Anda di halaman 1dari 1

Disregulasi Emosi dalam Perspektif Islam

Islam memandang manusia sebagai makhluk yang bertakwa ketika mereka senantiasa mengikuti
perintah Allah dan taat dalam imannya. Al-Quran menunjukkan tentang pentingnya mengendalikan
diri dan hawa nafsu (termasuk emosi marah, senang, bahagia, cemas). Ketika manusia tidak mampu
mengendalikan dirinya sesuai dengan petunjuk Allah, maka mereka termasuk golongan yang sesat,
zhalim dan jauh dari berkah Allah (Q.S Al-Maidah; 77). Mengikuti hawa nafsu dan memenuhi
keinginannya semata justru membuat

Manusia semakin bersusah hati. Namun kondisi ini tidak seharusnya membuat manusia berputus asa
dan berburuk sangka kepada Allah (Q.S Az-zumar; 53).

Sesungguhnya seseorang yang mengeluh dan berkeluh kesah atas kondisinya, mampu mengurangi
beban tersebut dengan cara rajin bersedekah (menginfakkan hartanya), menahan amarah (bersabar
di saat marah), dan mudah memaafkan. Karena hal tersebut adalah ciri-ciri orang yang bertakwa
kepada Allah dan kebaikan-kebaikan tersebut dibalas melebihi yang telah dilakukannya kepada orang
lain (Q.S Ali-imran; 133-134).

Anda mungkin juga menyukai