadis Nabi Saw.
‫ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺧﺪﺛﻨﺎ ﺧﺒﻴﺐ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﲪﻦ ﻋﻦ ﺣﻔﺺ ﺑﻦ‬:‫ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻣﺴﺪد ﳛﲕ ﻋﻦ ﻋﺒﻴﺪ اﷲ ﻗﺎل‬
‫ ان ﻣﻦ اﻟﺴﺒﻌﺔ‬:‫ﻋﺎ ﺻﻢ ﻋﻦ أﰊ ﻫﺮﻳﺮة رﺿﻰ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻋﻦ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل‬
‫ورﺟﻞ ﺗﺼﺪق ﺑﺼﺪﻗﻪ ﻓﺎﺧﻔﺎ ﻫﺎ‬...‫اﻟﺬﻳﻦ ﻳﻈﻠﻬﻢ اﷲ ﰱ ﻇﻠﻪ ﻳﻮم اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ اذا ﻻ ﻇﻞ اﻻ ﻇﻠﻪ‬
...‫ﺣﱴ ﻻ ﺗﻌﻠﻢ ﴰﺎﻟﻪ ﻣﺎ ﺗﻨﻔﻖ ﳝﻴﻨﻪ‬
Dari sahabat Abu Hurairah. Menceritakan kepada kami
Musaddad menceritakan kepada kami Yahya dari Ubaidillah berkata:
menceritakan kepada kami Khubaib Bin Abdulrahmn dari hafs Bin
Ashim dari abu hurairah ra. Dari Nabi saw. Bersabda: sesungguhnya
di antar tujuh (golongan) yang dinaungi oleh Allah swt. Yaitu...
seseorang yang bersedekah kemudian menyembunyikan sedekahnya
sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh
tangan kanannya... (HR. Bukhari).
Dalam hadis itu di jelaskan salah satu kelompok hamba Allah
swt.. yang mendapat naungan_Nya di hari kiamat kelak adalah
seseorang yang memberi sedekah dengan kanannya lalu ia
sembunyikan seakan-akan tangan kirinya tidak tahu apa yang telah
diberikannya oleh tangan kanannya tersebut.
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 200

3. Sasaran Sedekah
Sedekah lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau
sanak saudrara terdekat sebelum diberikan kepada oang lain.
kemudian sedekah itu seyogyanya diberikan kepada orang yang betul-
betul sedang mendambakan uluran tangan. mengenai kriteria barang
yang lebih utama disedekahkan, para fuqaha berpendapat, barang
yang akan disedekahkan sebaiknya barang yang berkualitas baik dan
disukai oleh pemiliknya.7
Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam QS. Ali Imran
(3) 92

¨bÎ*sù &äóÓx« `ÏB (#qà)ÏÿZè? $tBur 4 šcq™6ÏtéB $£JÏB (#qà)ÏÿZè? 4Ó®Lym §ŽÉ9ø9$# (#qä9$oYs? `s9

ÇÒËÈ ÒOŠÎ=tæ ¾ÏmÎ/ ©!$#

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang


sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta
yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan
Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.

Pahala sedekah akan lenyap bila si pemberi selalu menyebut-


nyebut sedekah yang telah ia berikan atau menyakiti perasaan si
penerima. Hal ini ditegaskan Allah swt dalam firman-Nya QS. Al-
Baqarah (2) 264

ß,ÏÿYム“É‹©9$%x. 3“sŒF{$#ur Çd`yJø9$$Î/ Nä3ÏG»s%y‰|¹ (#qè=ÏÜö7è? Ÿw (#qãZtB#uä tûïÏ©!$# ƒr'¯»tƒ

Ab#uqøÿ|¹ È@sVyJx. ¼ã&é#sVyJsù ( ̍ÅzFy$# ÏQöqu‹ø9$#ur «!$$Î/ ß`ÏB÷sムŸwur Ĩ$¨Z9$# uä!$sÍ‘ ¼ã&s!$tB

&äóÓx« 4’n?t㠚crâ‘ωø)tƒ žw ( #V$ù#|¹ ¼çmŸ2uŽtIsù ×@Î/#ur ¼çmt/$|¹r'sù Ò>#tè? Ïmø‹n=tã

