Anda di halaman 1dari 10

TAQWA

Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi dan wiqayah


yang berarti takut, menjaga, memelihara dan
melindungi. Maka taqwa dapat diartikan sebagai
sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam
pengalaman ajaran agama islam. Taqwa secara
bahasa berarti penjagaan/ perlindungan yang
membentengi manusia dari hal-hal yang menakutkan
dan mengkhawatirkan. Oleh karena itu, orang yang
bertaqwa adalah orang yang ` takut kepada Allah
berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan
perintah-Nya dan tidak melanggar larangan-Nya
kerena takut terjerumus ke dalam perbuatan dosa.

Taqwa adalah sikap mental seseorang yang selalu ingat


dan waspada terhadap sesuatu dalam rangka
memelihara dirinya dari noda dan dosa, selalu
berusaha melakukan perbuatan-perbuatan yang baik
dan benar, pantang berbuat salah dan melakukan
berbagai makna yang terkandung dalam taqwa,
kedudukannya sangat penting dalam agama islam dan
kehidupan manusia karena taqwa adalah pokok dan
ukuran dari segala pekerjaan seorang muslim.
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah juga menegaskan
bahwa ketakwaan bukanlah menyibukkan diri dengan
perkara yang sunnah namun melalaikan yang wajib.

Termasuk dalam cakupan takwa, yaitu


dengan membenarkan berbagai berita yang
datang dari Allah dan beribadah kepada
Allah sesuai dengan tuntunan syariat.
Ketakwaan kepada Allah itu dituntut di setiap
kondisi, di mana saja dan kapan saja. Maka
hendaknya seorang insan selalu bertakwa
kepada Allah, baik ketika dalam keadaan
tersembunyi/sendirian atau ketika berada di
tengah keramaian/di hadapan orang.

Hubungan dengan Allah SWT


Seorang yang bertaqwa (muttaqin) adalah seorang yang
menghambakan dirinya kepada Allah SWT dan selalu
menjaga hubungan dengannya setiap saat sehingga kita
dapat menghindari dari kejahatan dan kemunkaran serta
membuatnya konsisten terhadap aturan-aturan Allah.
Memelihara hubungan dengan Allah dimulai dengan
melaksanakan ibadah secara sunguh-sungguh dan ikhlas
seperti mendirikan shalat dengan khusyuk sehingga dapat
memberikan warna dalam kehidupan kita, melaksanakan
puasa dengan ikhlas dapat melahirkan kesabaran dan
pengendalian diri, menunaikan zakat dapat
mendatangkan sikap peduli dan menjauhkan kita dari
ketamakan.

Ketaqwaan kepada Allah dapat dilakukan dengan


cara beriman kepada Allah menurut cara-cara
yang diajarkan-Nya melalui wahyu yang sengaja
diturunkan-Nya untuk menjadi petunjuk dan
pedoman hidup manusia, seperti yang terdapat
dalam surat Ali-imran ayat 138 yang artinya:

inilah (Al-quran) suatu ketenangan bagi


manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi
orang-orang yang bertaqwa . (QS. Ali-imran
3:138)

Hubungan manusia dengan dirinya


sendiri
Selain kita harus bertaqwa kepada Allah
dan berhubungan baik dengan sesama
serta lingkungannya, manusia juga harus
bisa menjaga hati nuraninya dengan baik
seperti yang telah dicontohkan oleh nabi
Muhammad SAW dengan sifatnya yang
sabar, pemaaf, adil, ikhlas, berani,
memegang amanah, mawas diri dll.

Selain itu manusia juga harus bisa mengendalikan


hawa nafsunya karena tak banyak diantara umat
manusia yang tidak dapat mengendalikan hawa
nafsunya sehingga semasa hidupnya hanya menjadi
budak nafsu belaka seperti yang tertulis dalam Alquran Surat Yusuf ayat 53 yang artinya:

Dan aku tidak membebaskan diriku (berbuat


kesalahan), sesungguhnya nafsu itu menyuruh
kepada kejahatan, kecuali siapa yang diberi rahmat
oleh tuhanku. Sesungguhnya tuhanku maha
pengampum lagi maha penyayang. (QS. Yusuf
12:53)

Hubungan manusia dengan manusia


Agama islam mempunyai konsep-konsep dasar
mengenai kekeluargaan, kemasyarakatan,
kebangasaan dll. Semua konsep tersebut
memberikan gambaran tentang ajaran-ajaran
yang berhubungan dengan manusia dengan
manusia (hablum minannas) atau disebut pula
sebagai ajaran kemasyarakatan, manusia
diciptakan oleh Allah terdiri dari laki-laki dan
perempuan. Mereka hidup berkelompok-kelompok,
berbangsa-bangsa dan bernegara. Mereka saling
membutuhkan satu sama lain sehingga manusia
dirsebut sebagai makhluk social.

sebab kelebihan suatu kaum tidak terletak


pada kekuatannya, harkat dan
martabatnya, ataupun dari jenis kelaminnya
karena bagaimanapun semua manusia
sama derajatnya dimata allah, yang
membedakannya adalah ketaqwaannya.
Artinya orang yang paling bertaqwa adalah
orang yang paling mulia disisi allah swt.
Penulis:
Fakhrurrazi
FAISAL

Silahkan

bagi anda
yang ingin
bertanya..

Anda mungkin juga menyukai