ÇËÏÍÈ tûï͍Ïÿ»s3ø9$# tPöqs)ø9$# “ωôgtƒ Ÿw ª!$#ur 3 (#qç7|¡Ÿ2 $£JÏiB


201 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-
nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti
orang yang menafkahkan hartanya Karena riya kepada
manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin
yang di atasnya ada tanah, Kemudian batu itu ditimpa hujan
lebat, lalu menjadilah dia bersih (Tidak bertanah). mereka
tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan;
dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir.
Dalam Alquran kata infak dan sedekah mempunyai makna
yang sama yaitu sesuatu pemberian yang dikeluarkan dengan ikhlas
karena Allah swt., disyariatkan kepada orang-orang Islam tanpa
terkecuali menurut kadar kemampuan masing-masing.
Infak dan sedekah terhitung sebagai ibadah dan mempunyai
nilai pahala yang besar di sisi Allah karena itu, tata cara dan etika
untuk bersedekah telah diatur didalam Alquran.
Persamaan dan Perbedaan Sedekah Wajib (Zaat) dan Sedekah sunnat
(Infak)
1. Persamaan sedekah wajib (zakat) dan sedekah Sunat (Infak)
Sedekah, infak, dan zakat adalah tiga istilah dalam agama
Islam yang intinya adalah satu yaitu menganjurkan kepada setiap
muslim untuk berlaku dermawan kepada siapaun terlebih kepaa
saudara seiman, dan menjauhkan diri dari sifat-sifat kikir dan tamak
terhadap harta kekayaan duniawi, karena hakikat harta yang
sesungguhnya menurut agama Islam adalah harta yang telah
dikeluarkan di jalan Allah swt, dengan jalan sedekah, infak, dan
zakat.

2. Perbedaan sedekah wajib (zakat) dan sedekah sunat (infak)


Zakat dan infak/sedekah memiliki perbedaan bila dilihat dari
segi-segi tertentu sebaga berikut:
Perbedaan dari segi Pengertian
1) Sedekah/infak
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 202

Sedekah adalah pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau


yang berhak menerimanya, baik yang berupa sedekah wajib (zakat),
maupun sedekah sunat (infak)
Sedekah yang penulis maksud dalam penelitian ini
sebagaimana yang dingungkapkan M. Syafi’i el-Bentenie yakni
pemberian sesuatu yang bersifat kebaikan baik yang berupa barang
maupun jasa dari seseorang kepada orang lain tanpa mengharapkan
suatu imbalan apapun selain ridha Allah swt.
Infak adalah bagian dari sedekah sunat dalam Alquran kata
infak yang akar katanya adalah nafakah disebut lebih kurang 80 kali
dalam berbagai surat dan derivasinya. Adapun maknanya cukup
banyak, ada kalanya bermakna zakat, sedekah, tetapi yang paling
umum adalah pemberian sukarela untuk menolong agama. Infak juga
bermakna al-Imarah (kemakmuran). Demikian makna-makna yang
dikemukakan oleh al-Damaghani yang menulis kitab qamus Alquran.
Dari makna-makna tersebut di atas, dapat didefinisikan
sebagai pemberian harta benda secara sukarela untuk
mengembangkan agama dengan segala dimensinya dan juga untuk
memakmurkan umatnya. Makna seperti ini dapat kita temukan di
dalam Alquran khususnya yang berbicara tentang infak.
Beberapa dengan zakat yang hukumnya wajib, infak
hukumnya sunnah. Namun yang sering terlupakan adalah kualitas
kehidupan keberagamaan seseoran sebenarnya ditentukan oleh
amalan-amalan yang sunnah seperti ini. Seseorang yang mengerjakan
kewajiban agama, namun mengabaikan hal-hal sunnah, sebenarnya
orang tersebut belum dapat dikatakan sebagai orang saleh.

2) Zakat
203 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an

Zakat berasal dari kata zakara berarti suci, tumbuh,


bertambah, dan berkah.11 Dengan demikian zakat itu membersihkan
(mensucikan diti seseorang dan hartanya, pahala bertambah, harta
bertambah, (berkembang) dan membawa berkah. Di dalam al-Quran
perintah wajib zakat itu disebutkan sebanyak 36 kali dan 21 kali di
antaranya dirangkaikan dengan kewajiban shalat. Sesudah
mengeluarkan xzakat seseorang telah suci (bersih) dirinya, dari
penyakit kikir dan tamak. Hartanya juga telah bersih, karena tidak
ada lagi hak orang lain pada hartanya.
Begitu pentinya zakat, sehingga zakat ditetapkan sebagai
rukun Islam yang keempat. Bahkan dalam sejarahnya, Abu Bakar
pernah memerintahkan untuk memerangi orang-orang yang
membangkan dan enggan membayar zakat.12
3) Perbedaan dari segi hukum
Dari segi hukum, sedekah/infak berbeda dengan zakat. Zakat
hukumnya wajib atas setiap diri muslim yang memiliki kemampuan
materi sampai batas waktu yang telah ditentukan syara’ sedangkan
sedekah at-tatawwu (sukarela) hukumnya sunat bagi setiap diri
muslim.
4) Perbedaan dari segi jenis
Dari segi jenis sesuatu yang dikeluarkan, sedekah/infak dan
zakat terdapat perbedaan. Jika zakat, maka jenis yang harus
dikeluarkan berupa materi atau harta kekayaan yang dimiliki,
sedangkan sedekah/infak bisa berupa materi materi atau harta
kekayaan dan bisa berupa materi atau harta kekayaan dan bias berupa
non materi atau jasa.

5) Perbedaan dari segi sasaran\

11
M. Syafi’I El-Bantanie, Zakat, Infak & Sadakah, (Cet.I Bandung:
Salmadani, 2009), h. 11
12
Azhari Akmal Tarigan, 40 Pesan Ramadhan, ( Cet. I; Jakarta: Siraja
Prenada Media Group, 2008), h. 176.
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 204

Dari segi sasaran sedekah/infak dan zakat juga memiliki


perbedaan. Zakat dalam Alquran telah ditetapkan kepada delapan
golongan yaitu fakir, miskin, pengelola zakat, penuntut ilmu, musafir,
orang yang berhutang, orang yang dilembutkan hatinya (muallaf), dan
orang berjuang di jalan Allah swt. Sedangkan sedekah/infak boleh
diberikan kepada siapa saja.
Ragam Sedekah
Dalam Islam sedekah ternyata tidak selalu berbentu materi
atau harta kekayaan seperti pemahaman yang telah banyak
berkembang selama ini. Bila dicermati ternyata sedekah menurut
petunjuk Nabi Muhammad saw. Juga bisa berbentuk non materi.
Dalam sebuah hadis Nabi digambarkan bahwa sedekah tidak
selalu berbentuk materi atau harta kekayaan semata, akan tetapi
sedekah juga berbentuk amalan-amalan kebaikan yang dilakukan
seseorang dalam kehidupannya sehari-hari juga termasuk sedekah.
‫ﺣد ﺛﻧﺎ ﻋﺑد ﷲ ﺑن ﻣﺣﻣدﺑن أﺳﻣﺎء اﻟﺿﺑﻌﻲ ﺣدﺛﻧﺎ ﻣﮭدﯨﺑن ﻣﯾﻣون ﻋن أﺑﻰ ذرأن ﻧﺎﺳﺎ ﻣن‬
‫ ﯾﺎرﺳول ﷲ ذﺧب أھل‬:‫أﺻﺣﺎب اﻟﻧﺑﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯾﮫ وﺳﻠم ﻗﺎﻟو اﻟﻠﻧﺑﻰ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯾﮫ وﺳﻠم‬
‫اﻟدﺛور ﺑﺎ ﻷﺟور ﯾﺻﻠون ﻛﻣﺎ ﻧﺻﻠﻲ وﯾﺻوﻣون ﻛﻣﺎ ﻧﺻوم ﯾﺗﺻدﻗون ﺑﻔدول اﻣواﻟﮭم ﻗﺎل‬
‫اوﻟﯾس ﻗدﺟﻌل ﷲ ﻟﻛم ﻣﺎ ﺗﺻدﻗون إن ﺑﻛل ﺗﺳﺑﯾﺣﺔ ﺻدﻓﺔ وﻛل ﺗﺣﻣﯾدة ﺻدﻗﺔ زﻛل أﺣدﻛم‬
‫ﺻدﻗﺔ ﻗﺎﻟو ﯾﺎرﺳول ﷲ أﯾﺎﺗﻲ أﺣدﻧﺎ ﺷﮭوﺗﮫ وﯾﻛون ﻟﮫ ﻓﯾﮭﺎ أﺟر ﻗﺎل أرأﯾﺗم ﻟو وﺿﻌﮭﺎ ﻓﻲ‬
(‫ﺣرام أﻛﺎن ﻋﻠﯾﮫ ﻓﯾﮭﺎ وزر ﻓﻛذﻟك إذا وﺿﻌﮭﺎ ﻓﻲ اﻟﺣﻼﻟﻛﺎن ﻟﮫ أﺟر )رواه ﻣﺳﻠم‬
Artinya
Menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin
Asma al-Dubai menceritakan kepada kami Mahdi Maimun
dari Abu Dzar radiyallahu anhu, ia berkata, “Sesungguhnya
sebagian dari para sahabat rasulullah berkata kepada Nabi
Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat
pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat,
mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka
bersedekah dengan kelebihan harta mereka”. Nabi shallahu
alaih Wassalam bersabda, “bukankah Allah telah menjadikan
bagi kamu sesuatu untuk bersedekah? Sesungguhnya tiap-tiap
205 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an

tgahlil adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikanadalah


sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah dan
persetubuhan salah seorang di antara kamu dengan (istrinya)
adalah sedekah. Mereka bertanya, “wahai rasulullah, apakah
pahala? Rasulullah menjawab, “tahukah engkau jika seseorang
memenuhi syahwatnya pada yanga haram, dia berdosa.
Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang
halal, ia mendapat pahala”.13
Menurut petunjuk hadis di atas, menggambarkan betapa
luasnya pemaknaan sedekah. Namun demikian sedekah. Namun
demikian sedekah dapat diperincikan antara lain sebagai berikut:
a. Tasbih, tahlil dan tahmid
Rasulullah saw. Menggambarkan pada awal penjelasannya
tentang sedekah bahwa setiap tasbih, tahlil dan tahmid adalah
sedekah. Oleh karenanya mereka diminta untuk memperbanyak
tasbih, tahlil dan tahmid, atau bahkan zikir-azikir lainnya, karena
semua zikir tersebut akan bernilai ibadah di sisi Allah swt.
b. Amar ma’ruf Nabi Mungkar\
Setelah disebutkan bahwa zikir merupakan sedekah, rasulullah
saw menjelaskan bahwa amar ma’ruf nahi mungkar, seseorang perlu
mengeluarkan tenaga, pikiran, waktu, dan perasaanya. Semua hal
tersebut terhitung sebagai sedekah. Bahkan jika dicermati secara
mendalam, umat ini mendapat julukan khairu ummah, karena
memiliki misi amar ma’ruf nahi mungkar.
c. Hubungan Intim Suami Istri
Hadis di atas bahkan menggambarkan bahwa hubungan suami
istri merupakan sedekah. Satu pandangan yang cukup asing di telinga
para sahabat pada waktu itu sehingga mereka bertanya, “apakah salah
seorang di antara kami melampiaskan syahwatnya dan dia
mendapatkan sedekah? Kemudian dengan bijak Rasulullah saw

13
Abu Hasan Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi al-Naisaburi,
Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-Fikr, 1983), h. 92
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 206

menjawab, “apa pendapatmu jika ia melampiaskan pada tempat yang


haram, apakah dia mendapatkan dosa? Maka demikian pula jika ia
melampiaskannya pada yang halal, ia akan mendapat pahala.” Di
sinilah para sahabat baru menyadari bahwa makna sedekah sangatlah
luas. Bahwa segala bentuk aktivitas yang dilakukan seorang insan,
dan diniatkan ikhlas karena Allah, serta tidak melanggar syariatnya,
maka ia akan terhitung sebagai sedekah.

Etika Dalam Bersedekah


Dari hasil penelitian tafsir tentang ayat-ayat sedekah dalam
Alquran, ada beberapa hal yang ternyata harus diperhatikan dalam
bersedekah sebagai berikut:
1. Cara Bersedekah
Salah satu tujuan utama dianjurkannya bersedekah adalah
untuk membantu meringankan beban penderitaan orang-orang
miskin. Olehnya itu Allah swt dengan tegas melarang kepada orang-
orang yang bersedekah agar jangan sampai menyakitiki atau melukai
hati penerima sedekah.
2. Larangan mengungkit-ungkit sedekah
Sedekah yang diterima oleh Allah swt adalah sedekah yang
dilandasi dengan keikhlasan semata karena mencari Ridha-Nya.
Seorang muslim yang memberikan sedekah hendaknya jangan suka
mengungkit-ungkit sedekah yang telah dikeluarkannya karena hal ini
dapat menimbulkan sifat ingin dipuji (riya’), dimana sifat riya ini
dapat menghapuskan pahala dari sedekah.
3. Sedekah lebih utama dengan sembunyi-sebunyi
Sedekah yang dilandasi dengan keikhlasan dapat diberikan
dengan terang-terangan. Nafkah, baik yang wajib seperti zakat,
termasuk yang sunat seperti sedekah, bisa ditampakkan dan juga bisa
dirahasiakan. Keikhlasan memnang sesuatu yang sangat rahasia bagi
manusia, hanya Allah swt, yang mengetahui kadarnya tetapi itu
bukan berarti hanya sedekah yang secara rahasia yang ikhlas. Siapa
207 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an

yang menyumbang dengan terang-terangan puhn, keikhlasan dapat


tidak kurang atau melebihi yang menyumbang dengan rahasia.
Karena dengan cara ini diharapkan mampu memberikan dorongan
(motivasi) kepada seseorang untuk ikut serta dan berlomba-lomba
dalam melakukan kebajikan.\
Sayyid Qutub dalam buku tafsirnya yang berjudul fi dzilal al-
Quran menyatakan bahwa menyembunyikan (merahasiakan) sedekah
yang sunat itu lebih utama dan lebih disukai oleh Allah swt. Serta
lebih patut dapat melepaskan yang bersangkutan dari noda kepura-
puraan dan riya’. Sedangkan dalam menunaikan sesuatu yang wajib
seperti zakat, menampakkannya sudah termasuk dalam makna
ketaatan, menyebarkan makna ini dan menampakkanya adalah sangat
bagus.14
4. Bersedekah dengan keiklasan
Inti dari setiap pemberian yang dilakukan oleh seorang
muslim terletak pada keiklasannya. Terlepas dari jumlah pemberian
itu, dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing pemberi,
apakah banyak atau sedikit tidak menjadi persoalan tapi yang lebih
pokok adalah mengiklaskan niat karena mencari keridhaan Allah swt.
Semata adalah tolok ukur yang paling utama, sebab sedekah yang
tidak disertai keiklasan tidak akan membuahkan apa-apa disisi Allah
swt.
Keinginan yang Allah swt. Kehendaki bagi orang-orang yang
beriman. Dia tidak menyedekahkan hartanya melainkan karna
mencari keridaan Allah swt, bukan karna mengikuti keinginan nafsu
dan bukan karna tujan-tujuan lain. Menyedekahkan hartanya bukan
untuk mencari perhatian manusia dan mencari popularitas semata.
Menyedekahkan hartanya bukan untuk mengungguli orang lain dan
menyombongi mereka. Berinfak juga bukan untuk menyenangkan
hati para penguasa atau untuk mendapatkan penghargaan, tetapi
menginfakkan hartanya semata-mata untuk mencari keridaan Allah
swt., tulis ikhlas karena Allah swt. Karena itu, hatinya merasa

14
Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zilal al-Quran, (Cet. II; Jakarta: Gema Insani
Press, 2000), h. 368.
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 208

mantap bahwa Allah swt. Akan menerima sedekahnya, ia percaya


bahwa Allah swt. Akan memberinya pahala dan karunianya kelak di
negeri akhirat yang lebih utama.
5. Bersedekah dengan sesuatu yang baik-baik
Prinsip-prinsip yang diterangkan ayat-ayat tentang sedekah di
atas, bahwa sedekah dilakukan dengan memberikan sesuatu yang
lebih utama, bukan dengan sesuatu yang kualitasnya jelek, sehingga
pemiliknya sendiri menolaknya. Jika barang seperti itu ditawarkan
dalam suatu jual beli niscaya tidak mau menerimanya kecuali dengan
mengurangi harganya. Maka, Allah swt. Sama sekali tidak mau
menerima sesuatu yang jelek atau buruk. Sebegaimana dijelaskan
dalam (QS. Al-Baqarah, [2] : 267):

Nä3s9 $oYô_t÷zr& !$£JÏBur óOçFö;|¡Ÿ2 $tB ÏM»t6ÍhŠsÛ `ÏB (#qà)ÏÿRr& (#þqãZtB#uä tûïÏ%©!$# $yg•ƒr'¯»tƒ

br& HwÎ) ÏmƒÉ‹Ï{$t«Î/ NçGó¡s9ur tbqà)ÏÿYè? çm÷ZÏB y]ŠÎ7y‚ø9$# (#qßJ£Ju‹s? Ÿwur ( ÇÚö‘F{$# z`ÏiB

ÇËÏÐÈ î‰ŠÏJym ;ÓÍ_xî ©!$# ¨br& (#þqßJn=ôã$#ur 4 Ïm‹Ïù (#qàÒÏJøóè?


Terjemahannya:
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah
swt) sebehagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan
sebahagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk
kamu. Janganlah kamu memilih yang buruk-buruk kamu
nafkahkan darinya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata
terhadapnya. Ketahuilah bahwa Allah swt maha kaya lagi
Maha terpuji.
Ini adalah seruan umum kepada orang-orang yang beriman
pada semua waktu dan generasi meliputi semua harta yang sampai
kepada mereka. Juga meliputi hasil usaha mereka yang halal dan baik,
dan meliputi apa yang di keluarkan Allah swt. Dari bumi untuk
mereka, baik berupa tiumbuh tumbuhan maupun bukan tumbuh
tumbuhan yang di keluarkan dari dalam tanah. Semua terkena
keharusan untuk di infakkan, baik dalam bentuk yang wajib seperti
zakat, maupun dalam bentuk sunnah seperti sedekah.
209 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an

6. Balasan bagi orang yang bersedekah


Dalam Alquran perintah bersedekah pada mulanya tidak di
mulai dengan perintah yang mewajibkan atau menugaskan, akan
tetapi hanya akan dimulai dengan anjuran dan memberikan
rangsangan, sebagaimana tergambar dalam (QS. Al-Baqarah, [2] :
261):

yìö7y™ ôMtFu;/Rr& >p¬6ym È@sVyJx. «!$# È@‹Î6y™ ’Îû óOßgs9ºuqøBr& tbqà)ÏÿZムtûïÏ%©!$# ã@sW¨B

ììřºur ª!$#ur 3 âä!$t±o„ `yJÏ9 ß#Ï軟Òムª!$#ur 3 7p¬6ym èps($ÏiB 7's#ç7/Yߙ Èe@ä. ’Îû Ÿ@Î/$uZy™

ÇËÏÊÈ íOŠÎ=tæ
Terjemahannya:
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah swt adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap bulir, seratus biji. Allah swt melipatgandakan (ganjaran)
bagi siapa yang dia kehendaki. Allah swt Maha Luas
(Karunia-nya) lagi Maha Mengetahui.
Ternyata metode ini sangat efektif untuk membangkitkan
perasaan dan menimbulkan kesan-kesan yang hidup didalam jiwa
manusia. Ia membentangkan sebuah lukisan tentang suatu kehidupan
yang berdenyut, tumbuh, berkembang dan memberikan hasil, yaitu
kehidupan taman. Anugrah alam atau karunia Allah swt. Taman yang
memberikan hasil yang berlipat ganda bagi penanam, memberikan
hasil yang berkali-kali lipat dibanding bibit yang ditaburkan.
Diberikan gambaran yang mengesankan ini bagi orang-orang yang
gemar menyedekahkan dan menyedekahkan hartanya di jalan Allah
swt.
Makna yang terbayang dalam hati mengenai pernyataan di
atas, ialah adanya perhitungan dengan melipat gandakan sebutir
benih menjadi tujuh ratus butir. Sedangkan pemandangan hidup yang
dipaparkan dalam kalimat itu lebih luas dan lebih indah dari pada
aktifitas perhitungan itu, lebih meresap dalam perasaan, lebih
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 210

mengesankan dalam jiwa. Pemandangan dalam kehidupan yang


berkembang, pemandangan alam yang hidup, pemandangan tentang
taman yang membuahkan hasil, dan pemandangan yang
mangagumkan dalam dunia tumbuh-tumbuhan, yaitu sebatang
ranting (padi) yang memuat tujuh butir, dan tiap-tiap butir memuat
seratus biji.
Pengungkapan kehidupan yang tumbuh berkembang dan
memberikan hasil yang demikian ini akan mengarahkan hati manusia
untuk gemar berkorban dan memberikan sebagaian harta yang
dimilikinya. Sedekah itu bukan memberi melainkan mengambil, tidak
mengurangi melainkan menambah. Gelombang pemberian dan
perkembangan itu terus berjalan di jalannya, lalu melipatkan perasaan
yang yang terpesona oleh pemandangan tentang taman dan hasilnya
itu. Allah swt melipatgandakan pahala bagi siapa yang
dikehendakinya, melipatgandakan tanpa perhitungan dan nisab.
Melipat gandakan rezekinya yang tidak ada seorang pun mengetahui
jangkauan ukurannya, “Allah swt Maha Luas (karunia-Nya) Lagi
Maha Mengetahui.”
Maha luas, tidak mempersempit pemberiannya, tidak
menahan-nahannya, dan tidak menarik-nariknya. Maha mengetahui,
mengetahui benih-benih dan menepatkannya, tiada satupun yang
samar atas-Nya.

Manfaat Sedekah
Dalam buku Zakat, Infak, dan sedekah karangan M. Syafei’ie
el-Bantanie, dijelaskan bahwa ada empat hikmah besar dari sedekah
yaitu:
1. Sedekah Membuka Pintu Rezeki
Sedekah tidak mengurangi harta. Justru sebaliknya, sedekah
akan melipatgandakan sebanyak sepuluh kali lipat. Dasarnya
adalah Firman Allah swt. (QS. At- Taubah,[9]:99):
211 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an

ß,ÏÿZム$tB ä‹Ï‚­Gtƒur ̍ÅzFy$# ÏQöqu‹ø9$#ur «!$$Î/ ÚÆÏB÷sム`tB É>#tôãF{$# šÆÏBur

’Îû ª!$# ÞOßgè=Åzô‰ã‹y™ 4 öNçl°; ×pt/öè% $pk¨XÎ) Iwr& 4 ÉAqߙ§9$# ÏNºuqn=|¹ur «!$# y‰YÏã BM»t/ãè%

ÇÒÒÈ ×LìÏm§‘ ֑qàÿxî ©!$# ¨bÎ) 3 ÿ¾ÏmÏFuH÷qu‘


Terjemahannya:
Dan mereka mamandang apa yang dinafkahkannya (di jalan
Allah) itu, sebegai jalan untuk mendekatkannya kepada Allah
dan sebagai jalan untuk memperoleh doa rasul. Ketahuilah,
sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk
mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan
memasukkan mereka kedalam rahmat (surga)nya;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Makna yang dapat diambil dari ayat ini adalah, apapun yang
(diinfakkan oleh seseorang maka itu akan mendekatkan dirinya
kepada Allah swt). Allah swt. Adalah maha pemberi rezeki (al-
Razzak), Allah swt. Maha kaya (al-Ghani). Dengan bersedekah
berarti seseorang akan semakin dekat dengan Yang Maha Kaya dan
Yang Maha Pemberi Rezeki. Hal ini berarti pula bahwa semakin
bakhil seseorang maka itu akan menjadikannya semakin jauh dari
rezeki dan jauh dari nilai hakiki dari kekayaan yang sebenarnya.
Allah swt. Menegaskan tentang hakikat harta yang
sesungguhnya di dalam (QS. Saba’, [34]: 39):

OçFø)xÿRr& !$tBur 4 ¼çms9 â‘ωø)tƒur ¾Ínϊ$t7Ïã ô`ÏB âä!$t±o„ `yJÏ9 s-ø—Îh9$# äÝÝ¡ö6tƒ ’În1u‘ ¨bÎ) ö@è%

ÇÌÒÈ šúüÏ%Ηº§9$# çŽöyz uqèdur ( ¼çmàÿÎ=øƒä† uqßgsù &äóÓx« `ÏiB


Terjemahannya:
Dan barang siapa saja yang kamu nafkahkan, maka allah akan
menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaik-
baiknya.
Maka yang dapat diambil dari ayat di atas adalah, siapapun
yang menginfakkan harta dijalan Allah swt. Berarti hal itu
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 212

membuktikan bahwa orang yang berinfak adalah orang yang beriman


kepada allah swt. Setiap apa yang di sedekahkannya itu Allah swt.
Akan menggantikannya dengan yang lebih baik, tidak ada yang rugi,
tetapi justru akan mendatangkan keuntungan.
Allah swt. Memiliki cara sendiri untuk membalas kebaikan
yang dilakukan hambanya. Bahkan dalam (QS. Al-Baqarah [2] : 261),
Allah swt. Akan membalas setiap harta yang dinafkahkan di jalannya
sebanyak tujuh ratus kali lipat.

yìö7y™ ôMtFu;/Rr& >p¬6ym È@sVyJx. «!$# È@‹Î6y™ ’Îû óOßgs9ºuqøBr& tbqà)ÏÿZムtûïÏ%©!$# ã@sW¨B

ììřºur ª!$#ur 3 âä!$t±o„ `yJÏ9 ß#Ï軟Òムª!$#ur 3 7p¬6ym èps($ÏiB 7's#ç7/Yߙ Èe@ä. ’Îû Ÿ@Î/$uZy™

ÇËÏÊÈ íOŠÎ=tæ
Terjemahnya:
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah swt adalah seripa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada
tiap-tiap butir seratus biji, Allah swt melipatgandakan
(ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah swt
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
2. Mengikis sifat bakhil
Salah satu sifat tercela yang bisa melekat pada diri manusia
adalah bakhil atau kikir. Sedekah mampu mengikis sifat ini
sampai ke akar-akarnya. Melalui sedekah, Islam mengajarkan
umatnya agar memiliki kepekaan dan kepedulian sosial.
3. Membersihkan harta
Manusia tidak luput dari kesalahan. Mungkin saja tanpa
disadari dalam harta yang dimilikinya tercampur dalam
sesuatu yang haram atau sabhat. Hal ini harus segera
dibersihkan. Salah satu cara untuk membersihkannya adalah
dengan bersedekah.
213 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an

Sedekah akan membersihkan harta dari kemungkinan


diperoleh dengan jalan tidak halal atau tercampur antara rezeki yang
halal dan haram.
4. Menolak musibah
Setiap orang ditentukan kapan dia akan terkena bala atau
musibah dalam hidupnya. Menurut rasulullah, ada satu amalan
yang dapat menolak bala. Artinya, bala itu akan diangkat oleh
Allah swt. Dengan sebab amal yang kita perbuat. Amat
tersebut adalah sedekah.
Muhammad Asror Yusuf MA dalam bukunya yang berjudul
Kaya karena Allah swt, ada tiga manfaat yang akan diperoleh dari
ibadah zakat/sedekah sebagai berikut:
1. Mengikis habis sifat-sifat kikir di dalam jiwa seseorang,
melatih diri agar memilii sifat-sifat dermawan, dan
mengantarkannya mensyukuri nikmat Allah swt. Pada
akhirnya, seseorang dapat mensucikan diri dan
mengembangkan kepribadiannya.
2. Menciptakan ketenangan dan ketentraman, bukan hanya bagi
penerima, melainkan juga bagi pemberi zakat/sedekah.
Kedengkian dan iri hati bisa timbul dari mereka yang hidup
dalam kemiskinan, pada saat melihat orang yang berlebihan
tidak mengulurkan bantuan kepada mereka.
3. Mengembangkan harta benda, yang dapat ditinjau dari dua
sisi sebagai berikut:
a. Spritual
Berdasarkan Firman Allah swt. (QS. Al-Baqarah, [2] : 276):

ÇËÐÏÈ ?LìÏOr& A‘$¤ÿx. ¨@ä. =ÅsムŸw ª!$#ur 3 ÏM»s%y‰¢Á9$# ‘Î/öãƒur (#4qt/Ìh9$# ª!$# ß,ysôJtƒ
Terjemahannya:
“Allah swt memusnahkan riba’ dan menyuburkan sedekah.
Dan Allah swt. Tidak menyukai setiap orang yang tetap
dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”
Sedekah yang dimaksudkan oleh ayat diatas adalah senantiasa
memberikan bantuan dengan ikhlas kepada orang-orang yang
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 214

membutuhkan tanpa mengharapkan imbalan dari apa telah


diberikannya itu.
b. Ekonomi-Psikologis
Ketenangan batin dari pemberi zakat/sedekah akan
mengantarkannya berkonsentrasi dalam mengembangkan
harta. Menginfakkan (menyedekahkan) sebagian harta yang
dimiliki adalah sangat penting bagi seseorang untuk
kelancaran mencari rezeki. Allah swt. Tidak akan pernah suka
dengan mereka yang bersifat kikir karena secara tidak
langsung langsung hal itu telah menghambat laju aliran rezeki
menuju orang-orang yang dikehendaki Allah swt. Rezeki pada
seseorang itu hakikatnya adalah amanah. Allah swt tidak akan
mempercayakan distribusi rizkinya kepada orang yang kikir.
Sebeliknya Allah swt. Akan mempercayakan distribusi
rizkinya kepada orang yang dermawan, sebab orang yang
dermawan secara tidak langsung berarti telah melancarkan
laju penyebaran rizki Allah dengan menyalurkanya menuju
tempat-tempat yang semestinya.

Kesimpulan
Dari uraian secara keseluruhan mengenai pembahasa sedekah
dalam Alquran, maka perlu kiranya ditarik beberapa kesimpulan
antara lain:
Sedekah yang akar katanya adalah sha-da-qa bermakna jujur,
benar, memberi dengan ikhlas. Mengisyaratkan bahwa orang-orang
yang bersedekah berarti telah berlaku jujur kepada dirinya sendiri
mengenai kelebihan yang telah di berikan oleh allah swt kepada
dirinya. Sehingga ia memberikan sedekahnya dengan ikhlas karena
mengharap keridhaan Allah swt. Masdardari kata sha-da-qa adalah
shadaqah di sebutkan dalam Alquran sebanyak 5 kali surat-surat yang
berbeda, yaitu: QS. Al-Baqarah, [2]: (196, dan 263); QS. An-nisa’,
[4]: (114); QS. At-Taubah, [9]: (103); dan QS. Al-Mujadilah, [58]:
(12).
Sedekah, infak, dan zakat memiliki persamaan dan perbedaan
antara lain; sedekah, infak, dan zakat mempunyai tujuan yang sama
yakni untuk mengajukan kepada setiap muslim agar berlaku
215 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an

dermawan dengan senantiasa mencari keridhaan Allah swt, dari segi


hukum sedekah/infak dan zakat berbeda yaitu zakat hukumnya wajib
dan sedekah hukumnya sunnat. Zakat memiliki ketentuan jumlah dan
kurun waktu yang ditentukan dalam pengeluaranya,
sedangkansedekah/infak tidak demikian, zakat berupaharta atau
berbentuk materi seperti harta dan non materi seperti perbuatan dan
ucapan yang baik.
Dan sekian banyak ayat-ayat di dalam Alquran yang berbicara
tentang sedekah yang penulis kaji penafsiranya secara tematik,
kebanyakan menekankan pada petunjuk tentang bagaimana cara atau
etika dalam bersedekah antara lain: larangan menyakiti hati penerima
sedekah, larangan menyebut-nyebut sedekah dengan tujuan riya’,
kebolehan bersedekah dengan sembunyi-sembunyi dan terang-
terangan.
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 216

DAFTAR PUSTAKA

Azhari Akmal Tarigan, 40 Pesan Ramadhan, Cet. I; Jakarta: Siraja


Prenada Media Group, 2008.

Baqi, Muhammad Fuad Abdul. Mu’Jam al-Mufahras li al-Fazi


Alquran, Indonesia: Maktabah Dahlan, tt,

Cawidu, Harifuddin. Konsep Kufur dalam Alquran, Bandung: Bulan


Bintang, 1991.

Departemen Agama Republik Indonesia, al-Quran dan Terjemahnya


Ed. Baru: Bandung: Lubuk Agung, 1999.

M. Syafi’i El-Bantanie, Zakat, Infak & Sadakah, Cet.I Bandung:


Salmadani, 2009.

Munawwir, Ahmad. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia


Terlengkap, Edisi Lux Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1984.

Al-Naisaburi, Abu Hasan Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-


Qusyairi Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-Fikr, 1983.

Qutb, Sayyid. Tafsir Fi Zilal al-Quran, Cet. II; Jakarta: Gema Insani
Press, 2000.

Anda mungkin juga menyukai